75
TABEL HASIL WAWANCARA
No. Pertanyaan
Wawancara
Hasil Wawancara
1. Apa saja faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah di BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin pada tahun 2019? Dari sisi internal dan eksternal?
Faktor internal penyebab pembiayaan bermasalah karena adanya kesalahan yang dilakukan oleh pengurus BMT dalam melakukan survey lapangan terhadap anggota yang mengajukan pembiayaan. Kebanyakan dari anggota yang mengalami penunggakan ditengah masa pembiayaan karena adanya perubahan karakter anggota seperti anggota yang memiliki gaya hidup yang tinggi, serta pengeluaran anggota yang lebih besar daripada penghasilannya. Sedangkan, dari faktor eksternal yaitu berasal dari anggota itu sendiri. Kebanyakan dari anggota yang sulit untuk melakukan pembayaran disebabkan karena berbagai macam hal seperti anggota yang mendahulukan keperluan pribadinya yang tidak mendesak, anggota yang tidak memperhatikan tanggal jatuh tempo pembiayaan, bahkan ada anggota yang melakukan pinjaman tetapi seiring berjalannya pembiayaan ternyata tidak hanya anggota tersebut yang menggunakannya tetapi juga orang lain. Faktor lain yaitu usaha yang dijalankan oleh anggota tidak berjalan baik, atau adanya kerugian pada usaha yang dijalankan anggota karena mayoritas sebagian anggota yang berasal dari pedagang pasar mengalami kebanjiran pada tempat usahanya.
2. Apa saja faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah di BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin pada tahun 2020?
Pada tahun 2020 penyebab anggota mengalami kesulitan untuk melakukan pembayaran kewajibannya dikarenakan adanya pandemi covid-19 yang berpengaruh besar terhadap perekonomian anggota, khususnya anggota yang berasal dari pedagang pasar. Usaha yang dijalankan anggota cenderung mengalami penurunan/ kerugian sehingga anggota sulit untuk membayar kewajibannya ke BMT karena tidak memiliki penghasilan. Dan juga adanya musibah banjir yang cukup besar melanda Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin. Akibatnya usaha yang dijalankan oleh anggota banyak yang mengalami kerugian.
3. Pembiayaan apa saja yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin?
Tidak semua pembiayaan dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin tetapi kebanyakan hanya pembiayaan murabahah, ijarah, rahn dan kafalah. Untuk akad yang paling sering atau paling banyak digunakan yaitu berupa produk UGT Multiguna Tanpa Agunan
76
pembiayaan/ pembiayaan murabahah. Dan dari semua pembiayaan, murabahah yang memiliki tingkat risiko tertinggi dibandingkan dengan akad lainnya. Dan pembiayaan lain seperti seperti ijarah, rahn, dan kafalah tergolong aman karena rendahnya tingkat pemakaian anggota.
4. Apa yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin apabila kemungkinan terjadi pembiayaan bermasalah?
BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin mengantisipasi terjadinya pembiayaan bermasalah, dengan memberi persyaratan kepada anggota untuk menyerahkan agunan sebelum melakukan pembiayaan di BMT. Agunan dapat berupa sertifikat tanah, BPKB, emas dan lain-lain. Agunan yang diberikan oleh anggota kepada BMT akan dijual kembali apabila anggota tidak mampu untuk memenuhi pembayaran kewajibannya. Penjualan atas dasar kesepakatan antara kedua belah pihak. Dan bisa juga dilakukan perubahan/perpanjangan jangka waktu pembayaran anggota (restrukturisasi pembiayaan) apabila terjadinya penunggakan tetapi anggota masih memiliki niat untuk melakukan pembayaran kewajibannya.
5. Apa yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah yang terjadi? Bagaimana proses restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan?
Apabila terjadi penunggakan pembiayaan, biasanya anggota meminta kepada BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin untuk perpanjangan waktu pembayaran/ pengurangan jumlah angsuran. Restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan yaitu dengan menerapkan reschedulling (penjadwalan kembali) apabila anggota yang mengalami pembiayaan macet namun dianggap masih memiliki niat untuk memenuhi kewajibannya atau usaha yang dimilikinya masih tetap berjalan. BMT dapat melakukan proses reschedulling seperti menjadwalkan kembali pembayaran kewajiban oleh anggota dan perpanjangan jangka waktu pembayaran. Selanjutnya, ada proses reconditioning yaitu dengan memberikan pengurangan pada jumlah angsuran atau penurunan margin anggota.
6. Apakah BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin menerapkan restrukturisasi pembiayaan pada proses restructuring?
Tidak, selama ini BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin hanya menerapkan proses reschedulling dan reconditioning, restrukturisasi hanya dengan melakukan proses perpanjangan jangka waktu pembayaran dan memberikan pengurangan jumlah angsuran serta penurunan margin anggota.
77
7. Sebelum memberikanpembiayaan terhadap anggota apakah BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin
melakukan penilaian dengan menerapkan prinsip 5C+1S?
Ya, BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin melakukan analisis penilaian oleh pengurus BMT berupa 5C+1S yang terdiri dari: Character (Karakter), Capacity (Kemampuan), Capital (Modal), Collateral (Jaminan), Condition of economic (Kondisi Perekonomian) dan Sharia (Syariah).
8. Bagaimana proses penilaian dengan prinsip 5C+1S pada aspek character (karakter) yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin?
Selama ini penulusuran yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin terhadap anggota dapat dikatakan cukup mudah dikarenakan hampir semua anggota BMT terdiri dari pedagang pasar disekitar kota Banjarmasin sehingga memudahkan pengurus BMT melakukan penilaian karakter anggota dengan langsung mengunjungi ke tempat tersebut. Penilaian karakter terhadap anggota dilakukan dengan berkunjung ke tempat tinggal dan lingkungan sekitar anggota untuk mengamati sekaligus menanyakan langsung kepada anggota dan orang terdekat (masyarakat sekitar) mengenai sifat, perilaku dan religiositas anggota. Penilaian terhadap karakter anggota merupakan hal terpenting dalam penyaluran pembiayaan di BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin. Karena dari karakter anggota yang menentukan bertanggung jawab atau tidaknya anggota dalam melakukan suatu pembayaran kewajibannya. Bahkan, jika agunan yang diserahkan anggota sudah sesuai, tetapi jika karakter anggota tidak baik maka akan memungkinkan terjadinya risiko terkait kewajibannya dalam melakukan pembayaran. 9. Bagaimana proses penilaian dengan prinsip 5C+1S pada aspek capacity (kemampuan) yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin?
Penilaian terhadap kemampuan anggota dilakukan BMT dengan melakukan penelusuran ke tempat tinggal anggota. Penelusuran tersebut berupa penggalian informasi tentang pengeluaran kebutuhan bulanan anggota dan jumlah kredit yang belum jatuh tempo.
10. Bagaimana proses penilaian dengan prinsip 5C+1S pada
Dengan melakukan wawancara dan kunjungan langsung ke tempat usaha atau tempat tinggal anggota guna mengetahui tingkat permodalan yang dimiliki anggota, serta melakukan wawancara
Lanjutan
78
aspek capital (modal)yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin?
kepada masyarakat sekitar mengenai keadaan tempat usaha dan tempat tinggal anggota. 11. Bagaimana proses penilaian dengan prinsip 5C+1S pada aspek collateral (jaminan) yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin?
Penilaian agunan yang dilakukan oleh bagian dengan melihat dari harga dan fisik barang yang diserahkan oleh anggota dan jika suatu saat terjadi risiko yakni anggota tidak sanggup lagi untuk melunasi kewajibannya, maka agunan milik anggota akan dilakukan penjualan oleh pengurus BMT. 12. Bagaimana proses penilaian dengan prinsip 5C+1S pada aspek condtion of economic (kondisi ekonomi) yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin?
Dengan cara berkunjung ke tempat tinggal anggota yang akan mengajukan pembiayaan. Penilaian ini dilakukan dengan mengamati kualitas dan kuantitas barang yang dimiliki di rumah.
13. Bagaimana proses penilaian dengan prinsip 5C+1S pada aspek sharia (syariah) yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin?
Penilaian terhadap aspek syariah dilakukan dengan melihat bidang usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta menanyakan langsung kepada anggota terkait keperluan dalam melakukan pembiayaan apakah terdapat kesesuaian pengajuan pembiayaan terhadap prinsip syariah.
14. Dalam penerapan manajemen risiko, bagaimana proses identifikasi risiko yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin?
Dalam menerapkan manajemen risiko pembiayaan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin melakukan penilaian kemungkinan munculnya risiko dari sebelum terjadinya suatu pembiayaan (pra-akad) dan saat pembiayaan tersebut dilakukan (masa pembiayaan). Proses identifikasi risiko yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap tempat tinggal dan lingkungan sekitar anggota, agunan, usaha yang dimiliki, penilaian lebih kepada proses 5C+1S.
79
15. Dalam penerapanmanajemen risiko, bagaimana proses pengukuran risiko yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin?
Setelah melakukan identifikasi terhadap risiko pembiayaan, BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin melakukan pengukuran risiko dengan melakukan penilaian kepada anggota dari pra-akad, seperti penilaian karakter, kondisi keuangan, potensi terjadinya suatu kegagalan dalam melakukan pembayaran yang dilihat dari kondisi usaha anggota, dengan menerapkan prinsip analisis pembiayaan 5C+1S. Dan pada masa pembiayaan dengan melakukan evaluasi secara berkala.
16. Dalam penerapan manajemen risiko, bagaimana proses pemantauan risiko yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin?
BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin melakukan proses pemantauan risiko dengan mengetahui kondisi keuangan terakhir dari anggota, menilai agunan yang diberikan, menilai kepatuhan anggota terhadap persyaratan dalam perjanjian pembiayaan. Dan pada masa pembiayaan dengan memantau kepatuhan anggota terhadap persyaratan dalam perjanjian pembiayaan dan mengidentifikasi ketidak-tepatan pembayaran dan mengklarifikasi serta menggolongkan pembiayaan bermasalah secara tepat waktu.
17. Dalam penerapan manajemen risiko, bagaimana proses pengendalian risiko yang dilakukan BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin?
BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin melakukan pengendalian risiko dengan cara melaporkan setiap penyimpangan/kesalahan yang terjadi dengan tepat waktu. Adapun salah satu sistem pengendalian yang membantu BMT UGT Nusantara Cabang Banjarmasin dalam meminimalisir terjadinya risiko pembiayaan bermasalah yaitu dengan cara reschedulling (penjadwalan kembali) dan reconditioning (persyaratan kembali).