• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN APIP DALAM MENGAWAL AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN APIP DALAM MENGAWAL AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN DESA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

THIS IS YOUR

PRESENTATI ON TITLE

1

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

PERAN APIP DALAM MENGAWAL

AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN DESA

Jakarta, 18 Mei 2017

(2)

ARTI PENTING

PEMBANGUNAN

DESA

(3)

Pembangunan Indonesia Tidak

Ada Artinya Tanpa

Membangun Desa

Pentingnya Desa

(4)

FAKTA & DATA

80%

20%

Luas Wilayah Indonesia

Pedesaan Perkotaan

Sumber: BPS, 2015

128.5 126.3

Komposisi Penduduk (dlm Juta)

Pedesaan Perkotaan

Sumber: BPS, 2015 Sumber: BPS, 2016

17.28 10.49

Komposisi Penduduk Miskin

Pedesaan Perkotaan

(5)

PROGRAM DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAMPEMBANGUNAN DESA

2016 : Rp 46,96 triliun 2017 : Rp 60 Trilyun

Dana Desa

*http://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/17/01/04/oj8rc619-kemiskinan-di-desa-tetap-besar

(6)

PELAKSANAAN DANA DESA

PENYALURAN DANA DESA

Akuntabilitas Dana Desa

Akuntabilitas Keuangan

Akuntabilitas Kinerja

Dana desa yang dikelola bebas dari penyimpangan

Dana desa yang digunakan

memberikan manfaat sebesar-besarnya

untuk kesejahteraan masyarakat desa

(7)

POTENSI MASALAH & HAMBATAN

Regulasi & Kelembagaan

Tata Laksana

Pengawasan

Sumber Daya Manusia

Peraturan dan petunjuk teknis pengelolaan keuangan desa belum lengkap

Formula pembagian dana desa belum transparan

Pembagian penghasilan perangkat desa belum adil

Kewajiban penyusunan laporan

pertanggungjawaban oleh desa tidak efisien karena regulasi tumpang-tindih

 Acuan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) belum ada

 Penyusunan APBDesa tidak sepenuhnya menggambarkan kebutuhan yang diperlukan desa

 Transparasi rencana penggunaan dan pertanggungjawaban APBDesa rendah

 Pertanggungjawaban keuangan desa belum sesuai standar dan rawan manipulasi

 Efektivitas pengawasan pengelolaan keuangan

 Saluran pengaduan masyarakat belum dikelola dengan baik

 Evaluasi dan pengawasan

pemerintah daerah belum jelas

 Potensi korupsi tenaga pendamping dengan

memanfaatkan lemahnya aparat desa

 Perangkat desa belum memiliki

kompetensi yang cukup

(8)

PERAN APIP DALAM MENJAMIN PELAKSANAAN DANA DESA

1 4

2

3

5

Memastikan jumlah dana desa yang disalurkan tepat sasaran dan tepat jumlah

Memastikan perencanaan penggunaan dana desa memberikan manfaat terhadap masyarakat desa

Memastikan bahwa penggunaan dana desa sesuai yang direncanakan dan memberikan manfaat terhadap masyarakat desa (Tepat Guna)

Memastikan pertanggungjawaban penggunaan desa sesuai dengan aturan yang berlaku

Memastikan bahwa dana desa

bebas dari penyelewengan

(9)

SARAN

Peningkatan Integritas dan Kompetensi dari kepala desa dan perangkat desa.

1

2 1

3 4

5

Pembangunan sistem pengelolaan keuangan yang sederhana tapi kuat dan adanya transparansi pengelolaan keuangan di tingkat desa.

2

Mengintegrasikan sistem perencanaan dan penganggaran desa dengan perencanaan dan penganggaran pemerintah daerah.

3

Pendampingan penggunaan dana desa mulai perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan oleh APIP guna memastikan tepat sasaran dan mencegah terjadinya penyimpangan.

4

Penguatan APIP Kab/Kota/Provinsi sebagai fungsi pengawasan

penggunaan dana desa.

5

(10)

ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PERMASALAHAN EFISIENSI BIROKRASI

Money Follow Program

Alokasi anggaran harus digunakan untuk

program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat, misalnya infrastruktur,

pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan

kesehatan (pemerintahan berorientasi hasil)

e-Government

Dalam sistem pemerintahan

elektronik, rakyat dapat mengakses dokumen-dokumen pemerintah dan semua hal dapat dilihat secara

transparan, termasuk soal anggaran publik

Stop Pemborosan Anggaran Seberapapun anggaran yang diberikan kepada K/L/Pemda pasti habis tetapi tujuan (hasil) tidak tercapai

Fokus Kinerja Bukan SPJ ASN jangan terlalu

menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk

mengurusi SPJ

Menghemat jumlah anggaran yang dibelanjakan dari kegiatan-kegiatan yang tidak

penting

Anggaran digunakan hanya untuk membiayai

program/kegiatan prioritas yang mendukung pencapaian

tujuan Pembangunan

Anggaran yang digunakan menghasilkan manfaat besar

untuk masyarakat

EFISIENSI

(11)

EFISIENSI BIROKRASI MELALUI PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA

UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN

Azas akuntabilitas dalam penyelenggaraan negara

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

Kewajiban melaporkan akuntabilitas keuangan dan akuntabilitas kinerja pemerintah

UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

SAKIP diperlukan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan anggaran berorientasi pada hasil

RENCANA STRATEGIS

SISTEM AKUNTABILITAS

KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)

MEMASTIKAN SASARAN K/L DAN PEMERINTAH DAERAH SESUAI DENGAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERJANJIAN KINERJA

MEMASTIKAN UPAYA PENCAPAIAN TARGET- TARGET DIPERJANJIKAN KEPADA PEJABAT YANG BERKOMPETEN

PENGUKURAN KINERJA

MEMASTIKAN KEMAJUAN

PENCAPAIAN TARGET DIUKUR DENGAN TEPAT

PENGELOLAAN DATA KINERJA

MEMASTIKAN DATA KINERJA DIKELOLA DENGAN BAIK UNTUK MENGETAHUI

PENCAPAIAN DARI TAHUN KE TAHUN

PELAPORAN KINERJA

MEMASTIKAN PENCAPAIAN KINERJA DILAPORKAN KEPADA PEMBERI AMANAH SECARA JUJUR REVIU DAN

EVALUASI KINERJA MEMASTIKAN

PENCAPAIAN KINERJA TELAH DIRIVIU DAN DIEVALUASI

MEMASTIKAN TERDAPAT PERBAIKAN BERKELANJUTAN UNTUK PENINGKATAN KINERJA

 Asas pengelolaan keuangan negara adalah akuntabilitas berorientasi hasil

 Penerapan anggaran berbasis prestasi kinerja

(12)

HASIL EVALUASI SAKIP K/L & PEMDA TAHUN 2015-2016

Skala nilai Kementerian/

Lembaga

Pemerintah Provinsi

Kabupaten / Kota Kategori Range

Nilai

2015 2016 2015 2016 2015 2016

AA 90-100 0 0 0 0 0 0

A 80-90 4 4 2 3 1 2

BB 70-80 21 28 7 6 7 10

B 60-70 36 37 8 13 31 57

CC 50-60 16 10 13 10 174 199

C 30-50 0 3 3 2 239 193

D 0-30 0 0 1 0 14 14

Efisien

Inefisiensi

Semakin tinggi nilai akuntabilitas

kinerja semakin tinggi tingkat

efisiensi penggunaan

anggaran

INSTANSI PEMERINTAH DENGAN NILAI AKUNTABILITAS KINERJA DIBAWAH

70 (50K/L, 24 PROV, 456 KAB/KOTA) BERPOTENSI TERJADI

INEFISIENSI

> 30% DARI APBN/APBD di luar

Belanja Pegawai

± 392,87 T

1. Tidak jelas hasil yang akan dicapai

(tujuan/sasaran tidak berorientasi hasil).

2. Ukuran kinerja tidak jelas.

3. Tidak ada keterkaitan antara Program/Kegiatan dengan Sasaran.

4. Rincian kegiatan tidak sesuai dengan maksud kegiatan.

INEFISIENSI TERJADI KARENA :

(13)

PETA KELEMBAGAAN LNS - (BERDASARKAN DASAR HUKUM) PEMBENTUKANNYA

• Tahun 2014, 10 LNS dihapus

• Tahun 2015, 2 LNS dihapus

• Tahun 2016, 9 LNS dihapus

• Tahun 2017, 2 LNS dihapus

85 5 14

104

127 10

Diamanatkan Undang-undang tapi belum terbentuk

Tahun 2017

Dibentuk berdasarkan Undang-undang

Dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah

Dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden/

Keputusan Presiden

(14)

PEMBUBARAN LNS

1 Badan Benih Nasional *)

2 Badan Pengendali Bimbingan Masal *)

3 Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan *)

4 Komite Pengarah Pengembangan Kawasan

Ekonomi Khusus, Pulau Batam, Pulau Bintan, Pulau Karimun*)

5 Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi 6 Dewan Kelautan Indonesia

7 Dewan Nasional Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Dewan Nasional) *)

8 Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional 9 Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

• Efisiensi Angaran (APBN) sebesar 25.347 juta

• Pengalihan 130 orang PNS ke K/L terkait

Perpres 124/2016 -> pembubaran Komisi AIDS

Perpres 116/2016 -> pembubaran 9 LNS

Keterangan:

*) Lembaga tersebut sudah tidak aktif

Perpres 21/2017 -> pembubaran BPLS

(15)

PENGGABUNGAN LNS

KADI

KPPI

KRPI

Komite Anti Dumping Indonesia

Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia

Komite Remedi Perdagangan Indonesia

– Mempertahankan dan memperkuat fungsi perlindungan pasar domestik/

industri dalam negeri dari pengaruh perdagangan global, dengan

menggabungkan KADI dan KPPI

menjadi Komite Remedi Perdagangan Indonesia (KRPI)

– Saat ini sedang disusun RPP KRPI

(16)

RASIO BELANJA PEGAWAI DALAM APBD

(TAHUN 2016) UNTUK PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA

NO RASIO

BELANJA PEGAWAI DALAM APBD (%)

JUMLAH PEMDA KABUPATEN/KOTA

1 Kurang dari 50 % 375

2 Lebih dari 50 % 134

Sumber: Kementerian Keuangan, 2016

diolah oleh Kementerian PANRB, 2016

(17)

DISTRIBUSI PNS – 10 INSTANSI TERBESAR

Per Maret 2017

(18)

KOMPOSISI ASN

JFT Guru 1.636.322 37,60 %

JFT Kesehatan 264.305 6,07 %

JFT Teknis 372.740 8,57 %

JF U (Administrasi) 1.643.535 37,77 %

J Struktural 434.588 9,99 %

TOTAL PNS 4.351.490 100 % JUMLAH PNS

PER MARET 2017

JFU

Administrasi

= 67%

Asal Jumlah Pengangkatan Persentase (%)

RasioTerhadap terhadap Total PNS

Tenaga Honorer 1.103.861* 58.8% 24.6%

Pelamar Umum 775.884 41.2% 17.3%

PENGANGKATAN CPNS NASIONAL

TENAGA HONORER Vs PELAMAR UMUM (2005-2014)

Sumber: BKN, *Oktober 2016

(19)

KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK

Melaksanakan Gerakan Satu Instansi Satu Inovasi dalam rangka

mempercepat peningkatan

kualitas pelayanan publik

2014: 515 Inovasi 2015: 1.189 Inovasi 2016: 2.476 Inovasi 2017: 3.054 Inovasi

1. Tahun 2014 Menghasilkan 5 Finalis Dunia 2. Tahun 2015

Menghasilkan 5 Finalis Dunia 2 diantaranya

mendapatkan posisi Runner Up, yaitu :

Inovasi

Kabupaten Aceh Singkil

Inovasi Kabupaten Sragen

One Agency One Innovation

Perkembangan Inovasi

Inovasi Terbaik (TOP 99, TOP 9, TOP 25, TOP 35) Replikasi

(Studi Tiru) Inovasi dalam

Percepatan Pelayanan

Publik

Inovasi yang diakui Internasional

(PBB)

KOMPETISI INOVASI PELAYANAN

PUBLIK

(20)

TOP 35 INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2016

(21)

• Izin Trayek Angkutan Darat Antar Negara, Antar Prov, antar Kab/Kota, dalam Kota/Kab.

• Pelayanan Perpajakan

• Pelayanan SKCK

• Pelayanan Nikah untuk Seluruh Agama

• Izin terkait Kemudahan Berusaha (EoDB) Pusat dan Daerah

• Pelayanan SIM

• Pelayanan Paspor

• Pelayanan Adm Kependudukan

Pemda yang sudah siap menerapkan:

• Pemerintah Kota Batam

• Pemerintah Kota Surabaya

• Pemerintah DKI Jakarta Terintegrasinya

Pelayanan Kewenangan

Pemerintahan Pusat, Provinsi, dan

Kabupaten/ Kota serta Swasta pada satu Gedung

Pelayanan yang Terintegrasi antara lain terdiri dari :

MALL PELAYANAN PUBLIK

(22)

TERIMA KASIH

A N Y Q U E S T I O N ?

Referensi

Dokumen terkait

Dengan lima indikator yang digunakan sebagai mengukur efektivitas penggunaan dana desa di Desa Pasarejo Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso yang meliputi tepat kebijakan,

1. Dana Desa di Desa Karangkates sudah digunakan dengan optimal karena sudah digunakan secara tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan desa serta digunakan untuk

Tingkat akuntabilitas dalam mengimplementasikan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban harus sesuai dengan

Fokus penggunaan dana desa dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat desa telah sesuai dengan prioritas penggunaan dana desa tahun 2016 dan 2017, yaitu mengutamakan

Bidang kegiatan pemberdayaan masyarakat desa lainnya yang sesuai dengan analisa kebutuhan desa dan ditetapkan dalam musyawarah desa....

Dana Desa yang bersumber dari APBN diberikan oleh pemerintah pusat kepada Desa untuk dikelolah sesuai dengan skala prioritas penggunaan dana Desa ini kemudian telah

4.3.2 Penerapan Akuntabilitas Dalam Pengelolaan Dana Desa Ditengah Pandemi Covid-19 Desa Sengeng Palie Dalam setiap proses pelaksanaan pertanggungjawaban dana desa, setiap Desa yang

Masyarakat yang terlibat secara aktif dalam memantau penggunaan dana publik dan memahami proses perencanaan anggaran memiliki kemampuan untuk memastikan bahwa dana tersebut dialokasikan