• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jawab Masalah UKM Tempe, Dosen ITN Malang Kembangkan Mesin Pengolah Kedelai yang Ramah Lingkungan dan Higienis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jawab Masalah UKM Tempe, Dosen ITN Malang Kembangkan Mesin Pengolah Kedelai yang Ramah Lingkungan dan Higienis"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Jawab Masalah UKM Tempe,

Dosen ITN Malang Kembangkan

Mesin Pengolah Kedelai yang

Ramah Lingkungan dan Higienis

Siapa yang tidak suka tempe, tahu, atau keripik tempe. Olahan berbahan dasar kedelai khususnya tempe dan keripik tempe ini merupakan makanan khas Malang. Namun dibalik enaknya camilan tersebut ternyata masih menyisakan problem dalam pemrosesan bahan baku.

Selama ini kebanyakan UKM dalam mengolah kedelai masih memanfaatkan sistem pelembangan/ayakan manual. Proses manual tersebut selain belum mampu meningkatkan produktifitas hasil olahan juga berdampak pada kesehatan para pekerja.

“Mereka (pekerja, Red) selama pelembangan harus merendam tangan tiap hari. Proses ini rawan terhadap penyakit kulit seperti gatal-gatal. Apa lagi diusia mereka yang tidak muda lagi antara 40-50,” terang Dr. I Komang Astana Widi, ST.MT., dosen Teknik Mesin ITN Malang saat ditemui di Kampus II, Sabtu (11/11).

Melihat fenomena tersebut Ir. Wayan Sujana, MT., Ir Teguh Rahardjo, MT., dan Dr. I Komang Astana Widi, ST.MT., berupaya memberikan jawaban atas masalah yang dihadapi UKM pengrajin tempe dan keripik tempe di Desa Sanan, Kota Malang. Melalui program pengabdian kepada masyarakat tahun 2017, dosen ITN Malang ini mengembangkan mesin dengan teknologi otomatis pengolahan kulit ari kedelai yang ramah lingkungan dan higienis.

Secara spesifik dosen sekaligus Wakil Dekan I FTI menjelaskan, beberapa kasus muncul dari model pelembangan/ayakan kedelai manual. Diantaranya, usia pekerja umumnya sudah tua; selama

(2)

pelembangan pekerja rawan terhadap penyakit kulit terutama pada tangan dan kaki; lamanya pelembangan dengan kapasitas besar akan merusak biji kedelai dan berdampak pada menurunnya kualitas serta produktifitas produk; dari segi ergonomi seringkali pekerja mengeluh karena kram atau kaku dibagian pinggul saat pelembangan; daya listrik yang dimiliki UKM umumnya sangat rendah antara 450 dan 900 watt sehingga UKM meminimalisir pemanfaatan teknologi dalam proses produksinya. “UKM umumnya memakai daya listrik rendah. Mereka ingin alat yang tidak ribet dan tidak menggunakan listrik. Sehingga kami mengakalinya dengan memakai pompa,” terang Komang biasa didapa.

Cara kerja alat ini sangat sederhana. Komang menggambarkan, setelah kedelai dimasukkan ke dalam alat, kemudian diberi tekanan dengan pompa air yang bersudut dari bawah. Tekanan air berputar inilah yang akan melepaskan kulit ari kedelai. Kulit ari yang ringan selanjutnya mengambang dan terkumpul diwadah penampungan.

Biji kedelai yang sudah mengelupas otomatis akan mengendap ke bawah. Pekerja bisa melihat melalui kaca di sisi samping alat. Kaca tersebut juga berfungsi untuk memonitor bersih tidaknya kedelai serta pengontrol tekanan air. Kalau kedelai kurang bersih bisa diulang lagi dengan memberikan tekanan air.

“ K a m i m e m a k a i p o m p a d e n g a n d a y a k e c i l a g a r a i r tidak muncrat saat dioperasikan. Operator juga bisa mengatur tekanan pompa kalau ingin kedelai lekas bersih tekanannya bisa dipercepat,” tambah dosen kelahiran Denpasar ini.

Memanfaatkan pompa air berkapasitan 145 watt, mesin pelembang kedelai dirancang memiliki kapasitas 5 kg dengan pengulangan proses dapat dilakukan setiap 20 menit. Dengan demikian, dalam 1 jam dapat memproses kedelai sekitar 15 kg. Ini jauh berbeda kalau menggunakan cara manual, untuk kapasitas 20 kg dibutuhkan waktu sekitar 2 jam.

(3)

“Berbeda dengan pengerjaan manual yang biasanya sedapatnya, bergantung pada skill dan kekuatan pekerja. Mesin ini bisa memberikan hasil yang lebih konsisten,” katanya berharap teknologi tepat guna bisa langsung dimanfaatkan oleh UKM. (mer/humas)

Kerjasama

dengan

Kemenristekdikti, ITN Malang

jadi Tuan Rumah Pelatihan

Hasil Penelitian dan PKM yang

Berpotensi Paten

Kesekian kalinya ITN Malang menjadi tuan rumah penyelenggaraan pelatihan yang berpotensi paten. Bertema Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang Berpotensi Paten, kegiatan dihelat di Hotel Golden Tulip Kota Batu, dari tanggal 13 s.d 15 November 2017.

Kegiatan yang diadakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ini diikuti oleh 72 dosen dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta se-Jawa Timur. Mereka terpilih setelah lolos seleksi dari berbagai judul bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berpotensi paten.

Perguruan tinggi peserta tersebut diantaranya, ITS, UB, UNM, Polinema, UMM, Universitas Islam Lamongan, Politeknik Negeri Madiun, Universitas Merdeka Madiun, STIKes Muhammadiyah Lamongan, Universitas PGRI Ronggolawe, STIKes Dian Husada, dsb.

(4)

Kerjasama dengan Kemenristekdikti, ITN Malang jadi Tuan Rumah Pelatihan Hasil Penelitian dan PKM yang Berpotensi Paten

Rektor ITN Malang Dr.Ir. Lalu Mulyadi, MT., dalam sambutannya berterimakasih atas kepercayaan Kemenristekdikti sehingga ITN Malang dipercaya menjadi tuan rumah kembali. Kegiatan ini menurutnya sangat membantu para dosen dan peneliti khususnya ITN Malang.

Rektor mengatakan, ITN Malang memiliki Sentra Kekayaan Intelektual (KI) dan sudah berjalan 5 tahun. Lembaga ini merupakan wadah untuk membantu dosen dan mahasiswa dalam mendaftarkan hak paten. Dengan umur yang masih muda Sentra KI diharapkan lebih banyak belajar, menggali informasi sehingga mampu berkembang.

“Dosen ITN memiliki banyak riset dan pengabdian masyarakat. Penelitian kami saat ini masuk dalam klaster utama. Untuk tahun depan kami targetkan ITN bisa naik kelas menjadi klaster mandiri,” jelasnya.

ITN Malang terus mengupayakan publikasi ilmiah dari para dosen dalam jurnal Scopus. “Kami merencanakan tahun ini sebanyak 100

(5)

jurnal bisa masuk dalam indeks Scopus. Dan kegiatan-kegiatan seperti ini merupakan semangat bagi ITN,” tambahnya.

Sementara itu Drs. Endang Taryono, Kasubdit Valuasi dan Fasilitasi Kekayaan Intelektual, Direktorat Pengelolaan KI Kemenristekdikti menjelaskan, kegiatan ini merupakan kegiatan terakhir dari 10 kegiatan sejenis. “Yang ingin kami peroleh dari kegiatan ini adalah pendaftaran paten dari perguruan tinggi,” tandasnya.

Dari hasil pemetaan, menurutnya Jawa Timur memiliki potensi lebih besar terhadap hasil riset dan pengabdian kepada masyarakat untuk dipatenkan. Dari 10 kegiatan tersebut target kemenristekdikti bisa menjaring sekitar 800 riset dan pengabdian kepada masyarakat.

Lebih lanjut Endang menyampaikan alasannya menggandeng ITN Malang dalam penyelenggaraan kegiatan ini karena ITN Malang bersedia dan memiliki fakultas teknik. “Paten pada dasarnya 99 persen berasal dari teknik, dan ini alasannya kami meminta ITN menjadi tuan rumah,” terangnya.

Selama pelatihan peserta akan didampingi oleh 11 fasilitator. Akan ada semacam klinik langsung untuk membimbing peserta secara teknis. Mereka akan diberi materi dan pelatihan tentang pemanfaatan sistem HKI dan sistem paten, metode penulisan dokumen spesifikasi paten, klarifikasi paten dan penelusuran informasi paten, serta penyusunan dokumentasi paten.

Endang berharap sebuah paten nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat, mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan bisa dikomersialisasikan. “Dengan jalan ini (paten, Red), mudah-mudahan bisa memberikan sumbangsih pada masyarakat,” tutupnya. (mer/humas)

(6)

Peringati Hari Tata Ruang

Nasional, PWK ITN Malang

Ramai-ramai Tanam Pohon di

Kali Mewek

Puluhan mahasiswa PWK ITN Malang beramai-ramai melakukan aksi penanaman pohon di Kali Mewek, RW 4, Kelurahan Tunjungsekar, Kota Malang, Rabu (8/10). Kegiatan ini merupakan wujud keprihatinan mahasiswa terhadap pelestarian lingkungan, karena banyaknya lahan produktif yang sudah beralih fungsi.

Kegiatan yang dibuka oleh Ir. Titik Poerwati, MT., Sekretaris Prodi PWK ini juga dalam rangka memperingati Hari Tata Ruang Nasional yang diperingati tiap tanggal 8 November sejak tahun 2008 lalu.

Rosnyyandari Martikasari Ketua HMPWK menjelaskan, kegiatan melibatkan 100 mahasiswa, 50 mahasiswa bertugas menanam pohon di lingkungan kampus dan sisanya di Kali Mewek.

“Sebagai mahasiswa PWK kami mempunyai kewajiban untuk mensosialisasikan bagaimana penataan ruang yang baik, dengan tidak mengesampingkan kelestarian lingkungan. Salah satunya kegiatan kami di Hari Tata Ruang ini dengan penanaman pohon,” ujar mahasiswa semester 7 ini.

(7)

Peringati Hari Tata Ruang Nasional PWK ITN Malang Ramai ramai Tanam Pohon di Kali Mewek

Sedangkan pohon yang ditanam adalah pohon buah produktif dan tanaman toga. Menurut Sari sapaan akrabnya, pohon-pohon tersebut diperoleh dari sumbangan para dosen dan mahasiswa. “Kalau di Kali Mewek yang ditanam pohon buah, seperti mangga, markisa, jambu, dan tanaman toga. Sekitar 25 pohon yang ditanam,” jelasnya.

Tahun ini menurutnya sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya kegiatan hanya berupa pembersihan sungai di dekat kampus, tapi tahun ini selain membersihkan sungai di Kali Mewek juga diadakan penanaman pohon.

Ilham Pamungkas koordinator penanaman pohon Kali Mewek mengungkapkan, perhatian PWK ke sungai Kali Mewek beralasan. Kegiatan ini tidak hanya menyelamatkan lingkungan dari pencemaran dan erosi, namun juga penyelamatan salah satu sungai kuno yang ada di Malang dari masa Akuwu Tumapel yang kemudian berganti nama menjadi Singosari. “Rencananya Kali Mewek akan digunakan sebagai wisata edukasi atau lebih dikenal Bamboo Mewek Park,” kata Ilham. (mer/humas)

(8)

Call for Papers – Seminar

Nasional Inovasi Dan Aplikasi

Teknologi

Di

Industri

(SENIATI) 2018

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri (SENIATI) merupakan kegiatan rutin dari Fakultas Teknologi

Industri Institut Teknologi Nasional Malang yang dilaksanakan setiap tahun. SENIATI 2018 kali ini mengambil tema “Green Technology and Sustainable Innovation”. Bertujuan sebagai sarana para akademisi, praktisi, masyarakat pemerhati di bidang teknologi industri, pemerintah dan industri dalam menyampaikan hasil penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang teknologi industri. Selain itu juga sebagai sarana pengembangan riset dan penerapannya di bidang teknologi industri dalam upaya pengembangan teknologi yang ramah lingkungan.

Topik Makalah

Green – Sustainable Energy 1. Manufacturing Technology 2. Mechanical Design 3. Advance Material 4.

Industrial Engineering Design 5.

Industrial Engineering Science 6.

Science Operation Management 7.

(9)

Human Resources Management 8. Power System 9. Renewable Energy 10.

Electronic and Control System 11.

Computer System 12.

Telecommunication System 13.

Software Design and Development 14.

Artificial Intelligent and Its Application 15.

Proses Kimia Berbasis Lingkungan Hidup 16.

Optimalisasi Proses Industri 17.

Pembicara / Keynote Speakers

Dr. Ir. Wawan Rusiawan, MM (Direktur Riset dan 1.

Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF))

Prof. Ir. I.N.G. Wardana, M.Eng, PhD. (Peneliti bidang 2.

Advance Technology dan peraih penghargaan tingkat dunia; Penemu alat konfersi minyak jelantah menjadi hidrogen) Prof. Erry Yulian Triblas Adesta, PhD)

3.

Tanggal Penting dan Biaya

Batas Akhir Pengumpulan Full Paper : 15 Desember 2017 Pengumuman Penerimaan Paper : 21 Desember 2017

Batas Akhir Pengumpulan Revisi Paper : 6 Januari 2018 Batas Akhir Registrasi dan Pembayaran:

Batas Akhir Pembayaran : 13 Januari 2018,-Pemakalah : Biaya Rp.

550.000,-Non Pemakalah : Rp.

250.000,-Peserta Mahasiswa D3, S1 : Rp.

30.000,-Jumlah Halaman Makalah max 6 Halaman (kelebihan halaman Rp. 25.000/hal)

Tambahan Makalah Rp. 250.000/makalah

Biaya Pemesanan Buku Proceeding : Rp.

200.000,-SENIATI 2018 akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Februari 2018 Jam 08.00 – Selesai

(10)

Pendaftaran Melalui

S e c a r a o n l i n e m e l a l u i w e b s i t e S E N I A T I 2 0 1 8 1.

(http://seniati.itn.ac.id) (menu REGISTRASI ONLINE)

Transfer biaya pendaftaran ke : BNI – 470045456 a/n Dra. 2.

Sri Indriani, MM.

Konfirmasi dan bukti pembayaran diupload ke website 3. SENIATI 2018 (http://seniati.itn.ac.id)

Fasilitas

Seminar Kit 1. Sertifikat 2.

Makan Siang + Coffe Break 3.

Seluruh paper dimuat di Proceeding online ber-ISSN 4.

(versi cetak dapat dipesan)

Selected paper dipublikasikan di jurnal ber-ISSN 5.

Contact Person

Joseph – 085336377657 1. Faisol – 082213077772 2. Nelly B – 08121744820 3.

ITN Malang jadi Focal Point

Dorong Inventor Patenkan

Penelitian

MoU (Memorandum of Understanding) antara ITN Malang dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) pada Selasa 31 Oktober 2017 lalu menjadi motivasi bagi kampus biru untuk makin berkarya dan memanfaatkan kekayaan intelektual (KI).

(11)

Dengan penandatanganan nota kesepahaman ini menurut Dr. Dimas Indra Laksmana, ST.,MT., Ketua Sentra KI ITN Malang, otomatis ITN menjadi salah satu focal point dalam menjelaskan mengenai paten kepada peneliti atau inventor. Kesempatan kerjasama ini akan dimanfaatkan secara optimal oleh ITN untuk kepentingan inventor dan pihak yang membutuhkan.

“Inventor di sini adalah penemu atau pencipta di dalam paten. Tugas ITN juga mengadakan sosialisasi secara internal kepada perguruan tinggi dan eksternal kepada perusahaan/industri yang melakukan riset. Kegiatan ini sebenarnya sudah kami lakukan dari tahun kemarin,” terangnya saat jumpa pers, di Kampus I, Kamis (2/11).

Pentingnya pendaftaran hak cipta/paten disadari betul oleh ITN Malang. Terbukti sebanyak 160 lebih karya dosen dan mahasiswa sudah mendapat hak cipta. “Jumlah ini akan terus bertambah dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sedangkan jumlah paten yang terdaftar lebih dari 7 buah,” tambahnya.

Dimas membeberkan, untuk proses pendaftaran paten sejauh ini membutuhkan waktu satu bulan, sedangkan pengumuman bisa diperoleh antara rentang waktu satu sampai tiga tahun. Bergantung dari ada tidaknya jumlah claim menyangkut kesamaan atau tidaknya karya. Lamanya searching paten inilah yang kadang dirasakan menjadi kendala dalam pendaftaran hak paten. “Dengan adanya kerjasama dengan DJKI, maka akan dibantu oleh TISC-WIPO dalam menyediakan layanan akses informasi di bidang teknologi. Peneliti bisa melakukan searching data paten dan bisa meningkatkan kesadaran mereka di bidang paten,” paparnya. “Sebenarnya kendalanya adalah bagaimana peneliti mencari sesuatu yang baru. Karena syarat hak paten ada tiga, mengandung kebaruan atau novelty, bisa dimanfaatkan oleh dunia industri dan penemuan tidak biasa dan tak terduga, di sini maksudnya benar-benar baru dan inovatif yang tidak duplikasi,” pungkasnya. (mer/humas)

(12)

ITN Malang Boyong 10 Medali

dalam Kejuaraan Taekwondo

Mahasiswa se-Kota Malang

10 medali sekaligus dipersembahkan oleh UKM Taekwondo kepada ITN Malang dari kejuaraan Taekwondo antar pelajar dan mahasiswa Kota Malang. Bertempat di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 1 Oktober lalu, Taekwondo ITN Malang membawa pulang dua emas, dua perak dan enam perunggu.

Yang menarik dari tim Taekwondo ITN Malang dalam kejuaraan ini adalah keikutsertaan Nicolas Alnando. Ia merupakan mahasiswa baru Teknik Geodesi semester satu. Baru satu bulan ia dinobatkan sebagai mahasiswa ITN Malang dan bergabung di UKM Taekwondo namun berhasil memyabet emas dari kejuaraan tersebut.

Hebatnya mahasiswa asli Kalimantan Timur ini baru kali pertama menggikuti pertandingan. Meskipun awalnya takut karena belum pernah punya pengalaman bertanding. “Ini merupakan kejuaraan pertama saya, meskipun awalnya ragu dan takut bertanding,” ungkapnya polos.

Kepiawaiannya bertanding sebenarnya sudah terasah sejak sekolah. Sebelum masuk ITN selama dua tahun ia menekuni Muay Thai, seni beladiri yang berorientasi olahraga dengan teknik sarat pukulan, tendangan, siku dan serangan lutut. “Saya juga pernah satu tahun belajar Taekwondo,” katanya saat bertemu di kantor humas ITN Malang, Sabtu (14/10).

(13)

ITN Malang Boyong 10 Medali dalam Kejuaraan Taekwondo Mahasiswa se-Kota Malang

Perpindahan dari awalnya menekuni Muay Thai kemudian

mempelajari Taekwondo turut mempengaruhi gerakan-gerakan Nicolas. Ia mengungkapkan kesulitannya saat harus mengontrol gerakan tangan, padahal beladiri asal Korea ini lebih mengandalkan tendangan/kaki. “Kalau di Muay Thai semua badan harus digerakkan, sedangkan di Taekwondo fokusnya di kaki. Jadi sering kontrol tangan lepas begitu saja,” ungkapnya.

Kontrol tangan yang sesing lepas ini ternyata terbawa juga pada kejuaraan Taekwondo mahasiswa se-Malang. Saat bertanding melawan UIN ia sempat memukul lawan, padahal 20 poin sudah terkumpul dan sedikit lagi menuju kemenagan. “Khawatir juga sih, tapi sukurnya hanya diberi peringatan saja dari wasit,” aku mahasiswa yang mengikuti kejuaraan kelas U-58 Senior Putra ini sambil tersenyum.

(14)

U-61 Senior Putra. Medali perak dipersembahkan oleh Fernando Juniantar Saputra N.T, dan Piter Budi Raharjo. Sedangkan medari perunggu masing-masih diperoleh oleh, Mario Alves Pereira, Andana H Lempow, M Alfan A Darmawan, Ahmad Ridwan, Fitransah Ibrahim dan Reza Gulam Zulfikar. (mer/humas)

Amri Mahardika Pujana Raih

Perunggu dalam Kejuaraan

Provinsi 2017 di Kediri

Menghadapi Asian Games 2018 berbagai daerah mempersiapkan diri merekrut dan melatih atlit-atlitnya dalam berbagai kejuaraan. Tak terkecuali Kota Malang turut ambil bagian, salah satunya dalam cabang beladiri Taekwondo dengan mengikutsertakan atlitnya dalam Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) 2017, di GOR Joyoboyo Kediri, 5-6 Oktober lalu.

Dari 30 atlit Kota Malang yang ikut bertanding terdapat Amri Mahardika Pujana mahasiswa ITN Malang yang berhasil menyabet medali perunggu di kelas U-54 Senior Putra. Berlaga dengan atlet Taekwondo dari 20 kabupaten dan kota se-Jatim membuat mahasiswa asli Kalimantan Tengah ini harus berhadapan dengan atlit pelatnas asal Lumajang. “Kejuaraan ini untuk merekrut atlit yang akan dikirim ke Asean Games nanti, makanya di sana kami bertemu dengan atlit-atlit nasional,” jelasnya saat berkunjung ke humas, Sabtu (14/10).

(15)

Amri Mahardika Pujana Raih Perunggu dalam Kejuaraan Provinsi 2017 di Kediri

Saat berhadapan dengan atlit pelatnas tersebut ia akhirnya tumbang dan memperoleh medali perunggu. Akhirnya atlit pelatnas itu mendapat medali emas dan berhak menuju Asian Games, sedangkan perak diraih oleh atlit asal Kediri. Prestasi mahasiswa Geodesi ini sudah terasah sejak kecil. Berawal dari hobinya yang suka berkelahi maka oleh sang ayah Amri kecil dimasukkan dalam ekstra Taekwondo. Dari hobinya beladiri tersebut ia pernah meraih emas dan perak. “Medali emas saya waktu ikut kejuaraan tingkat provinsi tahun 2009,” katanya. Ia mengaku, hanya sebulan untuk mempersiapkan diri di kejuaraan provinsi. Selain persiapan fisik seperti latihan beban, lari, dan sparring, ia juga ketat menjaga asupan makanan. “Makanan pedas dan es dikurangi, apalagi merokok harus dihindari. Kalau melanggar pantangan biasanya kekuatan fisik akan menurun,” ungkapnya.

(16)

Meskipun masih semester lima tapi Amri sudah dipercaya teman-temanya di UKM Taekwondo untuk menjadi pelatih. Saat ini ia bersama teman-temannya sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti kejuaraan mahasiswa tingkat nasional di Jakarta Desember mendatang.

“Kami akan menurunkan semua personil. Persiapannya seperti biasa hanya latihan perlu ditambah. Biasanya seminggu sekali menjadi lima kali seminggu. Kami juga sesekali latihan bersama di kampus lain. Biasanya di Brawijaya,” tutupnya. (mer/humas)

ITN Malang Sabet Tiga Medali

dalam Taekwondo International

Invitation 2017

Prestasi membanggakan diukir oleh mahasiswa ITN Malang dalam cabang olahraga beladiri Taekwondo tingkat internasional. Dalam ajang Taekwondo International Invitation 2017 yang dihelat 23 – 24 September lalu di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, ITN Malang menurunkan empat pemain. Dari empat pemain tersebut ITN berhasil meraih 3 medali, dua perak dan satu perunggu. Mereka adalah Mariano Alves Pereira dan Cristian Darwanto meraih medali perak sedangkan Imam Darma Aji meraih medali perunggu.

Mariano Alves Pereira menceriterakan perjuangannya selama mengikuti kejuaraan yang diikuti hampir 2000 peserta dari empat negara yaitu, Malaysia, Kamboja, Timor Leste, dan Indonesia sendiri sebagai tuan rumah. Dalam kejuaraan tersebut Mariano mengaku sempat kurang fokus sehingga membuatnya kalah. “Saya memang sempat kurang fokus sehingga sulit mengontrol

(17)

emosi. Kalau di Taekwondo kurang bisa kontrol emosi maka permainanya bisa dipastikan akan berantakan,” ungkapnya saat bermain dalam kelas U-54 Senior Putra.

Mahasiswa asli Timor Leste ini semasa sekolah merupakan atlit kungfu. Bergabung dengan Taekwondo di ITN Malang merupakan kesenangan tersendiri baginya karena bisa menyalurkan hobi olah raga beladiri.

Beda dengan temannya sesama peraih medali perak Cristian Darwanto, mahasiswa Teknik Geodesi semester 3 ini memang sedari sekolah merupakan atlit Taekwondo. Sering mengikuti kejuaraan tingkat propinsi kemudian mencoba kejuaraan tingkat internasional membuatnya semakin tertantang. “Ternyata semakin tinggi kompetisi, kita akan banyak bertemu dengan atlit-atlit yang bagus,” tuturnya pada humas ITN Malang, Sabtu (14/10). Pernah menendang kepala lawan saat kompetisi di Bandung membuatnya semakin berhati-hati dalam bertanding. “Di even ini

Alhamdulillah saya belum sempat kena tendangan kepala. Harus

pintar-pintar saja untuk mengelak,” tukasnya.

Mahasiswa asli Lombok ini merasa senang berhasil menyabet medali perak dalam kelas U-54 Senior Putra serta membawa nama baik ITN Malang ke kancah internasional. “Senang bisa membawa nama almamater. Tapi masih terlalu cepat kalau harus merasa bangga, karena masih ada keinginan untuk mendapat prestasi yang lebih baik,” katanya.

Sedangkan peraih medali perunggu didapat dalam kelas U-58 Senior Putera atas nama Imam Darma Aji. (mer/humas)

(18)

Frisai Wicaksono, Kreator

Virtual Lab dan BUDI KEREN

Tidak semua laboratorium memiliki ruangan yang luas, jumlah modul praktikum yang banyak, dan jumlah instruktur sebanding dengan jumlah praktikan. Seiring perkembangan teknologi maka Frisai Wicaksono wisudawan terbaik Prodi Teknik Elektro S.1 Konsentrasi Teknik Elektronika ITN Malang merancang sistem remote laboratory.

Pemilik IPK: 3,80 ini merancang dan membuat modul praktikum menggunakan raspberry pie berbasis remote laboratory yang diaplikasikan pada modul sistem bilangan biner dan fungsi logika. Dengan begitu mahasiswa dapat melakukan praktikum di luar laboratorium. Rancangan ini sekaligus ia gunakan sebagai tugas akhir.

(19)

“Mahasiswa dapat melakukan praktikum dimana saja tidak harus berada di laboratorium. Tetapi bisa melakukan praktikum di luar, bisa di kantin, di lobi selama masih dalam satu jaringan yang sama, ini juga bisa disebut virtual lab (laboratorium maya, Red),” paparnya.

Menurut Frisai sapaan akrabnya, keunggulan metode ini praktikan dipaksa melakukan praktikum secara individu. Mereka secara tidak langsung harus mengerti, memahami dan dapat mengoperasikan setiap percobaan secara detail dari praktikum yang mereka lakukan.

“Berbeda dengan cara konvensional dimana praktikum dilakukan secara kelompok. Biasanya hanya satu atau dua orang yang bekerja, sedang yang lain hanya mengandalkan temannya,” jelasnya.

Tidak hanya dalam hal praktikum saja, menurutnya karya ini bisa dikembangkan untuk aktivitas administrasi praktikum seperti pembayaran dan penjadwalan praktikum. “Semua bisa dilakukan secara otomatis, bahkan bisa digunakan untuk pre test, melihat sejauh mana praktikan memahami praktikum yang sudah dilaksanakan,” bebernya.

Teknologi memang bukan hal yang asing bagi pemuda kelahiran Malang 7 Oktober 1994 ini. Sebelumnya Frisai beberapa kali mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dari sekian PKM-nya yang menarik adalah “BUDI KEREN” (Pembuatan Kecambah Modern) berbasis mikrokontroller ATMEGA 16.

“Melihat petani kecambah di Singosari yang masih memakai sistem manual, maka tercetuslah ide ini,” ujarnya.

Frisai mengilustrasikan, biasanya petani tiga jam sekali melakukan penyiraman dalam mengecambahkan kedelai, selama tiga hari. Maka dibuatlah alat budidaya kecambah otomatis. Sebagai pembaca suhu dan kelembaban alat digunakan sensor SHT11, dan dilengkapi pemanas serta kipas sebagai pembantu menstabilkan suhu yang telah di tetapkan. “Dengan penggunaan alat ini

(20)

dihasilkan kecambah berkualitas bagus dari segi ukuran, dibandingkan secara manual lebih pendek,” katanya.

Keuletan Frisai dalam mengembangkan kemampuannya tidak hanya tercermin lewat PKM saja. Selama ia kuliah bersama kakak tingkat ia pernah membuat conveyor penyortir dan pengecekan kematangan buah. Saat itu ia dimintai tolong orang untuk membuatkan alat pemilah buah sesuai ukuran dan kematangan. Dengan menggunakan sensor maka alat akan mendeteksi apakah buah sudah matang atau belum. Dilengkapi dengan sistem sortir otomatis alat juga bisa memilah buah sesuai ukuran yang seragam. “Kematangan dan ukuran disesuaikan dengan keinginan konsumen,” pungkasnya. (mer/humas).

Mahasiswa ITN Malang Ciptakan

Smarthome,

Cara

Efektif

Melindungi Rumah

Mobilitas manusia yang cenderung tinggi terkadang menimbulkan kekhawatiran saat harus meninggalkan rumah apalagi dalam waktu yang lama. Karena kebutuhan terjaminnya keamanan rumah inilah yang mencetuskan ide cerdas Riko Cahyo Prabowo, salah satu wisudawan terbaik program studi Teknik Listrik D III ITN Malang, dengan IPK 3,66.

Riko biasa disapa berhasil membuat sistem pengontrolan rumah terpadu yang dapat dioperasikan dalam jarak jauh atau biasa disebut smarthome. Dengan smarthome pemilik rumah dapat mengetahui kondisi rumah sekaligus dapat menyalakan dan

(21)

mematikan alat penerangan dari jarak jauh sesuai kebutuhan.

Uniknya sebagai media komunikasi dalam rancang bangun smarthome ini Riko melengkapinya dengan sistem keamanan menggunakan ardunino-uni berbasis SMS (short message service). Menggunakan miniatur rumah pintar smarthome mengendalikan 13 titik lampu yang terbagi tiga grup, dan sistem keamanan menggunakan limit switch/saklar pembatas yang dipasang pada pintu dan jendela serta buzzer sebagai alarm. Kartu SIM yang digunakan disesuaikan dengan kekuatan sinyal yang bagus di wilayah smarthome digunakan.

Mahasiswa ITN Malang Ciptakan Smarthome, Cara Efektif Melindungi Rumah

Lebih jauh Riko memaparkan, apa bila limit switch pada pintu tertekan, secara otomatis buzzer akan berbunyi terus sampai t o m b o l r e s e t d i t e k a n . S a a t i t u j u g a a r d u n i n o a k a n

(22)

memerintahkan SIM 800L untuk mengirim sms “pintu terbuka” kepada nomor telepon yang digunakan sebagai remot, agar pemilik rumah mengetahui bahwa pintu telah dibuka.

“Pengontrolan dan pengendalian dapat dilakukan dari jarak jauh melalui sms. Smarthome ini juga dapat mendeteksi apabila rumah dalam keadaan kosong dan pintu dibuka maka alarm akan berbunyi dan mengirimkan sms pada si pemilih rumah,” tuturnya saat konferensi pers, Kamis (28/9).

“Kelebihan alat ini lebih ekonomis dan efisien, karena SMS bisa menggunakan koneksi 3G maupun 2G,” katanya.

Untuk menghemat biaya SMS maka ia menggunakan grup komunitas. Dalam percobaannya saat SMS dikirim maka ada beberapa lampu yang menyala bersamaan. Misalnya grup 1 terdiri dari lampu teras, ruang tengah dan ruang belakang, maka sekali perintah SMS dikirim “1 on” maka ketiga lampu tersebut akan menyala. Setelah lampu menyala maka arduino akan mengirim SMS balasan yang berisi “grup 1 hidup”.

Bagaimana kalau handphone hilang ? Menurutnya pemilik rumah tidak perlu khawatir, karena tinggal menyerel ulang di arduino. Ini juga berlaku saat ganti nomor handphone maupun rumah berganti pemilik tentunya.

Ke depan, bagi Riko masih terbuka peluang untuk pengembangan smarthome miliknya. Misalnya pada sistem keamanan bisa ditambah dengan menggunakan sensor api, dan sensor gas. Penambahan sensor untuk memberitahukan apabila terdapat lampu yang putus, atau terjadi kebakaran rumah.

Hasil karyanya mendapat apresiasi tersendiri dari dosen pembimbing. Terbukti selain lolos uji skripsi dengan berjudul : “Rancang Bangun Smarthome dengan Security System Menggunakan Arduino-Uno Berbasis Sms” dosen pembimbingnya juga meminta

(23)

Referensi

Dokumen terkait

dokter untuk melakukan pengelolaan klasifikasi termasuk membuat model klasifikasi, uji klasifikasi, serta penyetingan atribut target. Buat model klasifikasi dilakukan untuk

Lempung adalah bahan berbutir halus (<0,002mm), terdapat secara alami dan bersifat tanah, tersusun oleh mineral-mineral lempung (senyawa alumina silikat hidrat) dan

5.46: Penari badut dari Bali, dalam arja cowok (arja dengan pemain semua laki-laki biasanya dengan perempuan juga) yang memakai pakaian yang dibuat khusus untuk menari, bukan pakaian

Faktor dominan pernikahan usia muda di Dusun IX Seroja Pasar VII Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dikarenakan hamil diluar nikah (Marrige

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik Berdasarkan pengujian tersebut, didapatkan hasil bahwa variabel perubahan rentabilitas,

Aplikasi ini juga mampu membuat dan menyajikan komponen biaya tetap dan biaya variable, mencatat bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik,

Departemen Kesehatan (Depkes) menyatakan bahwa gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada awal masa kehidupan bayi antara lain disebabkan oleh kekurangan gizi sejak bayi

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan sebagai bentuk pemberian pemahaman kepada anggota kelompok pengajian Asysyifa mengenai Konsep Simpan Pinjam dan Riba dalam Islam,