• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laprak Masker Peel Off

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laprak Masker Peel Off"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETOLOGI

SEDIAAN MASKER PEEL OFF

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum Kosmetologi pada Semester 6 Program Studi Farmasi Angkatan 2013 OLEH KELOMPOK 2 D Agustin Medika 1113102000069 Aulia Wardahani E. 1113102000054 Puspa Novadianti S. 1113102000028 Ramaza Rizka 1113102000076 KELAS BD

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Jeruk merupakan buah tropis yang kaya akan manfaat. Manfaatnya yaitu dapat meringankan sembelit, wasir dan kanker kolon bisa dihindari. Jeruk juga kaya akan serat yang dapat memperlancar proses pencernaan. Selain kaya gizi, zat kimia terkandung seperti bioflanid, minyak atsiri limonen, asam sitrat, linalin asetat dan fellandren dipercaya dapat menyembuhkan penyakit batuk, menurunkan demam, dan membuat suara merdu (Prahasta, 2010). Di bidang kosmetik, jeruk telah dimanfaatkan sebagai ekstrak yang ditambahkan pada produk perawatan kulit dan tubuh. Kandungan vitamin C dalam buah jeruk berkhasiat sebagai antioksidan yang dapat melawan penuaan kulit seperti timbulnya flek akibat penumpukan melanin. Mekanisme vitamin C sebagai antioksidan yaitu dengan menginhibisi aktivitas tirosinase sehingga menghambat pembentukan melanin (pigmen yang menentukan warna kulit) (Anggraini, 2008).

Tidak dapat dipungkiri, kosmetika bagi masayarakat kini termasuk ke dalam kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kosmetika yang banyak digunakan oleh masyarakat ialah masker. Masker adalah kosmetik yang dipergunakan pada tingkat terakhir dalam perawatan kulit wajah tidak bermasalah. Penggunaannya dilakukan setelah massage, dioleskan pada seluruh wajah kecuali alis, mata, bibir sehingga akan tampak memakai topeng wajah. Masker juga termasuk kosmetik yang bekerja secara mendalam (depth cleansing) karena dapat mengangkat sel-sel tanduk yang sudah mati. Terdapat berbagai macam masker, salah satunya yaitu masker peel off. Masker peel off merupakan masker yang praktis penggunaannya, setelah kering

(3)

masker dapat langsung dilepas dan dapat menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit wajah.

Masker peel off banyak digunakan karena kepraktisannya. Penggunaan ekstrak pada masker peel off menjadi hal yang lumrah dilakukan. Ekstrak jeruk dapat digunakan pada masker peel off. Selain membersihkan, masker pell off yang memiliki kandungan ekstrak buah jeruk juga bersifat antiaging dan dapat memutihkan kulit. Dengan demikian, pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan masker peel off dengan tambahan ekstrak buah jeruk.

II. Rumusan Masalah

A. Bagaimana formulasi masker peel off?

B. Bagaimana cara pembuatan masker peel off?

III. Tujuan Praktikum

A. Untuk mengetahui formulasi masker peel off B. Bagaimana cara pembuatan masker peel off

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I Tanaman Jeruk

A Klasifikasi Tanaman Jeruk

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sinensis (L.) Osbeck

(Sumber: http://www.plantamor.com/index.php?plant=350)

B Deskripsi Tanaman

Tanaman jeruk manis mempunyai akar tunggang panjang dan akar serabut (bercabang pendek kecil) serta akar – akar rambut. Bila akar tunggang mencapai tanah yang keras atau tanah yang terendam air, maka pertumbuhannya akan berhenti. Tetapi bila tanahnya gembur, panjang akar tunggang bisa mencapai 4 meter. Akar cabang yang mendatar bisa mencapai 6 – 7 meter. Perakaran jeruk manis tergantung pada banyaknya unsur hara di dalam tanah dan umumnya di

(5)

kedalaman 0,15 – 0,50 meter. Pohon jeruk manis berbentuk bulat dan tingginya mencapai 5 – 15 meter.

Daun jeruk manis berwarna hijau tua dan tidak merangas. Berbentuk bulat telur (elips) dengan panjang ± 5 – 15 cm, ujungnya runcing sedikit tumpul dan sedikit berlekuk. Tepi daun bergirigi halus dan pada kedua permukaannya tidak berbulu. Bunga jeruk manis adalah bunga majemuk seperti anak payung, tandan atau malai kebanyakan berkelamin 2, kelopak dan mahkota bunga berjumlah 4 – 5, dan berdaun lepas. Bunga jeruk manis berwarna putih, keluar dari ketiak daun atau pucuk ranting yang masih muda, berbau harum dan banyak mengandung nectar atau madu. Jeruk manis berkulit tebal ± 4 mm, bentuk buah bulat, warna kulit luar hijau sampai jingga atau orange, warna daging buah kuning pucat sampai dengan kuning segar.

Gambar 1 Tanaman Jeruk C Kandungan Buah Jeruk dan Kegunaannya

Jeruk memiliki berbagai kandungan gizi yang sangat tinggi, tidak hanya vitamin C dalam 180 gr buah jeruk, juga terdapat nutrisi lainnya seperti protein, kalori, dan serat yang sangat tinggi. Berikut data lengkap kandungan gizi dalam sebuah jeruk, antara lain:

(6)

Gambar 2 Kandungan Gizi Buah Jeruk (Sumber: NutritionFacts.com)

Jeruk manis mengandung betakaroten dan bioflavanoid yang dapat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler. Pektinnya juga banyak terdapat dalam buah dan kulit jeruk, manfaatnya membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL). Jeruk juga berlimpah kandungan flavanoidnya yang berfungsi sebagai antioksidan menangkapradikal bebas penyebab kanker juga menghalangi reaksi oksidasi LDL yang menyebabkan darah mengental dan mencegah pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah. Jeruk juga kaya akan kandungan gula buah yang dapat memulihkan energi secara cepat. (Prahasta, 2010)

Manfaat jeruk untuk kecantikan antara lain, yaitu dapat menghilangkan noda hitam, jerawat dan bekas noda , mengencangkan pori-pori, menghapus kulit mati, kulit bersinar, mengatasi flek hitam, mengatasi pori-pori kulit membesar dan melembabkan kulit. Selain itu ektrak jeruk juga dapat memperkuat pertahahanan kulit, sebagai antioksidan, dan melindungi kulit dari proses penuaan. (Carmelo, dkk., 2014)

I. Kulit

A. Anatomi Kulit

Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar.fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti

(7)

pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi, pengatur suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan infeksi dari luar. Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar (montagen, renault, debreuil).

Luas kulit pada manusia rata-rata ± 2 meter persegi, dengan bobot 10 kg jika dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak.kulit terbagai atas dua lapisan utama, yaitu epidermis (kulit ari) sebagai lapisan yang paling luar dan dermis (korium, kulit jangat). Di bawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak kulit.

Gambar 3 Struktur Kulit a) Epidermis

Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena kosmetik dipakai pada epidermis itu. Meskipun terdapat beberapa jenis kosmetik yang digunakan sampai ke dermis, tetapi tetap penampilan epidermis yang menjadi tujuan utama. Dengan adanya kemajuan teknologi, dermis menjadi tujuan dalam kosmetik medik.

(8)

Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter, misalnya pada terlapak kaki dan telapak tanggan, dan lapisan yang tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Sel-sel epidermis ini disebut keratinosit.

1) Lapisan tanduk (stratum corneum) terdiri tas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak meiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit mengadung air.

2) Lapisan jernih (stratum Iucidum) terletak tepat di bawah stratum corneum, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.

3) Lapisan berbutir-butir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut. Stoughout menkerut.

4) Lapisan malphigi (stratum spinosum atau malphigi layer) memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri, intinya besar dan oval, dan setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdirit atas serabut protein.

5) Lapisan basal (stratum germinativum atau membran basalis) adalah lapisan terbawa epidermis. Di dalam stratum germinativum juga terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinoset melalui dendrit-dendritnya.

b) Dermis

Berbeda dengan epidermis yang tersusun oleh sel-sel dalam berbagai bentuk dan keadaan, dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kalogen dan elastis, yang berada didalam substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari gelatin mukopolisakarida, serabut kalogen dapat mencapai 72 persen dari keseluruhan bobot kulit manusia bebas lemak. Di dalam dermis terdapat adneksa-adnesksa seperti folikel rambut, papila rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut,

(9)

ujung pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak kulit (subkutis/hipodermis).

B. Klasifikasi Kulit

Pada umumnya keadaan kulit dibagi menjadi 3 jenis yaitu kulit kering, kulit normal, dan kulit berminyak. Kulit kering adalah kulit yang kadar airnya kurang, kulit normal adalah kulit dengan kadar air yang tinggi dan kadar minyak yang rendah sampai normal, sedangkan kulit berminyak adalah kulit dengan kadar minyak dan air yang tinggi.

a.Ciri-ciri yang terlihat pada kulit kering: kulit kusam, bersisik, mulai tampak kerutan-kerutan, dan pori-pori tidak terlihat.

b. Ciri-ciri yang terlihat pada kulit normal: kulit tampak segar dan cerah; cukup tegang dan tekstur halus; pori-pori terlihat, tetapi tidak terlalu besar; kadang terlihat berminyak di bagian dahi, dagu, serta hidung.

c.Ciri-ciri yang terlihat pada kulit berminyak: tekstur kulit kasar dan berminyak; pori-pori besar; mudah kotor dan berjerawat.

II. Masker

A. Definisi Masker

Menurut KBBI, masker adalah sediaan yang berwujud cairan (atau bahan lunak) yang dioleskan untuk membersihkan dan mengencangkan kulit, terutama kulit wajah. Saat ini banyak sekali jenis masker yang diperjualbelikan, ada yang berbentuk bubuk, krim dan gel, bahkan ada juga yang terbuat dari kertas dan plastik. Masker buatan sendiri dari bahan-bahan alami seperti buah, sayurdan telur juga dapat menjadi pilihan. Masker dioleskan dengan bantuan kuas khusus untuk masker pada seluruh wa jah, leher dan pundak dan dada bagian atas,kecuali bagian mata dan bibir, karena bagian tersebut sangat sensitif. Sambil menunggu masker mengering, oleskan eye-cream di sekitar mata dan lip-conditioner di bibir. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kekeringan kulit di sekitar mata dan bibir.

(10)

B. Jenis-Jenis Masker

Jenis-jenis masker menurut Harry (2000) yaitu sebagai berikut.

1. Masker Serbuk

Masker serbuk merupakan bentuk masker yang paling awal dan populer. Banyak produsen kosmetika baik tradisional maupun modern yang memproduksi jenis masker serbuk. Biasanya masker serbuk terbuat dari bahan-bahan yang dihaluskan dan diambil kadar airnya. Dipilih masker serbuk yang sesuai dengan jenis kulit. Cara membuatnya adalah campurkan 1 sendok makan masker serbuk dengan air mawar secukupnya, kemudian aduk sampai rata dan oleskan pada wajah, leher, pundak dan dada bagian atas dengan menggunakan kuas khusus untuk masker yang halus. Arah pengolesan sebaiknya dari bawah ke atas dan biarkan sampai mengering yaitu sekitar 15 menit. Pada saat mengangkat masker yang telah mengering di bagian wajah, masker jangan langsung diangkat dengan handuk, basahi dahulu bagian yang tertutup masker hingga masker kembali basah, baru diangkat dengan menggunakan waslap atau handuk yang lembab hangat sampai bersih.

2. Masker Krim

Penggunaan masker krim sangat praktis dan mudah. Saat ini telah tersedia masker krim untuk aneka jenis kulit, yang dikemas dalam kemasan tube. Salah satu keuntungan lain dari masker krim adalah dapat dipadukan dari beberapa jenis bahan masker. Oleh karena itu masker ini merupakan pilihan tepat bagi mereka yang memiliki kulit kombinasi. Untuk daerah kering, gunakan masker untuk kulit kering, sedangkan untuk daerah berminyak, gunakan masker untuk kulit berminyak. Kenakan masker

(11)

krim pada wajah dan leher, tunggu hingga kering (15 hingga 20 menit) dan angkat dengan menggunakan handuk yang lembab hangat.

3. Masker Gel

Masker gel juga termasuk salah satu masker yang praktis, karena setelah kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu dibilas. Masker gel biasa dikenal dengan sebutan masker peel-off. Manfaat masker gel antara lain dapat mengangkat kotoran dan sel kulit mati sehingga kulit menjadi bersih dan terasa segar. Masker gel juga dapat mengembalikan kesegaran dan kelembutan kulit, bahkan dengan pemakaian yang teratur, masker gel dapat mengurangi kerutan halus yang ada pada kulit wajah. Cara kerja masker peel-off ini berbeda dengan masker jenis lain. Ketika dilepaskan, biasanya kotoran serta kulit ari yang telah mati akan ikut terangkat. Fungsi masker peel-off sama dengan scrub cream/krim pengelupas. Karena itu jika memilih menggunakan masker peel-off sebaiknya tidak bersamaan pemakaiannya dengan pengelupasan /peeling/scrubbing. Beri selang waktu minimal 7 hari untuk melakukan keduanya. Jika tidak, kulit akan mengalami pengelupasan dua kali dengan tenggang waktu relatif singkat yang tidak cukup untuk melakukan regenerasi. Akibatnya kulit justru akan tampak kusam dan tidak berseri.

4. Masker Kertas atau Kain

Masker jenis kertas atau kain biasanya mengandung bahan-bahan alami yang dapat meluruhkan sel-sel kulit mati, membantu menyamarkan bercak atau noda hitam, mengecilkan pori-pori, serta memperhalus kerutan di wajah. Selain itu masker ini dapat merangsang pertumbuhan sel kulit baru dan membuat kulit lebih berseri. Masker kertas biasanya berbentuk lembaran

(12)

menyerupai wajah dengan beberapa lubang di bagian mata, hidung dan mulut. Sedangkan masker kain berupa gulungan kecil yang harus diuraikan.

C. Masker Peel Of

Kosmetika wajah yang umumnya digunakan tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya dalam bentuk masker wajah peel off. Masker peel off merupakan salah satu jenis sediaan masker yang praktis dan mudah saat penggunaannya. Masker peel off terbuat dari bahan karet, seperti polivinil alkohol atau damar vinil asetat. Masker peel off biasanya digunakan dalam bentuk gel atau pasta, yang dioleskan ke kulit muka. Setelah alkohol yang terkadung dalam masker menguap, terbentuklah lapisan film yang tipis dan transparan pada kulit muka. Setelah berkontak selama 15 hingga 30 menit, lapisan tersebut diangkat dari permukaan kulit dengan cara.

D. Fungsi Masker Peel Of

Masker peel off memliki beberapa manfaat diantaranya mampu merileksasi otot-otot wajah, membersihkan, menyegarkan, melembabkan, dan melembutkan kulit wajah (Vieira, 2009). Maker berbentuk gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya penggunaan yang mudah, serta mudah untuk dibilas dan dibersihkan. Selain itu, dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti membran elastik.

E. Mekanisme Masker Peel Of dalam Membersihkan

Kotoran

Masker membentuk tembus terang (transparan) pada kulit. Bahan dasar adalah bersifat jeli dari gum, tragakan, lateks dan biasanya dikemas dalam tube. Penggunaanya langsung diratakan pada kulit wajah. Adapun cara mengangkatnya dengan cara mengelupas, diangkat pelan-pelan secara utuh mulai dagu ke atas sampai ke pipi dan berakhir di dahi. Jenis masker yang ada di pasaran biasanya tergantung merk, ada yang untuk semua jenis kulit, ada yang dibedakan sesuai jenis kulit.

(13)

Masker gel termasuk salah satu masker yang praktis, karena setelah kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu dibilas (masker peel-off). Masker peel-off menggunakan polimer pelarut air. Kulit bisa meregang karena strukturnya yang kuat. Masker peel-off mengangkat kotoran dari permukaan kulit dan pori-pori ketika masker tersebut dikelupas.

Masker peel off dibuat dengan unsur elastic seperti polivinil alkohol atau unsur elastic seperti latex itu atau unsure karet alami lain yang dikombinasikan. Seperti masker kering pada kulit, masker ini dikeraskan dan dibentuk tipis, Lentur, biasanya lembar transparan pada kulit. Dalam hal ini, masker bukan dihilangkan oleh bilasan air tapi dengan dikupas pada wajah. Dengan kedua masker yaitu yang di bilas atau dikelupas, sangat penting waktu untuk memenuhi sisa masker pada wajah dengan instruksi manufaktur. Masker biasanya dihilangkan 15 hingga 30 menit setelah penggunaan.

Masker dapat dibuat dari campuran komposisi seperti clay (digunakan untuk masker rinse off) dengan komponen elastis (digunakan untuk masker peel off). Hidrokoloid (seperti carboxymethyl cellulose) dapat ditambahkan untuk semua tipe masker. Komposisi terakhir yang dipakai untuk masker yaitu apaka dapat dibilas/rinse off atau dikelupas/peel off. Masker tidak menyerap lemak dari kulit, seperti serbuk atau masker berbasis clay. Efek utama untuk masker ini yaitu untuk mencegah evaporasi air dari permukaannya kulit. Sebagai hasil, jumlah dari kelembaban pada kulit banyak, sepanjang masker berada pada wajah.

Untuk menggunakan masker peel off, harus mengenali jenis kulit telebih dahulu. Ada beberapa pedoman untuk mengetahui jenis kulit yaitu :

1. Jenis kulit berminyak

Ciri kulit ini, disekitar dahi, hidung, dagu (istilahnya daerah T) serta pipi di bagian bawah tulang pipi terus menerus mengeluarkan minyak. Dan pada umumnya kulit berminyak mudah ditumbuhi jerawat. Jika kulit wajah berminyak, pilih jeruk nipis atau nanas untuk masker. Bahan lain yang juga bisa digunakan adalah madu, putih telur, dan kuning telur.

2. Jenis kulit kering

Kulit wajah kering, cirinya berwarna kusam atau tidak mengkilap. Kadang-kadang kulit rasanya menegang (tertarik), disamping

(14)

itu bersisik dan terasa gatal. Keadaan pori-pori kulit sering tampak layu dan kasar serta keriput. Sehingga orang yang kulit mukanya kering seakan-akan tampak lebih tua dari umur sebenarnya. Jika kulit wajah kering, bisa menggunakan pisang, avokad, bengkuang, serta buah-buahan lain yang mengandung tepung sebagai masker.

3. Jenis kulit sensitif

Kulit wajah yang amat putih, seringkali memiliki tingkat sensitivitas lebih tinggi, sehingga cenderung memerah. Pilih masker wajah yang memiliki kandungan aloe vera, chamomile, mentimun, maple, dan teh hijau yang bisa mengurangi kemerahan dan peradangan sementara. Formula sulfur, licorice, dan xanthine bisa membantu menghilangkan penampakan garis-garis kapiler darah di wajah. Mulai dengan mengaplikasikan seminggu sekali. Jika menunjukkan perubahan dan tak ada alergi, bisa ditingkatkan dengan penggunaan seminggu dua kali. Masker semacam ini cukup aman digunakan di seluruh bagian wajah. Untuk menghapus maskernya, cukup gunakan jari, jangan gunakan kain atau handuk, supaya tidak membuat kulit teriritasi.

4. Jenis kulit normal

Di antara ketiga jenis kulit tadi, yang paling ideal adalah jenis kulit normal. Kulit jenis ini tidak berminyak dan juga tidak kering. Memiliki tekstur yang halus dan bila disentuh terasa lembut. Keadaan kulitnya seoalah transparan sehingga memancarkan sinar yang lembut. Maka dapat digunakan masker yang berasal dari buah-buahan yang menyegarkan (Novita, 2009)

F. Basis Masker Peel Of

Terdapat 5 sistem basis pembentuk masker, yaitu sebagai berikut. 1. Sistem Basis Lilin

Sistem ini terdiri dari lilin parafin, campuran lilin dengan petroleum jeli dan bahan yang bersifat polar seperti setil dan stearil alkohol. Pada suhu kamar masker berbentuk padatan, sebelum akan digunakan masker harus dilebur dahulu dan dioleskan dalam keadaan panas. Ketika lilin mengering kulit wajah akan terasa kencang. Setelah masker dilepaskan kulit akan menjadi lembab, kencang, dan bersih.

(15)

2. Sistem Basis Karet

Sistem basis karet menggunakan bahan dasar karet lateks. Setelah masker mengering akan membentuk lapisan elastis yang tidak dapat ditembus air pada permukaan kulit wajah. Lapisan yang menutupi waja akan meningkatkan suhu dan sirkulasi darah pada kulit sehingga ketika masker dilepaskan akan terasa sejuk pada kulit wajah.

3. Sistem Basis Vinil

Sistem basis vinil terdiri dari PVA atau damar vinil asetat sebagai pembentuk film. Pembentukan film ini juga akan menyebabkan peningkatan suu dan sirkulasi darah pada kulit.

4. Sistem Basis Hidrokoloid

Sistem basis hidrolokoid mengandung bahan dasar gom organik, seperti gom tragakan, gelatin, kasein, karagenan, natrium karboksi metil selulosa, gom arab dan karbomer. Sistem basis hidrokoloid berupa gel padat dengan viskositas tinggi yang sebelum digunakan harus dilebur dahulu. Setelah digunakan masker sistem basis ini akan kehilangan air dan membentuk film yang fleksibel pada permukaan kulit muka.

5. Sistem Basis Tanah

Masker sistem basis tanah berbentuk seperti lumpur, terdiri dari bentonit dan kaolin sebagai bahan utama pembentuk masker ini. Masker sistem ini dapat memberikan efek astringen pada kulit wajah karena dapat memperkecil pori-pori, membuat kulit wajah bersih karena dapat menarik minyak dan kotoran pada kulit wajah.

G. Komponen Bahan Masker Peel Of

1. Zat Aktif 2. Basis Gel

Polivinil alkohol adalah polimer sintetis yang larut dalam air dengan rumus (C2H4O)n. Nilai n untuk bahan yang tersedia secara komersial terletak di antara 500 dan 5000, setara dengan rentang berat molekul sekitar 20.000 – 200.000. Polivinil alkohol berupa bubuk granular berwarna putih hingga krem, dan tidak berbau (Rowe et al., 2009). Polivinil alkohol larut dalam air, sedikit larut dalam etanol (95%), dan tidak larut dalam pelarut organik. Polivinil alkohol umumnya

(16)

dianggap sebagai bahan yang tidak beracun. Bahan ini bersifat noniritan pada kulit dan mata pada konsentrasi sampai dengan 10%, serta digunakan dalam kosmetik pada konsentrasi hingga 7% (Rowe et al., 2009).

Gambar 4 Polivinil Alkohol

Polivinil alkohol diproduksi dengan cara polimerasi vinil asetat menjadi polivinil asetat, dan diikuti dengan hidrolisis polivinil asetat membentuk polivinil alkohol (Nagar, et al., 2011). Polivinil alkohol dikenal sebagai agen pembentuk lapisan film, pendispersi, lubrikan, pelindung kulit, digunakan pada formulasi gel dan lotion, shampo, tabir surya, masker, serta beberapa aplikasi kosmetik dan perawatan kulit lainnya. Namun, salah satu kelemahan dari polivinil alkohol adalah lapisan film yang dihasilkan cenderung lebih kaku dan memiliki fleksibilitas yang tergolong rendah (Barnard, 2011).

3. Pengawet

Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Metil paraben dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan paraben lain atau dengan zat antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, metilparaben merupakan pengawet yang paling sering digunakan (Rowe et al., 2009). Aktivitas antimikroba meningkat dengan meningkatnya panjang rantai alkil. Aktivitas zat dapat diperbaiki dengan menggunakan kombinasi paraben yang memiliki efek sinergis terjadi. Kombinasi yang sering digunakan adalah dengan metil-, etil-, propil-, dan butil paraben. Aktivitas metil paraben juga dapat ditingkatkan dengan penambahan eksipien lain seperti propilen glikol (2 hingga 5%), feniletil alkohol, dan asam edetat (Rowe, et al., 2009). Selain itu, propil paraben juga dapat digunakan sebagai pengawet. Efikasi pengawet menurun dengan meningkatnya pH karena pembentukan anion fenolat. Paraben lebih aktif

(17)

terhadap ragi dan jamur daripada terhadap bakteri. Mereka juga lebih aktif terhadap Gram-positif dibandingkan terhadap bakteri Gram-negatif (Rowe et al., 2009).

4. Humektan

Humektan adalah suatu zathigroskopis yang digunakan untuk menjaga kelembaban. Humektan seringkali berupa suatu molekul dengan beberapa gugus hidrofilik, paling sering gugus hidroksil; namun, gugus amina dan gugus karboksil, kadang dalam bentuk esternya, dapat juga digunakan (afinitasnya membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air adalah sifat penting). Humektan digunakan dalam banyak produk, termasuk pangan, kosmetik, obat dan pestisida.

Humektan menarik dan menahan uap air di udara sekitarnya melalui proses penyerapan (absorption), menarik uap air ke dalam dan/atau ke permukaan organisme/objek. Dalam obat-obatan farmasi dan kosmetika, humektan dapat digunakan dalam bentuk dosis topikal untuk meningkatkan kelarutan senyawa kimia bahan aktifnya, menaikkan kemampuan bahan aktif untuk menembus kulit, dan/atau waktu aktivitasnya. Sifat hidrasinya dapat pula diperlukan untuk melawan bahan aktif yang bersifat dehidrasi (misal: sabun, kortikoid, beberapa alkohol, dll.). Inilah sebabnya humektan merupakan bahan yang umum digunakan dalam beragam kosmetika dan produk perawatan tubuh dengan klaim melembabkan (contohnya: kondisioner rambut, losion tubuh, pembersih wajah atau badan, pelembab bibir, krim mata).

5. Pengatur pH

Pengatur pH sediaan dibutukan untuk mengatur pH sediaan, terutama agar sesuai dengan pH fisiologis kulit yaitu 4,6 – 6,5. Trietanolamina/TEA dapat digunakan sebagai pengatur pH sediaan. Trietanolamina dapat berubah menjadi coklat saat terkenaudara dan cahaya. Trietanolamina harus disimpan dalam wadah kedap udara dilindungi dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering. Incompatibilitas trietanolamina akan bereaksi dengan asam mineral untuk membentuk kristal garam dan ester. Dengan asam lemak yang lebih tingg, Trietanolamina bentuk garam yang larut dalam air dan memiliki karakteristik sabun.

(18)

6. Surfaktan

Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak.

Surfaktan yang biasa digunakan dalam formulasi masker peel off adalah tween 80. Tween 80 adalah ester asam lemak polioksietilen sorbitan, dengan nama kimia polioksietilen 20 sorbitan monooleat. Pada suhu 25ºC, tween 80 berwujud cair, berwarna kekuningan dan berminyak, memiliki aroma yang khas, dan berasa pahit. Larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam minyak mineral. Kegunaan tween 80 antara lain sebagai: zat pembasah, emulgator, dan peningkat kelarutan (Rowe, 2009). Selain fungsi, fungsi tersebut, Tween 80 juga berfungsi sebagai peningkat penetrasi (Akhtar, et. al., 2011).

H. Standar Mutu Sediaan Masker

Menurut SNI 16-6070-1999, bentuk sediaan masker yang digunakan untuk memberikan rasa kencang pada kulit dan efek membersihkan. Kadar air yang dipersyaratkan secara umum tidak lebih dari 10% . Menurut Keputusan Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.00.06.4.02894 menetapkan standar uji mikroba pada sediaan masker wajah dengan angka lempeng total maksimum 105.

(19)

BAB III

PREFORMULASI

I. Ekstrak Jeruk

1. Nama Tanaman Citrus sinensis (L.) Osbeck

2. Organoleptis a. Bentuk : cairan/jus

b. Warna : kuning

c. Bau : khas

d. Rasa : asam-manis

3. Kelarutan Larut dalam air

4. Stabilitas dan penyimpanan

Jus jeruk adalah bahan yang stabil. Di simpan di tempat yang sejuk dan kering dan dalam wadah tertutup rapat

5. Khasiat a. Menghilangkan noda hitam

b. Jerawat dan bekas noda c. Anti penuaan

d. Mengencangkan pori-pori e. Menghapus kulit mati f. Kulit bersinar

g. Mengatasi flek hitam

h. Mengatasi pori-pori kulit membesar i. Melembabkan kulit

6. Fungsi Zat aktif

II. PVA (HOPE 6th edition p.564)

1. Rumus struktur

(20)

3. Nama lain Airvol; Alcotex; Celvol; Elvanol; Gelvatol; Gohsenol; Lemol; Mowiol; poly(alcohol vinylicus); Polyvinol; PVA; vinyl alcohol polymer.

4. Rumus molekul (C2H4O)n ; n: 500 dan 5000 5. Berat molekul 20.000-200.000 g/mol

6. Organoleptis a. Bentuk : Serbuk granul

b. Warna : Putih sampai krem c. Bau : tidak berbau d. Rasa : tidak berasa

7. Kelarutan Larut dalam air; sedikit larut dalam etanol 95%; tidak larut dalam pelarut organik.

8. Stabilitas dan penyimpanan

PVA stabil ketika disimpan dengan rapat didalam container yang sejuk dan kering.

9. Inkompatibilitas PVA akan bereaksi dengan secondary hydroxy group seperti dalam proses esterifikasi. Dapat terdekomposisi dengan asam kuat, dan dapat dipecah dengan asam lemah dan alkali.

10. Fungsi Coating agent, Lubrican, Stabilizing agent, viscosity-increasing agent.

11. Aplikasi

III. Propilen glikol (HOPE 6th edition p.592)

1. Rumus struktur

2. Nama kimia 1,2 – propanadiol

3. Nama lain 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl ethylene glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol; propylenglycolum.

4. Rumus molekul C3H8O2 5. Berat molekul 76,09 g/mol

(21)

b. Warna : jernih atau tidak berwarna c. Bau : tidak berbau

d. Rasa : manis

7. Kelarutan Dapat dicampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin, dan air; larut dalam 6 bagian eter; tidak bercampur dengan minyak mineral tetapi akan melarutkan beberapa minyak esensial.

8. Stabilitas dan penyimpanan

Stabil dalam wadah tertutup rapat pada temperatur tinggi dan dalam keadaan wadah terbuka maka akan mudah teroksidasi dan akan menaikkan produk seperti propianaldehid, asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat. 9. Inkompatibilitas Reagen pengoksidasi seperti kalium permanganat.

10. Fungsi Antimicrobial preservative; disinfectant; humectant; plasticizer; solvent; stabilizing agent; water-miscible cosolvent.

11. Aplikasi

IV. Tween 80 (Martindale 36th edition p.1919; HOPE 6th edition p.550)

1. Rumus struktur

2. Nama lain Tween 80

3. Rumus molekul C64H124O26 4. Berat molekul 1310 g/mol

5. Organoleptis a. Bentuk : cairan kental

b. Warna : jernih atau tidak berwarna c. Bau : bau khas

d. Rasa : pahit

(22)

parafin cair dan dalam minyak biji kapa.

7. Inkompatibilitas Terjadi presipitasi dengan beberapa zat seperti fenol, tanin, dan bahan-bahan tembakau.

8. Fungsi Emulsifying agen, Dispersing agent, nonionic surfactant; solubilizing agent; suspending agent; wetting agent.

11. Aplikasi

V. Nipagin (HOPE 6th edition p.441)

1. Rumus struktur

2. Nama kimia Methil-4-hidroksibenzoat

3. Nama lain E218; 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; methyl p-hydroxybenzoate; Nipagin M; Uniphen P-23.

4. Rumus molekul C8H8O3 5. Berat molekul 152,15 g/mol

6. Organoleptis a. Bentuk : kristal atau bubuk kristal b. Warna : tidak berwarna atau putih

c. Bau : berbau atau hampir tidak

berbau

(23)

7. Kelarutan Pelarut Kelarutan pada suhu 250C Etanol 1 : 2 Etanol (95%) 1 : 3 Etanol (50%) 1 : 6 Eter 1 : 10 Gliserin 1 : 60

Minyak mineral Parktis tidak larut

Minyak kacang 1 : 200 Propilen glikol 1 : 5 Air 1 : 400 1 : 50 pada suhu 500C 1 : 30 pada suhu 900C 8. pH 4-8 9. Stabilitas dan penyimpanan

Disimpan dalam wadah tertutup baik, kering dan sejuk. Larutan nipagin pH 3-6 harus disterilkan dengan autoklaf pada suhu 120oC selama 20 menit.

10. Inkompatibilitas Aktivitas antimikroba dan metil paraben jauh berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, seperti polisorbat 80, sebagai akibat dari aktivitas pembentukan misel. Namun, propilen glikol (10%) telah ditunjukkan untuk mempotensiasi antimikroba yang dari paraben di hadapan surfaktan nonionik dan mencegah interaksi antara metil dan 80 polisorbat. Inkompatibilitas lain dengan zat, seperti bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragacanth, natrium alginat, minyak esensial, sorbitol, dan atropin juga bereaksi dengan berbagai gula. 11. Fungsi Pengawet (antimikroba). Biasanya digunakan kombinasi

sebagai pengawet dengan perbandingan metal paraben (0,185) dan propil paraben (0,02%).

(24)

12. Aplikasi Penggunaan Konsentrasi (100%)

Sediaan topikal 0,02-0,3

Larutan oral dan suspensi 0,015-0,2

Sediaan rektal 0,1-0,18

VI. Nipasol (HOPE 6th edition p.596) 1. Rumus struktur

2. Nama kimia Propil 4-hidroksibenzoat

3. Nama lain Aseptoform P; CoSept P; E216;

4-hydroxybenzoic acid propyl ester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl Aseptoform; propyl butex; Propyl Chemosept; propylis

parahydroxybenzoas; propyl

phydroxybenzoate; Propyl Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen P-23.

4. Rumus molekul C10H12O3 5. Berat molekul 180,20 g/mol

6. Organoleptis a. Bentuk : kristal b. Warna : putih

c. Bau : tidak berbau d. Rasa : tidak berasa

7. Kelarutan Sukar larut dalam etanol (95%); mudah larut dalam air dan entanol (30%).

8. Stabilitas dan penyimpanan

Stabil pada pH 3-6. Disimpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.

9. Inkompatibilitas Aktifitas antimikroba nipasol dapat dikurangi dengan adanya surfaktan non ionik.

(25)

11. Aplikasi

VII. Etanol 96% (FI Jilid IV)

1. Nama latin Aetanolum

2. Nama lain Etil alkohol

3. Rumus kimia C2H6O

4. BM 46,07 g/mol

5. Organoleptis a. Bentuk : cairan.

b. Warna : jernih, tidak berwarna. c. Bau : khas.

d. Rasa : terbakar pada lidah.

e. Sifat : mudah menguap pada suhu rendah, mendidih pada 78oC, dan mudah terbakar.

6. Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik.

7. Stabilitas dan penyimpanan

Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.

8. Fungsi Pelarut

VIII. TEA (HOPE 6th edition p.754-755) 1. Rumus struktur

2. Nama kimia 2,20,200-Nitrilotrietanol

3. Nama lain TEA; Tealan; triethylolamine; trihydroxytriethylamine; tris (hydroxyethyl)amine.

4. Rumus molekul C6H15NO3 5. Berat molekul 149,19

6. Organoleptis a. Bentuk : berupa cairan kental, jernih, sangat higroskopis

b. Warna : tidak berwarna sampai berwarna kuning pucat

(26)

7. Kelarutan Pelarut Kelarutan pada suhu 200C

Aseton Dapat bercampur

Karbon tetraklorida Praktis tidak larut

Benzen 1 : 24

Etil eter 1 : 63

Metanol Dapat bercampur

Air Dapat bercampur

8. Titik lebur 20-21oC 9. Stabilitas dan

penyimpanan

TEA dapat berwarna coklat bila terpapar udara dan cahaya; disimpan dalam wadah kedap udara, terhindar dari cahaya, kering dan sejuk.

10. Inkompatibilitas TEA dapat bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk garam dan ester, dengan asam lemak yang tinggi bentuk garam dari TEA dapat laut dalam air dan mempunyai sifat seperti sabun.

11. Fungsi Bahan alkali, emulgator

12. Aplikasi agen akali, agen pengemulsi dengan penggunaan TEA 2-4% v/v

IX. Aquadest (FI Jilid IV, 1995)

1. Nama kimia Hidrogen oksida

2. Nama lain Aqua purificata, Air murni 3. Rumus molekul H2O

4. Berat molekul 18,02 g/mol

5. Organoleptis a. Bentuk : cairan

b. Warna : jernih

c. Bau : tidak berbau

d. Rasa : tidak berasa

6. pH 5,0-7,0

7. Stabilitas dan penyimpanan

Lindungi dari kontaminasi partikel ion bahan organik yang dapat menaikkan konduktivitas dan jumlah karbon organik

8. Fungsi Pelarut

BAB IV

(27)

I. Alat dan Bahan A. Alat

1. Cawan porselen; 2. batang pengaduk; 3. mortar dan alu; 4. gelas beaker; 5. sudip; 6. penangas air; 7. neraca analitik. B. Bahan 1. Jus jeruk;

2. PVA (polivinil alkohol); 3. tween 80; 4. nipagin; 5. nipasol; 6. etanol 96%; 7. trietanolamin; 8. aquadest.

II. Perhitungan Bahan

A. Jus Jeruk = 100 x 30 gram = 0,6 gram2 B. PVA = 100 x 30 gram = 3,6 gram12 C. Propilen glikol = 100 x 30 gram = 3 gram10 D. Tween 80

(28)

= 100 x 30 gram = 0,3 gram1 E. Nipagin = 100 x 30 gram = 0,03 gram0,1 F. Nipasol = 0,08100 x 30 gram = 0,024 gram G. Etanol 96% = 100 x 30 gram = 4,5 gram15 H. Aquadest = 30 g – (0,6+ 3,6+ 3+ 0,3+ 0,03+ 0,024+ 4,5) g = 30 g – 12,054 g = 17, 946 gram

Jumlah aquadest untuk medispersikan PVA: perbandingan 1:2 sehingga 21 x 3,6 gram = 7,2 gram. Oleh karena itu, aquadest dingin yang digunakan untuk mendispersikan PVA adalah 7,2 gram.

III. Prosedur Kerja

A. Pembuatan Sediaan Masker Peel Of

1. PVA dihaluskan di dalam mortar terlebih dahulu kemudian ditimbang sebanyak 3,6 gram dengan neraca analitik.

2. PVA dibasahi dan didispersikan dalam aquadest dingin dengan perbandingan 1:2 selanjutnya dilarutkan dengan aquadest hangat dan dipanaskan di atas penangas air (90°C) sambil diaduk hingga terbentuk massa basis gel PVA yang homogen. Didinginkan massa basis gel sampai 40°C (M1)

3. Tween 80 dan jus jeruk dicampurkan ke dalam aquadest (M2).

(29)

4. Nipagin dan nipasol dilarutkan ke dalam propilen glikol (M3). 5. M2 dan M3 dicampurkan ke dalam M1, selanjutnya digerus

sampai homogen dalam mortar alu.

6. Etanol 96% dimasukkan ke dalam M1 dan digerus kuat hingga homogeny.

7. TEA dimasukkan ke dalam sediaan untuk men-adjust PH sediaan sampai PH 7-8.

8. Sediaan gel masker peel off dievaluasi dengan beberapa evaluasi gel masker peel off.

B. Evaluasi Masker Peel Of

1. Pemeriksaan Organoleptis

Sediaan masker peel off yang telah jadi diamati warna, bau, dan teksturnya.

2. Pemeriksaan Homogenitas

Masker dioleskan di atas kaca objek, kemudian dikatupkan dengan kaca objek lain. Diamati homogenitas masker tersebut.

3. Pemeriksaan PH

Keasamaan sediaan diuji dengan menggunakan PH universal, kemudian didokumentasikan.

4. Pengujian Waktu Kering Gel

Satu gram masker peel off dioleskan pada kulit lengan dengan panjang 7 cm dan lebar 7 cm. Kemudian dihitung kecepatan mengering masker hingga terbentuk lapisan film dari sediaan tersebut dengan menggunakan stopwatch.

(30)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Hasil

A. Konsentrasi PVA 12%

Uji Kelompok 1D Kelompok 2D

Uji Organoleptik Parameter Hasil Parameter Hasil

Warna Putih opaque Warna Putih kekuningan

Bau Mentimun

segar

Bau Lemon oil samar Bentuk Massa lengket

semi solid

Bentuk Massa lengket semi solid Tekstur Lebih kental,

lengket, lembut

Tekstur Lebih kental, lengket, lembut Uji pH Sebelum penambaha n TEA Setelah penambahan TEA Sebelum penambah an TEA Setelah penambahan TEA 6 8 7 8 (2 tetes)

Uji Homogenitas Homogen Homogen

Uji Waktu Kering

(31)

B. Konsentrasi PVA 9%

Uji Kelompok 3D Kelompok 4D

Uji

Organoleptik

Parameter Hasil Parameter Hasil

Warna Bening hingga putih opaque Warna Bening hingga putih opaque Bau Mentimun segar.

Bau Lemon oil

Bentuk Massa lengket semi solid Bentuk Massa lengket semi solid Tekstur Kental, lengket, lebih lembut Tekstur Kental, lengket, lebih lembut Uji pH Sebelum penambaha n TEA Setelah penambahan TEA Sebelum penambaha n TEA Setelah penambahan TEA 7 8 (3 tetes) 5 8 (5 tetes) Uji Homogenitas Homogen Homogen Uji Waktu Kering 12 menit 6 menit II. Pembahasan

Pada praktikum kosmetologi yang dilakukan pada Kamis, 31 Maret 2016 di laboratorium penelitian 2 telah dibuat sediaan masker peel offi. Masker adalah salah satu pembersih kulit wajah yang efektif sebagai deep cleansing, yaitu membersihkan kotoran yang menempel pada lapisan kulit yang lebih dalam, mengurangi iritasi kulit, memperbaiki pori-pori kulit, mengangkat sel-sel kulit yang telah mati, membersihkan sisa-sisa kelebihan lemak pada permukaan kulit, memberikan kenyamanan pada kulit, menghaluskan lapisan luar kulit, dan memberi nutrisi sehingga kulit terlihat cerah (Vieira, 2009).

Masker peel off merupakan masker gel, termasuk salah satu masker yang praktis karena setelah kering masker tersebut dapat langsung diangkat dari permukaan wajah tanpa perlu dibilas. Cara kerja masker peel off adalah masker dilepaskan dari permukaan wajah sehingga kotoran dan sisa metabolisme yang terlarut akan ikut menguap sehingga terjadi penurunan suhu pada kulit dan disaat bersamaan zat-zat gizi

(32)

yang dikandung di dalam masker dapat masuk ke dalam lapisan kulit saat masker digunakan. Fungsi masker peel off sama dengan scrub cream sehingga dalam penggunaan masker peel off dan scrub cream tidak dilakukan secara bersamaan, yaitu dengan adanya selang waktu minimal 7 hari untuk melakukan keduanya. Hal ini dapat menyebabkan pengelupasan dua kali dengan tenggang waktu relatif singkat yang tidak cukup untuk melakukan regenerasi sel kulit sehingga kulit akan tampak kusam dan tidak berseri (Harry, 2000).

Pada praktikum kali ini dibuat masker peel off menggunakan sistem basis vinil, yaitu PVA sebagai pembentuk film dengan dua konsentrasi yang berbeda, yaitu 12% dan 9%, propilen glikol sebagai humektan untuk mencegah kekeringan pada sediaan utamanya didalam wadah dan juga dapat digunakan sebagai pelarut nipagin dan nipasol dimana efikasi pada kedua pengawet tersebut dapat meningkat dengan adanya propilen glikol pada konsentrasi 2-5%, tween 80 sebagai surfaktan anionik, nipagin dan nipasol sebagai pengawet (antimikroba), kombinasi ini juga diperlukan agar aktivitas antimikroba dari kedua komponen menjadi lebih optimal selain akibat adanya surfaktan, etanol 95% untuk mempercepat waktu pengeringan atau penguapan pada saat sediaan digunakan selain juga dapat digunakan sebagai pelarut, TEA sebagai peng-adjust pH, membentuk gel, dan juga dapat dijadikan sebagai surfaktan kedua, serta aquades sebagai pelarut (Rowe et al., 2009).

Ekstrak yang digunakan adalah mentimun dan jeruk segar, yang dimana tanaman ini tidak hanya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, namun juga untuk kecantikan. Mentimun dapat mencerahkan dan melembabkan kulit karena mengandung vitamin E dan jeruk dapat menghilangkan bekas jerawat serta mencerahkan kulit secara alami karena mengandung vitamin C dan berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas(Akhtar, 2011).

Pada sediaan masker peel off dengan konsentrasi PVA 12%, tekstur yang dihasilkan sangat kental atau lebih kental jika dibandingkan dengan sediaan yang dibuat dengan konsentrasi PVA 9%. Hal ini dikarenakan PVA merupakan basis pembentuk film sehingga semakin tinggi konsentrasi dari PVA, maka sediaan yang dihasilkan akan memiliki viskositas yang lebih tinggi. Selain itu, propilen glikol juga dapat meningkatkan viskositas sediaan karena mampu mengikat air sehingga terjadinya peningkatan ukuran unit molekul yang menyebabkan adanya tahanan untuk mengalir dan menyebar (Martin et al., 1993).

Pengujian pH dilakukan untuk mengetahui pH dari sediaan yang dibuat dengan menggunakan indikator pH universal. Uji pH dilakukan sebelum sediaan

(33)

ditambahkan TEA dan sesudah sediaan ditambahkan TEA. Untuk pH seluruh sediaan sebelum ditambahkan TEA memiliki pH yang berbeda-beda, yaitu pada ekstrak mentimun dengan PVA 9% adalah 7, pada ekstrak mentimun dengan PVA 12% adalah 6, pada ekstrak jeruk dengan PVA 9% adalah 5, dan pada ekstrak jeruk dengan PVA 12% adalah 7. Hasil yang berbeda antar sediaan ini diakibatkan konsentrasi PVA yang digunakan juga berbeda. Sedangkan setelah ditambahkan TEA, pada seluruh sediaan memiliki pH yang sama, yaitu 8. Penambahan TEA pada seluruh sediaan tidak dalam jumlah yang sama, namun tidak memiliki pengaruh terhadap pH yang dihasilkan. Hal ini disebabkan TEA hanya berfungsi sebagai pendapar (peng-adjust pH). Namun, seharusnya pH sediaan yang dihasilkan harus sesuai dengan range pH kulit, yaitu 4,5 – 6,5 karena hal ini dapat berpengaruh pada efek yang akan dirasakan saat masker peel off diaplikasikan di wajah. Jika pH terlalu asam maka dapat menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan jika pH terlalu basa maka dapat mengakibatkan kulit menjadi kering (Djajadisastra, 2004).

Berikut dokumentasi uji pH sebelum dan sesudah ditambah pH yang dilakukan.

Uji pH (Kelompok 2D) Keterangan

Memastikan pH yang diperoleh setelah ditambah TEA

Dari kiri ke kanan :

- pH sebelum ditambah TEA adalah 7

(34)

Uji homogenitas sediaan dilakukan dengan cara meletakkan sedikit sediaan yang dihasilkan di atas kaca objek, kemudian diratakan dan diperhatikan butiran-butiran partikel kasar yang terdapat didalam sediaan tersebut. Untuk uji homogenitas, seluruh sediaan masker peel off yang dihasilkan memiliki homogenitas yang bagus karena tidak terlihat adanya partikel atau butiran-butiran kasar.

Pengujian waktu kering untuk seluruh sediaan dilakukan dengan cara mengaplikasikan masker peel off diatas permukaan kulit pada panjang dan lebar kurang lebih 5 cm dengan estimasi waktu 20 menit. Faktor yang mempengaruhi waktu kering pada sediaan masker peel off adalah etanol 95%, yang dimana berfungsi sebagai pelarut yang mudah menguap.

Berikut dokumentasi uji waktu kering yang dilakukan.

Uji waktu kering (Kelompok 2D) Keterangan

Sediaan dengan ekstrak jeruk menggunakan basis PVA 12% didapat uji waktu kering selama 11 menit.

(35)

BAB VI

PENUTUP

I. Kesimpulan

Pada praktikum yang dilakukan di Lab Penelitian 2 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hari Kamis tanggal 31 Maret 2016, dibuat sediaan sediaan masker peel off dengan 2 macam konsentrasi PVA (9 dan 12%) serta 2 macam ekstrak (ekstrak buah jeruk dan mentimum) pada masing-masing konsentrasi. Didapatkan sediaan yang cukup baik dengan hasil evaluasi yaitu massa kental dengan warna kehijauan (ekstrak timun) dan kuning pucat (ekstrak buah jeruk), homogen, waktu kering 6 hingga 12 menit, dan pH 8. Sediaan yang basa menyebabkan kulit menjadi kering. Perbedaan konsentrasi PVA yang digunakan berpengaruh terhadap sediaan jadi yaitu sediaan dengan konsentrasi PVA 12% lebih kental daripada PVA 9%.

II. Saran

A. Kepada praktikan agar memastikan suhu yang digunakan pada saat praktikum sesuai dengan prosedur agar menghasilkan sediaan yang optimal.

B. Agar dilakukan optimasi persentase formula yang digunakan agar menimbulkan efek yang menyenangkan pada konsumen dan tujuan dibuatnya sediaan kosmetika tercapai.

C. Agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek yang dapat ditimbulkan oleh masker dan memperluas cakupan evaluasi.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, Naveed., dkk.. “Exploring Cucumber Extract for Skin Rejuvenation”. African Journal of Biotechnology X No. 7, (2011): h.1206-1216.

Akhtar, Naveed, dkk.. “Penetration Enhancing Effect of Polysorbate 20 and 80 on the In Vitro Percutaneous Absorption of L3 Ascorbic Acid”. Tropical Journal of Pharmaceutical Research X No. 3 (2011): h. 281-288.

Anggraini, Arie. “Pengaruh Ekstrak Buah Jeruk (Citrus reticulata) terhadap Aktivitas Tirosinase (EC. 1.14.18.1)”. Skripsi S1 Farmasi. Jember: Universitas Jember, 2008.

Balsam, M., S., & E. Sagarin. Cosmetic Science and Technology Vol. I, 2nd ed.. New York: A. Willey Interscience, 1972.

Barnard, Carla. “Investigating the Effect of Various Film-Forming Polymers on the Evaporation Rate of a Volatile Component in a Cosmetic Formulation”. Disertasi. AS: Nelson Mandela Metropolitan University, 2011.

Carmelo, dkk.. “Protective Effect of Red Orange Extract Supplementation Against UV-Induced Skin Damages: Photoaging and Solar Lentigines”. Journal of Cosmetic Dormatology XIII No. 2 (Juni 2014): h. 151-157.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Jilid IV. Jakarta: BPOM RI, 1995. Djajadisastra, Joshita. Cosmetic Stability. Jakarta: Seminar Setengah Hari

HIKI, 2004.

Harry, Ralph G.. Harry’s Cosmeticology. New York: Chemical Publishing, 2000.

(37)

Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarat. Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik, 3rd ed. Penerjemah: Yoshita. Jakarta: UI Press, 1993.

Paye, M., dkk., ed. Handbook of Cosmetics Science and Technology, 2nd ed. Boca Raton: CRC Press, 2006.

Prahasta, A.. Agribisnis Jeruk. Bandung: Pustaka Grafika, 2010.

Rowe, Raymond C., dkk, ed. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed. London: Pharmaceutical Press, 2009.

Sweetman, S. C.. Martindale: The Complete Drug Reference, 35th ed.. London: Pharmaceutical Press, 2009.

Vieira, dkk. Physical and Physicochemichal Stability Evaluation of Cosmetic Formulation Containing Soybean Extract Fermented by Bifidobacterium animalis. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences Vol. 45, 2009.

Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-Press.

Lampiran 1 Dokumentasi Prosedur Praktikum

Penimbangan bahan PVA digerus sebelum didispersikan

PVA dispersikan ke dalam aquadest dingin

(38)

PVA dilarutkan ke dalam aquadest hangat

PVA yang telah larut, dipanaskan dengan suhu 90°

Nipagin dan nipasol dilarutkan ke dalam propilen

glikol

M2 dicampurkan ke dalam M1

Pengecekan PH sebelum diberi TEA

Gambar

Gambar 1 Tanaman Jeruk
Gambar 2 Kandungan Gizi Buah Jeruk (Sumber: NutritionFacts.com)
Gambar 3  Struktur Kulit a) Epidermis

Referensi

Dokumen terkait

(21 Dalam hal penghasjlan I {satu) bulan pada 2 (dua) bulan sebelun bulan Hdi Raya sebagaimana .limaksud pada ayat. (l) belum dibayarkm sebesar penshasjlan yans

S26 - Jika kontak dengan mata, segera bilas dengan air yang banyak dan minta saran medis S45 - Jika terjadi kebakaran atau merasa tidak enak badan, segera minta saran medis..

Tandan kosong kelapa sawit bila diolah lebih lanjut dapat dibuat menjadi serat selulosa yang dapat dijadikan sebagai pengisi alami pada komposit poliester tidak

Hasil penjadwalan terkonsentrasi pada slot waktu tertentu, seperti Senin dan Rabu karena penjadwalan menggunakan konsep algoritma greedy, sehingga slot yang dialokasikan adalah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrostruktur paduan Zr-0,4%Mo-0,5%Fe-0,5%Cr pasca perlakuan panas dan pengerolan dingin memperlihatkan apabila semakin tinggi

Dengan tahapan-tahapan yang dilalui sebelum me rumuskan reaktualisasi nusyuz dalam fiqh klasik ke dalam hukum nasional, kini beranjak pada langkah nasionalisasi hukum

Informasi Transpor/Pengangkutan Nama pengapalan yang sesuai dengan PBB : Tidak diatur Kelas Bahaya Pengangkutan : Tidak diatur Kelompok Pengemasan (jika tersedia) :

Sedangkan Quraish Shihab mendefinisikannya dengan lebih spesifik; bahwa yang dimaksud dengan metode komparasi ialah membandingkan ayat-ayat al-Quran yang memiliki