• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS. Istilah komunikasi atau dalam bentuk bahasa Inggris communication berasal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS. Istilah komunikasi atau dalam bentuk bahasa Inggris communication berasal"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

1.1 Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bentuk bahasa Inggris communication berasal dari kata lain comminicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini adalah terjadi pemahaman yang sama terhadap pesan komunikasi.

Harold Laswell (Effendy, 1990 :10), cara yang paling efektif untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut Who Says

In Which Channel To Whom With Wath Effect? Atau siapa Yang Mengatakan Apa

Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?

Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu : pertama sumber (source), sering disebut juga sebagai pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker), atau originator. Kedua, pesan, yaitu apa yang dikonikasikan oleh sumber kepada penerima. Ketiga, saluran atau media, yakni alat atau alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Keempat, penerima (receiver), sering juga disebut sasaran atau tujuan (destination), komunikan (communicate), penyandi balik (decoder), atau khalayak (audience),

(2)

pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Kelima, efek yaitu apa yang terjadi pada penerima pesan tersebut, misalnya, perubahan pengetahuan (dari yang tidak tahu menjadi tahu), perubahan sikap (dari yang tidaj setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku dan sebagainya.

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang komunikator kepada orang lain (komunikan). Pikiran yang disapaikan bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya.

2.1.1. Bentuk Komunikasi

1. Komunikasi Pribadi (Personal Communication)

a. Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) didefenisikan oleh Josef.A.Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book” (Effendi, 2003:59) sebagai “proses pengiriman dan penerimaan pesan – pesan antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil orang – orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis.

b. Komunikasi Intra pribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai

(3)

dirinya sendiri, dia berdialog dengan dirinya sendiri dan ia bertanya kepada dirinya sendiri.

Ronald.L. APPLBAUM, et.al dalam bukunya : Fundamental Consep in Human Communcation (Effendi, 2003:58) mendefinisikan komunikasi intrapribadi sebagai komunikasi yang berlangsung di dalam diri kita, ia mengikuti kegiatan berbicara pada diri kita sendiri dan kegiatan – kegiatan mengamati dan memberikan makna (Intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita

2. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

a. Komunikasi kelompok kecil (small group communication) - Ceramah

- Diskusi Panel (Panel Discussion) - Simposium (Symsposium)

- Forum - Seminar

- Curahsaran (Brainstorming)

b. Komunikasi kelompok besar (large group communication/ public speaking) 3. Komunikasi Organisasi (Organization Communicationi)

4. Komunikasi Massa (mass comuniccation)

(4)

- Surat Kabar - Majalah - Buku, dll

b. Komunikasi massa elektronik (electronic mass communication) - Radio

- Televisi - Film, dll

2.1.2 Sifat Komunikasi

Berdasarkan sifatnya komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Komunikasi verbal (verbal communication) a. Komunkas lisan (oral communication) b. Komunikasi tulisan (written communication) 2. Komunikasi non verbal

a. Komunikasi kial (gesture communication) b. Komunikasi gambar (pictorial communication) 3. Komunikasi tatap muka (face-to-face communication) 4. Komunikasi bermedia (mediated communication)

(5)

1. Untuk mengubah sikap (to charge the atitude)

2. Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan (to the change the opinion) 3. Untuk mengubah perilaku (to change the behavior)

4. Untuk mengubah masyarakat (to change the societ)

2.1.4 Fungsi Komunikasi

1. Menginformasikan (to inform) 2. Mendidik (to educated)

3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi (to influence)

2.1.5 Metode Komunikasi

Kata metode berasal dari bahasa inggris, artinya rangkaian yang sistematis. Metode komunikasi berarti kegiatan-kegiatan yang terorganisir yang meliputi:

1. Komunikasi informatif (informatif communication) 2. Komunikasi persuasif (persuasif communication) 3. Komunikasi pervasif (perpasive communication) 4. Komunikasi koersif (coersive communication) 5. Komunikasi instruktif (instructive communication) 6. Hubungan manusiawi (human relation)

(6)

2.1.6 Teknik Komunikasi

Teknik berasal dari kata “technicon” bahasa yunani, yang berarti keterampilan komunikasi, maka teknik komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Jurnalistik (journalism)

2. Hubungan Masyarakat (public relation) 3. Periklanan (advertising)

4. Propaganda

5. Publisitas (publicity)

2.1.7 Model Komunikasi

1. Komunikasi satu tahap (one step communication) 2. Komunikasi dua tahap (two step flow communication) 3. Komunikasi banyak tahap (multi step flow communication)

2.2 Komunikasi Pemasaran

William G. Nickels dalam bukunya Marketing Communication And Promotion, mendefenisikan komunikasi pemasaran sebagai berikut: proses pertukaran

(7)

informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efisien (Purba, 2006:126)

Model komunikasi pemasaran yang biasa dikembangkan umumnya tidak jauh beda. Model komunikasi pemasaran meliputi pertama sender atau juga disebut sumber atau source, kedua disebut dengan encoding yaitu proses menerjemahkan tujuan – tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima (agency iklan, tenaga penjualan, iklan, personal selling, sales promotion, public relation dan direct marketing), ketiga adalah transmisi, yaitu penyampaian pesan melalui media (radio, tv, surat kabar, majalah dan brosur), keempat adalah decoding yaitu tindakan konsumen sebagai penerima pesan (respons dan interpretasi dari penerima), kelima adalah feedback (tindakan) yaitu umpan balik atas pesan yang dikirimkan.

2.2.2 Marketing Mix

Penelitian terhadap industri rokok masih sangat terbatas. Dalam hal ini akan diutarakan beberapa penelitian industri rokok yang pernah dilakukan.

Sahid Sumarno (1991) meneliti industri rokok di Propinsi Jawa Tengah. Topic penelitiannya adalah “Strategi Marketing Mix Untuk Mencapai Target

Penjualan Industri Besar Rokok Filter di Propinsi Jawa Tengah”. Penelitian ini

(8)

distribusi untuk mencapai target penjualan industri besar rokok kretek di Jawa Tengah.

Marketing mix adalah kumpulan – kumpulan variabel – variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Ada empat komponen yang tercakup dalam kegiatan marketing mix yang terkenal dengan sebutan 4 P, yang akan dianalisa satu persatu.

1. Product

Product adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang paling memberikan sejumlah nilai manfaat pada konsumen.

Kalisfikasi produk biasa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud atau tidak berwujud, produk dapat diklasifikasikan kedalam kedua kelompok utama, yaitu :

a. Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:

(9)

Barang tidak tahan lama adalah barang yang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contoh : sabun, minuman, rokok, makanan ringan dan lain-lain 2. Barang tahan lama (Durable Goods)

Barang yang tahan lama merupakan barang yang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dan banyak pemakain. Contoh : TV, lemari es, mobil, komputer dan lain-lain.

b. Jasa (service)

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contoh : bengkel reperasi, salon kecantikan kursus, travel dan lain-lain

2. Pricing

Agar dapat sukses memasarkan suatu produk barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan masukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk distribusi dan promosi) menyebabkan timbul biaya (pengeluaran). Disamping itu harga juga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat

(10)

3. Place

Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen di mana lokasi yang strategis.

4. Promotion (promosi)

Dalam dunia pemasaran, promosi bukanlah kata sepele. Promosi bahkan sama pentingnya dengan produk dan keseluruhan kegiatan perusahaan karena memang promosi merupakan sub ordinat dalam strategi bauran pemasaran (marketing mix). Promosi merupakan salah satu sokoguru yang menopang bangunan perusahaan. Tiga di antaranya ialah Product (produk), price (harga), dan place (tempat). Perusahaan yang mengabaikan aktivitas promosi sama artinya dengan membiarkan bangunan perusahaan itu jomplang karena kehilangan satu pilarnya.

Promosi sebagai sebuah kata memang sudah tidak asing lagi di telinga orang indonesia. Kata promosi merupakan kata adopsian dari bahasa inggris, yaitu promote, yang juga mengadopsi dari bahasa yunani, yaitu promovere.

Secara sederhana promosi dapat diartikan, sebagaimana diungkapkan Rendra Widyatama dalam buku Pengantar Periklanan-nya, upaya menyampaikan suatu pesan tentang hal yang kurang dikenal sehingga menjadi lebih dikenal oleh publik (kotler,

(11)

Marketer dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk mempromosikan jasa mereka. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu :

1. Identifikasi terlebih dahulu target audience-nya, hal ini berhubungan dengan segmentasi pasar.

2. Tentukan tujuan promosi, apakah untuk menginformasikan, mempengaruhi atau meningkatkan.

3. Pengembangan pesan yang disampaikan, hal ini berhubungan dengan isi pesan (what to say), struktur pesan (how to say it logically), gaya pesan (creating a strong presence), sumber pesan (who should develop it).

4. Pemilihan bauran komunikasi, apakah itu personal communication atau non

comunication.

Promosi yang merupakan bagian dari pendekatan strategi marketing mix, juga menurunkan satu himpunan strategi yang kemudian dikenal dengan promotion mix. Ada empat strategi promosi yang terhimpun dalam promotion mix, yaitu advertising (iklan), sales promotion (promosi penjualan), publicity (publisitas) dan personal selling (penjualan pribadi).

(12)

2.3 Personal Selling

2.3.1 Sejarah Singkat Perkembangan Personal Selling

Personal Selling merupakan ilmu yang sudah tua umurnya, bersamaan dengan dimulainya sejarah asal mula manusia. Namun dalam perkembangannya, ilmu ini baru mendapat perhatian yang sungguh-sungguh pada pertengahan abad ke -19. Orang pertama yang merintis personal selling adalah John Wanamaker (1965) di Amerika Serikat. Ia terkenal dengan “service principel”, yang menganut paham : “berikanlah service (pelayanan) yang terbaik, serta kualitas (mutu) yang terbaik, maka akhirnya pasar akan tumbuh di depan rumah anda”. (Baduara, 1992:3)

Pada tahun 1984, Arthur E. Sheldon, mengembangkan service principle menjadi “personal selling” dan kemudian resmi menjadi : science of salesmanship”. Akibatnya dialah yang resmi dianggap sebagai “pioneer” pertama dalam ilmu menjual.

Kegiatan menjual adalah suatu pekerjaan yang menuntut daya tarik yang erat kaitannya dengan seni. Oleh sebab itu, kegiatan menjual berkaitan erat dengan persyaratan disiplin diri. Seorang penjual diharuskan memenuhi nilai-nilai pribadi (personal qualities) yang positif.

(13)

depan seseorang akan sangat ditentukan oleh nilai-nilai probadinya. Yaitu 85% ditentukan oleh nilai-nili pribadi, dan hanya 15 % yang ditentukan oleh nilai-nilai kejuruan (technical qualities).

2.3.2 Defenisi Personal Selling

Dalam hubungan lingkup personal selling, Jean Beltrand mencoba menampilkan lima defenisi personal selling sebagai berikut :

1. Personal Selling adalah merupakan suatu kemampuan yang sekaligus menunjukan layalitas penjual, atau peranan penjual dalam pendekatan kepada seseorang atau orang lain, sehingga dapat membentuk suatu titik keputusan untuk menetapkan hak utama sebagai individu, dalam penetapan kesempatan milik atau minat.

2. Personal Selling adalah merupakan suatu kemampuan profesional yang bersifat umum di dalam tugas – tugas memberikan pelayanan, pertolongan atau bantuan kerja sama, untuk membentuk suatu keputusan yang nyata, sekaligus membawa manfaat bagi masyarakat.

3. Personal Selling adalah merupakan suatu kemampuan yang mempunyai segi penampilan kejujuran, keramahan dan persesuaian, serta pertimbangan mencapai suatu titik keputusan terhadap hal – hal yang berharga bagi seseorang atau menyenangkan bagi seseorang.

(14)

4. Personal Selling adalah merupakan suatu kemampuan dalam segi menulis, mendisain, menemukan, mencipta serta seni membentuk suatu keinginan atau hasrat dari orang lain untuk menuntut hak miliknya berupa kepahlawanan, kemasyuran, atau kehormatan.

5. Personal Selling adalah merupakan suatu kemampuan dalam melaksanakan suatu kerja, tugas – tugas atau kewajiban yang dapat memberikan suatu keuntungan bagi pihak lain yang sekaligus menjadi alat pengambilan keputusan baginya untuk memberikan imbalan jasa kepada penjual (badura, 1992 : 4).

Banyaknya definisi yang ditampilan oleh Jean Beltrand di atas menunjukan bahwa ruang lingkup personal selling dalam praktek kehidupan sehari – hari adalah teramat luas. Oleh sebab itu mendefenisikan personal selling dapat dilakukan berdasarkan sudut pandang dalam ruang lingkup kegiatan apa personal selling itu ingin ditempatkan secara spesifik.

2.4 Komunikasi dan hubungan masyarakat

2.4.1 Komunikasi dan Masyarakat

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Sementara itu untuk menjalin rasa

(15)

Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan peranan yang penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern yaitu manusia yang cara berfikirnya tidak spekulatif tetapi berdasarkan logika dan rasional dalam melaksanakan segala kegiatan dan aktivitasnya. Kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses komunikasi antar manusia.

Hubungan masyarakat sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu keluar memberikan informasi kepada khalayak dan ke dalam menyerap reaksi masyarakat.

Sejauh mana keberhasilan tergantung dari pada upaya dan usaha serta kemampuan organisasi itu sendiri. Eksistensi hubungan masyarakat dalam komunikasi merupakan bagian dari tugas seorang marketing dalam penelitian ini, baik hubungan yang tercipta antar sales rokok Djarum dan masyarakat ataupun sebaliknya. Ini merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka memperkenalkan kegiatan dan aktivitas kepada masyarakat. Hubungan masyarakat merupakan suatu alat untuk memperlancar jalannya interaksi serta penyebaran informasi kepada masyarakat melalui personal selling.

Hubungan masyarakat menjalankan fungsi dan tugas penerangan di dalam jajaran masing-masing. Sales rokok Djarum menjalankan fungsi dan tugas penerangan di dalam personal selling. Komunikasi masyarakat berfungsi sebagai

(16)

jembatan yang dijembatani cita-cita dan aspirasi dengan masyarakat secara timbal balik. Aspirasi dan cita – cita masyarakat tertampung sehingga mereka merasa ikut serta dan dengan sendirinya terdapat dorongan dari pribadi masing – masing masyarakat untuk menggunakan rokok Djarum.

Dalam pelaksanaan hubungan masyarakat perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a. Melaksanakan tujuan antara sales rokok Djarum dan masyarakat melalui pendekatan yang informatif, edukatif , persuasif

b. Proses komunikasi lewat kegiatan yang dilakukan berencana, yang meliputi penyampaian pesan yang akurat, objektif, punya daya pengaruh yang kuat guna berhasilnya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Untuk itu perlu diciptakan situasi dan kondisi yang dapat menumbuhkan suasana kerjasama dan kebersamaan dalam upaya melahirkan tugas – tugas pokok yang diemban oeh seorang marketing.

2.5 Strategi kepuasan Pelanggan

Upaya mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang mudah. Kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai. Sekalipun hanya untuk sementara waktu (namun upaya perbaikan atau penyempurnaan kepuasan dapat dilakukan

(17)

Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan diantaranya (Kotler dan Amstrong, 2002:128):

1. Relationship Marketing

Dalam strategi ini, hubungan transaksi antara penyelia jasa dan pelanggan berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraaan jangka panjang dengan pelanggan secara terus menerus sehingga diharapkan dapat terjadi bisnis unggulan (repeat business).

2. Strategi Superior Customer Service

Perusahaan yang menerapkan strategi ini berusaha menawarkan pelayanan yang lebih unggul daripada pesaingnya. Untuk mewujudkannya dibutuhkan dana besar, kemampuan sumbber dana yang besar, kemampuan sumber daya manusia dan usaha yang gigih.

3. Strategi Unconditional Guarantees/extraordinary Guarantees

Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, perusahaan jasa dapat mengembangkan augment service terhadap core servicenya, misalnya dengan merancang generasi tertentu atau dengan memberikan pelayanan purnajual yang baik. Fungsi utama generasi adalah untuk mengurangi resiko kerugian pelanggan sebelum dan sesudah pembelian jasa, sekaligus memaksa perusahaan bersangkutan untuk memberikan yang terbaik dan meraih loyalitas

(18)

pelanggan. Fungsi lainnya adalah sebagai alat positioning untuk membedakan perusahaan dengan pesaingnya.

4. Strategi Penanganan Keluhan Yang Efektif

Penanganan keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan yang puas (atau bahkan pelanggan “abadi”)

Ada empat aspek penting dalam penanganan keluhan, yaitu:

a. Empati terhadap pelanggan yang marah b. Kecepatan dalam penganganan keluhan

Apabila keluhan pelanggan tidak segera ditanggapi, maka rasa tidak puas terhadap perusahaan akan menjadi permanen dan tidak dapat diubah lagi. c. Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau keluhan d. Kemudahan bagi pelanggan untuk menghubungi perusahaan.

5. Strategi Peningkatan kinerja perusahaan

Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan antara lin:

a. Menyempurnakan proses dan produk (jasa) melalui upaya perbaikan berkesinambungan dan patok duga (merupakan proses perbandingan dan pengukuran operasi atau proses internal organisasi terhadap mereka yang

(19)

b. Apabila perusahaan membutuhkan perubahan dan pembenahan yang bersifat fundamental, dramatis dan radikal, maka perusahaan perlu menerapkan Business Proccess Reenginering (BPR).

c. Melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan secara berkesinambungan.

d. Melakukan pendidikan dan pelatihan menyangkut komunikasi

Salesmanship dan public relation kepada setiap jajaran manajemen dan

karyawan.

e. Sistem penelitian kinerja, penghargaan dan promosi karyawan yang didasarkan atas kontribusi mereka (baik secara individual maupun tim) dalam usaha peningkatan kualitas, penciptaan customer value dan

customer satisfaction secara berkelanjutan.

f. Membentuk tim-tim kerja lintas fungsional, sehingga diharapkan wawasan dan pengalaman karyawan semakin besar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuannya dalam melayani pelanggan.

g. Memberdayakan (empowermnet / upaya memberikan otonomi, wewenang karyawan sehingga mereka dapat mengambil keputusan tertentu yang berkaitan dengan tugasnya.

(20)

2.6 Persepsi

2.6.1 Defenisi Persepsi

Secara etimologi, persepsi atau dalam bahasa Inggris perceprtion berasal dari bahasa Latin perception, dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil (Sobur, 2003:445).

Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terjadi dalam pengamatan seseorang terhadap orang lain. Pemahaman terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan ng memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan (2007:179).

Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Sobur, 2003:445).

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kia, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 2007:179).

(21)

menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory

stimuli) (Rakhmat, 2001:57).

Lahlry (1991) mendefenisikan persepsi sebagai proses yang kita gunakan untuk menginterprestasikan data-data sensoris. Data-data sensoris sampai kepada kita melalui lima indra kita (Severin, 2005:83).

Sementara Joseph A. Devito mendefenisikan persepsi sebagai proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya yang mempengaruhi indera kita (Mulyana, 2007:180)

Brian Fellows juga mendefenisikan persepsi sebagai proses yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran menerima dan menganalisi informasi (Mulyana, 2007:180)

Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu hal penting yang dialami setiap orang. Setiap orang akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang datang dari lingkungannya, diolah, selanjutnya diproses.

2.6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. David Krech dan Richard S. Crutchfield (1977) (dalam Rahmat,

(22)

2001:58) menyebutkan sebagai faktor fungsional, faktor struktural, faktor situasional, dan faktor personal.

1. Faktor Fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu. Dari sisi Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama, yaitu: persepsi bersifat selektif. Ini berarti bahwa objek-obbjek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.

2. Faktor Struktural.

Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sisitem saraf individu. Dari sini Krech dan Cruthfield melahirkan dalil persepsi yang kedua, yaitu: medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.

(23)

Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari faktor-faktor situasional yang mempengaruhi.

4. Faktor Personal

Faktor personal terdiri dari pengalaman, motivasi dan kepribadian . pengalaman bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi. Sementara motivasi adalah faktor yang mempengaruhi stimuli yang akan diproses. Sedangkan kepribadian adalah ragam pola tingkah laku dan pikiran yang memiliki pola tetap yang dapat dibedakan dari orang lain yang merupakan karakteristik seorang individu.

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interprestasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi (Mulyana, 2007:170).

Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya, semakin cendrung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana, 2007:180)

(24)

2.6.3 Proses Persepsi

Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis lainnya adalah pengenalan, penalaran, perasaan, tanggapan. Seperti dinyatakan dalam bagan berikut ini:

Gambar 2

Variabel psikologis diantara rangsangan dan tanggapan

Rangsangan Persepsi Pengenalan Tanggapan

Sumber : Sobur, 2003:447

Dari bagan diatas, digambarkan bahwa persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Bahkan diperlukan bagi orang yang paling sedikit terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan suatu cara menahan dampak dari rangsangan.

Secara singkat persepsi dapat didefenisikan sebagai cara manusia menangkap rangsangan. Kognisi adalah cara manusia memberi arti terhadap rangsangan.

Penalaran

(25)

pada tingkat pembentukan psikologi. Perasaan adalah konotasi emosional yang dihasilkan oleh rangsangan baik sendiri atau bersama-sama dengan rangsangan lain pada tingkat kognitif atau konseptual.

Dari segi psikologis dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh sebab itu untuk mengubah tingkah laku seseorang harus dimulai dengan mengubah persepsinya (Sobur, 2003:446).

Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia, kita ingin mengenali dunia dan lingkungan yang mengenalinya. Pengetahuan adalah kekuasaan. Tanpa pengetahuan kita tidak dapat bertindak secara efektif. Persepsi adalah sumber utama dari pengetahuan itu. Dari defenisi yang dikemukakan oleh Pareek (Sobur, 2003:451) yaitu: “persepsi adalah proses menerima, meyeleksi, mengorganisir, mengartikan dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera dan data”, tercakup beberapa segi atau proses yang selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:

1. Proses menerima rangsangan

Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indera. Kita mmelihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.

(26)

2. Proses menyeleksi rangsangan

Setelah rangsangan diterima atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk proses yang lebih lanjut.

3. Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan, yakni pengelompokan (berbagai rangsangan yang diterima dikelompokkan dalam suatu bentuk), bentuk timbul dan datar (dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecendrungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan gejala atau rangsangan yang lain berada di latar belakang), kemantapan persepsi (ada suatu kecendrungan untuk menstabilkan persepsi dan perubahan-perubahan konteks tidak mempengaruhinya).

4. Proses Penafsiran

Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, sipenerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepdi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada dasarnya memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.

(27)

Setelah data diterima dan ditafsirkan, sipenerima mengambil tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses ini terlalu cepat dan orang mungkin tidak menyadarinya.

6. Proses Reaksi

Tahap terakhir dari proses perseptual adalah tindakan sehubungan dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang bertindak sehubungan dengan persepsinya.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Jenis-jenis Krustasea (Subkelas Malacostraca) di Hutan Mangrove Daerah Pesiisr Tanjung Api-api Sumatera Selatan dan Sumbangannya pada Pembelajaran

Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur acoustic backscattering strength dasar perairan pada berbagai tipe substrat di perairan Selat Gaspar dan sekitarnya...

Secara umum,alat penukar kalor adalah alat yang memindahkan panas diantara dua fluida yang memiliki temperatur yang berbeda tanpa mencampurkan kedua fluida tersebut

Harapan antara pegawai dan perusahaan atau organisasi berkaitan dengan hubungan kerja yang mereka jalani dan hal ini berlangsung sejak pegawai tersebut memilih untuk menjadi

Tujuan dan Manfaat Tujuan akhir ultimate goal dari penyelenggaraan sub unsur pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, yang merupakan salah satu sub unsur dari

namun jika kita terus melatih diri untuk selalu memuji Tuhan, kita akan beroleh kekuatan untuk memuji dia apa pun keadaan kita seperti daud yang memuji Tuhan bukan hanya

Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran teknik GI (Group Investigation) dengan media pembelajaran

Pandangan filosofis tentang hakikat sekolah itu sendiri dan hakikat masyarakat, dan bagaimana hubungan antara keduanya. a) Sekolah adalah bagian yang integral