NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
IHSG telah memposisikan di bawah dari garis lagging indikator jangka pendeknya, yakni MA5 dan MA20 sebagai sinyal negatif. Demikian sinyal dari leading indicator baik indikator MACD dan Stochastic, terkonfirmasi negatif bagi IHSG. Support level di 4776 dan resistance level di 4900.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4823.568 +8.722 4,881.52 5,985.34
LQ-45 834.607 +3.049 1,632.34 4,692.21
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG ditutup menguat tipis sebesar 8,72 poin (0,18%) ke level 4.823,57 pada akhir perdagangan pekan lalu. Dari domestik, PNBP pada kuartal pertama tahun 2016 mengalami penurunan cukup tajam, khususnya sektor sumber daya alam dari Rp21,9 triliun menjadi Rp13,8 triliun. Penurunan PNBP khususnya SDA migas sebesar 58% dari Rp15 triliun menjadi Rp9,5 triliun, sektor minerba menjadi Rp3,4 triliun. Selanjutnya, realisasi belanja modal hingga akhir Maret 2016 mencapai Rp 10,2 triliun atau 5,1% dari target. Angka tersebut memang jauh lebih tinggi dibanding realisasi belanja modal pada kuartal pertama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 3,9 triliun, namun tidak jauh berbeda dengan realisasi kuartal pertama sebelum tahun 2015. Selanjutnya, secara tahunan penjualan eceran pada tiga bulan pertama tahun ini juga mengalami pelambatan. Indeks Penjualan Riil (IPR) pada akhir Maret 2016 diperkirakan tumbuh 9,6% year on year (YoY). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan IPR pada bulan Februari 2016 yang sebesar 9,9%, dan pertumbuhan IPR pada Januari 2016 yang sebesar 12,9%. Dari global, IMF memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia akibat lemahnya tingkat ekspor dan turunnya tingkat investasi di AS, kenaikan pajak yang menghambat pertumbuhan di Jepang, serta penurunan harga minyak dunia yang terus membebani perusahaan komoditas. Menurut IMF, perekonomian dunia hanya akan tumbuh 3,2% pada tahun ini, turun dari proyeksi sebelumnya yakni 3,4% pada Januari lalu. Demikian pula untuk prediksi 2017 yang dipangkas menjadi 3,5% dari 3,6% tiga bulan lalu. IMF menurunkan outlook ekonomi Jepang pada tahun ini menjadi 0,5% dan kontraksi 0,1% di 2017. Sebelumnya, untuk tahun depan, proyeksi IMF untuk Jepang adalah tumbuh 0,3%. Berbeda dengan China, IMF malah menaikkan prediksi sebesar 0,2% untuk tahun ini dan tahun depan menyusul adanya kenaikan permintaan domestik dan pertumbuhan di sektor jasa yang mengimbangi pelemahan sektor manufaktur. Dari regional, Data ekonomi China menunjukkan bahwa inflasi harga konsumen negara pada bulan Maret sebesar 2,3% atau lebih rendah dari perkiraan sebesar 2,14%. Sementara itu, PPI pada bulan Maret tercatat sebesar -4,3% pada bulan Maret atau lebih rendah dari perkiraan sebesar -4,6%. Selanjutnya, PDB China diestimasi untuk tumbuh sebesar 6,7% dibanding tahun sebelumnya.
Dalam pertemuan G-20 di Washington DC, AS, pejabat bank sentral-bank sentral mencemaskan ekonomi dunia, dimana harga komoditas dan harga minyak dunia turun. Kondisi dari ekonomi global tersebut membuat IMF pun memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,2% dari sebelumnya 3,4%. Sementara itu, The IMF World Bank Spring Meetings di Washington DC, AS akan diselenggarakan pada 12-18 April 2016. Dimana, Bank sentral global tengah mencari berbagai cara untuk menstimulasi perekonomiannya dan melindungi dari guncangan global. Perlambatan ekonomi global kembali mengmabat bagi ekonomi Cina di 1Q2016 hanya tumbuh 6,7% YoY dari sebelumnya tumbuh 6,9% YoY. Kendati data lainnya ada yang menunjukan pertumbuhan, seperti data industrial production 1Q16 tumbuh 5,8% YoY dari sebelumnya 5,4% YoY, retail sales 1Q16 tumbuh 10,3% YoY dari sebelumnya 10,2% YoY. Tanda-tanda pemulihan perekonomian Cina itu meningkatkan risiko inflasi yang dapat mendorong PBoC memperketat kebijakan moneternya. Selain itu Cina dinilai masih mengalami rebalancing, sehingga Indonesia berpotensi mengalami deflasi. Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan bulan Maret 2016 sebesar USD 497 juta atau turun dari periode sebelumnya USD 1136 juta, dimana ekspor turun 13,51% YoY dan impor turun 10,41% YoY. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) memperkenalkan suku bunga acuan baru, yaitu reverse repo 7 hari menggantikan suku bunga BI rate untuk memperkuat transmisi moneter. BI akan menggunakan suku bunga reverse repo 7 hari sebagai acuan instrumen kebijakan untuk membantu memacu pinjaman dan mendukung pertumbuhan Indonesia. Kebijakan baru itu efektif pada 19 Agustus 2016. BI akan menjaga koridor suku bunga yang simetris dan lebih sempit, yaitu deposit facility rate dan batas atas koridor berada masing-masing 75 bps di bawah dan di atas BI 7-day Repo Rate. Penurunan BI Rate sebesar 75 bps menjadi 6,75% belum efektif menurunkan suku bunga kredit. Saham sektor perbankan diperkirakan terkena dampak negatif atas kebijakan BI tersebut. Pada pertemuan produsen minyak yang tergabung OPEC dan non OPEC pada hari Minggu kemarin gagal mencapai kesepakatan. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran akan reaksi pasar. Muncul kekhawatiran pasar, terhadap sentimen diatas bagi perdagangan di Bursa Efek Indonesia pekan ini yang berpotensi menekan bagi pergerakan IHSG..
WEEKLY REPORT
18 April 2016• Dividen PTBA Rp 289,73 per saham akan dibagikan 18 Mei 2016 • Laba PSAB tahun 2015 naik 5,3% YoY
• Anak usaha FISH peroleh fasilitas USD 21 juta dari Rabobank Hongkong • SUPR perbesar alokasi belanja modal
• BALI akan bangun menara mikro seluler
• SDPC kerja sama distribusi dengan PT. Marion Sam
• KBLV anggarkan capex Rp 800-900 miliar tahun ini, tambah lini bioskop • RUPS LINK setujui bagi dividen tahun buku 2015 Rp 42/saham • LINK realisasikan 25% capex tahun 2016 di 1Q 2016 • LINK targetkan tambah 90 ribu pelanggan baru di tahun 2016 • GIC & MMLP investasi bangun pergudangan di Jakarta & Surabaya • Pefindo memberikan peringkat A- pada PPRO
• Laba MARI per 1Q16 naik 49,08% YoY • Laba BIPP tahun 2015FY naik 619,5% YoY • GIAA minati penawaran UK Export Finance
• Laba GIAA Q1 2016 turun 91,03% YoY, tingkatkan bisnis kargo udara • SOCI dirikan anak usaha, LISM
• BIRD turunkan tarif taksi 15%
• MEGA bagikan dividen Rp 75,58 per saham
• Tahan dividen, BNGA pilih perkuat modal, jaga NIM di level 5% • BBRI & BBNI dapat jatah Danareksa & Bahana
18 April 2016
18 April 2016
Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 289,73 per saham pada 18 Mei 2016. Cum dan ex dividen di pasar reguler/negosiasi pada 21-22 April 2016. J Resources Asia Pasific (PSAB) meraih kenaikan laba bersih per Desember 2015 sebesar 5,3% YoY menjadi USD 24,21 juta dibandingkan sebelumnya USD 22,99 juta. Penjualan naik menjadi USD 286,59 juta dari sebelumnya USD 280,17 juta.
Solusi Tunas Pratama (SUPR) menganggarkan belanja modal pada 2016 sebesar Rp800 miliar-Rp900 miliar, lebih tinggi 20,5%-35,56% dari realisasi belanja modal tahun lalu. Sumber dana belanja modal berasal dari kas hasil operasional dan pinjaman bank. Perusahaan masih memiliki fasilitas revolving yang didapat pada 3 Juni 2015 sebesar Rp530 miliar dan US$10 juta. Belanja modal tahun ini akan digunakan untuk menambah menara dan kolokasi, menara kabel optic baru, dan memperbaharui lahan sewa dan izin yang jatuh tempo.
Bali Towerindo Sentra (BALI) memperoleh pinjaman sebesar Rp 95 miliar dari Bank Sinarmas (BSIM). Pinjaman sebesar Rp 75 miliar akan digunakan untuk membiayai pembangunan menara mikro seluler yang akan dibangun di seluruh Indonesia, khususnya daerah Jabodetabek. Jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut 60 bulan termasuk grace period 12 bulan. Sementara itu, perseroan juga mendapatkan pinjaman sebesar Rp 20 miliar untuk pembelian dan pembayaran down payment komponen tower MCP maupun jaringan FTTH.
Millenium Pharmacon International (SDPC) menandatangani perjanjian kerja sama distribusi pada 13 April 2016 dengan PT Marion Sam. Marion Sam adalah suatu perusahaan yang berkedudukan di Jakarta yang menghasilkan produk-produk OTC (Over The Counter)/Suplemen. Perjanjian kerja sama distribusi tersebut untuk pertama kali berlaku selama dua tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis setiao periode setahun berikutnya. Anak usaha FKS Multi Agro (FISH) yakni PT Nusa Prima Logistik (NPLog) telah menandatangani Facility Agreement dengan Cooperatieve Rabbobank U.A Hong Kong branch senilai USD 21 juta. Perseroan selaku induk usaha melakukan penjaminan sesuai dengan Akta Jaminan Perusahaan pada 14 April. Nilai jaminan yang diberikan adalah secara proporsional sebesar persentase kepemilikan saham perseroan pada NPLog yakni 65% dan nilai jaminan hanya 21,6% dari ekuitas FISH. Jaminan tersebut diperlukan karena NPLog merupakan entitas perusahaan yang baru memulai operasi komersial sehingga belum mempunyai arus kas yang stabil untuk membayar kembali pinjaman.
Mahaka Radio Integra (MARI) mengalami pertumbuhan laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 49,08% per Maret 2016 menjadi Rp 8,75 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 5,86 miliar. Pendapatan bersih naik menjadi Rp 21,79 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 18,90 miliar.
First Media (KBLV) pada tahun ini menganggarkan belanja modal sebesar Rp 800-900 miliar. Untuk tahun ini, perseroan akan lebih fokus menambah jaringan layar untuk bioskop anak usahanya atau yang lebih dikenal Cinemaxx.
First Media (KBLV) ekspansi bisnis bioskop melalui anak usaha PT Cinemaxx Global Pasifik dengan target mencapai 190 layar di 35 lokasi yang tersebar di 26 kota di Indonesia pada 2016, didukung oleh pangsa pasar bioskop di Indonesia masih sangat besar.
Ekspansi bisnis bioskop akan relative cepat lantaran Cinemaxx telah menemukan standarisasi dan konsep untuk selanjutnya direplikasi di lokasi-lokasi lain di penjuru Indonesia. Ekspansi juga akan disinergikan dengan pengembangan aset properti.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Link Net (LINK) menyetujui untuk membagikan dividen tunai tahun buku 2015 sebesar Rp 127,7 miliar atau Rp 42 per saham. Dividen akan dibayarkan secepatnya, sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Laba bersih Perseroan tahun 2015 juga akan dialokasikan untuk dana cadangan dan dibukukan sebagai laba ditahan. Hal itu guna mendukung ekspansi Link Net ke depan. Sementara itu, perseroan berharap pendapatan dapat naik 15% pada tahun ini.
Link Net (LINK) di kuartal I 2016 telah merealisasikan sekitar 25% dari total belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dianggarkan pada tahun 2016 sebesar Rp 900 miliar - Rp 1 triliun yaitu sekitar Rp 237,5 miliar - 250 miliar. Dana capex hingga Rp 1 triliun itu berasal dari kas internal perusahaan. Dana tersebut akan dipergunakan untuk pengembangan bisnis, yaitu menambah jaringan rute rumah yang dilewati (homes passed) sebanyak 120-150 ribu, modernisasi jaringan, sehingga dapat mengakomodasi 90 ribu pelanggan. Perseroan akan mendorong pertumbuhan melalui segmen residensial dan korporasi. Residensial dengan cara memperluas cakupan jaringan ke area yang mempunyai penetrasi yang tinggi seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Link Net (LINK) menargetkan penambahan 90.000 pelanggan baru pada tahun 2016. Jumlah pelanggan Link Net per Desember 2015 sebanyak 890.000, terdiri dari televisi berbayar 433.000 dan internet 457.000. Perseroan lebih membidik pasar UKM sebagai pelanggan baru. Perseroan akan mengoptimalkan perluasan jaringan home passed di tiga kota utama yang menjadi pasar Link Net, yakni Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Pefindo memberikan peringkat A- kepada PP Properti (PPRO) dengan prospek stabil. Hal ini mengindikasikan posisi yang kuat dengan dukungan dari induk usahanya, Pembangunan Perumahan (PTPP). Selain itu, PPRO dinilai memiliki aset berkualitas. PPRO juga memiliki lokasi proyek yang strategis dan terdiversifikasi.
Bhuwanatala Indah Permai (BIPP) meraih kenaikan laba per Desember 2015 menjadi Rp 122,38 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 17,01 miliar. Penghasilan naik menjadi Rp 111,64 miliar dari sebelumnya Rp 98,67 miliar di tahun 2014.
GIC fund, perusahaan pengelolaan dana asal Singapura, telah melakukan investasi pertama di sektor logistik bermitra dengan Mega Manunggal Property (MMLP) untuk membangun gudang. Perusahaan akan membangun pergudangan tersebut di area sewa senilai 500.000 meter persegi yang berlokasi di Indonesia dalam 3 tahun ke depan dengan fokus pada aera Jakarta dan Surabaya. Namun GIC tidak menyebutkan nilai investasi dalam proyek tersebut.
Blue Bird (BIRD) menurunkan tarif dasar taksi untuk buka pintu maupun per km mulai 16 April 2016 rata-rata 15%. Penurunan tarif itu untuk armada taksi reguler di area Jabodetabek dengan penyesuaian buka pintu dari Rp 7.500 menjadi Rp 6.500 dan tarif per km dari Rp 4.000 per km menjadi Rp 3.500 per km. Sedangkan tarif waktu tunggu dari Rp 48.000 per jam menjadi Rp 42.000 per jam.
18 April 2016
18 April 2016
Garuda Indonesia (GIAA) menyatakan berminat terhadap tawaran pinjaman senilai USD 1 miliar dari lembaga pembiayaan asal Inggris, UK Export Credit and Finance Insurance (UK Export Finance). Pinjaman tersebut akan menjadi alternatif pendanaan eksternal selain obligasi global. Perseroan setidaknya membutuhkan dana sekitar USD 1 miliar untuk mendatangkan pesawat dalam periode lima hingga 10 tahun ke depan. GIAA menargetkan pendapatan tahun ini di atas USD 4 miliar.
Garuda Indonesia (GIAA) akan meningkatkan bisnis kargo udara. Akhir tahun ini, kontribusi kargo diharapkan sebesar 12% terhadap pendapatan dan dalam dua tahun ke depan menjadi 20%. Ke depan, perseroan berencana membentuk joint operation dan joint venture dengan beberapa institusi.
Garuda Indonesia (GIAA) mengalami penurunan laba bersih sebesar 91,03% YoY atau sebesar USD 1,02 juta dari pencapaian periode sama tahun sebelumnya USD 11,4 juta. Penurunan kinerja keuangan yang terjadi ini disebabkan adanya pembelian armada pesawat yang dilakukan awal tahun. Jumlah penumpang kuartal I-2016 untuk penerbangan domestik hanya sebesar 4.300 penumpang dan untuk internasional sebanyak 1.018 penumpang. Soechi Lines (SOCI) telah mendirikan anak usaha baru yakni PT Lintas Samudra Maritim (LISM) pada 11 April 2016. Pendirian anak perusahaan ini merupakan operasional rutin perseroan untuk penambahan kapal.
Bank Mega (MEGA) membagikan dividen sebesar Rp 526,35 miliar atau Rp 75,58 per lembar atas perolehan laba tahun lalu kepada pemegang saham. Pada 2015, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,05 triliun.
Bank Mega (MEGA) pada tahun ini akan mengambil langkah konservatif dalam menyalurkan kreditnya. Mega lebih menyasar debitur korporasi dengan lini bisnis yang beragam sebagai sasaran utama penyaluran kredit. Pirnsip tersebut akan dilakukan MEGA mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang masih belum stabil. Perusahaan akan lebih memilih menggaran segmen konglomerasi besar dengan berbagai bidang bisnis dan segmen ritel maupun konsumer. Hal ini dilakukan seiring upaya MEGA untuk menekan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank CIMB Niaga (BNGA) memutuskan untuk menggunakan seluruh laba bersih pada 2015 sebesar Rp427,9 miliar sebagai laba ditahan. CIMB akan berupaya secara optimal untuk menghadapi kondisi usaha yang penuh tantangan pada tahun ini. Beberapa upaya akan ditembuh diantaranya meningkatkan sinergi di semua lini, serta membangun kompetensi sumber daya manusia melalui penanaman budaya perusahaan secara konsisten. Perusahaan akan memperbaiki seluruh proses bisnis dengan strategi yang terstruktur, meningkatkan manajemen resiko, serta fokus pada pengembangan bisnis inti melalui model operasional yang sangat hati-hati dan terfokus.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyiapkan pembentukan perusahaan induk bagi BUMN bidang keuangan. Bank Negara Indoensia (BBNI) direncanakan akan mendapat pelimpahan aset anak usaha PT Danareksa, sedangkan aset PT Bahana akan dialihkan ke Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Proses pembentukan holding direncanakan rampung pada September 2016 dengan menempatkan Danareksa sebagai holding. Saat ini, Kementerian BUMN masih memfinalisasi kajian holding BUMN
keuangan dan menunggu penerbitan peraturan pemerintah yang akan menjadi dasar hukum penunjukan Danareksa sebagai perusahaan holding.
Bank CIMB Niaga (BNGA) memperkirakan net interest margin (NIM) perusahaan dapat terjaga di level 5%. Untuk itu, perusahaan berusaha mengurangi cost of fund (biaya dana) dengan menaikkan porsi dana murah menjadi 50%. BNGA juga fokus ke segmen kredit small medium enterprise (SME) yang dinilai memiliki margin lebih baik. Segmen komersial dan korproasi masih menjadi salah satu bisnis inti perusahaan. Ke depan, perusahaan masih memprioritaskan bisnis SME atau usaha kecil dan menengah (UKM) serta konsumer untuk meningkatkan penyaluran kredit. Tahun ini, perusahaan lebih optimistis dengan prospek bisnis. Dari sisi loan, perusahaan meyakini total kredit perusahaan setidaknya dapat tumbuh di atas pencapaian tahun lalu atau sekitar di bawah 10%. Namun, pertumbuhan kredit perusahaan masih melambat hingga kuartal I/2016.
Kresna Graha Investama (KREN) melalui anak usahanya telah masuk bisnis Travel e-commerce platform & payment Aggregator dengan melakukan penyertaan 30% saham di PT Indo Corpora Investama (ICI) yang merupakan pemilik platform dari Paditrain, Padicit dan Padipay. ICI merupakan pelopor penyedia layanan pemesanan tiket kereta api lewat smartphone.
18 April 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 38.08 -2.28 TLKM (US) 53 17,605 534
Natural Gas (US$)/mmBtu 1.88 -0.02 ANTM (GR) 0.04 506 -45
Gold (US$)/Ounce 1237.48 3.32
Nickel (US$)/MT 8915.00 -80.00
Tin (US$)/MT 17150.00 0.00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 50.85 -11.55
Coal (RB) (US$)/MT* 53.45 -9.91
CPO (ROTH) (US$)/MT 712.50 -2.50
CPO (MYR)/MT 2621.00 -0.50
Rubber (MYR/Kg) 727.50 -1.00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 709.04 -9.47
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD
Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17,897.46 -0.16 2.71 16.60 14.74 3.06 2.92 5,377.66
USA NASDAQ COMPOSITE 4,938.22 -0.16 -1.38 20.97 17.74 3.39 3.09 7,744.23
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6,343.75 -0.34 1.62 17.02 14.33 1.75 1.69 1,573.96
CHINA SHANGHAI SE A SH 3,221.34 -0.14 -13.04 13.44 11.92 1.44 1.32 4,002.14
CHINA SHENZHEN SE A SH 2,069.68 -0.20 -14.32 27.28 21.98 3.26 2.91 3,213.96
HONG KONG HANG SENG INDEX 21,316.47 -0.10 -2.73 11.37 10.28 1.07 1.01 1,737.20
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4,823.57 0.18 5.02 16.77 14.62 2.49 2.26 388.02
JAPAN NIKKEI 225 16,378.61 -2.78 -13.95 15.36 14.13 1.34 1.26 2,817.22
MALAYSIA KLCI 1,727.99 0.24 2.10 16.60 15.38 1.75 1.65 259.17
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2,923.94 0.34 1.43 13.20 12.53 1.12 1.07 299.20
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13,177.50 -2.50 1000 IDR/ USD 0.08 0.0000
EUR/IDR 14,885.44 41.25 EUR / USD 1.13 0.0012
JPY/IDR 121.97 1.52 JPY / USD 0.01 0.0001
SGD/IDR 9,681.37 -8.31 SGD / USD 0.73 -0.0020
AUD/IDR 10,067.54 -102.77 AUD / USD 0.76 -0.0085
GBP/IDR 18,683.06 17.71 GBP / USD 1.42 -0.0024
CNY/IDR 2,034.96 -1.67 CNY / USD 0.15 0.0002
MYR/IDR 3,376.25 -12.14 MYR / USD 0.26 -0.0009
KRW/IDR 11.50 0.10 100 KRW / USD 0.09 0.0008
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.04
BI Rate (%) Indonesia 6.75 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.00 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.07
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.07
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.80
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description March-16 February-16 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.62 0.42 SBI (9M) 6.60
Inflation YOY % 4.45 4.42 SBIS (9M) 6.60
Inflation MOM % 0.19 -0.09 SBI (12M) 6.75
Foreign Reserve (USD) 107.50 Bn 104.54 Bn SBIS (12M) 6.75
18 April 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
19 Apr US Housing Starts Turun menjadi 1165 ribu dari 1178 ribu
19 Apr US Housing Starts MoM Turun menjadi -1.1% dari 5.2%
19 Apr US Building Permits Naik menjadi 1177 ribu dari 1167 ribu
19 Apr US Building Permits MoM Naik menjadi -2.2% dari -3.1%
20 Apr US Existing Home Sales Naik menjadi 5.29 juta dari 5.08 juta
20 Apr US Existing Home Sales MoM Naik menjadi 4.1% dari -7.1%
21 Apr Indonesia BI Reference Rate Tetap 6.75%
21 Apr Indonesia BI Deposit Facility Rate Tetap 4.75%
21 Apr Indonesia BI Lending Facility Rate Tetap 7.25%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
ASII IJ 7675 6.60 18.16 BMRI IJ 9250 -4.39 -9.27 TLKM IJ 3500 3.24 10.47 HMSP IJ 98500 -1.01 -4.40 UNVR IJ 43800 1.86 5.77 BBRI IJ 10050 -1.71 -4.04 BBCA IJ 13100 0.77 2.31 BBNI IJ 4840 -3.68 -3.23 UNTR IJ 16250 3.67 2.03 SMGR IJ 10350 -2.59 -1.54 BYAN IJ 7900 5.33 1.26 SCMA IJ 3050 -2.40 -1.04 KLBF IJ 1420 1.43 0.89 GGRM IJ 65000 -0.76 -0.91 INTP IJ 20150 1.26 0.87 ADRO IJ 700 -2.78 -0.60 AMRT IJ 600 3.45 0.78 BMTR IJ 1060 -4.07 -0.60 BNLI IJ 920 7.60 0.72 ISAT IJ 6200 -1.59 -0.51
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter PT Bank Ganesha Banking &
Finance
102-105 6100.00 TBA TBA Indo Premier Securities
PT Buyung Poetra Sembada
18 April 2016
18 April 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
KAEF 8.96 Cash Dividend 13 Apr-16 14 Apr-16 18 Apr-16 04 May-16
PLIN 43.00 Cash Dividend 14 Apr-16 15 Apr-16 19 Apr-16 10 May-16
TINS 4.09 Cash Dividend 14 Apr-16 15 Apr-16 19 Apr-16 10 May-16
BBCA 105.00 Cash Dividend 14 Apr-16 15 Apr-16 19 Apr-16 29 Apr-16
PGAS 91.32 Cash Dividend 15 Apr-16 18 Apr-16 20 Apr-16 12 May-16
ADHI 26.22 Cash Dividend 15 Apr-16 18 Apr-16 20 Apr-16 12 May-16
SMBR 9.00 Cash Dividend 18 Apr-16 19 Apr-16 21 Apr-16 13 May-16
BBTN 34.95 Cash Dividend 19 Apr-16 20 Apr-16 22 Apr-16 12 May-16
MPPA 26.00 Cash Dividend 20 Apr-16 21 Apr-16 25 Apr-16 13 May-16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 04 Apr’16 05 Apr’16 11 Apr – 09 May’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 07 Apr’16 08 Apr’16 14 Apr – 27 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
BBYB Rights Issue 5:4 115-150 10 May’16 13 May’16 17 May – 23 May’16
EXCL Rights Issue 100:32 TBA 13 May’16 16 May’16 20 May – 26 May’16
BNLI Rights Issue TBA TBA 17 May’16 18 May’16 24 May – 30 May’16
ACST Rights Issue TBA TBA TBA TBA 15 Jun – 21 Jun’16
BINA Rights Issue TBA TBA 10 July’16 11 July’16 15 Jul – 21 Jul’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
ADRO RUPST 18-Apr-16
CINT RUPST 18-Apr-16
LEAD RUPST 18-Apr-16
TRIS RUPST 18-Apr-16
AGRO RUPST 20-Apr-16
ASGR RUPST 20-Apr-16
PTRO RUPST/LB 20-Apr-16
TCID RUPST 21-Apr-16
AUTO RUPST 21-Apr-16
BTEK RUPST/LB 21-Apr-16
TURI RUPST/LB 21-Apr-16
TLKM RUPST 22-Apr-16
BNII RUPST 22-Apr-16
WOMF RUPST/LB 22-Apr-16
LPGI RUPST 25-Apr-16
LPLI RUPST 25-Apr-16
UNTR RUPST 25-Apr-16
LPPS RUPST 25-Apr-16
BFIN RUPST/LB 25-Apr-16
ARNA RUPST 27-Apr-16
HMSP RUPST/LB 27-Apr-16
DSSA RUPST 27-Apr-16
ASII RUPST 27-Apr-16
TMAS RUPST/LB 27-Apr-16
BDMN RUPST 28-Apr-16
18 April 2016
18 April 2016
TLKM
TRADING BUY
S1 3445 R1 3550 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 3390 R2 3605
Closing
Price 3500
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 3445-Rp 3550
• Entry Rp 3500, take Profit Rp 3550
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 71.99 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 30.10 Positif
Bollinger Band (Mid) 3384 Positif
MA5 3413 Positif 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400
October November December 2016 February March April
TLKM Wedge Bullish Breakout 3,414.38 3,413 3,383.75 3,355.83 3,355.83 3,350 3,311.7 3,445 3,493.21 3,493.21 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 51.84, Stochastic %K = 63.16, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
51.8421 51.8421 20 63.1579 63.1579 80 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = -17.28, Signal() = -9.23 -17.282 -9.22515 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 TLKM - TSI(3,5,3) = 30.10, Volume() = 110,433,296.00 20.6273 0.00000 30.0978 110,433,29 TLKM - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 110,433,296.00 0.00000 110,433,29
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ASII
TRADING BUY
S1 7400 R1 7800 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 7000 R2 8200
Closing
Price 7675
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 7400-Rp 7800
• Entry Rp 7675, take Profit Rp 7800
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 58.93 Positif
MACD 37.37 Positif
True Strength Index (TSI) 21.00 Positif
Bollinger Band (Mid) 7301 Positif
MA5 7300 Positif 5,000 5,500 6,000 6,500 7,000 7,500
October November December 2016 February March April
ASII Downward Sloping Channel
Bullish Breakout 7,301.25 7,300 7,278.13 6,900 6,844.44 6,844.44 6,706.52 7,325 7,325 7,425 7,675 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 73.52, Stochastic %K = 84.13, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
73.5171 73.5171 20 80 84.127 84.127 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 0.0 ASII - MACD (5,3) = -74.76, Signal() = -39.66
-74.7589 -39.6629 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ASII - TSI(3,5,3) = 21.00, Volume() = 64,674,000.00
9.64624 0.00000 20.9961
64,674,00
ASII - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 64,674,000.00 0.00000
64,674,00
18 April 2016
18 April 2016
UNTR
TRADING BUY
S1 15875 R1 16425 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 15325 R2 16975
Closing
Price 16250
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 15875-Rp 16425
• Entry Rp 16250, take Profit Rp 16425
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 70.07 Positif
MACD 93.55 Positif
True Strength Index (TSI) 45.79 Positif
Bollinger Band (Mid) 15434 Positif
MA5 15615 Positif 14,000 15,000 16,000 17,000 18,000 19,000 20,000 21,000
October November December 2016 February March April
UNTR Upward Sloping Channel
Bullish Breakout 15,615 15,571.9 15,433.8 15,225 15,225 15,200 14,475 15,675 15,821.4 15,821.4 16,250 16,250 16,250 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 UNTR - Stochastic %D(6,3,3) = 66.53, Stochastic %K = 86.76, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
66.5349 66.5349 20 80 86.7589 86.7589 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 0 UNTR - MACD (5,3) = -147.44, Signal() = -88.36
-147.436 -88.3564 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 UNTR - TSI(3,5,3) = 45.79, Volume() = 7,848,400.00
30.8169 0.00000 45.7947
7,848,400
UNTR - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 7,848,400.00 0.00000
7,848,400
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
KLBF
TRADING BUY
S1 1405 R1 1455 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1370 R2 1490
Closing
Price 1420
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 1405-Rp 1455 • Entry Rp 1420, take Profit Rp 1455
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 72.28 Negatif
MACD 2.80 Negatif
True Strength Index (TSI) -11.81 Positif
Bollinger Band (Mid) 1378 Positif
MA5 1414 Positif 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700
October November December 2016 February March April
KLBF Upward Sloping Channel
1,420 1,414 1,400 1,378.25 1,294.31 1,281.67 1,281.67 1,420 1,420 1,421.25 1,460 1,546.67 1,546.67 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 KLBF - Stochastic %D(6,3,3) = 28.39, Stochastic %K = 26.84, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
26.8376 26.8376 20 28.3903 28.3903 80 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 KLBF - MACD (5,3) = 1.08, Signal() = 2.03 1.0752 2.0323 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 KLBF - TSI(3,5,3) = -11.81, Volume() = 36,273,700.00 -6.81338 -11.8091 0.00000 36,273,70 KLBF - William's % R(14) = -25.64, Volume() = 36,273,700.00 -25.641 36,273,70
18 April 2016
18 April 2016
ELSA
TRADING BUY
S1 405 R1 440 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 365 R2 480
Closing
Price 428
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 405-Rp 440 • Entry Rp 428, take Profit Rp 440
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 83.11 Negatif
MACD 11.56 Positif
True Strength Index (TSI) 61.45 Positif
Bollinger Band (Mid) 366 Positif
MA5 405 Positif 180.0 240.0 300.0 360.0 420.0
October November December 2016 February March April
ELSA Broadening Wedge
405 388 366 314 287 287 269.095 428 428 428 455 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ELSA - Stochastic %D(6,3,3) = 78.39, Stochastic %K = 75.24, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
75.2431 75.2431 20 78.3911 78.3911 80 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0 ELSA - MACD (5,3) = -11.14, Signal() = -10.98
-11.1419 -10.9835 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ELSA - TSI(3,5,3) = 61.45, Volume() = 210,147,504.00
60.1924 0.00000
61.4526 210,147,50
ELSA - William's % R(14) = -19.15, Volume() = 210,147,504.00 -19.1489
210,147,50
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
CPIN
TRADING BUY
S1 3650 R1 3760 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 3600 R2 3810
Closing
Price 3715
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 3650-Rp 3760 • Entry Rp 3715, take Profit Rp 3760
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 79.30 Negatif
MACD 21.55 Negatif
True Strength Index (TSI) 36.61 Positif
Bollinger Band (Mid) 3601 Positif
MA5 3706 Positif 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000
October November December 2016 February March April
CPIN Upward Sloping Channel
3,706 3,660.63 3,600.75 3,502.86 3,502.86 3,460 3,394.86 3,715 3,715 3,715 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 CPIN - Stochastic %D(6,3,3) = 89.34, Stochastic %K = 81.13, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
81.1273 80 20 81.1273 89.3393 89.3393 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 CPIN - MACD (5,3) = -13.58, Signal() = -17.15
-17.1477 -13.58 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 CPIN - TSI(3,5,3) = 36.61, Volume() = 2,103,800.00
36.6111
0.00000
39.801 2,103,800
CPIN - William's % R(14) = -13.56, Volume() = 2,103,800.00 -13.5593
2,103,800
18 April 2016
18 April 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
15-04-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture
AALI Trading Buy 16500 16500 16675 15925 16300 16675 17050 Positif Positif Positif 18300 14800
LSIP Trading Sell 1695 1695 1675 1620 1675 1730 1785 Negatif Negatif Negatif 1840 1425
SGRO Trading Sell 2000 2000 1990 1965 1990 2015 2040 Negatif Negatif Positif 2025 1820
Mining
PTBA Trading Sell 7125 7125 7000 6650 7000 7350 7700 Positif Negatif Negatif 7725 5375
ADRO Trading Sell 700 700 685 645 685 725 765 Negatif Negatif Negatif 800 640
MEDC Trading Sell 1475 1475 1425 1315 1425 1535 1645 Negatif Negatif Negatif 1860 905
INCO Trading Buy 1850 1850 1880 1760 1820 1880 1940 Positif Negatif Positif 2045 1585
ANTM Trading Sell 655 655 630 575 630 685 740 Negatif Negatif Negatif 715 360
TINS Trading Sell 810 810 790 735 790 845 900 Negatif Negatif Negatif 945 565
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Sell 980 980 975 960 975 990 1005 Negatif Negatif Negatif 1040 930
SMGR Trading Sell 10350 10350 10300 10125 10300 10475 10650 Negatif Negatif Negatif 10800 10000
INTP Trading Sell 20150 20150 19975 19725 19975 20225 20475 Negatif Negatif Negatif 20850 19250
SMCB Trading Buy 1155 1155 1195 1065 1130 1195 1260 Positif Negatif Positif 1295 925
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 7675 7675 8200 7000 7400 7800 8200 Positif Positif Positif 7525 6575
GJTL Trading Sell 720 720 705 680 705 730 755 Negatif Negatif Negatif 820 486
Consumer Goods Industry
INDF Trading Sell 7125 7125 7050 6900 7050 7200 7350 Negatif Negatif Negatif 7575 6800
GGRM Trading Sell 65000 65000 64250 62825 64250 65675 67100 Negatif Negatif Negatif 68600 58750
UNVR Trading Buy 43800 43800 44100 42250 43175 44100 45025 Positif Positif Positif 47800 41975
KLBF Trading Buy 1420 1420 1455 1370 1405 1455 1490 Negatif Negatif Positif 1470 1270
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1830 1830 1840 1790 1815 1840 1865 Negatif Positif Positif 1940 1675
PTPP Trading Sell 3745 3745 3660 3660 3715 3770 3825 Negatif Negatif Negatif 3985 3675
WIKA Trading Sell 2540 2540 2500 2395 2500 2605 2710 Negatif Negatif Negatif 2730 2425
ADHI Trading Buy 2740 2720 2785 2655 2720 2785 2850 Negatif Negatif Negatif 2840 2555
WSKT Trading Sell 2160 2160 2075 2075 2130 2185 2240 Negatif Negatif Negatif 2235 1880
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 2660 2660 2640 2600 2640 2680 2720 Negatif Negatif Negatif 2860 2590
JSMR Trading Sell 5300 5300 5250 5125 5250 5375 5500 Negatif Negatif Negatif 5700 5200
ISAT Trading Sell 6200 6200 6125 5975 6125 6275 6425 Negatif Negatif Negatif 6450 5200
TLKM Trading Buy 3500 3500 3605 3390 3445 3550 3605 Positif Positif Positif 3500 3265
Finance
BMRI Trading Sell 9250 9250 9075 8600 9075 9550 10025 Negatif Negatif Negatif 10450 9450
BBRI Trading Sell 10050 10050 9825 9425 9825 10225 10625 Negatif Positif Negatif 11500 10200
BBNI Trading Sell 4840 4840 4750 4500 4750 5000 5250 Negatif Negatif Negatif 5450 4990
BBCA Trading Buy 13100 13100 13175 12825 13000 13175 13350 Positif Positif Positif 13925 12875
BBTN Trading Sell 1695 1695 1680 1635 1680 1725 1770 Positif Negatif Negatif 1865 1610
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 16250 16250 16425 15325 15875 16425 16975 Positif Positif Positif 15750 14825