sPENIND/AÜAN tfEMBAiL-fteODUK PRODUK LEGISLATIF
^PELAKSANAAN KETETAPAN MPRS NO. XIX/MPRS/1966)
INDANG - UNDANG TENTANG PERNJATAAN TIDAK BERLAKUNJA
BERBAGAI UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN PEMERINTAH
PENGGANTI UNDANG-UNDANG
UNDANG-UNDANG TENTANG PENETAPAN BERBAGAI PERATURAN
PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG MENDJADI UNDANG-UNDANG
BUKU II
| FA K. H U K. |
K A A N IM U . l .
• ' • • N 1’
ïs O L E H :
Perpustakaan Soediman Kartoiiadiprodjo FHUI
Buku ini harus dikembalikan pada:
(Keterlambatan pengembalian pada tanggal dibewah.
ini dikenakan denda Rp. 500,- (ptxhaii/l buku)
P E N IN D J A U A N K E M B A L I P R O D U K PU O D U K L E G IS L A T IF (P E L A K S A N A A N K E T E T A P A N M P R S N O . X IX /M P R S /1 9 6 6 )
II
3 V 5
P
UNDANG - UNDANG
TENTANG
PERNJATAAN T I Q ^ fK ^ S E ^ ^ R t^ J A BERBAGAI
UNDANG - UNDANG DÄN I^ fA T jT fe v \ T
PEMERINTAH
PENGGANTI ,t ’’-Na>A^G
¿ 't
•» t ;
ANG
S
UNDANG - UNDANG
TENTANG
PENETAPAN BERBAGAI PERATURAN PEMERINTAH
PENGGANTI UNDANG-UNDANG MENDJADI
UNDANG - UNDANG
D IS U S U N O L E H :
P B K N ' S U ' A v s ,; \ ' I
TinH nl
....
‘/ .z...
3 7 A x> / % ?Na. Silsilah : ___
fr-A.C H U K
I S I - B U K U
Hal.
1. Prakata
2. Surat Menteri Kehakiman kepada Presiden R epublik Indonesia — R antjangan Undang-undang tentang P entjabutan U ndang-undang dan Peraturan Pem erintah Pengganti U ndang-undang dan R antjan gan U ndang-undang tentang Penetapan Beberapa P eraturan Pem erintah P engganti Undang-undang m endjadi U ndang-undang ... 7
3. A m anat Presiden Republik Indonesia — R antjan gan U ndang-undang tentang Pentjabutan U ndang-undang dan P eraturan Pem erintah P eng ganti Undang-undang dan R antjangan U ndang-undang ten tan g Pene tapan B erbagai Peraturan PeWierintah m endjadi U ndang-undang ... 9
\ .
* , ' V
4. Keterangan Pemerintah — R antjangan U ndang-undang ten tan g Pen tjabutan Undang-undang dan Peraturan Pem erintah P engganti Undang-undang dan R antjangan U ndang-undang ten tan g Penetapan Beberapa Peraturan Pemerintah Pengganti U ndang-undang m endjadi U ndang-undang... ... 19
5. Pelaksanaan dari ketentuan dalam Ketetapan M .P.R.S. No. X I X / M P R S /1966 — Surat Pimpinan M .P.R.S. kepada Presiden Republik Indonesia tertanggal 9 D januari 1969 No. 01/11. ’ 69 — Surat Presiden Republik Indonesia kepada Ketua M .P.R.S. tertanggal- 31 D januari 1969 No. 0 9 /P re s./I/6 9 ,- —-.Keputusan Pim pinan M .P.R.S. No. 0 01/B . 569... .-rr-.r.,-... ... 22
6. Rapat K erdja antara Pemerintah dan Panitya Chusus D.P.R .-G .R . ... 28
7. Alasan pemberian persetudjuan oleh D .P.R.-G .R. — R antjangan U n dang-undang tentang P ernjataan tidak berlakunja berbagai U ndang- undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti U ndang-undang dan R antjangan Undang-undang tentang Penetapan berbagai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang m endjadi U ndang-undang Laporan Panitia Chusus — Parkindo — P.N .I. — M urba K arya Pembangunan A -B — Katholik — A B R I — K arya Pem bangunan B dan C — Parmusi — Perti — N.U. — Sambutan Pem erintah (M enteri Kehakim an)... 8. Surat pimpinan D.P.R.-G.R. kepada Presiden Republik Indonesia — Pengesahan R antjangan Undang-undang tentang P ernjataan tidak berlakunja berbagai Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang dan Rantjangan Undang-undang tentang Penetapan berbagai Peraturan Pemerintah Pengganti U ndang-un dang mendjadi Undang-undang... 70
9. Undang-undang- No. 6 Tahun 1969 tentang P ernjataan tidak berlaku- n ja berbagai Undang-undang dan Peraturan Pem erintah Pengganti Undang-undang...
10. Undang-undang No. 7 Tahun 1969 tentang Penetapan berbagai P er aturan Pemerintah Pengganti Undang-undang m endjadi U ndang-. ...
11. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1969 tentang pelaksanaan Un dang-undang No. 7 tahun 1969 tentang Penetapan berbagai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang m endjadi Undang-undang. ...
P r a k a t a
Buku ini adalah Bagian II dari serangkaian penerbitan buku-buku ja n g berdjudul: ’ ’Penindjauan kembali produk- leg isla tif negara diluar produk M .P .R .S.” Isi buku ini mengenai pembentukan U ndang-undang tentang P e rn ja taan tidak berlakunja berbagai U ndang-undang dan P eraturan Pem erintah P eng ganti Undang-undang (U ndang-undang No. 6 tahun 1969) dan Undang-undang tentang Penetapan berbagai Peraturan Pem erintah P engganti Undang-undang mendjadi U ndang- (U ndang-undang No. 7 tahun 1969).
Ketetapan M .P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 6 6 jo. No. X X X I X /M P R S /1 9 6 8 me netapkan antara lain nahwa dalam rangka pemurnian pelaksanaan U .U .D. 1945, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti U ndang-undang (Perpu) ja n g memuat materi jaiiig bertentangan dengan U ndang-undang D asar 1945 ditindjau kembali.
Sebagai pelaksanaan Ketetapan M .P.R.S. tersebut maka Pem erintah ber sama-sama D.P.R.-G.R. telah mengadakan penindjauan kembali materi dari semua Undang-undang dan Perpu ja n g dikeluarkan sebelum ketetapan M .P.R.S. tersebut Undang-undang- dan Perpu ja n g m aterinja bertentangan dengan U.U.D. 1945, maupun ja n g tidak sesuai dengan situasi dan kondisi kemudian dinjatakar. tidak berlaku dengan Undang-undang- No. 6 thn. 1969 tentang P ernjataan tidak berlakunja berbagai Undang-undang- dan Perpu, sedangkan Perpu ja n g m ateri nja tidak bertentangan dengan Undang-undang D asar 1945 ditetapkan m endjadi Undang-undang dengan Undang-undang- No. 7 tahun 1969 tentang Penetapan berbagai Perpu mendjadi Undang-undang. S elandjutnja sesuai dengan P era turan Pemerintah No. 27 tahun 1969, tentang Pelaksanaan U ndang-undang No. 7 tahun 1969 tentang Penetapan berbagai Perpu m endjadi U ndang-undang, maka Perpu2 ja n g telah dinjatakan m endjadi U ndang-undang itu disebut Undang- undang no. sekian, dan tahun sekian (nomor dan tahun dari Perpu ja n g bersang kutan) dengan dibubuhi h uru f- Prp.
Demikianlah dengan diundangkannja U ndang-undang no. 6 tahun 1969 dan Undang-undang no. 7 tahun 1969 tersebut diatas, disam ping U ndang- nomor 25 tahun 1968 tentang Pernjataan tidak berlakunja berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden dan Undang-undang no. 5 thn. 1969 tentang P ernjataan berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden sebagai Undang-undang janig telah diundangkan terlebih dahulu, maka telah selesailah tugas ja n g dise rahkan oleh Ketetapan M .P.R.S. no. X IX /M P R S /1 9 6 6 jo. no X X X IX /M P R S /1 9 6 8 kepada Pemerintah bersama-sama DP.R.-G.R. untuk m enindjau kembali produk2 legislatif ja n g berbentuk Penpres dan Perpres, maupun ja n g berbentuk Undang- undang dan Perpu dalam rangka pemurnian pelaksanaan U ndang-undang Dasar 1945.
D jakarta, M aret
1972.-Direktur D jenderal Pembinaan Hukum Departemen Kehakiman,
S U R A T M E N T E R I K E H A K I M A N K E P A D A P R E S I D E N R E P U B L I K IN D O N E S IA .
Rantjangan Undang-undang tentang Pentjabutan U ndang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang dan R antjangan Undang-un dang tentang Pernjataan Beberapa Peraturan Pemerintah P engganti Undang- undang sebagai Undang-undang telah disampaikan oleh Menteri Kehakiman kepada Presiden dengan surat tertanggal 27 D juni 1968 No. R /1 0 1 /B C /S K /V 1968, ja n g berbunji sebagai berikut:
D jakarta, 27 D juni 1968.— N om or: R /1 0 1 /B C /S k /V 1968.
Lam piran: 2 (dua).—
P erih a l: Pelaksanaan ketetapan M PRS N o.X IX /M P R S /1 9 6 6 .—
K e p a d a
J T H . P R E S ID E N R E P U B L IK IN D O N E S IA di
D J A K A R T A
Sehubungan dengan surat kami kepada Bapak tertanggal 15 M aret 1968 No. R /2 7 /B C /K /1 9 6 8 perihal pelaksanaan Ketetapan M.P.R.S. No. X I X /M P R S / 1966, bersama ini kami haturkan dengan hormat dua buah R antjangan Undang- undang:
1. tentang pentjabutan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang, dan
2. tentang P ernjataan beberapa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang sebagai Undang-undang,
untuk kemudian diadakan penindjauan lebih landjut bersama-sama dengan D.P.R.-G.R.
Kedua R antjangan Undang-undang tersebut pada pokoknja bermaksud: a. mentjabut Undang-undang dan Peraturan Pemerintah P engganti Undang-
undang ja n g memuat materi ja n g tidak sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945,
b. menjatakan beberapa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ja n g memuat materi ja n g tidak bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945, sebagai Undang-undang.
Kedua Rantjangan Undang-undang tersebut merupakan hasil penindjauan dari suatu inventarisasi dari perundang-undangan sedjak tanggal 5 D juli 1959 ja n g djum lahnja ± 120 Undang’-undang dan 120 Perpu. Sedangkan dari djumlah 120 Perpu ini, 85 sudah mendjadi Undang-undang melalui Undang-undang No. 1
tahun 1961. 21 Perpu telah ditetapkan mendjadi U ndang-undang dengan U ndang- undang penetapannja masing-masing, sehingga masih ada 10 ja n g masih tetap berbentuk Perpu.
Dengan demikian ja n g ditindjau ada sebanjak 205 U ndang-undang dan 10 Perpu.
Dalam penindjauan itu ternjata ada beberapa U ndang-undang ja n g memuat materi tidak sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 dan atau situasi dan kondisi, tetapi masalahnja sedemikian pentingnja sehingga perlu ditam pung masing-m asing dalam Undang-undang baru ja n g m aterinja sesuai dengan Un- dang-undang Dasar 1945 dan situasi dan kondisi. M isa ln ja : U ndang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakim an, U ndang-undang tentang Perusahaan Daerah dan lain-lain sebagaim ana tertjantum dalam lam pir an II R antjangan Undang-undang tentang Pentjabutan U ndang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang.
Kedua R antjangan Undang-undang ini kami adjukan berhubung dengan waktu ja n g dimaksudkan oleh Ketetapan M .P.R.S. No. X I X /M P R S /1 9 6 6 dan No. X X X IX /M P R S /1 9 6 8 .
M E N T E R I K E H A K IM A N
ttd.
A M A N A T P R E S I D E N R E P U B L I K IN D O N E S IA .
Dengan surat tertanggal 16 Djuli 1968, No. Ii.0 4 /P .U ./H K /7 /1 9 6 8 , Presiden telah m enjam paikan kepada D.P.R.-G.R., R antjangan Undang-undang tentang P entjabutan U ndang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang dan R antjangan Undang-undang tentang Penetapan Beberapa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang m endjadi Undang-undang, untuk men dapat prioritas utama persidangan.
A dapun isi surat tersebut adalah sebagai berikut: N om or: R .0 4 /P .U ./H K /7 /1 9 6 8 .
S ifa t: — .
L am piran: 2 (dua). P erih al: R .U .U . tentang:
1. Pentjabutan U.U. dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-. 2. Penetapan beberapa
P.P. Pengganti U. U. mendjadi Undang-.
Dengan ini Pemerintah menjam paikan: R antjangan Undang-U ndang tentang:
1. Pentjabutan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Un dang-undang;
2. Penetapan Beberapa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang mendjadi Undang-undang.
Kedua Rantjangan Undang-undang tersebut adalah sebagai hasil penindjauan Pemerintah guna memenuhi tugas ja n g telah diberikan oleh M .P.R.S. sebagai mana termaksud dalam Ketetapan M .P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 6 6 .
Dengan memperhatikan ketentuan waktu ja n g telah ditetapkan oleh Ketetapan M .P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 G 6 dan Keputusan Pimpinan M.P.R.S. No. 2 7 4 /B / 1968, maka Pemerintah mengharapkan agar supaja kedua R antjangan Undang- undang tersebut mendapat prioritas utama persidangan
Untuk keperluan hal tersebut kami persilahkan Ketua D.P.R.-G.R. meng hubungi Menteri ja n g bersangkutan (Menteri Kehakim an).
P R E S ID E N R E P U B L IK IN D O N E S IA , t.t.d. S O E H A R T O D J E N D E R A L T.N.I. Tem busan: 1. Ketua M .P.R.S.,
2. Menteri Kehakiman (dengan menundjuk suratnja tg'l. 27-6-1968 No. R /1 0 1 / B C /V 1968) guna keperluan persidangan D.P.R.-G.R. Menteri Kehakiman perlu segera berkenan mengirimkan R antjangan Undang-undang tersebut sebanjak 550 ganda kepada D.P.R.-G.R.,
3. Menteri Negara Perhubungan M .P .R .S ./D .P .R .-G .R ./D .P .A .
D jakarta, 16 Djuli 1968. Kepada Jth. K E T U A D E W A N P E R W A K IL A N R A K J A T GOTONG ROJONG di D J A K A R T A
E A N T J A N G A N U N D A N G -U N D A N G NOMOR T A H U N 1968 T E N T A N G P E N T J A B U T A N U N D A N G -U N D A N G D A N P E R A T U R A N P E M E R IN T A H P E N G G A N TI U N D A N G -U N D A N G DE N G A N R A H M A T T U H A N JA N G M A H A E S A P R E S ID E N R E P U B L IK IN D O N E S IA ,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemurnian pelaksanaan Undang-undang Dasar 1945 perlu menindjau kembali produk-produk Legisla- tief ja n g ¡berbentuk Undang-undang dan Peraturan Peme rintah Pengganti Undang-undang, sebagaimana ditentukan dalam Ketetapan M adjelis Perm usjawaratan R akjat Semen tara No. X IX /M P R S /1 9 6 G tertanggal 5 D juli 1959;
b. bahw a Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ja n g m aterinja bertentangan dengan Undang- undang Dasar 1945 perlu ditjabut, dan bahwa pentjabutan tersebut perlu diatur dalam suatu U ndang-undang;
M engingat : 1. Pasal 5 a ja t (1) dan pasal 20 ajat (1) Undang-undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Madjelis Permusjawaratan R akjat Sementara No. X IX /M P R S /1 9 6 6 ;
Dengan persetudjuan Dewan Perwakilan R akjat G otong-R ojong;
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : U N D A N G U N D A N G T E N T A N G P E N T J A B U T A N U N D A N G -U N D A N G DAN P E R A T -U R A N P E M E R IN T A H P E N G G A N T I U N D A N G -U N D A N G .
Pasal 1.
Terhitung sedjak disahkannja Undang-undang ini mentjabut Undang-un- dang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang sebagaimana termaksud dalam Lampiran I dan II Undang-undang ini.
Pasal 2.
Pentjabutan Undang-undang ja n g tertjantum dalam Lam piran III U ndang- undang ini ditetapkan pada saat Undang-undang ja n g m enggantikannja mulai berlaku.
Pasal 3.
Semua akibat hukum ja n g timbul dari pentjabutan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang sebagaimana term aktub dalam pasal 1 Undang-undang ini, diatur lebih landjut dengan Peraturan Pemerintah.
10 -c
Pasal 4.
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
A g a r su p aja setiap orang’ dapat m engetahuinja memerintahkan pengundang an U ndang-undang ini dengan penem patannja dalam Lembaran N egara Republik Indonesia.
Diundangkan di D jakarta, Disahkan di D jakarta.
pada tanggal pada tanggal
S E K R E T A R IS N E G A R A R.I. P R E S ID E N R E P U B L IK IN D O N E S IA
A L A M S J A H ( S O E H A R T O )
M A JO R D J E N D E R A L T .N .I. D J E N D E R A L T.N .I.
Lembaran N egara R. I. No.
R A N T J A N G A N P E N D J E L A S A N A T A S U N D A N G -U N D A N G NO.
T A H U N 1968
P E N T J A B U T A N U N D A N G -U N D A N G D A N P E R A T U R A N P E M E R IN T A H P E N G G A N T I U N D A N G -U N D A N G
A. U M U M :
Dalam rangka pemurnian pelaksanaan Undang-undang D asar 1945, ketetap an M adjelis Perm usjaw aratan R akjat Sementara No. X IX /M P R S /1 9 6 6 menu gaskan kepada Pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan R akjat Gotong R ojon g untuk menindjau kembali produk-produk L egislatief jang’ b e i- bentuk Undang-undang’ dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ja n g memuat m ateri ja n g bertentangan dengan Undang-undang D asar 1945.
Dalam meng’adakan penindjauan itu, terdapat beberapa Un,dang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang jang’ memuat materi ja n g bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945, m isalnja U ndang-undang No. 19 tahun 1964 tentang ketentuan-ketentuan pokok Kekuasaan Kehakiman. Di- sam ping itu ada pula ja n g memuat materi ja n g tidak sesuai dengan situasi dan kondisi, m isalnja Undang-undang No. 12 tahun 1961 tentang Pembuatan Per- djandjian Persahabatan Republik Indonesia dan Republik R a k ja t Tiongkok. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti U ndang-undang baik jan g bertentangan dengan Undang-undang- Dasar 1945 maupun ja n g tidak sesuai dengan situasi dan kondisi, perlu ditjabut.
A kibat hukum ja n g m u n g k i n timbul dari pentjabutan tersebut diatur lebih
la n d ju t dengan P eraturan Pemerintah.
B. P A S A L D E M I P A S A L .
P asal 1.
T ju k up djelas.
P asal 2.
U n d a n g -u n d a n g dalam lam piran III m em uat m ateri dan m asalah-m asalah ja n g psrlu ditam p un g dalam U n dan g-u n d an g baru.
Berhubung dengan waktu penjelesm an Undang-undang pula untuk meng hindari kekosongan hukum, maka pentjabutan Undang-undang itu ditetapkan pada saat Undang-undang ja n g menggantikannja mulai berlaku.
P asal 3- dan 4. T jukup djelas.
L A M P I R A N I. U N D A N G -U N D A N G N O M OR T A H U N 1908. T E N T A N G P E N T J A B U T A N U N D A N G -U N D A N G D A N P E R A T U R A N P E M E R IN T A H P E N G G A N T I U N D A N G -U N D A N G N om or urut Nom or U .U ./T a h u n Lembaran N egara T e n t a n g Keterangan
1. 28/1959 145 Dasar perhitungan Malayan D ollar untuk melakukan tarip padjak-pa- djak Negara di Daerah Kep. Riau. 2. 12/19(51 238 Pembuatan Perdjandjian Persaha batan Republik Indonesia dan R e publik R akjat Tiongkok.
3. 17/1962 68 Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 3 tahun 1962 tentang penerimaan dan penggunaan W arga N egara A sin g ja n g dengan sukarela turut serta dalam perdjoangan pembebasan Irian Barat (L.N. tahun 1962 No. 21) mendjadi Undang-undang-. 4. 9/1964 72 Gerakan Sukarelawan Indonesia.
5. 30/1964 121 Pengeluaran pindjaman Obligasi konfrontasi 1964.
6. 36/1964 141 Pungutan istimewa atas im port untuk pembiajaan pembangunan djalan raya lintas Sumatera.
L A M <P I R A N II. U N D A N G -U N D A N G NOM OR T A H U N T E N T A N G P E N T J A B U T A N U N D A N G -U N D A N G D A N P E R A T U R A N P E M E R IN T A H P E N G G A N T I U N D A N G -U N D A N G Nomor urut No. Lembaran
P erpu/T ahun Negara T e n t a n g K eterangan
1. 9/1962 43 Pengendalian harga.
2. 2/1963 38 Pelaksanaan Deklarasi Ekonom i dibidang Pem biajaan Im port dan E xport.
3. 9/1963 106 Penangguhan pelaksanaan Pem u ngutan bea-bea dan tjuk ai di Daerah T ingkat II Kepulauan Riau. 4. 3/1963 39 Perobahan U ndang-undang No. 4 Prp tahun 1959 dan Pentjabutan U ndang-undang No. 32 Prp tahun 1960 dan U ndang-undang No. 34 P rp tahun 1960 (L.N. tahun 1960 No. 94 dan L.N . tahun 1959 No. 91).
5. 5/1964 29 N ilai transaksi rupiah dan pem bebanan atas Im port.
L A M P I R A N III. U N D A N G -U N D A N G N OM OR T A H U N T E N T A N G P E N T J A B U T A N U N D A N G -U N D A N G D A N P E R A T U R A N P E M E R IN T A H P E N G G A N T I U N D A N G -U N D A N G Nom or urut Nom or U .U ./T ahun Lembaran „ ^ . , , T e n t a n g Keterangan N egara
1. 3/1960 3 Pengesahan Undang-undang D aru rat No. 3 tahun 1955 (L.N . tahun 1955 No. 15) tentang penundjukkan Pelabuhan Palembang m endjadi Perusahaan Negara dalam arti Indische Bedrijvenwet (Staatsblad 1921 No. 419) m endjadi Undang- undang.
2. 5/1962 10 Perusahaan Daerah.
3. 2/1964 51 Bank Tabungan N egara.
4. 19/1964 107 Ketentuan-ketentuan Pokok K e kuasaan Kehakiman.
5. 13/1965 70 Pengadilan dalam lingkungan Per adilan Umum dan Mahkamah Agung,
6. 21/1964 109 Pengadilan Landreform.
R A N T J A N G A N U N D A N G -U N D A N G No. T A H U N 1968. T E N T A N G P E N E T A P A N B E B E R A P A P E R A T U R A N P E M E R IN T A H P E N G G A N T I U N D A N G -U N D A N G M E N D JA D I U N D A N G -U N D A N G . D E N G A N R A C H M A T T U H A N JA N G M A H A E S A P R E S ID E N R E P U B L IK IN D O N E S IA .
M enimbang : a. bahwa dalam rangka pemurnian pelaksanaan Undang-undang D asar 1945 perlu m enindjau kembali produk-produk L egislatief ja n g berbentuk Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang, sebagaimana ditentu kan dalam Ketetapan M adjelis Perm'usjawaratan R akjat Sementara No. X IX /M P R S /1 9 6 6 tertanggal 5 D juli 1966; b. bahwa peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ja n g
m aterinja tidak bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945 perlu ditetapkan m cndjadi Undang-undang.
M engingat : 1. pasal 5 a ja t (1) dan pasal 20 a ja t (1) Undang-undang Dasar 1945;
2. Ketetapan M adjelis Perm usjaw aratan R akjat Sementara No. X IX /M P R S /1 9 6 6 ;
Dengan persetudjuan Dewan Perwakilan R akjat Gotong R ojon g ;
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : U N D A N G -U N D A N G T E N T A N G P E N E T A P A N B E B E R A P A P E R A T U R A N P E M E R IN T A H P E N G G A N T I U N D A N G -U N DA N G M E N D JA D I U N D A N G -U N D A N G .
Pasal 1.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ja n g tei'tjantum dalam Lam piran U ndang-undang ini, ditetapkan mendjadi Undang-undang.
U ndang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
A g a r supaja tiap orang dapat mengetahuinja memerintahkan pengundangan U ndang-undang ini dengan penenipatannja dalam Lembaran N egara Republik Indonesia. Disahkan di Djakarta, pada tanggal P R E S ID E N R E P U B L IK IN D O N E SIA , Pasal 2. D iundangkan di D jakarta, pada tanggal S E K R E T A R IS N E G A R A R.I. S O E H A R T O Djenderal T.N.I. A L A M S J A H M ajor Djenderal T.N.I.
L A M P IR A N U N D A N G -U N D A N G N o: T A H U N T E N T A N G P E N E T A P A N P E R A T U R A N P E M E R IN T A H P E N G G A N T I U N D A N G -U N D A N G M E N D JA D I U N D A N G -U N D A N G . N om or No. Lembaran
urut P erpu/T ahu n Negara T e n t a n g K eterangan
1. 7/1962 41 Penggunaan dan Pengaw asan atas penggunaan dana-dana Investasi. 2. 8/1962 42 Perdagangan baran g-baran g dalam
pengawasan.
3. 15/1962 53 Penegasan dari pasal 16 a ja t (6) Undang-undang No. 7 D rt. tahun 1955 (L.N . tahun 1955 No. 27) tentang pengusutan, penuntutan dan peradilan tindak pidana eko nomi.
4. 17/1962 91 Perobahan dan tam bahan U ndang- undang No. 21 taivun 1960 ten tan g B ank Pem bangunan Indonesia (L.N . tahun 1960 No. 65).
5. 8/1963 102 Pemasukan Daerah T in gk at II K e pulauan R iau kedalam Daerah P a bean Indonesia.
6. 1/1963 Perobahan dan tambahan Undang- undang No. 7 tahun 1960 (L.N. tahun 1960 No. 109 tentang Statis tik.
7. 2/1965 K ebidjaksanaan Penerim aan Ne gara tahun 1966.
K E T E R A N G A N P E M E R IN T A H .
Pada Sidang- Pleno D.P.R.-G.R. tanggal 12 Nopem ber 1968 M enteri Keha kiman P rof. Oemar Seno A d ji S.H., atas nama Pem erintah menjam paikan Keterangan Pemerintah mengenai R antjangan U ndang-undang tentang Pen tjabutan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengg-anti Undang'-undang dan R antjangan Undang-undang tentang Penetapan Beberapa Peraturan Peme- rintah Pengganti Undang-undang m endjadi Undang-undang, sebagai berikut:
Saudara Pimpinan dan para A n g g ota D .P.R .-G .R . ja n g kami hormati.
Perkenankanlah kami pertam a-tam a m enjam paikan terim a kasih kepada Sidang ja n g terhorm at atas kesempatan ja n g diberikan kepada Pemerintah untuk menjampaikan keterangan berkenaan dengan disam paikannja dua buah R .U .U . untuk mendapatkan persetudjuan D.P.R.-G .R., jaitu R .U .U . tentang Pentjabutan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti U ndang- undang, dan R .U .U . tentang Penetapan beberapa Peraturan Pem erintah P en g ganti Undang-undang m endjadi Undang-undang, sebagai landjutan dari dua buah R.U.U. lainnja ja n g telah disampaikan terlebih dahulu, jaitu R .U .U . ten tang Pentjabutan berbagai Pen.Pres dan Per.Pres, dan R .U .U . tentang Per- njataan berbagai Pen.Pres. dan Per.P res sebagai Undang-undang.
Penjam paian kedua buah R.U.U. ja n g kita hadapi sekarang ini, maupun kedua buah R.U.U. lain nja ja n g telah diadjukan terlebih dahulu itu adalah sebagai langkah-langkah untuk merealisasikan ketetapan M .P.R.S. No. X I X / M P R S /1966 juncto No. X X X IX /M P R S /1 9 6 8 .
Saudara Pimpinan dan para A n g g ota D.P.R.-G.R. ja n g terhorm at,
Ketetapan M.P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 6 6 menetapkan antara lain bahw a: Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti U ndang-undang ja n g memuat materi ja n g bertentangan dengan Undang-undang D asar 1945 ditindjau kembali, dan selama penindjauan kembali tersebut belum selesai, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tersebut tetap berlaku.
Selandjutnja ditetapkan bahwa penindjauan kembali U ndang-undang dan Perpu itu harus selesai dalam djangka waktu dua tahun sesudah dikeluarkan ketetapan M .P.R.S. tersebut, jaitu pada tanggal 5 D ju li 1968, ja n g kemudian oleh Ketetapan M.P.R.S. No. X X X IX /M P R S /1 9 6 8 ditentukan bahwa apabila dipandang perlu Pimpinan M.P.R.S. dapat memberikan perpandjangan batas waktu paling lama sampai tanggal 5 Djuli 1969. Perpandjangan tersebut telah ditetapkan dalam Keputusan Pimpinan M .P.R.S. No. 2 7 4 /B /1 9 6 8 , hingga 6 bulan terhitung mulai 5 D juli 1968, djadi hingga 5 D januari 1969.
Berfiubung dengan ketentuan-ketentuan tersebut diatas, maka semua m ateri Undang-undang dan Perpu ja n g ditindjau kembali, ditjangkupkan dalam dua R antjangan Undang-undang, ja n g mengumpulkan dan membagikan U ndang- undang dan Perpu-perpu dalam sebuah R .U .U . ja n g hendak m entjabut Undang- undang dan Perpu ja n g m aterinja bertentangan dengan U ndang-undang Dasar 1945 dan sebuah R.U.U. lainnja ja n g hendak menetapkan beberapa Perpu men djadi Undang-undang.
Bentuk R antjangan-rantjangan Undang-undang tersebut, sebagaim ana pula halnja mengenai bentuk-bentuk R.U.U. tentang penindjauan kembali Penpres dan Perpres tersebut diatas, disebabkan karena waktu ja n g disediakan oleh
M .P.R.S. kepada Pemerintah dan D.P.R.-G.R. tidak mem ungkinkan kita untuk meletakkan satu persatu, m asing-m asing dalam suatu R.U .U ., segala materi ja n g diatur dalam Undang-undang atau Perpu ja n g bersangkutan baik, ia ber sifa t pentjabutan Undang-undang dan Perpu, maupun penuangan Perpu rnen- djadi Undang-undang, ja n g kemudian m asing-m asing R.U.U. itu akan dibahas dalam tingkatan-tingkatan pem bitjaraan di D.P.R.-G.R. sesuai dengan Peraturan T ata-tertib D.P.R.-G.R.
Djelas kiran ja bahwa pem bitjaraan seperti demikian itu memerlukan waktu. Selain dari pada itu, tja ra penjam paian kedua R .U .U . tersebut tidak m engurangi kesempatan untuk menelaah tiap-tiap Undang-undang- dan Perpu ja n g ditjantum - kan dalam kedua R .U .U . tersebut, sehingga dapat ditarik kesim pulan U ndang- undang dan Perpu manakah ja n g hendak dituangkan dalam Undang-undang-.
Saudara Pimpinan dan para A nggota D .P.R.-G .R. ja n g terhorm at,
Dalam mengadakan penindjauan U ndang-undang dan Perpu ja n g m em uat materi ja n g bertentangan dengan Undang-undang D asar 1945, terd ap at beberapa Undang-undang dan Perpu ja n g seluruh m aterinja pada saat ini tidak m em erlu kan pengaturan kembali, hingga U ndang-undang dan Perpu tersebut dapat ditjabut, tanpa memerlukan penggantinja. Dalam pada itu terdapat pula bebe rapa Undang-undang ja n g memuat m ateri ja n g bertentangan dengan U .U .D . 1945, tetapi m ateri itu pada saat ini perlu diatur kembali dengan U n dan g- undang. M isalnja Undang-undang No. 19 tahun 1984 tentang Ketentuan-ketentu an Pokok Kekuasaan Kehakiman dan U ndang-undang No. 13 tahun 1965 tentang Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Um um dan M ahkamah A gu n g. A pa b ila Undang-undang tersebut ditjabut sebelum m aterinja ja n g masih diperlukan itu diatur dalam Undang-undang lain, maka hal tersebut akan menim bulkan suatu rechtsvacuum.
Berhubung dengan hal-hal tersebut diatas maka U ndang-undang dan Perpu didalam R.U.U. tentang Pentjabutan U ndang-undang dan Perpu dikelom pokkan dalam dua kategori, ja itu :
1). Undang-undang dan Perpu ja n g segera dapat d itja b u t terh itun g sedjak disalikannja R.U.U. tersebut sebagai U ndang-undang (tertjan tu m dalam lam piran I dan II dari R .U.U., te rse b u t);
2). Undang-undang ja n g m aterinja akan diatur kembali dengan U ndang-undang lain, ja n g pentjabutannja ditetapkan pada saat Undang->undang ja n g m eng- gantinja mulai berlaku (tertjantum dalam lam piran III dari R .U .U . tsb.) ; S elandjutnja mengenai Perpu ja n g m engandung materi ja n g tidak berten tangan dengan Undang-undang Dasar 1945, sesuai dengan pasal 22 a ja t (2) U .U .D. 1945, ja n g menetapkan bahwa Perpu harus m endapat p ersetu dju an D.P.R., maka Perpu-perpu tersebut harus ditetapkan m endjadi U ndang-undang.
Berhubung dengan itu, maka R .U .U . tentang Penetapan beberapa Perpu mendjadi U ndang-undang m entjantum kan dalam lam pirannja, P erpu-perpu ja n g ditetapkan m endjadi Undang-undang. Penetapan P erpu-perpu tersebut m endjadi Undang-undang tidak mengurangi kemungkinan untuk m engadakan perobahan ataupun penjem purnaan kelak, apabila dirasa perlu untuk m em pertim bangkan- kannja. S ifa t perobahan atau penjem purnaan itu pada um um nja’ adalah partieel, tanpa m enjinggung hal-hal fundamenteel ja n g dituangkan dalam U ndang-undang sebagai bentuk peraturan ja n g harus m engganti Perpu tersebut. Oleh karena
itu dengan m engingat pula faktor waktu ja n g menghendaki penjelesaian penin- djauan kembali baik Penpres dan P crprcs, maupun Undang-undang serta Perpu, maka Perpu-perpu tersebut perlu dituangkan terlebih dahulu dalam Undang- undang, sebelum kita memikirkan penjem purnaannja apabila kelak dirasakan kebutuhan untuk mengadakannja.
Saudara Pimpinan dan para A nggota D .P.R.-G .R. ja n g terhormat,
Demikianlah keterangan Pemerintah, ja n g kiranja dapat dipergunakan se bagai bahan pelengkap untuk pem bitjaraan-pem bitjaraan lebih landjut, hingga memungkinkan Saudara-saudara A nggota ja n g terhorm at bersama-sama dengan Pemerintah untuk memenuhi djangka waktu ja n g dimaksud dalam Keputusan Pimpinan M.P.R.S. No. 274/B /1968.
P E L A K S A N A A N D A R I K E T E N T U A N D A L A M K E T E T A P A N M .P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 6 6 .
Dengan surat tertanggal 9 D januari 1969 No. 01; 11/69, Pim pinan M .P .R .S. meminta laporan kepada Presiden mengenai pelaksanaan Ketetapan M .P.R .S. No. X IX /M P R S /1 9 6 6 sehubungan dengan telah d ip erp a n d ja n gn ja d jan gk a waktu pelaksanaan tersebut sampai tan ggal 5 D jan uari 1969.
Isi surat itu adalah seperti dibawah in i:
N om or: 01/11.69
L am piran : Keputusan Pimpinan D jakarta, 9 D ja n u a ri 1969. M .P.R.S. No. 274/B /1968.
P erih a l: Pelaksanaan Ketetapan M .P.R.S. No. X I X /M P R S / 1966. K e p a d a Jth. 1. Sdr. P R E S ID E N R E P U B L IK IN D O N E S IA M A N D A T A R IS M .P.R.S. 2. Sdr. P IM P IN A N D.P.R .-G .R . di D J A K A R T A ,—
M enundjuk pada Keputusan Pimpinan M .P.R.S. No. 274/B /19G 8 ta n gga l 2 D ju li 1968 tentang Perpandjangan D jangka W aktu Pelaksanaan K etetapan M .P.R .S. No. X IX /M P R S /1 9 6 6 dan Ketentuan pasal 1 jo. pasal 2 K etetapan M .P.R .S. No. X X X IX /M P R S /1 9 6 8 , serta m engingat fa k tor waktu ja n g mendesak, pim pin an M .P.R.S. m inta laporan Saudara mengenai pelaksanaan K etetapan M .P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 6 6 .
H al ini kami perlu guna tertibnja pelaksanaan K etetapan-ketetapan M .P .R .S., chususnja Ketetapan No. X IX /M P R S /1 9 6 6 serta menentukan perlu tid a k n ja p erp an d jan gan waktu untuk kedua kalinja sesuai batas waktu maksim um sebagaim ana diatur dalam Ketetapan M .P.R.S. No. X X X /M P R S /1 9 G 8 .
Dem ikian untuk mendjadi perhatian.—
P I M P I N A N M A D JE L IS P E R M U S J A W A R A T A N R A K J A T S E M E N T A R A R E P U B L IK IN D O N E S IA K e t u a , t.t.fl. Dr. A. H. N A S U T IO N D jenderal T.N .I.
L A M P I R A N K E P U T U S A N P IM P IN A N M A D J E L IS P E R M U S J A W A R A T A N R A K J A T S E M E N T A R A R E P U B L IK IN D O N E S IA No. 274/B /1968. T E N T A N G P E R P A N D J A N G A N D J A N G K A W A K T U P E L A K S A N A A N K E T E T A P A N M .P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 6 6 . P IM P IN A N M A D JE L IS P E R M U S J A W A R A T A N R A K J A T S E M E N T A R A R E P U B L IK IN D O N E S IA ,
M enimbang : a. bahwa penindjauan kembali produk-produk legisla tief N egara diluar produk M .P.R.S. ja n g tidak sesuai dengan U ndang- undang Dasar 1945 ja n g ditetapkan dalam Ketetapan M adjelis Perm usjaw aratan R akjat Sementara No. X IX /M P R S /1 9 6 6 belum selesai;
b. bahwa oleh karenanja, perlu m em perpandjang d jan gk a waktu bekerdja Pemerintah bersama-sama D ew an Perw akilan R akjat G otong-R ojong untuk melaksanakan Ketetapan M adjelis Perm usjaw aratan R a kja t Sementara No. X IX /M P R S /1 9 6 6 .
M engingat : 1. Ketetapan M.P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 6 G ; 2. Ketetapan M.P.R.S. No. X X X IX /M P R S /1 9 6 S ;
3. Nota Pimpinan M .P.R.S. No. Nota l/P I M P /M P E S /1 9 6 7 tan g gal 17 Oktober 1967;
4. N ota Pimpinan M .P.R.S. No. Nota 5 /P IM P /M P R S /1 9 G 8 tang gal 17 Djuni 1968;
5. Surat Presiden Republik Indonesia No. B -7 8 /P R E S /7 /1 9 6 8 tanggal 1 D juli 1968 ja n g berisi pengusulan perp and jang- an waktu pelaksanaan Ketetapan M .P.R.S. No. X I X /M P R S / 1966.
M E M U T U S K A N :
P E R T A M A : M em perpandjang djangka waktu bekerdja Pemerintah bersam a-sama Dewan Perwakilan R akjat G otong-R ojong untuk melaksana kan Ketetapan M adjelis Perm usjaw aratan R a k ja t Sementara No. X IX /M P R S /1 9 G 6 dengan enam bulan terhitung mulai tanggal 5 D juli 1968.
K E D U A : Keputusan ini berlaku mulai tanggal 5 D ju li 1968.
K E T IG A : M enjampaikan salinan surat Keputusan ini kepada Presiden R e publik Indonesia dan Pimpinan D .P .R.-G .R. untuk dilaksanakan.
Ditetapkan d i: D jakarta. Pada ta n g g a l: 2 D ju li 1968. P I M P I N A N M A D JE L IS P E R M U S J A W A R A T A N R A K J A T S E M E N T A R A R E P U B L IK IN D O N E S IA K e t u a , t.t.d. Dr. A . H. N A S U T IO N D jenderal T.N .I.
W akil Ketua, W ak il Ketua,
t.t.d. t.t.d.
OSA M A L IK I H. M. S O E B C H A N Z. E.
W akil Ketua, W ak il Ketua,
t.t.d. t.t.d.
M. S IR E G A R M A S H U D I
M aj. D jen. T .N .I.
Djawaban Presiden atas surat Pimpinan M .P.K.S. tersebut adalah sebagai berikut:
N om or: B. 0 9 /P r e s /I/6 9 . D jak arta, 31 D jan u ari 1969. S ifa t: Segera.
Lam piran: —
P erih al: Pelaksanaan Ketetapan K e p a d a
M .P.R.S. No. X I X /M P R S / Saudara Ketua M .P.R .S.
1966 di
D J A K A R T A .
Memperhatikan surat Pimpinan M.P.R.S. tertanggal 9 D jan uari 1969 No. 01/11.69 perihal tersebut dalam pokok surat ini, bersama ini kami sam paikan bahwa Pemerintah telah melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagaim ana ter- tjantum dalam Ketetapan M .P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 6 6 ja itu dengan telah dikirim kannja 4 (empat) buah R antjangan U ndang-undang ten tan g:
1. P entjabutan berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden; 2. P crnjataan berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden sebagai
U ndang-undang;
3. P entjabutan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Un dang-undang dan
4. Penetapan beberapa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang m endjadi Undang-undang.
Dalam surat kami tertanggal 1 D juli 1968 No. B -7 8 /P re s/7 /1 9 6 8 telah kami kemukakan bahwa walaupun Pemerintah bersama D.P.R.-G.R. telah berusaha agar batas waktu sebagaimana tertjantum dalam pasal 4 Ketetapan M .P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 G 6 jo Ketetapan M.P.R.S. No. X X X IX /M P R S /1 9 6 8 tersebut dapat ditepati namun m engingat tingkat pembahasan di D.P.R.-G.R. maka ran- tjangan -ran tjangan Undang-undang tersebut diperkirakan tidak dapat selesai dalam batas waktu ja n g telah ditetapkan.
Sebagaimana Saudara Ketua ketahui maka dari Ke-empat R antjangan U n dang-undang tersebut telah dapat diselesaikan 1 (satu) buah jaitu U ndang-un dang N om or 25 tahun 19G8 tentang Pentjabutan berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden, sedangkan R antjangan-rantjangan ja n g lain sedang giat diusahakan penjelesaiannja.
Demikian untuk m endjadi periksa seperlunja.
P R E S ID E N R E P U B L IK IN D O N E S IA
S O E H A R T O Djenderal T.N.I.
T em busan:
1. Saudara Pimpinan D .P .R .-G .R .;; 2. Saudara Menteri Kehakiman;
3. Saudara Menteri Penghubung Pemerintah, M .P .R .S ./D .P .R .-G .R ./D .P ,A ,
Kemudian, Pimpinan M.P.R.S., mengeluarkan keputusan P IM P IN A N M .P.R.S. No. OOI/B 569 ja n g isinja m em perpandjang untuk kedua kalinja djang- ka waktu pelaksanaan Ketetapan M.P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 G 6 sebagai dibawah in i: K E P U T U S A N P IM P IN A N M A D JE L IS P E R M U S J A W A R A T A N R A K J A T S E M E N T A R A R E P U B L IK IN D O N E S IA No. 001/ 569. T E N T A N G P E R P A N D J A N G A N D JA N G K A W A K T U P E L A K S A N A A N K E T E T A P A N M.P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 6 6 . 25
P IM P IN A N M A D JE LIS P E R M U S J A W A R A T A N R A K J A T S E M E N T A R A R E P U B L IK IN D O N E S IA ,
Menimbang : a. bahwa dalam perpandjangan waktu 6 bulan, penindjauan kembali produk-produk legislatief N egara diluar produk M.P.R.S. ja n g ditetapkan dalam Ketetapan M adjelis Pei'- m usjawaratan R akjat Sementara No. X I X /M P R S //1966 belum selesai.
b. bahwa perlu memperpandjang’ d jan gk a waktu bekerdja Pem e rintah bersama-sama Dewan Perwakilan R a k ja t Gotong- R ojon g untuk melaksanakan Ketetapan M adjelis P erm u sja- w aratan R akjat Sementara No. X IX /M P R S /1 9 G 6 , sesuai batas waktu maksimum ja n g ditetapkan dalam Ketetapan M.P.R.S. No. X X X IX /M P R S /1 9 G 8 .
M engingat : 1. Ketetapan M .P.R.S. No. X IX /M P R S /1 9 G 6 ;; 2. Ketetapan M.P.R.S. No. X X X IX /M P R S /1 9 6 8 ; 3. Keputusan Pimpinan M .P.R.S. No. 2 7 4 /B /1 9 6 8 ; 4. N ota Pimpinan M .P.R.S. No. 0 1 /1 1 6 9 ;
5. Surat Pimpinan Dewan Perwakilan R a k ja t G otong-R ojong No. A 3 .0 1 /K /8 0 /D P R -G R /1 9 6 9 tanggal 28 Desember 1968 ja n g diterima pada tanggal 11 D januari 1969.
6. Surat Presiden R.I. No. B .0 9 /P re s /I/6 9 tanggal 31 D januari 1969.
M E M U T U S K A N :
P E R T A M A : M emperpandjang untuk kedua kalinja djangka waktu bekerdja Pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan R a kja t G otong- Ro- jo n g melaksanakan Ketetapan M adjelis Perm usjaw aratan R a k ja t Sementara No. X IX /M P R S /1 9 6 6 dengan enam bulan terhitung mulai tanggal 5 Djanuari 19G9.
K E D U A : Perpandjangan djangka waktu termaksud pada diktum P E R T A M A, adalah ja n g terachir sesuai batas waktu maksimum ja n g ditetapkan dalam Ketetapan M .P.R.S. No. X X X IX /M P R S /1 9 6 8 . K E T IG A : Keputusan ini berlaku mulai tanggal 5 Djanuari 19G9.
K E E M P A T : Menjampaikan salinan surat Keputusan ini kepada Presiden Re publik Indonesia dan Pimpinan D.P.R.-G.R. untuk dilaksanakan.
M A D J E L IS
W akil Ketua,
O S A M A L IK I
W akil Ivetua,
M. S IR E G A R M aj. Djen. T.N .I.
Diputuskan d i: Djakarta. P ada ta n g g a l: 11 Pebruari 1969. P I M P I N A N P E R M U S J A W A R A T A N R A K J A T S E M E N T A R A R E P U B L IK IN D O N E S IA K e t u a , A . H. N A S U T IO N D jenderal T.N .I. W akil Ketua, H. M. S O E B C H A N Z. E. W akil Ketua, M A S H U D I M aj. D jen. T.N .I.
R A P A T K E R D J A A N T A R A P E M E R I N T A H D A N P A N I T I A C H U S U S D.P.R.-G.R.
Setelah selesai pem bitjaraan Tingkat IV dari R .U .U . tentang P ernjataan berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden sebagai U ndang-undang maka mulailah Panitia Chusus dengan Pemerintah m em bitjarakan dalam ting-kat IV mengenai R.U.U. tentang Pentjabutan Undang-undang dan P eraturan Peme rintah Pengganti Undang-undang dan R.U.U. tentang Penetapan beberapa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang m endjadi Undang-undang.
Pada prinsipnja Panitia Chusus dapat menerima R .U .U . ja n g diadjukan oleh Pemerintah, tetapi perlu diadakan perobahan seperlunja. Usul perobahan ja n g diadjukan adalah sebagai berikut:
a. Berhubung dengan adanja ketentuan perpandjangan waktu maka setelah k ata- „T a p M P R S /1966” ditambah dengan „ju n cto Tap M P R S /X X X I X / M P R S /1 96 8 ” . Perobahan ini dimasukkan baik dalam konsiderans „M en g ingat” maupun „M enim bang” .
b. Panitia Chusus mengusulkan supaja pasal ja n g menetapkan bahwa „istila h 2 ja n g bertentangan dengan P antjasila, U.U.D. 45 dan Tap M .P.R.S. la in n ja ” , ja n g terdapat dalam R .U .U . tentang Penetapan beberapa Perpu m endjadi U ndang-undang, dianggap tidak ada. Perubahan pasal ini adalah sesuai dengan apa ja n g telah diputuskan dalam R.U.U. tentang P ernjataan b er bagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden sebagai Undang-undang-. c. R antjangan Pendjelasan perlu mengalami perbaikan berhubung dengan
tambahan „jo . Tap M P R S /X X X I X /M P R S /1 9 6 8 ” maupun karena penambahan pasal baru.
Mengenai 7 Perpu dalam Lampiran R.U.U. tentang Penetapan P eraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang mendjadi Undang-undang sebagai ja n g diadjukan oleh Pemerintah, disetudjui untuk didjadikan U ndang-undang. Panitia Chusus masih hendak mengadakan penelitian mengenai Perpu No.G/19G4 tentang Peraturan Badan Pengawas Keuangan karena ada kemungkinan m erupa kan Perpu ja n g tertinggal.
Selandjutnja dalam pem bitjaraan tingkat IV mengenai R .U .U . tentang Pentjabutan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah P engganti U ndang- undang disetudjui perobahan-perobahan sebagai berikut:
D judul R antjangan Undang-undang ja n g semula berbu n ji:
„R antjangan Undang-undang N o... tahun ... tentang Pentjabutan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti U ndang-undang dirubah mendjadi „R an tjan gan Undang-undang N o... tahun ... ten tan g P er njataan tidak berlakunja berbagai Undang-undang dan Peraturan P em erintah Pengganti Undang-undang” .
Perubahan djudul ini mengakibatkan perlu perobahan dalam diktum dan kata-kata pendjelasan „m entjabu t” dalam pasal 1 diganti dengan „m enjatak an tidak berlaku” .
K ata „P en tja b u ta n ” ja n g tertjantum dalam pasal 2 dan 3 diganti dengan „p ern ja ta a n tidak berlaku” .
Selain dari itu dalam pem bitjaraan tingkat IV mengenai R .U .U . tentang Penetapan Beberapa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang m endjadi U ndang-undang disetudjui perobahan-perobahan sebagai berikut:
a. K ata „B eberap a” dalam djudul diubah mendjadi „B erb a g a i” . Perubahan ini dimaksudkan untuk menjesuaikan dengan R.U.U. tentang P ernjataan berbagai
Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden sebagai Undang-undang. b. Dalam diktum ditambah pasal baru jaitu ja n g berbunji sebagai berikut:
„P elaksanaan ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang ini diatur lebih landjut dengan Peraturan Pemerintah” .
Rum usan2 R .U .U . ja n g disetudjui oleh Pemerintah dan Panitia Chusus itu kemudian disahkan dalam rapat pleno terbuka D.P.R.-G.R. tanggal 3 D juli 1969.
A L A S A N P E M B E R I A N P E R S E T U D J U A N O L E H D.P.R.G.R.
Dalam rapat pleno tanggal 3 D juli 1969 para A n g g ota D .P.R .G .R . telah memberikan persetudjuannja terhadap R .U .U . tentang P ernjataan berbagai P en p res/P erpres sebagai Undang-undang’,#) R .U .U . tentang P ernjataan tidak berlakunja berbagai Undang-undang dan Peraturan Pemerintah P engganti U n dang-undang’ dan R .U .U . tentang Penetapan berbagai Peraturan Pem erintah P engganti Undang-undang mendjadi Undanig-undang. Dengan didahului oleh la p oran dari W akil Panitia Chusus dan ditutup dengan sambutan Pem erintah, m a sing-m asing W akil dari Fraksi dalam D .P.R.-G .R. mengemukakan alasan pem berian persetudjuannja sebagai berikut:
K O L O N E L A R IF IN T A M B U N A N S.H. (W akil P anitia Chusus) :
Pimpinan ja n g terhormat, Bapak W akil Pemerintah dan Saudara-saudara sekalian ja n g terhorm at .
Kam i m endapat kehormatan untuk bertindak sebagai Pelapor dari P anitia Chusus ini maka idjinkanlah kami untuk m em batjakan laporan hasil-hasil k erd ja daripada Panitia Chusus ini.
Laporan kerdja ini dibagi atas 6 Bab ja itu : I. P E N D A H U L U A N II. K E S U L IT A N -K E S U L IT A N D A N H A M B A T A N III. T J A R A K E R D J A P A N IT IA CH U SU S IV . P E N P R E S D A N P E R P R E S V . U N D A N G -U N D A N G D A N P E R P U , dan V I. P E N U T U P .
BAB I.
P E N D A H U L U A N1. Didalam laporan kami sewaktu P em bitjaraan T ingkat V R .U .U . tentang P ernjataan tidak berlakunja berbagai P E N P R E S dan P E R P R E S ja n g kini sudah m endjadi U .U . No. 25 tahun 1968 L.N . No. 79,, kepada sidang ja n g ter horm at ini telah diuraikan kesulitan-kesulitan serta ham batan-ham batan ja n g dihadapi oleh Panitia Chusus didalam rangka meram pungkan R .U .U . tersebut.
Disebabkan kesulitan-kesulitan serta hambatan-hambatan ja n g sama dan ja n g sering terletak diluar djangkauan daja-kem am puan P anitia Chusus masih d ju ga m engganggu, mempermainkan, m engantjam dan serin g pula m en gatjau kegiatan-kegiatan Panitia Chusus beserta para a n ggotan ja, maka kesulitan-ke sulitan serta hambatan-hambatan tersebut kami ulangi m elaporkannja dalam risalah ini.
*) T ja ta ta n :
Bahan2 pembentukan mengenai U ndang2 tentang P ernjataan berbagai P en- pres dan Perpres sebagai U ndang2 dikumpulkan dalam Buku I B agian Kedua.
Bukanlah tidak mustahil k iran ja bahwa hal-hal ja n g sama telah dialami atau masih akan dialami oleh Panitia-panitia lain dilingkungan D .P.R.G .R. kita mi. Semoga pengalam an-pengalam an dari pada Panitia Chusus ini dapat di m anfaatkan hendaknja oleh para angigota ja n g terhorm at sekalian.
2. Sementara itu Panitia Chusus ini telah mengalami suatu ’ ’refresh in g ” terhadap nama P anitia dan beberapa anggotanja.
Nam a P anitia semula,, jaitu Panitia Chusus R.U.U. tentang P entjabutan berbagai P E N P R E S dan P E R P R E S & P crnjataan berbagai P E N P R E S dan P E R P R E S sebagai U ndang-undang, di ’ ’recall” dan dimurnikan serta disesuai kan sehingga konsekwen dengan T A P M .P.R.S. No. X IX /1 9 6 6 ja n g merupakan sum ber dan dasar dari pada kegiatan-kegiatan Panitia Chusus ini.
^ ama ^ a iu P anitia ini adalah ’ ’Panitia Chusus Pelaksanaan Ketetapan M adjelis Perm usjaw aratan R akjat Sementara No. X IX /M P R S /1 9 6 6 ” . Kami m en jingk atnja m endjadi ’ ’ P A N SU S LA IC TA P X I X ” .
D jum lah anggota Panitia berdjumlah 41 orang ja n g terdiri dari wakil- wakil dari pada semua Fraksi ja n g ada, djuga Fraksi P E R T I.
3. Seba g aim an a telah diketahui T A P M.P.R.S. No. XIX/19GG m em uat 3
h al pokok:
a. m em ndjau kembali produk-produk legislatif (diluar produk M .P.R.S.) ja n g tidak sesuai dengan U.U.D. 1945;
1. ja n g berbentuk P E N P R E S dan P E R P R E S dengan p erin tjia n :
(d) ja n g sesuai dengan suara hati nurani R akjat dituangkan dalam U .U .; (b) ja n g tidak sesuai supaja dinjatakan tidak berlaku.
2. ja n g berbentuk U.U. dan P E R P U :
b. batas waktu penindjauan adalah 5 D juli 1968 ja n g kemudian diperpandjang oleh T A P X X X I X hingga 1 D juli 1969;
c. selama penindjauan kembali belum selesai semua produk-produk legisla tif tersebut masih tetap berlaku.
II. K E S U L IT A N -K E S U L IT A N D A N H A M B A T A N -H A M B A T A N
D jcn isvja .
4. S a u d a ra -sau d a ra sekalian, sebetulnja adalah lumrah djika setiap peker- djaan mengalam i kesulitan-kesulitan ataupun hambatan-hambatan. Itu sudah biasa. Tetapi djika kesulitan-kesulitan serta hambatan-hambatan itu sebetulnja tidak perlu timbul karena dapat dengan mudah ditjegah sebelumnja, maka hal demikian bukan merupakan hal ja n g biasa lagi. Sudah dapat dinamakan ’ ’ Luar
biasa ” .
ja n g dihadapkan kepada Panitia Chusus adalah kedua djenis kesulitan- kesulitan itu, dus ja n g biasa maupun ja n g ’ ’ Luar biasa” .
5. Kesulitan-kesulitan serta hambatan-hambatan ini terletak dibidang: a. pengum pulan dan perlengkapan bahan-bahan.
b. fa k to r waktu.
B idang-bidang ini saling djalin m endjalin sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lain sehingga dapat hakekatnja merupakan aspek-aspek dari pada kesulitan-kesulitan serta ham batan tadi.
Pengum pulan & pelengkapan bahan-bahan.
6. Kam i jakin bahwa semua P E N P R E S -P E N P R E S dan P E R P R E S -P E R - P R E S dim uat didalam Lem baran-lem baran N egara sebagai mana h aln ja dengan P E R P U dan U .U ., oleh karena itu seharusnja Pem erintah m aupun D .P .R .G .R . ada m em punjai P E N P R E S -P E N P R E S dan P E R P R E S -P E R P R E S tersebut, se bab bukanlah lem baga tertin ggi ini sem uanja m em punjai kum pulan-kum pulan Lem baran N egara.
T A P No. X I X memberikan tugas kepada Pem erintah maupun D .P .R .-G .R ., akan tetapi kenjataan hanja Pemerintahlah ja n g dapat membantu P anitia Chu- sus untuk melengkapi koleksi-koleksi P E N P R E S dan P E R F R E S ja n g harus d itindjau itu.
Untuk memperoleh hasil ja n g memuaskan, untuk pengumpulan- dan pelen g kapan bahan-bahan ini diperlukan suatu penelitian dari suatu Lem baga N eg a ra sedjak tan ggal 5 D juli 196G. A kan tetapi setjara praktis djuiga L em baga-lem baga N egara sesudah 5 D juli 1966 perlu diteliti pula sebab ada d ju g a p eratu ran p e r- undang-undangan sesudah tanggal 5 D ju li 1966 ja n g m entjabut atau m engatur kembali P E N P R E S -P E N P R E S atau P E R P R E S -P E R P R E S .
C hususnja mengenai penindjauan U .U . dan P E R P U tidak djelas apakah itu m entjakup semua P E R P U dan U.U. ja n g masih berlaku sekarang, ataukah se mua U .U . dan P E R P U sedjak tahun 1945 ataukah h anja ja n g terbentuk sedjak tan ggal 5 D ju li 1959?
F a k to r waktu.
7. Setelah lew at lebih dari pada setahun sedjak dikeluarkan n ja T A P M .P .R S . No. X IX /1 9 6 6 , D .P.R.G .R. baru mem persoalkan beberapa P E N P R E S serta P E R P R E S . Itupun hanja setjara ’ ’casuistis” sadja. Suatu konsepsi setjara m enjeluruh ja n g m entjakup seluruh P E N P R E S dan P E R P R E S m aupun P E R P U dan U.U. seperti dikehendaki oleh T A P No. X I X , tidak terdapat.
Dalam hal ini Pemerintah-lah ja n g m engadjukan suatu konsepsi m enjeluruh ja n g tertuang dalam 4 buah R .U .U . jaitu m asing-m asing ten tan g:
a. P entjabutan berbagai P E N P R E S dan P E R P R E S ;
b. P ernjataan berlakunja berbagai P E N P R E S dan P E R P R E S sebagai U .U .; c. P entjabutan beberapa U.U. dan P E R P U ;
d. P ernjataan beberapa P E R P U M E N D J A D I U.U.
8. M .P.R.S. memberikan waktu 3 tahun untuk keperluan p en in djau an itu, akan tetapi dalam k en jataan n ja P anitia Chusus h anja diberi w aktu h a n ja satu tahun sadja.
Sebagai perbandingan perlu kiran ja dikemukakan bahwa pada um um nja untuk m enindjau sebuah R .U .U . sadja D.P.R .G .R . bersam a-sam a Pem erintah membutuhkan waktu bulanan malahan sering d ju g a tahunan!
Bagaim anakah dengan P E N P R E S , P E R P R E S , U .U . dan P E R P U dalam djum lah ratusan ja n g dilemparkan kehadapan P anitia Chusus in i?
B antuan administrasi.
bahan De n ^ f i I * * * administrasi disi™ bukan soal penjediaan bahan-
P anitia r h f i Penstensilan serta distribusi surat-surat dilingkungan luaran su ra tk u n ” ^ ^ mentJakuP ^ t a r a lain pembuatan dan penge. “ “ Z T ? kf PUtUSan 0leh Pedjabat-Pedjabat diluar P anitia Chusus ja n g
san gat menentukan bagi kegiatan-kegiatannja.
d u d n^a 'l! p r,0 h 'l* U S t 0betUlnja S6tjara form il sudah sempat ’ ’m ati” karena hi- laku h i n ^ « t , Kcep“ tusan D-P.R.G.K. No. 27 /D P R G R /IV /G 7 -6 8 hanja ber. keluar , n f S Dj' anuari 1969‘ Panitia. Chusus hidup kembali setelah p l , n n , ,! L kep^tusan D-P.R.G.R. No. 2 3 /D P R G R /III/6 8 -6 9 tertanggal 12 11 P eb ru a ri11 9 6 ^ Keputusan Pimpinan M .P.R.S. No. 001/B /569 tertanggal
mninV ir UI\ P a *iitia Chusus walaupun dalam keadaan ’ ’m ati” tetap melakukan kegiatan-kegiatannja.
Hambatan-hambatan lain.
V T Y 10‘ P em " d-jauan kembali ini bukan hanja diperintahkan oleh T A P No. tahi Si q r n ^ b.an jak T A P - T A P lainnja (sedjak Sidang Umum IV M .P.R.S. , , , Jan8' d ju ga memerintahkan penindjauan kembali walaupun tertudju X X I I ia d s t ) ^ P1° duk le8,isIatif sadJa (umpamanja T A P No. X , X X I, X X II , _ lainnja tadi telah menghasilkan beberapa U.U. (umpa-, (umpa-, (umpa-, . 10 tahun 196G) dan beberapa R.U.U. ja n g kini sedang dimasak oleh beberapa P anitia dan Bagian dilingkungan D.P.R.G.R.
k j . j 1*1*. men*mkulkan kesulitan/hambatan ja n g sering m engatjau rentjana er ja a n pada P anitia Chusus. Selain sering terdjadi tunggu m enunggu f d ' Sf. ^ ^ o & e s e r beban antara sesama Panitia-panitia, maka sering dju ga rintah • u^an kesempatan bitjara alias rapat kerdja dengan pihak Pem e-’ e-’b i n t a n ^ h a k i m a n sehingga sering Bapak Menteri Kehakiman selaku b ar*b f 6- ^ an niendjadi bingung setjara tidak karuan. A da kemungkinan
Kph
t '
a u'* m eruPakan salah satu sebab dari pada sakitnja Bapak Menteri karenanya” 8^erapa w aktu ja n g lalu, sehingga Panitia Chusus sangat dirugikan. .^V . •^■®^nudian ada saatu gedjala ja n g perlu djuga kita perhatikan bersama nampak6 ^ Jaran kf rdJa kita, jaitu dalam pem bitjaraan-pem bitjaraan masih anggot a 3 n ja ke*"'dak seragaman pendapat atau penilaian diantara sesama mengen al^ ° ta dari fr a ksi. Ataupun suatu fraksi berbeda-beda pendapatnja a Jang sama tetapi ja n g dibahas dalam beberapa P a n itia /B a gia n .
III. T J A R A K E R D J A P A N IT IA CHUSUS.
Sikap para anggota. ,
hambat ^ ' ka kam' laporkan bahwa karena kesulitan-kesulitan dan hambatan- U U N&n ^ei’S0but tadi sewaktu merampungkan R.U.U. ja n g kini telah m endjadi pusin k i tahUn 1968 para angg,° ta Pailitia Chusus berebutan m entjari obat m ind’^ d ” Maka f kal' !n' Pai’a ang^ota Panitia dengan bermodalkan ” open sadia an goodwi11” ]lanja memerlukan tambahan makanan dan minuman
-P R E S --P E R -P R E S , U .U . dan -P E R -P U ru pa-ru panja sekali ini h anja menim bulkan rasa la p a r serta rasa dahaga ja n g lu ar biasa pada para a n ggota Panitia.
13. Dengan kepala dingin beserta hati dingin dengan diselang-selangi oleh gelak taw a maupun oleh pertengkaran dan perdebatan ja n g serin g m endapat interupsi dan tegen interupsi ja n g tern ja ta m erupakan bahan ja n g essensiil guna menghidupkan pem bitjaraan -pem bitjaraan , maka para a n ggota P anitia b er hasil m engatasi segala kesulitan-kesulitan serta ham batan-ham batan ja n g diha- dapinja.
Perlu diberitahukan bahwa sistim atau tata tja r a k erd ja ja n g diketem ukan sangat membantu P anitia dalam hal ini.
SistimatiJc K erd ja .
14. Adapun sistimatik kerdja P anitia adalah sebagai b erik u t:
a. (1) Sebelum diadakan ra p a t-ra p a t Pleno terlebih dahulu P im pinan P anitia menentukan garis-garis kebidjaksanaan ra p a t serta m eneliti P ersiap an - persiapan ja n g diperlukan oleh, ra p a t beriku tn ja. U ntuk m em udahkan maka dju ga dibuat form u lir-form u lir statistik-statistik serta kom plikasi- komplikasi pendapat-pendapat.
(2) Pada para angtgota diberikan P.R. (pelcerdjaan rumah) ja n g harus selesai sebelum ra p a t berikutnja.
(3) D jik a timbul kesulitan-kesulitan ja n g prinsipiil, maka pim pinan m en g adakan rapat Team K erd ja dimana F ra k si-fra k si diw akili oleh h a n ja satu oran g sadja.
(4) H asil-hasil ra p a t ditugaskan kepada suatu Sub P anitia Perum us untuk menuangkannja dalam pei-umusan-perumusan ja n g diperlukan.
(5) J a n g telah diperoleh kata sepakat dalam P anitia dirap at-k erdjak an dengan fih a k Pem erintah.
(6) S etjara periodik diadakan rapat dengan fihak Pim pinan D .P .R .G .R . cq. K oordinator untuk m elaporkan P rogres penindjauan.
b. (1) Penindjauan dimulai dengan ja n g mudah-mudah untuk kem udian m en in g kat pada ja n g kurang mudah dengan m enggunakan ’ ’legiger” d ari P im pinan Panitia.
(2) Soal-soal sulit ja n g tidak mem ungkinkan diperolehn ja konsensus ja n g segera, p em bitjaraan n ja dibelakangkan dan ditunda.
(3) Pem etjahan soal-soal sulit dimulai dengan m enindjau tu d ju an kem udian baru m aterinja.
(4) J a n g m enjangkut m ateri ja n g dibitjarakan oleh P anitia lain diadakan sinkronisasi kerdja.
D jum lah rapat-rapat.
15. Suasana optim is m eliputi P anitia frekw ensi ra p a t-ra p a t d ip ertin gg i sehingga serin g para a n g g ota P anitia setja ra praktis h a n ja dapat m enghadiri ra p a t-ra p a t D .P .R .G .R . la in n ja satu kali sa d ja dalam satu m inggu.
Djum lah rapat-rapat ja n g telah diadakan Panitia Chusus adalah sbb. a. R apat Pleno ... 17 kali b. R apat Pim pinan ... 4 kali c. R apat Team K erd ja ... 3 kali d. R apat Sub P anitia Perumus ... 5 kali e. R apat k erdja dengan Pemerintah ... 10 kali f . R apat dengan Pimpinan D.P.R .G .R... 4 kali D jum lah rapat-rapat semuanja ... 43 kali
IV . P E N P R E S dan P E R P R E S .
Persoalan.
16. Persoalan ja n g segera menondjol mengenai P E N P R E S dan P E R P R E S adalah bahw a:
a. Pembentukan dan kehidupannja tidak sesuai dengan isi dan maksud surat Presiden kepada D.P.R. tertanggal 20 A gustus 1959 mengenai tem pat serta kedudukan P E N P R E S , P E R P R E S dan K E P P R E S didalam dunia perundang- undangan kita.
b. Sulit sekali untuk mengetahui:
1. berapa sebetulnja djumlah sebenarnja dari pada P E N P R E S dan P E R P R E S ja n g pernah dikeluarkan.
2. berapa sebenarnja djumlah P E N P R E S dan P E R P R E S ja n g masih ber laku.
D j u v i l a h.
17. Djum lah P E N P R E S dan P E R P R E S ja n g telah dinjatakan tidak ber laku oleh U ndang-undang No. 25 tahun 1968 adalah 15 buah P E N P R E S dan 58 buah P E R P R E S .
Kemudian Panitia berhasil meneliti djumlah 19 buah P E N P R E S dan 66 P E N P R E S ja n g masih berlaku. Kemudian lagi ternjata bahwa masih banjak lagi P E N P R E S dan P E R P R E S ja n g ’’k etjetjeran ” . Setelah diolah semuanja kemudian lagi ketahuan bahwa ada djuga ja n g masih tertjetjer.
Stock opname terachir menundjukkan bahwa sedjak keluar dari ” peti-es - nja, maka Panitia setjara total telah m enindjau R .U .U . tentang P ernjataan berlakunja berbagai P E N P R E S dan P E R P R E S sebagai U ndang-undang di dalam lam piran-lam pirannja memuat 33 P E N P R E S dan 96 P E R P R E S .
Usul Pemerintah.
18. Sebag'aimana telah diketahui kesim pang-siuran didalam pembuatan P E N P R E S dan P E R P R E S menimbulkan akibat pada penindjauannja.
Suatu tjontoh dapat disebut disini, jaitu Perpres No. 10/1959 (L.N . tahun 1959 No. 128).
Perpres ini djudulnja adalah ’ ’larangan bagi Usaha Perdagangan K etjil dan E tjeran ja n g bersifat asing diluar Ibukota Daerah Sw atantra T in gk at I dan II serta Karesidenan” .
Panitia Chusus banjak kehilangan waktu karena Perpres ini dju d u ln ja sangat menarik, akan tetapi kemudian tern jata bahwa Perpres tersebut hanja m erupakan pelaksanaan lebih lan dju t daripada Surat Keputusan M enteri P er dagangan No. 2933/M tan ggal 14 Mei 1959.
D jadi djudul Perpres itu tidak sesuai dengan isinja. P anitia Chusus m erasa d irin ja ’ ’keseleo” dan ’ ’tertipu” ; tetapi untungnja P anitia Chusus tidak sendiri an. Sebab Bapak M enteri Keuangan d ju ga terkena oleh Perpres tersebut. K ita lihat sadja pendjelasan ja n g diberikannja pada U ndang-undang ten tan g P ena naman Modal A sing. Malahan dju ga Sidang Umum M .P.R.S. tahun 1966 terpe- la n t:n g karenanja. Sebab didalam T A P No. X X II/1 9 6 6 pasal 63 disinggu n g d ju g a Perpres tersebut. T ju m a setja ra tertulis tertera ’ ’ P eraturan Pem erintah N o. 10 tahun 1959” , padahal ja n g dimaksudkan adalah P erpres N o. 10 tahun 1959.
M .P.R.S. menghendaki supaja Perpres tersebut ditingkatkan m endjadi U n dang-undang, tetapi n ja ta n ja Perpres tersebut pada hakekatnja sama dengan Instruksi Menteri.
Pem erintah dalam R .U .U . ja n g diadjukan kepada D .P .R .G .R . m em bagi P E N P R E S dan P E R P R E S ja n g hendak dinjatakan terus berlaku didalam dua golongan :
a. P E N P R E S / P E R P R E S , ja n g isi dan tu dju an nja sesuai dengan suara hati nurani ra k ja t sehingga dapat diperlukan sebagai U ndang-undang biasa se bagaim ana U ndang-undang lainnja.
b. P E N P R E S /P E R P R E S ja n g tidak dapat setja ra total begitu sa d ja setja ra sekaligus diperlukan sebagai U ndang-undang disebabkan bentuknja atau memuat kata-kata dan rumusan-rumusan ja n g perlu disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan hasil Sidang-sidang M .P .R .S sedjak tahun 1966 dan U.U. 1945. P E N P R E S dan P E R P R E S ini din jatakan sebagai U n dan g-u nd an g dengan ketentuan bahwa m aterinja ditam pung dan din jatakan bahan bagi penjusunan U ndang-undang m engenai m asalah bersangkutan.
Pendapat P anitia Chusus.
19. Sesuai dengan T A P M .P.R .S. No. X I X tahun 1966 ja n g m em erintahkan m enindjau tudjuan dan isin ja , m aka P anitia Chusus dengan disepakati oleh Pem erintah mengadakan pem bagian dalam 3 g olon ga n :
a. P E N P R E S /P E R P R E S ja n g tu dju an m aupun isin ja beserta perum usan- pe- rum usannja dapat diterim a, didjadikan U ndang-undang biasa (lam piran I dari pada R .U .U .).
b. T ud ju a n n ja dapat diterim a, akan tetapi isi beserta p erum usannja ada seba gian ja n g tidak sesuai dengan suara hati nurani ra k ja t, sehinigga didjadik an U ndang-undang ’ ’ b ersja ra t” ja itu dengan ketentuan-ketentuan b a h w a : 1. M aterinja harus ditam pung dan dituangkan dalam U n d a n g-u n d a n g baru
sebagai penjem purnaan, perubahan atau penam bahan Oam piran II dari pada R .U .U .).
2. P E N P R E S /P E R P R E S berlaku terus sebagai U ndan g-u ndan g dan baru hapus kekuatannja apabila telah diperlakukan U n d an g-u n d an g baru sebagai p en gga n tin ja ja n g m enggunakan P E N P R E S /P E R P R E S tersebu t sebagai bahan Oampiran II B ).
c. T udjuannja dapat diterima, tetapi isinja merupakan m ateri ja n g pada pokok- lebih rendah tingkatnja dari pada Undang-undang dan ja n g biasanja peng- aturannja termasuk wewenang Pemerintah.
Oleh karena itu P E N P R E S -P E N P R E S /P E R P R E S -P E R P R E S tersebut diserahkan kepada Pemerintah dengan ketentuan-ketentuan:
(1) agar diatur kembali guna kemudian m enuangkannja dalam peraturan per- undang-undangan ja n g sesuai dengan materi m asing-m asing (lam piran IIIA dari pada R .U .U .).
(2) agar ditindjau lebih landjut dan P E N P R E S -P E N P R E S /P E R P R E S -P E R - P R E S tersebut) hapus kekuatannja pada saat berlakunja peraturan perun- dang-undangan ja n g mengaturnja (lampiran III B ).
Usul dan tjatatan. Panitia Chusus.
20. A da beberapa P E N P R E S ja n g merupakan makanan berat bagi Panitia Chusus sehingga hampir menimbulkan ’ ’diarrhoeae” , ja itu :
P E N P R E S No. 5/1959 P E N P R E S No. 7/1963
No. 7/1959 „ No. 11/1963
No. 5/1963
W alaupun berkat nafsu besar ja n g diimbangi oleh tenaga besar dan. kesa baran ja n g besar daripada para anggota Panitia maka achirnja makanan berat tersebut dapat djuga ditjernakan dengan baik, namun Panitia mohon perhatian terhadap tindakan-tindakan ” follow -u p” chususnja mengenai P E N P R E S -P E N - P R E S tadi.
D ju ga bagi Panitia lain ja n g kini sedang membahas P erpres-perpres ter tentu kami mohon perhatian bahwa hasil-hasil Panitia Chusus ini tidak m engu rangi hak-hak dan wewenang-wewenang daripada Panitia itu dalam melakukan pembahasannja.
Penjelesaian.
21. Berkat kerdja sama ja n g baik dengan fihak Pemerintah eq. M enteri Kehakiman beserta S ta fn ja dan berkat bantuan Panitia Chusus dan usaha-usaha dari fihak Koordinator dalam hal ini Sdr. Drs. Benig M ang R eng Say dan d ju ga tidak kalah pentingnja berkat dukungan moril dari Saudara-saudara sekalian, maka penindjauan sedjumlah 182 P E N P R E S /P E R P R E S dapat diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas) minggu.
H asilnja dapat dilihat dalam ’ ’final d ra ft” R .U .U . tentang P ernjataan berlakunja berbagai P E N P R E S dan P E R P R E S sebagai Undang-undang ja n g dilam pirkan pada laporan ini dan Saudara-saudara para anggota ja n g terhorm at sekalian telah menerimanja.
V. U N D A N G -U N D A N G D A N P E R P U
D j u m l a h.
22. P anitia m enjetudjui pendirian Pemerintah jaitu hanja produk-produk leg isla tif dizaman M A N IP O L dengan N A S A K O M -n ja sadja ja n g perlu ditindjau kembali.