• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGOLAHAN DATA SAR DENGAN ROI PAC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENGOLAHAN DATA SAR DENGAN ROI PAC"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PENGOLAHAN DATA SAR DENGAN ROI PAC

III.1 Sekilas Tentang ROI PAC

ROI_PAC merupakan kepanjangan dari Repeat Orbit Interferometry Package,

software ini memberikan kesempatan untuk para peneliti dalam melakukan penelitian

terkait area topografi dan perubahaan permukaannya melalui aplikasi teknologi geodesi

yaitu Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR). Software ROI_PAC

dikembangkan utamanya untuk data ERS, seperti ERS-1, ERS-2, dan JERS data dan

konfigurasinya sangat cocok untuk berkerja pada data “strip-mode” dari semua

instrument satelit radar yang ada. InSAR adalah sintesis dari teknik konvensional SAR

dan teknik interferometry yang telah dikembangkan lebih dari beberapa dekade dari

radio astronomi dan penginderaan jauh radar serta beberapa tahun sebelumnya telah

dibuka aplikasi radar dalam ilmu sistem bumi termasuk pemetaan topografi dan geodesi

[Thompson, dkk. 1986.]. Pertama kali di releasae ROI_PAC (v1.0) pada tahun 2000 dan

digunakan oleh 30 kalangan baik kalangan akademik maupun komunitas penelitian.

ROI_PAC menggunakan data radar mentah, didukung juga data dari telemetri dan solusi

navigasi serta DEM (Digital Elevation Model disediakan sebagai masukan data

eksternal atau dibuat dari interferometri 2 pasangan citra) untuk memproduksi sebuah

hasil yang diperoleh dari data produk, diantaranya citra resolusi penuh, interferogram,

fase citra yang diukur dan lalu dilakukan phase unwrapped, DEM dan kesalahan

estimasi. Setiap produk tersebut yang tersedia secara alami dalam sistem koordinat radar

dan digeoreferensikan untuk menjadi DEM. Software untuk menghitung baseline

interferometric (orbit terpisah dari satelit terutama waktu pengamatannya) memberikan

solusi navigasi dan menyaring estimasi untuk mencapai level mm dari ketelitian DEM

dan pilihan model deformasi sebagai referensi. Untuk menghapus unsur topografi dari

interferogram, ROI_PAC memproses simulasi interferogram dari data orbit dan DEM

dan mensubtraksi fase dari ukuran interferogram pasangan orbit, setelah itu

differensialkan antara kedua interferogramnya sisanya meninggalkan fase deformasi.

Implementasi ROI_PAC itu berbasiskan algoritma C dan fortran serta setiap program

(2)

33 

eksekusi dengan melalui Perl control script, running on SGI, Sun, and Linux platforms

[sumber : http://roipac.org]

.

III.2 Strategi Pengolahan Data pada ROI PAC

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

Gambar 3.1 Alur Kerja pengolahan SAR metode two-pass perangkat lunak ROI PAC [sumber :

http://roipac.org]

Orbi Data  Mentah  Data  Mentah  Data SLC  Estimasi  Tie PointResampling Interferogram Estimasi  Data SLC  Penghapusan  Topografi  Filtering  Interferogram  Phase  Unwrapped  Geocoding  Pemodelan  Deformasi  DEM  GPS  Re‐estimasi  Baseline  Remove  Model  Return  Model  Data  Independen 

(3)

III.3 Tahapan Pengolahan SAR pada ROI PAC

III.3.1 Pemilihan Data

Dalam tahapan pengolahan data InSAR, seperti yang telah disinggung

sebelumnnya, pemilihan data atau selecting data merupakan salah satu tahapan yang

paling penting dari pengolahan InSAR ini. Beberapa hal yang penting dipertimbangkan

pemilihan data diantaranya :

Panjang Baseline antara kedua data

Dapat diperkiraan panjang baseline antara dua orbit pengamatan melalui

pengeplotan pada sistem kartesian dimana sumbu x merupakan Perpendicular Baseline

pengamatan dan sementara sumbu y adalah Temporal Baseline, dapat dilihat pada

Gambar 3.2 dibawah ini :

(4)

35 

Dengan mengetahui penyebaran titik orbit dari data pengamatan SAR, maka kita

dapat memilih pasangan data yang berdekatan artinya adalah memiliki baseline

pendek dalam hal ini baik perpendicular (≤ 150m, ESA inSAR processing, 2007)

maupun temporalnya (salah satunya tandem), karena dengan itu maka korelasi antara

kedua citra tersebut semakin baik, sehingga pada tahapan selanjutnya yaitu

interferogram generation akan menghasilkan pola fringes yang baik.

Perbedaan Squint antara kedua data tersebut

Squint angle (arah sorot sensor) diperoleh setelah mengolah dari format nol data

ke data mentah, artinya kita harus mengolah menjadi raw data seluruhnya baru

setelah itu kita dapat mengetahui nilai squintnya tersebut, nilai ini sangat perlu

dipertimbangkan perbedaannya dalam tahapan ini, dikarenakan semakin jauh

perbedaan nilainya maka korelasinya kedua data tersebut semakin kecil, dan

sebaliknya semakin kecil perbedaannya makan korelasinya semakin baik, untuk lebih

jelasnya dapat melihat tabel nilai squint serta number orbit (

Tabel 4.4)

dari beberapa

data InSAR bali selama beberapa tahun serta contoh pasangan citra SLC yang tidak

saling berkorelasi akibat nilai squint yang terlalu jauh (

Gambar 5.1)

.

Setelah kita mengetahui penyebaran titik orbit dari data InSAR kita serta nilai

squintnya, setelah itu kita putuskan pasangan data mana saja yang akan kita lakukan

pengolahan berdasarkan kedua pertimbangan tersebut, cara ini cukup efektif dalam

tahapan awal pengolahan data InSAR untuk mendapatkan topografi dan deformasi

pada suatu area.

III.3.2 Pra-pengolahan (Pre-processing)

Pada tahap ini merupakan tahapan pembuatan raw data yang siap untuk

dilakukan proses SAR dari signal data atau data sinyal atau biasa disebut dengan level 0

data, secara internasional oleh Committee on Earth Observation Satelites (CEOS),

format untuk raw data SAR terdiri atas Volume Directory File, SAR Leader File, Raw

Data File, and Null Volume file. Pada tahap ini beberapa proses utama adalah sebagai

berikut :

(5)

a. Mengidentifikasi dan menghapus data baris yang yang buruk, ini penting pada

saat dan menjadi masalah pula pada saat 2 citra akan di registrasi pada tahap sub

pixel.

b. Perataan Sampling Window Start Time Adjustment (SWST) untuk

mengakomodasi perubahan dalam waktu transit pulsa radar diterima, nilai

konstan SWST akan sangat membantu pada tahapan image formation.

c. Extraksi data, dengan prosedur dimana distribusi nilai setiap chanel di ratakan

untuk menjadi zero-mean (rata-2 nol), dimana meliputi pengkonversian dari

quantized integer kepada real number dan penghapusan bias pada setiap saluran.

d. Extraksi parameter data, parameter ini dibutuhkan dalam tahapan image

formation sebagai inputan parameter dimana terdiri atas pulse repetition

frequency (secara alternatif, pulse repetition interval), sampling frequency, pulse

length, chirp slope, and wavelength (secara alternatif, carrier frequency).

Tabel 3.1 berikut ini beberapa parameter dari sistem satelit SAR ERS,

Tabel 3.1 ERS SAR system parameters [Buckley, 2000]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

pulse repetition interval,

t

PRI 595.27 s pulse repetition frequency,

f

PRF 1679.9 Hz

sampling frequency,

f

s 18.962 MHz pulse length,

τ

p 37.12 s chirp slope, K 418.91 GHz/s wavelength, 5.6666 cm carrier frequency,

f

c 5.29 GHz bandwidth,

f

BW 15.55 MHz

(6)

37 

Bertikut ini informasi raw data SAR hasil pre-processing dari 930110-Sample Data (Tabel 3.2 )

--- DATE 930110 FIRST_LINE_YEAR 1993 FIRST_LINE_MONTH_OF_YEAR 01 FIRST_LINE_DAY_OF_MONTH 10 I_BIAS 15.6555004 Q_BIAS 15.3079996 PROCESSING_FACILITY CRDC_SARDPF PROCESSING_SYSTEM SARP-S/S PROCESSING_VERSION Ver 0.0 PLATFORM ERS1 ORBIT_NUMBER 0 ONE_WAY_DELAY 3.311e-06 STARTING_RANGE 829842.975510793 RANGE_PIXEL_SIZE 7.9048902811596 PRF 1679.87845453499 ANTENNA_SIDE -1 ANTENNA_LENGTH 10 FILE_LENGTH 12109 XMIN 412 XMAX 11812 WIDTH 11812 YMIN 0 YMAX 12109 RANGE_SAMPLING_FREQUENCY 18962468 PLANET_GM 398600448073000 PLANET_SPINRATE 7.29211573052e-05 FIRST_LINE_UTC 66327.339 CENTER_LINE_UTC 66330.943129801 LAST_LINE_UTC 66334.5472596019 HEIGHT 788308.231164979 HEIGHT_DT -10.7342137607351 VELOCITY 7552.60745017346 LATITUDE 0.599607465697358 LONGITUDE -1.97228541182305 HEADING -151.895232493872 EQUATORIAL_RADIUS 6378137 ECCENTRICITY_SQUARED 0.00669437999014132 EARTH_RADIUS 6344871.37352056 ORBIT_DIRECTION descending FILE_START 1 WAVELENGTH 0.0565646 PULSE_LENGTH 37.10e-06 CHIRP_SLOPE 0.419137466e12 DOPPLER_RANGE0 0.24312 DOPPLER_RANGE1 -1.9868e-06 DOPPLER_RANGE2 -2.3814e-10 DOPPLER_RANGE3 0. SQUINT 0.280492547503011 ROI_PAC_VERSION 3 ---

(7)

Citra raw data hasil pre-processing (930110-Sample Data) Gambar 3.3 dibawah ini,

dapat memberikan informasi arah lintasan satelit beserta informasi range dan

azimuthnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3.3 Contoh data mentah (raw format) citra 930110 ERS-1 dengan perbesaran

III.3.3 Formasi Citra (Image Formation)

Pada tahapan image formation, terdapat 2 fokus utama yaitu terdiri dari : range

Doppler processing

dan wavenumber domain processing [Bamler, 1992]. Secara

mendasar dari tahapan image formation ini adalah pengkarakteristikan respon pantulan

yang diterima dari titik target di permukaan bumi. itu menunjukan respon dari sebuah

titik target, penyebaran dalam range dan azimuth, mungkin akan terpecahkan dengan

match filter

. Match filter diterapkan dalam prosedur range compression, respon

range-compression

dari titik target berkembang dan bermasalah karena range untuk setiap

target berubah pada saat waktu pencitraan, sehingga tahapan range migration harus

ditambahkan dengan proses chain. Sehingga akhirnya target dapat implementasi dapat

sepenuhnya terpecahkan dari tahapan compression azimuth macth filter.

Range-doppler processor

terdiri atas tiga tahapan, diantaranya range

compression, range migration,

dan azimuth compression. Implementasi dari

range-doppler processor untuk data strip yang panjang membutuhkan pemotongan data

(8)

39 

tampalan. Untuk setiap tampalan, akan terdapat beberapa garis azimuth pada awal dan

akhir dimana akan kurang terpecahkan dari pada bandwidth Doppler sepenuhnya. Ini

dapat terpecahkan dengan mengoverlap tampalan yang berdampingan dan hanya

membuat output keluaran dalam tampalan baris azimuth dimana diproses dengan

bandwidth doppler sepenuhnya.

Output dari proses ini adalah berupa citra kompleks atau disebut Single Look

Complex image

(SLC) dimana diproses dengan tahapan diatas dengan data inputan raw

data SAR tersebut.

Berikut ini informasi raw data SAR hasil pre-processing dari 930110-Sample Data (Tabel.3.3) :

--- DATE 930110 FIRST_LINE_YEAR 1993 FIRST_LINE_MONTH_OF_YEAR 01 FIRST_LINE_DAY_OF_MONTH 10 I_BIAS 15.6555004 Q_BIAS 15.3079996 PROCESSING_FACILITY CRDC_SARDPF PROCESSING_SYSTEM SARP-S/S PROCESSING_VERSION Ver 0.0 PLATFORM ERS1 ORBIT_NUMBER 0 ONE_WAY_DELAY 3.311e-06 STARTING_RANGE 827060.454131825 RANGE_PIXEL_SIZE 7.9048902811596 PRF 1679.87845453499 ANTENNA_SIDE -1 ANTENNA_LENGTH 10 FILE_LENGTH 11976 XMIN 0 XMAX 5700 WIDTH 5700 YMIN 0 YMAX 11975 RANGE_SAMPLING_FREQUENCY 18962468 PLANET_GM 398600448073000 PLANET_SPINRATE 7.29211573052e-05 FIRST_LINE_UTC 66327.1431524974 CENTER_LINE_UTC 66330.707696101 LAST_LINE_UTC 66334.2722397047 HEIGHT 0.7883103401E+06 HEIGHT_DT -12.1191192246955 VELOCITY 7552.60360862516 LATITUDE 34.3688745 LONGITUDE -112.9995751 HEADING -166.4198608 EQUATORIAL_RADIUS 6378137 ECCENTRICITY_SQUARED 0.00669437999014132 EARTH_RADIUS 6344871.37352056 ORBIT_DIRECTION descending FILE_START 1 WAVELENGTH 0.0565646

(9)

PULSE_LENGTH 37.10e-06 CHIRP_SLOPE 0.419137466e12 DOPPLER_RANGE0 0.248831488507477 DOPPLER_RANGE1 -3.26100176901714e-06 DOPPLER_RANGE2 9.18349980010098e-11 DOPPLER_RANGE3 0 SQUINT 0.285632422354303 ROI_PAC_VERSION 3 RAW_DATA_RANGE 829842.975510793 AZIMUTH_PIXEL_SIZE 4.49592494610815 DELTA_LINE_UTC 0.000595281162932 RANGE_OFFSET 0 RLOOKS 1 ALOOKS 1 HEIGHT_DS -0.1604629612E-02 HEIGHT_DDS 0.1913537145E-09 CROSSTRACK_POS -0.3933023169E+01 CROSSTRACK_POS_DS 0.3111983919E-03 CROSSTRACK_POS_DDS -0.6135602887E-08 VELOCITY_S 7552.5960222 VELOCITY_C 0.0000000 VELOCITY_H -10.7048805 ACCELERATION_S -0.0040527 ACCELERATION_C -0.6214638 ACCELERATION_H -7.9634721 VERT_VELOCITY -0.1077193792E+02 VERT_VELOCITY_DS 0.2800437658E-05 CROSSTRACK_VELOCITY 0.2208995740E+01 CROSSTRACK_VELOCITY_DS -0.9214343640E-04 ALONGTRACK_VELOCITY 0.7552537825E+04 ALONGTRACK_VELOCITY_DS 0.2421951665E-05 PEG_UTC 66330.708

---Gambar 3.4 Berkut ini citra SLC data hasil image formation (930110-Sample Data),

Gambar 3.4 Contoh citra SLC pengamatan 930110 untuk magnitude (kanan) dan fase (kiri)

(10)

41 

III.3.4 Registrasi Citra dan Formasi Interferogram

Tahapan image registration & interferogram formation disini terdiri atas 3 tahap, yaitu :

Pencarian area tampalan & Parameter (Offset)

Tahapan Offset disini ialah menentukan parameter transformasi affine antara

citra reference 1 dengan citra reference 2 melaui, pencarian patch area atau area

tampalan dari kedua citra kompleks melalui puncak korelasi dari amplitudo, dengan

perataan 1/32 pixel. Ilustrasinya antara citra master dengan slave dapat dilibat pada

Gambar 3.5

, berikut ini :

Gambar 3.5 Ilustrasi kondisi masing sistem koordinat (range, azimuth) reference dan slave

Contoh parameter transformasi affine untuk kedua pasangan data 930110-95052 (Tabel.3.4 ) :

---

Number of points remaining = 640 RMS in X = 4.928937208807113E-002 RMS in Y = 5.482401125257823E-002 Matrix Analysis Affine Matrix

(11)

1.0000245504 0.0000199039 -0.0002642857 0.9999792338 Translation Vector -10.660 22.259 Rotation Matrix 0.9999999651 0.0002642792 -0.0002642792 0.9999999651

Rotation Angle (deg) = -1.514208391684452E-002

Axis Scale Factors 1.0000246 0.9999792

Skew Term -0.0002444

---

Implementasi Parameter (Resample)

Tahapan resample ini ialah menentukan bidang offset dengan

mengkoinsidensikan bidang citra kompleks 2 ke bidang citra kompleks 1 dengan

parameter transformasi yang telah dihitung tadi, setelah itu menghitung

interferogrammnya.. Ilustrasinya antara citra master dengan slave dapat dilibat pada

Gambar 3.6

, berikut ini :

(12)

43 

Komputasi

Setelah area bertampalan didapatkan selanjutnya tahapan dari perhitungan

perkalian silang antar piksel sehingga terbentuk interferogram fase dan amplitudonya.

Gambar 3.7 dan Gambar 3.8

berikut contoh interferogramnya dari data contoh

(930110-95053):

 

Gambar 3.7 Contoh interferogram amplitudo (contoh citra pasangan data 930110-950523)

 

 

(13)

III.3.5 Pendataran (Flattening)

Setelah didapat interferogramnya (beda fase) yang menggambarkan topografi

area kajian tetapi didalamnya memiliki unsur deformasi, noise dan atmosfer, ini masih

dipengaruhi oleh pencitraan kesamping SAR (side looking), oleh karena itu harus

dilakukan pendataran atau flattening ke bidang proyeksi. Ilustrasi dari pendataran dari

interferogram dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Flattening interferogram dengan PRC orbit (contoh pasangan data

(14)

45 

III.3.6 Citra Korelasi (Image Correlation)

Untuk melihat sejauh mana korelasi citra secara kualitatif antara kedua citra

SAR dapat dilihat citra korelasi. Gambar 3.10 berikut ini contoh citra korelasi.

 

Gambar 3.10 Contoh citra korelasi pada flat interferogram dengan PRC orbit (contoh

pasangan data 930110-950523)

III.3.7 Penghapusan Topografi (Removing Topography)

Topography removal

adalah salah satu tahapan dalam two-pass dalam penentuan

differensial interferometri, removing topography digunakan sebagai penghapusan

topografi yang dimiliki oleh interferogram hasil dari 2 pasangan citra SAR, dengan

sebelumnya DEM dilakukan proses resample dan register ke pada interferogram tersebut

lalu di generate untuk menjadi interferogram (dapat melihat pada ilustrasi Gambar

3.11

).

(15)

III.3.8 Filterisasi Interferogram (Filtering)

Pada intinya filtering interferogram ini adalah menaikkan nilai signal noise ratio

(SNR) yang masih terkandung dalam interferogram dikarenakan pengaruh dari

penjalaran sinyal kembali di medium udara atau atmosfer, berikut salah satu contoh

interferogram setelah di lakukan proses filterisasi.

Gambar 3.12 Contoh Interferogram setelah di filtering (contoh pasangan data 930110-950523)

III.3.9 Phase Unwrapping

Tahapan untuk pemecahan atau resolving ambiguitas integer fase, (n) dalam

rangka penenutan absolut interferometrik fase dari fase relatif karena berhubungan

langsung dengan topografi dan deformasi. Secara matematis diformulasikan sebagai

berikut :

(3.3.9.1)

Dimana :

φ

absolute

=

4

π

λ

δρ

 

 

 

 

n =

integer fase

(

measured

)

unw

absolute

n

unwrapped

φ

φ

π

(16)

47 

Tahapan unwrapped ini terdiri atas beberapa tahapan [Buckley, 2000]

, sebagai

berikut

:

1. Me-masking area yang memiliki gradient phase tinggi

2. Membuat Residu

3. Branch cuts

4. Unwrapping phase

Berikut ini ilustrasi perubahan fase relatif ke fase absolut,

Gambar 3.13 Ilustrasi perubahan nilai fase relatif menjadi fase relatif setelah proses

unwrapped

               

2π 

2π 

2π 

2π 

2π 

4π 

6π 

8π 

(17)

III.3.10 Estimasi Ulang Baseline (Baseline Reestimation)

Penentuan geometri kedua pengamatan satelit (Gambar 3.14) terbaik melalui

PRC orbit dan Simulasi DEM, disini dilakukan dua kali proses, yang pertama dengan

menggunakan PRC orbit, lalu dilakukan proses lagi untuk menghasilkan hasil yang lebih

baik dengan simulasi DEM.

               

Gambar 3.14 Ilustrasi base antara kedua orbit pengamatan

Berikut ini parameter baseline antara PRC-SIM pada kedua pasangan data 930110-950523

(Tabel 3.5) :

--- TIME_SPAN_YEAR 2.36892539356605 H_BASELINE_TOP_PRC -23.2574447955833 H_BASELINE_RATE_PRC 5.10857061604081e-05 H_BASELINE_ACC_PRC -1.31169772711571e-13 V_BASELINE_TOP_PRC -80.7294227073118 V_BASELINE_RATE_PRC 1.82178371720364e-05 V_BASELINE_ACC_PRC 7.74556288803966e-13 P_BASELINE_TOP_PRC -45.3194508568886 P_BASELINE_BOTTOM_PRC -42.4030227988493 ORB_SLC_AZ_OFFSET_PRC 11.2229882985277 ORB_SLC_R_OFFSET_PRC 8.93904268166852 RANGE_OFFSET_PRC 0 PHASE_CONST_PRC -99999 H_BASELINE_TOP_SIM -22.2417367820407 H_BASELINE_RATE_SIM 4.803068867453768E-005 H_BASELINE_ACC_SIM 1.271847085701523E-010 V_BASELINE_TOP_SIM -81.3383850162307 V_BASELINE_RATE_SIM 1.964757373280968E-005 V_BASELINE_ACC_SIM -5.261621514976879E-011 PHASE_CONST_SIM -43.6388257725879 RANGE_OFFSET_SIM 0 ---

(18)

49 

III.3.11 Geocoding

Tahapan akhir dari penentuan final interferogram yang sudah melalui proses

flattening, removing topography, filtering, unwrapping

dan proses geocoding sehingga

interferogram tersebut sudah georeference, artinya posisi suatu pikselnya memiliki

posisi di permukaan bumi atau model deformasi posisinya sudah diketahui dipermukaan

bumi.

Berikut ini parameter transformasi affine untuk proses geocoding pada kedua pasangan data

930110-950523 (Tabel 3.6) :

---

Number of points remaining = 712 RMS in X = 0.441362826289063 RMS in Y = 0.390375434486720 Matrix Analysis Affine Matrix 0.9998691015 0.0017036199 0.0021220000 1.0000298182 Translation Vector -1.396 0.722 Rotation Matrix 0.9999977480 -0.0021222730 0.0021222730 0.9999977480

Rotation Angle (deg) = 0.121597378506175

Axis Scale Factors 0.9998714 1.0000240 Skew Term 0.0038264 ---

 

 

 

 

 

(19)

Berikut ini Gambar 3.15 Citra file geo_930110_950523.unw dari data contoh :

 

Gambar 3.15 Contoh final Interferogram setelah di geocoding (southern California)

 

 

 

 

 

 

(20)

51 

Berikut ini informasi file final interferogram geo_930110_950523.unw (Tabel.3.7) :

 

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 

WIDTH 1623 FILE_LENGTH 757 XMIN 0 XMAX 1622 YMIN 0 YMAX 756 RLOOKS 1 ALOOKS 1 X_FIRST -116.806667944 X_STEP 0.000833333 X_UNIT degres Y_FIRST 35.253334032 Y_STEP -0.000833333 Y_UNIT degres TIME_SPAN_YEAR 2.36892539356605 COR_THRESHOLD 0.1 ORBIT_NUMBER 0-0 VELOCITY 7552.60360862516 HEIGHT 0.7883103401E+06 EARTH_RADIUS 6344871.37352056 WAVELENGTH 0.0565646 DATE 930110 DATE12 930110-950523 HEADING_DEG -166.4020 RGE_REF1 827.0605 LOOK_REF1 16.5797 LAT_REF1 35.0442 LON_REF1 -115.4558 RGE_REF2 872.1183 LOOK_REF2 23.7904 LAT_REF2 35.2535 LON_REF2 -116.7023 RGE_REF3 827.0605 LOOK_REF3 16.5961 LAT_REF3 34.6245 LON_REF3 -115.5680 RGE_REF4 872.1183 LOOK_REF4 23.8014 LAT_REF4 34.8336 LON_REF4 -116.8074

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 

 

Gambar

Gambar 3.1 Alur Kerja pengolahan SAR metode two-pass perangkat lunak ROI PAC [sumber :  http://roipac.org]  OrbiData Mentah  Data  Mentah  Data SLC 2 Estimasi Tie Point• Resampling • Interferogram • Estimasi Data SLC 1 Penghapusan Topografi Filtering Inter
Gambar 3.2 Sebaran Orbit satelit pada ERS-1 dan ERS-2 [Gunneman, 2008]
Tabel 3.1 berikut ini beberapa parameter dari sistem satelit SAR ERS,  Tabel 3.1  ERS SAR system parameters [Buckley, 2000]
Gambar 3.3 Contoh data mentah (raw format) citra 930110 ERS-1 dengan perbesaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kinerja penggerak gesek untuk mengetahui apakah penggerak gesek yang dibuat dapat melakukan gerakan presisi sesuai dengan

Menurut Kamus Linguistik (2008: 163), nomina adalah kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa. Kelas kata ini berpadanan dengan orang, benda,

Kabupaten Kudus merupakan sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, terletak diantara 4 (empat) Kabupaten yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten

Setelah dilakukan serangkaian anailisis statistika pada data pesepsi ten- tang tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk obat sakit kepala ayng beredar

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan aktivitas dan perhatian (gangguan hiperkinetik) adalah suatu gangguan psikiatrik yang cukup banyak ditemukan dengan

Besar resiko dari kelompok kasus dan non kasus yaitu dengan OR sebesar 2,8, artinya bila seseorang dengan pengetahuan kurang dari rata-rata, terdapat jentik di lingkungan

Hasil pengujian pada penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan teknologi informasi, efektivitas system informasi akuntansi, pengendalian intern dan kesesuaian tugas