• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digariskan, maka dapat disimpulkan bahwa audit merupakan suatu proses. membandingkan antara kenyataan dengan seharusnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digariskan, maka dapat disimpulkan bahwa audit merupakan suatu proses. membandingkan antara kenyataan dengan seharusnya."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

12

2.1 Audit

2.1.1 Pengertian Audit

Pada dasarnya pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan istilah audit bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang telah digariskan, maka dapat disimpulkan bahwa audit merupakan suatu proses membandingkan antara kenyataan dengan seharusnya.

Pengertian Audit menurut Arens, et al (2006:11) adalah :

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of corespondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.”

Bahwa audit merupakan suatu proses yang sistematis dan secara objektif mendapatkan dan menilai bukti mengenai assertion economic action dan kesesuaian dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya pada pihak-pihak yang berkepentingan.

2.1.2 Jenis-jenis Auditor

Menurut Arens et al (2006: 15-16) terdapat empat jenis auditor yang umum dikenal dalam masyarakat, yaitu: Certified Accountant Public Firms, General Accounting Office Auditors, Internal Revenue Agent, and Internal Auditors.

(2)

Akuntan publik disebut juga auditor eksternal atau auditor independen untuk membedakannya dengan auditor internal. Akuntan ini bertanggung jawab atas pemeriksaan atau mengaudit laporan keuangan organisasi yang dipublikasikan dan memberikan opini dan informasi yang diauditnya itu.

2. General Accounting Office Auditors (Akuntan Pemerintah)

Dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan pemerintah. Audit ini mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Dan laporan audit ini diserahkan kepada kongres dalam hal ini untuk Indonesia adalah kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

3. Internal Revenue Agent (Akuntan Pajak)

Akuntan pajak mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pada pembayaran pajak oleh wajib pajak. Lingkup pekerjaannya adalah memeriksa apakah wajib pajak telah benar memberikan pajaknya sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku.

4. Internal Auditors (Auditor Internal)

Auditor internal adalah bertanggung jawab pada manajemen perusahaan. Tinjauannya adalah audit terhadap setiap berbagai dari prosedur-prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan. Pada akhir kegiatannya biasanya diajukan saran-saran rekomendasi manajemen untuk meningkatkan kualitas operasi perusahaan.

Pada dasarnya layanan yang diberikan oleh para auditor di setiap cabang audit di atas adalah sama, yang membedakannya adalah tanggung jawab dan tingkat kebebasan yang berbeda.

(3)

2.1.3 Pengertian Audit Internal

Audit internal merupakan fungsi penilaian independen yang didirikan dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan organisasi secara menyeluruh yang bertujuan membantu dan memperbaiki kinerja semua tingkatan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.

Aktivitas audit internal menjadi pendukung utama untuk tercapainya tujuan pengendalian internal. Ketika melaksanakan kegiatannya auditor internal harus bersifat objektif dan kedudukannya dalam perusahaan adalah independen.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian audit internal, diantaranya:

Adapun dari pengertian di atas sesuai dengan Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal (2004:5), dapat diartikan sebagai berikut:

“Auditor internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, proses governance.”

Dari pengertian di atas dapat diuraikan kata-kata kunci audit internal, sebagai berikut:

1. Kegiatan assurance dan konsultansi.

Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi bagi organisasi atau perusahaan.

(4)

2. Independen dan objektif.

Para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian para pemeriksa internal dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, yang mana hal ini sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksaan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektif para auditor internal.

3. Memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Auditor internal diharapkan dapat membantu organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi.

4. Pendekatan yang sistematis dan teratur.

Auditor internal dalam melaksanakan tugasnya harus tepat pada pokok permasalahan / tidak bias, sehingga permasalahan yang dihadapi organisasi / perusahaan dapat segera terdeteksi dan diatasi.

5. Pengelolaan risiko

Auditor internal memiliki fungsi dalam membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern.

6. Pengendalian

Auditor internal memiliki fungsi audit internal dalam membantu organisasi dalam memelihara pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi

(5)

kecukupan, efisiensi, dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendukung peningkatan pengendalian intern secara berkesinambungan.

7. Proses governance

Auditor internal memiliki fungsi audit internal dalam menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan-tujuan berikut:

1) Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalam organisasi. 2) Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas. 3) Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada

unit-unit yang tepat di dalam organisasi.

4) Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan diri, dan mengkomunikasikan informasi di antara pimpinan, dewan pengawas, auditor internal, auditor eksternal serta manajemen.

Pengertian audit internal menurut Sawyer (2003:6) adalah sebagai berikut: “Audit internal is a systematic, objective appraisal by auditor internal of the operation and control within organization by determine whether: 1. Financial and operating information is accurate and reliable 2. Risk to the enterprise are identified and minimized

3. External regulation and acceptable internal policies and procedure are followed

4. Satisfactory operating criteria are met

5. Resources are used effectively archieved all for the purpose of as sitting members of the organization in the effective discharge of their responsibilities.”

Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang objektif dan sistematis dalam menilai pengendalian dan kegiatan operasi dalam suatu organisasi yang dilakukan oleh auditor internal untuk meyakinkan bahwa:

(6)

1. Informasi keuangan dan operasi harus akurat dan reliabel 2. Risiko bisnis dapat diidentifikasi dan diminimalisasi 3. Peraturan, kebijakan dan prosedur telah ditaati 4. Tercapainya kriteria kegiatan operasional organisasi

5. Meyakinkan bahwa sumber daya telah digunakan secara efektif serta penempatan para anggota organisasi berjalan secara efektif sesuai dengan tanggung jawabnya.

Pemeriksaan internal merupakan suatu aktifitas independen dan objektif yang didesain untuk memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi perusahaan. Fungsi audit ini juga akan membantu perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan dengan melakukan pendekatan sistematis, melakukan pengujian dan meningkatkan efektifitas fungsi-fungsi dalam organisasi.

2.1.4 Tujuan Audit Internal

Audit internal merupakan salah satu fungsi pada perusahaan yang juga mendukung pencapaian tujuaan perusahaan. Audit internal memberikan jasa assurance (memberikan keyakinan) kepada manajemen melakukan perbaikan atas sistem pengawasan perusahaan secara keseluruhan, seperti yang dinyatakan Chumbers (1998:128) berikut ini:

“General objective of most audit are arguablyy (i) reassurance to management that effective system of control are inplice and operating satisfactorily, and (ii) improved system of contols where necessary.”

(7)

Tujuan audit internal juga dikemukakan oleh Hiro Tugiman, (2006:99) sebagai berikut:

“Tujuan audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Tujuan audit internal mencakup pula usaha mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.”

2.1.5 Tahapan Pelaksanaan Audit Internal

Program pemeriksaan yang telah didukung dan disetujui oleh manajemen merupakan ketentuan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemeriksaannya. Selain itu program pemeriksaan internal dapat dipakai sebagai tolak ukur bagi para pelaksana pemeriksa.

The Institute of Internal Auditors (1995:39) mengemukakan pelaksanaan tugas audit sebagai berikut:

“Audit work should include planning the audit, examining and evaluating information, communicating result, and following up.”

Pelaksanaan tugas audit terdiri dari perencanaan audit, pengujian dan penilaian informasi, menyampaikan hasil pemeriksaan, meninjau dan melakukan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan.

1. Perencanaan audit

Sebagai langkah awal, perencanaan audit ini berisikan: 1) Menyusun tujuan dan lingkup audit

2) Mendapatkan informasi mengenai aktivitas yang akan diaudit 3) Menentukan sumber-sumber penting dalam melakukan audit 4) Memberitahukan kepada auditor mengenai pelaksanaan audit

(8)

5) Melaksanakan atau tepatnya survei terhadap risiko, pengendalian untuk mengetahui luas audit yang akan dilaksanakan, dan meminta komentar dan saran dari auditee

6) Menyusun program

7) Menentukan bagaimana, kapan, dan siapa yang membutuhkan hasil dari audit pengesahan rencana audit.

2. Pengujian dan pengevaluasian informasi

Untuk melakukan pengujian dan pengevaluasian auditor internal harus mengumpulkan, menganalisa, menginterpretasikan, dan mendokumentasikan informasi untuk mendukung hasil audit.

3. Menyampaikan hasil pemeriksaan

Auditor internal harus menyampaikan atau melaporkan temuan-temuan yang diperoleh dari proses audit.

4. Tindak lanjut hasil pemeriksaan

Pemeriksaan internal harus terus meninjau atau melakukan follow up untuk memastikan bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindak lanjut yang tepat.

2.2 Profesionalisme Auditor Internal

Sikap profesionalisme harus menjadi acuan dalam pelaksanaan fungsi audit intern. Dalam buku yang berjudul Standar Profesional Audit Internal oleh Hiro Tugiman (1997:12) Hasil adapatasi dari Standards For the Professional Practice of Internal Auditing yang merupakan standar audit intern yang diakui

(9)

secara luas oleh profesi internal auditor internasional dari The Institute of Internal Auditor dikatakan bahwa kegiatan audit internal dilaksanakan dalam berbagai lingkungan yang berbeda-beda dan dalam organisasi yang memiliki tujuan yang berbeda, ketentuan dan kebiasaan yang tidak sama akan mempengaruhi pelaksanaan audit internal di masing-masing lingkungan. Oleh karna itu perlu penerapan suatu standar profesi, yang meliputi:

1. Independensi ; internal auditor harus mandiri dan terpisah dari kegiatan yang diperiksanya.

a. Status organisasi: harus memberikan keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan kepadanya. b. Objektivitas: internal auditor harus melaksanakan tugasnya yang objektif. 2. Kemampuan profesional ; internal auditor harus mencerminkan keahlian dan

ketelitian profesional. 1. Unit audit internal

a) Personalia: harus memberikan jaminan keahlian teknis dan latar belakang pendidikan internal auditor yang akan ditugaskan.

b) Pengetahuan dan kecakapan: unit audit internal harus memiliki dan mendapatkan pengetahuan, kecakapan dan berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan untuk menjalankan tanggung jawab audit yang diberikan. c) Pengawasan: unit audit internal harus memberikan kepastian bahwa

pelaksanaan pemeriksaan internal diawasi sebagaimana mestinya.

(10)

2. Auditor internal

a) Kesesuaian dengan standar profesi: internal auditor harus mematuhi standar profesional dalam melakukan pemeriksaan.

b) Pengetahuan dan kecakapan: internal auditor harus memiliki atau mendapatkan pengetahuan , kecakapan dan disiplin ilmu yang penting dalam pelaksanaan pemeriksaan.

c) Hubungan antar manusia dan komunikasi: internal auditor harus memiliki keampuan untuk menghadapai orang lain dan berkomunikasi secara efektif.

d) Pendidikan berkelanjutan: internal auditor harus mengembangkan kemampuan teknisnya melalui pendidikan yang berkelanjutan.

e) Ketelitian profesional: internal auditor harus bertindak dengan ketelitian profesional yang sepatutnya.

3. Lingkup pekerjaan ; harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian intern yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.

a. Keandalan informasi: internal auditor harus memeriksa keandalan informasi keuangan dan pelaksanaan pekerjaan dan cara-cara yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi dan melaporkan informasi tersebut.

b. Kesesuaian dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur dan perundang-undangan: internal auditor harus memeriksa sistem yang telah ditetapkan untuk meyakinkan apakah telah sesuai dengan kebijaksanaan, rencana,

(11)

prosedur dan peraturan yang memiliki akibat penting terhadap pekerjaan-pekerjaan, laporan-laporan serta menentukan apakah organisasi telah memenuhi hal-hal tersebut.

c. Perlindungan terhadap harta: internal auditor harus memeriksa alat atau cara yang digunakan untuk melindungi harta atau aktiva. Jika diperlukan memverifikasi keberadaan berbagai harta organisasi.

d. Penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien: internal auditor harus menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada.

e. Pencapaian tujuan: internal auditor harus menilai pekerjaan, operasi dan program untuk menentukan apakah hasilnya telah dicapai sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

4. Pelaksanaan kegiatan audit ; harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian serta pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil dan menindaklanjuti.

a. Perencanaan pemeriksaan: internal auditor harus merencanakan setiap pemeriksaan yang dilakukan.

b. Pengujian dan pengevaluasian informasi: internal auditor harus mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan.

c. Penyampaian hasil pemeriksaan: internal auditor harus melaporkan hasil pemeriksaan yang diperoleh dari kegiatan pemeriksaan yang dilakukan.

(12)

d. Tindak lanjut hasil pemeriksaan: internal auditor harus terus melakukan follow up untuk memastikan bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindak lanjut yang tepat.

5. Manajemen bagian audit internal ; pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal secara tepat.

a. Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab: Pimpinan audit internal harus memiliki pernyataan tujuan, kewenangan dan tanggung jawab bagi bagian audit internal.

b. Perencanaan: pimpinan audit internal harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan tanggung jawab bagian internal audit.

c. Kebijaksanaan dan prosedur: pimpinan audit internal harus membuat berbagai kebijaksanaan dan prosedur secara tertulis yang akan dipergunakan sebagai pedoman oleh staf internal audit.

d. Manajemen personel: pimpinan audit internal harus menetapkan program untuk menyeleksi dan mengembangkan sumber daya manusia pada bagian internal audit.

e. Auditor eksternal: pimpinan audit internal harus mengkoordinasikan usaha-usaha kegiatan audit internal dengan auditor eksternal.

f. Pengendalian mutu: pimpinan audit internal harus menetapkan dan mengembangkan pengendalian mutu dan jaminan kualitas untuk mengevaluasi berbagai kegiatan bagian internal audit.

(13)

2.3 Laporan Keuangan

2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan laporan yang sangat dibutuhkan bagi dunia bisnis dan ekonomi, khususnya dalam pengambilan keputusan. Adapun laporan keuangan itu sendiri didefinisikan oleh Kieso dan Weygrandt (1998;3) sebagai berikut :

“Financial statement are the principal means through which financial information is communicated to those outside an enterprise. These statements provides the firms history quantified in money terms.”

Sedangkan Zaki Baridwan dalam intermediate accounting (1992;19) memberikan pengertian laporan keuangan sebagai berikut:

“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.”

Laporan keuangan dibuat oleh pimpinan perusahaan dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu, laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut.

Laporan keuangan berguna bagi manajemen perusahaan dalam menyusun pembuatan perencanaan waktu yang akan datang seringkali berpedoman pada data historis, yaitu dari masa lalu. Selain perencanaan, data historis juga bermanfaat untuk melakukan pengawasan, karena dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan rencana yang telah dibuat pada waktu yang lalu.

(14)

Berdasarkan dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan itu adalah informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak luar perusahaan yang memuat laporan masa lalu perusahaan yang diwujudkan dalam nilai uang serta merupakan hasil dari proses akuntansi.

2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan pada PSAK no 1 paragraf 5 menyatakan : “Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.”

Sedangkan APB Statement no 4 (AICPA) yang dikutif oleh Harapan (2002;17) membagi tujuan laporan keuangan menjadi dua yaitu :

1. Tujuan Umum

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima

2. Tujuan Khusus

Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban serta informasi lainnya yang relevan

Berbagai pendapat mengenai tujuan laporan keuangan ini pada hakekatnya adalah sama, yaitu untuk memberi informasi mengenai keadaan financial perusahaan kepada pihak luar perusahaan agar dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

(15)

Mengingat pentingnya laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi, penyajiannya diharapkan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum, agar pengguna laporan keuangan dapat memanfaatkannya secara tepat.

2.3.3 Karakteristik Kualitas Laporan Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan bab kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Dapat dipahami (understandability)

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan. Untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar namun informasi yang kompleks yang seharusnya dimaksudkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan (relevance)

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

(16)

Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Dalam beberapa kasus, hakikat informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya. Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kelalaian dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.

3. Keandalan (reliability)

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan informasi mungkin relevan, tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan, penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.

4. Dapat diperbandingkan (comparibility)

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan tersebut, antar perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.

(17)

2.3.4 Pemakai Laporan Keuangan

SAK bab kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, beberapa kebutuhan ini meliputi :

1. Investor

Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut

2. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarikdengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja

3. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman beserta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh jempo

(18)

4. Pemasok dan kreditur

Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pembeli pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan

6. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan aktivitas dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu menyediakan informasi

(19)

kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya

2.3.5. Penyajian dan Komponen Laporan Keuangan

PSAK no.1 tentang penyajian laporan keuangan merumuskan bahwa suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi :

1. Aktiva 2. Kewajiban 3. Ekuitas

4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian 5. Arus kas

Adapun komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen berikut ini :

a. Neraca

Neraca didefinisikan oleh Harahap (2002;69) sebagai berikut :

“Neraca disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time.”

Sedangkan Kieso dan Weygrandt (1998;204) mendefinisikan neraca sebagai berikut :

“The balance sheet, sometimes referred to as the statement of financial position, reports the assets, liabilities, stockholders equity of a business enterprise at a specific date.”

b. Laporan Laba Rugi

(20)

“ Laporan laba rugi melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil dan laba rugi perusahaan selama satu periode tertentu”. Sedangkan Kieso dan Weygrandt (1998;146) mendefinisikan sebagai berikut:

“The income statements, often called the statement of income or statement of earnings, is the report that measures the success of enterprise operations for a given period of time “.

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas didefinisikan oleh Kieso dan Weygrandt (1998;125) sebagai berikut:

“ Statement of stockholders equity reports the changes in each stockholders equity account and in total stockholders equity during a year”.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas didefinisikan oleh Harahap (2002;93) sebagai berikut: “Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi.”

Sedangkan Kieso dan Weygrandt mendefinisikan laporan arus kas dalam bukunya intermediate accounting (1998;223) :

“The primary purpose of statement of cash flow is to provide relevant information about the cash receipt and cash payment of an enterprise during a period”.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan didefinisikan oleh Kieso dan Weygrandt (1998;1344) sebagai berikut:

“Notes are the accounts means of amplifying or explaining the items represented in the main body of the statement”

(21)

2.4 Kualitas Laporan Keuangan

Karena fungsi akuntansi adalah menyajikan data kuantitatif yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan, perlu dijaga agar data yang disajikan memiliki kualitas tertentu sehingga berguna. Kualitas informasi akuntansi menurut financial acconting (1992;7) menyebutkan bahwa terdapat dua sifat kualitas informasi akuntansi dalam laporan keuangan yaitu :

1. Kualitas Utama

Informasi akuntansi harus relevan dan dapat dipercaya agar informasi itu relevan, sifat yang harus dipenuhi adalah :

1. Mempunyai nilai prediksi (predictive value) 2. Mempunyai nilai umpan balik (feedback value) 3. Tepat Waktu (timeliness)

Sedangkan informasi yang dapat dipercaya (reliability) sifat-sifat berikut ini harus dipenuhi, yaitu :

a) Dapat diperiksa (verifiability) b) Netral (neutrality)

c) Menyajikan yang seharusnya (representational faithfulness) A. Relevan (relevance)

Informasi disebut relevan apabila informasi itu mampu dan berguna dalam mempengaruhi keputusan si pengguna. Informasi itu dengan kata lain agar informasi relevan maka informasi itu harus memiliki predictive value (meramalkan nilai masa yang akan datang), feedback value (menguatkan atau

(22)

mengoreksi pengharapan yang sudah lalu) pada saat yang sama harus disampaikan pada waktu yang tepat

B. Prediksi (Predictive value) dan umpan balik (feedback value)

Informasi dapat menciptakan umpan balik atas tindakan-tindakan di masa lalu yang dapat membantu menguatkan atau memperbaiki dugaan-dugaan semula. Informasi tersebut kemudian dapat digunakan untuk membantu memprediksi atau memperkirakan hasil-hasil di masa yang akan datang. Pada umumnya informasi yang relevan dapat menciptakan umpan balik dan nilai prediksi pada saat yang sama. Pengetahuan akan aktivitas-aktivitas dan konsekuensi-konsekuensi yang telah ada umumnya akan dapat memperbaiki kemampuan seorang pengambil keputusan untuk memprediksi hasil-hasil tindakan serupa di masa yang akan datang

C. Tepat waktu (timeliness)

Informasi akuntansi harus dapat disampaikan sedini mungkin kepada para pengguna informasi itu, agar dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut

D. Dapat dipercaya (Realibility)

Reliability menyangkut kualitas yang menyebabkan pengguna data bergantung pada kepercayaannya pada data yang disajikan biasanya untuk meningkatkan reliability maka laporan keuangan harus dapat diperiksa

(23)

Informasi akuntansi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan

F. Menyajikan yang seharusnya (representational faithfulness)

Agar dapat diandalkan, penyajian informasi akuntansi harus dapat menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa yang terjadi pada periode tertentu

2. Kualitas Sekunder

Informasi akuntansi juga memiliki dua kualitas bersifat sekunder yaitu sebagai berikut:

a. Dapat diperbandingkan (comparability)

Dapat dibandingkan berarti bahwa dalam menyusun laporan keuangan, perusahaan harus menggunakan metode yang sama sepanjang waktu dengan tujuan agar laporan keuangan itu dapat diperbandingkan b. Konsisten (consistency)

Konsisten berarti bahwa metode-metode akuntansi tidak dapat diubah apabila telah dipilih. Namun dalam prinsip akuntansi disebutkan bahwa boleh mengubahnya apabila alternatif lain yang juga sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim dianggap lebih baik. Perubahan itu harus diungkapkan dan termasuk diungkapkan alasan mengapa prinsip alternatif itu dipilih

(24)

2.5 Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Auditor Internal merupakan suatu profesi yang memiliki peranan tertentu dan menjunjung tinggi standar mutu pekerjaan dan menaati kode etik. Untuk menjadi auditor internal yang profesional, seseorang harus memahami kumpulan pengetahuan yang berlaku umum dalam bidang pengawasan internal yang dipandang penting, sehingga ia dapat melaksanakan kegiatan didalam area yang cukup luas dengan hasil kerja yang memuaskan. Sikap profesionalisme harus menjadi acuan dalam pelaksanaan fungsi audit internal. Kegiatan audit internal dilaksanakan dalam berbagai lingkungan yang berbeda-beda dan dalam organisasi yang memiliki tujuan yang berbeda, kesertaan dan kebiasaan yang tidak sama akan mempengaruhi pelaksanaan audit internal di masing-masing lingkungan. Oleh karena itu perlu penerapan suatu standar profesi, yang meliputi independensi, kemampuan profesional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegiatan audit dan manajemen bagian audit internal.

Para profesional diharapkan untuk memiliki tingkat kompetensi yang tinggi berkenaan dengan kinerja. Tingkat keberhasilan suatu pekerjaan dapat diukur dengan mengevaluasi kinerja yang telah dicapai. Profesionalisme mungkin merupakan elemen motivasi yang berperan dalam pelaksanaan kinerja.

Atas dasar itulah profesionalisme auditor internal suatu perusahaan sangat mempengaruhi sekali terhadap kualitas perusahaan tersebut, baik dan buruknya . Tentunya perusahaan tersebut memiliki tujuan mencari laba, dari laba itulah perusahaan berusaha agar kualitas laporan keuangan tersebut relevan, dapat

(25)

dipercaya, bersifat netral, dan menyajikan yang seharusnya. Oleh karena itu profesionalisme auditor internal yang baik akan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Padat penebaran yang berbeda tidak memberikan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan panjang dan bobot juwana kuda laut

: 15 Februari 2019 : SMP Islam Al Amin Kota Malang : pembuktian adanya strategi guru dalam pembentuka sikap sosial siswa yang didapat dari hasil wawancara dan hasil kegiatan

Langkah awal yang dilakukan untuk mendapatkan model regresi logistik nonparametrik aditif berdasarkan estimator polinomial lokal adalah menentukan nilai awal fungsi

(2) Daftar orang asing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diberikan kepada Badan atau Instansi Pemerintah yang bidang tugasnya menyangkut pengawasan orang asing..

Berdasarkan data hasil proyeksi Sensus Penduduk 2014 diketahui bahwa jumlah penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul yang berada dalam umur produktif (15-64 tahun) adalah sebanyak 61.066

Game selanjutnya diwujudkan dalam bentuk permainan labirin, dimana pemain ditugaskan untuk mengarahkan karakter agar dapat keluar dari labirin dengan menggunakan

Dari uraian diatas tertarik untuk membangun suatu sistem yang nantinya bisa membantu masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai suatu wilayah dengan judul “ Sistem