KORELASI PERSEPSI SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN OLEH GURU DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SISWA DI SEKOLAH MENEGAH PERTAMA NEGERI 3 TUGUK Oleh:
Mardawani, Yupita Pameliana Fransiska
Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina KM 4 Sengkuang Sintang Kalimantan Barat 78614
Email : mardawani113@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Proses Pembelajaran oleh Guru dengan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa di Sekolah Menegah Pertama Negeri 3 Tuguk. Masalah umum dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar korelasi Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran oleh Guru dengan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa di Sekolah Menegah Pertama Negeri 3 Tuguk. Tujuan penelitian untuk mengetahui korelasi Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran oleh Guru dengan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan bentuk penelitian studi korelasi (correlationstudies). Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Persepsi siswa terhadap proses pembelajaran oleh guru pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menegah Pertama Negeri 3 Tuguk termasuk dalam kategori sangat tinggi.(2) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menegah Pertama Negeri 3 Tuguk termasuk dalam kategori sangat tinggi. (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap pembelajaran oleh guru dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menegah Pertama Negeri 3 Tuguk. Dengan nilai r hitung 0,316, sedangkan r tabel 0,444 pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan uji t diperoleh t hitung 2,984 sedangkan t tabel 2,101 dengan derajat kebebasan 5% dan taraf kepercayaan 95%. Dk = n – 2 = 20 – 2 = 18. Jadi thitung> ttabel atau 2,984 > 2,101. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Kata Kunci: Proses Pembelajaran, Hasil Belajar
ABSTRACT
This study entitled The Correlation of Student Perceptions toward Learning Process by Teachers with Citizenship Education Learning Outcomes of Students in State Junior High School 3 Tuguk. The general problem that studies in this research is "How big correlation Student Perceptions toward Learning process by Teachers with Citizenship Education Learning Outcomes of Students in state junior high school 3 Tuguk. The aim of research is to determine the correlation of student perceptions toward learning process by teachers with learning outcomes in citizenship education subject. The method used in this research is quantitative methods and the forms of research isthe study of correlation. The findings of the study are as follows: (1) Perceptions of students towards learning process by Citizenship education teachers in state junior high school 3 Tuguk categorized as very high. (2) The outcomes of student learning of subjects Civic Education state junior high school 3 Tuguk categorized as very high. (3) There is a significant relationship between students' perception of learning process by teachers with learning outcomes of Citizenship Education subject in state junior high school 3 Tuguk. With the value of rcount 0,316, while rtable 0.444 at significance level of 5%. Based
on t test obtained tcount 2.984 while t table2.101 with a degree of freedom 5% and 95% confidence level. Dk =
n - 2 = 20-2 = 18. So tcount> ttable or 2.984> 2.101. So that Ho is rejected and Ha is accepted. Keywords: Learning process, Learning Outcomes
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor
utama bagi keberlangsungan hidup
manusia. Pendidikan dianggap sebagai sarana pengembangan sumber daya
manusia karena dapat menciptakan
manusia produktif yang mampu
memajukan bangsanya. Pendidikan dalam
arti luas di dalamnya terkandung
pengertian mendidik, membimbing,
mengajar dan melatih. Dalam
keseluruhan proses pendidikan di
sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok yang
dilaksanakan oleh guru.
Sejalan dengan tujuan dan
pemahaman terhadap faktor guru sebagai salah satu penentu keberhasilan siswa dalam belajar, maka sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas
guru.Untuk itu, upaya awal yang
dilakukan dalam peningkatan mutu
pendidikan adalah kemampuan guru dalam mengajar.
Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai
(values) serta membangun karakter
(character building) peserta didik secara berkelanjutan. Jadi, fungsi dan peran guru
dalam sistem pendidikan merupakan
salah satu manifestasi dari sifat
ketuhanan.Secara keseluruhan guru
adalah figur yang menarik perhatian semua orang, baik dalam keluarga, dalam masyarakat atau di sekolah. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang
kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
Menurut Sardiman (2007: 143) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: a) guru sebagai informator, b) guru sebagai organisator, c) guru sebagai motivator d) guru sebagai mediator e) guru sebagai director, f) guru sebagai inisiator, g) guru sebagai transmitter, h) guru sebagai fasilitator dan i) guru sebagai evaluator. Pendapat tersebut jelas bahwa seorang guru harus memiliki keterampilan khusus setiap memberikan materi pembelajaran sehingga anak didik
mampu memahami topik yang
disampaikan guru, khususnya yang
bersifat memberikan pemahaman belajar siswa menjadi lebih baik dan bermakna.
Dampak adanya kemampuan guru dalam mengajar adalah memberikan adanya peningkatan pada hasil belajar
siswa. Hasil belajar menempatkan seseorang dari tingkat abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Menurut teori Taksonomi Bloom bahwa hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, yaitu 1) Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas 6 aspek yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2) Ranah Kognitif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. 3) Ranah Psikomotor berkenaan dengan keterampilan motorik.
Berdasarkan berbagai masalah yang diuraikan di atas, dan berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengajar menjadi tolok ukur berhasilnya sebuah proses belajar mengajar. Pada penelitian ini, penulis cenderung untuk melihat kemampuan mengajar guru berdasarkan persepsi siswa.Sebab belakangan ini ada banyak pandangan atau persepsi siswa terhadap guru dalam mengajar, sebagian besar memberikan asumsinya bahwa
mengajar guru sangat berhubungan
dengan hasil belajar siswa. Sebab semakin baik pengajaran yang diberikan guru, maka akan semakin baik hasil belajar siswa yang diperoleh. Pandangan
positif ini memiliki kecenderungan
bahwa aktivitas mengajar guru senantiasa ada hubungan yang positif dengan hasil belajar siswa itu sendiri.
Berdasarkan temuan awal pra
survei peneliti di sekolah tempat
penelitian mengungkapkan bahwa
keberhasil siswa memperoleh nilai belajar PKn yang maksimal tidak terlepas oleh
adanya kemampuan guru dalam
mengajar.Hal ini ditandai oleh adanya hasil belajar siswa dari hasil ulangan
harian rata-rata mencapai nilai
tuntas.Untuk membuktikan terdapat
hubungan atau tidak dari kedua variabel tersebut, maka perlu sebuah pembuktian
yang ilmiah melalui sebuah
penelitian.Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk meneliti persoalan tentang kemampuan mengajar guru berkaitan dengan hasil belajar berdasarkan persepsi siswa.
Atas dasar itulah, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Korelasi Persepsi Siswa Terhadap proses pembelajaran oleh Guru dengan
Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraandi SMP Negeri 3
Tuguk.
Masalah Penelitian
Masalah dalam penelitian ini
siswa terhadap proses pembelajaran oleh guru dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Tuguk?”. Mengingat luasnya rumusan masalah tersebut, maka perlu dibatasi masalahnya kedalam sub-sub masalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar persepsi siswa
terhadap proses pembelajaran oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Tuguk?
2. Seberapa besar hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Tuguk?
3. Apakah terdapat korelasi yang
signifikan antara persepsi siswa terhadap proses pembelajaran oleh guru dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Tuguk?
Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah
dalam penelitian ini, merupakan kerangka berpikir dalam menyelesaikan penelitian.
Proses pemecahan masalah pada
penelitian ini dimulai dari studi
pendahuluan pra observasi masalah kelapangan, melakukan tinjauan pustaka, menulis latar belakang, mengidentifikasi
masalah, menentukan tujuan,
pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data dan penarikan kesimpulan sesuai dengan analisis hasil pengeolahan data penelitian.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui seberapa besar persepsi siswa terhadap proses pembelajaran
oleh guru Pendidikan
Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Tuguk.
2. Mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Tuguk.
3. Mengetahui korelasi persepsi siswa terhadap proses pembelajaran oleh guru dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Tuguk.
Kajian Penelitian Yang Relevan
Terdapat beberapa hasil penelitian yang releven misalnya Penelitian yang dikaukan oleh: 1). Hidayah Sri Lestari 2015, menemukan terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang
kemampuan guru dan kelengkapan
fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar IPS pada siswa MTs Negeri 1 Banjarnegara. 2). Vera Ariesta Dewi,
2012, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Bawang Banjarnegara. 3). Harmaini pada
Jurnal Bahasa,Volume 7,Nomor;
2,Oktober 2012, Persepsi siswa tentang
profesionalitas guru mengajar dan
motivasi belajar siswa secara bersama-samamemberikan kontribusi terhadap hasil belajar sebesar 40,7%.
METODE PENLITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan bentuk penelitian studi korelasi (correlation studies). Bentuk hubungan
yang digunakan adalah hubungan
interatif/timbal balik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIISMP Negeri 3 Tuguk yang terdiri
dari satu kelas yang berjumlah 20 Siswa. Karena jumlah populasi tersebut < 30
yaitu sebanyak 20 orang, seluruh
populasi diambil sebagai sampel
penelitian ini adalah sebanyak 20 siswa yang terdiri atas 11 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Pemilihan kelas VIII karena kelas VII dan IX diajar oleh guru yang berbeda.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data secara tidak langsung atau melalui angket dan teknik
dokumentasi.Alat pengumpulan data
berupa lembar angket dan dokumen. Adapun langkah-langkah analisis data penelitian ini adalah dilakukan mulai dari analisis instrumen melalui uji validitas dan reliabelitas.Rumus yang
digunakan untuk menguji validitas
menggunakan teknik korelasi product
moment adalah: rxy = ∑XY √∑X2∑Y2 Dimana: rxy = Korelasi antara variabel x dengan y x = (𝑥𝑖 - x̅) y = (𝑦𝑖- y̅) Keterangan: rxy = Korelasi antara variabel x dengan y x = Rata-rata skor variabel x y = Rata-rata skor variabel y
∑
xy = Jumlah skor variabel xyUji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus KR 20
(Kuder Richardson) dalam Sugiyono (2009: 359) akan diuraikan berikut ini:
r11 = [ k k−1] [ S2−∑ pq S2 ] Keterangan:
k = Jumlah item dalam
instrumen
p = Proposal banyaknya subjek yang menjawab dengan benar
q = 1 - pi
S2 = Varians total
Setelah instrument yang akan digunakan dinyatakan valid dan reliabel, dilakukan terlebih dahulu atau diuraikan hasil nilai angket dari variabel x dan nilai hasil belajar dari variabel y, maka untuk analisis terhadap
hasil penelitian berdasarkan
variabel x dan y, terlebih dahulu
melakukan analisis terhadap
nilai rata-rata angket siswa dan nilai rata-rata hasil belajar siswa
dengan rumus persentase
menurut Sudjana (2009: 66)
untuk menghitung frekuensi
nilai rata-rata angket dengan rumus berikut ini:
X = ∑ x N Keterangan: X
̅ = Mean rata-rata
∑x = Jumlah dari skor
N = Jumlah siswa
Selanjutnya dilakukan uji regresi linier sederhana. Uji regresi linier sederhana dapat menggunakan rumus:
𝑦̂ = a + bX (Sugiyono, 2013: 244-245)
Keterangan:
𝑦̂ = (Baca y topi), subjek
variabel terikat yang
diproyeksikan
X= Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
diprediksikan
a = Nilai konstanta harga
Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai
penentu ramalan (prediksi)
yang
menunjukkan nilai
peningkatan (+) atau nilai
penurunan (-)
Sementara itu, nilai a dan b dapat
dicari dengan perhitungan sebagai
berikut:
a =∑Y
n - b∑X
n
Setelah diperoleh nilai
a kemudian dilanjutkan
dengan mencari nilai b yaitu:
b = N.(∑XY)−∑X∑Y
N.∑𝑋2−(∑X)2
Untuk mengelola data angket di dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis Product Moment, dengan rumus sebagai berikut:
rxy =
𝒏∑𝑿𝒀−∑𝑿∑𝒀
√(𝒏∑𝑿𝟐− (∑𝑿)𝟐) (𝒏∑𝒀𝟐− ( ∑𝒀)𝟐)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi
antara variabel x dan variabel y
xy = Jumlah nilai variabel x yang dikalikan dengan variabel y
x = Jumlah nilai variabel x
y = Jumlah nilai variabel
y
𝑥2 = Jumlah nilai variabel x
yang dikuadradkan
𝑦2 = Jumlah nilai variabel y
yang dikuadradkan (Sugiyono, 2013: 183)
Untuk dapat memberikan
penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Interpretasi Koefisien Korelasi
No Interval Tingkat Hubungan
1 0,00 - 0,20 Tidak ada korelasi
2 0,21 - 0,40 Korelasi lemah
3 0,41 - 0,70 Korelasi sedang
4 0,71 - 0,90 Korelasi tinggi
5 0,91 - 1,0 Korelasi sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2009: 231)
Sebelum dilakukan uji t, maka terlebih dahulu dilakukan uji determinan
untuk mengetahui besaran sumbangan (koefisien diterminan atau koefisien
penentu) variabel X terhadap variabel Y
maka dilakukan perhitungan
menggunakan rumus uji determinan berikut ini:
KP = r 𝑥 100 %
Kemudian untuk mengetahui
signifikan antara variabel dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan
rumus analisis uji t, adapun rumus analisis uji t menurut Sugiyono (2009: 184) tersebut adalah sebagai berikut: t =𝑟√𝑛−2
√1−𝑟2
Keterangan: t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil r hitung
n = Jumlah responden
Kriteria : Penerimaan Ho
ketentuannya bila rHitung ≤
rTabel, maka Ho diterima dan
Ha ditolak.Penolakan Ho jika rHitung ≥ rTabel maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah data terkumpul
dilapangan, peneliti melakukan proses pengolahan data hasil penelitian sesuai dengaan langkah-langkah analisis data
yang ditentukan. Hasil penelitian
berdasarkan analisis dan pengolahan data
yang dilakukan peneliti yaitu analisis data dari pengolahan data berupa hasil angket tentang persepsi siswa terhadap proses pembelajaran oleh guru dengan hasil
belajar Pendidikan
Kewarganegaraansiswa di SMP Negeri 3 Tuguk adalah sebagai berikut:
Untuk memudahkan peneliti dalam
mengolah data, maka peneliti membuat tabel hasil angket persepsi siswa terhadap
proses pembelajaran oleh guru dan hasil
belajar Pendidikan Kewarganegaraan
seperti pada tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2
Rekapitulasi Perhitungan Hasil Angket Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Oleh Guru dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
No (X) (Y) X² Y² XY
1 91 88 8281 7744 8008
3 90 86 8100 7396 7740
4 97 90 9409 8100 8730
Dst
Jumlah 1766 1692 156594 143310 149508
Rata-rata 88,3 84,6
Setelah selesai perhitungan hasil angket, selanjutnya data yang telah
dikumpulkan kemudian peneliti olah
dengan menggunakan rumus-rumus
sebagai berikut: 1. Regresi Linier Sederhana
Y
̂ = a + b X
Dari persamaan di atas, a dan b
dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut. a =∑Y n – b∑X n b = N.(∑XY)−∑X∑Y N.∑𝑋2−(∑X)2 Keterangan:
∑Y = Jumlah hasil belajar
atau variabel Y
∑X = Jumlah persepsi siswa
atau variabel X
∑XY =Jumlah persepsi siswa dikalikan jumlah hasil
belajar atau variabel X dikalikan variabel Y n = Jumlah sampel b = (20.149508)−(1766.1692) (20.156594)−(1766)2) b = 2990160−2988072 3131880−3118756 b = 2088 13124 b = 0,159 a =∑Y n - b∑X n a =1692 20 – (0,159.1766) 20 a= 84,6 – 14,04 a= 70,56 ŷ = a + b X ŷ = 70,56 + 0,159X Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan persamaan regresi linier sederhana didapatkan a = 70,56 dan b = 0,159. Sehingga persamaan linier regresi sederhana variabel X dan variabel Y adalah ŷ = a + b X atau ŷ = 70,56 + 0,159X. nilai b yang positif menunjukkan
bahwa arah hubungan variabel x dan variabel y adalah positif. Nilai b = 0,159 artinya semakin tinggi atau naik persepsi siswa terhadap proses pembelajaran oleh guru maka hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan naik sebesar 0,159. Nilai a = 70,56 artinya jika persepsi siswa
terhadap guru dalam mengajar tidak sepenuhnya diterapkan maka hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan sebesar 70,56.
2. Perhitungan Koefisien Korelasi
Untuk mencari hubungan
signifikansi antara variabel persepsi siswa
terhadap guru dalam mengajar dengan
hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan, peneliti menggunakan rumus korelasi productmoment sebagai berikut: rxy = n.∑XY−(∑X)(∑Y) √(n.∑X2− (∑X)2)(n.∑Y2− (∑Y)2) Diketahui: n = 20 ∑X = 1.766 ∑Y = 1.692 ∑X2 = 156.594 ∑Y2 = 143.310 ∑XY = 149.508 rxy = (20.149508)−(1766.1692) √(20.156594)− (1766)2)(20.143310)− (1692)2) rxy = 2990160−2988072 √(3131880−3118756)(2866200− 2862864) rxy = 2088 √13124 x 3336 rxy = 2088 √43781664 rxy = 2088 6616,767 rxy = 0,316
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi persepsi siswa terhadap guru dalam mengajar (variabel X) dengan hasil
belajar Pendidikan Kewarganegaraan
(variabel Y) diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0,316. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang telah diperoleh tersebut, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang pada table 1.3berikut ini:
Tabel 1. 3
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
No Interval Tingkat Hubungan
1 0,00 - 0,20 Tidak ada korelasi
2 0,21 - 0,40 Korelasi lemah
3 0,41 - 0,70 Korelasi sedang
4 0,71 - 0,90 Korelasi tinggi
5 0,91 - 1,0 Korelasi sangat kuat
Diketahui koefisien korelasi
antara variabel X (persepsi siswa
terhadap proses pembelajaran oleh guru mengajar) dengan variabel Y (hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan) sebesar 0,316, koefisien korelasi tersebut ada pada kategori lemah karena terletak
antara 0,21 – 0,40. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tingkat
hubungan antara variabel X (persepsi siswa terhadap proses pembelajaran oleh guru) dengan variabel Y (hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan) adalah lemah.
3. Koefisien Penentu
Menentukan besarnya sumbangan (koefisien determinasi atau koefisien penentu) variabel X (persepsi siswa
terhadap guru dalam mengajar) dengan variabel Y (hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan) dengan rumus:
KP = r2 x 100%
KP = 0,3162 x 100%
KP = 0,099 x 100% KP = 10%
Dari perhitungan rumus
determinasi di atas, diperoleh nilai KP sebesar 10%, ini berarti sumbangan yang diberikan variabel X (persepsi siswa terhadap proses pembelajaran oleh guru)
dengan variabel Y (hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan) sebesar
10% itu merupakan sumbangan dari
faktor lain terhadap hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan yang tidak diteliti oleh peneliti seperti misalnya faktor fasilitas, lingkungan, metode pembelajaran, tingkat intelektual siswa dan lain sebagainya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti tentang korelasi antara persepsi siswa terhadap proses pembelajaran oleh guru dengan
hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Tuguk, maka kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Persepsi siswa terhadap
pembelajaran oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Tuguk berdasarkan data angket mencapai skor total 1766 dengan skor rata-rata sebesar 88,3 dari 20
penilaian terhadap persepsi siswa terhadap guru dalam mengajar. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa persepsi siswa terhadap
proses pembelajaran oleh guru
Pendidikan Kewarganegaraan di
SMP Negeri 3 Tuguk termasuk dalam kategori sangat tinggi.
2. Hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Tuguk berdasarkan hasil data angket diperoleh total skor sebesar 1692 dan skor rata-rata 84,6. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan
diSMP Negeri 3 Tuguk termasuk dalam kategori sangat tinggi.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadapproses pembelajaran oleh guru dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Tuguk. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai r hitung 0,316, sedangkan r tabel 0,444 dengan taraf signifikan 5%. Artinya bahwa rhitung< rtabel atau 0,316 <
0,444. Dilihat dari interpretasi
koefisien korelasi r hitung 0,316 termasuk dalam kategori lemah, karena 0,316 berada pada rentang antara 0,21 – 0,40. Selanjutnya dari
perhitungan determinasi diperoleh
KP sebesar 10%. Ini berarti
sumbangan yang diberikan variabel X terhadap variabel Y sebesar 10%,
sedangkan sisanya merupakan
pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Kemudian berdasarkan uji t diperoleh t hitung 2,984 sedangkan t tabel 2,101 dengan derajat kebebasan 5% dan taraf kepercayaan 95%. Dk = n – 2 = 20 – 2 = 18. Jadi thitung> ttabel atau 2,984 > 2,101. Sehingga Ho ditolak
dan Ha diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
persepsi siswa terhadap proses
pembelajaran oleh guru dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Tuguk.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis menyarankan bahwa dilihat dari kenyataannya terdapat hasil yang signifikan antara persepsi siswa terhadap proses pembelajaran oleh guru dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan. Dengan demikian
perlu adanya pendidikan dan
pembelajaran oleh guru lebih maksimal sehingga siswa dapat memiliki suatu persepsi yang baik lagi terhadap proses
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Catharina, 2006.Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar, (Online),
(http:/www .Catharina.co.id.Diakses, 12 Maret 2015. Darsono.2010. Motivasi.(Online), (http:/www.darsono.co.id. Diakses, 10 Juli 2013.
Dewi, V.A. 2012. Pengaruh Persepsi
Siswa Tentang Kinerja Guru dan
Kemandirian Belajar terhadap
Prestasi belajar Akutansi Siswa
Kelas X Program Keahlian
Akuntasi SMK N 1 Bawang
Banjarnegara. Skripsi tidak
diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Ekonomu UNY
Harmaini. 2012. Pengaruh Persepsi Siswa
Tentang Profesionalitas Guru
Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa pada SMK Se-Kota Bankinang.
Jurnal Bahasa, VII(2): 97-105.
Lestari, D.H. 2015. Hubungan Antara
Persepsi Siswa Tentang
Kemampuan Guru Dan
Kelengkapan Fasilitas Belajar Dengan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa MTs N 1 Banjarnegara.
Skripsitidak diterbitkan.
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial UNY.
Subana, dkk. 2009. Dasar-Dasar
Penelitian Ilmiah. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Sudjana, Nana. (2009). Evaluasi Proses
dan Hasil Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sugiyono. 2009. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
---. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & B.
Bandung: Alfabeta.
Sardiman, AM. 2007. Interaksi dan
Motivasi Brelajar
Mengajar.Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Suryabrata, Sumadi, 2010. Metodologi
Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2010. Belajar dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Thoha. 2004. Persepsi Siswa Dalam
Pembelajaran.Bandung: CV
Pustaka Setia.
Usman, Moh. Uzer. 2010. Menjadi Guru
Profesional. (Cet. XXIV). Ed. II.