• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sex-disaggregated data, Gender Statistics

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sex-disaggregated data, Gender Statistics"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Sex-disaggregated data, Gender

Statistics

Yulfita Raharjo (Gender Adviser)

(2)

OUTLINE PENYAJIAN

Latarbelakang

Apa Isunya?

Mempersamakan Persepsi

Sex-disaggregated data, Gender Statistics

2 of 10

(3)

Latarbelakang (1)

INTRO

• The Beijing Platform for Action (1995) dengan 189 Negara -- termasuk Indonesia -- bersepakat untuk memastikan para penghasil maupun pemakai data dan informasi agar mereview sistem statistik resmi mereka secara teratur agar mencakup isu gender; jika perlu direncanakan perbaikan2.

• Sebelumnya The Cairo Programme of Action (1994) memberikan rekomendasi a.l perlunya sex-disaggregated data untuk monitoring

• Response Indonesia

• INPRES no.9 Tahun 2000 tentang melaksanakan PUG (disemua sektor pembangunan tingkat nasional maupun daerah, termasuk dalam data dan

informasi

• Penghasil data seperti BPS, Lembaga Penelitian, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Internasional meresponse positif

(4)

Latarbelakang (2)

• PMK Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan No 6 Tahun 2009; No. 5 Tahun 2014 tentang penyelengaraan Data gender;

Pedoman Pelatihan Pengintegrasian Gender dalam Penglolan dan Penyusunan Statistik Gender dan anak, 2015

• Strategi Nasional ditandatangani 4 Menteri tentang Percepatan PUG melalui Perencanaan dan Penganggaran…………..

• Berbagai SK Menteri dikeluarkan berkaitan dg kompilasi dan analisis sex-disaggregated (a.l. Kehutanan; Pertanian;

Pendidikan; Kesehatan, P&U, …..dst

• Juga dikeluarkan Peraturan Daerah (Jawa Tengah, ….)

(5)

Apa Isunya (1)?

• Meskipun sudah ada kesepakatan; berbagai dasar hukum; Pelatihan2; berbagai Manual/ Piranti untuk penyelenggaraan, ketersediaan;

pemgumpulan data, analisa gender, penyajian, tetapi pengumpulan sex-disaggregated, gender statistics hasil analisa gender belum melembaga:

• Sex-disaggregated data tidak/belum : dikompilasi teratur & masuk dalam sistem; di ‘updated’; dilakukan analisa (gender) sebagai bagian integral dari proses pembangunan/kegiatan yang responsif gender;

• Hasilnya kebijakan, perencanaan & penganggaran, implementasi dan Monitoring & Evaluasi tidak responsif gender atau disebut juga buta gender;

• Karena mengabaikan kenyataan bahwa menjadi ( perempuan dan menjadi laki-laki bisa mempunyai kebutuhan; kesulitan; pengalaman, aspirasi berbeda;

(6)

Apa Isunya (2)

Pengumpulan Sex-disaggregated data dan

Pemanfaatanya belum menjadi prioritas; belum

dipahami;

– Sex-disaggregated data yang tersedia masih umum; belum mengacu pada yang relevan/dibutuhkan;

– Bukan sekedar Sex-disaggregated data, tetapi juga berkaitan dengan data apa yang perlu dikumpulkan;metode

pengumpulanya; dan contextual

Sex-disaggregated data belum cukup berarti tanpa dikuti analisa (berjenjang).

(7)

Data terpilah: data yang dipilah menurut variables (bisa umur; urban-rural; pendidikan; agama; sk, bangsa, atau jenis kelamin);

•Biasanya untuk mengungkapkan pola; trends& informasi lain yang dibutuhkan . Pertanyaan untuk disaggregate data misalnya:

(1) Apakah ada gap dalam memahami matematik di klas A (Bisa berdasarkan jenis kelamin; sosio-ekonomic status; sk. Bangsa) Apakah gap trendnya itu semakin melebar? menyempit? tetap? Bagaimana polanya?Apakah

prestasi siswa laki-laki lebih baik dari siswa perempuan?

(2) Apakah siswa dari keluarga tidak mampu lebih banyak di kelas khusus, daripada dikelas biasa?

• Gender Statistics

7 of 10

(8)

Mempersamakan Persepsi

(2)

Sex-disaggregated da

ta: data yang dipilah menurut jenis

kelamin.

– Dalam konteks gender, sex-disaggregated data (biasanya) dikumpulkan dan dianalis secara terpisah tentang kehidupan laki-laki dan kehidupan perempuan; Karena memang tidak

selalu bermaksud membandingkan; Tetapi lebih untuk

menjawab pertanyan “SIAPA” dan “APA”

• Siapa pembuat keputusan? Siapa yang memiliki dan control manfaat/akses terhadap sumber daya?

Apa peran dan kewajiban masing-masing individu (sebagai perempuan; sebagai laki-laki)?

(9)

Mempersamakan Persepsi

(2):

Sex-disaggregated data

Dikumpulkan dan dianalisa untuk memahami situasi kehidupan perempuan dan kehidupan laki-laki lebih lengkap;

Tidak selalu merefleksikan peran & hubungan gender; ketidaksetaraan gender; atau isu gender,

Ketersediaannya diperlukan:

untuk melakukan analisa (gender) sebagai bagian untuk melaksanakan Gender mainstreaming (PUG);

sebagi kunci penting utk melakukan analis gender  mengidentifikasikan isu gender/ Gender

Statistics

(10)

Mempersamakan Persepsi (3)

Contoh: pemakaian Sex-disaggregated data

 Berdasarkan definisi formal, Kep.kel Laki-laki menjadi kepala bagi seluruh anggota kel, termasuk perempuan yang menjadi isterinya;

• Dalam kasus Kep. Kel Perempuan, justru tidak ada/punya laki-laki dewasa;

• Dalam konteks tertentu, Kep. Kel. Perempuan menghadapi banyak masalah , tidak selalu karena jenis kelaminnya, TETAPI lebih karena

peran & kewajiban gender-nya sebagai perempuan yang

disandangnya (isu gender);

• Tidak selau mengandung isu gender (jumlah peserta laki-laki dan jumlah perempuan yang ikut olahraga pagi;

(11)

Mempersamakan Persepsi (4)

Gender Statistics

• Hasil analisa lebih lanjut dari Sex-disaggrgated data dan variables lain yang relevant yang merefleksikan isu gender (situasi perbedaan dan

ketidaksetaraan sebagai perempuan dan sebagai laki-laki dalam berbagai kehidupanya (United Nations, 2006);

• Data yang dikumpul berdasarkan atas konsep dan definisi yang

mencerminkan dan mencakup keanekaragaman kehidupan sebagai perempuan dan sebagai laki

• Metode pengumpulan Data memperhitungkan kemungkinan bias ( gender stereotipi; faktor2 social-budaya)

• Gender Statistics tidak selalu mengacu pada Sex-disaggrgated data (MMR; national account)

(12)

Mempersamakan Persepsi (5)

• Pemahaman &pemakaian yang rancu untuk istilah ‘jenis kelamin dan ‘gender’, berlanjut di data/statistik;

• Data yang dikumpul sensus, survey, catatan admisnistratif biasanya aggregat atau dipilah menurut jenis kelamin (sex-disaggrgated data)

• Ketika sex-disaggrgated data itu dianalisa identifikasi perbedaan dalam kehidupan laki-laki dan perempuan disebabkan karena peran/ kewajiban dan harapan

sebagai laki-laki dan sebagai perempuan  itulah gender statistik ;

• Tidak tepat mengatakan ‘Gender disaggregation’ atau ‘data terpilah menurut gender”

‘statistik perempuan’ ; ‘statistik gender’

(13)

Sex-disaggregated data, Gender Statistics & Penanggulangan Kemiskinan

Pemanfaatan data

•Pengumpulan, analisa dan pemanfaatan/pemakaian Sex-disaggregated data, Gender Statistics untuk kebijakan/ program Penanggulangan Kemiskinan semakin disadari/ digalakkan/

dimanfaatkan! Lebih fokus!

•Data yang dimaksud bukan sekedar dikumpulkan,

• Tapi data macam apa yang dikumpulkan; bagaimana mengumpulkan; konsep dan definisi yang dipakai; macam pertanyaan yang akan ditanyakan; analisa yang dipakai; bentuk pelaporan, ikut menentukan keberhasilan sumbangan Sex-disaggregated data, Gender Statistics untuk penanggulangan kemiskinan;

•.

(14)

Sex-disaggregated data, Gender Statistics &

Penanggulangan Kemiskinan

Sex-disaggregated kurang berarti tanpa dilengkapi ‘analisa berjenjang’

Contoh: Data memperlihatkan jumlah anak perempuan terdaftar

disekolah. Siapa yang mereka? Mengapa mereka yang bersekolah? Siapa yang menyelesaikan sekolah; dan mengapa

• Gender statistics lebih dari sex-data disaggregated, hasil analisa gender

• Tapi untuk yang lebih spesifik ( Mis;Penanggulangan Kemiskinan) Perlu analis berjenjang dari sex-data disaggregated dan Gender statistics:

• Apa penyebab langsung; apa sebab tak langsung

• Apa sebab yang mendasari; apa sebab dasarnya

(15)

KONSEP & METODE YANG DIPAKAI (1)

Konsep Tidak bias gender,

• atas dasar pandangan, prasangka yg belum tentu benar,

sterotipi (Mis:memandang pencari nafkah itu tidak selalu laki-laki; Tidak memandang Kepala keluarga sebagai responden sebagai wakil/ atas nama anggota keluarga; Tidak memandang miskin pada laki-laki dan pada perempuan mempunyak

kebutuhan yang sama; menghadapi kesulitan; pengalaman yang sama;

• Membuka data/informasi yangyang ‘tersembunyi”

• Menerima bahwa peran/ tanggung jawab berdasarkan gender itu beragam

15 of 10

(16)

KONSEP & METODE YANG DIPAKAI (2)

Metode pengumpulan data responsif gender

Selalu melihatnya dengan memakai lensa gender

• Sex-data disaggregated yang tersedia dari Census, survey,studi,

pencatatan administrasi, dst serta Gender Statistics mungkin perlu pendalaman dengan memakai berbagai cara pengumpulan data

lanjutan yang relevant

Perlu analisis berjenjang: identifikasi penyebabnya, dan masing-masing jenjang dengan rekomendasi

(17)

Berbagai kerangka Gender Analisis

Kerangka Gender Analisis GAP & POP

Kerangka Gender Analisis Harvard

Kerangka Gender Analisis Moser, dst

Akan diterangka dalam Workshop besok

(18)

TERIMAKASIH

(19)
(20)
(21)
(22)

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : Pengaruh Konsentrasi Dan Interval Waktu Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Atonik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca

Strategi peningkatan daya saing industri manufaktur untuk dapat meningkatkan kandungan lokal pada pembangunan PLTN di Indonesia meliputi: 1) Komitmen dan

Sedangkan untuk serangan SQL Injection melalui paket HTTP yang disimulasikan menggunakan SQLMap, maka rules SNORT dibuat untuk melakukan inspeksi terhadap paket data

Keunggulan lainnya pada algoritma C45 antara lain adalah dapat menangani atribut yang bersifat kontinyu dan diskrit, C45 dapat menangani training data dengan

Hasil penelitian menunjukkan: (1) penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rata-rata 73,40 dengan daya serap 73,40% dan ketuntasan belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengaruh variabel self efficacy dan social support terhadap individual performance baik secara langsung atau melalui burnout

Berdasarkan tindakan perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dalam menyimpulkan isi berita menggunakan CD berita ternyata

Virus herpes simpleks tipe 1 yang persisten dalam ganglion trigeminal dan VHS tipe 2 dalam ganglion sakralis dapat menyebabkan kekambuhan infeksi mukosa ataupun pada kulit