• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODELOGI PENELITIAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

67

3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Pada sub judul ini peneliti akan menguraikan mengenai seting tempat penelitian, seting waktu penelitian dan karakteristik subjek penelitian.

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan yang terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan kepala sekolah yang dijabat oleh ibu Sunarmi, S.Pd.,M.Pd. Penelitian ini khususnya dilaksanakan di kelas 4 SD.

Pemilihan SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan sebagai lokasi penelitian dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1) Sekolah tersebut mengijinkan untuk dilaksanakannya kegiatan penelitian dengan tujuan meningkatkan kualitas sekolah maupun hasil belajar siswa. 2) Sekolah bersedia memberikan data yang diperlukan peneliti

3) Hasil pembelajaran keterampilan berbicara siswa khususnya pada kelas 4 masih membutuhkan kualitas dan proses dalam pencapaiannya.

3.1.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan setelah peneliti mengajukan ijin kepada pihak sekolah yang bersangkutan dan dilaksanakan pada bulan 19 Februari–Mei 2016. Pada bulan Februari peneliti mulai mengadakan persiapan, yaitu menyusun beberapa lembar observasi yang akan digunakan sebagai pedoman pada saat peneliti melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung, menyusun lembar wawancara antara peneliti dan juga guru kelas 4 SD, dan mempersiapkan instrumen penilaian.

Pada bulan Maret minggu pertama dan ketiga peneliti mulai melaksanakan kegiatan wawancara maupun melaksanakan observasi secara

(2)

langsung ketika guru sedang mengadakan proses belajar-mengajar di dalam kelas.

Wawancara yang dilakukan terjadi pada hari Selasa, 03 Maret 2016.Peneliti sebagai pewancara sedangkan Ibu Sri Astuti, S.Pd.,SD (guru kelas 4 SD) dan beberapa siswa kelas 4 SD sebagai narasumber. Wawancara terhadap guru kelas 4 SD dilakukan secara terstruktur yang sebelumnya pedoman wawancara sudah disusun oleh peneliti kemudian hasil wawancara ditulis secara ringkas.

Wawancara terhadap siswa dilakukan secara tidak terstruktur artinya bahwa wawancara yang peneliti lakukan pada saat itu adalah wawancara dilakukan tanpa mempersiapkan pedoman wawancara dan pertanyaan diberikan secara langsung (spontan) sesuai pemahaman peneliti terhadap situasi kelas tersebut.

Pengamatan awal (prasiklus) proses pembelajaran berbicara di kelas 4 SD dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Maret 2016 pukul 08.55-10.05 WIB. Peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas 4 SD (Ibu Sri Astuti., S.Pd.SD) bertindak sebagai guru/pengajar. Peneliti mengamati Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan guru dan proses pembelajaran keterampilan berbicara yang sedang berlangsung. Pengamatan dilakukan berpedoman pada lembar observasi penilaian proses dan hasil belajar siswa yang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti.

Pada bulan April, yaitu tepatnya pada tanggal 14-19 April 2016 peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I. Sedangkan pada bulan April, yaitu tepatnya pada tanggal 21-26 April 2016, peneliti melakukan tindakan kelas siklus II untuk. Setelah itu, bulan Mei peneliti mulai membuat laporan hasil penelitian.

(3)

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

No Pelaksanaan penelitian Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Proposal PTK 2 SIKLUS I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 3 SIKLUS II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 4 Pelaporan

3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan tahun pelajaran 2015/2016 yang memiliki jumlah 36 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan dengan ibu Sri Astuti, S.Pd.,SD selaku wali kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan. Di kelas tersebut kondisi siswa heterogen (berbeda-beda kemampuannya).

Sebagian besar siswa kelas 4 yang bersekolah di SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan tersebut adalah anak karyawan pabrik, buruh, swasta, dan hanya ada beberapa siswa yang orang tuanya berkerja sebagai pegawai negeri sipil. Sehingga dapat dikatakan bahwa pola asuh orang tua terhadap siswa yang bersangkutan tergolomg kurang. Hal ini dikarenakan kondisi orang tua yang sibuk bekerja. Tentu juga hal ini berpengaruh pada perkembangan belajar si anak pada saat pembelajaran. Selain itu, kemajuan hasil belajar siswa diduga kurang maksimal.

Secara umum, tingkat kemampuan siswa kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan bervariasi, dan terdapat satu siswa laki-laki yang sedikit mengalami perbedaan diantara teman-temannya yang lain. Gaya belajar anak

(4)

yang berbeda tersebut mengakibatkan hasil belajar dalam setiap mata pelajaran tidak maksimal sesuai harapan guru. Daya serap siswa tersebut terhadap materi yang diajarkan oleh guru mengalami ketidakseimbangan dalam pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas sehingga menyebabkan nilai-nilai hasil belajar siswa tersebut kurang maksimal sesuai harapan.

Berdasarkan pengamatan sementara, di dalam kelas siswa banyak yang ribut dan kurang memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas, misalnya siswa mengobrol dengan teman sebangkunya. Jadi, peningkatan proses pembelajaran yang berkualitas masih perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar yang optimal.

3.2 Variabel Penelitian

Kerlinger dalam Sugiyono (2011: 63) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (variabel x) dan variabel terikat (variabel y) yang akan dijelaskan sebagai berikut:

3.2.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (variabel y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran SAVI dengan metode role

playing.

Berdasarkan pada kajian teori dan kajian penelitian yang relevan bahwa model pembelajaran SAVI adalah model pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan seluruh alat indra yang dimiliki siswa, jadi pada saat melakukan pembelajaran yang berkaitan dengan model SAVI, siswa dapat belajar dengan gerakan tubuh, belajar menggunakan kemampuan berpikir, belajar mengemukakan, mendengarkan, menyimak, berbicara, argumentasi pendapat dan menanggapi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, kemudian menerapkannya pada saat pembelajaran.

(5)

Sedangkan dalam pembelajaran role playing(bermain peran), siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Kemudian guru menyajikan materi/masalah kepada siswa. Siswa bekerja dalam kelompok masing-masing untuk memecahkan dan menemukan masalah yang sedang dihadapinya dengan bantuan kelompok sosial yang beranggotakan teman-teman sekelasnya tersebut, selain itu siswa haruslah saling bekerjasama pada kelompok untuk memastikan agar semua anggotanya dapat menguasai pelajaran dengan baik. Sehingga dengan kegiatan belajar yang bervariasi seperti ini akan menumbuhkan minat, kerjasama, keaktifan maupun kesungguhan dalam pembelajaran siswa yang semakin meningkat, selain itu juga dapat menumbuhkansikap saling membantu teman agar pengetahuan mereka meningkat. Selain berdampak pada proses belajar yang semakin membaik juga berdampak pada hasil belajar siswa sehingga hal ini sesuai dengan tujuan peneliti dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Variabel Bebas (X) No. LangkahModel

SAVI dan Role Playing Indikator Item 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa belajar 1) Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran?

2) Apakah guru memotivasi siswa? 2. Menyajikan/ menyampaikan informasi Menyampaikan materi/informasi kepada siswa dengan media berbantu video dan powerpoint 1) Apakah guru menyampaikan materi dengan media berbantu video dan powerpoint? 2) Apakah guru menyajikan

pembelajaran dengan mengaitkan pada kehidupan nyata? 3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok -kelompok belajar Mengorganisasi-kan siswa ke dalam kelompok- 1) Apakah guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kecil?

(6)

kelompok kecil kelompok secara heterogen? 4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar Membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka melakukan diskusi 1) Apakah guru membimbing kelompok-kelompok saat melakukan diskusi?

5. Evaluasi Menyampaikan

kembali mengenai pembelajaran dan role playing

1) Apakah guru memberikan evaluasi di akhir pembelajaran? 6. Memberikan penghargaan kepada setiap kelompok Penghargaan kelompok

1) Apakah guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang maju memerankan drama?

3.2.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dalam variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan proses dan hasil keterampilan berbicara siswa kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun ajaran 2015/2016. Karena berbicara merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam setiap aspek penilaian, maka dalam penelitian ini diadakannya suatu penilaian berdasarkan proses dalam melakukan pembelajaran berbicara tersebut. Karena penilaian dalam setiap aspek sangat menentukan hasil belajar siswa. Dengan melakukan/melaksanakan tindakan ini, tentu akan berdampak pada hasil belajar siswa dalam berbicara.

Hasil belajar siswa dapat diartikan sebagai nilai siswa setelah mendapatkan proses pembelajaran di kelas setelah satu pokok bahasan selesai. Kemudian nilai siswa dianalisis menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sehingga dapat diketahui keberhasilan siswa dalam proses belajar yang telah dilakukan.

(7)

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research), yaitu merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Winarni: 135).

Dikategorikan sebagai bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena penelitian ini berupa suatu tindakan yang menggunakan model Somatic

Auditory Visualization Intellectually (SAVI) dengan metode role playing

untuk mengatasi permasalahan rendahnya keterampilan berbicara siswa terkait dengan kegiatan proses belajar mengajar pada suatu kelas dengan pendekatan deskriptif kualitatif.

Iskandar (2009: 20) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas tempat ia mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas.

Penelitian ini diadakan dalam dua siklus, penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional pendidik dalam menangani proses pembelajaran (Arikunto, 2009:5). Ada empat tahap yang sangat penting dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, yaitu:

1) Tahap perencanaan, yaitu merupakan langkah pertama dalamsetiap kegiatan.

2) Tahap pelaksanaan, yaitu realisasi dari rencana yang telah dibuat. 3) Tahap pengamatan, bertujuan untuk melihat/merenungkan kembali

apa yang telah dilakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa.

4) Refleksi, bertujuan untuk melihat/merenungkan kembali apa yang telah dilakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa.

Berdasarkan keempat tahapan dalam penelitian ini, merupakan unsur untuk membentuk sebuah siklus, dimana pada masing-masing siklus adalah

(8)

tahap satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula atau siklus berulang yang artinya adalah, jika siklus pertama telah usai dilakukan, maka akan berlanjut ke siklus selanjutnya dan pelaksanaan siklus selanjutnya merupakan tindak lanjut dari siklus pertama.

3.3.1 Jenis Penelitian Kolaborasi

Kolaborasi adalah kerjasama antara guru (orang yang melakukan tindakan), observer (orang yang bertindak sebagai pengamat untuk mendapatkan masukkan dari guru selama tindakan dilakukan), dan peserta didik sebagai kelompok belajar yang keberhasilan belajarnya tanggung jawab guru. Untuk menjamin terjadinya kolaborasi, semua pihak yang terlibat perlu memandang dari sudut pandang yang berbeda sehingga akan memberikan perluasan pandangan sehingga tindakan guru akan semakin lebih bermakna.

Kolaborator dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) adalah orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang dikerjakan. Yang melaksanakan pembelajaran adalah guru bahasa Indonesia kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan yaitu ibu Sri Astuti. S.Pd.,SD. Kolaborator dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang bertindak sebagai pengamat. Dalam hal ini peneliti sudah paham mengenai materi yang akan diajarkan

3.4 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dimana pada penelitian ini peneliti berkolaborasi dan bekerjasama dengan guru kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan. Ada dua siklus yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu:

Siklus I : Ada 3 pertemuan

Siklus II : Ada 3 pertemuan

Dalam setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) tahap perencanaan (planning), (2) tahap pelaksanaan tindakan (acting), (3) tahap pengamatan (observing), dan (4) tahap refleksi (reflecting).

(9)

Dalam keempat tahapan tersebut juga, dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian (Arikunto,2015)

3.4.1 Deskripsi Persiklus

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Tiap-tiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun, peneliti baru melakukan penelitian dalam siklus 1 yang hanya meliputi tahapan perencanaan yang di lakukan oleh guru yang mengajar, tindakan dan pengamatan.

Sedangkan tahapan pelaksanaan yang dilakukan oleh si observe belum dilakukan berhubungan karena ini hanyalah merupakan bagian dari observasi dan baru pada tahap mengamati karakter siswa serta metode ajar yang sering digunakan selama pembelajaran berlangsung di dalam kelas.

1) Siklus 1

3.4.2 Prosedur Perencanaan

Prosedur penelitian yang diterapkan antara lain: Perencanaan pelaksanaan Refleksi Pelaksanaan Perencanaan Refleksi Pengamatan Siklus II Pengamatan Siklus I II

(10)

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b) Membuat lembar pengamatan tentang keterampilan berbicara menggunakan bahasa yang tepat

c) Membuat lembar evaluasi

d) Identifikasi, analisis dan perumusan masalah

3.4.3 Pelaksanaan Tindakan

a) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP b) Mengamati kegiatan guru dan siswa oleh observe c) Melakukan penilaian

3.4.4 Observasi

a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:

1. Guru

a) Apersepsi

b) Guru menjelaskan materi c) Guru memberi tugas

d) Guru menilai dan menganalisa hasil tes 2. Siswa

a) Siswa membaca cerita pendek dan memahami karakter b) Siswa mendengarkan penjelasan guru

c) Siswa memerankan tokoh d) Siswa menyampaikan materi

3.4.5 Refleksi

Hasil observasi yang telah dilakukan, dianalisis dan direfleksi untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan pada saat tahapan pelaksanaan observe diadakan sehingga dapat menentukan tindakan pada siklus II.

3.4.6 Rencana Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan. Pada saat kegiatan pembelajaran dimulai, maka dilakukan

(11)

observasi terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung yang ditujukan oleh aktivitas guru dan siswa guna mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan pada penelitian ini mencakup, antara lain:

A. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Penelitian merencanakan tindakan, meliputi: (1) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan menggunakan model SAVI dan metode role playing, (2) menyiapkan sarana pendukung seperti ruang kelas, materi, sumber, dan media pembelajaran, (3) menyiapkan instrument tes keterampilan berbicara, dan (4) mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru.

b. Tindakan dan Observasi

Pelaksanakan tindakan yang telah direncanakan dalam skenario pembelajaran pada siklus I merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan, berikut ini ini rincian pelaksanaan tindakan:

a) Guru member motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.

c) Apersepsi, dalam kegiatan apersepsi guru melakukan tanya jawab terkait materi yang dipelajari.

d) Membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4 kelompok yang masing-masing kelompoknya terdapat 8-9 anak.

e) Guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia. f) Guru membimbing kegiatan diskusi kelompok.

g) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan diskusi kelompok di depan kelas.

h) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab materi yang belum dipahami atau belum jelas.

i) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa (penilaian proses) dan kerja guru di dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara di

(12)

kelas dengan berpedoman pada lembar observasi aktivitas siswa dan guru.

j) Melakukan penilaian keterampilan berbicara siswa kelas 4 dengan berpedoman pada lembar penilaian tes unjuk kerja berbicara.

k) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

l) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik dalam memerankan drama (pertemuan 3).

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati keaktifan siswa di dalam kelas. Pengamat mencatat aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi terstruktur. Selain itu, dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru diamati oleh observer. Observer mengamati jalannya kegiatan pembelajaran untuk mengamati dan mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran SAVI dan metode Role Playing.

c. Refleksi

Peneliti bersama guru kelas 4 membuat refleksi atas tindakan pada siklus I. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran dan belajar siswa pada siklus I tentang keterampilan berbicara dengan menggunakan model SAVI dan metode

role playing. Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator untuk

menemukan temuan-temuan pada siklus II.

a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi

b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran SAVI dan metode Role Playing.

c) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat memperbaiki pendekatan yang dilakukan pada siklus I.

B. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Penelitian merencanakan tindakan, meliputi: (1) menganalisis kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk menentukan suatu

(13)

perbaikan, (2) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan menggunakan model SAVI dan metode role playing, (3) menyiapkan sarana pendukung seperti ruang kelas, materi, sumber, dan media pembelajaran, (4) menyiapkan instrument tes keterampilan berbicara, dan (5) mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru.

b. Tindakan dan Observasi

Peneliti melakukan tindakan perbaikan dari temuan pada siklus I. langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan, perbaikan tindakan yang akan dilakukan dari hasil refleksi siklus I, yaitu sebagai berikut:

a) Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I sesuai hasil refleksi pada siklus I.

b) Guru meningkatkan kualitas proses dari aspek minat, keaktifan, kerjasama, dan kesungguhan di dalam proses pembelajaran dengan menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar.

c) Memperbaiki naskah drama pendek yang sudah dibuat pada siklus I dengan melakukan diskusi kelompok kembali. Siswa yang belum aktif berdiskusi diberikan semangat sehingga diskusi yang dilaksanakan bermanfaat untuk menyempurnakan hasil kerja kelompoknya.

d) Guru lebih memotivasi siswa agar berani dan percaya diri saat tampil berbicara di depan kelas dengan cara penguatan verbal dan pemberian hadiah bagi pemeran drama terbaik.

e) Guru menciptakan setting panggung bermain peran seperti keadaan sebenarnya dengan perlengkapan sederhana seperti meja dan kursi serta menyarankan siswa untuk menggunakan perlengkapan yang digunakan sehingga kegiatan berbicara dalam role playing tampak lebih hidup.

(14)

f) Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar siswa semakin berminat dalam mengikuti pelajaran sehingga akan lebih meningkatkan keaktifannya.

g) Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya.

h) Guru menyarankan agar siswa mampu mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas diri disaat lupa berbicara dan tidak menyimpang dari isi drama.

i) Guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dengan cara pendekatan individu dan menegur bagi siswa yang tidak fokus pada proses pembelajaran.

j) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa (penilaian proses) dan kerja guru di dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara dengan berpedoman pada lembar observasi aktivitas siswa dan guru. k) Melakukan penilaian keterampian berbicara siswa dengan

berpedoman pada lembar penilaian tes unjuk kerja berbicara.

c. Tahap Refleksi

Peneliti bersama guru kelas 4 SD membuat refleksi atas tindakan pada siklus II. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa pada siklus II tentang keterampilan berbicara dengan menggunakan model SAVI dan metode role playing. Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator untuk menemukan temuan-temuan pada siklus II.

3.5 Sumber Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif dan data kuantitatif. Informasi data tersebut diperoleh dari berbagai sumber data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(15)

1. Data nilai pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegiatan berbicara yang berlangsung di dalam kelas dengan menggunakan metode bermain peran (role playing)

2. Informan; informasi yaitu data yang diperoleh dari narasumber ketika wawancara. Sebagai informan yaitu siswa dan guru kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan.

3. Hasil observasi; data yang diperoleh dari pengamatan peneliti mengenaipembelajaran keterampilan berbicara yang dilakukan oleh guru kelas 4 SD Negeri Sumogawe Kecamatan Getasan.

4. Dokumen; data nilai ulangan harian keterampilan berbicara siswa tahun 2015/2016 semester I dan arsip pendukung penelitian sepertiRPP dan daftar kelas 4 SDNegeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan tahun ajaran 2015/2016.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Ada empat teknik atau cara pengumpulan data yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data secara lengkap dan akurat sehubungan dengan masalah yang diteliti, antara lain:

1) Teknik Interview (Wawancara)

Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data dari informan terkait proses dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara siswa sebelum, selama, dan sesudah proses dan hasil pembelajaran. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan menanyakan beberapa pertanyaan tentang data yang berkenaan dengan aspek permasalahan pembelajaran keterampilan berbicara siswa. Wawancara kepada siswa dilakukan secara tidak tersruktur atau tanpa mempersiapkan sejumlah pertanyaan terlebih dahulu.

2) Teknik Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan disaat proses pembelajaran berbicara untuk mengumpulkan data perkembangan pembelajaran berbicara yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan.

(16)

Menurut Arikunto (2009: 127) observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sebuah tindakan. Pengamatan akan dilakukan saat terjadinya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran. Lembar pengamatan juga digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap afektif dan psikomotor siswa saat pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Kegiatan Mengajar Guru Aspek yang diamati

dalam langkah-langkah pembelajaran

Indikator Item

1. Pra

Pembelajaran

Guru mengecek kesiapan ruang dan media pembelajaran

1 Guru mengecek kehadiran siswa 2 Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum pembelajaran (Penerapan model SAVI dengan metode Role

Playing)

3

2. Membuka Pelajaran Guru melakukan apersepsi tanya jawab

sesuai materi ajar (Penerapan model

SAVI dengan metode Role Playing)

4

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran (Penerapan model SAVI dengan metode Role Playing)

5

Guru menjelaskan materi pelajaran melalui powerpoint dan video yang ditampilkan (Penerapan model SAVI)

6

3. Kegiatan Inti Guru menyajikan materi dengan powerpoint dan video pembelajaran (Penerapan model SAVI)

7

Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

8 Guru menjelaskan materi pembelajaran secara runtut

9 Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan realitas kehidupan (Penerapan model SAVI)

10

(17)

Keterangan

Berilah tanda check list ( ) pada kolom jawaban yang tersedia untuk setiap aspek yang diamati dengan ketentuan:

 Ya (ya, jika sesuai pada kriteria/aspek yang diamati)

 Tidak (Tidak, jika tidak sesuai pada kriteria/aspek yang diamati kelompok diskusi secara heterogen (Penerapan model SAVI dengan metode

Role Playing)

Guru menjelaskan aturan diskusi kelompok sebelum memulai kegiatan diskusi (Penerapan metode Role Playing)

12

Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok (Penerapan metode Role

Playing)

13

Guru bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar (Penerapan model SAVI)

14

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan presentasi (Penerapan metode Role Playing)

15

Guru menugaskan siswa untuk memerankan tokoh drama sesuai kelompok masing-masing (Pnerapan metode Role Playing)

16

Guru mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran (Penerapan model SAVI)

17

Guru mememberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dipahami (Penerapan metode

Role Playing)

18

3. Penutup Guru dan siswa melaksanakan evaluasi/ menyimpulkan materi pembelajaran (Penerapan model SAVI dan metode

Role Playing)

19

Guru menyampaikan materi

pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

20

Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup

(18)

Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa Aspek yang diamati dalam langkah-langkah pembelajaran Indikator Item 1. Pra Pembelajaran

Siswa mempersiapkan perlengkapan belajar 1

2. Membuka Pembelajaran

Siswa menjawab apersepsi dari guru 2 Siswa memperhatikan secara seksama ketika guru menjelaskan tujuan pembelajaran

3

3. Kegiatan Inti Pembelajaran

Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru

4 Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

5 Siswa aktif bertanya ketika proses pembelajaran (terdapat model SAVI dan metode Role Playing)

6

Adanya interaksi positif di antara siswa (terdapat model SAVI dan metode Role

Playing)

7

Ketertarikan siswa terhadap materi yang disajikan oleh guru saat menampilkan video dan powerpoint pada pembelajaran (terdapat model SAVI dan metode Role Playing)

8

Siswa merasa senang dalam pembelajaran (terdapat model SAVI dan metode Role

Playing)

9

Siswa mengerjakan lembar kegiatan kelompok yang disiapkan oleh guru (terdapat model SAVI dan metode Role

Playing)

10

Siswa berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok (terdapat model SAVI dan metode

Role Playing)

11

Keseriusan siswa dalam melaksanakan diskusi (terdapat model SAVI dan metode

Role Playing)

12

Bekerjasama dengan teman sekelompok (terdapat model SAVI dan metode Role

Playing)

13

Siswa berani mempresentasikan hasil kelompok di depan kelas (terdapat model

SAVI dan metode Role Playing)

(19)

Siswa dapat memerankan hasil diskusi dengan menggunakan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat (terdapat metode Role

Playing)

15

4. Penutup Siswa dapat membuat kesimpulan dari materi pembelajaran (terdapat model SAVI dan metode Role Playing)

16

Merefleksikan pembelajaran 17

Keterangan

Berilah tanda check list ( ) pada kolom jawaban yang tersedia untuk setiap aspek yang diamati dengan ketentuan:

 Ya (ya, jika sesuai pada kriteria/aspek yang diamati)

 Tidak (Tidak, jika tidak sesuai pada kriteria/aspek yang diamati)

3) Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data dari hasil belajar keterampilan berbicara siswa. Tes adalah suatu alat untuk mengumpulkan data atau informasi tentang ketercapaian tujuan pendidikan atau tujuan dari pembelajaran. Tes sebagai alat penilaian pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk tes lisan, tulisan atau perbuatan (Sudjana, 2006:35).

Metode tes ini digunakan sebagai instrument penelitian untuk mengumpulkan data sehingga dapat diketahui data mengenai keterampilan berbicara Bahasa Indonesia kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan setelah penerapan tindakan melalui model SAVI dan metode role

playing.

4) Kajian Dokumen

Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada seperti buku atau materi pelajaran, dan arsip nilai yang diberikan oleh guru (Sarwiji Wuwanti, 2009:59). Studi atau kajian dokumen digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang sudah tersedia sebagai pendukung penelitian ini. Oleh sebab itu, kajian dokumen ini dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip berupa KTSP SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan

(20)

Getasan, RPP yang digunakan oleh guru dan kelas dalam pembelajaran berbicara, dan nilai ulangan harian tes keterampilan berbicara sebelumnya. Dalam penelitian ini, kajian dokumen juga digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan tahun ajaran 2015/2016.

3.7 Validasi Data

Semua data yang dikumpulkan harus mencerminkan apa yang sebenarnya diukur dan diteliti. Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi dan tes keterampilan berbicara yang dilakukan secara perkelompok yang sudah dibagi oleh peneliti sebelum melakukan tes keterampilan berbicara tersebut. Adapun kelompok tersebut meliputi 9 siswa dalam satu kelompoknya.

Dalam penelitian ini juga, peneliti mengumpulkan data melalui teknik triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moeleng, 2005: 330).

Dapat diartikan bahwa teknik triangulasi dilakukan untuk menarik kesimpulan yang mantap dan bisa diterima kebenarannya, peneliti perlu mengkajinya dari berbagai sudut pandang.

Adapun teknik dalam uji validitas/validasi data yang dilakukan peneliti adalah melalui triangulasi sumber data. Teknik “Triangulasi Sumber Data”, itu sendiri digunakan untuk menguji kebenaran data yang diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain.

Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah membandingkan data/informasi yang diperoleh dari: guru kelas dan beberapa siswa kelas 4, hasil observasi pembelajaran keterampilan berbicara (prasiklus), RPP, dan data nilai keterampilan berbicara saat tindakan. Hasil perbandingan data dari sumber data yang berbeda tersebut dapat ditarik simpulan data yang

(21)

lebih kuat validitasnya kemudian ditarik simpulan sehingga data benar-benar mendekati kevalidan.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif yang merupakan interaksi dari tiga komponen utama, yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan simpulan. Langkah-langkah analisis model interaktif yang dilakukan dalam penelitian ini menurut Miles dan Huberman (dalam Iskandar, 2009: 76) teknik analisis interaktifdapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Reduksi Data

Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi data mentah menjadi data yang bermakna. Data yang diseleksi untuk digunakan dan mendukung dalam penelitian ini adalah hasil observasi proses belajar dan hasil belajar sebelum tindakan, hasil wawancara dengan guru dan siswa, dan hasil observasi terhadap kegiatan guru dan siswa serta hasil keterampilan berbicara siswa kelas 4 setelah siklus I dan siklus II.

2) Sajian Data

Data yang sudah terkumpul terseleksi kemudian dikelompokkan dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis data supaya makna peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami.Sajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk paparan naratif, tabel, dan grafik.

3) Penarikan Simpulan/Verifikasi

Penarikan simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian data. Penarikan simpulan dilakukan sebagai proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.

3.9 Indikator Ketercapaian

Indikator ketercapaian merupakan rumusan indikator ketercapaian yang akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji, 2009: 61). Hal yang melandasi sebagai indikator ketercapaian dalam penelitian ini adalah meningkatnya proses dan hasil keterampilan berbicara pada siswa kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan melalui model SAVI dan metode role playing.

(22)

Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian, dirumuskan indikator-indikator pada tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5 Indikator Ketercapaian pada Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Keterampilan Berbicara

No. Aspek yang Dinilai Persentase Pencapaian

Cara Mengukur 1. Proses pembelajaran

keterampilan berbicara formal Bahasa Indonesia: a. Minat b. Keaktifan c. Kerjasama d. Kesungguhan Masing-masing aspek proses pembelajaran mencapai minimal 60%. Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi penilaian proses siswa kemudian dihitung dari jumlah siswa yang menunjukkan sikap: minat, keaktifan, kerjasama, dan kesungguhan untuk dibuat presentase dari jumlah siswa yang ada. 2. Hasil keterampilan berbicara Formal Bahasa Indonesia, meliputi sebagai berikut:

a. Lafal yang jelas saat berbicara b. Penampatan intonasi yang tepat c. Kelancaran saat berbicara d. Ekspresi berbicara yang tepat/komunikatif mencakup mimik/pantomimik sesuai tokoh yang diperankan

e. Pemahaman terhadap

80% dari jumlah siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70. Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar penilaian tes unjuk kerja kemudian

dihitung dari jumlah skor yang didapat siswa dari aspek berbicara: lafal, intonasi, kelancaran, ekspresi berbicara, dan pemahaman isi

(23)

isi drama/pembicaraan yang diperankan drama yang disajikan. Dihitung juga dari jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70.

3.10 Kisi-kisi Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Tes keterampilan berbicara ini dikategorikan sebagai tes subjektif (Djiwandono, 20011:55). Dalam sebuah diskusi terdiri dari tiga komponen utama, yakni moderator, pemakalah dan peserta. Namun, dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua komponen dalam diskusi yaitu: pemakalah/pemeran drama dalam (role playing), serta moderator dalam pemeran drama (role playing). Oleh karena itu, kisi-kisi keterampilan berbicara ini disesuaikan dengan kesertaannya dalam diskusi maupun penerapan metode

role playing dalam pembelajaran di kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1

Kecamatan Getasan. Adapun kisi-kisi penilaiain dalam proses dan hasil dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6 Kisi-kisi Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Berilah tanda check list (√) untuk setiap aspek yang diamati pada kolom di bawah ini!

No. Nama Siswa

Aspek yang dinilai Minat Keaktifan

Kerja-sama Kesungguh an Y T Y T Y T Y T 1. 2. 3. 4 5. 6.

(24)

7. 8. 9.

Jumlah Skor

Format diadaptasi dari S. Suwandi, (2008:92)

Keterangan :

1. Ya : Siswa yang menunjukkan aspek yang diinginkan 2. Tidak : Siswa yang tidak menunjukkan aspek yang diiginkan

Untuk mencari nilai setiap siswa menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Foreign Service Institue (FSI) sebagai berikut:

1) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap unsur penilaian yang diperoleh siswa

2)

=

Nilai akhir

Tabel 3.7 Kisi-kisi Penilaian Hasil Pembelajaran Keterampilan Berbicara

No. Nama Siswa

Aspek yang Dinilai Jumlah Skor Nilai Akhir Keterangan I II III IV V 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jumlah Nilai rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi Ketuntasan Klasifikasi

(25)

Keterangan:

Aspek yang dinilai: I. Lafal

II. Intonasi III. Kelancaran IV. Ekspresi Berbicara

V. Pemahaman Isi Petunjuk penilaian:

1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam berbicara berskala 1 sampai 5 2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap

aspek penilaian yang diperoleh siswa.

3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus: Keterangan Skor: 1 = tidak baik 2 = kurangbaik 3 = cukup baik ×100= 4 = baik 5 = sangat baik

4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:

= Nilai Rata-rata

5) Persentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

x 100% = Persentase Ketuntasan

(26)

Skala penilaian aspek keterampilan berbicara dari tiap-tiap deskriptor dapat diperinci pada tabel 3.8 di bawah ini:

Tabel 3.8 Kisi-kisi Penilaian Pembelajaran Keterampilan Berbicara

No. Aspek yang Dinilai

Deskripsi Skor Keterangan

1. Lafal a. Pelafalan sangat jelas b. Pelafalan jelas

c. Pelafalan cukup jelas d. Pelafalan kurang jelas e. Pelafalan tidak jelas

5 4 3 2 1 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik 2. Intonasi a. Intonasi kata/suku kata

sangat tepat

b. Intonasi kata/suku kata tepat

c. Intonasi kata/suku kata cukup tepat

d. Intonasi kata/suku kata kurang tepat

e. Intonasi kata/suku kata tidak tepat 5 4 3 2 1 3. Kelancaran a. Berbicara sangat lancar

b. Berbicara dengan lancar c. Berbicara cukup lancar d. Berbicara kurang lancar e. Berbicara tidak lancar

5 4 3 2 1 4. Ekspresi Berbicara

a. Ekspresi berbicara sangat tepat

b. Ekspresi berbicara tepat c. Ekspresi berbicara cukup

tepat

d. Ekspresi berbicara kurang tepat

e. Ekspresi berbicara tidak tepat 5 4 3 2 1 5. Pemahaman Isi

a. Sangat memahami isi pembicaraan

b. Memahami isi pembicaraan c. Cukup memahami isi

pembicaraan

d. Kurang memahami

pembicaraan

e. Tidak memahami isi pembicaraan 5 4 3 2 1

(27)

3.11 Rincian Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan dengan menggunakan model

SAVI dan metode Role Playing pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan ketercapaian keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti, maka dalam pencapaian keberhasilan pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Indonesia meliputi indikator proses dan hasil yang akan dijabarkan sebagai berikut:

3.11.1 Indikator Proses

Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses tindakan yang dilakukan oleh guru untuk siswa dalam menerapkan model SAVI dan metode Role Playing pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Indonesia baik secara individu maupun kelompok.

Indikator keberhasilan proses dilihat dari perkembangan jalannya kegiatan atau sikap siswa dalam hal (1) siswa merasa tertarik terhadap pembelajaran, (2) siswa termotivasi utuk melakukan pembelajaran, (3) siswa berperan aktif selama pembelajaran berlangsung (4) keberanian siswa untuk aktif menyampaikan gagasan dan bekerja sama dengan baik selama proses kegiatan diskusi berlangsung, serta (5) tanggung jawab siswa dalam menggunakan waktu yang telah diberikan oleh guru.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara formal dapat dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan secara siginifikan minimal 60% dari masing-masing keempat aspek yang dinilai/diamati oleh guru pada saat pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Indonesia, yaitu meliputi aspek minat, keaktifan, kerjasama dan kesungguhan.

3.11.2 Indikator Hasil

Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar keterampilan berbicara formal bahasa Indonesia. Penerapan model SAVI dan metode Role

Playing pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Indonesia dapat

(28)

dengan nilai hasil belajar Bahasa Indonesia ≥70 dan mengalami ketuntasan belajar klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia meningkat minimal 10 nilai dari KKM ≥70 yaitu 80 atau mengalami ketuntasan belajar Bahasa Indonesia klasikal ≥80% atau sebanyak 28 siswa dari 36 siswa (kriteria tinggi).

3.12 Uji Validitas

Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai, (Sudjana, 2009 :12).

Berdasarkan pernyataan tersebut, mengingat bahwa untuk menentukan kevalidan suatu data yang telah dibahas oleh peneliti pada pembahasan sebelumnya yaitu tentang “Validasi Data” pada penelitian ini, untuk itu peneliti melakukan uji validitas data sesuai dengan pembahasan yang telah dikemukakan tersebut di atas, yaitu dengan teknik triangulasi data dan triangulasi metode, dimana pada masing-masing pembahasan tersebut membahas mengenai bagaimana cara pengumpulan data yang sesungguhnya.

Dari teknik tersebut, peneliti mengumpulkan beberapa data yang berasal dari hasil observasi mupun informasi yang diperoleh dari guru kelas 4 SD setempat. Adapun data yang terkumpul yaitu, dari teknik observasi (prasiklus) yang meliputi penilaian proses dan hasil keterampilan berbicara siswa pada saat pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas 4 SD setempat, dan hasil wawancara, kemudian ditarik kesimpulan sehingga data benar-benar mendekati ke validan.

Berdasarkan hasil perolehan nilai pada prasiklus di atas, peneliti melakukan penilaian dengan menggunakan kriteria penilaian yang diadaptasi dari S. Suwandi, (2008:92) untuk penilaian proses danArsjad dan Mukti U. S. (1991:86-93) untuk penilaian hasil keterampilan berbicara. Dengan penilaian yang diadaptasi dari ahli tersebut, membuktikan bahwa penilaian proses dan hasil keterampilan berbicara siswa dapat digunakan sebagai acuan dalam penilaian uji validitas pembelajaran khususnya pada keterampilan berbicara.

(29)

Untuk masing-masing keterangan lebih jelas mengenai kriteria/aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian proses dan hasil dapat di lihat pada tabel 3.9 dan tabel 3.10 di bawah ini.

Adapun data yang telah dikemukakan oleh peneliti di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.9 Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa IndonesiaPrasiklus

Berilah tanda check list (√) untuk setiap aspek yang diamati pada kolom di bawah ini!

No. Nama Siswa

Aspek yang dinilai

Minat Keaktifan Kerjasama Kesungguhan

Y T Y T Y T Y T 1. ……….. 2. ……….. 3. ……….. 4 ……….. 5. ……….. 6. ……….. 7. ……….. 8. ……….. 9. ……….. Jumlah Skor 8 13 7 9

Format diadaptasi dari S. Suwandi, (2008:92)

Keterangan :

1. Ya : Siswa yang menunjukkan aspek yang diinginkan 2. Tidak : Siswa yang tidak menunjukkan aspek yang diiginkan

Untuk mencari nilai setiap siswa menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Foreign Service Institue (FSI) sebagai berikut: 1) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap

(30)

2)

=

Nilai akhir

Berdasarkan tabel pada kegiatan prasiklus di atas, sesuai dengan keterangan penilaian yang diadaptasi dari S. Suwandi, (2008 :92), yaitu dengan kategori: Ya (Y) dan Tidak (T) dimana kedua kategori tersebut meliputi penilaian sesuai dengan sikap siswa yang menunjukkan adanya keempat aspek dalam penilaian. Adapun keempat aspek penilaian yang dimaksud yaitu, : (1) Minat, (2) Keaktifan, (3) Kerjasama, dan (4) Kesungguhan.

Oleh sebab itu untuk memudahkan penilaian/perhitungan peneliti menggunakan tanda berupa chek list untuk setiap keempat aspek yang terdapat pada diri siswa ketika mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara yang dilakukan oleh guru kelas 4 SD tersebut.

Sedangkan untuk masing-masing aspek dalam penilaian tersebut terdapat 8 skor yang menunjukkan adanya minat ketika mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara. Siswa yang terlihat aktif pada saat pembelajaran terdapat 13 skor, siswa menunjukkan adanya kerjasama dalam pembelajaran keterampilan berbicara terdapat 7 skor, sedangkan terdapat 9 skor untuk siswa yang memiliki kesungguhan dalam pembelajaran. Sisa dari beberapa siswa yang sama sekali tidak menunjukkan keempat (tanpa adanya tanda check list yang diberikan oleh peneliti) tersebut adalah siswa yang hanya duduk diam tanpa adanya aktivitas ketika mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan yang telah dikemukakan oleh peneliti berkaitan dengan kegiatan prasiklus tersebut di atas dapat dilihat pada lampiran 8.

Berdasarkan jumlah siswa yang mendapat nilai/skor sesuai masing-masing aspek tersebut di atas, maka peneliti melakukan penilaian untuk setiap siswa menggunakan teknik penilaian sebagai berikut:

1) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap unsur penilaian yang diperoleh siswa

(31)

Sedangkan untuk hasil observasi pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Indonesia dapat juga dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.10 Penilaian Hasil Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Prasiklus

No Nama Siswa

Aspek yang Di nilai Jumlah Nilai Nilai Akhir Keterangan I II III IV V 1. ……….. … … … … ……….. 2. ……….. … … … … ……….. 3. ……….. … … … ……….. 4. ……….. … … … … ……….. 5. ……….. … … … … ……….. 6. ……….. … … … ……….. 7. ……….. … … … … ……….. 8. ……….. … … … … ……….. 9. ……….. … … … ……….. Jumlah … Nilai Rata-rata … Nilai Terendah … Nilai Tertinggi … Ketuntasan Klasifikasi …

Format diadaptasi dari Arsjad dan Mukti U. S. (1991:86-93)

Keterangan:

Aspek yang dinilai: I. Lafal

II. Intonasi III. Kelancaran IV. Ekspresi Berbicara

V. Pemahaman Isi Petunjuk penilaian:

(32)

2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap aspek penilaian yang diperoleh siswa.

3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus: Keterangan Skor: 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3= cukup baik ×100= 4 = baik 5 =sangat baik

4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:

= Nilai Rata-rata

5) Persentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

x 100% =

Berdasarkan keterangan di atas mengenai hasil pembelajaran keterampilan berbicara siswa pada prasiklus, dari jumlah keseluruhan siswa (36) terdapat 22 siswa yang belum tuntas atau tidak mencapai batas KKM (70), dan terdapat 14 siswa sudah tuntas atau mendapat nilai di batas KKM (70). Dari perolehan nilai-nilai siswa berkaitan dengan nilai proses dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara di atas, maka peneliti menggunakan kedua data tersebut di atas sebagai salah satu acuan untuk melakukan tindakan pembelajaran selanjutnya dalam memperbaiki nilai siswa pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Indonesia.

Dari penjelasan di atas, sesuai dengan data yang disajikan oleh peneliti tidak terlepas dari format penilaian yang digunakan/ diadaptasi dari Arsjad dan Mukti U. S. (1991:86-93) dengan keterangan sesuai pada aspek yang dinilai oleh peneliti, yaitu: (I) Lafal, (II) Intonasi, (III) Kelancaran, (IV) Ekspresi Berbicara, dan (V) Pemahaman Isi. Dimana pada masing-masing aspek tersebut mencakup 5 (lima) batasan dalam penskorannya, sebagai berikut:

Persentase Ketuntasan Nilai Akhir

(33)

1 = tidak baik 2 = kurang baik

3 = cukup baik ×100 =

4 = baik 5 = sangat baik

Bertolak dari bahasan di atas, maka tersimpullah suatu nilai akhir/hasil yang sesuai dengan perolehan nilai siswa pada keterampilan berbicara khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk lebih jelas mengenai hasil akhir yang diperoleh siswa sesuai dengan kriteria penilaian yang digunakan oleh peneliti, maka dapat dilihat khusus pada bagian kolom “Nilai Akhir” pada lampiran 9.

Dari keterangan maupun penjelasan tersebut di atas mengenai kedua tabel berkaitan dengan nilai-nilai yang diperoleh siswa (nilai proses dan hasil) pada tabel 3.9 dan tabel 3.10 kegiatan prasiklus, maka hal tersebut dapat digunakan oleh peneliti sebagai salah satu landasan dalam uji validitas.

Gambar

Tabel 3.2 Kisi-kisi Variabel Bebas (X)  No.  LangkahModel
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian (Arikunto,2015)
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Kegiatan Mengajar Guru   Aspek yang diamati
Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa   Aspek yang  diamati dalam  langkah-langkah  pembelajaran  Indikator   Item  1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari evaluasi ontologi dengan OntoQA dapat dilihat bahwa hasil dari konseptualisasi ontologi yang dilakukan menghasilkan sebuah ontologi yang cuku

Melakukan pengujian permeabilitas untuk mendapatkan nilai koefisien permeabilitas (k). Melakukan pengujian berat jenis pasir. Melakukan pengujian untuk mendapatkan kecepatan

Pembangunan pabrik-4 dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi kebutuhan pupuk urea nasional yang terus meningkat sekaligus bertujuan untuk replacement pabrik-pabrik

Penyajain ‘bermain sambil belajar’ dapat meningkatkan minat dan semangat mereka dalam pelajaran Bahasa Inggris (Fadillah, 2019). MTS Al Ikhlas Pangkalan Susu merupakan sebuah

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chang dan Chin (2011) dan Arimbawa (2014) menunjukkan hasil bahwa sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menyusun instrumen tes diagnostik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran Fisika siswa kelas XI

Pekerja di sektor formal tercatat sebanyak 37,81 persen yaitu terdiri dari pekerja dengan status buruh/karyawan (34,40 persen) dan status berusaha dibantu dengan buruh

Pada perangkat lunak yang telah disusun juga mendukung fasilitas menyimpan file analisa berupa beberapa output atau nilai yang diperlukan dalam analisa yang lebih spesifik