• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester ganjil SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga yang berjumlah 26 siswa. SD Negeri Mangunsari 04 berada di Jalan Tentara Pelajar Nomor 07. Peneliti memilih kelas ini, didasarkan pada banyaknya siswa yang belum tuntas KKM pada pembelajaran IPA.

Siswa kelas 5 di SD Negeri Mangunsari 04 terbiasa dengan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran terpusat pada guru dan siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Keadaan ini membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran pada saat pembelajarn berlangsung, sehingga membuat siswa banyak yang tidak tuntas dalam pembelajaran.

Penelitian ini tediri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah pembelajaran melalui model kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar dan variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA siswa kelas 5 pada pokok bahasan penyesuaian diri pada makhluk hidup dengan lingkungannya.

4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Pra Siklus

Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara kepada guru kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Didapatkan nilai pra siklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dalam distribusi ketuntasan hasil belajar IPA pada Tabel 14.

(2)

Tabel 14

Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Pra Siklus Materi Penyesuaian Diri Pada Makhluk Hidup (KKM) 70

Jumlah Siswa Kriteria Hasil Belajar Nilai Hasil Belajar Tuntas Tidak Tuntas Tertinggi Terendah

26 11 15 80 50

Tabel 14 menunjukkan rendahnya tingkat ketuntasan dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian dalam mata pelajaran IPA pada materi ajar ciri khusus pada hewan dengan KKM 70 dengan jumlah siswa 26, ketuntasan siswa hanya mencapai 11 siswa, sedangkan ketidak-tuntasan mencapai 15 siswa. Pada materi pembelajaran ini nilai tertinggi 80 dan terendah 50.

Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan siswa dalam mengikuti pelajaran, siswa cenderung pasif, mudah bosan, dan kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Hal yang dialami oleh siswa ini disebabkan oleh pembelajaran yang dilakukan guru cenderung membosankan, dan kurang memfasilitasi siswa untuk berfikir secara kritis, dikarenakan penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan mata pelajaran IPA. Sehingga memerlukan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran IPA, yang memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berfikir kritis, agar tidak membosankan dan siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran lebih optimal.

Solusi untuk mengatasi ketidaklulusan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar, yang dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

4.2.2 Pelaksanaan Siklus I

Pada siklus I terdiri dari tiga langkah yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanakan tindakan dan observasi, serta refleksi.

(3)

4.2.2.1 Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus I dibuat menjadi 2 kali pertemuan setiap akan dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar.

Penelitian dimulai pada hari Selasa, 15 November dan 17 November 2016. Untuk pertemuan pertama pada hari Selasa, 15 November 2016 digunakan untuk penyampaian materi, sedangkan untuk pertemuan kedua hari Kamis, 17 November 2016 digunakan untuk penyampaian materi dan dilakukan tes akhir siklus I. Adapun jadwal penelitian pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 15

Jadwal Penelitian di SD Negeri Mangunsari 04 Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017 Siklus I

SIKLUS I

Pertemuan ke- Hari/Tanggal Jam ke- Keterangan 1 Selasa, 15 November 2016 1-2 Penyampaian materi 2 Kamis, 17 November 2016 1-3 Penyampaian materi dan tes siklus I

Pertemuan 1

Pertemuan pertama Selasa, 15 November 2016 akan dilaksanakan sintak model pembelajaran make a match berbantuan media gambar dengan indikator: (1) dapat menyebutkan pengertian adaptasi pada makhluk hidup, (2) menyebutkan tujuan hewan beradaptasi dengan lingkungannya, dan (3) menjelaskan cara hewan beradaptasi dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dengan langkah 1-12 yaitu: (1) siswa menerima stimulus melalui video pembelajaran, (2) pembagian name tag berupa nama kepada semua siswa, (3) penjelasan materi penyesuaian diri pada makhluk hidup menggunakan media gambar, (4) siswa dibentuk menjadi kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari 2 anak, (5) siswa mengerjakan LKS tentang penyesuaian diri pada makhluk hidup secara berkelompok, (6) siswa melakukan pengumpulan data dengan buku paket atau sumber yang tersedia, (7)

(4)

siswa melakukan pembuktian dengan berdiskusi dan melakukan presentasi, (8) siswa dibagi menjadi 2 kelompok besar. Kelompok jawaban dan kelompok soal, (9) siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan pada kartu yang telah ia terima, (10) siswa dipanggil nama secara acak oleh guru untuk menemukan pasangannya, (11) setelah menemukan pasangannya, siswa terampil membuat kesimpulan tentang pasangan kartu yang diterima dengan presentasi di depan kelas, (12) siswa terampil membuat kesimpulan jawaban.

Pertemuan 2

Pertemuan kedua Kamis, 17 November 2016 akan dilanjutkan sesuai dengan indikator selanjutnya (4) menyebutkan cara hewan beradaptasi dengan lingkungannya untuk melindungi diri dari musuhnya, dengan menggunakan langkah-langkah yang sama 1-12 yaitu: (1) siswa menerima stimulus melalui video pembelajaran, (2) pembagian name tag berupa nama kepada semua siswa, (3) penjelasan materi penyesuaian diri pada makhluk hidup menggunakan media gambar, (4) siswa dibentuk menjadi kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari 2 anak, (5) siswa mengerjakan LKS tentang penyesuaian diri pada makhluk hidup secara berkelompok, (6) siswa melakukan pengumpulan data dengan buku paket atau sumber yang tersedia, (7) siswa melakukan pembuktian dengan berdiskusi dan melakukan presentasi, (8) siswa dibagi menjadi 2 kelompok besar. Kelompok jawaban dan kelompok soal, (9) siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan pada kartu yang telah ia terima, (10) siswa dipanggil nama secara acak oleh guru untuk menemukan pasangannya, (11) setelah menemukan pasangannya, siswa terampil membuat kesimpulan tentang pasangan kartu yang diterima dengan presentasi di depan kelas, (12) siswa terampil membuat kesimpulan jawaban. Pada pertemuan kedua ini, akan diadakan tes akhir siklus I. Tes akhir siklus I ini akan dilaksanakan pada jam ketiga selama 35 menit.

Perencanaan dimulai dengan menyususun RPP sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar, serta

(5)

mempersiapkan lembar observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar. Pada siklus I SK yang dipilih adalah mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkunganny, KD mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.

Berdasarkan KD ditetapkan 6 indikator yaitu: (1) menyebutkan pengertian adaptasi pada makhluk hidup, (2) menyebutkan tujuan hewan beradaptasi dengan lingkungannya, (3) menyebutkan cara hewan beradaptasi dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan, (4) menjelaskan cara hewan beradaptasi dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan, (5) menyebutkan cara hewan beradaptasi dengan lingkungannya untuk melindungi diri dari musuhnya, (6) menjelaskan cara hewan beradaptasi dengan lingkungannya untuk melindungi diri dari musuhnya.

Berdasarkan indikator tersebut dibuat tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan standar proses yaitu tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Setelah tujuan pembelajaran ditetapkan langkah selanjutnya adalah memilih jadwal. Pemilihan materi menyesuaikan dengan materi di kelas 5 saat ini yaitu penyesuaian diri pada makhluk hidup dengan lingkungannya.

Setelah menetapkan materi, langkah selanjutnya adalah menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar. Langkah pembelajaran disusun berdasarkan standar proses yaitu kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 3 bagian yaitu kegiatan pendahuluan, inti dan akhir.

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

(6)

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fidik dan psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistematik melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk membuat rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. Selanjutnya membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

Setelah RPP siap dilakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru kelas. Selain RPP pada perencanaan juga disiapkan lembar observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran serta kegiatan guru dalam melakukan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar.

Dalam penelitian ini terdapat 13 indikator keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Setiap indikator dibuat pernyataan. Indikator pertama dibuat 5 pernyataan, indikator kedua 1 pernyataan, indikator ketiga 2 pernyataan, indikator keempat 2 pernyataan, indikator kelima 3 pernyataan, indikator keenam 3 pernyataan, indikator ketujuh 2 pernyataan, indikator kedelapan 3 pernyataan, indikator kesembilan 1 pernyataan, indiaktor kesepuluh 1 pernyataan, indikator kesebelas 1 pernyataan, indikator keduabelas 2 pernyataan, indikator ketigabelas 6 pernyataan. Jadi jumlah pernyataan dari 13 indikator tersebut adalah 32. Observasi keaktifan belajar siklus I dilakukan pada setiap pertemuan, pertemuan satu dan pertemuan dua.

Selain lembar keaktifan siswa juga dibuat lembar observasi guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar. Lembar observasi guru dikonsultasikan bersamaan dengan konsultasi RPP.

Dalam perencanaan siklus I terdapat sudah berjalan cukup baik karena pengajar memberikan bimbingan untuk setiap instrumen yang telah dibuat, meskipun ada beberapa yang tudak terlaksana.

(7)

4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1

a) Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, selanjutnya guru memeriksa kesiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai. Dalam kegiatan ini guru menanyakan kabar siswa. Guru bersama siswa berdoa. Guru melakukan presensi untuk mengetahui jumlah siswa yang datang mengikuti pembelajaran. Guru memberikan motivasi agar siswa bersungguh-sungguh dalam belajar. Guru memutarkan video pembelajaran (burung pelatuk yang sedang makan) sebagai stimulus. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai hal ini bertujuan menginformasikan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran hari itu sehingga siswa tahu hal apa saka yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Guru mengatur siswa untuk menata meja dengan rapi sebelum pembelajaran dimulai.

b) Kegiatan Inti

Guru membagikan name tag kepada masing-masing siswa. Kemudian guru menjelaskan aturan pembelajaran hari ini yaitu: semua siswa memasang name tag pada saku baju, semua siswa wajib memperhatikan pelajaran, disela-sela pembelajaran guru akan memanggil nomor secara acak, siswa yang dipanggil namanya harus menjawab pertanyaan/ melakukan kegiatan menurut perintah guru, siswa yang tepat menjawab soal atau pertanyaan dari guru, mendapat reward berupa stiker senyum. Selanjutnya siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian adaptasi. Siswa bertanya-jawab dengan guru, “Apa tujuan makhluk hidup melakukan adaptasi? Bagaimana bila makhluk hidup tidak beradaptasi?”

Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu tentang cara penyesuaian diri pada hewan dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan. Siswa mengamati sebuah gambar mulut serangga (lipas, kupu-kupu, nyamuk) yang ditayangkan melalui LCD. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang tipe mulut serangga sesuai dengan fungsinya, “Bagaimana bentuk mulut lipas? Bagaimana bentuk mulut kupu-kupu? apa jenis makanannya? Bagaimana bentuk mulut nyamuk?

(8)

Apa jenis makanannya?” Siswa mengamati gambar bermacam paruh burung yang ditayangkan melalui LCD. Siswa mendengarkan penjelasan guru bentuk paruh burung sesuai jenis makannya.

Siswa mengamati gambar kaki burung yang berbeda-beda yang ditayangkan melalui LCD. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai bentuk kaki burung yang berbeda-beda disesuaikan dengan habitat dan cara memperoleh makanannya. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara unta mempertahankan hidupnya di padang pasir. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya tentang materi yang belum jelas.

Guru membentuk siswa menjadi kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa. Guru menjelaskan tata tertib yang harus dilakukan siswa, yaitu siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS yang guru bagikan, siswa boleh mencari informasi dengan membuka catatan atau buku paket. Guru membagikan LKS. Guru membimbing siswa berdiskusi dengan kelompoknya. Saat mengerjakan LKS terlihat kurang adanya kerjasama dengan pasangannya. Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS guru memanggil kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas hal ini dilakukan untuk melatih kesiapan siswa dalam mengerjakan tugas. Pada akhir presentasi dilakukan diskusi kelas dengan mengadakan sesi tanya jawab mengenai hal-hal yang belum dipahami siswa.

Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok besar. Guru membagikan kartu kepada masing-masing siswa. Setiap anak mendapatkan kaertu yang berbeda. Guru menjelaskan aturan penggunaan kartu. Setiap kartu memiliki pasangan, kartu berupa gambar dan informasi yang sesuai dengan gambar. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban (informasi/gambar) yang sesuai pada kartu yang telah dibagikan. Guru memanggil nama secara acak untuk menemukan pasangannya. Siswa yang dipanggil namanya oleh guru maju ke depan kelas dan menunjukkan kartu gambar atau kartu informasi. Selanjutnya siswa yang merasa memilki kartu pasangannya maju ke depan. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

(9)

dari pasangan kartu yang mereka dapatkan. Demikian serterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menemukan pasangan kartunya.

c) Kegiatan Akhir

Guru menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran apakah pembelajarannya mudah dipahami atau sulit dipahami. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya. Guru memberikan reward kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran. Guru merefleksi pembelajaran yang sudah dipelajari dengan menyimpulkan pembelajaran hari ini. Sebagai tindak lanjut siswa diberi pekerjaan rumah oleh guru.

Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya. Materi pada pertemuan ini adalah penyesuaian diri pada hewan untuk melindungi diri dari musuhnya. Langkah yang dilakukan sama dengan pertemuan pertama akan tetapi alokasi waktunya berbeda. Pada pertemuan kedua ini akan dilanjutkan dengan tes akhir siklus I.

a) Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, selanjutnya guru memeriksa kesiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai. Dalam kegiatan ini guru menanyakan kabar siswa. Guru bersama siswa berdoa. Guru melakukan presensi untuk mengetahui jumlah siswa yang datang mengikuti pembelajaran. Guru memberikan motivasi agar siswa bersungguh-sungguh dalam belajar. Guru memutarkan video pembelajaran (cicak yang memutuskan ekornya) sebagai stimulus. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai hal ini bertujuan menginformasikan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran hari itu sehingga siswa tahu hal apa saka yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Guru mengatur siswa untuk menata meja dengan rapi sebelum pembelajaran dimulai.

(10)

Guru membagikan name tag kepada masing-masing siswa. Guru menjelaskan aturan pembelajaran hari ini yaitu: semua siswa memasang name tag pada saku baju, semua siswa wajib memperhatikan pelajaran, disela-sela pembelajaran guru akan memanggil nomor secara acak, siswa yang dipanggil namanya harus menjawab pertanyaan/ melakukan kegiatan menurut perintah guru, siswa yang tepat menjawab soal atau pertanyaan dari guru, mendapat reward berupa stiker senyum.

Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu tentang cara penyesuaian diri pada hewan dengan lingkungannya untuk melindungi diri dari serangan musuhnya. Siswa mengamati sebuah gambar mulut serangga (bunglon, kadal, cicak, cumi-cumi, walang sangit, sapi, kambing, rusa, trenggiling, kaki seribu, ulat) yang ditayangkan melalui LCD. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang ciri khusus pada masing-masing hewan untuk beradaptasi dengan lingkungannya terutama melindungi diri dari musuhnya. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya tentang materi yang belum jelas.

Guru membentuk siswa menjadi kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa. Guru menjelaskan tata tertib yang harus dilakukan siswa, yaitu siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS yang guru bagikan, siswa boleh mencari informasi dengan membuka catatan atau buku paket. Guru membagikan LKS.

Guru membimbing siswa berdiskusi dengan kelompoknya. Saat mengerjakan LKS terlihat sudah ada kerjasama dengan pasangannya, meskipun masih ada beberapa kelompok yang tidak bekerja sama. Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS guru memanggil kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas hal ini dilakukan untuk melatih kesiapan siswa dalam mengerjakan tugas. Pada akhir presentasi dilakukan diskusi kelas dengan mengadakan sesi tanya jawab mengenai hal-hal yang belum dipahami siswa.

Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok besar. Guru membagikan kartu kepada masing-masing siswa. Setiap anak mendapatkan kartu yang berbeda. Guru menjelaskan aturan penggunaan kartu. Setiap kartu memiliki pasangan, kartu berupa gambar dan informasi yang sesuai dengan gambar. Guru memberikan waktu kepada

(11)

siswa untuk memikirkan jawaban (informasi/gambar) yang sesuai pada kartu yang telah dibagikan. Guru memanggil nama secara acak untuk menemukan pasangannya. Siswa yang dipanggil namanya oleh guru maju ke depan kelas dan menunjukkan kartu gambar atau kartu informasi. Selanjutnya siswa yang merasa memiliki kartu pasangannya maju ke depan. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari pasangan kartu yang mereka dapatkan. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menemukan pasangan kartunya.

Selanjutnya, siswa mengerjakan tes akhir siklus I. Pada kegiatan ini, siwa mengerjakan tes evaluasi pembelajaran pada pertemuan satu dan pertemuan dua. Saat mengerjakan tes masih ada siswa yang belum mengerjakan secara mandiri, gurupun menengur siswa yang bersangkutan. Siswa mengumpulkan jawaban pada guru. c) Kegiatan akhir

Guru menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran apakah pembelajarannya mudah dipahami atau sulit dipahami. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya. Selain itu, siswa diberikan pesan oleh guru supaya lebih giat belajar.

Pada pertemuan pertama dan kedua kegiatan pembelajaran sudah berjalan cukup baik dimana tetapi guru belum sempurna dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar.

Observasi

Pengamatan observasi dilakukan sesuai rencana dimana pada pertemuan pertama mengobservasi keaktifan siswa dan mengobservasi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar. Setiap pertemuan untuk lembar observasi guru terdapat 32 pernyataan dan untuk keakftifan siswa terdapat 30 pernyataan. Berdasarkan lembar observasi guru dari 32 pernyataan guru pada siklus I pertemuan pertama guru tidak melakukan 6 langkah yang telah dibuat yaitu: guru tidak melibatkan siswa untuk membuat kesimpulan dari kegiatan

(12)

pembelajaran. Guru lebih mendominasi dalam menyimpulkan pembelajaran, siswa tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat. Guru terlupa menjelaskan penggunaan kartu sehingga membuat siswa merasa kebingungan. Guru tidak memberikan soal evaluasi karena soal evaluasi dilakukan pada pertemuan kedua. Guru terlupa memberikan penghargaan terhadap siswa yang aktif dalam pembelajaran, dan guru kurang memotivasi siswa sehingga ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran ketika guru sedang menjelasakan materi.

Sedangkan dalam lembar observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan 30 pernyataan untuk pertemuan pertama ada 9 langkah tidak dilakukan siswa yang dapat digambarkan bahwa dalam proses pembelajaran siswa belum aktif dalam proses pembelajaran dibuktikan dengan ketika diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum jelas siswa tidak ada yang bertanya, namun ketika siswa diberi pertanyaan oleh guru ada beberapa siswa yang tidak bisa menjawab. Siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran. Ketika berdiskusi kelompok, kondisi kelas tampak ramai banyak yang berbicara bukan untuk berdiskusi namun malah membuat gaduh. Ada beberapa siswa tidak serius mengerjakan Lembar Kerja yang telah dibagikan.

Siswa belum nampak saling bertukar pikiran dengan teman diskusinya, siswa yang memiliki prestasi lebih, lebih dominan mengerjakannya sendiri. Ketika melakukan presentasi, kelompok lain yang bertugas sebagai pendengar kurang memperhatikan saat temannya membacakan hasil diskusinya. Sehingga suasana kelas sedikit gaduh. Ketika membuat kesimpulan jawaban atau rangkuman pembelajaran siswa nampak tidak aktif karena guru lebih mendominasinya. Keterlaksanaan sintak pada siklus I pertemuan I dan II disajikan pada Tabel 16 dan Tabel 17.

(13)

Tabel 16

Keterlaksanaan Lembar Observasi Guru dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan Media Gambar Pada Siklus I No Pertemuan Sintak yang

harus dilakukan Sintak yang terlaksana Presentase (%) Sintak yang tidak terlaksana Presentase (%) 1 Pertama 32 26 81,3 6 18,7 2 Kedua 32 29 90,6 3 9,4 Tabel 17

Keterlaksanaan Lembar Observasi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan Media Gambar Pada Siklus I No Pertemuan Sintak yang

harus dilakukan Sintak yang terlaksana Presentase (%) Sintak yang tidak terlaksana Presentase (%) 1 Pertama 30 21 70 9 30 2 Kedua 30 23 76,7 7 23,3

Pengamatan observasi pada pertemuan kedua, masih sama halnya pada pertemuan pertama, sintak yang tidak terlaksana pada lembar observasi guru 3 dan lembar observasi 7. Pada pertemuan kedua ini guru sudah memberikan soal evaluasi siklus I dan siswa sudah mengerjakan soal evaluasi siklus I.

Guru juga kurang menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran make a match berbantuan media gambar sehingga masih banyak siswa yang masih bingung ketika mencari kartu pasangannya. Saat tes evaluasi siklus I berlangsung masih ada beberapa siswa yang mencontek dan gaduh, namun setelah diingatkan oleh guru kelas kembali tenang.

4.2.2.3 Refleksi

Refleksi dilakukan dengan peneliti, guru kelas serta siswa. Refleksi bersama siswa dilakukan setelah pelaksanaan siklus I. Refleksi bersama guru kelas dilakukan di ruang kelas setelah hasil tes siklus I dikoreksi. Dari observasi kegiatan guru diketahui bahwa guru lupa dengan sintak pembelajaran yang telah direncanakan, sehingga sintak tersebut ada yang terlewati. Guru tidak menjelaskan kegiatan apa saja

(14)

yang harus dilakukan sehingga siswa bingung sehingga siswa bingung dan akibatnya ada beberapa siswa yang gaduh, tidak menyimak materi pembelajaran yang disampaikan guru. Dari hasil tes akhir siklus I ada beberapa siswa yang tidak bisa mengerjakan tes dan mendapatkan nilai di bawah KKM.

Dari refleksi tersebut, akan diperbaiki pada siklus II dengan cara lebih detail mengomunikasikan rencana pembelajaran kepada guru agar dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar dengan maksimal. Pada implementasi ketika guru mengajar agar lebih detail lagi menjelaskan langkah-langkah pembelajarannya agar siswa tidak merasa kebingungan karena model ini belum pernah dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016-2017.

4.2.3 Pelaksanaan Siklus II

Pada sub bab ini akan menguraikan mengenai pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan dalam penelitian ini menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan MC. Taggart (1998) meliputi 3 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi dan refleksi.

4.2.3.1 Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I yaitu dalam pembelajaran menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar yang dibat menjadi 2 kali pertemuan namun pada siklus II pelaksanaan pembelajaran memperhatikan kekurangan-kekurangan pada siklus I dengan cara memperbaikinya, supaya tidak terjadi lagi kendala-kendala yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.

Penelitian dimulai pada hari Selasa, 22 November 2016 dam Rabu, 23 November 2016. Untuk pertemuan pertama pada hari Selasa, 22 November 2016 digunakan untuk penyampaian materi cara penyesuaian tumbuhan darat air menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan sintak model pembelajaran

(15)

kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar yaitu 12. Pertemuan kedua pada hari Rabu, 23 November 2016 melanjutkan materi pertemuan pertama dengan melanjutkan materi selanjutnya yaitu tentang cara tumbuhan gurun dan tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain mempertahankan kelangsungan hidupnya, pada pertemuan kedua juga dilakukan tes akhir siklus II. Uraian mengenai jadwal penelitian pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18

Jadwal Penelitian di SD Negeri Mangunsari 04 Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017 Siklus II

SIKLUS I

Pertemuan ke- Hari/Tanggal Jam ke- Keterangan 1 Selasa, 22 November 2016 1-2 Penyampaian materi 2 Rabu, 23 November 2016 1-3 Penyampaian materi dan tes siklus II

Dalam melaksanakan siklus II pengajar tidak menemukan kendala yang berarti, karena pengajar sudah lebih paham model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar karena teknik ini sudah dilakukan pada siklus I.

4.2.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pada siklus II pertemuan pertama pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan pada tahap perencanaan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar.

Pertemuan 1

a) Kegiatan awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, guru memeriksa kesiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai. Guru bersama siswa berdoa. Guru melakukan presensi, untuk mengetahui ketidakhadiran siswa. Guru memberikan motivasi agar siswa bersungguh-sungguh dalam belajar, guru juga mengajak siswa melakukan tepuk semangat untuk menghangatkan suasana belajar. Guru memutarkan video

(16)

pembelajaran (putri malu yang menutup daunnya) sebagai stimulus. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, serta menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan model kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar supaya siswa mengetahui apa yang harus mereka lakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru mengatur siswa untuk menata meja dengan rapi sebelum pembelajaran dimulai.

b) Kegiatan Inti

Guru membagikan name tag kepada masing-masing siswa. Guru menjelaskan aturan pembelajaran hari ini yaitu: semua siswa memasang name tag pada saku baju, semua siswa wajib memperhatikan pelajaran, disela-sela pembelajaran guru akan memanggil nomor secara acak, siswa yang dipanggil namanya harus menjawab pertanyaan/melakukan kegiatan menurut perintah guru, siswa yang tepat menjawab soal atau pertanyaan dari guru, mendapat reward berupa stiker senyum. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu tentang cara penyesuaian diri pada tumbuhan darat dan air menyesuaiakan diri dengan lingkungannya.

Siswa mengamati sebuah gambar bunga mawar yang ditayangkan melalui LCD. Siswa bertanya jawab dengan guru batang bunga mawar: “Bagaimana bentuk batang pohon mawar?” Guru meminta siswa mencari tahu mengapa batang bunga mawar berduri. Siswa menjawab petanyaan guru mencari tahu mengapa batang bunga mawar berduri. Guru memberi penegasan bunga mawar merupakan contoh tumbuhan darat yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya menggunakan duri pada batangnya. Guru menjelaskan secara rinci cara tumbuhan darat dan tumbuhan air menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui gambar yang ditayangkan melalui LCD. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya tentang materi yang belum jelas.

Guru membentuk siswa menjadi kelompok kecil. Masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa. Guru menjelaskan tata tertib yang harus dilakukan siswa. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada masing-masing kelompok. Guru membimbing siswa berdiskusi dengan kelompoknya, boleh mencari informasi

(17)

jawaban pada buku paket atau catatan. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Ketika salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya kelompok lain menyimak dan memberi tanggapan. Setelah itu guru memberi penguatan terhadap hasil diskusi siswa.

Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok besar. Guru membagikan kartu kepada masing-masing siswa, semua siswa mendapatkan kartu yang berbeda. Setiap kartu yang dibagikan mempunyai pasangan. Guru menjelaskan aturan penggunaan kartu, siswa harus bisa mencari pasangan kartu yang ia terima dengan guru memanggil nama secara acak untuk maju ke depan membawa kartu dan siswa yang merasa membawa kartu pasangannya harus maju kedepan. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban pada kartu yang telah dibagikan. Guru memanggil nama secara acak untuk menemukan pasangannya. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari kartu yang telah berhasil dipasangkan. Siswa menempelkan kartu pasangan yaitu kartu satu berisi gambar, kartu yang satunya berisi informasi yang sesuai dengan gambar tersebut pada papan tempel. Demikian serterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menemukan pasangan kartunya dan menempelnya.

c) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru memberi penguatan materi yang telah disampaikan. Guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui. Guru menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Guru memberikan reward kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran. Guru merefleksi pembelajaran yang sudah dipelajari dengan menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan melibatkan siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua ini melanjutkan materi pembelajaran pertemuan pertama yaitu tentang cara tumbuhan gurun dan tumbuhan yang menopang diri pada

(18)

tumbuhan lain untuk kelangsungan hidupnya. Langkah yang dilakukan sama dengan pertemuan pertama akan tetapi alokasi waktunya berbeda. Pada pertemuan kedua ini akan dilanjutkan dengan tes akhir siklus II.

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. Guru memeriksa kesiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai. Guru bersama siswa berdoa. Guru melakukan presensi. Guru memberikan motivasi agar siswa bersungguh-sungguh dalam belajar. Guru memutarkan video pembelajaran (tali putri yang menempel pada tumbuhan lain) sebagai stimulus. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Guru mengatur siswa untuk menata meja dengan rapi sebelum pembelajaran dimulai.

b) Kegiatan Inti

Guru membagikan name tag kepada masing-masing siswa. Guru menjelaskan aturan pembelajaran hari ini. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu tentang cara penyesuaian diri pada tumbuhan gurun dan tumbuhan yang menopang pada tumbuhan lain untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Siswa mengamati sebuah gambar kaktus yang ditayangkan melalui LCD. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang bentuk pohon kaktus, “Bagaimana bentuk batang pohon kaktus?” Guru meminta siswa mencari tahu mengapa batang bunga kaktus berduri.

Siswa menjawab petanyaan guru mencari tahu mengapa batang bunga mawar berduri. Guru memberi penegasan pohon kaktus merupakan contoh tumbuhan gurun yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya menggunakan duri pada batangnya. Guru menjelaskan secara rinci cara penyesuaian diri pada tumbuhan gurun dan tumbuhan yang menopang pada tumbuhan lain untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. melalui gambar yang ditayangkan melalui LCD. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya tentang materi yang belum jelas.

Guru membentuk siswa menjadi kelompok kecil, sama seperti pertemuan sebelumnya masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa. Guru menjelaskan tata

(19)

tertib yang harus dilakukan siswa. Guru membagikan LKS Guru membimbing siswa berdiskusi dengan kelompoknya. Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru mengadakan sesi tanya jawab mengenai hal-hal yang belum dipahami siswa.

Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok besar. Kelompok A untuk kelompok gambar, kelompok B untuk kelompok informasi. Guru membagikan kartu kepada masing-masing siswa. Guru menjelaskan aturan penggunaan kartu. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban pada kartu yang telah dibagikan. Guru memanggil nama secara acak untuk menemukan pasangannya berupa kartu gambar dan pasangannya berupa kartu yang berisi informasi dari gambar yang sesuai, Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menemukan pasangan kartunya.

c) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru memberi penguatan materi yang telah disampaikan. Guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui. Guru menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Guru tidak lupa memberikan reward kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran berupa stiker. Guru merefleksi pembelajaran yang sudah dipelajari dengan menyimpulkan pembelajaran hari ini.

Selanjutnya, siswa mengerjakan tes akhir siklus II. Pada kegiatan ini, siswa mengerjakan tes evaluasi pembelajaran pada pertemuan satu dan pertemuan dua. Siswa mengerjakan soal secara mandiri. Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Pada siklus II pembelajaran dari pertemuan pertama hingga pertemuan kedua dapat berjalan sesuai rencana

Berdasarkan lembar observasi guru selama kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama, guru telah mengalami peningkatan dengan melaksanakan 31 pernyataan lembar observasi guru dan tidak melaksanakan 1 pernyataan yaitu guru memberikan soal evaluasi, karena soal evaluasi diberikan pada pertemuan kedua.

(20)

Sedangkan lembar keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama, siswa sudah memperhatikan saat guru menjelaskan, antusias siswa terlihat saat pembelajaran berlangsungan siswa tidak ada yang mengobrol sendiri, mereka duduk tenang serta mencatat hal-hal yang dirasa penting, tidak ada yang keluar masuk kelas saat pembelajaran berlangsung, siswa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, siswa memperhatikan media gambar yang terdapat pada materi serta memanfaatkannya untuk mengerjakan tugas.

Pada pertemuan kedua, guru telah melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan. Guru memberikan soal evaluasi siklus II.

Pada pertemuan kedua keaktifan siswa juga sangat baik., Terlihat dari kemauan siswa untuk bekerja sama dengan teman satu kelompok, dengan cara bertanya bila materi belum jelas, siswa berani memberikan pendapat kepada teman satu kelompok maupun guru. Siswa aktif mengidentifikasi video yang diputarkan guru. Selain itu siswa juga aktif mengidentifikasi gambar yang ditayangkan guru. Siswa mengerjakan LKS secara runtut. Siswa tanggap ketika namanya dipanggil untuk mencari pasangan kartu yang didapat, tidak memerlukan waktu yang lama untuk menemukan kartu pasangannya karena semua siswa memperhatikan petunjuk guru. Siswa juga aktif mengemukakan pendapatnya untuk membuat kesimpulan pembelajaran. Keterlaksanaan lembar observasi guru dan siswa siklus II dapat dilihat pada Tabel 19 dan Tabel 20.

Tabel 19

Keterlaksanaan Lembar Observasi Guru dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan Media Gambar Pada Siklus II No Pertemuan Sintak yang

harus dilakukan Sintak yang terlaksana Presentase (%) Sintak yang tidak terlaksana Presentase (%) 1 Pertama 32 31 96, 9 1 3,1 2 Kedua 32 32 100 0 0

(21)

Tabel 20

Keterlaksanaan Lembar Observasi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan Media Gambar Pada Siklus II No Pertemuan Sintak yang

harus dilakukan Sintak yang terlaksana Presentase (%) Sintak yang tidak terlaksana Presentase (%) 1 Pertama 30 29 96,7 1 3,3 2 Kedua 30 30 100 0 0 4.2.3.3 Refleksi

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar dapat diikuti oleh siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga. Pada siklus II ini pengajar maupun siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar, hal ini dapat dibuktikan dengan guru dapat melaksanakan semua kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan. Serta adanya peningkatan keaktifan maupun hasil belajar IPA siswa yang terjadi pada setiap siklusnya.

4.3. Hasil Analisis Data

Pada penelitian ini akan menguraikan diskripsi serta analisis data setiap siklusnya.

4.3.1 Deskripsi Data 4.3.1.1 Data Siklus I

Data hasil belajar IPA siswa diperoleh dari tes akhir setiap siklus. Hasil belajar IPA siswa disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Menurut Sugiyono (2011) untuk membuat tabel distribusi frekuensi dilakukan dengan 3 langkah yaitu menghitung jumlah kelas interval, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas. Untuk menghitung jumlah kelas dihitung dengan rumus strunges yaitu: K=1+3.3 log n

Dimana: K = jumlah kelas interval n = jumlah data observasi

(22)

log = logaritma

Untuk menghitung rentang data dilakukan dengan rumus: Nilai Max - Nilai Min + 1. Setelah diketahui rentang data maka dicari panjang kelas dengan cara membagi rentang data dengan jumlah kelas. Berikut hasil penghitungan kelas, rentang data, dan panjang kelas berdasarkan rumus tersebut. Nilai tertinggi pada siklus I adalah 95 dan nilai terendah adalah 60. Jumlah data observasi adalah 26 siswa. K = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 26 = 1+3,3 x 1,4 = 1+4,62 = 5,42 / 5 Range = nilai max-nilai min + 1

= 95 - 60 + 1 = 36 Panjang Kelas = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 𝐾 = 36 5 = 7,2 / 7

Dari hasil penghitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 7. Setelah diketahui panjang kelas maka dapat dibuat Tabel 21 distribusi frekuensi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester 1 Tahun Pelajaran 2016-2017.

(23)

Tabel 21

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester 1 Tahun Pelajaran 2016-2017 Siklus I

No Nilai F Presentase (%) 1 ≥ 95 1 3.9 2 88-94 3 11,5 3 81-87 5 19,2 4 74-80 7 26,9 5 67-73 1 3.9 6 60-66 9 34.6 Jumlah 26 100

Tabel 21 merupakan tabel data hail belajar IPA siswa pada siklus I, berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai telah tersebar pada setiap kelas. Pada kelas pertama ada 1 (3.9%) siswa yang mendapatkan nilai 95, kelas kedua 3 (11,5%) siswa yang mendapatkan nilai 88-94, kelas ketiga 5 (19,2%) siswa yang mendapatkan nilai 81-87, kelas keempat 7 (26,9%) siswa yang mendapatkan nilai 74-80, kelas kelima 1 (3.9%) siswa yang mendapatkan nilai 67-73, kelas terakhir 9 (34,6%) siswa yang mendapatkan nilai 60-66.

4.3.1.2 Data siklus II

Data pada siklus II cara pemerolehannya sama dengan pada siklus I. Data hasil belajar siswa pada siklus II juga disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Menurut Sugiyono (2011) untuk membuat tabel distribusi frekuensi dilakukan dengan 3 langkah yaitu menghitung jumlah kelas interval, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas. Untuk menghitung jumlah kelas dihitung dengan rumus strunges yaitu: K=1+3.3 log n

Dimana: K = jumlah kelas interval n = jumlah data observasi

log = logaritma

Untuk menghitung rentang data dilakukan dengan rumus: Nilai Max - Nilai Min + 1. Setelah diketahui rentang data maka dicari panjang kelas dengan cara membagi rentang data dengan jumlah kelas. Berikut hasil penghitungan kelas,

(24)

rentang data, dan panjang kelas berdasarkan rumus tersebut. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 100 dan nilai terendah adalah 65. Jumlah data observasi adalah 26 siswa. K = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 26 = 1+3,3 x 1,4 = 1+4,62 = 5,42 / 5 Range = nilai max-nilai min + 1

= 100 - 65 + 1 = 34 Panjang Kelas = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 𝐾 = 34 5 = 6.8 / 7

Dari hasil penghitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 7. Setelah diketahui panjang kelas maka dapat dibuat Tabel 22 distribusi frekuensi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester 1 Tahun Pelajaran 2016-2017 sebagai berikut.

Tabel 22

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester 1 Tahun Pelajaran 2016-2017 Siklus II

No Nilai F Presentase (%) 1 ≥ 95 16 61,5 2 88-94 6 23,1 3 81-87 1 3,9 4 74-80 1 3.7 5 67-73 0 0 6 60-66 2 7,7 Jumlah 26 100

(25)

Tabel 22 merupakan tabel data hail belajar IPA siswa pada siklus I, berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai telah tersebar pada setiap kelas kecuali pada kelas 5, siswa tidak ada yang mendapat nilai 66-73. Pada kelas pertama ada 16 (61,5%) siswa yang mendapatkan nilai ≥ 95, kelas kedua 6 (23,1%) siswa yang mendapatkan nilai 88-94, kelas ketiga 1 (3,9%) siswa yang mendapatkan nilai 81-87, kelas keempat 2 (7,7%) siswa yang mendapatkan nilai 74-80, kelas kelima 0 (0%) siswa yang mendapatkan nilai 67-73, kelas terakhir 1 (3,7%) siswa yang mendapatkan nilai 60-66.

4.3.2 Analisis Data

Pada penelitian ini data dianalisis ketuntasan dan analisis diskriptif komparatif. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017 pada materi penyesuaian diri pada makhluk hidup dengan lingkungannya.

4.3.2.1 Analisis Uji Ketuntasan

Ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 23

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017 Siklus I

No Rentang Skor

Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Presentase (%) 1 >70 Tuntas 17 65,4 2 <70 Belum Tuntas 9 34,6 3 Jumlah 26 100 4 Skor Tertinggi 95 5 Skor Terendah 60 6 Rata-rata 73,9

Tabel 23 merupakan tabel ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jika nilai setiap siswa dibandingkan dengan KKM maka

(26)

ada 17 siswa yang nilainya ≥ 70. Ketuntasan klasikal pada siklus I bila dibandingakan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu ketuntasan belajar siswa secara klasikal 85% dan siswa telah memenuhi KKM yaitu 70, maka analisis data pada siklus I ini belum tuntas karena ketuntasan klasikal masih di bawah indikator kinerja yaitu hanya 65,4% di bawah ketuntasan klasikal yang ditetapkan dalam penelitian adalah 85%. Pada tabel 23 juga dapat dilihat nilai tertinggi siswa yaitu 95 dan nilai terendah 60 dengan rata-rata nilai 73,9. Tabel 23 jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut.

Gambar 3. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017 Siklus I

Pada siklus II terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa. Data hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017 dapat dilihat pada tabel pada halaman selanjutnya.

65,4%

34,6%

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00%

TUNTAS BELUM TUNTAS

TUNTAS

BELUM TUNTAS

(27)

Tabel 24

Ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017 Siklus II

No Rentang Skor

Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Presentase (%) 1 >70 Tuntas 24 92,3 2 <70 Belum Tuntas 2 7,7 3 Jumlah 26 100 4 Skor Tertinggi 100 5 Skor Terendah 65 6 Rata-rata 89,4

Tabel 24 merupakan tabel ketuntasan belajar siswa pada siklus II. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jika nilai setiap siswa dibandingkan dengan KKM maka ada 24 siswa yang nilainya ≥ 70. Ketuntasan klasikal siklus II bila dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu ketuntasan belajar siswa secara klasikal 85 % dan siswa telah memenuhi KKM yaitu 70, maka analisis data pada siklus II sudah tuntas karena telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu sebesar 92,3% di atas ketuntasan klasikal yang ditetapkan dalam penelitian yaitu 85%. Nilai tertinggi pada siklus II yaitu 100 dan nilai terendah pada siklus II 65 dengan rata-rata nilai adalah 89,4. Tabel 24 jika disajikan dalam bentuk diagram terdapat pada halaman selanjutnya.

(28)

Gambar 4. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017 Siklus II

4.3.2.2 Analisis Deskriptif Komparatif

Berdasarkan hasil tindakan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar terjadi peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA khususnya KD mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup pada siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester 1 Tahun Pelajaran 2016-2017. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada perbandingan nilai IPA pra siklus, siklus I dan siklus II pada Tabel 25.

Tabel 25

Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester 1 Tahun Pelajaran 2016-2017 Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

No Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa Persen % Jumlah Siswa Persen % Jumlah Siswa Persen % 1 Tuntas 11 42,3 17 65,4 24 92,3 2 Tidak Tuntas 15 57,7 9 34,6 2 7,7 Jumlah 26 100 26 100 26 100 Rata-rata 59,3 73,9 89,4 Skor Tertinggi 80 95 100 Skor Terendah 50 60 65

92,3%

7,7%

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00% TUNTAS TIDAK TUNTAS PE R SE N TA SE TUNTAS TIDAK TUNTAS

(29)

Tabel 25 merupakan perbandingan hasil belajar IPA pra siklus, siklus I dan siklus II.

Pada tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan klasikal hasil belajar IPA SD Negeri Mangunsari 04 Semester 1 Tahun Pelajaran 2016-2017 terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 11 siswa, itu berarti 11 siswa telah memahami materi walaupun dengan kegiatan pembelajaran konvensional.

Pada siklus I terjamlah di peningkatan dimana siswa yang tuntas meningkat menjadi 17 siswa, yang artinya 17 siswa ini telah memahami materi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar.

Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas berjumlah 24 siswa atau 92,3%. Selain ketuntasan belajar, peningkatan juga terlihat dari rata-rata, nilai maksimal dan nilai minimal. Rata-rata nilai pada pra siklus adalah 59,3 dengan nilai maksimal adalah 80 dan nilai minimal 50, pada siklus I rata-rata nilai siswa adalah 73,9 dengan nilai maksimal 95 dan nilai minimal 60. Pada siklus II rata-rata nilai siswa 89,4 dengan nilai maksimal 100 dan nilai terendah 65.

Gambar 5. Diagram Perbandingan Skor Tertinggi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga 50 60 65 80 95 100 0 20 40 60 80 100 120

Pra Siklus Siklus I Siklus II

N IL A I

Chart Title

Skor Terendah Skor Tertinggi

(30)

Diagram diatas menunjukkan bahwa skor hasil belajar IPA mengalami peningkatan. Di bawah ini adalah diagram peningkatan rata-rata pra siklus, siklus 1 dan siklus II.

Gambar 6. Diagram Peningkatan Rata-rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga

Adapun hasil belajar IPA dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar telah mencapai 92,3% tuntas dalam mencapai KKM yang telah ditentukan oleh guru. Kondisi tersebut dapat ditunjukkan pada gambar pada halaman selanjutnya.

Gambar 7. Diagram Ketuntasan dan Ketidaktuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga

59.3 73.9 89.4 0 20 40 60 80 100

Pra Siklus Siklus I Siklus II

N IL A I Rata-rata 42.3% 65.4% 92.3% 57.7% 34.6% 7.7% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

PRE SE N TA SE Tuntas Tidak Tuntas

(31)

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data yang disajikan pada sub bab 4.3.2 maka dapat dibuat suatu pembahasan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup dengan lingkungannya pada siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Semester 1 Tahun Pelajaran 2016-2017. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada perbandingan nilai IPA pra siklus, siklus I dan siklus II.

Pada pra siklus siswa yang tuntas 11 (42,3%) siswa dan yang tidak tuntas 15 (57,7%), pada siklus I siswa yang tuntas bertambah menjadi 17 (65,4%) berarti terjadi peningkatan sebanyak 6 siswa (23,1%) sedangkan siswa yang tidak tuntas berkurang sebanyak 6 siswa. Bila dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah dibuat dalam penelitian ini yaitu keberhasilan belajar siswa secara klasikal dikatakan berhasil apabila 85% siswa tuntas telah memenuhi nilai KKM yaitu 70, maka siklus I ini belum berhasil karena ketuntasan klasikal masih di bawah indikator kinerja yang ditetapkan yaitu hanya 65,5%. Hal tersebut terjadi karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar, karena biasanya dalam kegiatan pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah jadi siswa terbiasa pasif dalam kegiatan pembelajaran hanya duduk diam sebagai pendengar. Jika sudah bosan mereka akan melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan materi yang diajarkan misalnya menggambar, berkali-kali ijin keluar kelas, bahkan ada yang mengganggu temannya.

Dengan memperhatikan refleki pada siklus I, maka direncanakan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan pada tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pada siklus II terjadi peningkatan jumlah yang tuntas menjadi 24 siswa (92,3%) atau terjadi peningkatan dari 26,9% hasil yang diperoleh dari siklus I. Siswa yang belum tuntas sebelum diberi tindakan adalah 15 siswa dengan persentase 57,7%. Setelah diberikan tindakan pada siklus I, mengalami penurunan menjadi 9 siswa dengan persentase 34,6% atau terjadi penurunan sebesar 23,1%. Setelah diberikan tindakan pada siklus II terjadi penurunan lagi menjadi 2

(32)

siswa yang belum tuntas dengan persentase 7,7% atau terjadi penurunan sebesar 23,1%.

Selain ketuntasan belajar, keaktifan siswa juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah mulai nyaman melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar. Terlihat dari kemauan siswa untuk bekerja sama dengan teman satu kelompok, dengan cara bertanya bila materi belum jelas, siswa berani memberikan pendapat kepada teman satu kelompok maupun guru. Siswa aktif mengidentifikasi video yang diputarkan guru. Selain itu siswa juga aktif mengidentifikasi gambar yang ditayangkan guru. Siswa mengerjakan LKS secara runtut. Siswa tanggap ketika namanya dipanggil untuk mencari pasangan kartu yang didapat, tidak memerlukan waktu yang lama untuk menemukan kartu pasangannya karena semua siswa memperhatikan petunjuk guru. Siswa juga aktif mengemukakan pendapatnya untuk membuat kesimpulan pembelajaran. Dengan keaktifan siswa selama proses pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa sangat antusias melakukan pembelajaran dengan model kooperatif tipe make a match berbantuan media gambar, sehingga pada setiap siklus pembelajaran hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan, dan fase-fase tersebut yang mempengaruhi hasil belajar siswa meningkat.

Berdasarkan kajian penelitian yang relevan penelitian yang dilakukan Inus tahun 2012 yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match pada Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 04 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga, meskipun diterapkan pada mata pelajaran yang berbeda terbukti bahwa model pembelajaran koopreatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Lisa Pelisia tahun 2014 yang menyimpulkan bahwa pembelajaran melalui Model Cooperative Learning tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

(33)

Selain itu juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Era Yuliana tahun 2014 yang menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran koopreatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang dirancang yaitu hasil belajar IPA dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran koopreatif tipe make a match berbantuan media gambar pada siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017.

Berdasarkan hasil pemaparan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran koopreatif tipe make a match berbantuan media gambar yang peneliti lakukan dapat dikatakan berhasil. Pembelajaran dengan model ini terjadi dengan proses yang cukup mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran. Ketika siswa mencari pasangan kartu yang ia terima, siswa dituntut untuk lebih berkonsentrasi. Siswa aktif dalam berdiskusi kelompok, semangat dalam menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapatnya. Persentase siswa yang aktif berpendapat dan memperhatikan guru ketika menjelaskan materi semakin mengingkat dari siklus I dan sikus II. Motivasi siswa yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran menyebabkan siswa menjadi lebih antusias dan bersemangat sehingga menimbulkan dampak meningkatnya hasil belajar IPA.

Referensi

Dokumen terkait

Eurycoma longifolia dapat digunakan sebagai pengobatan alter- natif untuk mencegah dan mengobati osteoporosis pria tanpa menyebabkan efek samping yang terkait dengan

• Organisasi harus menetapkan pengetahuan yang diperlukan untuk operasional proses-proses nya dan untuk mencapai kesesuaian produk dan jasanya. • Pengetahuan ini harus

• Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memprediksi pertumbuhan industri ritel pada tahun 2019 sebesar 11% sampai 12%, lebih baik dari tahun ini sebesar 10%.. Hal ini

Penelitian ini akan melihat apakah tanaman pangan padi dan palawija akan dapat memberikan tingkat pendapatan pada petani lahan kering dengan baik, seberapa besar prospek

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pekerjaan finishing merupakan pekerjaan yang sering mengakibatkan change order karena menunjukkan nilai frekuensi yang

Sehingga pendapat tersebut dapat memberikan kesimpulan bahwa motif pembelian adalah alasan mengapa seseorang membeli untuk memenuhi kebutuhan yang timbul.. Dalam bentuk yang

Dari hasil perolehan dan pengolahan data, peneliti mendapatkan hasil bahwa setiap hipotesis yang dicantumkan pada penelitian ini adalah benar dan diterima. Berdasarkan

Penelitian tentang efek sitotoksik ekstrak terpurifikasi dari ekstrak aktif daun Kembang bulan (T.diversifolia) terhadap sel HeLa belum pernah diteliti