• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DALAM PENINGKATAN TARAF PEREKONOMIAN MASYARAKAT di DESA PATTANGNGA KEC.BOLA KAB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DALAM PENINGKATAN TARAF PEREKONOMIAN MASYARAKAT di DESA PATTANGNGA KEC.BOLA KAB."

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

ANDI SITTI AISYAH

NIM 105711112416

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN ALOKASI

DANA DESA (ADD) DALAM PENINGKATAN TARAF

PEREKONOMIAN MASYARAKAT di DESA

PATTANGNGA KEC.BOLA KAB.WAJO

Oleh

ANDI SITTI AISYAH

NIM 105711112416

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi

pada Program Studi Strata Satu (S1) Ekonomi Pembangunan

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

i

Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk kedua orangtuaku

ayahanda dan ibunda tercinta dan terkasih yang selalu

mencurahkan kasih sayang,perhatian dan doa

yang tidak henti untuk ananda tercinta.

MOTTO HIDUP

بأنفسهم ما يغيروا حتى بقىم ما يغير لَ لَّا إن

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan

sesuatukaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada

pada diri mereka sendiri”.

(4)
(5)
(6)
(7)

v

Andi Sitti Aisyah, Nomor Induk Mahasiswa 105711112416, Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Judul skripsi tentang Analisis Pengelolaan dan Pemanfaatan Alokasi Dana Desa Dalam Peningkatan Taraf Perekonomian Masyarakat di Desa Pattangnga Kec.Bola Kab.Wajo. Dibimbing oleh Ibu Hj. Arniati sebagai Pembimbing I dan Bapak A. Nur Achsanuddin UA sebagai Pembimbing II.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan alokasi dana desa (ADD) dalam peningkatan taraf perekonomian masyarakat menggunakan metode pendekatan kualitatif yuridis empiris dengan jumlah responden 74 Orang dari hasil observasi,wawancara,dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, besaran Alokasi Dana Desa yang diterima khususnya desa Pattangnga berjalan sesuai dengan aturan pemerintah kota, Pengelolaan dan pemanfaatan alokasi dana desa yang di kelola oleh pemerintah desa berjalan sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014, pengawasan Desa Pattangnga sudah dikatakan mampu dalam menjalankannya, pemanfaatan alokasi dana desa dalam pembangunan terelisasi dengan baik dan dapat dirasakan oleh berbagai jajaran terutama masyarakat desa itu sendiri sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.

Kata Kunci :Pengelolaan, Pemanfaatan Alokasi Dana Desa, Peningkatan Taraf Perekonomian

(8)

vi

Andi Sitti Aisyah main number 105711112416 development economics study program, faculty of economics and business, Muhammadiyah University of Makassar, The Title of Thesis on Management Analysis and Utilization of the Allocation of Village Funds in the Affordance of the Economic Temarakya Village in the village of Pattangnga Kayo Provincial District with under the guidance of Hj. Arniati as supervisor 1 And A. Nur Achsanuddin UA as mentors 2.

the aim of this study is to know the management and utilization of the allocation of village funds in increasing the economic level of the community using the quantitative approach of qualitatives of empirical juridical by the number of respondents 74 people from observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that, the amount of Village Fund Allocation received, especially in Pattangnga village, is in accordance with city government regulations, the management and utilization of village fund allocation managed by the village government runs according to Law Number 6 of 2014, the supervision of Paltangnga Village has been said able to run it, the utilization of village fund allocation in development is well realized and can be felt by various ranks, especially the village community itself so that it can improve the community's economic level.

Keyword : management, utilization of the distribution of founds of various, economy.

(9)

vii

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya yang selama ini kita dapatkan, yang memberi nikmat dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia.shalawat serta salam penulis lanturkan kepada rasulullah SAW beserta parakeluarga dan sahabat serta para pengikutnya. oleh karenanyapenulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya,skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Dan Pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD) Terhadap Peningkatan Taraf Perekonomian Masyarakat di Desa Pattangnga Kecamatan Bola kabupaten Wajo”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, Ayahanda Andi Baso Massakkirang dan ibunda Besse Padauleng dengan penuh cinta dan kasih sayang serta ketulusan hati tanpa pamrih karena telah memberikan material dan moral,selalu memberikan semangat,dan keberkahan doa yang kuat dengan tulus hati yang setiap saat beliau lanturkan diatas doa-doanya kepada penulis agar diberikan kemudahan disegalah urusan,serta kesehatan dan keselamatan dalam setiap langkahnya oleh ALLAH S.W.T Tak lupa atas didikannya yang diberikan terhadap penulis serta membesarkannya penuhdengan kasih sayang, Semoga

(10)

viii

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof.Dr.H. Ambo Asse, M,Ag Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasullong, S.E, M.M, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Mmakassar.

3. Ibu Hj. Naidah,SE.,M.Si selaku kertua prodi prpgram study ekonomi pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar. 4. Ibu Dr. Hj.Arniati,SE.,M.Pd selaku pembimbing I yang senangtiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini selesai dengan baik

5. Bapak A. Nur Achsanuddin UA SE.,M.Si selaku pembimbing II yang telah berkenanan membantu dan mengarahkan penulis dalam penyusunan sehingga dapat kan menyelesaikan skripsinya dengan baik hingga ujian

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosenng Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak pernah lelah meluangkan waktunya dan ilmunyakepada penulis selama mengikuti kuliah

7. Segenap Staf dan Kariawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

(11)

ix

dorongan dalam aktifitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk kerabat yang tidak bias saya sebut namanya satu persatu serta para sahabat yang senang tiasa selalu memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan pada penulisan.

Harapan penulis semoga skripsi ini memberikan ilmu dan manfaat, khususnya bagi penulis dan para pembaca semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Unismuh Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil haq fastabiqul khairat wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar Desember 2020

(12)

x SAMPUL

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSEMBAHAN... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

ABSTRAK BAHASA INDONESIA... v

ABSTRAK... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A..Latar Belakang... 1

(13)

xi

A..Tinjauan Teori... 7

1....Dana Desa... 7

2.... Alokasi Dana Desa... 8

3....Pengelolaan Dan Pemanfaatan ADD... 10

4....Tujuan Dan Sasaran ADD... 12

5....Peran Pemdes Terhadap ADD... 13

6....Patisipasi Masyarakat Terhadap Pengelolaan ADD .... 14

B.. Tinjauan Empiris... 17

C...Kerangka Konsep... 28

BAB III METODE PENELITIAN... 30

A... Jenis Penelitian... 30

B... Populasi dan Sampel... 30

C...Tempat Dan Waktu... 32

D...Jenis Data Dan Sumber Data... 32

1....Data Primer... 32

2....Data Skunder... 32

E... Pengumpulan Data... 33

1....Observasi... 33

2....Dokumentasi... 33

3....Wawancara... 34

F... Instrumen Penelitian... 34

(14)

xii

d....Kesimpulan/Verifikasi Data... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 37

A... Gambaran Umum Objek Penelitian... 37

B... Hasil Penelitian... 54 C... Pembahasan... 67 BAB V PENUTUP... 71 A... Kesimpulan... 71 B... Saran... 71 DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN

(15)

xiii

Tabel 4.1 Batas Wilayah Kab.Wajo... 38

Tabel 4.2 14 Kecamatan di Kab.Wajo... 38

Tabel 4.3 Batas Wilayah Kec.Bola... 45

Tabel 4.4 Batas Wilayah Desa Pattangnga... 46

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Desa Pattangnga... 47

Tabel 4.6 Tingkat Keagamaan Desa Pattangnga... 48

Tabel 4.7 Tingkat Pendidikan Desa Pattangnga... 48

Tabel 4.8 Mata Pencarian Desa Pattangnga... 48

Tabel 4.9 Prasarana Desa Pattangnga... 49

Tabel 4.10 Jenis Kelamin Penduduk Desa... 55

Tabel 4.11 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan... 55

Tabel 4.12 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan... 56

Tabel 4.13 Daftar Pembangunan Desa... 57

(16)

xiv

NO Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep………... 28

Gambar 3.1 Metode Penelitian……… 35

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Wajo………. 37

Gambar 4.2 Peta Desa Pattangnga……… 38

(17)

1 A. Latar belakang

Negara kesatuan republik indonesia telah mengatur keberadaan desa dalam Undang- Undang Nomor 22 tahun 1999 yang telah direvisi melalui Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan desa. Lebih lanjut undang-undang tersebut mengatur tentang keberadaan organisasi pemerintahan yang berada di desa. Kedepannya diharapkan setiap desa, supaya bisa melakukan proses pembangunan di daerahnya masing-masing dengan mengatur dan mengurus sendiri rumah tangganya secara proporsional yaitu paling sedikit 10% (sepuluh persen) yang disebut dengan alokasi dana desa. Selanjutnya, anggaran alokasi dana desa tersebut akan digunakan sebagai penunjang kegiatan otonomi desa agar dapat maksimal dalam memberikan pelayanan, pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat ditingkat pedesaan. Karena di setiap pemerintah baik pusat maupun daerah pasti memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya seperti yang tertera dalam UUD 1945. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah yaitu melalui pembangunan (Putra dan sri budhi,2015).

Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dan upaya yang dilakukan pemerintah melalui upaya-upaya seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi (edogbanya etal, 2013) serta keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh sebuah negara termasuk negara indonesia dapat dilihat dari kondisi kesejahteraan masyarakatnya (marhaeni, 2014). Oleh karena itu,

(18)

jika anggaran tersebut dikelola secara baik dan jujur maka hasil kegiatan otonomi desa, khususnya pengelolaan dan pemanfaatan alokasi dana desa terhadap peningkatan taraf perekonomian masyarakat akan terlihat jelas. Desa atau sebutan-sebutan lain yang sangat beragam di indonesia, pada awalnya merupakan organisasi komunitas lokal yang mempunyai batas-batas wilayah,dihuni oleh sejumlah penduduk, dan mempunyai adat-istiadat untuk mengelolah dirinya sendiri yang disebut dengan self- governing community.

Banyak faktor yang meyebabkan masyarakat terpuruk dan terpaksa harus hidup dalam standar kualitas hidup yang rendah dan serba kekurangan akibatnya kemiskinan berlangsung secara sistematis yang sering menimbulkan beragam masalah,baik dari segi pendidikan,pelayanan kesehatan maupun ekonomi. Itu nampak pada banyak program pembangunan yang mengalami kegagalan ketika berusaha untuk memberantas kemiskinan yang telah melilit kehidupan sebagian penduduk pedesaan. Satu diantara rentetan program pengelolaan dan pemanfaatan pemberian alokasi dana desa (ADD) yang merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonomi desa agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasarkan pemberdayaan mayarakat. Dimana alokasi dana desa merupakan dana yang bersumber dari APBD kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa peran serta masyarakat juga menjadi hal yang penting

(19)

terutama dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan yang menyangkut kebutuhan masyarakat desa. Selain itu, diperlukan juga adanya kerjasama yang baik antara aparatur desa dengan masyarakat dalam setiap tahapan-tahapan pengelolaan alokasi dana desa. Jika hal tersebut berjalan dengan baik maka hal besar kemungkinan masyarakat dapat lebih mengembangkan diri untuk mencapai kemajuan bersama seperti yang diharapkan dari program ini yaitu terciptanya masyarakat yang lebih berdaya. Selain melibatkan masyarakat,kegiatan pengelolaan alokasi dana desa juga turut melibatkan beberapa pihak kepentingan (stakeholders) seperti karang taruna, tim penggerak PKK, serta badan permusyawaratan desa (BPD). Stakeholders tersebut diharapkan mampu untuk saling bekerja sama dalam pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa untuk mencapai kesejatraan desa.

Kendatipun demikian, masih banyak kelemahan yang muncul ketika dana ini dimanfaatkan untuk kepentingan pengelolaan dan pemanfaatan pembangunan.. Kelemahan itu akan menimbulkan persoalan seperti penyelewengan dana sehingga penggunaannya tidak tepat sasaran sebagaimana diharapkan sebelumnya. Hal ini,diakibatkan oleh ketidak mampuan para aktor pengelolah dana yang melibatkan aparat desa yang faktanya belum memiliki kompetensi yang cukup untuk mengelolah dana itu. Kondisi inilah yang menyebabkan banyak program pengelolaan dan pemanfaatan alokasi dana desa oleh pemerintah gagal dalam implementasinya. Itulah sebabnya penulis tertarik untuk meneropong sejauh mana pengelolaan alokasi dana desa (ADD) itu untuk kepentingan pengelolaan dan pemanfaatanya dalam peningkatan taraf perekonomian

(20)

masyarakat melalui penelitian ke desa patangnga kecematan bola kabupaten wajo. Desa pattangnga merupakan salah satu desa di Kecamatan Bola Kabupaten Wajo yang mayoritas mata pencaharian masyarakat di desa pattangnga kecamatan bola adalah petani dan nelayan. Desa pattangnga memiliki kondisi infrastruktur masih tidak stabil,seperti jalan yang masih berlobang.dana desa dimanfaatkan dalam pembangunan infrastruktur,sara dan prasarana desa,namun pembangunan tesebut masih belum mamenuhi kebutuhan masyarakat.pembangunan yang dilakukan masih belum maksimal,sedangkan tujuan dari alokasi dana desa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dinyatakan bahwa tujuan dari alokasi dana desa adalah untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan,dankem asyarakatan sesuai kewenangannya,meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan didesa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuaidengan potensidesa,meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusahabagi masyarakatdesa,mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat desa.

B. Rumusan masalah

Dari uraian-uraian latar belakang di atas maka dapat di tarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan alokasi dana desa dalam peningkatan taraf prekonomian masyarakat Desa Pattangnga Kecematan Bola Kabupaten Wajo ?

(21)

2. Bagaimana pemanfataan alokasi dana desa dalam peningkatan taraf prekonomian masyarakat Desa Pattangnga Kecematan Bola Kabupaten Wajo?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengelolaan alokasi dana desa dalam peningkatan taraf prekonomian masyarakat Desa Pattangnga Kecematan Bola Kabupaten Wajo

2. Untuk mengetahui pemanfaatan alokasi dana desa dalam peningkatan taraf prekonomian masyarakat Desa Pattangnga Kecematan Bola Kabupaten Wajo

D. Manfaat dan kegunaan penelitian

Dari pemecahan masalah di atas maka manfaat yang dapat di petik adalah 1. Dari segi praktis

a. Bagi pemerintah desa,dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi peneliti terkait tentang pengelolaan alokasi dana desa(ADD).

b. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru mengenai pengelolaan alokasi dana desa (ADD).

2. Dari segi teoritis

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi media dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi civitas akademik khususnya ilmu ekonomi pembangunan untuk penelitian penelitian berikutnya.

(22)

b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi pemerintah desa tentang pengaruh pengelolaan dan pemanfaatan alokasi dana desa (ADD) terhadap peninngkatan taraf perekonomian masyarakat.

(23)

7

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Peningkatan Taraf Perekonomian

Peningkatan adalah sebuah cara yang dilakkukan untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik. Peningkatan berarti kemajuan, perubahan, perbaikan. Sedangkan perekonomian mempunyai kata dasar “Oikos” yang berarti rumah tangga dan “Nomos” yang berarti aturan jadi ekonomi mengandung arti aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam satu rumah tangga. Jadi, ekonomi berarti ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian dan perdagangan). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan perekonomian merupakan suatu perbaikan kondisi dari perekonomian yang lemah menjadi perekonomian yang lebih baik atau mengalami kemajuan dari sebelumnya.

Perekonomian masyarakat adalah sekumpulan kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang dialami dalam lingkungannya. Maksud dari peningkatan perekonomian ini adalah perbaikan jenjang perekonomian melalui usaha mandiri yang produktif dengan memperhatikan manajemen dalam usahanya sehingga menjadi titik fokus perhatian dari pemerintah, baik pusat maupun daerah,

(24)

karena tingkat kemiskinan di pedesaan sangat tinggi dibandingkan dengan perkotaan.

2. Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)

Pengelolaan berasal dari kata kelola dan merupakan terjamahan dari kata manajemen pengelolaan merupakan pemanfaatan sumber daya manusia ataupun sumber lainnya yang dapat diwujudkan dalam kegiatan perencanaan, pengorhanisasian, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan tertentu. Pengelolaan dana desa yang dikelola oleh pemerintah desa termasuk didalamnya mekanisme penghimpunan dan pertanggungjawaban merujuk pada Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam aturan tersebut dijelaskan bahwa pendanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah termasuk didalamnya pemerintah desa menganut prinsip money follows function yang berarti bahwa pendanaan mengikuti fungsi pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masing-masing tingkat pemerintahan.

Tata kelola alokasi dana desa merupakan bagian yang integral dari pengelolaan keuangan desa dalam APBdesa, sehingga dalam pengelolaannya harus mengikuti kaidah-kaidah dan prinsip tata kelola di mana seluruh kegiatan yang menggunakan dana alokasi dana desa, dibuatkan terlebih dahulu rencana kebutuhan secara jelas dan terinci, dalam pelaksanaannya harus efisien dan effektif serta transparan, dengan makna dari dan oleh masyarakat guna kepentingan masyarakat. Dapat dievaluasi secara terbuka, dalam arti tidak ada yang ditutupi. Dan semua kegiatan dapat dipertanggungjawabkan secara jelas dan akuntabel baik

(25)

secara administratif, teknis, dan secara hukum. Pengelolaan alokasi dana desa harus memenuhi beberapa prinsip pengelolaan seperti berikut:

a) Setiap kegiatan yang pendanaannya diambil dari alokasi dana desa harus melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara terbuka dengan prinsip: dari, oleh dan untuk masyarakat.

b) Seluruh kegiatan dan penggunaan alokasi dana desa harus dapat dipertanggung jawabkan secara administrasi, teknis dan hukum. c) Alokasi dana desa harus digunakan dengan prinsip hemat, terarah

dan terkendali.Jenis kegiatan yang akan didanai melalui alokasi dana desa diharapkan mampu untuk meningkatkan sarana pelayanan masyarakat,berupa pemenuhan kebutuhan dasar, penguataan kelembagaan desa dan kegiatan lainnya yang dibutuhkan masyarakat desa dengan pengambilan keputusan melalui jalan musyawarah.

d) Alokasi dana desa harus dicatat di dalam anggaran pendapatan dan belanja desa melalui proses penganggaraan yang sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

3. Pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD)

Pemanfaatan alokasi dana desa (ADD) yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pedesaan secara gotong royong. Pembangunan masyarakat desa diarahkan untuk memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya alam (SDA) dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) dengan meningkatkan kualitas hidup,keterampilan dan prakarsa dengan bimbingan dan bantuan dari

(26)

pemerintah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya.

a. Tujuan Dan Sasaran Alokasi Dana Desa 1.) Tujuan Alokasi dana desa (ADD)

Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2005 tentang desa, alokasi dana desa merupakan bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh persen), yang pembagiannya untuk desa secara proporsional. Berdasarkan peraturan menteri dalam Negeri Nomor 37 tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan desa disebutkan bahwa alokasi dana desa berasal dari APBD kabupaten/kota yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10 % (sepuluh persen). Alokasi dana desa dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah sesuai tujuan dan manfaat bagi masyarakat desa serta terkendali. Kegiatan-kegiatan yang akan dibiayai dari alokasi dana desa sangat terbuka, bagi peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kepada masyarakat guna tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar, penguatan kelembagaan desa dan kegiatan lainnya yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya. Dicatat dan diadministrasikan dengan baik dalam arti tata kelolanya harus mengikuti mekanisme apbdesa dan peraturan yang berlaku

(27)

(sumantri 2011). Adapun tujuan dari alokasi dana desa adalah sebagai berikut:

 Meningkatkan penyelenggaraan pemerinta desa sesuai wewenannya dalam pebangunan dan kemasyarakat desa.  Meningkatkan kemampuan lembaga permasyarakatan di

desa dalam perencanaan pelaksanaan dan pengendalian dan pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi desa.

 Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat desa.

 Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat.

 Membantu meringankan beban masyarakat,terutama masyarakat yang berekonomi lemah/ miskin.

2.) Sasaran

Sasaran alokasi dana desa (ADD) yang dibagikan kepada 190 desa di 14 kecamatan se-Kabupaten Wajo. Pembagian alokasi dana desa dapat dilihat berdasarkan variabel independen dan variabel tambahan sebagaimana terdapat dalam peraturan daerah Nomor 16 tahun 2011. Adapun sasaran utama alokasi dana desa (ADD) adalah:

 Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemdes  Meningkatnya pelaksanaan pembangunan desa  Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat  Meningkatnya partisipasi dan pemberdayaan

(28)

b. Peran pemerintah desa terhadap Pemanfaatan alokasi dana desa (ADD)

Setiap daerah pasti ada pemerintahan yang berlaku dan dilindungi Undang-Undang dalam melaksanakan tugasnya.tak terkecuali juga bagi desa yang diatur oleh undang-undang untuk membentuk pemerintahan desa.hal mengenai pemerintahan desa yang juga yang disebut pemdes diatur oleh melalui peraturan pemerintah No.72 tahun 2015 yaitu pemerintah desa merupakan lembaga pemerintah yang bertugas mengelola pemerintahan di wilayah tingkat desa. Lembaga ini diatur dalam ketentuan pasal 216 ayat(1) UU Nomor 32 tahun 2014 tentang pemerintah daerah karena lembaga pemerintahan desa juga dilindungi hukum Dalam menjalankan pemerintahannya, kepala desa memiliki beberapa kewenangan seperti kewenangan memimpin penyelenggaraan.

Penyelenggaraan pemerintahan ini nantinya tidak akan ditetapkan sendiri, melainkan akan ditetapkan bersama dengan badan perwakilan desa (BPD). Kepala desa juga berwenang untuk mengajukan rancangan peraturan desanya sendiri yang sesuai dengan UU, membina kehidupan, perekonomian masyarakat desa hingga mengordinasikan segala elemen yang ada dalam melakukan pembangunan desa secara partisipatif untuk kemajuan dan kepentingan desa.tak hanya itu saja, kepala desa juga dapat mewakili desanya baik untuk dalam maupun di luar peradilan yang mana juga dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakili selama hal tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undanganan yang ada

(29)

yang juga melaksanakan wewenang lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.kepala desa juga berhak untuk mengajukan rancangan peraturan desa mengenai anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDesa). APBDesa ini nantinya akan dibahas dan ditetapkan bersama BPD sehingga menghindari adanya penyelewengan dana. Oleh karena itulah, tugas dan kewenangan kepala desa ini didampingi oleh BPD.

c. Partisipasi masyarakat terhadap Pemanfaatan pengelolaan Alokasi Dana Desa

Partisipasi merupakan keikutsertaan masyarakat secara aktif dalam segala proses pembangunan baik dari sisi perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan dan merupakan urutan tertinggi dari suatu keterlibatan public (riska, 2014). Partisipasi masyarakat diperlukan untuk memberikan masukan dalam penyusunan arah dan kebijakan anggaran sehingga dapat mewujudkan anggaran yang efektif (utami dan efrizal,2013).

Partisipasi masyarakat merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan desa, sehingga seluruh lapisan masyarakat akan mendapatkan kekuatan dan hak yang sama untuk menuntut atau mendapatkan bagian yang adil dari manfaat pembangunan termasuk diantaranya dalam mengelola dana desa. Mengelola dana desa menjadi efektif diperlukan partisipasi dari pimpinan pemerintah dan masyarakat dalam menyusun dan mengawasi anggaran sehingga di dalam mengelola dana desa partisipasi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan fungsi

(30)

pengawasan. (oktasari, 2016) menyatakan bahwa ada tiga peran penting parlemen dalam proses anggaran yaitu mewakili kepentingan masyarakat, memberdayakan pemerintah dan mengawasi kinerja pemerintah. Salah satu efek positif adanya partisipasi masyarakat adalah pertukaran informasi yang efektif. Untuk menciptakan akuntabilitas kepada publik diperlukan partisipasi pimpinan instansi dan warga masyarakat dalam penyusunan dan pengawasan anggaran.

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan alokasi dana desa diatur dalam Undang-Undang No. 6 tahun 2014 pada pasal 54 tentang musyawarah desa. Musyawarah desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh badan permusyawaratan desa, pemerintah desa dan unsur masyarakat desa untuk memusyawartkan hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang meliputi penataan, perencanaan, kerjasama, rencana investasi yang masuk ke desa, pembentukan BUMdes, penambahan dan pelepasan aset desa serta kejadian luar biasa. Musyawarah desa masyarakat harus ikut berkontribusi menyuarakan pendapatnya terkait alokasi dana desa yang akan digunakan untuk kegiatan apa serta nantinya masyarakat juga harus mengikuti dan mengawasi kegiatan.

4. Penggunaan Dana desa (DD)

Dana desa adalah sejumlah anggaran dana yang diberikan kepada desa dari pemerintah. Dana tersebut berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang merupakan sumber dari dana

(31)

perimbangan keuangan pusat dan daerah. Jumlah yang diterima paling sedikit adalah 10% dari apbn.alokasi dana yang diberikan harus digunakan secara konsisten dan terkendali. Setiap kegiatan yang menggunakan alokasi dana desa, melalui beberapa tahapan proses perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi yang jelas dan berdasar prinsip segala bentuk laporan yang dibuat harus transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

a. Tujuan dana desa

 Membantu mengatasi permasalahan ekonomi di desa, antara lain kemiskinan bisa dikurangi, angka pengangguran bisa diturunkan, laju urbanisasi bisa dihambat dan ketimpangan bisa dipersempit.  Membantu pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, membantu

pemerataan pembangunan dan hasilnya, membangun infrastruktur dan menciptakan peluang serta lapangan kerja baru.

 Selain menggunakan untuk pembangunan desa, tetapi juga untuk membangun sumber daya manusia (SDM) di desa seperti melaksanakan pembinaan, bimbingan serta pendampingan, dan pemantauan yang lebih tertata dan saling berhubungan.

Memperkuat koordinasi, konsolidasi, dan sinergi terhadap pelaksanaan program yang menjadi prioritas pembangunan desa dari tingkat pemerintah pusat, daerah, kecamatan, hingga desa itu sendiri.

Membangun infrastruktur dan layanan fasilitas publik serta memberdayakan dan mengembangkan perekonomian yang ada di desa tersebut.

(32)

b. Manfaat dana desa (DD)

Dana desa diprioritaskan manfaatnya untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, kualitas hidup manusia, serta penanggulangan kemiskinan, yang dituangkan dalam rencana kerja pemerintah desa. Peran yang positif sebagai pelumas roda ekonomi pembangunan desa, apabila memenuhi klasifikasi antara lain penggunaannya dengan tata kelola yang baik, menghindari penyalahgunaan penggunaannya, transparan, optimal melalui swakelola, dan dapat dipertanggungjawabkan dengan melakukan pengawasan ketat.

B. Tijauan Empiris

NO PENELITINAMA PENELITIAN VARIABELJUDUL HASIL 1. Bambang herianto dari unuversita s islam negeri sulthan thaha syaifuddin jambi Pengaruh alokasi dana desa terhadap pemberdayaa n masyarakat desa raden anom kecematan batang asai kabupaten sarolangun pada tahun 2018 Penelitian ini menggunak an variabel bebas (independe n variable) dimana pengaruh alokasi dana desa (x) signifikan terhadap pemberday

a.) Terdapat enam

pengaruh ADD terhadap pemberdayaan masyarakat desa diantaranya pembangunan taluk jalan stapak,rehabilitas paud,pengadaan bak penanggunan air,pengadaan meteran air,pengadaan alat pemandi jenazah,dan pengadaan alat-alat komputer.

(33)

aan

masyarakat desa (y)

b.) Terdapat dua kendala yang ditemui dalam pengelolaan ADD terhadap pemberdayaan masyarakat yang pertama keterbatasan ketertiban masyarakat, dimana masyarat kurang berpartisipasi dalam hal pemberdayaan masyarakat seperti kegiatan-kegiatan shalat jenazah,dan yang kedua terbatasnya sdm yang memadai dimana perangkat desa masih ada yang belum memahami teknologi sehingga kualitas pembangunan yang diharapkan tidak stabil. . 2. Novemian ada yuliawati dari universitas muhamma diyah surakarta Pengaruh alokasi dana desa (ADD),dana desa (DD),pendap atan asli desa Penelitian ini menggunak an variabel bebas( inde pendent variable) dimana

a.) Alokasi dana desa (ADD) berpengaruh terhadap belanja desa bidang pembangunan desa terbukti. Alokasi

dana desa

berpengaruh secara signifikan terhadap

(34)

(pades),dan bantuan keuangan APBD terhadap belanja desa bidang pembanguna n desa(studi pada anggaran desa-desa yang ada dikabupaten pacitan tahun 2018) pada tahun 2019 pengaruh alokasi dana desa (x1) dan dana desa(x2) signifikan. Sedangkan pendapatan asli desa (x3) dan bantuan keuangan APBD (x4) tidak signifikan terhadap belanja desa dibidang pembangun an (y)

belanja desa bidang pembangunan desa dengan bernilai positif sebesar 0,230 dan nilai signifikansi 0,028>0,05 b.) Dana desa (DD)

berpengaruh terhadap belanja desa bidang pembangunan desa adalah terbukti.dana desa berpengaruh secara signifikan terhadap belanja desa bidang pembangunan desa ditunjukkan bernilai positif sebesar 0,908 nilai signifikansi 0,000<0,

c.) Pendapatan asli desa (pades) berpengaruh terhadap belanja desa bidang pembangunan

desa tidak

terbukti.pendapatan asli desa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap belanja desa dibidang pembangunan desa.hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien regresi variabel pendapatan asli desa bernilai sebesar -0.004

(35)

dikuatkan nilai signifikansi 0,841>0,0 d.) Bantuan keuangan

APBD berpengaruh terhadap belanja desa bidang pembangunan desa adalah terbukti bantuan keuangan APBD berpengaruh secara signifikan terhadap belanja desa bidang pembangunan desa dengan koefisien regresi sebesar 0,244 signifikansi0,000<0,05 3. Rio armando takaliuang Pemanfaatan alokasi dana desa (add) dalam pembanguna n desa di desa tanjung sidupa kecamatan pinogaluman kabupaten bolaang mongondow utara pada tahun 2014 Penelitian ini menggunak an variabel bebas(inde pendent variable) dimana pemanfaata n alokasi danan desa (x) berpengaru h signifikan terhadap pembangun an desa (y)

a.) Terdapat factor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan alokasi dana desa (ADD)

dalam upaya

meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa di desa tanjung sidupa yaitu faktor komunikasi, dan desa tanjung sidupa secara

aktif dalam

pelaksanaan

b.) Pemanfaatan alokasi dana desa (ADD). Pemerintahan desa tanjung sidupa juga

(36)

membagi tugas dan tanggungjawab dengan jelas.kepala desa bertindak sebagai penanggung jawab pelaksanaan pemanfaatan add didesa, sekretaris desa dan bendahara desa bertugas menyiapkan administrasi pelaksanaan pemanfaatan ADD,laporan pelaksanaan pemanfaatan ADD,mengurus

pencairan dana serta membuat pertanggung jawaban penggunaan dana.kaurumum bertugas dan bertanggung jawab tentang operasional aparat desa secara internal, kaur pemerintahan dan kaur pembangunan bertugas menghimpun aspirasi masyarakat 4. Suci wulandari dari Analisis pengelolaan alokasi dana Penelitian ini menggunak

a.) Pada pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa tahun 2016

(37)

universitas islam negeri raden intan lampung desa (ADD) terhadap kesejatraan masyarakat dalam persfektif ekonomi islam pada tahun 2019 an variabel bebas(inde pendent variable) dan 2017 di desa rejosari mataram dalam mendistribusikan ADD pembagian dana untuk setiap desanya dibagi berdasarkan jumlah penduduk,luas wilayah dan potensi masing-masing desa. Pada pelaksanaan alokasi dana desa di desa rejosari mataram ini ada beberapa desa yang kurang baik secara pelaksanaannya di karenakan pembagian proporsi untuk masing-masing kegiatan belum terlaksana seperti kagiatan ekonomi produktif yaitu dusun rejo basuki, rejo mukti, rejo agung,rejo murni, rejo mulyo, rejo binangun, dan rejo asri,sedangkan desa yang pelaksanaanya sudah sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu dusun rejokaton dan dusun rejo makmur.di desa rejosari mataram ini pengelolaan

(38)

yang paling baik yaitu dusun rejo makmuritu terlihat dari proporsi pembagian add untuk masing-masing pos seperti untuk pembangunan fisik,bantuan lembagakemasyarakata n, pemberdayaan ekonomi masyarakat, ataupun untukoprasional kampung sudah sesui dengan peraturan sebagaimana mestinya. b.) Faktor pendorong dan

penghambat

pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat.faktor-faktor pendukung pengelolaan alokasi dana desa

(ADD) dalam

pembangunan fisik faktor sumber daya. c.) Desa rejosari mataram

adalah dukungan kebijakan dari pemerintah sekitar , kualitas sumber daya manusia, partisipasi

(39)

masyarakat sangat mendukung kegiatan ini dengan dilakukannya secara bergotong

royong untuk

memajukan

perkembangan desa yang lebih maju. Sementara itu faktor penghambat

pengelolaan alokasi dana desa (ADD) dalam pembangunan fisik desa rejosari mataram adalah rendahnya sinkronisasi antara perencanaan di tingkat desa dan kecamatan, jumlah alokasi dana desa (ADD),kurangnya

intensitas

sosialisasi,rendahnya tingkat pendidikan atau sumber daya manusia

(SDM) dalam

pengelolaan alokasi dana desa (ADD) sehingga kurang otimalnya

pembangunan.

Pelaksanaan dan dampak program alokasi dana desa tahun 2016 dan

(40)

2017 didesa rejosari mataram dalam perspektif ekonomi islam belum sesuai dengan QS.Ar’rad ayat 11. Dikarenakan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan alokasi dana desa,kurangnya pendidikan masyarakat, sikap apatisnya masyarakat, kurangnya partisipasi masyarakat,kurang transparanya dalam pengelolaan add serta belum menggunakan asas adil dalam pembagain porporsi ADD 2016 dan 2017 didesa rejosari mataram,karena

terkendala dengan dana ADD tahun 2016 dan 2017 yang minim

(41)

5. Risma hafid dari universitas sultan hasanuddi n makassar Pemanfaatan dana desa dalam pembanguna n desa di desa manggilu kecematan bunggoro kabupaten pangkep pada tahun 2017 Penelitian ini menggunak an variabel bebas(inde pendent variable) dimana pemanfaata n alokasi dana desa (x) signifikan terhadap pembangun an desa(y) a.) Pelaksanaan pembangunan program-program pembangunan didesa mangilu dalam pemanfaatan dana desa telah dikatakan efektif.hal ini pemanfaatan alokasi dana desa (ADD) sebagai pengganti pemanfaatan dana pembangunan desa/kelurahan (DPD/K) dapat meningkatkan partisipasi masyarakatdalam pembangunan desa di desa tanjun sidupa. Hal ini terlihat dari keikut sertaan masyarakat.

b.) Dapat di buktikan dengan jumlah kegiatan pembangunan yang telah terealisasi sesuai dengan rencana pembangunan yang telah ditetapkan pemerintah desa melalui musrenbang dari 14 (empatbelas) kegiatan pembangunan yang direncanakan seluruhnya telah terealisasi dengan 6 (enam) kegiatan fisik berupa sarana dan

(42)

prasarana serta 8 (delapan) kegiatan pemberdayaan

masyarakat.

c.) Kemanfaatan dana desa untuk masyarakat desa sebagai sasaran dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan sudah efektif dengan melihat hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti selama penelitian. Terutama pada kegiatan pembangunan talud yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sebagian besar masyarakatsangatbersyuk urdengan adanyapembangunan talud ini yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam melakukan akses masuk

dan keluar

dusun,memperlancar aktivitas penambangan pasir dan akses menuju kebun. Kemudian disusul dengan kegiatan pengadaan meteran air

(43)

dan bak penampungan air yang juga sangat bermanfaat bagi masyarakat desa, mengingat air merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat.

Keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan pemanfaatan dana desa di desa mangilu sudah cukup baik,dimana masyarakat telah ikut terlibatdalam penyusunan rencana pembangunan sampai pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan.

Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada masyarakat yang tidak mengetahui kegiatan pembangunan dilakukan..

C. Kerangka konsep

Berdasarkan teori dan penelitian empiris yang telah dikemukakan diatas untuk mengetahui kerangka berfikir pengaruh pengelolaan dan pemanfaatan alokasi dana desa (ADD) berdasarkan peraturan pemerintah UU No.43 tahun 2014 tentang didesa pattangnga kecamatan bola kabupaten wajo dapat digambarkan dalam bagan kerangka berfikir sebagaimana berikut:

(44)

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa sejumlah anggaran dana yang diberikan kepada desa yang berasal dari pemerintah yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk dibagikan setiap kabupaten/kota yang merupakan sumber dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah. Jumlah yang diterima paling sedikit adalah 10% dari apb sesuai aturan yang berdasarkan peraturan menteri dalam Negeri Nomor 37 tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan desa. Kemudian pemerintah desa yang bertugas mengelola dan memanfaatkan dana di wilayah tingkat desa. Dalam menjalankan pemerintahannya, pemerintah desa memiliki beberapa kewenangan dalam pengelolaan dan pemanfaatan alokasi dana desa seperti kewenangan memimpin penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan kebijakan yang nantinya tidak akan menjalankannya sendiri melainkan akan

Sumber Dana Desa

Pengelolaan alokasi Dana Desa Pemanfaatan Alokasi dana desa Peningkatan taraf perekonomian masyarakat Pemerintah Desa

(45)

dibantu dan melibatkan beberapa pihak diantaranya badan perwakilan desa (BPD),tim penggerak PKK,karang taruna,sertamasyarakat desa.

Dalam pengelolaan dan pemanfaatan alokasi dana desa dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah sesuai tujuan dan manfaat bagi masyarakat desa serta terkendali. Kegiatan-kegiatan yang akan dibiayai dari alokasi dana desa sangat terbuka, bagi peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kepada masyarakat guna tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar, penguatan kelembagaan desa dan kegiatan lainnya yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya. Dicatat dan diadministrasikan dengan baik dalam arti tata kelolanya harus mengikuti mekanisme APBDesa dan peraturan yang sesuia peraturan yang berlaku. Maka dari itu,disinilah penulis dapat membuktikan apakah pengelolaan dan pemanfaatan alokasi dana desa terlaksana dengan baik sehingga masyarakat dapat memperbaiki taraf perekonomiannya dengann memanfaatkan sumber daya yang ada di desa. Dimana sering kali muncul berbagai permasalahan ketika dana ini dimanfaatkan untuk kepentingan pengelolaan dan pemanfaatan pembangunan.. Kelemahan itu akan menimbulkan persoalan seperti penyelewengan dana sehingga penggunaannya tidak tepat sasaran sebagaimana diharapkan sebelumnya. Hal ini, diakibatkan oleh ketidak mampuan para aktor pengelolah dana.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dimana pendekatan kualitatif ini yuridis empiris dengan kata lain penelitian lapangan yang digunakan dalam rangka mendapatkan data berdasarkan wawancara atau informasi langsung dari pemerintah desa,aparat desa dan masyarakat untuk menunjang hasil penelitian. untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini akan dilakukan metode penelitian adalah pendekatan kualitatif yang digunakan dalam rangka mendapatkan data diskriptif berupa bagaimana proses penyusunan pengelolaan dan pemanfaatan keuangan alokasi dana desa dari sample yang digunakan sebagai responden penelitian.

B. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011).Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.Maka dari itu,Obyek dalam penelitian ini di kantor desa pattangnga kecematan bola kabupaten waja. Subyek dalam penelitian ini

(47)

adalah semua aparat desa khusunya pemerintah desa,sekertaris desa,bendahara desa,BPD,serta masyarakat sebanyak dua ratus sebilan pulu lima (295) orang yang dibutuhkan.

2. Sample

sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya.Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, missal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,2011). Maka sampel yang di butuhkan adalah tujuh puluh empat (74) orang dimana sepuluh (10) orang adalah aparatur desa dan enam puluh empat (64) orang adalah masyarakat desa dengan menggunakan rumus Slovin

n : N 1+Ne2

Dimana : n : ukuran sampel

N: Ukuran Populasi

e: ersen kelonggaran ketikdak telitian dalam pengambilan sample yang masi bias ditoleri atau diinginkan(10%)

dengan cara n : N 1+Ne2

n : 295

(48)

n: 295 1+59 n: 74 Orang C. Tempat dan waktu

1. Tempat penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian bertempatan di Desa Pattangnga Kecematan Bola Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.

2. Waktu penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua) bulan mulai dari keluarnya surat penelitian pada bulan september sampai dengan bulan November tahun 2020 .Satu (1) bulan pengumpulan data dan satu (1) bulan pengolahan data yang meliputi penyajian dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan berlangsung.

D. Jenis dan sumber data 1. Data primer

Data primer dalam penelitianini diperoleh dari beberapa penjelasan informan (kepala desa,tokoh masyarakat,BPD,dan masyarakat) yang mampu menjelaskan mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan dana desa di desa Pattangnga Kecematan Bola Kabupaten Wajo.

2. Data sekunder

Data sekunder atau data pendukung dalam penelitian ini bersumber dari beberapa literatur atau dokumen yang menjelaskan mengenai aloksi dana desa berdasarkan yaitu Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa,peraturan pemerintah,peraturan menteri,serta data

(49)

penggunaan dana desa di desa Pattangnga Kecematan Bola Kabupaten Wajo.

E. Pengumpulan data 1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan (Semiawan, 2010). Pengertian lain observasi adalah suatu proses yang didahului dengan pengamatan kemudian pencatatan yang bersifat sistematis, logis, objektif, dan rasional terhadap berbagai macam fenomena dalam situasi yang sebenarnya, maupun situasi buatan (Kristanto, 2018). Adapun salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki tingkah laku nonverbal yakni dengan menggunakan teknik observasi. Metode observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indera mata dan dibantu dengan panca indera lainya. Kunci keberhasilan observasi sebagai teknik pengumpulan data sangat banyak ditentukan pengamat sendiri, sebab pengamat melihat, mendengar, mencium, atau mendengarkan suatu oBjek penelitian dan kemudian menyimpulkan dari apa yang diamati itu.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan melihat langsung data-data yang sudah ada dan tersedia dilokasi penelitian yaitu kantor desa pattangnga kecematan bola. Data-data yang akan digunakan sebagian besar ada

(50)

dilokasi penelitian seperti diantaranya dalam bentuk surat-surat,catatan harian,laporan RPJ desa,foto dan masih banyak lainnya.

3. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk mengumpulkan informasi dan ide melalui tanya jawab,sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik pembicaraan. Wawancara ini menggunakan teknik semi struktur (semistructure interview) yang artinya pelaksanaannya lebih bebas.

F. Instrumen penelitian

Penulis melakukan pengumpulan data bersumber dari dokumentasi dan wawancara kepada responden,terkait analisis pengelolaan dan pemanfaatan alokasi dana desa (ADD) guna untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dengan menggunakan alat tulis dan alat perekam,guna untuk cross check jika pada saat penganalisis terdapat data,keterangan atau informasi yang belum sempat dicatat oleh pewawancara dalam penelitian ini dilakukan secara langsung dan bersifat terbuka.

G. Metode analisis

Metode analisis data merupakan tahap proses penulis dimana data yang sudah dikumpulkan di manage untuk diolah dalam rangkah menjawab rumusan masalah dilakukan dengan mengorganisasikan data,memilah-milahnya menyusun menjadi satuan yang dapat dikelola,dan memilih mana yang penting untuk dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Menurut miles and huberman di dalam buku sugiono mengemukakan bahwa “aktivitas

(51)

analisis data kualitatif dialakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus hingga tuntas,sehingga datanya sudah jenuh. Dengan menggunakan langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Metode Analisis 1. Pengumpulan data

Penelitian dalam tahap ini mengunpulkan data sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan fenomena yang akan diteliti dengan cara mengumpulkan fakta-fakta yang ada melalui dokumentasi dan wawancara.

2. Redukasi data

Setelah penulis melakukan tahap pengumpulan data selanjutnya penulis melakukan redukasi data atau penggabungan yang sama dari subjek-subjek yang berbeda. Redukasi didapatkan dari membuat ringkasan,mengkode,menelusur tema,menulis memo dan lain sebagainya dengan maksud menyisihkan data yang tidak relevan.

Pengumpulan Data Redukasi Data Penyajian Data Kesimpulan atau verifikasi

(52)

3. Penyajian data

Langkah selanjutnya adalah display atau penyajian data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif atau peristiwa yang saling berhubungan dengan mengkelompokan data sesuai sub-subnya masing-masing. Data yang didapatkan dari hasil dokumentasi dan wawancara.

4. Kesimpulan/verifikasi

Langkah yang trakhir dalam analisis kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal hanya besifat sementara,dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pengumpulan data berikutnya.kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya bllom pernah ada.temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran objek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.

(53)

37 A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kabupaten Wajo

GAMBAR 4.1

PETA KABUPATEN WAJO

Wajo merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan. Ibukotanya Sengkang, sekitar 242 km dari Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan),Wajo yang luas wilayahnya 250.619 hektar Secara geografis, Kabupaten Wajo terletak pada 3°39' - 4°16' Lintang Selatan dan 119°53' - 120°27' Bujur Timur. Sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah hingga dataran rendah bergelombang dengan ketinggian wilayah 0-520

(54)

wilayah sebagai berikut :

TABEL 4.1

Batas wilayah Kabupaten Wajo

1. Sebelah selatan Kab.Bone dan Kab.Soppeng 2. Sebelah utara Kab.Luwu dan Kab.Sidrap

3. Sebelah timur Teluk bone

4. Sebelah barat Kab.soppeng dan Kab.Sidrap Sumber data : WIKIMEDIA INDONESA

Terbagi atas 14 kecamatan, 44 kelurahan dan 132 desa, dan disajikan dalam bentuk table dibawah ini :

TABEL 4.2

14 Kecamatan yang ada di Kab.Wajo NO KECEMATAN KELURAHAN/DESA 1. Belawa  Kelurahan Malangke  Kelurahan Macero  Kelurahan Belawa  Desa Wele  Desa Sappae  Desa Limporilau  Desa Ongko  Desa Leppangeng 2. Bola  Desa Bola  Desa Balielo  Desa Lattimu  Desa Lempong  Desa Manurung

(55)

Desa Pattangnga’e  Desa Rajamawellang  Desa Sanreseng Ade  Desa Solo

 Desa Ujung Tanah

3. Gilireng  Desa Abbatireng  Desa Alausalo  Desa Arajang  Kelurahan Gilireng  Desa Lamata  Desa Mamminasae  Desa Paselloreng  Desa Poleonro  Desa Polewali 4. Keera  Desa Ciromanie  Kelurahan Ballaere  Desa Paojepe  Desa Awota  Desa Awo  Desa Inrello  Desa Laliseng  Desa Labawang  Desa Pattirolokka  Desa Kera 5. Majauleng  Desa Watangrupia  Desa UUrayyang  Desa Tua  Desa Tosora  Desa Tengnga  Desa Tellulimpoe  Desa Tajo  Desa Rupia  Desa Paria  Desa Macanang

(56)

 Desa Limpomajang  Desa Lamiku  Desa Laerang  Desa Cinongtabi  Desa Bottotanre  Desa Bottopenno  Desa Bottobenteng 6. Maniang Pajo  Desa Tangkoli  Desa Sogi  Desa Minangtellue  Desa Mattirowali  Desa Kalola  Desa Dualimpoe  Kelurahan Anakbanua  Kelurahan Abbanuangeng 7. Pammana  Kelurahan Abbanuangeng  Desa Cina  Desa Kampiri  Desa Lagosi  Desa Lampulung  Desa Lapauke  Desa Lempa  Kelurahan Pallawarukka  Kelurahan Pammana  Desa Patila  Desa Simpursia  Kelurahan Taddapalie  Desa Tobatang  Kelurahan Tonrongtengnga  Desa Watangpanua  Desa Wecudai 8. Penrang  Desa Benteng  Desa Doping  Desa Lawesso

(57)

 Desa Padaelo  Desa Raddae  Desa Taddapalie  Desa Temmabarang  Desa Walanga 9. Pitumpanua  Desa Tobarakka  Desa Tellesang  Desa Tanrongi  Desa Tangkoro  Desa Siwa  Desa Simpellu  Desa Padangloang  Desa Mattiro Walie  Desa Maranu

 Kelurahan Maccoli Lloloe  Kelurahan Lompoloang  Desa Lompobulo  Desa Lauwa  Desa Lacinde  Desa Kompong  Desa Kaluku  Desa Jaupandang  Desa Buriko  Desa Bulusiwa  Desa Bulete 10. Sabbang Paru  Kelurahan Walennae  Kelurahan Talotenreng  Kelurahan Sompe  Desa Liu  Desa Ugi  Desa Ujungpero  Desa Wage  Desa Worongnge  Desa Salotengnga

(58)

 Desa Mallusesalo  Desa Pasaka  Desa Tadappalie  Desa Betteng Lompoe  Desa Bila 11. Sajoanging  Kelurahan Akkajeng  Kelurahan Akkotengeng  Desa Alewangeng  Desa Assorajang  Desa Barangmammase  Desa Minangae  Desa Sakkoli  Desa Salobulo  Desa Towalida 12. Takkalalla  Desa Ajuraja

 Desa Ceppaga Lagoari  Desa Lamarua Leweng  Desa Manyili Pantai Timur  Desa Parigi Soro

 Kelurahan Bocco Paneki

13. Tana Sitolo  Desa Assorajang  Desa Baruntacung  Desa Innalipue  Desa Lowa  Desa Mannagae  Desa Mappadaelo  Desa Mario  Desa Nepo  Desa Pajalele  Dessa Pakanna  Desa Palipi  Desa Pincepute  Desa Tancung  Desa Tonralipue

(59)

 Kelurahan Ujungnge  Desa Waetowo  Desa Wajoriaja  Kelurahan Wawareu

14. Tempe

 Desa Bulu Pabbulu  Desa Cappalangi  Kelurahan Maddukelleng  Kelurahan Tempe  Desa Watalipue  Desa Teddaopu  Kelurahan Padduppa  Kelurahan Sengkang  Desa Atakkae  Desa Sitampae  Desa Laelo

 Kelurahan Solo Menraleng  Desa Mattiro Tampareng  Kelurahan Wiring Palennae Sumber data : WIKIMEDIA INDONESIA

Kabupaten Wajo merupakan salah satu Kabupaten yang berada dalam ruang lingkup daerah Provinsi Sulawesi Selatan, dengan Ibu kota Sengkang, dibentuk sesuai dengan Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan daerah-daerah tingkat dua di Sulawesi Selatan. Kabupaten Wajo memang tak bisa lepas dari peran sang pemimpin daerah tingkat II Kabupaten W ajo ke-8, Dachlan Maulana. melalui Peraturan daerah Kabupaten W ajo, nomor 12 tahun 1995, tepat tanggal 17 juli disetujui penetapannya sebagai Hari Jadi Wajo. Wajo berarti bayangan atau bayang-bayang (wajo-wajo). kata Wajo dipergunakan sebagai identitas masyarakat sekitar 605 tahun yang lalu yang menunjukkan kawasan

(60)

bawah bayang-bayang (wajo-wajo, bahasa bugis, artinya pohon bajo) diadakan kontrak sosial antara rakyat dan pemimpin adat dan bersepakat membentuk kerajaan wajo. Perjanjian itu diadakan di sebuah tempat yang bernama tosora yang kemudian menjadi ibu kota Kerajaan Wajo.

Wajo yang dulunya adalah kerajaan yang sangat sempit dengan jumlah penduduk sedikit dan memiliki mekanisme yang khas dalam mengelola rakyatnya kini telah menjadi Kabupaten daerah tingkat II dalam negara kesatuan Indonesia, orang Wajo senang tiasa memegang slogan mereka dari berdirinya kerajaan hingga di zaman Republik modren ini. “Maradeka to wajo’e ade’na popuang” . Dimana antara pemerintah dan rakyat senantiasa menjunjung tinggi supremasi hukum dalam pemerintahan dan pengelolaan hajat hidup orang banyak. Tinjauan tatanan politik dan kekuasaan , Wajo mengalami perubahan dari kerajaan menjadi bagian dari provinsi sulawesi Selatan Kabupaten

2. Kecamatan Bola

Bola adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Indonesia. Kecamatan Bola berjarak sekira 35 Km[2] ke arah tenggara dari ibu kota Kabupaten Wajo, Sengkang. Ibu kota kecamatan ini berada di Kelurahan Solo. Kecamatan Bola merupakan salah satu kecamatan paling selatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bone. Dengan luas wilayah 220,13 km2dan jumlah penduduk kurang lebih 1,13 juta jiwa yang di

data pada tahun 2019 Nama Bola diambil dari nama Kerajaan Bola. Rajanya bergelar "Arung Bola" yang ber lokasi di daerah Wajo bagian timur, Arung Bola pertama Raja Mawellang Tomanurung, Digantikan oleh putranya yang

(61)

Bola Datu Tungke'na Alau Wajo. Menggabung di kerajaan Wajo pada masa Arung Matoa Wajo IV, La Tadampare Puangrimaggalatung.

TABEL 4.3

BATAS-BATAS WILAYAH KECAMATAN BOLA 1. Sebelah timur Teluk Bone

2. Sebelah barat Kecamatan Pammana dan Kecamatan Penrang

3. Sebelah selatan Kabupaten Bone 4. Sebelah utara Kecamatan Takkalalla Sumber Data : WIKIPEDIA INDONESIA

3. Desa Pattangnga’E

GAMBAR 4.2

(62)

Desa pattangnga Merupakan salah satu dari 10 Desa dan 1 Kelurahan di wilayah kecematan bola yang terletak 16 Km kearah timur dari ibu kota Kabupaten Wajo. Desa pattangnga mempunyai wilayah Desa pattangnga sebagai berikut :

TABEL 4.4

BATAS-BATAS WILAYAH DESA PATTANGNGA 1. Sebelah Utara Berbatas Dengan Desa Pasir Putihkec.Bola /Desa dan Soro takalallah

2. Sebalah Selatan Berbatas dengan Desa Labotto ,Desa Lebong Kab.Bone

3. Sebalah Timur Berbatas Dengan Teluk Bone

4. Seabalah Barat

Berbatas Dengan Desa

Lattimu ,Kec.Bola

Sumber data: RPJMDesa Tahun 2020

1. Luas Wilayah

Desa pattangnga Mempunyai wilayah seluas ± 11,24km2

 Lahan Persawahan seluas 10.194140 Hektar  Lahan Tambak seluas 85 hektar (85.000m2)

 Pemukiman penduduk seluas ± 1.860 m2

 Fasilitas umum seluas ±59000 m2

Lahan tanaman / kebun kecil ± 59000 m2

2. Iklim

Iklim Desa pattangnga ,sebagimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan ,hal

(63)

yang ada didesa pattangnga kecematan bola kabupaten wajo. e. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

1. Jumlah Penduduk

Pada tahun 2019 jumlah penduduk Desa Pattangnga berjumlah 1.651 jiwa dari segala umur yang paling terbesar dari dua dusun,Masing- masing terdiri dari dusun Kolie jumlah 743 jiwa sedangakan dusun maroanging 908 jiwa. Adapun jumlah jumlah Penduduk Laki- laki dari dusun kolie sebanyak 328 jiwa, jumlah Penduduk Perempuan 415 jiwa. Sedangkan dari dusun maroanging laki-laki sebanyak 417 jiwa dan perempuan sebanyak 491 jiwa.berjumlah 2.348 jiwa. Dengan Perincian sebagaimana tabel :

TABEL 4.5 JUMLAH PENDUDUK

No Dusun Total Jiwa

Perempuan Laki-laki

1 Kolie 743 415 328

2 Maroanging 908 491 417

Jumlah 1.651 906 742

Sumber data : RPJMDesa Tahun 2020

2. Masyarakat berdasarkan agama

Desa pattangnga terdapat 80 Kepala Keluarga (KK). Dari jumlah tersebut, secara keseluruhan penduduk Desa pattangnga memeluk agama Islam. Oleh sebab itu, Desa pattangnga hanya memiliki fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan agama Islam seperti masjid, mushola,Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA).

(64)

TINGKAT KEAGAMAAN

NO. KET Jumlah

1. Mesjid 1

2. Mushola 1

3. Madrasah Diniyah Awaliyah (Mda) 1 Sumber data : RPJMDesa Tahun 2020

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan masyarakat Desa Pattangnga adalah sebagai berikut :

TABEL 4.7 TINGKAT PENDIDIKAN

PAUD/TK SD SMP SMA SARJANA

58 Orang 166 Orang 180 Orang 24 Orang 27 Orang Sumber Data : RPJMDesa Tahun 2020

4. Mata Pencarian

Mata Pencaharian masyarakat yang ada di Desa Patangnga mayoritas Petani dan nelayan yang berjumlah 1623 orang sebagai petani dan nelayan sebanyak 837 orang, dan untuk kaum perempuan untuk membantu perekonomian keluarga berprofesi sebagai pengikat rumput laut dan berjualan didepan rumah sebanyak. Disisi lain di Desa Pattangnga juga terdapat PNS sebanyak 12 orang dan Penduduk yang tidak terdata selebihnya tidak mempunyai mata pencaharian:

TABEL 4.8 MATA PENCARIAN

NO. KET Jumlah

1. PNS 12 Orang

(65)

4. Nelayan 837 Orang

Total : 2.476 Orang

Sumber Data : RPJMDesa Tahun 2020

5. Sarana Dan Prasaranan Desa

Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Pattangnga secara garis besar adalah sebagai berikut :

TABEL 4.9 PRASARANA DESA NO PRASARANA VOLUME 1 Jalan Kabupaten 7 Km 2 Jalan kecematan 15 Km 3 Jalan Desa 13 Km 4 Jalan Dusun 2 Km 5 Irigasi Primer - Km 6 Irigasi Tersier - Km 7 Irigasi Desa - Km 8 Draenase 500 Km 9 Draenase Lingkungan - Km 10 Jembatan 2 jembatan 11 Bendung - Bendung

12 Balai Desa - Balai desa

13 Sekolahan 4unit sekolah

14 Pasar Desa 1 Pasar

15 Mesjid 2 buah Mesjid

16 Taman kanak-kanak 1 buah TK

17 PAUD 1 buah PAUD

18 Lainnya

(66)

f. Struktur Kelembagaan Pemerintahan Desa Pattangnga Gambar 4.3

STRUKTUR KELEMBAGAAN DESA PATTANGNGA KEC. BOLA KAB.WAJO

Sumber Data : Kantor Desa Pattangnga Tahun 2020

KEPALA DESA H.Baharudding M,S.I.P SEKERTARIS DESA MUH IRFAN M KAUR KEUANGAN ELLA ANJARSARI KAUR UMUM A.FAJAR KA DUSUN 1 KOLIE AMBO UPE KAUR DUSUN 2 MAROANGING MUH AMIN S.pd KASI PEMERINTAHAN ERNI JOHAR KASI PELAYANAN DAN

KESEJATRAAN MUH.YUSUF

(67)

1. Visi Desa

Visi Pembangunan Desa Pattangnga merupakan gambaran kesuksesan yang ingin dicapai dalam jangka waktu 6 (Enam) tahun ke depan yang disusun dengan memperhatikan Visi RPJPD Kabupaten Wajo, substansi RPJMD Kabupaten Wajo, dinamika lingkungan strategis, aspirasi masyarakat dan pemerintah Desa Pattangnga, serta visi dan misi Kepala Desa terpilih. Untuk itu Visi Pembangunan Desa Pattangnga untuk 6 tahun pertama RPJMDes 2016-2021 adalah “Mewujudkan Pembangunan Desa Pattangnga yang berbasis ekonomi untuk kesejahteraan Masyarakat”

2. M i s i

Desa Pattangnga mempunyai misi pembangunan dalam jangka waktu 2016-2021 adalah sebagai berikut:

a. Peningkatkan kualitas pelayanan masyarakat

Pelayanan diarahkan untuk memenuhi hak dasar masyarakat yang meliputi:

 Ketersediaan Pangan,  PendidikankesehatanKesempatan KerjaLapangan UsahaSarana Dan PrasaranaRasa Aman Dan Tenteram

(68)

Membangun struktur ekonomi yang kompetitif dan berbasis masyarakat melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan yang menjamin terciptanya peningkatan pendapatan masyarakat terkait dengan sektor pertanian, peternakan, dan kewirausahaan yang mengandalkan sumberdaya lokal. Membangun kelembagaan ekonomi masyarakat yang kreatif dan adaptif.

c. Menciptakan iklim kondusif

Menciptakan iklim yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terbangunnya kelembagaan pemerintah yang berwibawa dan bebas KKN, sehingga terbangun kehidupan masyarakat yang mampu menciptakan inovasi dalam meningkatkan kemampuannya secara berkesinambungan.

d. Pemberdayaan kelembagaan.

Terciptanya sinergi pencapaian tujuan pemerintah, swasta, dan masyarakat melalui pengembangan dan pemberdayaan, Mengembangkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh, yang didukung oleh adanya partisipasi optimal dari seluruh lapisan masyarakat.

Selain itu, dalam rangka untuk menjaga sinergitas dengan visi pada dokumen perencanaan pembangunan Pemerintah daerah kabupaten Wajo, penyusunan visi

(69)

memperhatikan visi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wajo Tahun 2014– 2018 (Peraturan Daerah Kabupaten WajoNomor 9 Tahun 2014) yaitu: “Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Wajo dengan Jiwa Kemandirian dan Pemerintah yang Demokratis Bernafaskan Keagamaan” dengan Misi-Misi sebagai berikut:

a. Mengembangkan kualitas SDM yang sehat,cerdas dan berkarakter realigius untuk mampu bersaing secara regional dan nasional

b. Meningkatkan akselerasi pembangunan infstruktur dalam mendukung pengembangan pusat-pusat produksi pertanian dan pemasaran komonitas unggulan untuk percepatan kesejahteraan masyarakat

c. Menciptakan kondisi yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat sehingga dapat mendorong peningkatan pendapatan rakyat dan daerah

d. Mengembangkan sistem perencanaan yang partisipatif untuk mendukung kebijakan pembangunan berorientasi lingkungan hidup berbasis pedesaan dan perkotaan

e. Meningkatkan kualitas tatanan kehidupan yang relegius,demokratis dan berkeadilan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang aman dan tentram

(70)

pemerintah daerahdalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik untuk melaksanakan pelayan publik yang berkualitas. B. Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian tentang pengelolaan dan pemanfaatan alokasi dana desa di desa pattangnga kec.bola kab.wajo

Sebagaimana dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yuridis empiris dengan kata lain penelitian lapangan yang digunakan dalam rangka mendapatkan data berdasarkan wawancara atau informasi langsung dari pemerintah desa,aparat desa dan masyarakat untuk menunjang hasil penelitian. untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini akan dilakukan metode penelitian adalah pendekatan kualitatif yang digunakan dalam rangka mendapatkan data diskriptif berupa bagaimana proses penyusunan pengelolaan dan pemanfaatan keuangan alokasi dana desa dari sample yang digunakan sebagai responden penelitian.

1. karakteristik responden

responden dalam penelitian ini adalah 74 orang yang dimana 10 orang adalah kepala desa dan aparat desa serta 64 orang adalah masyarakat Desa Pattangnga dengan menggunakan rumus Slovin dimana populasi berjumlah 295 orang. Terdapat karakteristik yaitu jenis kelamin,pendidikan,dan pekerjaan dan disajikan dalam bentuk table mengenai responden sebagai berikut:

(71)

berikut ini karakteristik berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:

TABEL 4.10

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah responden Persentase

Laki-Laki Perempuan 46 30 65% 35% Jumlah : 74 100%

Sumber Data :Diola oleh penulis Tahun 2020

Berdasarkan table diatas karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, menunjukan bahwa responden laki-laki lebih banyak dari responden ini dengan 46 orang atau 65%, sedangkan perempuan sedikit responden ini dengan jumlag 30 orang saja dengan persetase 35%.

b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

berikut ini karakteristik berdasarkan pendidikan disajikan dalam bentuk table sebagai berikut

TABEL 4.11

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah responden Presentase

SMA D3 S1 61 3 10 70% 5% 25% Sumber Data : Diolah oleh Penulis Tahun 2020

(72)

pendidikan menunjukan bahwa responden lulusan SMA lebih banyak dari responden ini dengan 61 orang atau 70%, sedangkan lulusan D3 lebih sedikit responden ini dengan jumlah 3 orang saja atau 5% dan lulusan S1 sebanyak 10 orang dari responden ini 10 orang atau 25%.

c. karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

berikut ini karakteristik berdasarkan pekerjaan disajikan dalam bentuk table sebagai berikut :

TABEL 4.12

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah responden Presentase Pemerintah desa Aparat desa Petani padi Nelayan Wiraswasta Petani rumput laut 1 8 34 3 5 23 2% 14% 45% 7% 12% 20% Jumlah : 74 100%

Sumber Data : Diolah oleh Penulis

Berdasarkan katakteristik responden berdasarkan pekerjaan menunjukan bahwa pemerintah desa/kepala desa berjumlah 1orang dengan presentase 2%, aparat desa berjumlah 8 orang dengan hasilpresentase 14%, petani padi sebanyak 34 dengan presentase 45%,nelayan sebanyak 3 orang saja dengan presentase

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Metode Analisis
TABEL 4.5 JUMLAH PENDUDUK
TABEL 4.7 TINGKAT PENDIDIKAN
+3

Referensi

Dokumen terkait

Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah Kabupaten / Kota untuk Desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima

Peratu ran Menteri D alam Negeri Nomor 37 Ta h im 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan &gt;

Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan bagian dari pengelolaan keuangan desa. Pengelolaan ADD dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dibidang

Pelaksanaan pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Segodorejo dan Desa Ploso Kerep dapat dikatakan cukup baik. Meskipun kadangkali dalam pelaporan

Alokasi Dana Desa selanjutnya dapat disingkat ADD adalah Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan

Alokasi Dana Desa ADD adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD yang dialokasikan untuk pemerataan keuangan antar desa dan mendanai kebutuhan desa dalam

Mita, 2019 Pengaruh Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa, Lembaga Keuangan Desa, dan Kelembagaan Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat dengan Peran Kepala Desa

Ketertarikan memilih program Alokasi Dana Desa ADD untuk diteliti adalah karena program Alokasi Dana Desa merupakan program yangdijalankan dengan baik memiliki pengaruh yang sangat