Manajemen Korosi Berbasis Risiko
pada struktur
Jacket
Ir. Daniel M Rosyid, Ph.D, MRINA
NIP 196107021988031003
Dosen Pembimbing
Yeyes Mulyadi, ST, M.Sc
NIP 197312072001121002
PENGERTIAN KOROSI
Penurunan mutu suatu
logam akibat reaksi
elektrokimia dengan
lingkungannya
(Trethewey:1991)
LATAR BELAKANG
Mengakibatkan
kerugian baik
teknis maupun
ekonomis
29% 25% 16% 11% 7% 6%Kegagalan
Korosi Fatik Patah Getas OverloadKorosi temperatur Tinggi Stress Corrosion Cracking
RUMUSAN MASALAH
Berapa peluang kegagalan akibat proses korosi pada sistem
perlindungan katodik yang diterapkan pada LD Platform ?
Bagaimana tingkatan risiko (Risk Priority Number) pada LD
Platform akibat proses korosi ?
Bagaimana
manajemen
plan
untuk
mengurangi
risiko
kegagalan?
TUJUAN DAN MANFAAT
GOALS
(Risiko berkurang,
langkah yg di
ambil)
Menghitung Peluang
(occurance)
Mengetahui tingkatan
risiko (Risk Priority
Number )
Selesai
Identifikasi Penyebab Mulai
Pengumpulan Data
Menentukan Mitigasi
(Failure Mode Effect and Critical Analysis )
Monitoring Menghitung Risiko (Risk Priority Number)
METODOLOGI
Selesai Perangkingan
Risk Priority Number (RPN) Mulai
Diskripsi Kegagalan Dampak Kegagalan
Mitigasi dan monitoring Parameter Kegagalan Penyebab Kegagalan
Moda Kegagalan Unit Fungsi
Penyebab Korosi
Sebab Unit Sebab (Trigging event)
Dampak
(Hazardous Condition) Terkelupasnya coating Dimakan bakteri Berkurangnya ketebalan
coating
Hasil coating tidak sempurna
Rusaknya lapisan Coating
Fungsi Anoda tidak optimal
Hilang dicuri Adanya luasan yang tidak terlindungi
Peletakkan anoda yang tidak sesuai
Berkurangnya luasan yang akan dilindungi anoda
Menghitung Peluang Kejadian per Unit
Penyebab
Korosi
Identifikasi
Frekuensi
kejadian/th
Utilitas
Peluang
kejadian/th
Peluang
kejadian
untuk 22 th
Terkelupasnya
Coating
Bakteri
2
360
0.00556
0.122
Coating tidak
sempurna
1
360
0.00278
0.061
Menghitung Peluang Kejadian Sistem (FTA)
Terkelupasnya Coating
0.122 0.061
Hasil coating tidak sempurna Bakteri
Probability Of Occurance =
1-((1-P1)*(1-P2))
1-((1-0.122)*(1-0.061))
0.176
Menghitung Peluang Kejadian per Unit
Penyebab Korosi Identifikasi bahaya
Frekuensi kejadian/ th Utilitas/th Peluang kejadian Peluang kejadian untuk 22 th Anoda tidak berfungsi dengan optimal Hilang dicuri 3 360 0.00833 0.183333333 Kesalahan Pengelasan 1 360 0.00278 0.061111111 Peletakkan anoda
Menghitung Peluang Kejadian Sistem (FTA)
Anoda tidak berfungsi dengan optimal
0.1833 0.0611 0.0611
Peletakkan anoda tidak sesuai Kesalahan Pengelasan
Hilang dicuri
Probability Of Occurance = 1-((1-P1)*(1-P2)*(1-P3))
1-((1-0.1833)*(1-0.o6111)*(1-0.0.06111)) 0.280098251
Perbaikan Coating
Pengukuran Potensial
Zona Compo
nent
Readi
ngs
A
11-001 789
11-002 791
11-003 790
13-001 789
13-002 789
13-003 789
Zona Compo
nent
Readin
gs
B
11-101
789
11-102
795
11-103
795
12-203
795
13-101
788
13-102
794
13-103
793
Zona Compo
nent
Readi
ngs
D
11-301
796
11-302
804
13-301
782
13-302
803
13-303
810
13-304
836
13-305
817
13-306
806
Zona Compo
nent
Readi
ngs
C
11-201
792
11-202
802
11-203
809
13-201
800
13-202
809
Dikarenakan daerah tersebut yang memiliki laju korosi yang
paling tinggi dibanding dengan daerah lain. Alasan lainnya
adalah :
Aerasi tinggi (O
2kadarnya tinggi)
Kelembaban yang berubah-ubah (
wet and dry
)
Perubahan kondisi dari pasang ke surut, maka material
akan ditempeli gelembung-gelembung air. Hal tersebut
yang mempengaruhi laju korosi
Kadar garam yang relative tinggi dibandingkan dengan
Menghitung Konsekuensi
Dari hasil perhitungan di atas maka didapatkan nilai konsekuensi:
Nilai Konsekuensi =
Sehingga di dapatkan nilai konsekuensi masing- masing penyebab sebagai berikut
Sebab Fungsi anoda tidak optimal
= 0.017952917
Sebab Terkelupasnya coating
=
0.00296827
Biaya Perbaikan
Risk Priority Number
RPN dihitung dengan mengalikan konsekuensi dengan
peluang kejadian. Maka didapatkan hasil RPN untuk
masing-masing sebab:
Sebab Peluang Kejadian Konsekuensi Risk Priority Number
Fungsi Anoda tidak optimal
0.28 0.0179 0.005
Terkelupasnya
Coating
0.176 0.00297 0.0005
KERANGKA MANAJEMEN
1.
DATABASE
2.
AKTIVITAS
3.
KEBIJAKSANAAN
4.
PENGORGANISASIAN
5.
PENGUKURAN DAN MONITORING HASIL
6.
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
Keterangan
DATABASE MELIPUTI Operational History, Maintenance, Metal
Loss
AKTIVITAS meliputi Corrosion Monitoring dan Failure Analysis
Kebijakan (policy)
Scope dalam kebijakan Manajemen Korosi meliputi:
Semua manajemen penanganan terhadap risiko dan bahaya korosi.
Pengggunaan sumber daya manusia secara efektif.
Pengembangan struktur organisasi yang tepat.
Perubahan sistem sesuai kondisi yang terjadi atau yang diinginkan
Pengorganisasian (organizing)
Perencanaan dan implementasi (planning and implementation)
Perencanaan adapat dibagai dalam tiga kategori, yaitu:
Perencanaan Kerja (Work Planning)
Perencanaan sumber daya yang menangani (Resources Planning)
LANJUTAN
Pengukuran dan monitoring hasil (measuring and
monitoring performance)
Pemeriksaan permulaan, berkala dan khusus
Kaji ulang hasil (reviewing performance)
1. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa maka dapat disimpulkan antara lain : Peluang kegagalan untuk LD Platform sebagai berikut :
a. Sebab anoda sebesar 0,28
b. Sebab terkelupasnya coating sebesar 0,176
Penyebab kegagalan tersebut terletak pada proses pekerjaan baik dari segi pemasangan maupun pengelasan. Korosi sering terjadi di zona A dan B (splash zone). Dengan prosentase sebagai berikut zona A 31.58%, zona B 36.84%, zona C 15.79% dan zona D sebesar 5.26%. Hal ini dikarenakan splash zone memiliki aerasi O2 dan salinitas yang lebih tinggi jika dibanding dengan zona lain serta merupakan daerah perbatasan antara kondisi pasang dan surut sehingga kelembapan berubah-ubah.
KESIMPULAN
2. Risk Priority Number untuk LD Platform sebagai berikut :
a. Sebab Anoda sebesar 0,005
b. Sebab terkelupasnya coating sebesar 0,0005
Dari hasil analisa pada Platform ini, penggantian anoda lebih diprioritaskan daripada
coating. Hal ini terlihat dari nilai RPN untuk sebab anoda lebih besar daripada RPN pada coating. Dari 104 anoda yang terpasang, sebanyak 68 anoda berada pada potensial
dibawah -800mV ketika pengukuran.
3. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa inspeksi untuk anoda dan coating perlu dilakukan minimal sekali dalam lima tahun, hal ini bertujuan untuk memperkecil resiko kegagalan yang terjadi akibat korosi dengan memeriksa secara kontinu pada sistem proteksi katodik yang diterapkan pada LD Platform.
DAFTAR PUSTAKA
Andrews J.D., dan S.J. Dunnett. 2009. "Event Tree Analysis Using Binary Decision Diagrams". Http://www. google.com .
Badan Klasifikasi Indonesia. 2006. Report Complete Inspection LD Platform: Jakarta. Beumer. 1985. Ilmu Bahan Logam Jilid 1. Bharata Karya Aksara : Jakarta.
Ega. 2009. "BAB 6 Manajemen Resiko”. Http://ega.staff.gunadarma.ac.id
Fontana. Mars.G.1987. Corrosion Engineering Association of Corrotion Engineering (NACE) Standart. Tokyo : McGraw-Hill Book Company
Gellings, P.J.1985. Introduction to Corrosion Prevention and Control. Delft, Netherlands: Delft University Press.
Ikhsan, ILmi. 2008. Sistem Manajemen Korosi dan Studi Aplikasinya untuk Pipa Penyalur Gas Lepas Pantai Yang Beresiko Top Of Line Corrosion. Mechanical Engineering : ITB.
INDOCOR. 2001. Training Sertifikasi Korosi. Indonesian Corrosion Association.
Kristiansen, S. 2004. MARITIME TRANSPORTATION : Safety Management and Risk Analysis. Butterworth-Heinemann.