LAPORAN KEUANGAN
TAHUN ANGGARAN 2016
AUDITED
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
I
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Lembaga Administrasi Negara adalah salah satu entitas pelaporan sehingga berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.
Diharapkan Laporan Keuangan ini dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas / pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Lembaga Administrasi Negara. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Jakarta, April 2017
Dr. Adi Suryanto, M.Si
II DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar I i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii
Daftar Isi II
Daftar Tabel III iv Ringkasan 1
Pernyataan Telah Direviu IV
Pernyataan Tanggungjawab V
Lampiran dan Daftar VI
Ringkasan 1
I. Laporan Realisasi Anggaran 3 3
II. Neraca 4 4
III. Laporan Operasional 5
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6
V. Catatan atas Laporan Keuangan 7 5
A. Penjelasan Umum 7
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 20
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 34
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 78
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 84
F. Pengungkapan Penting Lainnya 90
5
III DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 21
Tabel 2 Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015 21
Tabel 3 Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016 24
Tabel 4 Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2016 24
Tabel 5 Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan 2015 25
Tabel 6 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2016 dan 2015 25
Tabel 7 Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2016 dan 2015 27
Tabel 8 Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015 31
Tabel 9 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2016 dan
2015
32
Tabel 10 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 2016 dan 2015
32
Tabel 11 Perbandingan Realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan TA 2016 dan 2014
33
Tabel 12 Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015 33
Tabel 13 Perbandingan Kas di Bendahara Penerimaan TA 2016 dan 2015 34
Tabel 14 Perbandingan Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas TA 2016 dan 2015 35
Tabel 15 Perbandingan Rincian Piutang PNBP TA 2016 dan 2015 36
Tabel 16 Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih 38
Tabel 17 Perbandingan Rincian Persediaan TA 2016 dan 2015 39
Tabel 18 Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 64
Tabel 19 Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 72
Tabel 20 Rincian Koreksi Nilai Persediaan 84
Tabel 21 Rincian Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi Tahun 2016 85
IV LAMPIRAN
Rincian Nilai Perolehan, Beban Penyusutan/Amortisasi, Akumulasi Penyusutan/Amortisasi dan Nilai Buku Aset Tetap
Kajian Lembaga Administrasi Negara Tahun 2016
Daftar Rekening Lembaga Administrasi Negara Tahun 2016 Rekap Mahasiswa STIA S1 dan S2 Tahun 2016
Daftar Skripsi dan Tesis STIA Tahun 2016
IV
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
LAPORAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2016
Kami telah mereviu Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negarauntuk tahun anggaran 2016 berupa Neraca per tanggal 31 Desember 2016, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut. Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah merupakan penyajian manajemen Lembaga Administrasi Negara.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Reviu mempunyai ruang lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang bertujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi pendapat semacam itu.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang kami sebutkan di atas disajikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait.
Jakarta, 21 April 2017 Inspektur
Dra. Etty Kurniasih, M.Si
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
JL Veteran No 10, JAKARTA 10110
TELEPON 021 3544021-6, FAXIMILE 0213848792,3520260
V
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Jakarta, 25 April 2017
Kepala Lembaga Administrasi Negara
Dr. Adi Suryanto, M.Si
-1-
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara Tahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2016.
Realisasi Pendapatan Negara TA 2016 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp73.390.921.159,00 atau mencapai 100,53 persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp73.007.560.000,00.
Realisasi Belanja Negara pada TA 2016 adalah sebesar Rp268.162.463.444,00 atau mencapai 95,15 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp281.839.971.000,00.
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas per 31 Desember 2016.
Nilai Aset per 31 Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp934.793.651.639,00 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp6.619.169.638,00, Aset Tetap (neto) sebesar Rp926.507.764.434,00 dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp1.666.717.567,00.
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp4.512.030.100,00 dan Rp930.281.621.539,00.
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp72.909.372.275,00, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp276.135.480.713,00 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp203.226.108.438,00. Kegiatan Non Operasional dan Pos - Pos Luar Biasa masing-masing sebesar
Rp(191.494.250,00) dan Rp(0,00) sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar
-2-
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2016 adalah sebesar Rp938.229.898.160,00, Defisit-LO sebesar Rp203.417.602.688,00, ditambah dengan koreksi – koreksi sebesar Rp(1.121.260.642,00) dan transaksi antar entitas senilai total Rp196.590.586.709,00, sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2016 adalah senilai Rp930.281.621.539,00.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2016 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
- 3 -
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah) 31 DESEMBER 2015
ANGGARAN REALISASI REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 73.007.560.000,00 73.390.921.159,00 100,53 62.436.528.102,00
JUMLAH PENDAPATAN 73.007.560.000,00 73.390.921.159,00 100,53 62.436.528.102,00 BELANJA B.2 Belanja Operasi 281.839.971.000,00 268.162.463.444,00 95,15 254.103.537.001,00 Belanja Pegawai B.3 105.456.523.000,00 103.997.899.664,00 98,62 96.216.356.094,00 Belanja Barang B.4 158.938.821.000,00 148.027.517.584,00 93,13 130.757.062.212,00 Belanja Modal B.5 17.444.627.000,00 16.137.046.196,00 92,50 27.130.118.695,00 JUMLAH BELANJA 281.839.971.000,00 268.162.463.444,00 95,15 254.103.537.001,00 % thd Angg CATATAN URAIAN 31 DESEMBER 2016
- 4 -
II. NERACA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
CATATAN 31 DESEMBER 2016 31 DESEMBER 2015
Kas di Bendahara Penerimaan C.1 - 16.000.000,00 Kas Lainnya dan Setara Kas C.2 3.576.103.679,00 3.453.157.494,00 Piutang Bukan Pajak C.3 214.777.332,00 -Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.4 (1.073.886,00) -Piutang Bukan Pajak Netto C.5 213.703.446,00 -Persediaan C.6 2.829.362.513,00 2.592.236.360,00 Jumlah Aset Lancar 6.619.169.638,00 6.061.393.854,00 Tanah C.7 511.094.866.313,00 511.094.866.313,00 Peralatan dan Mesin C.8 163.186.572.711,00 154.768.566.174,00 Gedung dan Bangunan C.9 458.833.652.138,00 453.244.053.091,00 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.10 6.272.611.127,00 6.272.611.127,00 Aset Tetap Lainnya C.11 4.469.312.727,00 4.301.672.327,00 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.12 (217.349.250.582,00) (197.275.875.585,00) Jumlah Aset Tetap 926.507.764.434,00 932.405.893.447,00
ASET LAINNYA
Aset Tidak Berwujud C.13 3.780.223.900,00 4.016.166.100,00 Aset Lain-Lain C.14 1.676.851.325,00 1.062.225.211,00 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.15 (3.790.357.658,00) (893.237.257,00) Jumlah Aset Lainnya 1.666.717.567,00 4.185.154.054,00
JUMLAH ASET 934.793.651.639,00 942.652.441.355,00
-Utang Kepada Pihak Ketiga C.16 3.602.330.221,00 3.456.855.480,00 Pendapatan Diterima di Muka C.17 715.332.750,00 689.769.811,00 Utang Jangka Pendek Lainnya C.18 194.367.129,00 275.917.904,00
4.512.030.100,00 4.422.543.195,00 Ekuitas C.19 930.281.621.539,00 938.229.898.160,00 JUMLAH EKUITAS 930.281.621.539,00 938.229.898.160,00 934.793.651.639,00 942.652.441.355,00 URAIAN KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS ASET
ASET TETAP ASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
- 5 -
`III. LAPORAN OPERASIONAL
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
CATATAN 2016 2015
D.1
Penerimaan Negara Bukan Pajak 72.909.372.275,00 61.440.867.943,00
72.909.372.275,00
61.440.867.943,00
Beban Pegawai D.2 103.826.329.661,00 96.237.652.198,00
Beban Persediaan D.3 3.387.263.356,00 9.552.242.696,00
Beban Barang dan Jasa D.4 116.032.766.091,00 90.198.879.529,00
Beban Pemeliharaan D.5 11.462.856.718,00 13.775.259.066,00
Beban Perjalanan Dinas D.6 17.232.574.645,00 15.129.694.809,00
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 1.143.663.810,00 1.511.041.162,00
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 23.048.952.546,00 23.265.662.060,00
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 1.073.886,00 (755.841,00)
276.135.480.713,00
249.669.675.679
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (203.226.108.438,00) (188.228.807.736)
D.10
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 243.275.331,00 72.950.000,00
Beban Pelepasan Aset Non Lancar 433.525.350,00 1.474.507.518,00
Pendapatan Dari Kegatan Non Operasional Lainnya 123.964.541,00 -Beban Dari Kegatan Non Operasional Lainnya 125.208.772,00
-SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL (191.494.250,00) (1.401.557.518)
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (203.417.602.688,00) (189.630.365.254)
-SURPLUS/DEFISIT LO (203.417.602.688,00) (189.630.365.254) URAIAN BEBAN JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL
POS LUAR BIASA KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN
- 6 -
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
EKUITAS AWAL
E.1
938.229.898.160,00
933.383.632.421,00
SURPLUS/DEFISIT LO
E.2
(203.417.602.688,00)
(189.630.365.254,00)
KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS
Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar
E.3
Penyesuaian Nilai Aset
E.3.1
-
176.998.856,00
Koreksi Nilai Persediaan
E.3.2
31.050.000,00
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi
E.3.3
(1.349.021.256,00)
130.213.812,00
Koreksi Lain - Lain
E.3.4
196.710.614,00
629.559.428,00
JUMLAH
(1.121.260.642,00)
936.772.096,00
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
E.4
196.590.586.709,00
193.539.858.897,00
EKUITAS AKHIR
E.5
930.281.621.539,00
938.229.898.160,00
- 7 -
A. PENJELASAN UMUM
A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Lembaga Administrasi Negara
Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis
Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang mengemban amanah untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, dituntut untuk menjadi contoh (role model) bagi reformasi administrasi diharapkan mampu membuktikan diri sebagai organisasi pemerintah berkinerja tinggi. Berdasarkan Undang-Undang No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara merupakan lembaga pemerintah non kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. Lembaga Administrasi Negara mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara.
Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara membawa konsekuensi perubahan organisasi (restrukturisasi) dan tata kerja yaitu dengan ditetapkannya Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara.
Reorganisasi yang telah dilaksanakan LAN memantapkan peran LAN secara lebih solid untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan tata kelola pemerintahan di Indonesia, khususnya melalui peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN dan perbaikan kebijakan. Kebijakan yang tertuang dalam Perpres No. 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (LAN) memberikan kesempatan bagi LAN untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional tertentu di bidang administrasi negara;
2. Pengkajian administrasi Negara di bidang kebijakan reformasi administrasi, desentralisasi dan otonomi daerah, sistem administrasi Negara, dan hukum administrasi negara;
3. Pengembangan inovasi administrasi Negara di bidang tata pemerintahan, pelayanan publik serta kelembagaaan dan sumberdaya aparatur;
- 8 -
4. Pemberian fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi Pemerintah di bidang administrasi negara;
5. Pembinaan, penjaminan mutu, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur negara;
6. Pembinaan jabatan fungsional tertentu yang menjadi kewenangan LAN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Pengembangan kapasitas administrasi negara; dan
8. Pembinaan dan penyelenggaraan dukungan administrasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.
Dukungan kebijakan lain, antara lain dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara memberikan kesempatan bagi LAN untuk berkiprah sesuai dengan mandat dalam kebijkan tersebut. LAN berpotensi besar untuk menyukseskan pelaksanaan reformasi birokrasi. Reformasi sumber daya aparatur negara dapat dilakukan dengan melakukan pembinaan, pelatihan, pendampingan terhadap aparatur sipil negara di Indonesia. Dalam era desentralisasi, peran daerah semakin kuat dalam tugasnya sebagai penyedia layanan publik terdekat. Terkait dengan hal ini, terbuka kesempatan bagi LAN untuk berperan dalam memberikan dorongan kepada instansi-instansi daerah untuk melakukan reformasi pelayanan publik melalui program-program yang inovatif.
LAN yang telah ditunjuk sebagai instansi Pembina jabatan fungsional analis kebijakan juga memiliki peran strategis dalam meningkatkan tata kualitas kebijakan di Indonesia dengan melakukan pembinaan analis kebijakan. Keberadaan seorang analis kebijakan di Indonesia saat ini belum optimal dalam pelaksanaan proses kebijakan publik. Padahal, salah satu kegagalan implementasi kebijakan di Indonesia selama ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman para pembuat kebijakan dan berbagai kelemahan dalam formulasi kebijakan yang kurang didukung dengan analisis kebijakan yang baik. Dengan mandat yang diberikan pada LAN, membuka kesempatan untuk berkontribusi dalam perbaikan kualitas kebijakan publik melalui pembinaan analis kebijakan.
Renstra Lembaga Administrasi Negara 2015-2019 mencakup berbagai upaya Lembaga Administrasi dalam melaksanakan amanat pembentukan organisasi Lembaga Administrasi Negara yang dilaksanakan untuk mendukung tercapainya visi dan misi nasional pada Pemerintahan hasil Pemilihan Presiden Tahun 2014.
- 9 -
Untuk mewujudkan tujuan diatas Lembaga Administrasi Negara berkomitmen dengan visi “Menjadi rujukan bangsa dalam pembaharuan Administrasi Negara”.
Misi Lembaga Administrasi Negara adalah memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan kapasitas aparatur negara dan sistem administrasi negara guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik, melalui :
1. Pengembangan Inovasi Administrasi Negara; 2. Pengkajian Kebijakan;
3. Pembinaan dan Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur negara; 4. Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Administrasi.
Berdasarkan sembilan agenda prioritas pembangunan dan arah kebijakan umum Pembangunan Nasional, maka arah kebijakan Lembaga Administrasi Negara didasarkan pada Visi Nasional untuk membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Sesuai dengan prioritas nasional, Visi tersebut diimplementasikan salah satunya dengan menjalankan agenda reformasi birokrasi secara konsisten. Oleh karena itu, sejalan dengan tugas dan fungsi yang diemban Lembaga Administrasi Negara, Kebijakan dalam Renstra 2015-2019 Lembaga Administrasi Negara ini diarahkan pada:
Meningkatnya kualitas hasil kebijakan
Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme ASN
Meningkatnya pengembangan dan praktek inovasi di bidang administrasi Negara Terwujudnya pengembangan dan penerapan ilmu administrasi negara
Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan, tata laksana, dan SDM aparatur LAN yang profesional, serta akuntabilitas lembaga
Adapun Strategi yang akan dilaksanakan oleh Lembaga Administrasi Negara untuk memujudkan agenda tersebut adalah melalui:
Peningkatan kualitas kebijakan
Peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN
Pengembangan dan praktek inovasi di bidang administrasi negara Pengembangan dan penerapan ilmu administrasi negara
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, tata laksana, dan SDM Aparatur LAN yang profesional serta akuntabilitas lembaga
Peraturan Presiden No. 57 tahun 2013 menjadi acuan penyusunan struktur LAN baru. Adapun struktur baru terdiri atas:
- 10 -
1) Sekretariat UtamaSekretariat Utama mempunyai tugas melaksananakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan LAN.
a. Koordinasi kegiatan di lingkungan LAN;
b. Koordinasi penyusunan rencana program dan kegiatan di lingkungan LAN; c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi di lingkungan LAN;
d. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama, dan hubungan masyarakat;
e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;
f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik negara/kekayaan negara; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala
2) Deputi Bidang Kajian Kebijakan
Deputi Bidang Kajian Kebijakan mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengkajian reformasi admnistrasi, sistem administrasi negara dan hukum administrasi negara, desentralisasi dan otonomi daerah, serta pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan.
a. Merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi kebijakan di bidang pengkajian reformasi administrasi, sistem administrasi negara dan hukum administrasi negara, desentralisasi dan otonomi daerah serta pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan;
b. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pengkajian dan pelaksanaan kebijakan reformasi administrasi, sistem administrasi negara dan hukum administrasi negara, desentralisasi dan otonomi daerah, serta pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan;
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala. 3) Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur, serta pembinaan jabatan fungsional Widyaiswara.
- 11 -
a. Merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi kebijakan teknis di bidang pendidikan dan pelatihan sumberdaya aparatur serta pembinaan jabatan fungsional widyaiswara;
b. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur serta pembinaan jabatan fungsional widyaiswara; dan c. Melaksanakan tugas lain yang terkait yang diberikan oleh kepala.
4) Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara
Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan pengembangan inovasi administrasi negara di bidang tata pemerintahan, pelayanan publik, serta kelembagaan dan sumberdaya aparatur.
Secara lebih rinci, Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara
menyelenggarakan fungsi:
a. Merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi kebijakan inovasi administrasi negara di bidang tata pemerintahan, pelayanan publik, serta kelembagaan dan sumberdaya aparatur.
b. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi inovasi administrasinegara di bidang tata pemerintahan, pelayanan publik, serta kelembagaan dan sumberdaya aparatur, dan
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala.
Sekolah Ilmu Administrasi Negara (STIA LAN) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 1999 jo Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 535 Tahun 1999 adalah perguruan tinggi kedinasan yang bertanggungjawab kepada Kepala LAN dengan menyelenggarakan program pendidikan akademik dan profesional di bidang Ilmu Administrasi Negara bagi pegawai negeri.
Berdasarkan peran dan mandat STIA LAN yang dijabarkan dalam tugas pokok dan fungsinya dalam menyelenggarakan sebagian tugas Lembaga Administrasi Negara, dirumuskan Visi STIA LAN sebagai cerminan gambaran peran dan kondisi yang ingin diwujudkan di masa depan. Hal tersebut sekaligus merefleksikan kesinambungan upaya pengembangan dan pemantapan penyelenggaraan sistem pendidikan tinggi dibidang ilmu administrasi bagi Aparatur Negara yang meliputi pegawai ASN/PNS, anggota TNI/POLRI, pegawai BUMN/D, anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota khususnya di wilayah Indonesia Bagian Timur, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- 12 -
Rincian jumlah satker pada masing-masing Eselon I adalah sebagai berikut :
No Eselon I Satker
1 Lembaga Administrasi Negara 8
8 Jumlah Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Tahun 2016
A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Tahun 2016 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Lembaga Administrasi Negara. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
Basis Akuntansi
A.3. Basis Akuntansi
Lembaga Administrasi Negara menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dasar
Pengukuran
A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Lembaga Administrasi Negar dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
- 13 -
KebijakanAkuntansi
A.5. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2016 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara adalah sebagai berikut:
Pendapatan-LRA
(1) Pendapatan- LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Pendapatan-LO
(2) Pendapatan- LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-LO pada Lembaga Administrasi Negara diakui pada saat Pendapatan terealisasi, yaitu pada saat terdapat aliran masuk sumber daya ekonomi dan/ atau pada saat timbulnya hak atas pendapatan, yaitu sebagai berikut:
o Pendapatan Jasa Diklat setelah pelatihan selesai dilaksanakan
o Pendapatan Sewa Gedung secara proporsional antara nilai dan periode waktu
- 14 -
o Pendapatan SPP diakui setelah penyelenggaraan perkuliahan telah diterima oleh mahasiswa
o Pendapatan Denda pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan.
o Pendapatan lain-lain pada saat waktu terjadinya.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja (3) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban (4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
- 15 -
Aset (5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset Lainnya.
Aset Lancar a. Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Piutang diakui apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan / Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan / atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
- Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal.
- Berdasarkan Surat Edaran dari Kementerian Keuangan nomor
S-5660/PB.6/2016 tanggal 19 Juli 2016 tentang Kebijakan Akuntansi dalam Rangka Penyusunan LKKL.
Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut .
Kualitas Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh
tempo 0.5%
Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan 10%
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%
Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 100%
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
- 16 -
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan :
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.
Aset Tetap b. Aset Tetap
Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke aset lain – lain pada pos aset lainnya.
Aset Tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan
dari neraca pada saat penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.
Penyusutan Aset Tetap
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
- 17 -
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis
lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Aset Lainnya d. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat netto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
- 18 -
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat
Software Komputer 4 tahun
Franchise 5 tahun
Lisensi, Hak Paten Sederhada, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
10 tahun
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim
20 tahun
Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan
Varietas Tanaman Tahunan 25 tahun
Hak Cipta atas Ciptaan Gol. II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram
50 tahun
Hak Cipta atas Ciptaan Gol. I 70 tahun
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
- 19 -
Kewajiban (6) Kewajiban
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas (7) Ekuitas
Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas
- 20 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Selama periode berjalan, Lembaga Administrasi Negara telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA Awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai berikut :
Anggaran Awal Anggaran Setelah Revisi
Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan
Pemindahtanganan) Serta Pendapatan dan Penjualan
2.249.850.000,00 2.249.550.000,00 Pendapatan Jasa 38.145.967.000,00 50.083.360.000,00 Pendapatan Pendidikan 18.342.750.000,00 20.674.650.000,00 58.738.567.000,00 73.007.560.000,00 Belanja Pegawai 97.573.495.000,00 105.456.523.000,00 Belanja Barang 160.029.411.000,00 158.938.821.000,00 Belanja Modal 15.543.577.000,00 17.444.627.000,00 273.146.483.000,00 281.839.971.000,00 Belanja Jumlah Belanja Jumlah Pendapatan 2016 Uraian Pendapatan
Sedangkan apabila dilihat dari program Lembaga Administrasi Negara maka perubahannya adalah sebagai berikut :
Anggaran Awal Anggaran Setelah Revisi
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya LAN
173.301.361.000,00
174.271.728.000,00
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur LAN
13.450.000.000,00
12.841.586.000,00 Program Pengkajian Administrasi
Negara dan Diklat Aparatur Negara
86.395.122.000,00 94.726.657.000,00 Total Belanja 273.146.483.000,00 281.839.971.000,00 Program TA 2016 Realisasi Pendapatan Rp73.390.921.159,00 B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp73.390.921.159,00 atau mencapai 100,53 % dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp73.007.560.000,00.
Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan Lembaga Administrasi Negara adalah sebagai berikut:
- 21 -
Tabel 1
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan 2.249.550.000,00 3.038.793.302,00 135,08 Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan
Pendapatan Jasa 50.083.360.000,00 49.609.861.000,00 99,05 Pendapatan Pendidikan 20.674.650.000,00 20.532.010.009,00 99,31 Pendapatan Iuran dan Denda - 9.165.300,00 0,00 Pendapatan Lain-Lain - 201.091.548,00 0,00
Jumlah 73.007.560.000,00 73.390.921.159,00 100,53
Uraian
TA 2016
Anggaran Realisasi % Real Angg.
Realisasi Pendapatan untuk periode sampai dengan TA 2016 dibandingkan dengan TA 2015 terdapat kenaikan sebesar 17,54%. Hal ini disebabkan karena meningkatnya pendapatan dari penyelenggaraan Diklatpim dan pendapatan dari pendidikan (SPP Mahasiswa STIA).
Tabel 2
Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015
REALISASI REALISASI TA 2016 TA 2015 3.038.793.302,00 3.599.166.645,00 (15,57) Pendapatan Jasa 49.609.861.000,00 40.486.712.181,00 22,53 Pendapatan Pendidikan 20.532.010.009,00 17.610.500.000,00 16,59
Pendapatan Iuran dan Denda 9.165.300,00 6.580.676,00 39,28 Pendapatan Lain-lain 201.091.548,00 733.568.600,00 (72,59) Jumlah 73.390.921.159,00 62.436.528.102,00 17,54 URAIAN NAIK (TURUN) % Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindatanganan) serta
B.1.1 Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtangan) serta Pendapatan dari Penjualan
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Pendapatan Dari Penjualan Peralatan dan Mesin
0,00 21.994.333,00 17.000.000,00
b Pendapatan Dari Pemindahtanganan BMN lainnya
0,00 221.280.998,00 55.950.000,00
c Pendapatan Sewa Tanah,
Gedung dan Bangunan 2.170.450.000,00 2.783.517.971,00 3.526.216.645,00
d Pendapatan Sewa Peralatan
dan Mesin 79.100.000,00 12.000.000,00 0,00
Jumlah 2.249.550.000 ,00 3.038.793.302 ,00 3.599.166.645,00
Realisasi Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan adalah sebesar Rp3.038.793.302,00 atau 135,08% dari estimasi pendapatannya sebesar Rp2.249.550.000,00.
- 22 -
B.1.2 Pendapatan Jasa
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi dan Teknologi Sesuai Dengan Tugas dan Fungsi Masing- Masing Kementerian dan Pendapatan DJBC
50.083.360.000,00 49.640.122.000,00 40.486.712.181,00
Jumlah 50.083.360.000,00 49.640.122.000,00 40.486.712.181,00
Pengembalian Pendapatan 0,00 30.261.000,00 0,00
Jumlah Netto 50.083.360.000,00 49.609.861.000,00 40.486.712.181,00
Realisasi Pendapatan Jasa adalah senilai Rp49.609.861.000,00 atau 99,05% dari estimasi pendapatannya senilai Rp50.083.360.000,00. Bila dibandingkan realisasi TA 2015, realisasi TA 2016 ini mengalami kenaikan senilai Rp9.123.148.819,00 atau 22,53%. Kenaikan pendapatan jasa disebabkan diantaranya bertambahnya kegiatan penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) dan bertambahnya kegiatan penilaian kompetensi.
Pada pengelolaan pendapatan TA 2016, terdapat pengembalian pendapatan senilai Rp30.261.000,00. Pengembalian pendapatan tersebut merupakan pengembalian atas kelebihan penyetoran 1 (satu) orang peserta Diklat Pepemimpinan tingkat II pada satker PKP2A III LAN.
B.1.3 Pendapatan Pendidikan
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Pendapatan Uang
Pendidikan 17.451.400.000,00 17.426.560.003,00 16.827.250.000,00
b Pendapatan Uang Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat dan Akhir Pendidikan
1.433.050.000,00 1.388.900.006,00 545.250.000,00
c Pendapatan Pendidikan Lainnya
1.790.200.000,00 1.716.550.000,00 238.000.000,00
Jumlah 20.674.650.000,00 20.532.010.009,00 17.610.500.000,00
Realisasi Pendapatan Pendidikan adalah sebesar Rp20.532.010.009,00 atau 99,31% dari estimasi pendapatannya sebesar Rp20.674.650.000,00. Bila dibandingkan dengan TA 2015 realisasi pendapatan pendidikan TA 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp2.921.510.009,00 atau 16,59%. Hal ini disebabkan diantaranya pengenaan tarif dan jenis PNBP baru berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 2016, berupa penerimaan seminar proposal tesis S2 dan ujian laporan akhir skripsi S1 dan tesis S2 serta penerimaan uang wisuda yang menambah jumlah pendapatan uang ujian masuk, kenaikan tingkat dan
- 23 -
akhir pendidikan yang ditetapkan per tanggal 15 April 2016
B.1.4 Pendapatan Iuran dan Denda
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintahan 0,00 9.165.300,00 6.580.676,00 Jumlah 0,00 9.165.300,00 6.580.676,00
Pendapatan Iuran dan Denda sebesar Rp9.165.300,00 terdapat pada satker PKP2A III LAN sebesar Rp6.402.400,00 merupakan pembayaran denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pengadaan peralatan dan mesin berupa kursi sofa dan satker PKP2A IV LAN sebesar Rp2.762.900,00 merupakan pembayaran denda keterlambatan Pekerjaan Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Kantor PKP2A IV LAN. Bila dibandingkan dengan TA 2015 realisasi pendapatan iuran dan denda TA 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp2.584.624,00 atau 39,28%.
B.1.5 Pendapatan Lain-Lain
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL
0,00 180.443.257,00 434.009.528,00
b Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL
0,00 13.518.787,00 220.912.000,00
c Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL
0,00 2.748.570,00 0,00
d Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan
0,00 0,00 41.400.000,00
e Pendapatan Anggaran Lain-Lain
0,00 4.380.934,00 37.247.072,00
Jumlah 0,00 201.091.548,00 733.568.600,00
Realisasi Pendapatan Lain-Lain TA 2016 sebesar Rp201.091.548,00 terjadi penurunan jika dibandingkan dengan realisasi TA 2015 sebesar Rp532.477.052,00 atau 72,59%.
Realisasi Belanja Rp268.162.463.444,00
B.2 BELANJA
Realisasi belanja Lembaga Administrasi Negara per 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp268.162.463.444,00 atau 95,15 % dari anggaran belanja sebesar Rp281.839.971.000,00. Rincian anggaran dan realisasi belanja per 31 Desember 2016 tersaji sebagai berikut:
- 24 -
Tabel 3
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016
Anggaran Realisasi % Real
Angg.
Belanja Pegawai 105.456.523.000,00 104.018.893.032,00 98,64
Belanja Barang 158.938.821.000,00 148.319.439.683,00 93,32
Belanja Modal 17.444.627.000,00 16.137.046.196,00 92,50
Total Belanja Kotor 281.839.971.000,00 268.475.378.911,00 95,26 Pengembalian Belanja - (312.915.467,00)
Total Belanja 281.839.971.000,00 268.162.463.444,00 95,15
Uraian
TA 2016
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2016
ANGGARAN REALISASI
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya LAN
174.271.728.000,00
169.519.666.779,00 97,27
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur LAN
12.841.586.000,00
11.850.510.561,00 92,28
Program Pengkajian Administrasi Negara dan Diklat Aparatur Negara
94.726.657.000,00
86.792.286.104,00 91,62
Total Belanja 281.839.971.000,00 268.162.463.444,00 95,15
PROGRAM TA 2016 %
Realisasi belanja TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 5,53% dibandingkan pada tahun 2015. Hal ini disebabkan antara lain :
1. Kenaikan Tunjangan Kinerja menjadi 70% sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 129 tahun 2015 yang mulai berlaku untuk pembayaran tunjangan kinerja pada bulan Juli 2015.
2. Adanya pembayaran gaji ke 14.
3. Peningkatan belanja barang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan.
50,000,000,000 100,000,000,000 150,000,000,000 200,000,000,000
- 25 -
Tabel 5
Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan 2015
URAIAN REALISASI TA 2016 REALISASI TA 2015 NAIK
(TURUN) % Belanja Pegawai 103.997.899.664,00 96.216.356.094,00 8,09 Belanja Barang 148.027.517.584,00 130.757.062.212,00 13,21 Belanja Modal 16.137.046.196,00 27.130.118.695,00 (40,52) Jumlah Belanja 268.162.463.444,00 254.103.537.001,00 5,53 Belanja Pegawai Rp103.997.899.664,00 B.3 Belanja Pegawai
Ralisasi belanja pegawai TA 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp103.997.899.664,00 dan Rp96.216.356.094,00.
Tabel 6
Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2016 dan 2015
Uraian Realisasi TA 2016 Realisasi TA 2015 NAIK
(TURUN)%
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 60.692.615.772,00 57.005.881.385,00 6,47 Belanja Lembur 470.269.000,00 415.845.000,00 13,09 Belanja Pegawai (Tunjangan
Khusus/kegiatan) dan Transito
42.856.008.260,00
39.061.274.161,00
-Jumlah Bruto 104.018.893.032,00 96.483.000.546,00 7,81 Pengembalian Belanja (20.993.368,00) (266.644.452,00) (92,13) Jumlah Netto 103.997.899.664,00 96.216.356.094,00 8,09 B.3.1 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Gaji Pokok PNS 39.058.205.000,00 38.942.026.760,00 35.452.004.680,00 b Belanja Pembulatan Gaji PNS 593.000,00 554.695,00 706.783,00 c Belanja Tunj. Suami/Istri PNS 2.672.472.000,00 2.662.941.674,00 2.563.903.010,00
d Belanja Tunj. Anak PNS 765.600.000,00 758.768.257,00 730.882.550,00 e Belanja Tunj. Struktural 2.441.412.000,00 2.437.050.000,00 2.463.090.000,00 f Belanja Tunj. Fungsional 3.254.366.000,00 3.195.475.000,00 3.051.615.000,00 g Belanja Tunj. PPh PNS 719.356.000,00 667.925.326,00 1.040.234.902,00
h Belanja Tunj. Beras PNS
2.000.435.000,00 1.995.436.560,00 1.966.379.060,00
i Belanja Uang Makan PNS
5.825.380.000,00 5.329.178.000,00 5.396.416.000,00
j Belanja Tunj. Umum PNS
1.112.230.000,00 1.102.515.000,00 1.151.645.000,00
Belanja Tunj. Profesi Dosen 2.666.114.000,00 2.594.140.500,00 2.299.077.800,00 l Belanja Tunj. Kehormatan Profesor 1.055.993.000,00 1.006.604.000,00 889.926.600,00 Jumlah Bruto 61.572.156.000,00 60.692.615.772,00 57.005.881.385,00 Pengembalian 0,00 (19.222.915,00) (109.096.745,00) Jumlah Netto 61.572.156.000,00 60.673.392.857,00 56.896.784.640,00
- 26 -
Belanja Barang Rp148.027.517.584,00
Rp61.572.156.000,00 dan realisasi netto TA 2016 mencapai
Rp60.673.392.857,00 atau 98,54%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015 maka realisasi TA 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp3.776.608.217,00 atau 6,64%.
B.3.2 Belanja Uang Lembur
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Uang Lembur 592.004.000,00 470.269.000,00 415.845.000,00
Jumlah Bruto 592.004.000,00 470.269.000,00 415.845.000,00
Pengembalian 0,00 0,00 (1.586.800,00)
Jumlah Netto 592.004.000,00 470.269.000,00 414.258.200,00
Belanja lembur dianggarkan sebesar Rp592.004.000,00 dan realisasi netto Per TA 2016 mencapai Rp470.269.000,00 atau 79,44%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami peningkatan sebesar Rp56.010.800,00 atau 13,52%.
B.3.3 Belanja Tunjangan Khusus & Belanja Pegawai Transito
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) 43.292.363.000,00 42.856.008.260,00 39.061.274.161,00 Jumlah Bruto 43.292.363.000,00 42.856.008.260,00 39.061.274.161,00 Pengembalian 0,00 (1.770.453,00) (155.960.907,00) Jumlah Netto 43.292.363.000,00 42.854.237.807,00 38.905.313.254,00
Belanja Tunjangan Khusus & Belanja Pegawai Transito dianggarkan sebesar Rp43.292.363.000,00 dan realisasi netto Per 31 Desember 2016 mencapai Rp42.854.237.807,00 atau 98,99%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp3.948.924.553,00 atau 10,15%.
B.4 Belanja Barang
Realisasi belanja barang TA 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp148.027.517.584,00 dan Rp130.757.062.212,00. Realisasi tersebut mengalami kenaikan 5,53% dari realisasi belanja barang TA 2015. Hal ini disebabkan antara lain bertambahnya jumlah kegiatan yang dilakukan diikuti dengan peningkatan belanja barang untuk mendukung rencana strategis.
- 27 -
Tabel 7
Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2016 dan 2015
Belanja Brg Persediaan 1.874.213.052,00 8.047.867.024,00 -Belanja Jasa 27.592.672.125,00 24.588.844.239,00 12,22 Belanja Pemeliharaan 14.367.799.162,00 14.616.798.179,00 (1,70) Belanja Perjalanan Dalam Negeri 16.881.547.992,00 14.652.533.166,00 15,21
Belanja Perjalanan Luar Negeri 374.772.194,00 477.311.643,00 (21,48) Belanja Barang Fisik Lainnya Utk
Diserahkan Kpd Masy/Pemda
155.184.200,00
(100,00) Belanja Barang Lainnya Utk Diserahkan
Kpd Masy/Pemda 1.545.528.291,00 615.573.500,00 151,07 Jumlah Bruto 148.319.439.683,00 130.771.670.212,00 13,42 Pengembalian Belanja (291.922.099,00) (14.608.000,00) 1.898,37 Jumlah Netto 148.027.517.584,00 130.757.062.212,00 13,21 18.055.702.370,00 17,37 30,12 64.490.721.332,00 49.561.855.891,00 Belanja Barang Non Operasional
Belanja Barang Operasional
Uraian REALISASI TA 2016 REALISASI TA 2015 NAIK(TURUN)%
21.192.185.535,00
B.4.1 Belanja Barang Operasional
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a. Belanja Keperluan Perkantoran 19.026.550.000,00 18.961.360.883,00 15.753.267.891,00 b. Belanja Penambah DayaTahan Tubuh 268.620.000,00 233.118.500,00 370.115.380,00 c. Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat
828.559.000,00 133.391.925,00 147.419.599,00 d. Belanja Honor Operasional Satuan Kerja 1.840.490.000,00 1.824.040.000,00 1.724.940.000,00 e. Belanja Operasional Lainnya 75.225.000,00 40.274.227,00 59.959.500,00 Jumlah Bruto 22.039.444.000,00 21.192.185.535,00 18.055.702.370,00 Pengembalian 0,00 (2.544.982,00) 0,00 Jumlah Netto 22.039.444.000,00 21.189.640.553,00 18.055.702.370,00
Belanja Barang Operasional dianggarkan sebesar Rp22.039.444.000,00 dan realisasi netto TA 2016 mencapai Rp21.189.640.553,00 atau 96,14%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp3.133.938.183,00 atau 17,36%.
B.4.2 Belanja Barang Non Operasional
- 28 -
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Bahan b Belanja Honor Output
Kegiatan
c Belanja Barang Non Operasional Lainnya 27.242.552.000,00 21.101.143.000,00 21.787.928.000,00 24.663.333.828,00 18.338.705.000,00 21.488.682.504,00 12.233.648.129,00 19.640.573.500,00 17.687.634.262,00 Jumlah Bruto 70.131.623.000,00 64.490.721.332,00 49.561.855.891,00 Pengembalian 0,00 (272.108.650,00) (14.458.000,00) Jumlah Netto 70.131.623.000,00 64.218.612.682,00 49.547.397.891,00
Belanja Barang Non Operasional dianggarkan sebesar Rp70.131.623.000,00 dan realisasi netto TA 2016 mencapai Rp64.218.612.682,00 atau 91,57%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp14.943.323.441,00 atau 30,12%.
Kenaikan tersebut dihasilkan diantaranya penambahan pelaksanaan kegiatan pada TA 2016 sehingga menuntut terpenuhinya kebutuhan belanja barang non operasional.
B.4.3 Belanja Barang Persediaan
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Brg Persediaan Brg Konsumsi
1.899.210.000,00 1.854.914.052 ,00 8.047.867.024 ,00
b. Belanja Brg Persediaan Pita Cukai, Materai & Leges
19.300.000,00 19.299.000,00 0,00
Jumlah Bruto 1.918.510.000,00 1.874.213.052 ,00 8.047.867.024 ,00
Pengembalian 0,00 0,00 (0,00)
Jumlah Netto 1.918.510.000,00 1.874.213.052,00 8.047.867.024 ,00
Belanja Barang Persediaan dianggarkan sebesar Rp1.918.510.000,00 dan realisasi netto TA 2016 mencapai Rp1.874.213.052,00 atau 97,69%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami penurunan senilai Rp6.173.653.972,00 atau 76,71%.
Penurunan tersebut disebabkan antara lain adanya perubahan akun belanja sebagai dampak dari kebijakan penata usahaan persediaan di lingkungan LAN serta implementasi surat Kementerian Keuangan S970/PB/2014 Tentang Perubahan Akun Persediaan tanggal 29 Desember 2014.
B.4.4 Belanja Jasa
- 29 -
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Langganan Listrik 8.756.387.000,00 8.242.050.887,00 8.890.409.381,00
b Belanja Langganan Telepon
568.733.000,00 409.600.492,00 508.924.228,00
c Belanja Langgaanan Air 1.091.748.000,00 1.076.385.260,00 689.753.290,00
d Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya
511.930.000,00 493.005.865,00 379.191.120,00
e Belanja Sewa 1.545.216.000,00 1.420.329.621,00 1.276.782.220,00
f Belanja Jasa Profesi 16.971.400.000,00 15.938.100.000,00 12.830.250.000,00
g Belanja Jasa Lainnya 13.200.000,00 13.200.000,00 13.534.000,00
Jumlah Bruto 29.458.614.000,00 27.592.672.125,00 24.588.844.239,00
Pengembalian 0,00 (7.300.000,00) 0,00
Jumlah Netto 29.458.614.000,00 27.585.372.125,00 24.588.844.239,00
Belanja Jasa dianggarkan sebesar Rp29.458.614.000,00 dan realisasi netto Per TA 2016 mencapai Rp27.585.372.125,00 atau 93,64%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp2.996.527.886,00 atau 12,19%.
Kenaikan tersebut dihasilkan diantaranya penambahan pelaksanaan kegiatan pada TA 2016 sehingga menuntut terpenuhinya kebutuhan belanja barang jasa.
B.4.5 Belanja Pemeliharaan
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
5.122.201.000,00 4.817.823.380,00 6.141.304.468,00
b Belanja Brg Persediaan Pemeliharaan Gedung & Bangunan
833.095.000,00 737.564.552,00 582.599.700,00
c Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
8.146.384.000,00 7.608.806.990,00 7.166.864.911,00 d Belanja Brg Persediaan Pemeliharaan Peralatan & Mesin 1.314.158.000,00 1.203.604.240,00 726.029.100,00 Jumlah Bruto 15.415.838.000,00 14.367.799.162,00 14.616.798.179,00 Pengembalian 0,00 (1.214.818,00) 0,00 Jumlah Netto 15.415.838.000,00 14.366.584.344,00 14.616.798.179,00
Belanja Jasa dianggarkan sebesar Rp15.415.838.000,00 dan realisasi netto Per TA 2016 mencapai Rp14.366.584.344,00 atau 93,19%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami penurunan sebesar Rp250.213.835,00 atau 1,71%.
- 30 -
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Perjalanan Biasa 13.325.221.000,00 12.674.451.592,00 12.407.064.166,00 b Belanja Perjalanan Dinas
Dalam Kota
1.278.035.000,00 1.100.962.400,00 857.530.000,00
c Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
2.920.577.000,00 2.694.900.000,00 1.294.005.000,00
d Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
413.114.000,00 411.234.000,00 93.934.000,00
Jumlah Bruto 17.936.947.000,00 16.881.547.992,00 14.652.533.166,00
Pengembalian 0,00 (8.753.649,00) (150.000,00)
Jumlah Netto 17.936.947.000,00 16.872.794.343,00 14.652.383.166,00
Belanja Perjalanan Dalam Negeri dianggarkan sebesar Rp17.936.947.000,00 dan realisasi netto TA 2016 mencapai Rp16.872.794.343,00 atau 97,07%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp2.220.411.177,00 atau 15,15%.
B.4.7 Belanja Perjalanan Luar Negeri
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Perjalanan Biasa Luar Negeri
184.164.000,00 134.401.000,00 229.969.547,00
b Belanja Perjalanan Lainnya Luar Negeri
259.397.000,00 240.371.194,00 247.342.096,00
Jumlah Bruto 443.561.000,00 374.772.194,00 477.311.643,00
Pengembalian 0,00 0,00 0,00
Jumlah Netto 443.461.000,00 374.772.194,00 477.311.643,00
Belanja Perjalanan Luar Negeri dianggarkan sebesar Rp443.461.000,00 dan realisasi netto TA 2016 mencapai Rp374.772.194,00 atau 84,49%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2015, maka realisasi TA 2016 mengalami penurunan sebesar Rp102.539.449,00 atau 21,48%.
B.4.8 Belanja Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda
TA 2016 TA 2015
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Barang Fisik Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda 0,00 0,00 155.184.200,00 Jumlah Bruto 0,00 0,00 155.184.200,00 Pengembalian 0 ,00 0 ,00 0,00 Jumlah Netto 0,00 0,00 155.184.200,00