• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persediaan Lainnya

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

C.4 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar

C.6.7 Persediaan Lainnya

- 41 -

Rincian saldo nilai persediaan lainnya pada Lembaga Administrasi Negara per TA 2016 dan 2015 sebagai berikut :

TA 2016 TA 2015

a. LAN Jakarta 143.014.157,00 179.194.269,00

b. STIA LAN Makassar 8.597.500,00 71.900,00

c. PKP2A I LAN 5.147.780,00 2.090.053,00

d. PKP2A II LAN 19.053.110,00 25.017.015,00

e. PKP2A III LAN 10.069.280,00 12.891.118,00

f. PKP2A IV LAN 0,00 92.217,00

Jumlah 185.881.827,00 219.356.572,00

Aset Tetap

Rp926.507.764.434,00

Aset Tetap

Jumlah aset tetap per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 sebesar Rp926.507.764.434,00 dan Rp932.405.893.447,00.

Rincian Aset Tetap adalah sebagai berikut :

Jenis Per 31 Desember 2016 Per 31 Desember 2015

Tanah 511.094.866.313,00 511.094.866.313,00

Peralatan dan Mesin 163.186.572.711,00 154.768.566.174,00

Gedung dan Bangunan 458.833.652.138,00 453.244.053.091,00

Jalan, Irigasi dan Jaringan 6.272.611.127,00 6.272.611.127,00

Aset Tetap Lainnya 4.469.312.727,00 4.301.672.327,00

Aset Tetap Sebelum Penyusutan 1.143.857.015.016,00 1.129.681.769.032,00

Akumulasi Penyusutan (217.349.250.582,00) (197.275.875.585,00)

Jumlah Aset Tetap 926.507.764.434,00 932.405.893.447,00

Tanah

Rp511.094.866.313,00

C.7 Tanah

Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Lembaga Administrasi Negara per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp511.094.866.313,00 dan Rp511.094.866.313,00 dengan rincian sebagai berikut :

TA 2016 TA 2015

a. LAN Jakarta 448.730.059.600,00 448.730.059.600,00

b. STIA LAN Bandung 15.547.126.713,00 15.547.126.713,00

c. STIA LAN Makassar 16.434.000.000,00 16.434.000.000,00

d.. PKP2A II LAN 7.183.800.000,00 7.183.800.000,00

e.. PKP2A III LAN 1.939.000.000,00 1.939.000.000,00

h. PKP2A IV LAN 21.260.880.000,00 21.260.880.000,00

Jumlah 511.094.866.313,00 511.094.866.313,00

Adapun bidang tanah yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut :

a.

Tanah seluas 51.265 m2 milik pemda atau instansi lain :

i. Tanah yang dipergunakan untuk perkantoran Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN adalah tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan status hak pakai berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 593/SK.997-PLK/95 tanggal 7 Juni 1995 bahwa

- 42 -

Pemerintah Provinsi Dati I Jawa Barat telah menyetujui status ijin penggunaan tanah seluas + 5 ha di Desa Cikeruh Kecamatan Cikeruh, Kabupaten Sumedang sebagai hak guna pakai. Sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai No. 8 Tahun 2007 bahwa Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN dapat menggunakan tanah tersebut selama dipergunakan (Hak Guna Pakai), dalam hal ini Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN telah menindaklanjuti untuk pelimpahan tanah tersebut menjadi Milik Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN (Milik Pemerintah Republik Indonesia) sebagaimana tertuang dalam Surat Permohonan Nomor. 420/XI/1/1/2008 tanggal 10 Juni 2008 tentang peralihan status kepemilikan tanah. Dari pihak pemerintah Provinsi Jawa Barat, Sekretaris Daerah menyampaikan surat No. 593/2065/PLK tanggal 10 Juli 2008 yang menyampaikan informasi bahwa pada saat itu permohonan peralihan status belum dapat dipenuhi. Setelah itu ditindak lanjuti kembali dengan surat permohonan hibah No. 332/XI/1/1/2011 tanggal 13 April 2011. Setelah surat permohonan disampaikan kepada Gubernur Kepala Daerah Tk. I Jawa Barat, kemudian terbit Surat jawaban No. 593/2520/Pbd tanggal 28 Juni 2011 yang menyatakan bahwa tanah tersebut statusnya berubah dari Hak Guna Pakai menjadi Hak Pinjam Pakai. Terkait dengan hal tersebut, maka Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN pada tanggal 17 Februari 2012 menyampaikan surat permohonan untuk mendapatkan perjanjian Pinjam Pakai kepada Gubernur Jawa Barat selaku pimpinan pemerintah di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Saat surat permohonan tersebut dalam proses pengajuan, telah dilakukan rapat pembahasan mengenai status tanah Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN (fokus kepada proses hibah tanah) dengan berbagai pihak terkait yaitu Biro Perlengkapan Provinsi Jawa Barat, pihak DJKN Kementerian Keuangan dan KPKNL Kota Bandung serta para pejabat struktural LAN pada tanggal 13 Mei 2012 di Kantor Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN. Salah satu hasil rapat memastikan bahwa proses pinjam pakai tanah Jatinangor sedang diproses di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Untuk hibah bisa diajukan tetapi tetap pinjam pakai yang lebih diutamakan.

- 43 -

Hibah dari Sekretaris Utama LAN No. 1388/S.1/RTP.03.02/2012 tanggal 25 Juni 2012 kepada Gubernur Jawa Barat namun belum ada jawaban resmi dari pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya PKP2A I LAN ditawarkan oleh Pemda Jawa Barat untuk pinjam pakai selama 30 tahun, LAN telah melakukan konsultasi ke Direktorasi PKNSI Kemenkeu melalui surat Sekretaris Utama nomor 2902/K.1/RTP.03.2 tanggal 6 September 2013 yang dibalas surat PKNSI Kemenkeu nomor S-1992/KN.5/2013 tanggal 28 Oktober 2013 yang menyatakan bahwa usulan kerjasama pemanfaatan yang merupakan pendayagunaan BMD berupa tanah Pemerintah Pemrov Jawa Barat di Jatinangor yang saat ini dilakukan dengan mekanisme Pinjam Pakai telah sesuai ketentuan, dan akhirnya Pinjam Pakai tanah telah diperpanjang untuk masa 2 tahun berdasarkan Perjanjian antara Pemrov Jawa Barat dengan LAN Nomor 593/64/Pbd(2/S.1/HKM.11.1) tanggal 19 Mei 2014, yang berakhir masa pinjam pakai per 19 Mei 2016. Setelah Sestama mengirim surat nomor 857/S.1/RTB.02.3 tanggal 4 Maret 2016 ke Sekda Provinsi Jawa Barat perihal Pengajuan Perpanjangan Pemanfaatan Tanah (Pinjam Pakai), selanjutnya telah terbit Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 593/Kep.107-PBD/2016 tanggal 1 November 2016 tentang Perjanjian Pinjam Pakai Tanah di Jalan Kiara Payung Nomor 4.7 Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor Daerah Sumedang Kepada PKP2A-I LAN Republik Indonesia.

ii. Tanah seluas 1.265 m2yang berlokasi di Jl. Cimandiri No. 38 Bandung yang dipergunakan untuk perkantoran STIA LAN Bandung, merupakan lahan Sekretariat Negara. Penggunaan tanah ini didasarkan pada MOU No. PERJ/41/Setneg/9/2001 antara LAN dengan Setneg yang berakhir 2011. Melalui surat Kepala LAN No. 193/VIII/6/2010 tertanggal 08 Februari 2010. LAN berupaya mengajukan permohonan kepada Menteri Sekretaris Negara untuk menghibahkan tanah tersebut kepada LAN. Selanjutnya telah terbit perjanjian penggunaan sementara tanah milik Sekretaris Negara RI antara Kementerian Sekretaris Negara RI dengan Lembaga Adminisrasi Negara Nomor Per 19/Kemsetneg/Sesmen/09/2011 tanggal 5 September 2011 dan telah diperpanjang berdasarkan Perjanjian Penggunaan Sementara dari Sekretaris Negara RI nomor PERJ-04/Kemensetneg/Sesmen/09/2013 tanggal 5 September 2013 yang akan berakhir tanggal 5 September 2015.

- 44 -

Pada bulan Juli tahun 2015, STIA LAN Bandung mengajukan kembali permohonan perpanjangan penggunaan lahan dengan nomor surat permohonan 4016/KS.1/RTR.03.2C/2015 yang langsung disampaikan kepada Kemensesneg melalui /Up Bapak Masrukh.

Pada Bulan desember tahun 2015 kami mendapatkan surat pemanggilan dari Kemensesneg mengenai kelanjutan penggunaan lahan tersebut, dimana dari LAN diwakili oleh Bapak Sudardi (Biro Umum) dan Bapak Samiaji (Kasubag BMN) dan dari STIA LAN Bandung Bapak Rhamdani Priatna (Kabag Umum) dan Bapak Achmad Sodik (Kasubag TU dan RT). Dari hasil pertemuan itu tanah Jl Cimandiri No 38 sepakat untuk dihibahkan atau dialih setatuskan kepada STIA LAN Bandung dan sampai sekarang masih dalam proses di Kementerian Keuangan.

Pada tanggal 27 Oktober 2016 LAN telah mendapatkan jawaban final dari Kemensegneg yang ternyata belum bisa menyerahkan/alih status tanah Jalan Cimandiri 38 Bandung ke LAN. Oleh karena itu LAN masih memperpanjang status pinjam pakai tanah, oleh karena itu LAN masih memperpanjang status pinjam pakai tanah. Selanjutnya Kemensetneg telah menerbitkan Perjanjian Penggunaan Sementara Berupa Tanah antara Kemensetneg dengan LAN Nomor PERJ-07/Kemensetneg /Ses/10/2016 I 9/S.1/HKM.03.2 tanggal 25 Oktober 2016.

b. Tanah LAN yang dikuasai oleh pihak lain :

i. Tanah Blok E seluas 3.555 m2 berdasarkan sertifikat nomor 09.01.06.09.4.00082 yang berlokasi di Jl. Administrasi II Pejompongan Jakarta Pusat berstatus sebagai Aset Negara yang dikuasai oleh LAN sejak tahun 1958 hingga sekarang dan dilaporkan sebagai kekayaan negara kepada Kementerian Keuangan. Tanah tersebut diatas dikuasai oleh pegawai Kejaksaan Agung sebagai perumahan dinas sejak tahun 1961 sampai dengan sekarang, LAN telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan pengalihan tanah tersebut melalui berbagai pertemuan dengan Kejaksaaan Agung, DJKN dan penyampaian surat kepada pihak-pihak terkait. Namun pihak-pihak Kejaksaan Agung sampai dengan akhir bulan Desember 2009 belum menyampaikan hasil tindak lanjutnya, sehingga Lembaga Administrasi Negara mengirimkan surat kepada Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: 2044/VIII/7/3/2009 tanggal 31 Desember

- 45 -

2009 perihal Progres Perkembangan Pembebasan Perumahan Pegawai Kejaksaan Agung yang menempati Tanah LAN di Pejompongan dan surat yang ditujukan kepada Wakil Jaksa Agung RI Nomor 491/VII/7/3/2010 tanggal 19 Mei 2010. Kemudian untuk membantu penyelesaian tanah ini, sudah dilakukan pertemuan pada hari Senin, tanggal 21 Maret 2011 bertempat di PPLPN LAN Pejompongan Jakarta Pusat antara LAN, Kejaksaan Agung, BPK dan Penghuni komplek Kejaksaan Agung.

Hasil kesepakatan rapat ini sebagai berikut :

1. Pihak Kejaksaan Agung agar menindaklanjuti pertemuan ini dengan

meminta bukti-bukti/data-data penghunian rumah komplek

Kejaksaan Agung di Jalan Administrasi II Blok E Pejompongan selambatnya akhir April 2011.

2. BPK mengusulkan kepada Kejaksaan Agung untuk segera mengosongkan tanah yang dihuni oleh warga Kejaksaan Agung tahun 2011.

3. Tanah yang dihuni oleh warga Kejaksaan Agung di jalan Administrasi II Blok E Pejompongan Jakarta adalah benar milik LAN dan pihak Kejaksaan Agung mengakui bahwa tanah tersebut tidak tercatat di aset Kejaksaan Agung.

Selanjutnya LAN sudah menyampaikan surat sebagai berikut :

1. Surat Kepala LAN kepada Jaksa Agung Nomor 1007/VIII/7/3/3/2011 tanggal 20 Oktober 2011 perihal Progres Perkembangan Pembebasan Perumahan Pegawai Kejaksaan Agung yang menempati Tanah LAN di Pejompongan.

2. Surat Sekretaris Utama Nomor 095/S.1/RTP.02.3 tanggal 26 September 2012, kepada Anggota Pembina Utama AKN3 BPK RI perihal permohonan bantuan penyelesaian pembebasan perumahan pegawai Kejaksaan Agung yang menempati tanah LAN di Pejompongan.

Dari kedua surat tersebut sampai saat ini belum ada balasannya. Untuk selanjutnya LAN menunggu rekomendasi dari BPK.

Pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2015 telah diadakan pertemuan di ruang Kelas C Graha Wicaksana PPLPN yang dipimpin Kepala Biro Umum, selain pihak LAN pertemuan dihadiri pihak Kejaksaan Agung,

- 46 -

Ketua RW dan RT, serta Kepolisian, tanpa dihadiri satupun warga penghuni mess kejaksaan agung pejompongan padahal sudah diberi undangan rapat oleh LAN. Sebelumnya dari Kejaksaan Agung juga sudah menyampaikan surat nomor B-608/C.6/Cpl/11/2015 tanggal 30 Nopember 2015 kepada warga penghuni mess kejaksaan agung pejompongan perihal pembebasan perumahan pegawai kejaksaan agung yang menempati tanah LAN di pejompongan.

Pihak LAN telah memasang papa nama ‘’ Tanah Milik LAN’ mendapat respon tegas dari penghuni meminta ada pertemuan kembali.

Progres selanjutnya Kejaksaan Agung Republik Indonesia menjawab surat yang dkirimkan oleh Kepala LAN tertanggal 16 Agustus 2016 Nomor 2513/K.1/PTB.02.3 yang menyatakan akan mengembalikan tanah LAN yang ditempati pegawai Kejaksaan Agung sesuai dengan surat tertanggal 12 Oktober 2016 perihal Pengembalian aset barang milik negara berupa tanah. Namun dari pihak warga kejaksaan agung menyampaikan nota tertanggal 10 November 2016 perihal penolakan terhadap penyerahan tanah di blok E petamburan jakarta pusat tersebut kepada LAN.

Pada tanggal 5 Januari 2017 telah disampaikan surat Kepala LAN Nomor 15/K.1/RTB.02.3 perihal Permohonan Bantuan Pengosongan Aset BMN Bangunan/Penghuni Diatas Tanah di Blok E Petamburan Jakarta Pusat Milik Lembaga Administrasi Negara.

ii. Tanah seluas 1.500 m2 yang terletak di jalan tembus Hertasning (PKP2A II LAN Makassar) terkena proyek jalan lingkar dan belum dapat dihapuskan dari buku inventaris, karena tidak adanya dokumen yang dapat dijadikan

dasar untuk mengeluarkan dari buku inventaris. Dokumen

kepemilikannya masih berupa surat pernyataan pelepasan hak atas tanah. Untuk menyelesaikan hal ini LAN sudah melakukan proses pengurusan ke BPN Kota Makassar.

LAN mengirimkan surat kepada Gubernur Sulawesi Selatan tanggal 22 Mei 2012 nomor 1194/K.I/RTP.03.2 perihal permasalahan tanah milik PKP2A II LAN Makassar di Jalan Hertasning Makassar bahwa Pemda untuk segera mengajukan permohonan persetujuan kepada Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang Milik Negara perihal pemindah tanganan BMN milik PKP2A II LAN Makassar Kepada Pemerintah Pemda Sulawesi Selatan

- 47 -

dengan tindak lanjut penjualan ganti rugi, tukar menukar atau hibah dan sampai laporan ini dibuat belum ada jawaban dari Pemda Sulawesi Selatan.

Pada tahun 2014 pihak PKP2A-II LAN Makassar telah melakukan persuratan ke KPKNL Makassar terkait persetujuan hibah tanah ke Pemda Kota Makassar, selanjutnya pihak KPKNL Makassar menerus limpahkan ke DJKN Pusat Jakarta.

Pihak PKP2A II LAN Makassar berkoordinasi dengan LAN Pusat dan kantor DJKN Pusat terkait surat yang diterus limpahkan dari KPKNL Makassar ke DJKN Pusat. Atas saran pembina DJKN maka pihak PKP2A-II Makassar telah melakukan perubahan kodefikasi tanah dan proses penetapan status penggunaan ke KPKNL Makassar, untuk selanjutnya akan dilakukan alih status penggunaan tanah kepada Pemda Kota Makassar.

Penghibahan tanah ke Pemkot Makassar dalam proses persetujuan hibah dari KPKNL Makassar yang dilakukan sejak tahun 2011. Dokumen pendukung proses penghibahan tanah ke Pemkot Makassar telah dilampirkan berupa Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah oleh Pemkot Makassar ditandatangani Kepala BPKAD Kota Makassar nomor 900/419/BPKA/X/2014 tanggal 09 Oktober 2014, namun dikarenakan karena proses yang lama surat Pernyataan Kesediaan Menerima Aset dianggap kadaluarsa karena menurut KPKNL sudah melebihi masa berlaku 6 bulan sehingga harus diperbaharui.

Selanjutnya berdasarkan hasil informasi kepada pihak KPKNL Makassar tanggal 1 Maret 2017 diketahui bahwa pihak yang seharusnya menandatangani surat pernyataan bersedia menerima hibah adalah Walikota Makassar. Pihak Pemkot Makassar dan KPKNL Makassar terjadi perbedaan persepsi mengenai penerima hibah tanah tersebut sehingga proses persetujuan hibah tersebut belum dapat dilanjutkan. Penerima hibah tanah seharusnya Sekretaris Kota Makassar selaku Pengelola Barang Daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2014.

Selanjutnya PKP2A-II Makassar meminta kesediaan Pemkot Makassar untuk menerima hibah tanah secara tertulis. Surat Pernyataan bersedia menerima hibah Oleh Pemkot Makassar sebenarnya telah ditandatangani

- 48 -

oleh Sekda kota Makassar tertanggal 3 Maret 2017. Namun setelah dibawa ke KPKNL untuk pengurusan selanjutnya ternyata surat pernyataan tersebut harus disertai dengan materai. Jadi dilakukan pengurusan penandatanganan ulang. Namun karena kesibukan Sekda Kota Makassar dan dalam proses penandatanganan ulang, Bidang Aset pada BPKAD Pemkot Makassar meminta fotocopy tanda kepemilikan tanah yang akan mereka terima untuk mengetahui lokasi dan titik koordinat tanah yang akan mereka terima demi tertibnya aset.

Pada tanggal 30 Maret telah diserahkan fotocopy Surat Pelepasan Hak yang merupakan satu satunya bukti kepemilikan yang dimiliki oleh PKP2A II LAN. Surat Pelepasan Hak tersebut hanya mencantumkan nomor persil. Surat pelepasan Hak tersebut telah diserahkan ke Bidang Aset.

Selanjutnya tanggal 3 April 2017 akan dilakukan pertemuan dengan Kepala Bidang Aset sebagai tindaklanjut pengurusan hibah tersebut c. Rumah/Tanah Pejompongan

Tanah seluas 5.424 M2 yang terletak di komplek LAN Blok E dan F Kampus PPLPN LAN Pejompongan telah bersertifikat, Blok E sertifikat No. AD 619947, tanggal 9 Oktober 1995 seluas 2.194 M2 dan Blok F sertifikat No. AD 619948, tanggal 9 Oktober 1995 seluas 3.230 M2, dibangun rumah tempat tinggal pegawai LAN atas biaya sendiri (ditempati oleh pegawai aktif Golongan II: SATPAM, Pengemudi dan Pesuruh) berdasarkan Surat Ijin Untuk

Mempergunakan Tanah Negara Yang Dikuasai Oleh LAN

No.111.1/SEKLAN/4/80 tanggal 5 April 1980 dan Nomor 11.54/XI/1/1/1989 tanggal 17 Januari 1989. Tanah tersebut masih tercatat sebagai aset LAN, belum dapat dihapuskan dari pembukuan barang inventaris LAN.

Pertimbangan tanah itu untuk dihapuskan antara lain :

1) Tanah tersebut tidak mungkin lagi dimanfaatkan untuk Tupoksi hasil dari Kementerian Perumahan Rakyat;

2) Selama ini para penghuni belum pernah mendapatkan fasilitas perumahan dari Negara.

Untuk menindaklanjuti proses penghapusan, LAN telah menyampaikan surat kepada Menteri Keuangan RI No. 239/VIII/7/3/2003 tanggal 26 Maret 2003 perihal Penghapusan Tanah Milik Negara. Selanjutnya berdasarkan tanggapan Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan No.

S-- 49 S--

1728/A/2004 tanggal 26 April 2004 perihal Usul penghapusan kavling/tanah milik Negara pada LAN sebagai berikut :

1) Hingga saat ini belum ada pedoman pelaksanaan lebih lanjut atas ketentuan pada pasal 46 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang antara lain mengatur bahwa pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan yang diperuntukkan bagi pegawai negeri dapat dilakukan tanpa persetujuan DPR;

2) Sambil menunggu ditetapkannya pedoman pelaksanaan dimaksud, saat ini sedang dilakukan proses penelitian secara menyeluruh terhadap permohonan penghapusan tanah dan/atau bangunan dari seluruh Departemen/ Lembaga yang diperuntukan bagi pegawai negeri;

Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, usulan Saudara dimaksud saat ini belum dapat kami pertimbangkan hingga menunggu selesainya proses atau hasil sebagaimana dimaksud pada butir 1 dan 2 diatas.

Selanjutnya sesuai dengan informasi dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan bahwa saat ini masih dalam proses inventarisasi, penelitian dan penilaian aset BMN secara menyeluruh/nasional termasuk terhadap permohonan penghapusan tanah dan/atau bangunan dari seluruh Kementerian/Lembaga yang diperuntukkan bagi pegawai negeri, sehingga hasilnya hingga saat ini masih menunggu proses hasil penelitian Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

Selanjutnya pada awal tahun 2017 akan dilakukan pendataan ulang terhadap penghuni Tanah LAN di Blok D dan Blok F Pejompongan Jakarta Pusat.

Pada tanggal 31 Maret 2017 telah dilakukan pertemuan antara LAN dengan Warga Penghuni Blok D dan F di Auditorium Graha Wicaksana untuk menginformasikan tentang pendataan ulang, rapat dipimpin oleh Sestama. Selanjutnya pada bulan April 2017, LAN telah melakukan Pendataan Ulang terhadap warga yang menempati tanah LAN Blok D dan F Pejompongan. d. Tanah seluas 300 M2 berikut bangunan diatasnya yang terletak di jalan Skarda

“N” (PKP2A II LAN), dokumen kepemilikannya masih berupa surat pernyataan pelepasan hak atas tanah. Sampai laporan ini dibuat, status tanah tersebut masih dalam proses pengurusan sertifikat ke BPN kota Makassar, dan setelah dilakukan pengukuran ulang oleh pihak BPN Kota Makassar terdapat ketidaksesuaian antara ukuran yang tertera dalam sertifikat induk dengan

- 50 -

hasil pengukuran fisik di lapangan oleh BPN, sehingga akan mengakibatkan terbitnya dua sertifikat. Sementara masih menunggu penerbitan sertifikat dengan luas 161 m2, dan sisa tanah yang tidak masuk dalam sertifikat induk yang berukuran 178 m2. Pihak BPN Kota Makassar menyarankan untuk membuat surat pernyataan kepemilikan yang diperkuat oleh Saksi-saksi dalam hal ini para tetangga lokasi tanah dan diketahui oleh pemerintah setempat dalam hal ini adalah Lurah Gunung Sari Kota Makassar. Saat ini masih menunggu proses pengecekan fisik dari pihak Kelurahan Gunung Sari.

Selanjutnya PKP2A II LAN menyurat ke kantor BPN kota Makassar untuk menerbitkan sertifikat dari sebagian tanah yang merupakan hasil pengukuran BPN yang alas haknya sudah jelas, surat diterima oleh BPN pada tanggal 13 Maret 2017. Pada tanggal 29 Maret 2017 PKP2A-II LAN Makassar tidak memiliki progress apapun karena pihak berwenang dalam hal ini bagian pengukuran tidak di tempat. Setelah berkonsultasi dengan bagian pengesahan sertifikat, mereka hanya menunggu berkas ukur dari bagian pengukuran untuk bisa menerbitkan sertifikat. Pada tanggal 30 Maret 2017 pihak BPN kembali menanyakan lokasi rumah dinas yang dimaksud karena petugas yang melakukan pengukuran awal (tahun 2011) sudah tidak bertugas di BPN Kota Makassar.

Tanggal 31 Maret 2017, dilakukan koordinasi dengan BPN, namun belum ada progress. Untuk tanah seluas 178 m2, menurut pihak BPN alas haknya belum jelas, selanjutnya telah dilakukan pengurusan ke pihak kelurahan Gunung Sari. e. Pada Laporan BMN tercatat aset Tanah fasilitas umum (tanah bangunan

tempat tinggal lainnya) seluas 43.641 m2 yang berada di :

1. Jalan Administrasi II Pejompongan Kel. Petamburan, Kec. Tanah Abang Jakarta Pusat seluas 34.088 m2 dengan bukti penguasaan tanah Bekas Eigendom No. 6651.

2. Jalan Siaga Raya Pejaten I Kel. Pejaten Barat Kec. Pasar Minggu Jakarta Selatan seluas 3.516 m2 dengan bukti penguasaan tanah AJB Pelepasan Hak No. 132 tanggal 27 Agustus 1977.

3. Jalan H. Samali Pejaten II Kel. Pejaten Barat Kec. Pasar Minggu Jakarta Selatan seluas 1.816 m2 dengan bukti penguasaan tanah Akta Pelepasan Hak No. 9 tanggal 2 Juni 1979 dan No. 111 tanggal 16 Agustus 1979.

- 51 -

AJB Perjanjian No.6 tanggal 8 Juni 1983.

5. Jalan Galuh Pisangan Cirendeu I Tangerang Selatan Jawa Barat seluas 1.714 m2 dengan bukti penguasaan tanah AJB Pelepasan Hak No.28 tanggal 20 September 1983.

6. Jalan Muri Salim Pisangan Cirendeu II Tangerang Selatan Jawa Barat seluas 2.026 m2 dengan bukti penguasaan tanah AJB Pelepasan Hak No.24 tanggal 12 Juli 1985.

Tanah LAN yang tercatat di Neraca dengan peruntukan Tanah Bangunan Fasilitas Tempat Tinggal Lainnya (Fasilitas Umum/ Sosial) perlu dilakukan proses penghapusan sesuai ketentuan oleh karena secara fisik sangat sulit pengamanannya dan menjadi tanggungjawab LAN sesuai dengan Laporan BMN. Terhadap permasalahan Tanah Fasum LAN yang berada di lingkungan perumahan pegawai, LAN telah menyampaikan surat ke Pemda DKI Jakarta dengan surat nomor 2577/S.1.2/RTB.02.3 tanggal 30 Agustus 2016, dan Tangerang Selatan dengan surat nomor 2583/S.1.2/RTB.02.3 tanggal 31 Agustus 2016.

Selanjutnya dari pihak Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) PEMDA DKI Jakarta telah menanggapi dengan mengundang rapat Tim BMN LAN Pusat di Gedung Balai Kota Pemda DKI Blok G Lantai 14 Jalan Medan Merdeka Selatan pada tanggal 29 September 2016, yang dari hasil rapat diminta agar LAN melengkapi dokumen persyaratan serah terima aset tanah fasum serta LAN agar memperhatikan jenis kewajiban penyerahan atau penyediaan Fasum dalam SIPPT serta konstruksi dan marka jalan diatas tanah yang akan diserahkan.

Dalam rangka Percepatan Sertifikasi BMN berupa tanah atas nama Pemerintah cq. LAN, maka pada tahun 2012 LAN telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Sekretaris Utama telah mengirimkan surat nomor 546/S.1/RTP.03.1 tanggal 12 Maret 2012 tentang data BMN berupa tanah LAN seluas 175, 472 m2 sesuai bukti kepemilikan tanah menggunakan Aplikasi SiMANTAP (Sistem Informasi Manajemen Pendataan Tanah Pemerintah) kepada Deputi Bidang Hak Tanah dan Pendataan Tanah Badan Pertahanan Nasional.

2. Sekretaris Utama telah mengirimkan surat nomor 1078/S.1/RTP.03.2 tanggal 30 April 2012 tentang laporan pendataan BMN berupa tanah menggunakan aplikasi SiMANTAP (Sistem Informasi Manajemen Pendataan Tanah Pemerintah) kepada DJKN Kementerian Keuangan.

- 52 -

3. Kepala Biro Umum telah menyampaikan surat nomor 08/S.1.1/RTP.03.2 tanggal 5 April 2012 tentang data tanah LAN seluas 175,472 m2 sesuai bukti kepemilikan tanah menggunakan Aplikasi SiMANTAP kepada DJKN Kementerian Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan update data SiMANTAP disebabkan terjadi perubahan luas tanah berdasarkan sertifikat yang dimiliki STIA LAN Makassar yang sebelumnya luas tanah 2.000M2 menjadi 4.085M2. Permasalahan aset tanah penyelesaiannya sangat tergantung dengan pihak eksternal.

Dokumen terkait