• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS (SNH) TERHADAP

KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 SAROLANGUN PROVINSI JAMBI

Dita Rosa Utami1, Diyan Permata Yanda2, Rahayu Fitri2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

dtrs676@gmail.com

ABSTRACT

This research was aimed to finding out the effect of Structured Numbered Heads (SNH) technique in the learning of understanding poetry of class VIII SMP Negeri 9 Sarolangun, Jambi Province. This was a quantitative research by using pre-experimental method and One Group Pretest-Posttest Design. The results of this research were, first, students’ ability in understanding poetry of class VIII SMP Negeri 9 Sarolangun, Jambi Province before implementing Structured Numbered Heads (SNH) technique with its mean score 64 is in mastery 56-65% was qualified enough (C). Second, students’ ability in understand poetry of class VIII SMP Negeri 9 Sarolangun, Jambi Province after implementing Structured Numbered Heads (SNH) technique with its mean score of 80.77 is in mastery 76-85% was good (B). Third, there is a significant effect before and after implementing Structured Numbered Heads (SNH) technique, tcount 6.84> ttable 1.71.

Keywords: Effect, SNH, Understanding Poetry

PENDAHULUAN

Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dibagi menjadi dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek kesusastraan. Kedua aspek ini dibagi pula menjadi empat subaspek, yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Agar keempat aspek tersebut dapat dikuasai dengan baik sebagaimana tujuan pembelajaran, guru dituntut mampu memilih alternatif teknik, metode, maupun media pembelajaran yang cocok.

Salah satu subaspek yang menjadi tujuan pembelajaran adalah membaca. Membaca bukan sekadar kemampuan mengenal huruf-huruf yang membangun kata atau membaca bukanlah sekadar kemampuan melafalkan huruf-huruf dengan baik. Tetapi dalam membaca dituntut aktivitas mental yang sanggup menangkap dan memahami informasi atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui hasil tulisannya.

Salah satu keterampilan membaca yang harus dikuasai siswa adalah membaca teks puisi. Membaca di sini maksudnya adalah membaca dan

(2)

2 memahami puisi untuk diri sendiri. Puisi adalah jenis karya sastra yang ditulis oleh penyair berupa rangkaian kata-kata penuh makna dan mengandung nilai estetika (keindahan). Keindahan dalam puisi tidak tercipta begitu saja, melainkan berangsur dari imajinasi dan kebolehan pengarangnya dalam merangkai kata. Untuk dapat memahami puisi, buku antologi puisi menjadi salah satu alternatif bacaan. Karena semakin banyak membaca, maka akan meningkat pula pemahaman mengenai bahan bacaan. Kegiatan membaca puisi dari buku antologi puisi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan memahami puisi, khususnya memahami ciri-ciri umum puisi. Dengan demikian akan menimbulkan berbagai manfaat, seperti menambah wawasan mengenai karakteristik kepenulisan puisi, serta memperkuat keinginan untuk mulai menulis puisi.

Pada umumnya puisi memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan genre sastra lain (prosa dan drama). Untuk dapat membedakan ketiganya, maka perlu dipahami ciri-ciri umum dari masing-masing genre sastra tersebut. Sepintas, sebagian besar orang akan setuju bahwa puisi, prosa, dan drama itu berbeda.

Namun, tidak semua orang dapat mengenali serta mendeskripsikan perbedaan yang jelas antara ketiganya. Dengan demikian, jika difokuskan pada puisi, untuk dapat mengenali puisi maka perlu dipahami pula karakteristik atau ciri-ciri umum dari puisi itu sendiri, hal ini merupakan langkah awal sebelum ke tahap mengapresiasi puisi secara lebih mendalam lagi.

Pembelajaran memahami puisi dari segi ciri-ciri umum puisi tercantum dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu sekolah yang menerapkan KTSP adalah SMP Negeri 9 Sarolangun, Provinsi Jambi. Pada Standar Isi KTSP untuk SMP kelas VIII semester II terdapat Standar Kompetensi (SK) keterampilan membaca dengan aspek kesusastraan, yaitu SK 15. Memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan antologi puisi. Kompetensi Dasar (KD) 15.2. Mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap Proses Belajar Mengajar (PBM) Bahasa Indonesia di SMP Negeri 9 Sarolangun, Provinsi Jambi, digambarkan kondisi sebagai berikut. Guru menggunakan metode

(3)

3 ceramah saat menyampaikan materi dan tidak menggunakan media penunjang kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dari LKS dan buku paket kelas VIII. Sikap siswa saat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia tergolong kurang antusias, ditandai dengan siswa yang sibuk sendiri dan bercengkrama dengan teman di sekitarnya. Guru juga kerap menegur siswa agar memperhatikan penjelasan materi. Sebagian siswa terlihat memperhatikan penjelasan guru, namun hanya beberapa orang yang aktif merespon guru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 9 Sarolangun, Provinsi Jambi, Suratini S.Pd, ditemukan lima permasalahan. Pertama, pembelajaran memahami puisi dari segi ciri-ciri umum puisi masih dianggap sulit oleh siswa, karena puisi yang didominasi kata-kata simbol dan bahasa yang tidak lugas. Kedua, siswa kurang tertarik membaca buku antologi puisi. Ketiga, guru belum menerapkan teknik pembelajaran khusus untuk pembelajaran memahami puisi sebagai usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dua orang siswa kelas VIII,

Anggel Anggraini dan Messi Sintalya ditemukan tiga permasalahan. Pertama, pembelajaran membaca puisi menyenangkan, tetapi tidak dengan pembelajaran memahami puisi dikarenakan bentuk puisi yang dominan menggunakan kata-kata simbol. Kedua, siswa lebih suka membaca novel dan buku antologi cerpen dibandingkan membaca buku antologi puisi, karena baik novel atau cerpen menyajikan bahasa yang lebih lugas dibandingkan puisi. Ketiga, memahami puisi menjadi sulit karena tidak semua siswa suka membaca dan berpikir secara mendalam, sehingga ada sebagian siswa yang memilih menunggu jawaban dari temannya ketika latihan diberikan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu cara yang dapat digunakan guru adalah dengan menerapkan teknik pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads (Kepala Bernomor Terstruktur). Structured Numbered Heads (SNH) dikembangkan oleh Anita Lie, merupakan teknik belajar kelompok modifikasi dari Number Heads Together (NHT) yang dipakai Spencer Kagan. Teknik pembelajaran ini bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran termasuk Bahasa Indonesia. SNH mengajarkan

(4)

4 siswa melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan. Dengan menerapkan teknik SNH, diharapkan siswa dapat membangun pemahamannya sendiri, menghemat waktu, serta meningkatkan hasil belajar. Selain itu, jika mendapat kesulitan siswa boleh berdiskusi dengan siswa bernomor sama dari kelompok lain. Teknik SNH tepat digunakan untuk kegiatan apresiasi yang menuntut siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini ada tiga. Pertama, mendeskripsikan kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi sebelum menggunakan teknik Structured

Numbered Heads (SNH). Kedua,

mendeskripsikan kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi sesudah menggunakan teknik Structured

Numbered Heads (SNH). Ketiga,

mendeskripsikan pengaruh teknik

Structured Numbered Heads (SNH)

terhadap kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi.

Menurut Ramadansyah (2012:167), puisi adalah karangan yang menggunakan

bahasa yang disusun secara konsentratif dan terkait dengan adanya irama, imajinasi, persajakan, dan bait yang bermakna. Senada dengan pendapat Gani (2014:14) bahwa puisi merupakan ungkapan perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan kata-kata berbentuk bait-bait berirama dan memiliki makna yang dalam.

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Nuraini (2014:24), menyatakan ciri-ciri atau karakteristik puisi meliputi lima unsur, yang terbagi atas unsur penggunaan diksi, unsur penggunaan gaya bahasa, unsur penggunaan tipografi, unsur penggunaan rima, dan unsur tema.

Pengertian diksi, menurut Arifin dan Tasai (dalam Nuraini, 2014:24), diksi diartikan sebagai pilihan kata untuk menyatakan sesuatu. Penelitian ini ada 4 jenis diksi yang dibahas sesuai pendapat Nuraini (2014:24), yaitu(1) pilihan kata umum dan pilihan kata khusus, (2) pilihan kata konkret dan pilihan kata abstrak, (3) pilihan kata denotasi dan pilihan kata konotasi, dan (4) pilihan kata lugas dan pilihan kata kias.

Pengertian gaya bahasa, menurut Nuraini (2014:25), gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk

(5)

5 meningkatkan efek dengan cara memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Penelitian ini ada 4 jenis diksi yang dibahas sesuai pendapat Nuraini (2014:25), yaitu (1) gaya bahasa simile, (2) gaya bahasa metafora, (3) gaya bahasa personifikasi, dan (4) gaya bahasa repetisi. Pengertian tipografi, menurut Gani (2014:23), tipografi atau perwajahan adalah penampakan sebuah puisi sebagai salah satu dari hasil seni kreatif. Tampilan puisi tersebut dapat dicermati dalam berbagai bentuk, misalnya: penataan bahasa, penggunaan tanda atau lambang, pengaturan jarak baris, pengaturan letak huruf, kata, baris, atau bait.

Pengertian rima, rima ialah pengulangan bunyi yang sama (Nuraini, 2014:25). Penelitian ini ada 4 jenis diksi yang dibahas sesuai pendapat Ibrahim (dalam Nuraini, 2014:26) memilah rima menjadi dua macam, yaitu (a) berdasarkan bunyi, dan (b) berdasarkan letak kata-kata dalam baris kalimat.

Pengertian tema, Ramadansyah (2012:173) menyatakan tema merupakan pikiran sentral, gagasan pokok, ide, pengalaman batin yang diekspresikan ke dalam puisi.

Adapun langkah-langkah teknik

Structured Numbered Heads (SNH)

menurut Huda (2016:139) adalah sebagai berikut. Pertama, siswa dibagi dalam kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok mendapat nomor. Kedua, penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya. Misalnya, siswa nomor 1 bertugas membaca soal dengan benar dan mengumpulkan data yang mungkin berhubungan dengan penyelesaian soal. Siswa nomor 2 bertugas mencari penyelesaian soal. Siswa nomor 3 mencatat dan melaporkan hasil kerja kelompok. Ketiga, jika perlu (untuk tugas-tugas yang lebih sulit), guru juga bisa mengadakan kerja sama antar kelompok. Siswa diminta keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama siswa-siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dengan demikian, siswa-siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja mereka.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode pre-eksperimental. Menurut Sugiyono (2011:74), dikatakan pre-experimental karena ini belum merupakan eksperimen

(6)

6 sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design. Pada desain tersebut terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan nilai pretest dan posttest.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi tahun ajaran 2016/1017 yang terdiri dari 5 kelas, VIIIA, VIIIB, VIIIC, VIIID, dan VIIIE. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan yang menjadi sampel penelitian adalah kelas VIIIA. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda menggunakan pilihan jawaban (A, B, C, D).

Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Pertama, variabel bebas penelitian ini adalah teknik Structured Numbered Heads (SNH). Kedua, variabel terikat penelitian ini adalah kemampuan memahami puisi. Data dalam penelitian ini ada dua, yaitu hasil tes kemampuan memahami puisi sebelum menggunakan teknik Structured Numbered Heads (SNH) dan hasil tes

kemampuan memahami puisi sesudah menggunakan teknik Structured Numbered Heads (SNH).

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan sebanyak tiga pertemuan, untuk pretest, perlakuan, dan posttest. Pertama, siswa diberikan pretest mengerjakan tes awal memahami puisi sebelum menggunakan teknik Structured Numbered Heads (SNH). Kedua, siswa diberikan perlakuan dengan menerapkan teknik Structured Numbered Heads (SNH), yakni dengan cara membentuk kelompok belajar dan membagi tugas sesuai langkah-langkah teknik Structured Numbered Heads (SNH). Ketiga, siswa diberikan postest mengerjakan tes akhir kemampuan memahami puisi sesudah menggunakan teknik Structured Numbered Neads (SNH). Setelah selesai mengerjakan tes, hasil kemampuan memahami puisi siswa dinilai berdasarkan ketentuan, jika jawaban benar diberikan skor 1, dan jika jawaban salah diberikan skor 0.

Teknik analisis data penelitian ini dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari tes memahami puisi sebelum dan sesudah menggunakan teknik pembelajaran kooperatif tipe Structured

(7)

Langkah-7 langkahnya adalah sebagai berikut. Pertama, memeriksa lembar jawaban siswa dengan mencatat skor yang diperoleh siswa. Jika jawaban siswa benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Kedua, skor yang diperoleh setiap siswa masing-masing tes diolah menjadi nilai.

Ketiga, menafsirkan kemampuan

memahami puisi berdasarkan rata-rata hitung. Keempat, mengelompokkan kemampuan memahami puisi siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads (SNH) berdasarkan skala 10. Kelima, membuat histogram pengaruh teknik pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads (SNH) terhadap kemampuan memahami puisi secara keseluruhan. Keenam, melakukan uji normalitas dan homogenitas data. Keenam, membandingkan harga Fhitung dengan harga Ftabel yang terdapat pada distribusi F dengan dk = n-1 pada taraf signifikan 0,05. Apabila Fhitung< Ftabel disimpulkan bahwa data memiliki homogenitas. Ketujuh, melakukan uji hipotesis. Kedelapan, membahas hasil analisis data. Kesembilan, menyimpulkan hasil analisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan deskripsi data dan analisis data, maka selanjutnya dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai berikut ini: (1) kemampuan memahami puisi sebelum menggunakan teknik Structured Numbered Heads (SNH) siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi, (2) kemampuan memahami puisi sesudah menggunakan teknik Structured Numbered Heads (SNH) siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi, (3) pengaruh teknik Structured Numbered

Heads (SNH) dalam pembelajaran

memahami puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi. 1. Kemampuan Memahami Puisi

sebelum Menggunakan Teknik Structured Numbered Heads (SNH) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi

Berdasarkan hasil tes kemampuan memahami puisi sebelum menggunakan teknik Structured Numbered Heads (SNH), skor yang diperoleh berada pada kisaran 13 – 21. Pertama, siswa yang memperoleh skor 13 sebanyak 7 orang (28%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 15 sebanyak 6 orang (24%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 16 sebanyak 3 orang (12%). Keempat, siswa yang memperoleh skor 17 sebanyak 1 orang

(8)

8 (4%). Kelima, siswa yang memperoleh skor 18 sebanyak 2 orang (8%). Keenam, siswa yang memperoleh skor 19 sebanyak 3 orang (12%). Ketujuh, siswa yang memperoleh skor 20 sebanyak 2 orang (8%). Kedelapan, siswa yang memperoleh skor 21 sebanyak 1 orang (4%).

Dari data di atas, diperoleh nilai rata-rata hitung (M), yaitu 64. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut disimpulkan bahwa tingkat kemampuan memahami puisi sebelum menggunakan teknik Structured Numbered Heads (SNH)berada pada tingkat penguasaan 56-65% berklasifikasi cukup (C).

Gambar 1. Histogram Kemampuan Memahami Puisi sebelum Menggunakan Teknik Structured Numbered Heads (SNH) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi

2. Kemampuan Memahami Puisi sesudah Menggunakan Teknik Structured Numbered Heads (SNH) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi

Berdasarkan hasil tes kemampuan memahami puisi sebelum menggunakan teknik Structured Numbered Heads (SNH), skor yang diperoleh berada pada kisaran 17-25. Pertama, siswa yang memperoleh skor 17 sebanyak 2 orang (8%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 18 sebanyak 1 orang (4%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 19 sebanyak 4 orang (16%). Keempat, siswa yang memperoleh skor 20 sebanyak 2 orang (8%). Kelima, siswa yang memperoleh skor 21 sebanyak 3 orang (12%). Keenam, siswa yang memperoleh skor 22 sebanyak 9 orang (36%). Ketujuh, siswa yang memperoleh skor 23 sebanyak 2 orang (8%). Kedelapan, siswa yang memperoleh skor 25 sebanyak 2 orang (8%).

Dari data di atas, diperoleh nilai rata-rata hitung (M), yaitu 80,77. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut disimpulkan bahwa tingkat kemampuan memahami puisi sesudah menggunakan teknik Structured Numbered Heads (SNH) berada pada tingkat penguasaan 76-85% berklasifikasi baik (B). 0 0 0 0 7 6 3 6 0 0 0 3 6 9 12 15 18 21 24 b u ru k se ka li b u ru k ku ra n g se kali ku ran g h amp ir cu ku p cu ku p le b ih d ar i cu ku p b aik b aik se kal i se m p u rn a fr e ku e n si Kualifikasi

(9)

9 Gambar 2. Histogram Kemampuan

Memahami Puisi sesudah Menggunakan Teknik Pembelajaran Kooperatif tipe Structured Numbered Heads (SNH) siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi

3. Pengaruh Penggunaan Teknik Structured Numbered Heads (SNH) terhadap Kemampuan Memahami Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi

Berdasarkan nilai kemampuan memahami puisi siswa sesudah menggunakan teknik Structured Numbered Heads (SNH) tergolong baik. Hal ini terbukti dari hasil tes objektif pilihan ganda memahami puisi dari buku antologi puisi berjudul “Puisi Indonesia Moderen” setelah mendapatkan perlakuan teknik Structured Numbered Heads (SNH)lebih baik dibandingkan dengan sebelum menggunakan teknik Structured

Numbered Heads (SNH). Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian normalitas data, homogenitas data dan uji penelitian hipotesis, untuk pengujian normal L0 lebih kecil dari Lt (0,1592< 0,1772), ini berarti data hasil belajar siswa berdistribusi normal. Berdasarkan uji homogenitas tersebut, disimpulkan bahwa 𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔1,62 dan Ftabel 1,98pada taraf signifikasi 0,05 untuk n=25 diperoleh angka 1,98. maka mempunyai variansi yang homogen karena fhitung <ftabel. (1,62<1,98). Selanjutnya, dilihat dari hasil uji-t disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima pada tarafsignifikan 95% dan dk= n–1 = 25-1= 24 karena thitung> ttabel (6,84 ≥ 1,71). Dengan kata lain, penerapan teknik pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads (SNH) berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan teknik pembelajaran kooperatif tipe

0 0 0 0 0 2 5 14 2 2 0 3 6 9 12 15 18 21 24 b u ru k se ka li b u ru k ku ra n g se kali ku ra n g h amp ir cu ku p cu ku p le b ih d ar i cu ku p b aik b aik se kal i se m p u rn a fr e ku e n si Kualifikasi

(10)

10

Structured Numbered Heads (SNH)

terhadap kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi dengan uji-t thitung ≥ ttabel (6,84 ≥ 1,71), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan teknik Structured Numbered Heads (SNH) terhadap kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Sarolangun Provinsi Jambi dibandingkan dengan sebelum penggunaan teknik Structured Numbered Heads (SNH).

DAFTAR PUSTAKA

Gani, Erizal. 2014. Kiat Pembacaan Puisi: Teori dan Terapan. Bandung: Reka Cipta.

Huda, Miftahul. 2016. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nuraini. 2014. “Karakteristik Puisi Karya Siswa Kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang”. NOSI, Volume 2, No. 1, Februari 2014: 23-26.

Ramadansyah. 2012. Paham dan terampil

Berbahasa dan Bersastra

Indonesia. Bandung: Dian

Aksara Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Gambar 1.  Histogram  Kemampuan  Memahami  Puisi  sebelum  Menggunakan  Teknik  Structured  Numbered  Heads  (SNH)  Siswa  Kelas  VIII  SMP  Negeri  9  Sarolangun  Provinsi Jambi

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi kepribadian yang harus guru Pendidikan kewarganegaraan berbasis penguatan pendidikan karakter yaitu memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan norma agama,

Dalam penelitian ini dilakukan penentuan hubungan antara konsentrasi kalkon dengan arus puncak terhadap larutan standar Co(II) 10 μg/L dan Ni(II) 50 μg/L dengan potensial

 Elemen Utama Kawasan yang akan dikembangkan, misal : Koridor (jalan, sungai dll), Ruang Terbuka (Open space, RTH dll), Persimpangan (Intersection) dll sesuai

Pengalaman hidup baik yang positif maupun yang negatif dapat mempengaruhi sistem spiritualitas seseorang. Sebaliknya dapat dipengaruhi juga oleh bagaimana seseorang mengartikan

Fungsi dari trafo adalah sebagai penaik atau penurun tegangan, dalam hal ini trafo yang digunakan dalam unit kerja ini adalah trafo penurun tegangan, kenapa tegangan perlu

Disamping alasan hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara, bapak Djamil salah satu hakim PA Kota Malang juga menjelaskan alasan

Dalam pakteknya metode takhrij ini tergantung dari lafadz pertama pada matan Hadits dalam fokus penelitiannya. Metode ini juga mengodifikasikan lafal pertama dari setiap

[r]