• Tidak ada hasil yang ditemukan

BY RAHARDYAN PARNAAJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BY RAHARDYAN PARNAAJI"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

BY RAHARDYAN PARNAAJI

(2)

INFORMASI LINGKUNGAN EXTERNA DAN INTERNA

SSP RESEPTOR SENSORIK

 Bagian neuron yang menimbulkan potensial aksi

pada neuron dan juga merupakan tranduser yang mengubah bentuk energi ke neuron

 Peranan susunan saraf pusat adalah untuk meneliti,

mengevaluasi, dan mengolah informasi yang diterima.

(3)

• Otak manusia bagian dari sistem saraf yang terdapat didalam tubuh dan letaknya terdapat dibagian yang paling atas dari susunan tubuhnya. • Otak terbagi: otak depan,

otak belakang dan otak bagian tengah

• Diantaranya terdapat batang otak atau Brainstem dan yang terakhir adalah Modulla

Spinalis atau sum-sum tulang belakang yang menjadi

tempat berlalunya jalur saraf baik yang menuju ke otak maupun sebaliknya.

(4)

• Reseptor sensorik

seringkali bersatu

dengan sel-sel non

saraf yang

melingkupinya dan

membentuk alat

indera.

• Reseptor di tiap alat

indera disesuaikan

untuk melakukan

(5)

Tranduser yang mengubah

bentuk

energi

ke neuron

Kimia

Gelombang suara

Elektromagnetik cahaya

Mekanik

Suhu

(6)

BENTUK ENERGI PERSEPSI

PENGOLAHAN SENSORIK PENGERTIAN

Reseptor sensorik yang khas untuk merespon energi tertentu  INDERA

(7)

PERSEPSI:

 Proses penafsiran stimulus yang telah ada di

dalam otak manusia.

 Meskipun alat yang digunakan untuk

memperoleh stimulus sama pada setiap manusia akan tetapi interpretasinya pasti tetap berbeda.

 Hal ini disebabkan adanya hal-hal yang

mempengaruhi adanya persepsi manusia.

Proses Perolehan

Informasi

(8)

Hal-hal yang mempengaruhi adanya persepsi manusia adalah sebagai berikut:

1. PERHATIAN

Adanya perbedaan fokus antara satu orang dengan orang yang lain akan menyebabkan perbedaan persepsi antar manusia.

2. SET

Harapan seseorang terhadap rangsangan yang akan timbul.

3. KEBUTUHAN

Kebutuhan-kebutuhan sesaat atau yang menetap pada

setiap manusia akan menimbulkan persepsi yang berbeda pada manusia.

(9)

4. SISTEM NILAI

Sistem nilai pada suatu masyarakat akan mempengaruhi model pemikiran manusia, sehingga sangat mempengaruhi terhadap persepsinya.

5. CIRI KEPRIBADIAN

Ciri kepribadian akan mempengaruhi perepsi seseorang.

6. GANGGUAN KEJIWAAN

Gangguan kejiwaan akan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut dengan

(10)

• Pada dasarnya beberapa tingkat sensitivitas

merupakan dasar dari

semua sel organisme, akan tetapi sensitivitas

berkembang sangat baik pada sel-sel saraf tertentu. • Fungsi sel-sel saraf tersebut

adalah membentuk impuls-impuls yang pada akhirnya mengaktifkan otot-otot dan kelenjar-kelenjar yang

mengakibatkan timbulnya bentuk-bentuk tingkah laku tertentu.

(11)

• Suatu pencatatan indera akan timbul bilamana suatu

kekuatan fisik atau

substansi merangsang salah satu organ akhir urat saraf tertentu.

• Hal ini menghasilkan sebuah tingkah laku yang sesuai dengan Cortex Cerebrum

dimana saraf ini berakhir.

(12)

Taste Pathways

Saliva

(13)

ADAPTASI

Apabila rangsangan dengan kekuatan

konstan dikenakan pada reseptor, maka

frekwensi potensial aksi pada saraf

sensoriknya akan menurun beberapa

(14)

INDERA PENCIUMAN

Indera Penciuman dan Pengecapan berhubungan dengan

Perasaan Visceral

Cita rasa (flavour) merupakan sensasi yang dtimbulkan oleh

rasa, bau dan rangsangan mulutnya (gabungan rasa

(15)

Reseptor Indera Penciuman

 KEMORESEPTOR

Dirangsang oleh respon dari zat-zat terlarut pada cairan hidung

 TELERESEPTOR (Reseptor Jauh)

Reseptor yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di tempat jauh.

(16)

Letak Indera Penciuman

 Membran mukosa hidung

 Dibagian atap rongga hidung  Dekat septum nasi

 Luas 5 cm2

(17)
(18)
(19)

 Jumlah sel reseptor 10-20 juta.

 Neuron mempunyai dendrit pendek dan tebal dengan ujung melebar (olfactory rods) dan bersilia yang menjulur ke

permukaan hidung.

 Reseptor hanya menjawab dari zat yang

bersentuhan dengan epitel penciuman dan zat yang larut dalam mukosa hidung dan harus mudah menguap.

(20)
(21)
(22)

Penghantaran sensasi bau ke SSP

Zat yang berbau sel olfactorio (reseptor)  Bulbus olfactorius

 Tractus olfactorius  Hipotalamus

 Talamus  Hipokampus

(23)

Ambang penciuman pada

berbagai bahan (mg/L udara)

 Ethyl eter 5,83  Chloroform 3,30  Pyridine 3 x 10-2  Minyak pepermint 2 x 10-2  Iodoform 2 x 10-2  Butyric acid 9 x 10-3  Prophyl mercaptan 6 x 10-3  Methyl mercaptan 4 x 10-7

(24)

 Manusia dapat membedakan 2000-4000 bau

 Konsentrasi zat berbau harus berbeda 30%

 Arah bau ditentukan oleh selisih waktu

datangnya molekul bau pada ke-2 lubang hidung.

 Dari bbp penelitian diketahui terdapat

hubungan erat antara penciuman dengan fungsi seksual.

 Indera penciuman wanita yang sedang

(25)
(26)

 Hidung tersumbat dapat disebabkan oleh

beberapa hal, seperti pembengkakan konka atau bagian dari saluran udara hidung yang letaknya di bagian dalam batang hidung

mengalami pembengkakan sehingga menyumbat aliran udara.

 Hal ini diakibatkan karena radang akibat

infeksi (misalkan influenza), alergi, dll; atau adanya polip yang menyumbat aliran udara yang masuk ke dalam rongga hidung.

(27)

Mendengus…….

Merupakan gerakan yang menyertakan kontraksi

bagian bawah lubang hidung pada septum untuk membantu membiasakan arus udara ke atas.

Merupakan gerakan semirefleks (untuk bau yang

menarik perhatian).

Peningkatan sensasi bau melalui mekanisme:

Bagian rongga hidung yang mengandung reseptor

pencium mendapat ventilasi udara yang sedikit.

Udara bergerak melalui bagian bawah rongga hidung

pada stiap siklus pernafasan mengenai mukus membrana penciuman.

Jumlah udara yang yang mencapai bagian ini akan

(28)

Peranan serabut nyeri pada hidung

Ujung serabut nyeri nervus trigeminus

ditemukan pada membrana mukosa hidung.

Serabut ini terangsang oleh zat yang

menyengat.

 Perasaan menyengat komponen yang timbul

dari trigeminus merupakan komponen dari bau yang khas dari zat tersebut (mis klor, mentol, formalin dll).

Ujung-ujung ini juga bertanggung jawab untuk

(29)

Sensasi primer pada

penciuman

 Bau kamfer

 Bau musky (bahan utama pembuat

parfum)  Bau harum  Bau permen  Bau eter  Bau pidas  Bau busuk

(30)

Kelainan menghidu antara lain:

 Anosmia, yaitu hilangnya daya membau.

 Hiposmia yaitu berkurangnya kepekaan membau  Disosmia yaitu distorsi daya membau.

 Pada manusia ditemukan beberapa jenis anosmia

yang berlainan dimana kelainan-kelainan ini

diperkirakan disebabkan oleh gangguan fungsi pada reseptor bau.

 Ambang penciuman meningkat seiring dengan

pertambahan usia dan lebih dari 75% orang berusia di atas 80 tahun mengalami gangguan identifikasi bau.

(31)

Indera Pengecapan

Organ : LIDAH

Reseptor : Putik Kecap (Taste Bud)

Sifat : Kemoreseptor

(32)

Putik Kecap

 Terdiri dari 40 sel epitel (Sel Kecap)

 Tiap sel mempunyai mikrofili (rambut kecap) yang

merupakan reseptor bagi rasa primer. Panjang: 2-3 u dan Lebar 0,2 u

 Jumlah putik kecap : 10.000 buah.

 Putik kecap dapat mengalami degenerasi dan

biasanya diganti dengan sel baru setiap 7 hari.

 Semakin tua usia seseorang, maka semakin rendah

(33)
(34)
(35)
(36)

L E T A K

Dinding papila circumvalata

Jumlahnya banyak, membentuk huruf V ke arah posterior lidah.

Dinding papila foliata

Jumlahnya sedang, pada lipatan

sepanjang permukaan posterior lidah.Dinding papila fungiformis

Jumlahnya sedang, pada permukaan depan lidah.

(37)

Selain itu juga dijumpai pada:

 Palatum  Tonsil

(38)

 Setiap putik kecap dapat merasakan

4 rasa primer tetapi dengan tingkatan berbeda.

Misalnya:

 Asam dan asin : tepi lidah  Manis : ujung lidah

(39)
(40)
(41)

Taste Pathways

Saliva

(42)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA

1. SENYAWA KIMIA

a. Rasa ASAM

Intensitas rasa ditentukan oleh konsentrasi ion H+ yang dihasilkan dari hidrolisis asam.

b. Rasa ASIN

Ditimbulkan oleh garam-garam yang terionisasi

c. Rasa PAHIT

Disebabkan oleh alkaloid.

(43)

d.Rasa MANIS

Disebabkan senyawa organik alifatik yang mengandung gugus OH, beberapa asam amino, aldehid dan gliserol.

Zat kimia organik: gula, glikol, alkohol,

aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam halogen.

Zat Kimia an organik: Garam anorganik dari timah hitam dan berilium.

(44)

2. SUHU

Sensitivitas berkurang pada perubahan suhu

yang dapt menimbulkan perbedaan rasa.

 Makanan atau minuman yang terlalu panas

dapat merusak taste bud, tetapi sel yang rusak akan diganti dalam beberapa hari.

 Makanan yang digin dapat “membius” putik

(45)

3. KONSENTRASI

Threshold atau ambang rasa merupakan

batas terendah suatu rasa, agar masih bisa dirasakan.

Threshold dapat tidak sama pada setiap

orang dan tidak sama pada arasa yang berbeda.

(46)

Ambang Rasa

 Rasa Asam (As. Hidroklorida) 9 x 10-4

 Rasa Asin (Na Cl) 1 x 10-2

 Rasa Manis (sukrosa) 1 x 10-2

 Rasa pahit (quinin) 8 x 10-6

Indera rasa pahit lebih peka daripada rasa lain untuk fungsi perlindungan.

(47)

4. INTERAKSI DG KOMPONEN LAIN

Komponen rasa lain berinteraksi dengan rasa

primer yang dapat mengakibatkan

peningkatan atau penurunan intensitas rasa.

Efek interaksi berbeda pada tingkat

konsentrasi dan thresholdnya.

Mis. Penambahan gula akan mengurangi rasa asin pada Na Cl.

(48)

5. STRUKTUR KIMIA DAN RASA

Perubahankecil dari struktur kimia dapat

merubah rasa dari senyawa (rasa manis menjadi pahit atau hambar)

Mis:

Efek subsitusi dari sakarin, penambuahan

gugus nitro pada posisi meta dapat membuat senyawa lebih pahit.

(49)

6. CITA RASA TIRUAN (SYNTHETIC FLAVOURING)

Umumnya senyawa ester yang dapat memberikan aroma buah-buahan:

- amil asetat menyerupai aroma pisang. - amil kaproat menyerupai aroma apel, nenas.

- benzyl asetat menyerupai aroma strawberry.

(50)

7. PEMBANGKIT CITARASA (FLAVOUR

ENHANCEMENT)

Bahan-bahan yang dapat menimbulkan rasa

enak atau menekan rasa yang tidak

diinginkan (bahan tsb tidak atau sedikit mempunyai citarasa).

(51)

Penghantaran signal ke SSP

 2/3 anterior lidah:

N VI melalui chorda tymphani

 1/3 posterior lidah:

N IX (Vagus)

Bergabung pada medulla oblongata kemudian ke talamus.

(52)
(53)

BUTA RASA

 Ditemukan pada 30% penduduk kauksoid  Bersifat autosomal resesif

 Terutama untuk jenis senyawa tiourea

 Diketahui setelah pemeriksaan PTC (dengan Feniltiokarbamida) tidak dapat merasakan

(54)

 Asam Hydrochloric (Asam) 100 µmol/L  Na Cl (asin) 2000 µmol/L  Strychnine Hydrochloride

(pahit) 1,6 µmol/L

 Glukose (manis) 80000 µmol/L  Sukrose (manis) 10000 µmol/L  Sakarin (manis) 23 µmol/L

(55)

AMBANG RASA

 Diskriminasi rasa pada manusia relatif kasar.

 Perubahan dapat diketahui apabila konsentrasi

(56)

Indera Pendengaran

Organ : Telinga

Mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran dan keseimbangan

(57)
(58)

Telinga Luar

Anatomi:

Auricula (daun telinga)

Meatus acusticus externus

Membrana tymphani (gendang telinga)

Pada meatus acusticus externus terdapat

rambut-rambut halus untuk mencegah agar benda asing tidak masuk dan kelenjar lilin agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

(59)
(60)

Telinga Tengah

 Merupakan rongga yang berisi udara didalam

os temporalis yang membuka melalui tuba eustachii ke dalam nasofaring

 Tuba ini biasa menutup, tetapi waktu

menelan, mengunyah dan menguap, maka tuba akan membuka.

(61)
(62)

Pada telinga bagian tengah terdapat:

 3 buah tulang pendengaran (malleus,

incus dan stapes).

 Musc. Tensor timpani  Musc. Stapedeus.

(63)

Telinga Bagian Dalam

 Serangkaian sel di dalam pars petrosa os

temporalis yang berisi cairan endolimfe.

 Koklea (suatu sistem tuba yang melingkar)

yang terdiri dari:

Skala Vestibuli (membran reissner) Skala Media (membran basilar)

(64)
(65)

Pada Permukaan membran basilar terdapat suatu struktur ORGAN CORTI yang

mengandung sel sensitif: Sel Rambut yang berfungsi membangkitkan impuls saraf

(66)

Penghantaran Suara

 Telinga mengubah gelombang suara dari dunia

luar menjadi potensial aksi dalam nervus cochlearis.

 Gelombang suara yang masuk ke dalam telinga

luar akan menggetarkan gendang telinga dan tulang pendengaran menjadi papan kaki stapes.

 Getaran pada struktur koklea diteruskan ke

(67)
(68)

TYMPHANUM

MALEUS

(69)

Penghantaran Suara

 Getaran cairan akan menggerakkan membran

reissmer dan menggetarkan cairan limfa ke saluran tengah.

 Getaran ini akan menggetarkan selaput basiler

yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan bawah.

 Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran

basiler pada organ korti akan menghasilkan impuls yang di kirim ke otak

(70)

Diskriminasi arah

dari mana suara

 Melalui perbedaan waktu antara masuknya

suara ke dalam satu telinga ke telinga yang lain.

 Melalui perbedaan antara intensitas suara ke

(71)

 Jika seseorang melihat lurus ke arah

suara maka suara akan sampai pada

kedua telinga dengan waktu yang sama.

 Jika seseorang dengan teling kanan lebih

dekat ke sumber suara, maka sinyal suara dari telinga kanan akan memasuki otak

terlebih dahulu daripada sinyal suara dari telinga kiri.

(72)

KELAINAN PENDENGARAN

 Tuli Permanen (Tuli Saraf)

Kerusakan koklea/Nervus Auditorius vestibulococlearis

(Ex. Tumor pada Nervus acuaticus)

 Tuli Konduksi

Kerusakan mekanisme telinga tengah untuk mentransmisikan suara ke dalam koklea

(73)

ALAT BANTU DENGAR

 Cochlear Implant adalah alat Bantu dengar

yang dipasang didalam rumah siput (Cochlear).

 Fungsinya adalah untuk merangsang syaraf

pendengaran secara langsung dan

menggantikan sebagian fungsi rumah siput dalam menangkap dan meneruskan

gelombang suara ke otak. Oleh otak,

gelombang listrik ini diterjemahkan sebagai suara.

(74)
(75)

 Cochlear Implat dipasang memalui operasi

dengan pembiusan umum, dimana dokter yang terlatih akan memasukan elektroda kedalam Rumah Siput (Cochlea) pasien.

 Operasi berlangsung selama 3 s.d 4 jam.

Cochlear Implant umumnya hanya dipasang pada satu telinga.

(76)

Pemetaan atau Mapping

 Proses untuk menyesuaikan suara yang diterima

oleh setiap pemakai. Proses pemetaan ini dilakukan dengan menggunakan peralatan Komputer. Proses ini akan dilaksanakan secara berkala dan

dimaksudkan untuk menyesuaikan fungsi alat, sejalan dengan perkembangan kemampuan pemakai dalam mendengar dan berbicara.

Pemetaan perlu dilakukan secara berkala selama pemakai menggunakan Cochlear Implant.

(77)

Habilitasi adalah proses pelatihan sehingga

pemakai dapat memperoleh manfaat sebaik-baiknya dari Cochlear Implant. Habilitasi

dilaksanakan dengan teknik Auditori-Verbal.

 Proses ini berbeda dari latihan bicara yang biasa

dilakukan bagi penderita gangguan penderita gangguan pendengaran, dan berfokus pada kemampuan mendengar.

 Pelatihan merupakan suatu prasyarat mutlak bagi

pengguna Cochlear Implant. Tanpa pelatihan,

pengguna tidak akan memperoleh manfaat apapun dari Cochlear Implant.

 Habilitasi harus melibatkan pelatih, pemakai dan

orang tua pemakai, serta memerlukan waktu yang cukup lama.

(78)

Respon Pendengaran

 Suara:

Sensasi yang dihasilkan apabila getaran longitudinal molekul dari lingkaran luar mengenai membrana tympani.

 Gelombang Suara:

Adanya perubahan tekanan pada membrana tympani tiap unit per waktu.

(79)

Sifat Gelombang Suara

 Berjalan pada kecepatan 344m/s pada 20 C  Kecepatan suara meningkat seiring dengan

meningkatnya suhu dan ketinggian.

 Kerasnya suara dihubungkan dengan

amplitudo gelombang suara dan nada yang dihubungkan dengan frekwensi (jumlah

(80)

 Amplitudo meningkat, maka suara terdengar

tinggi.

 Frekwensi meningkat, maka nada terdengar

tinggi.

 Frekwensi suara yang terdengar

(81)

Indera Penglihatan

 Organ : Mata

 Susunan optik mata hampir sama dengan kamera

fotografi karena mempunyai: - Susunan Lensa

- Sistem diafragma yang dapat ubah (pupil mata)

(82)

Susunan Lensa

 Permukaan anterior kornea dan udara.  Permukaan posterior kornea dan

humaraqueus.

 Perbatasan antara humaraqueus dan

permukaan anterior lensa kristalina.

 Perbatasan antara permukaan posteiror

(83)
(84)

Pembentukan bayangan

di retina

Bayangan terbalik dari benda

aslinya, tetapi persepsi otak

terhadap benda tetap dalam

(85)
(86)

Mekanisme Akomodasi

 Suatu mekanisme yang memfokuskan sistem

basa dari mata untuk meningkatkan derajat ketajaman mata.

(87)
(88)

 Lensa yang terdiri kapsul elastik yang

berisi cairan protein dan serabut

transparan lensa dikelilingi oleh Musc. Ciliaris.

Musc. Ciliaris dlm keadaan relaksasi:

Kekuatan lensa menjadi sekecil-kecilnya (lensa berbentuk datar/sferis).

Musc. Ciliaris dlm keadaan kontraksi:

Kekuatan lensa maksimum (lensa berbentuk cembung)

(89)

Mekanisme Pembentukan

Bayangan

 Spektrum cahaya dapat menimbulkan

potensial aksi pada sel batang dan sel kerucut.

 Selanjutnya menimbulkan potensial aksi di Nervus Opticus, sehingga menghasilkan impuls pada cortex cerebri yang akhirnya memberikan persepsi.

(90)

Emetropia (Normal)

 Jika cahaya yang masuk sejajar dari obyek

yang difokuskan pada retina, dimana musc. ciliaris dalam keadaan relaksasi total.

 Untuk melihat obyek dekat, musc. ciliaris harus kontraksi shg dapat berakomodasi.

(91)
(92)

Hypermetrophia

(Penglihatan Jauh)

 Oleh karena bola mata terlalu pendek atau

susunan lensa terlalu lemah pada waktu musc. ciliaris relaksasi.

 Cahaya kurang dibelokkan oleh susunan lensa sehingga tidak terfokus di retina.

 Harus meningkatkan kontraksi musc.

ciliaris

(93)
(94)

Myopia (Penglihatan Dekat)

 Oleh karena bola mata terlalu panjang atau daya bias

susunan lensa terlalu kuat.

 Sewaktu musc. ciliaris relaksasi, maka cahaya dari

obyek jauh difokuskan di depan retina.

 Tidak ada mekanisme untuk mengurangi kekuatan

lensa.

 Tidak dapat melihat jauh.

 Caranya dengan menempatkan obyek sedekat mungkin

pada retina.

(95)
(96)

Presbiopi

 Suatu keadaan dimana lensa tidak dapat

berakomodasi untuk penglihatan jauh/dekat.

 Dengan meningkatnya usia maka elastisitas

lensa berkurang, berubah menjadi relatif padat oleh karena denaturasi protein,

sehingga daya akomodasi lemah.

 Tx: lensa bifokus atas untuk melihat jauh.

lensa bifokus bawah untuk melihat dekat.

(97)

K A T A R A K

 Suatu daerah berkabut dan keruh di dalam lensa karena denaturasi protein di dalam lensa sehingga terjadi koagulasi dan

pengendapan Ca dan menjadi keruh.  Tx: excisi

(98)

R E T I N A

 Merupakan bagian mata yang peka terhadap

cahaya.

 Terdiri dari:

Sel kerucut (penglihatan WARNA)

(99)

Sel Batang

(penglihatan dalam GELAP)

 Lebih pipih.

 Lebih panjang.  Diameter 2-5 u.

(100)
(101)

RODOPSIN PRELUMIRODOPSIN (n detik)

LUMIRODOPSIN (n detik)

METARODOPSIN I (m detik)

METARODOPSIN II (m detik)

all trans RETINAL

all trans RETINOL (Vit A) II cis RETINAL II cis RETINOL Isomerase Isomerase opsin menit ADAPTASI TERANG energi cahaya mengabsorbsi m em b en tu k ADAPTASI GELAP dikatalisis terurai menjadi SIKLUS PENGLIHATAN

(102)

Adaptasi Gelap

 Semua retinal dan opsin diubah menjadi

pigmen yang peka terhadap cahaya.

 Vitamin A banyak diubah menjadi retinal.

 Diubah menjadi pigmen yang peka cahaya.  Reseptor penglihatan secara bertahap

menjadi mudah terangsang dengan cahaya yang sedikit.

(103)

 Fotokimiawi yang terdapat dalam sel batang dan kerucut berkurang karena diubah

menjadi retinal dan opsin.

 Diubah menjadi vitamin A.

 Bahan kimia menjadi berkurang sehingga

sensitivitas mata terhadap cahaya berkurang.

Adaptasi Terang

(104)

Rabun Senja

 Defisiensi Vitamin A.

 Tidak cukup tersedianya vitamin A yang

dibentuk menjadi retinal dalam jumlah yang adekuat sehingga jumlah rodopsin yang

(105)

Penglihatan Warna

 Sel kerucut peka terhadap warna cahaya  Mata manusia dapat mendekati hampir

semua gradasi warna, bila cahaya

monokromatik dari warna merah, hijau, dan biru dipersatukan dengan berbagai

(106)

Sel Kerucut

(penglihatan WARNA)

 Ujung atas berbentuk

kerucut.

 Diameter 5-8 u

(107)

 Ada 3 tipe sel kerucut (hijau, biru dan

merah), dimana setiap sel ini dapat berespon secara maksimal terhadap berbagai macam warna.

 Misalnya:

B : H : M = 0 : 42 : 99 Jingga 83 : 83 : 0 Kuning 37 : 67 : 36 Hijau 97 : 0 : 0 Biru.

(108)
(109)

Buta Warna

 Bila mata tidak mempunyai sekelompok sel

kerucut yang dapat menerima warna

(110)
(111)
(112)

• Lasik adalah singkatan dari Laser Assisted In-situ

Keratomileusis, sebuah pembedahan yang bisa mengurangi

atau menghilangkan kelainan refraksi mata miopi minus 1-11, hipermetropia plus 1-4, astigmatic silinder 1-6 dan presbiopia. • Pembedahan dilakukan dengan mesin microkertome dengan

cara membuat sayatan sangat halus pada permukaan kornea disebut flap yang bentuknya seperti lidah lalu dibuka.

• Dengan sinar excimer laser kornea bagian dalam dibentuk sesuai dengan kebutuhan.

• Sesudahnya flap dilekatkan kembali tanpa jahitan.

• Waktu yang digunakan untuk penyinaran lasernya hanya 30 detik. Akan tetapi untuk pembuatan flap butuh kurang lebih 15 menit.

• Overcorrection atau undercorrection juga bisa terjadi, tapi Lasik dapat diulangi enam bulan lagI untuk memperbaikinya. • Distorsi penglihatan (silau atau efek halo) bisa dialami pasien.

(113)

Indera Peraba

Organ : Kulit

 Indera Somatik:

Mekanisme saraf yang mengumpulkan informasi sensorik tubuh.

 Indera Khusus:

Indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan keseimbangan

(114)

Kulit terdiri dari 2 lapisan yaitu:

1. Lapisan terluar yang disebut epidermis

(terdiri dari sel-sel yang telah mati dan

menanduk yang disebut stratum korneum).

Lapisan yang lebih luar ini terlepas

sementara sel-sel kulit yang baru bertumbuh dari sel-sel yang aktif di bawahnya.

Itulah sebabnya mengapa bila kulit terluka atau tersayat akan segera sembuh. Sel-sel tua akan

(115)

2. Di bagian bawahnya terdapat lapisan dermis.

Lapisan ini mengandung:

Pembuluh-pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan folikel-folikel rambut darimana rambut tumbuh.

Pembuluh-pembuluh darah dan saraf berada di lapisan ini dan dermis terdiri dari jaringan ikat padat.

(116)

 Lebih ke dalam lagi adalah jaringan subkutis

yang mengandung struktur yang lebih besar, lemak, pembuluh-pembuluh darah, saraf dan otot.

 Rambut dan kuku adalah bagian dari struktur

(117)
(118)

 Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap

kerusakan-kerusakan jaringan didalam tubuh misalnya: tulang, saraf, saluran darah, dan

susunan lain yang ada dalam tubuh kita.

 Dalam keadaan normal kulit kedap air, hal ini

bertujuan untuk melindungi cairan tubuh.

 Kulit sangat penting untuk mengatur suhu tubuh,

bila terlalu panas maka saluran darah pada dermis akan membesar dan membawa banyak darah ke permukaan

(119)

 Fungsi lain dari kulit ialah sebagai glass

sensorik serabut saraf yang memanjang

sampai ke kulit menghantarkan impuls dari kulit ke medula spinalis atau ke otak dan dapat mendiagnosis penyakit tertentu.

 Perasaan yang di sampaikan kulit ada 4

yaitu: raba –tekan ( tekanan dalah rabaan

yang di tahan agak lama), dingin, panas, dan rasa nyeri

(120)

Klasifikasi Indera Somatik

 Indera Mekano Reseptif

Dapat dirangsang oleh pemindahan secara mekanis pada beberapa bagian tubuh.

Meliputi: indera raba, tekan, getaran, gatal dan posisi.

 Indera thermoseptif (panas dan dingin)  Indera rasa sakit

(121)

Perbedaan pada indera taktil

 Sensasi raba:

Pada umumnya disebabkan oleh perangsangan

reseptor taktil yang terdapat pada kulit dan di bawah kulit.

 Sensasi Tekan:

Disebabkan adanya perubahan jaringan yang lebih dalam

 Sensasi Getaran

Disebabkan oleh sinyal sensorik yang datang berulang-ulang

(122)

Reseptor taktil

Ujung saraf bebas:

 Banyak dijumpai di semua bagian kulit.  Dapat mendeteksi rabaan dan tekanan.

(123)

Badan Meissner

 Dapat dijumpai pada bagian kulit yang tidak

berambut (Ex. ujung jari, bibir).

 Mempunyai kemampuan mengendalikan titik

tubuh yang teraba.

 Dapat beradaptasi dengan cepat (2 dt

setelah dirangsang).

 Peka terhadap pergerakan obyekdan

(124)

Reseptor Taktil

 Diskus Merkel

 Dijumpai di ujung jari, Kulit rambut.

 Menjalankan sinyal untuk menentukan

(125)

Organ Ujung Rambut

 Mendeteksi pergerakan obyek pada

(126)

Ujung Organ Rufini

 Menjalarkan sinyal perubahan bentuk kulit

dan ajrang sinyak ini datang secara terus menerus.

(127)

Badan Pacani

 Tepat di bawah kulit.

 Dapat dirangsang oleh pergerakan yang

cepat.

 Untuk mendeteksi getaran jaringan/

perubahan mekanis yang sangat cepat pada jaringan.

(128)

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto melihat bahwa kini masyarakat cenderung membeli makanan melalui aplikasi digital daripada harus memasak sendiri/pergi

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“PENGARUH

Pengaruh pupuk NPK dan Limbah Tahu terhadap Jumlah daun dan Tinggi Bawang Merah Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk

Sebuah pelabelan magic adalah suatu pemetaan dari him- punan sisi dalam suatu graf terhadap himpunan bilangan riil positif sedemikian hingga jumlah label sisi yang terikat dengan

berpengaruh pada kreativitas QI dalam memecahkan masalah matematika divergen yang telah diberikan. Deskripsi aktivitas kreatif QI dan karakteristik lain yang dapat

Secara makro, perkembangan Kabupaten Jayapura yang dilihat dari aspek ekonomi, sosial penduduk, dan infrastruktur memiliki kecenderungan yang positif, dimana jika

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan.pada hari Sabtu tanggal 10 September mulai pukul 07.00 WIB .Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk

Maka berdasarkan hal tersebut penulis merancang media informasi berupa animasi mengenai insomnia yang ditujukan untuk remaja Kota Bandung, sebagai upaya pencegahan