• Tidak ada hasil yang ditemukan

Munsyawarah Nasional V APEKSI 2016 Kota Jambi, 27 Juli 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Munsyawarah Nasional V APEKSI 2016 Kota Jambi, 27 Juli 2016"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PEMETAAN URUSAN DAN PENYERAHAN PERSONIL, PENDANAAN, SARANA DAN PRASARANA SERTA DOKUMEN (P3D)

MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

OLEH :

DIRJEN OTONOMI DAERAH

I. PERKEMBANGAN KEBIJAKAN DESENTRALISASI

UU 22 / 1999 Dominan Destr

UU 32 /’04 mencari keseimbangan

UU 5 / 1974 Dominan Sentrl UU 18 / 1965 Dominan Desentr Penetapan Presiden 6 / 1959 Dominan sentrl UU 1 / 1957 Dominan Desentralisasi

UU 22 / 1948 Dominan Desentralisasi UU 1 / 1945 Dominan Sentralisasi DESENTRALISATIE WET 1903 Dominan Sentralisasi

3

II.  MEMBANGUN EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN 

BERBASIS PADA URUSAN PEMERINTAHAN 

Membangun Efektivitas Pemerintahan Sinergitas kebijakan Sinergitas Kelembagaan Sinergitas Kualifikasi SDM Sinergitas Perencanaan Sinergitas Pertanggung jawaban kepada masyarakat

(2)

• Melalui Undang‐Undang ini dilakukan pengaturan yang bersifat afirmatif yang dimulai dari  pemetaan Urusan Pemerintahan yang akan menjadi prioritas Daerah dalam pelaksanaan  otonomi yang seluas‐luasnya.  • Melalui pemetaan tersebut akan tercipta sinergi kementerian/lembaga pemerintah  nonkementerian yang Urusan Pemerintahannya di desentralisasaikan ke Daerah. • Sinergi Urusan Pemerintahan akan melahirkan sinergi kelembagaan antara Pemerintah  Pusat dan Daerah karena setiap kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian akan  tahu siapa pemangku kepentingan (stakeholder) dari kementerian/lembaga pemerintah  nonkementerian tersebut di tingkat provinsi dan kabupaten/kota secara nasional.  • Sinergi Urusan Pemerintahan dan kelembagaan tersebut akan menciptakan sinergi dalam  perencanaan pembangunan antara kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian  dengan Daerah untuk mencapai target nasional.  • Manfaat lanjutannya adalah akan tercipta penyaluran bantuan yang terarah dari  kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terhadap Daerah‐Daerah yang menjadi  stakeholder utamanya untuk akselerasi realisasi target nasional tersebut. • Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah akan sulit tercapai tanpa adanya dukungan personel  yang memadai baik dalam jumlah maupun standar kompetensi yang diperlukan untuk  melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Dengan cara  tersebut Pemerintah Daerah akan mempunyai birokrasi karir yang kuat dan memadai dalam  aspek jumlah dan kompetensinya.

II.  MEMBANGUN EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN 

BERBASIS PADA URUSAN (LANJUTAN …..) 

III. KONSTRUKSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BERBASIS 

URUSAN PEMERINTAHAN

Pembentukan Daerah Otonom

Jabatan2 Pengisian Personil

KDH & DPRD Penyerahan Urusan RAKYAT (PUBLIC SERVICE DAN CIVIL SERVICES) Urusan Pem Pemerintah PRESIDEN & WAPRES PEMBIAYAAN Desen, Dekon & TP Organisasi Perangkat Daerah KINERJA PEMDA PERSONIL

K / L

berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi,  kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh  jabatan dengan yang dimiliki oleh pegawai. 1 2 4 3 7 5 6 BINWAS 8 I / 9 II/0 III PARTISIPASI APLIKASI IT

Pembagian urusan pemerintahan diatur dalam lampiran UU sehingga memberikan status otonomi yang lebih kuat kepada daerah otonom;

Ditentukan suatu pola pembagian urusan pemerintahan antar tingkatan/susunan pemerintahan sehingga terhindar dari tumpang tindih dan ketidakjelasan

kewenangan;

Terdapat keseimbangan beban urusan berdasarkan kriteria dan prinsip pembagian urusan pemerintahan yang sudah ditentukan;

Urusan yang mempunyai dampak ekologis yang serius hanya diotonomikan sampai ke daerah provinsi (kehutanan, kelautan dan pertambangan) sehingga relatif

mudah dikendalikan. Memperkuat status urusan

otonomi daerah mencegah tumpang tindih kewenangan I V . P E N A T A A N U R U S A N P E M E R I N T A H A N ( U U 2 3 T A H U N 2 0 1 4 ) KONKUREN ABSOLUT 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL PILIHAN Pertambangan, Perdagangan, dll. Kes, Pendidik, PU, dll. WAJIB PELAYANAN DASAR NON PELAYANAYAN DASAR S P M P E M B A G I A N U R U S A N P E M E R I N T A H A N D A E R A H Dibagi berdasarkan prinsip Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi Dibagi berdasarkan prinsip Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi URUSAN PEM. UMUM

(3)

Urusan Pemerintahan Wajib berkaitan dengan

Pelayanan Dasar

1. Pendidikan;

2. Kesehatan;

3. Pekerjaan umum dan penataan ruang;

4. Perumahan rakyat dan kawasan

permukiman;

5. Ketenteraman, ketertiban umum, dan

pelindungan masyarakat; dan

6. Sosial.

Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar

1. Tenaga kerja;

2. Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; 3. Pangan;

4. Pertanahan; 5. Lingkungan hidup;

6. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; 7. Pemberdayaan masyarakat dan Desa; 8. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana; 9. Perhubungan;

10. Komunikasi dan informatika; 11. Koperasi, usaha kecil, dan menengah; 12. Penanaman modal;

13. Kepemudaan dan olah raga; 14. Statistik;

15. Persandian; 16. Kebudayaan; 17. Perpustakaan; dan 18. Kearsipan.

Urusan Pemerintahan Pilihan

1. Kelautan dan perikanan;

2. Pariwisata;

3. Pertanian;

4.Kehutanan;

5. Energi dan Sumber Daya Mineral;

6. Perdagangan;

7. Perindustrian; dan

8. Transmigrasi.

V . J E N I S P E R A N G K A T D A E R A H M E N U R U T U U 2 3 / 2 0 1 4 SUPPORTING STAFF :

1. SETDA (Sekda selaku Midle Line) 2. SET DPRD

OPERATING CORE :DINAS YANG MELAKSANAKAN

URUSAN PEMERINTAHAN.

TECHNO STRUCTURE : BADAN YANG

MEMBERIKAN DUKUNGAN TEKNIS KEPADA SELURUH SKPD.

TECNO STRUCTURE YANG SECARA EKSPLISIT

SUDAH DISEBUTKAN NOMENKLATURNYA INSPEKTORAT DAERAH DAN SATPOL PP.

A.

B.

C.

(4)

VI. PERANGKAT DAERAH PROVINSI

PASAL 209 Ayat (1)  Perangkat Daerah provinsi terdiri atas: a. sekretariat daerah; b. sekretariat DPRD; c. inspektorat; d. dinas; dan e. badan. V I . J E N I S P E R A N G K A T D A E R A H P R O V I N S I

SEMUA PERANGKAT YANG MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DISEBUT DINAS

SEMUA PERANGKAT DAERAH YANG MEMBERIKAN DUKUNGAN TEKNIS KEPADA SELURUH PRANGKAT DAERAH DISEBUT BADAN, KECUALI YG DISEBUT KHUSUS.

SELAIN DINAS DAN BADAN DIBENTUK SEKRETARIAT DAERAH, SET DPRD DAN INSPEKTORAT DAERAH SERTA SAPOL PP

VII. PERANGKAT DAERAH KAB/KOTA

PASAL 209 Ayat (2)  Perangkat Daerah kabupaten/kota terdiri atas: a. sekretariat daerah; b. sekretariat DPRD; c. inspektorat; d. dinas; e. badan; dan f. Kecamatan. V I I . J E N I S P E R A N G K A T D A E R A H K A B U P A T E N / K O T A

SEMUA PERANGKAT YANG MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DISEBUT DINAS

SEMUA PERANGKAT DAERAH YANG MEMBERIKAN DUKUNGAN TEKNIS KEPADA SELURUH PERANGKAT DAERAH DISEBUT BADAN

SELAIN DINAS DAN BADAN DIBENTUK SEKRETARIAT DAERAH, SET DPRD DAN INSPEKTORAT DAERAH.

PERANGKAT KEWILAYAHAN DISEBUT KECAMATAN.

(5)

VIII. KRITERIA DINAS DAN BADAN

(Pasal 217 Ayat (1) Dinas dibentuk untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi  kewenangan Daerah. Badansebagaimana dibentuk untuk melaksanakan fungsi penunjang Urusan  Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah meliputi: a. perencanaan; b. keuangan; c. kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan; d. penelitian dan pengembangan; dan e. fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan. (Pasal 219 Ayat (1) B a d a n P e n u n j a n g L a i n n y a .

Badan Daerah provinsi yang melaksanakan fungsi penunjang lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf f  dibentuk dengan kriteria:

1. diperintahkan oleh peraturan perundang‐undangan; dan

2. memberikan pelayanan yang menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi semua Perangkat Daerah.

Pembentukan badan Daerah provinsi dan pembentukan badan penghubung Daerah  provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (6) dan ayat (7) berdasarkan  pedoman yang ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat pertimbangan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang aparatur negara.

K O N S E P P E N G A T U R A N D I N A S D A E R A H P R O V I N S I D A L A M R P P P E D O M A N O R G A N I S A S I P E R A N G K A T

D A E R A H ( T I N D A K L A N J U T U U 2 3 / 2 0 1 4 )

1. Pada dinas) dapat dibentuk UPT dinas untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu; 2. untuk Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang   pendidikan berbentuk satuan pendidikan. 3. UPT untuk Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang   kesehatan berbentuk rumah sakit dan Puskesmas. 4. Pembentukan UPT dinas ditetapkan melalui peraturan gubernur. K O N S E P P E N G A T U R A N D I N A S D A E R A H D A L A M R P P ( / ) K O N S E P P E N G A T U R A N D I N A S D A E R A H D A L A M R P P P E D O M A N O R G A N I S A S I P E R A N G K A T D A E R A H ( T I N D A K L A N J U T U U 2 3 / 2 0 1 4 )

1. Pada perangkat daerah yang melaksanakan urusan 

pemerintahan yang hanya diotonomikan kepada daerah provinsi, 

dibentuk cabang dinas di kabupaten/kota yang mempunyai 

urusan pemerintahan pada wilayah tersebut.

2. wilayah kerja cabang dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 

dapat meliputi lebih dari satu kabupaten/kota.

3. Pembentukan cabang ditetapkan dengan peraturan daerah.

4. Dalam rangka percepatan dan efisiensi pelayanan publik urusan 

pemerintahan, cabang dinas mendapat pelimpahan wewenang 

dari gubernur.

5. Pelimpahan wewenang dari gubernur dilaksanakan melalui 

peraturan gubernur.

(6)

K O N S E P P E N G A T U R A N D I N A S D A E R A H D A L A M R P P ( / ) K O N S E P P E N G A T U R A N D I N A S D A E R A H D A L A M R P P P E D O M A N O R G A N I S A S I P E R A N G K A T D A E R A H ( T I N D A K L A N J U T U U 2 3 / 2 0 1 4 )

1. UPT pada dinas Provinsi:

Kelas A, dipimpin oleh Pejabat Administrator, dengan 1 

subbag Tu dan dua Seksi

Kelas B, dipimpin oleh Pengawas tanpa kepala seksi

2. UPT pada dinas Kab/Kota:

Kelas A, dipimpin oleh Pejabat Pengawas dg satu subbag TU

Kelas B, dipimpin oleh Pengawas tanpa subbag TU

3. Susunan organisasi UPT yang berbentuk rumah sakit diatur 

dengan Perpres 

4. Susunan Puskesmas ditetapkan dengan Peraturan Menteri 

Kesehatan

5. Satuan pendidikan ditetapkan sesuai ketentuan peraturan 

perundang‐undangan. 

V I I . T I P O L O G I P E R A N G K A T D A E R A H

PADA PRINSIPNYA SETIAP URUSAN PEMERINTAHAN DILAKSANAKAN OLEH 1 DINAS

PADA PRINSIPNYA SETIAP FUNGSI PENUNJANG DILAKSANAKAN OLEH 1 BADAN

UNTUK MELAKSANAKAN PRINSIP TERSEBUT DI ATAS DINAS

• TIPE C

UNTUK MELAKSANAKAN PRINSIP TERSEBUT DI ATAS, DINAS DAN BADAN DIKATEGORIKAN KE DALAM

• TIPE A • TIPE B. dan • TIPE C

KECAMATAN DIKATEGORIKAN KE DALAM TIPE A DAN TIPE B TIDAK LAGI DIKENAL PERUMPUNAN DINAS DAN BADAN, KECUALI URUSAN YANG SANGAT KECIL SEHINGGA BEBAN TUGASNYA TIDAK MASUK KATEGORI TIPE C

UU 5/2014  SISTEM MERIT

SEBAGAI STRATEGI UNTUK

MEMBANGUN PROFESIONALISME DAN INTEGRITAS 

APARATUR SIPIL NEGARA

VIII. KEBIJAKAN BIDANG KEPEGAWAIAN YANG HARUS DIPERHATIKAN 

DALAM PENATAAN KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH

• mengatur fungsi, tugas dan peranan, serta hak dan kewajiban 

Aparatur Sipil Negara. 

• memberi landasan bagi penerapan sistem merit dalam 

manajemen Aparatur Sipil Negara.

VIII. Konsekuensi  Penerapan Sistem Merit

Semua jabatan harus:

• memiliki standar kompetensi, 

• uraian tugas, 

• target kinerja,

• indikator penilaian kinerja, serta

• mekanisme penilaian kinerja.

Setiap pegawai harus:

• memahami tugasnya, 

• target kinerja, 

• bagaimana kinerjanya dinilai, 

• hasil penilaian, serta

(7)

IX. Implikasi Penerapan Sistem Merit terhadap 

Organisasi

• Penataan jabatan ( restructuring dan rightsizing) agar semua

jabatan jelas kontribusinya terhadap pencapaian target kinerja

organisasi.

• Penyusunan kualifikasi, standar kompetensi, target kinerja untuk

setiap jabatan

• Penerapan sistem penilaian kinerja yang obyektif dan transparan

• Penyempurnaan sistem remunerasi

• Penempatankembali pegawai, termasuk redistribusi

• Penyusunan rencana pengembangan karier, termasuk program 

Diklat

Intensitas Urusan Pemerintahan Kepegawaian pd Perangkat daerah

Perencanaan dan Anggaran Kelembagaan

X. LANGKAH STRATEGIS PENATAAN URUSAN, KELEMBAGAAN DAN KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH (lanjutan…)

URUSAN PEMERINTAHAN  WNYD & PILIHAN Pemetaan Urusan Pemerintahan (Non Yan Dasar dan Pilihan) 1 • Beban Tugas • Tipe OPD  2 • Peta Jabatan • Kualifikasi Jab 3 • Persyaratan Jab • Kompetensi & Bakat

1 •Indikator Kinerja Utama

2

•Kode Program •Kode Anggaran

3

•Mengawal prioritas nasional •Efisien Pengelolaan Keuangan

Negara 1 • Jumlah 2 • Kompetensi 3 • Potensi Kerja • Local Wisdom

XI. KERANGKA INTEGRASI PENATAAN URUSAN, KELEMBAGAAN DAN KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH SERTA PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Urusan Pemerintahan Sub Urusan Pemerintahan Fungsi Dasar/ Tugas Urusan Pemerintahan Indikator

Kriteria Unjuk Kerja Kelembagaan Perangkat Daerah Pegawai ASN pd Perangkat Daerah Peta Jabatan dan  Atributnya  Kualifikasi Pegawai  ASN pada Perangkat  Daerah K l JFU • Kepala • Administrator • Pengawas • JFT • JFU • JPT/Admnistrator • Administrator • Pengawas • JFT • JFU

Penilaian Kinerja Individu

k d e a a o pe e s Pemaketan dan Penilaian Kompetensi Program &  Anggaran IKU PROGRAM ANGGARAN Kewenangan j Langkah Kerja g Kinerja Organisasi, Daerah,  Program dan K/L di Daerah

XII. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN

KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH

Urusan Pemerintahan Sub Urusan Pemerintahan Jenis Layanan/Fungsi Dasar/Tugas Urusan Pemerintahan Jangkauan Layanan/Indik ator Kelembagaan Perangkat Daerah Peta Jabatan  • Kepala • Administrator • Pengawas • JFT • JFU Kewenangan TIPELOGI  Perangkat Daerah Analisis Jabatan  Evaluasi Jabatan 

(8)

XIII. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH Urusan Pemerintahan Sub Urusan Pemerintahan Fungsi Dasar/ Tugas Urusan Pemerintahan

Kriteria Unjuk Kerja Kelembagaan Perangkat Daerah Pegawai ASN pd Perangkat Daerah Peta Jabatan dan  Atributnya  Kualifikasi Pegawai  ASN pada Perangkat  Daerah JPT/  Admnistrator Administrator Pengawas JFT JFU k o pe e s Pemaketan Kompetensi Program &  Anggaran IKU Kewenangan j Langkah Kerja KKNIPDN: Ahli Suvervisor Operator Penilaian Kompetensi dan Sertifikasi

XIV. LANGKAH STRATEGIS PENATAAN URUSAN, KELEMBAGAAN DAN

KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH

Urusan Pemerintahan Sub Urusan Pemerintahan Fungsi Dasar/ Tugas Urusan Pemerintahan Indikator

Kriteria Unjuk Kerja Penilaian Kinerja Individu

Program &  Anggaran IKU PROGRAM ANGGARAN Kewenangan j Langkah Kerja g Kinerja Organisasi, Daerah,  Program dan K/L di Daerah

SPM

31 X V . P E T A J A B A T A N P E R A N G K A T D A E R A H URUSAN PEMERINTAHAN Administrator: 4 Pengawas : 12 Pelaksana: ? Ketrampilan Keahlian Sesuai kebutuhan Administrator: 3 Pengawas : 9 Pelaksana: ? Ketrampilan Keahlian Sesuai kebutuhan Administrator 2 Pengawas : 6 Pelaksana: ? Ketrampilan Keahlian Sesuai kebutuhan

PETA JABATAN PERANGKAT DAERAH

Setiap Jabatan ditetapkan sesuai Kompetensi yang dibutuhkan (Ps 16 ASN) X V I . B E S A R A N D I N A S / B A D A N D A E R A H P R O V I N S I Administrator: 4 Pengawas : 12 Pelaksana: ? Administrator: 3 Pengawas : 9 Pelaksana: ? Administrator 2 Pengawas : 6 Pelaksana: ? URUSAN PEMERINTAHAN

(9)

X V I I . B E S A R A N D I N A S / B A D A N D A E R A H K A B / K O T A Administrator: 4 Pengawas : 12 Pelaksana: ? Administrator: 3 Pengawas : 9 Pelaksana: ? Administrator 2 Pengawas : 6 Pelaksana: ? URUSAN PEMERINTAHAN X V I I I . B E S A R A N P E R A N G K A T K A B / K O T A ( K E C A M A T A N ) BUPATI/WALIKOTA • kepegawaian; • pendidikan dan pelatihan; 26

IX. BADAN PENUNJANG DIBIDANG KEPEGAWAIAN,

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Kualifikasi SDM

2. Diklat

• Identifikasi kebutuhan diklat; • Penyusunan kurikulum; • Pengembangan silabus; • Penyusunan modul; • Ujicoba diklat; 

• Evaluasi dan penyempurnaan diklat;   • Standardisasi Program Diklat Berbasis

Kompetensi; • Penjaminan Kualitas

3. 

Uji kompetensi dan Sertifikasi

4. Inovasi Pengembangan

Kompetensi

26

X. INDIKATOR PENGUKURAN BADAN PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN

A

S

N

1. Jumlah JPT

2. Jumlah Pejabat

Administrasi

– Administrator – Pengawas – Pelaksana

3. Jumlah Pejabat

Fungsional

(10)

• TIPE A, Dengan Skor  801 ke atas

• TIPE B, Dengan Skor  601‐800  

• TIPE C, Dengan Skor  401 – 600  

• Skor  400 atau kurang diwadahi setingkat bidang dan 

vergabung dengan Badan yang mewadahi Kepegawaian

• pendidikan dan pelatihan; 26

XI. BESARAN ORGANISASI BADAN PENUNJANG DIBIDANG KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI

DILAKSANAKAN OLEH SATU BADAN: KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN •TIPE A, Dengan Skor  801 ke atas

•TIPE B, Dengan Skor  601‐800  

•TIPE C, Dengan Skor  401 – 600  

•Skor  400 atau kurang diwadahi setingkat bidang dan 

dilekatkan pada Sekretariat daerah

26

XII. BESARAN ORGANISASI BADAN PENUNJANG DIBIDANG KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN/KOTA

1. Penyelenggara Pemerintahan Daerah menetapkan nomenklatur Perangkat  Daerah dan unit kerja pada Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan  Pemerintahan dengan memperhatikan pedoman dari kementerian/lembaga  pemerintah nonkementerian yang membidangi Urusan Pemerintahan  tersebut. 2. Kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian menetapkan pedoman  nomenklatur Perangkat Daerah dan unit kerja pada Perangkat Daerah  sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kewenangannya  berdasarkan pendekatan fungsi pada setiap sub urusan dan kewenangan dari  Urusan Pemerintahan setelah berkoordinasi dengan Menteri. 3. Menteri menetapkan pedoman nomenklatur sekretariat daerah, sekretariat  DPRD, inspektorat, unit pelayanan terpadu satu pintu, badan serta  nomenklatur dinas yang melaksanakan Urusan Pemerintahan yang  diselenggarakan oleh lebih dari 1 (satu) kementerian/lembaga pemerintah  non kementerian. 

XIII. NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH

• Dalam rangka meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan 

kualitas pelayanan kepada masyarakat, perangkat 

daerah secara bertahap menerapkan sistem 

informasi yang terintegrasi antarkabupaten/kota, 

provinsi, dan Pemerintah Pusat dengan 

menggunakan insfrastruktur dan aplikasi secara 

berbagi pakai berdasarkan pertimbangan menteri 

yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di 

bidang  komunikasi dan informatika.

26

XIII. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KEPADA

MASYARAKAT

(11)

Evolusi Layanan Pemerintahan

Loket Kantor Loket Bergerak Web Online Sms Messenger Live Chat Telephon

analog Ip‐Phone ConverenceVideo 

Anjungan Layanan Televisi Jejaring sosial 2 1 3

XIV. PENGISIAN PERANGKAT DAERAH DAN TUGAS BPSDM KE 

DEPAN

• Pegawai aparatur sipil negara yang menduduki jabatan pimpinan tinggi, 

jabatan administrator, dan jabatan pengawas pada Perangkat Daerah wajib 

memenuhi persyaratan kompetensi:

a. teknis; b. manajerial; dan c. sosial kultural.

• Selain memenuhi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pegawai 

aparatur sipil negara yang menduduki jabatan Perangkat Daerah harus 

memenuhi kompetensi pemerintahan.

Sertifikat VI Pemerintah an Dst.... Sertifikat Diploma Pemerintah an Dst.... Sertifikat Advance Diploma Pemerintah an Dst.... Sertifikat VI Pem. (Damkar) Sertifikat Diploma Pem. (Damkar) Sertifikat Advance Diploma Pem. (Damkar) Sertifikat VI Pemerintah an (Pol PP) Sertifikat Diploma Pem. (Pol PP) Sertifikat Advance Diploma Pem. (Pol PP) Sertifikat VI Pemerintah an (Keuangan Daerah Sertifikat Diploma Keuangan Daerah Sertifikat Advance Diploma Keuangan Daerah .... unit .... unit .... unit Sertifikat III Pemerintah an Sertifikat IV Pemerintah an Sertifikat V Pemerintah an Sertifikat VI Pemerintah an Sertifikat Diploma Pemerintah an Sertifikat Advance Diploma Pemerintah an

9 Unit 11 Unit 15 Unit 15 Unit 15 Unit 15 Unit

Sertifikat VI Teknis Pem (Kesehatan) Sertifikat Diploma Teknis Pem (Kesehatan) Sertifikat Ad Dipl Teknis Pem. (Kesehatan) Sertifikat VI Teknis Pem (Kehutanan) Sertifikat Diploma Pem (Kehutanan) Sertifikat Adv Dipl Teknis Pem (Kehutanan) Sertifikat VI Teknis Pem (Perdag) Sertifikat Diploma Pem (Perdag) Sertifikat Adv Dipl Teknis Pem (Perdag) Sertifikat VI Pemerintah an (Kesehatan) KERANGKA KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI APARATUR PEMDA  (Kompetensi Pemerintahan dan Kompetensi Teknis)

XV. PENGISIAN PERANGKAT DAERAH UNTUK PERTAMA SEKALI

• Pepengisian kepala Perangkat Daerah dan kepala unit kerja pada Perangkat 

Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, untuk pertama kalinya 

dilakukan dengan mengukuhkan pejabat yang sudah memegang jabatan yang 

setingkat dengan jabatan yang akan diisi dengan ketentuan memenuhi 

persyaratan kualifikasi dan kompetensi jabatan.

(12)

SIMULASI PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN TIPELOGI KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH

BIDANG PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Referensi

Dokumen terkait

1) Melakukan penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Analisis Informasi berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi kebijakan tentang perencanaan program dan kegiatan SETDA

Universitas Gunadarma Akreditasi Institusi Peringkat “A” dan STMIK Jakarta STI&K Akreditasi Institusi Peringkat “B”.. Directions : There are three items in

Tidak semua siswa yang pandai selalu mempunyai nilai ijazah yang lebih baik daripada yang bodoh.. Budi mempunyai nilai ijazah yang lebih buruk

menjadi ketua majlis mesyuarat kerajaan negeri, dilantik oleh raja/sultan/yang dipertua negeri, memegang jawatan sehingga DUN dibubarkan, boleh menjadi ahli dewan negara,. jika

Dalam dunia perbankan, pembiayaan merupakan kegiatan bank sebagai usaha untuk memperoleh pendapatan. Tetapi kegiatan ini rawan risiko yang tidak saja dapat

Pemohon kemudian mengajukan Banding ke Mahkamah Agung dengan alasan bahwa Pengadilan Negeri Sumedang telah salah menerapkan hukum karena alasan pembatalan putusan arbitrase

Tahapan selanjutnya adalah mengorganisasikan mahasiswa dalam belajar, semua peserta didik bergabung dalam kelompok masing-masing, dosen membagikan lembar kerja

C4.5 dapat melakuakan prediksi besarnya penggunaan listrik di Kota Batam dengan memperhatikan nilai gain (penguatan) tertinggi dari lima atribut yang digunakan yaitu