NO. REC. KASUS: 15
KASUS: SENGKETA TANAH PERHUTANI DI DESA KALIREJO, KEC.SINGOROJO,KAB.KENDAL
DESKRIPSI: Menurut penuturan warga, mereka mempercayai adanya seseorang yang dianggap sebagai sesepuh desa yang bernama Kyai Wirosongko. Kyai Wirosongko dipercayai sebagai pemilik tanah Desa Kalirejo yang notabene pad waktu itu diberikan oleh Bupati Baureksa karena jasanya menyembuhkan puteri Bupati.
Tanah-tanah tersebut dibagikan kepada beberapa orang tokoh, yang kemudian tanah tersebut diwariskan kepad keturunannya. Jadi dapat dikatakan tanah ini adalah tanah milik warga warisan dari nenek moyang. Semenjak kejadian yang dialami Mbah Marian (orang yang melakukan perlawanan kepada Belanda kemudian dihukum gantung oleh Belanda) maka warga yang lain menjadi bungkam dan tidak melakukan perlawanan lagi.
Belanda yang dengan sengaja memilih lahan yang paling subur, memberlakukan sewa panjang selama 75 tahun Semula sewa panjang tersebut diiming-imingi dengan penggantian sejumlah uang, namun pada kenyataannya u sewa tersebut tidak pernah sampai ketangan warga. Setelah kemerdekeaan RI ternyata tidak membawa peruba besar bagi warga Desa Kalirejo, tanah yang semula dibawah poenguasaan pemerintah koloni kini beralih penguasaan dibawah pemerintah RI, namun oleh pemerintah RI tanah tersebut tidak didistribusikan kepada warg melainkan diserahkan kepada Perhutani.Dengan pola penguasaan yang berbeda tetap saja penindasan dirasaka oleh warga. Warga yang sempat beberapa saat menggarap lahan, kembali diusir atas nama Perhutani. Tindakan intimidasi kerap dilakukan oleh Pihak Perhutani bagi warga petani yang memberontak dan ketahuan mengambil ranting yang jatuh. Seringkali pihak Perhutani memberlakukan kriminalisasi bagi warga yang ketahuan mengamb ranting. Mereka dilaporkan ke polisi dan diserang dengan berbagai pertanyaan yang menyudutkan mereka deng disertai unsur kekerasan seperti pemukulan apabila mereka tidak mengaku mencuri.
Tindakan intimidasi yang kerap diterima warga, muncul dalam berbagai bentuk, tidak hanya berupa kriminalisasi warga. Stigma sebagai anggota PKI juga dilancarkan kepada warga menurunkan semangat perlawanan warga. Stigmasi tersebut diiringi dengan peristiwa pemenjaraan beberapa warga, dengan sebelumnya dilakukan interog yang disertai unsur kekarasan seperti pemukulan, beberapa dari mereka juga dibuag ke Digoel sebagai tahanan politik.
Pada awal reformasi, yaitu tahun 1997/1998 warga bersepakat kembali melancarkan aksinya melakukan reklaim atas lahan yang dirampas Perhutani. Keadaan yang terjadi sejak saat itu Perhutani tidak mampu lagi mengelola lahan dengan baik, hal tersebut dikarenakan Perhutani sudah tidak memiliki pekerja untuk dipekerjakan di lahan Warga yang melihat keadaan itu, segera memanfaatkan lahan terlantar, mereka mulai menggarap lahan tersebu Keadaan bagi petani relatif aman, karena tidak banyak gangguan yang mereka terima pada saat penggarapan lahan.
Sempat beberapa kali Perhutani menawarkan kerjasama dengan para petani. Petani diperbolehkan menggarap lahan yang diklaim milik Perhutani, dengan sistem tumpang sari, yang kemudian apabila panen, hasilnya harus dibagi dua dengan Perhutani. Warga yang melihat hal tersebut sebagai ajang pemanfaatan tenaga mereka dem keuntungan Perhutani dengan tegas menolak perjanjian kerjasama tersebut.
Dalam perkembangan terakhir, masyarakat desa Kalirejo tetap melakukan reklaiming atas tanah-tanah yang dikl Perhutani. Beberapa kali sempat dilakukan intimidasi oleh mandor Perhutani terhadap masyarakat namun akhir-akhir ini sudah jarang dilakukan. Pada tahun 2006 ketika Perhutani bersama aparat keamanan melakukan opera hutan lestari (O H L). Ada 2 orang masyarakat yang ditangkap dengan tuduhan mencuri kayu. Yang pertama bernama Bambang dituduh mencuri kayu Perhutani dihukum selama 5 bulan penjara. Yang kedua adalah Kasm warga Kalirejo Dusun Suwukan, dia ditangkap oleh polisi hutan dipinggir jalan keluar masuk hutan di kampung. Kasmani dihukum selama 12 bulan penjara tanpa barang bukti kayu yang dituduhkan.
AREA SENGKETA Desa Kalirejo termasuk dalam kecamatan Singorojo, dimana wilayah konfliknya Meliputi tiga dusun,yaitu: Glompong, Kalipuru, dan Kaligedang Desa Kalirejo Kab. Kendal Jawa Tengah.Kecamatan ini memang kalah Populer bila dibandingkan dengan kecamatan Boja. Hal mana dapat terlihat dari trayek angkutan yang ada, biasanya di angkutan tersebut tertulis Semarang-Boja tidak pernah ada trayek langsung Singorojo-Semarang. Mungkin karena alasan inipulalah kenapa Boja lebih terkenal dapi pada Singorojo. Perjalanan dari Semarang menuju desa ini memakan waktu kurang lebih sekitar 2 jam. Bagi anda yang tidak terbiasa melakukan perjalanan dengan diselingi sedikit tantangan, yaitu harus turun naik angkutan beberapa kali mungkin perjalanan ini akan sa melelahkan. Kemudian jangan pula anda bayangkan bahwa angkutan yang akan membawa kita menuju desa in akan sangat mudah didapatkan, karena angkutan dari pertigaan Singorojo menuju desa hanya ada pada waktu-waktu tertentu, jadi tidak setiap waktu-waktu. Untuk lebih menghemat waktu-waktu maka silahkan anda menggunakan Ojeg sebagai sarana untuk mengantarkan anda ke desa itu. Desa Kalirejo adalah sebuah desa yang letaknya terpenc ditengah-tengah hutan. Akses masuk menuju desa ini sangatlah sulit. Hal ini dikarenakan letaknya yang jauh da ibukota kecamatan yaitu Singorojo. Untuk mencapai desa ini kita harus menggunakan jasa angkutan
ojeg—mengingat sangat sulit sekali untuk memperoleh angkutan massal—dengan biaya sekitar + Rp 10.000,-. Meskipun ada angkutan umum yang telah masuk ke desa namun, perihal jamnya sangat sulit untuk diprediksi mengingat terbatasnya jumlah angkutan. Selain itu angkutan yang biasanya masuk ke desa adalah pada jam-jam tertentu, yaitu pada waktu para pelajar berangkat dan pulang sekolah
STATUS MONITORING: Aktif
KRONOLOGI PERISTIWA: DOKUMEN-DOKUMEN: RIWAYAT PEREBUTAN KLAIM:
Judul Peristiwa: Pengusiran masyarakat dari lahan oleh Perhutani 1956
Deskripsi Peristiwa: Pada masa nasionalisasi, tanah-tanah yang sebelumnya di bawah penguasaan kolonial Belanda, dikuasai oleh Pemerintah RI. Tetapi, oleh pemerintah RI, tanah-tanah tersebut tidak diredistribusikan kepada masyarakat, namun diserahkan kepada Perhutani. Warga yang sempat menggarap lahan, diusir oleh Perhutani.
Dampak: Warga kehilangan akses atas tanah-tanah garapan mereka. Hak-hak terlanggar:
250 KK warga Desa kalirejo Perhutani
Judul Jenis Dokumen
Penulis No. Rec
Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1978 mengenai Penambahan Unit Produksi Perusahan Umum Kehutanan Negara
Surat 80
Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1961 mengena Pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan Kehutanan Negara
Surat 79
Undang-undang No. 5 Tahun 1960 mengenai peraturan dasar pokok-pokok agraria
Surat 78
Undang-undang No. 5 Tahun 1967 mengenai ketentuan-ketentuan pokok kehutanan
Surat 77
Undang-undang No. 41 Tahun 1999 mengenai kehutanan
Surat 76
Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 1999 mengena Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM PERHUTANI)
Surat 75
Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1986 mengena Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM PERHUTANI)
Surat 74
Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1963 mengena Penyerahan Pengusahaan Tertentu Kepada Perusahaan-perusahaan Kehutanan Negara Pengusahaan
Surat 73
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1961 mengena Pendirian Perusahaan Kehutanan Negara Jawa Tengah
Surat 72
Peta Perhutani Lainnya
Perhutani 65
Tanggal Status Hak Dasar Status Hak Fungsi PengKlaim Komnts?
- Tanah Perhutani Hutan Produksi Perhutani
1957 Tanah nasionalisasi
Nasionalisasi Tanah negara Pemerintah RI
1997 Tanah reklaiming Tanah warisan Mbah Samprit
Tanah garapan Masyarakat desa Kalirejo
Abad 16 Tanah milik Tanah warisan Mbah Samprit
Tanah Garapan Masyarakat desa Kalirejo
Abad 16 Tanah milik Pemberian Bupati Baureksa
Tanah garapan Kyai Wirosongko
Abad 16 Tanah kekuasaan Bupati
Pemberian Raja Mataram
Sebagai Hak Milik Bupati
Bupati Baureksa
Abad 16 Tanah milik Pemberian Kyai Wirosongko
Tanah garapan Mbah Samprit
Intervensi-intervensi:
Dokumen-dokumen:
kepemilikan pribadi
Kalirejo Kendal tindakan
langsung/pelanggaran lainnya
nasional
Pelanggaran terhadap hak kepemilikan pribadi Masyarakat desa
Kalirejo
Pemerintah RI Kegagalan untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah tindakan yang tidak syah menurut hukum
Lainnya
Judul Peristiwa: Intimidasi dan kekerasan oleh aparat kepolisian 1960
Deskripsi Peristiwa: Masyarakat yang diintimidasi oleh Perhutani, dibawa ke kantor polisi. Di kantor polisi, mereka diserang dengan berbagai pertanyaan yang menyudutkan dengan disertai unsur kekerasan seperti pemukulan apabila mereka tidak mengaku mencuri. Dampak: Hak-hak terlanggar: Tindakan-tindakan: Intervensi-intervensi: Dokumen-dokumen:
Tanggal Korban Tindakan Pelaku: Derajat keterlibatan: Jenis pelaku:
Pelanggaran terhadap hak-hak seseorang yang ditahan atau dipenjara Masyarakat desa Kalirejo Aparat kepolisian Kendal Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya Polisi
Judul Peristiwa: Intimidasi warga oleh Perhutani 1960 2003
Deskripsi Peristiwa: Tindakan intimidasi kerap dilakukan oleh Pihak Perhutani bagi warga yang ketahuan mengambil ranting dari dalam hutan. Oleh Perhutani, mereka dilaporkan ke aparat kepolisian dan dituduh melakukan pencurian.
Dampak: Warga kesulitan mengakses hasil hutan, dan kemudian melakukan reklaiming pada tahun 1997/1998. Hak-hak terlanggar:
Tindakan-tindakan:
Intervensi-intervensi:
Dokumen-dokumen:
Tanggal Korban Tindakan Pelaku: Derajat keterlibatan: Jenis pelaku:
Pelanggaran terhadap hak rakyat untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat desa Kalirejo Perhutani KPH Kendal Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya
Perusahaan lokal atau nasional
No. Rec Intervenor Jenis Intervensi Pada Korban? Tanggal Dampak Pada Situasi Status Intervensi
73 Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA)
- Bukan - -
Judul Peristiwa: Penangkapan dan stigma PKI oleh Perhutani 1965
Deskripsi Peristiwa: Setelah masyarakat diusir oleh Perhutani, masyarakat yang masih nekad masuk ke lahan, memperoleh stigma PKI beberapa diantaranya dibuang ke Digoel, Nusakambangan, dan Pulau Buru.
Dampak: Warga ketakutan dan trauma terhadap stigma PKI tersebut. Dan di sisi lain, mereka kehilangan akses terhadap laha garapan.
Hak-hak terlanggar: Tindakan-tindakan:
Intervensi-intervensi:
Dokumen-dokumen:
Tanggal Korban Tindakan Pelaku: Derajat keterlibatan: Jenis pelaku:
Pelanggaran terhadap hak atas kebebasan Masyarakat desa Kalirejo Perhutani KPH Kendal Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya
Perusahaan lokal atau nasional
Judul Peristiwa: Perhutani menawarkan kerjasama dengan warga 1997
Deskripsi Peristiwa: Pada masa-masa awal reformasi, Perhutani menawarkan kerjasama dengan para petani. Petani diperbolehkan menggarap lahan yang diklaim milik Perhutani dengan sistem tumpang sari. Bila panen, hasilnya harus dibagi dua dengan Perhutani. Para petani menolak dengan tegas perjanjian tersebut.
Dampak: Perhutani melakukan intimidasi kepada masyarakat yang melakukan reklaiming. Hak-hak terlanggar:
Tindakan-tindakan:
Intervensi-intervensi:
Dokumen-dokumen:
Tanggal Korban Tindakan Pelaku: Derajat keterlibatan: Jenis pelaku:
Pelanggaran terhadap hak rakyat untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam Masyarakat desa Kalirejo Perhutani KPH Kendal Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya
Perusahaan lokal atau nasional
Judul Peristiwa: Penangkapan warga karena Operasi Hutan Lestari 2006 2006
Deskripsi Peristiwa: Pada tahun 2006 ketika Perhutani bersama aparat keamanan melakukan operasi hutan lestari (O H L). Ada 2 orang masyarakat yang ditangkap dengan tuduhan mencuri kayu. Yang pertama bernama Bambang dituduh mencuri kayu Perhutani dihukum selama 5 bulan penjara. Yang kedua adalah Kasmani warga Kalirejo Dusun Suwukan, dia ditang oleh polisi hutan dipinggir jalan keluar masuk hutan di kampung. Kasmani dihukum selama 12 bulan penjara tanpa barang bukti kayu yang dituduhkan.
Dampak:
Hak-hak terlanggar: Tindakan-tindakan:
Intervensi-intervensi:
Dokumen-dokumen:
Tanggal Korban Tindakan Pelaku: Derajat keterlibatan: Jenis pelaku:
Pelanggaran terhadap hak atas kebebasan Bambang Perhutani KPH Kendal Memberikan perintah untuk melakukan tindakan
Perusahaan lokal atau nasional
Pelanggaran terhadap hak atas kebebasan
Bambang Aparat kepolisian
Kendal Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya Polisi
Pelanggaran terhadap hak atas kebebasan Kasmani Perhutani KPH Kendal Memberikan perintah untuk melakukan tindakan
Perusahaan lokal atau nasional
Pelanggaran terhadap hak atas kebebasan
Kasmani Aparat kepolisian
Kendal Keterlibatan dalam tindakan langsung/pelanggaran lainnya Polisi
Judul Peristiwa: Pemaksaan sewa tanah oleh Belanda Abad 18 Abad 18
Deskripsi Peristiwa: Belanda memberlakukan sewa tanah atas lahan-lahan subur milik masyarakat dengan waktu 75 tahun. Semula sew tersebut diiming-imingi dengan penggantian sejumlah uang, namun pada kenyataannya uang sewa tersebut tidak pernah sampai ke tangan masyarakat.
Dampak: Warga kehilangan tanah-tanah mereka, beralih ke pemerintah Belanda. Hak-hak terlanggar:
Tindakan-tindakan:
Intervensi-intervensi:
Dokumen-dokumen:
Tanggal Korban Tindakan Pelaku: Derajat keterlibatan: Jenis pelaku:
Pelanggaran terhadap hak rakyat untuk mengatur sumber daya dan kekayaan alam
Masyarakat desa Kalirejo
Pemerintah Belanda Keterlibatan dalam tindakan
langsung/pelanggaran lainnya
Kekuatan yang menguasai
No. Rec Intervenor Jenis Intervensi Pada Korban? Tanggal Dampak Pada Situasi Status Intervensi
75 Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA) - Bukan - - 69 Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA) - Bukan - - 76 LBH Semarang - Bukan 2003 - - 70 LBH Semarang - Bukan 2003 - -