• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN KHAMIR LAUT SEBAGAI BIOKATALISATOR DALAM PEMBUATAN SILASE DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia) SEBAGAI SALAH SATU BAHAN ALTERNATIF PAKAN IKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN KHAMIR LAUT SEBAGAI BIOKATALISATOR DALAM PEMBUATAN SILASE DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia) SEBAGAI SALAH SATU BAHAN ALTERNATIF PAKAN IKAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Informasi mengenai kandungan nutrisi silase daun mengkudu (Morinda citrifolia) penting diketahui untuk dimanfaatkan sebagai salah satu bahan alternatif untuk pakan ikan. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui kandungan nutrisi silase daun mengkudu dengan penggunaan khamir laut sebagai biokatalisator. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan sebagai berikut: perlakuan A = daun mengkudu + 2,5% molasses + 0,00% khamir laut; B = daun mengkudu + 2,5% molasses + 0,02% khamir laut, R3 = daun mengkudu + 2,5% molasses + 0,04% khamir laut; R4 = daun mengkudu + 2,5% molasses + 0,06% khamir laut; E = daun mengkudu + 2,5% molasses + 0,08% khamir laut. Khamir laut didapatkan dari Balai Besar Budidaya Air Payau Jepara, kemudian di kultur massal dengan media air laut yang telah dipupuk dengan KCl, urea, gula dan TSP. Setelah lima (5) hari dipanen, disaring lalu dikeringkan di bawah sinar matahari selama ± 3 hari. Setelah kering, siap digunakan sebagai biokatalisator dalam pembuatan silase daun mengkudu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pH, lemak kasar, BETN, dan abu; di antara perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05); bahan kering, protein kasar, serat kasar, dan energi; di antara perlakuan berbeda nyata (P<0,05), kecernaan protein dan Ca di antara perlakuan berbeda sangat nyata (P<0,01). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa khamir laut dapat digunakan sebagai biokatalisator dalam pembuatan silase daun mengkudu (Morinda citrifolia), sebagai salah satu alternatif bahan pakan untuk pakan ikan dan pembuatan silase pada daun mengkudu dapat meningkatkan kualitas dari daun mengkudu.

KATA KUNCI: khamir laut, daun mengkudu, silase

PENDAHULUAN

Ketersediaan pakan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan bernilai gizi baik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan usaha budidaya. Penyediaan pakan yang tidak sesuai dengan jumlah ikan yang dipelihara menyebabkan laju pertumbuhan ikan menjadi lambat. Akibatnya produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Tanaman mengkudu merupakan salah satu tanaman tropika yang cukup banyak ditemukan diberbagai tempat. Secara keseluruhan daun mengkudu mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, vitamin, dan mineral. Daun mengkudu mengandung protein, khususnya asam amino esensial dan non esensial, vitamin (provitamin A; vitamin A, C, B5, B1, B2) dan mineral (Ca, P, Se, Fe). Mengkudu mengandung alkaloid penting yaitu proxeronin (jenis asam koloid yang tidak mengandung gula, asam amino atau asam nukleat dengan bobot molekul lebih dari 16.000), dalam jumlah besar. Xeronin ini membantu memperluas lubang usus kecil sehingga memudahkan proses penyerapan makanan, memperbaiki tugas kelenjar tiroid dan timus yang penting untuk kekebalan tubuh dan perlawanan menghadapi infeksi dari luar, mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein di dalam sel (Solomon dalam Bestari et al., 2005). Daun mengkudu mengandung antrakuinon, glikosida sebagai anti kanker (Anonymous, 2007 dalam Bestari et al., 2005).

Penggunaan daun mengkudu yang difermentasi dengan EM4 memberikan hasil yang lebih baik terhadap pertambahan bobot badan dan konversi pakan ayam broiler dibandingkan dengan daun mengkudu yang hanya dikeringkan dan yang diproses ensilase (Susilo, 2005). Penambahan tepung daun mengkudu dalam ransum ayam broiler 5%–10% tidak berpengaruh terhadap pertambahan bobot hidup, konsumsi ransum, dan efisiensi ransum. Persentase karkas ayam broiler meningkat seiring

PENGGUNAAN KHAMIR LAUT SEBAGAI BIOKATALISATOR DALAM PEMBUATAN

SILASE DAUN MENGKUDU (

Morinda citrifolia

) SEBAGAI SALAH SATU BAHAN

ALTERNATIF PAKAN IKAN

Mivida Febriani

Jurusan Perikanan Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah

(2)

dengan meningkatnya pemberian daun mengkudu yang direndam air panas dan tidak nyata pada pemberian 5%–10%, tetapi nyata berbeda pada tingkat pemberian 15%. Persentase bobot hati dan rempela nyata meningkat seiring dengan meningkatnya penambahan daun mengkudu yang direndam air panas sampai 10% (Bestari et al., 2005). Daun mengkudu dapat diberikan sebagai ramuan tradisional untuk meningkatkan nafsu makan ikan mas (Sutrisno, 2007).

Walaupun mengandung nutrisi cukup baik, namun kadar serat kasar daun mengkudu, tinggi. Tingginya kadar serat kasar, umumnya didominasi oleh komponen lignoselulosa (karbohidrat komplek) yang sulit dicerna (McDonald et al., 2000 dalam Sofyan & Febrisiantosa, 2007). Untuk itu, sebelum digunakan sebagai bahan pakan alternatif, daun mengkudu perlu diberi perlakuan untuk meningkatkan nilai gizi dan lebih mudah dicerna oleh tubuh, yaitu dengan perlakuan fermentasi. Dalam hal ini daun mengkudu dibuat silase dengan memanfaatkan khamir laut sebagai biokatalisator.

Khamir laut merupakan salah satu jenis khamir yang diisolasi langsung dari laut. Merupakan organisme uniseluler dari golongan jamur, bersifat kemoorganotrof, bereproduksi seksual dengan spora dan aseksual dengan pertunasan atau pembelahan (Kreger van Rij, 1984). Khamir termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang uniseluler. Sebagai sel tunggal, khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan kapang (Fardiaz, 1992).

Adapun kandungan nutrisi, asam amino, asam lemak, dan mineral kultur khamir laut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan nutrisi, asam amino, asam lemak, dan mineral kultur khamir laut

Sumber: Febriani (2001)

Persentase (%) mg/100 g

Analisa proksimat : Bahan kering oven 71,85

-Protein 28,29

-Lemak 0,34

-BETN 4,33

-Serat kasar 0,95

-Abu 66,09

-Asam amino esensial : Arginin 0,206

-Histidin 0,262 -Isoleucin 0,310 Leucin 0,318 -Lisin 0,463 -Threonin 0,187 -Metionin + sistin 0,773 Valin 0,342 -Phenylalanin 0,274

-Asam lemak : Oleat 14.447

-Linoleat 7.469 -Linolenat 0,875 -Stearat 28.726 -Laurat 1,842 -Palmitat 17.437 -Mineral : Ca 2.161 P 2.276 Cl 7.452,459 Mn 2.844 Zn 266.241 Mg 0,09 -Kandungan

(3)

Pada proses pembuatan silase, khamir digunakan sebagai biokatalisator dalam pembuatan silase ikan peperek (Leiognathus splendens) dan silase keong mas (Pomaceae sp.) (Febriani, 2008).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan khamir laut sebagai biokatalisator dalam pembuatan silase daun mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai salah satu bahan pakan alternatif untuk pakan ikan.

BAHAN DAN METODE

Materi yang digunakan dalam penelitian ini: kultur khamir laut, daun mengkudu, dan molasses. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Adapun prosedur pembuatan silase daun mengkudu bisa dilihat pada Gambar 1. A : daun mengkudu + 2,5% molasses + 0,00% khamir laut

B : daun mengkudu + 2,5% molasses + 0,02% khamir laut C : daun mengkudu + 2,5% molasses + 0,04% khamir laut D : daun mengkudu + 2,5% molasses + 0,06% khamir laut E : daun mengkudu + 2,5% molasses + 0,08% khamir laut

HASIL DAN BAHASAN

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar lemak kasar, BETN, dan abu di antara perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05); bahan kering, protein kasar, serat kasar, dan energi di antara perlakuan berbeda nyata (P<0,05), Kecernaan protein dan Ca di antara perlakuan berbeda sangat nyata (P<0,01). Hal ini berarti penggunaan khamir laut dalam proses pembuatan silase daun mengkudu berpengaruh baik terhadap kadar bahan kering, protein kasar, serat kasar, kadar energi, kecernaan protein, dan Ca. Pembuatan silase dapat memperbaiki kualitas bahan yang dibuat silase. Proses fermentasi ini mengakibatkan kandungan serat kasar terutama lignin yang merupakan faktor pembatas, yang menghambat daya cerna, mengalami perombakan. Selain itu, fermentasi dapat melarutkan sebagian zat-zat makanan atau mineral-mineral yang sukar larut. Tingginya kadar serat kasar ini umumnya

Gambar 1. Prosedur pembuatan silase daun mengkudu Daun mengkudu dipotong-potong

Tambahkan molasses 2,5 kg/100 kg hijauan (2,5%)

Tambahkan khamir laut dengan 5 macam perlakuan

0,00%

khamir laut khamir laut0,02% khamir laut0,04% khamir laut0,06% khamir laut0,08%

Masing-masing perlakuan diaduk sampai homogen

Disimpan selama 21 hari dalam toples plastik

Masing-masing perlakuan diamati lalu dianalisis proksimat lengkap, energi, dan kecernaan protein

(4)

Keterangan: A

:

daun mengkudu + 2,5% molases + 0,00% khamir laut

B

:

daun mengkudu + 2,5% molases + 0,02% khamir laut

C

:

daun mengkudu + 2,5% molases.+ 0,04% khamir laut

D

:

daun mengkudu + 2,5% molases + 0,06% khamir laut

E

:

daun mengkudu + 2,5% molases + 0,08% khamir laut

F

:

kontrol daun mengkudu (tanpa perlakuan)

Tabel

2.

Hasil rata-rata k

andungan bahan k

ering, pr

otein, lemak, serat k

asar

, abu, Ca, ener

gi, dan k

ecernaan pr

otein silase daun

mengkudu (Morinda citrifolia ) Pa ra m et er A B C D E F Wa rn a Co kl at k eh it ama n Co kl at ke hi ta m an Co kl at ke hi ta ma n Co kl at ke hi ta ma n Co kl at ke hi ta ma n Hi ja u k eco kl at Te ks tu r Luna k Luna k Lun ak Luna k Lu na k Li at Bau As am , ma ni s As am , ma ni s As am , ma ni s As am , ma ni s As am , ma ni s D aun s eg ar Su hu (° C) 2 7° C 2 7°C 2 7° C 2 7°C 2 7°C pH 5 ± 0, 5 a 5± 0, 5 a 5, 16± 0, 289 a 4, 83± 0, 289 a 4, 67± 0, 289 a Ba ha n k er ing (% ) 96, 896± 0, 867 b 96, 915± 0, 998 b 95, 398± 0, 878 ab 96, 748± 0, 956 b 93, 949± 1, 151 a 89, 947 Pr ot ei n k as ar (% ) 18, 039± 0, 631 a 18, 595± 0, 492 ab 19, 788± 0, 825 b 18, 494± 0, 514 b 18, 939± 0, 192 ab 15, 924 Le ma k ka sa r ( % ) 21, 571± 1, 587 a 20, 283± 2, 064 a 20, 783± 0, 833 a 19, 610± 0, 530 a 18, 596± 0, 124 a 23, 266 Ser at k as ar (% ) 21, 553± 1, 202 b 19, 965± 0, 558 ab 19, 814± 0, 651 ab 18, 882± 0, 245 a 18, 624± 0, 479 a 22, 120 BE TN (% ) 21, 895± 3, 180 a 24, 192± 3, 295 a 21, 396± 1, 116 a 24, 224± 1, 559 a 24, 452± 1, 372 a 16, 502 Ab u ( %) 13, 835± 0, 638 a 13, 878± 0, 297 a 13, 616± 0, 060 a 14, 245± 0, 181 a 13, 781± 0, 766 a 12, 135 Ca (% ) 2, 689± 0, 038 bc 2, 658± 0, 078 b 2, 406± 0, 061 a 2, 821± 0, 154 bc 2, 923± 0, 062 c 20, 194 En er gi (K ca l/k g) 3. 010, 8± 22, 976 b 3. 017± 30, 696 b 2. 989, 8± 44, 962 ab 3. 007, 4± 24, 700 b 2. 898± 51, 951 a 2. 865, 17 Ka da r pr ot ei n ( %) 79, 98± 0, 525 b 77, 684± 0, 732 a 81, 607± 0, 208 c 77, 384± 0, 000 a 80, 823± 0, 000 bc 80, 823

(5)

didominasi oleh komponen lignoselulosa (karbohidrat komplek) yang sulit dicerna. Dengan perlakuan fermentasi dapat menurunkan kadar serat kasar silase daun mengkudu karena enzim-enzim dari mikroba (khamir laut dan bakteri) yang menguraikan karbohidrat komplek (yang sulit dicerna) sehingga mudah untuk dicerna. Berdasarkan penelitian sebelumnya penggunaan isolate bakteri asam laktat dengan dosis 0%–15% dan penambahan molasses 5% pada rumput raja memberikan hasil kadar serat kasar yang semakin rendah dari 39,762% menjadi 33,504% (Lamid & Mimi, 2008). Dengan demikian, pembuatan silase dapat memperbaiki kualitas bahan yang dibuat silase. Jafar & Hassan (1990) menyatakan bahwa kandungan lignin, selulosa, dan hemiselulosa mempengaruhi kecernaan makanan dan telah diketahui bahwa antara kandungan lignin dan kecernaan bahan kering berhubungan sangat erat terutama pada rumput-rumputan (hijauan). Lignin dan selulosa sering membentuk senyawa lignoselulosa dalam dinding sel tanaman, lignoselulosa ini merupakan suatu ikatan yang kuat (Sutardi, 1977). Kecernaan serat pakan bukan hanya ditentukan oleh kandungan lignin, tetapi juga ditentukan oleh kuatnya ikatan lignin dengan gugus karbohidrat lainnya (Djajanegara, 1986). Menurut Lubis (1963), kadar serat kasar yang tinggi dapat mengganggu pencernaan zat-zat yang lainnya, akibatnya tingkat kecernaan menjadi menurun. Kadar serat yang tinggi akan menurunkan nilai TDN (Total Digestible Nutrients) dari bahan makanan.

Kadar energi daun mengkudu yang difermentasi lebih tinggi dibandingkan daun mengkudu tanpa fermentasi walaupun semakin besar penggunaan khamir laut dalam pembuatan silase daun mengkudu, kadar energinya menurun. Pada penelitian sebelumnya walaupun kadar energi pakan yang diberikan rendah, namun pengaruhnya terhadap hasil pertumbuhan ikan kerapu tikus dan patin memberikan hasil yang baik (Febriani, 2004). Hal ini dikarenakan kelebihan dari khamir laut, yaitu terdapat glycogen sebagai bahan tempat penyimpan energi (Ramesh et al., 1997) dan adanya unidentified growth factor yang menstimulir pertumbuhan dan enzim (Shin, 1988 dalam Made et al., 1996). Keadaan tersebut di atas telah dilakukan penelitian dengan hewan uji sebagai bahan pakan (Febriani, 2004). Berdasarkan uraian di atas, pembuatan silase hijauan ini sesuai dengan harapan yaitu memfermentasi bahan hijauan, sehingga lebih kaya nutrisi, lebih mudah dicerna serta memiliki daya cerna yang lebih baik.

KESIMPULAN

Khamir laut dapat digunakan sebagai biokatalisator dalam pembuatan silase daun mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai salah satu bahan pakan alternatif untuk pakan ikan.

Pembuatan silase dapat memperbaiki kualitas bahan yang dibuat silase. Saran

Dalam pembuatan silase daun mengkudu disarankan untuk menggunakan khamir laut 0,04% DAFTAR ACUAN

Bestari, J., Parakkasi, A., & Susilo, A. 2005. Pengaruh pemberian tepung daun mengkudu (Morinda citrifolia Linn) yang direndam air panas terhadap penampilan ayam broiler. Balai Penelitian Ternak, Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, hlm. 702-713.

Budi, T. & Wina, E. 2009. Limbah tanaman dan produk samping industri jagung untuk pakan ternak. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Diakses tanggal 26 Agustus 2009. hlm. 427-445. file://SILASE%201/ silase%20limbah%20jagung.htm

Buwono, I.D. 2000. Kebutuhan asam amino esensial dalam ransum ikan. Kanisius.Yogyakarta, 76 hlm.

Djajanegara, A. 1986, Intake and Digestion of Cereal Straws by Sheep. Thesis. University of Melbourne, 245 pp.

Djauhariya, E. 2003. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) tanaman obat Potensial. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Perkembangan Teknologi TRO Vol XV.No 1. Balittro.go.id./index php?pg=penelitian & child=hasil&page, 5 hlm.

(6)

Febriani. 2001. Pemanfaatan fungi sebagai sumber protein nabati alternative untuk pertumbuhan dan konversi pakan juvenile ikan kerapu tikus. ISSN 0852-5426. Terakreditasi Dikti no 050/O/I/98, no 395/Dikti/Kep/2000 J. Institut Pertanian Malang “Agritek”, 11(2): 2764–2769.

____. 2004. Studi pemanfaatan khamir laut sebagai sumber protein nabati dalam pakan ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis dan ikan patin (Pangasius sp.). Prosiding Pengendalian Penyakit Pada Ikan dan Udang Berbasis Imunisasi dan Biosecurity. Seminar Nasional Penyakit Ikan dan Udang IV. Purwokerto, 18–19 Mei 2004, hlm. 55-62.

____. 2008. Penggunaan khamir laut sebagai biokatalisator dalam pembuatan silase ikan peperek (Leiognathus splendens) dan silase keong mas (Pomaceae sp.). Prosiding Bidang Pengolahan Produk dan Bioteknologi kelautan. Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dan Konferensi Nasional. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang, 8 November 2008, hlm. 5–11. Jafar, M.D. & Hassan, A.O. 1990. Optimum Steaming Condition of PPF for feed utilization. Processing

and utilization of oil palm by-products for ruminant. MARDI-TARC Collaborative Study. Malaysia, 75 pp.

Kreger van Rij. NJ.W. 1984. The Yeast a Taxonomic Study. Third Revised and Enlarged Edition. Elsevier Science Publishers B.V. Amsterdam, 1,082 pp.

Lamid & Mimi. 2008. Biofermentasi Dengan Inokulasi Isolat Bakteri Asam Laktat Pada Proses Silase Rumput Raja. library@lib.unair.ac.id; library@unair.ac.id Faculty of Veterinary Airlangga Univer-sity, 2 hlm.

Lubis. D.A.1963. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan Jakarta, 262 hlm.

Made, A., Saleh, S., Sutiman, B.S., & Andayani. 1996. Kajian tentang kualitas produk model aktifitas dan manfaat penggunaan kultur khamir dalam lahan ternak ayam. Direktorat Pembinaan dan Pengabdian Pada Masyarakat. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Dep. Dik. Bud., 38 hlm. Ramesh, C.K., Singh, A., Tripathi, K.K., Saxena, R.K., & Eriksson, K.E.L. 1997. Microorganism as an

Alternative Source of Protein. Nutrition Review, 55(3): 65–75.

Sofyan, A. & Febrisiantosa, A. 2007. Pakan Ternak dengan Silase Peneliti UPT BPPTK LIPI, Yogyakarta. Sumber: Majalah INOVASI Edisi 5 Desember 2007. http://www.unisla.ac.id/content/view/33/9/ Susilo, A., Purnamasari, D.K., Agustina, D., Lubis, F.N., Akil, S., & Parakkasi, A. 2005. Efek penggunaan

daun mengkudu yang difermentasi dan diensilase terhadap performans ayam broiler. Thesis Pascasarjana Ilmu Ternak. Institut Pertanian Bogor, hlm. 703-713.

Sutardi, T. 1977, Ikhtisar Ruminologi. Bahan Penataran Khusus Peternakan Sapi Perah di Kayu Ambon. Lembang. BPLPP. Direktorat Jenderal Peternakan, Bogor, 75 hlm.

Sutrisno. 2007. Menambang Mas Di Kolam Deras. Trobos Edisi Maret 2007. file://localhost/D:/BUNDA4/ PUSTAKA/MENGKUDU/Majalah%20TROBOS,%20Media%20agribisnis%20 Peternakan%20dan%20 Perikanan.htm, 1 hlm.

Gambar

Tabel 1. Kandungan nutrisi, asam amino, asam lemak, dan  mineral kultur khamir laut
Gambar 1. Prosedur pembuatan silase daun mengkudu

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap tingkat kematian larva Aedes aegypti instar III dan

Latar belakang : Mengkudu atau Morinda citrifolia merupakan tanaman obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Buah dan daun mengkudu digunakan

Pada penelitian ini dilakukan uji efek teratogenik ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia), salah satu tanaman yang banyak digunakan oleh masyarakat dan berasal dari suatu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung daun mengkudu ( Morinda citrifolia ) fermentasi tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05) terhadap asupan protein, retensi

Skripsi yang berjudul : Pengaruh Penggunaan Daun Mengkudu ( Morinda citrifolia) dalam Pakan terhadap Profil Lemak Darah Ayam Petelur, dan penelitian yang terkait

Karya Skripsi yang berjudul: Performans Produksi Ayam Kampung Super akibat Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Fermentasi dalam Ransum, dan penelitian

Pada penelitian ini dilakukan uji efek teratogenik ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia), salah satu tanaman yang banyak digunakan oleh masyarakat dan berasal dari suatu

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan ekstrak dosis Daun Mengkudu Morinda citrifolia L untuk meningkatkan sintasan benih Ikan Lele Dumbo Clarias