BAB II Temuan Penelitian
Pada bab ini disajikan hasil temuan penelitian dan pembahasannya. Hasil temuan penelitian dan pembahasan yang akan dikaji pada bab ini sesuai pada rumusan masalah pada bab satu. Yakni mengenai teknik dan metode penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat tanya pada subtitle serial tv Shalahuddin Al Ayyubi versi MNCTV.
Penerjemahan merupakan sebuah usaha untuk mentransfer pesan dari bahasa sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa). Kegiatan menerjemahkan haruslah memperhatikan kaidah tata bahasa yang akan diterjemahkan. Seorang penerjemah juga harus mampu menyepadankan budaya masing-masing bahasa yang diterjemahkan, agar pesan dan gagasan yang dimaksud dapat sampai dan dipahami dengan baik oleh pembaca. Oleh karena itu, seorang penerjemah harus mampu menentukan teknik penerjemahan yang digunakan.
Teknik penerjemahan merupakan proses menganalisis dan mengklasifikasi keberlangsungan kesepadanan terjemah dan penerapannya pada berbagai satuan lingual. Misalnya, Kalimat, klausa, frasa dan atau kata. Oleh karena itu, sangat memungkinkan apabila sebuah kalimat atau kata diterjemahkan dengan berbagai teknik. Adapun dalam penelitian ini ditemukan beberapa teknik penerjemahan versi Molina dan Albir yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan kalimat tanya pada subtitle serial tv Shalahuddin Al Ayyubi versi MNCTV yang berjumlah 80 kalimat. Teknik tersebut adalah Teknik Adaptasi, Teknik Amplifikasi, Teknik Peminjaman Murni, Teknik Kompensasi, Teknik Kreasi
Diskursif, Teknik Padanan Lazim, Teknik Amplifikasi Linguistik, Teknik harfiah, Teknik Modulasi, Teknik Partikularisasi, Teknik Reduksi, Teknik Transposisi. Berikut adalah tabel perincian temuan teknik penerjemahan pada penelitian ini :
No
Teknik
Penerjemahan Jumlah Jumlah (%)
1 Harfiah 21 23,3% 2 Reduksi 22 24,4% 3 Amplifikasi 6 6,7% 4 Padanan Lazim 8 8,9% 5 Transposisi 7 7,8% 6 Amplifikasi Linguistik 7 7,8% 7 Partikularisasi 5 5,6% 8 Peminjaman Murni 5 5,6% 9 Modulasi 3 3,3% 10 Adaptasi 2 2,2% 11 Kompensasi 2 2,2% 12 Kreasi Diskursif 2 2,2% Total 90 100%
Tabel 6. Jumlah dan Prosentase Teknik Penerjemahan.
Teknik Penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir berjumlah 18 teknik sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab satu. Adapun dalam penelitian ini hanya ditemukan 12 teknik yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahan subtitle film Shalahuddin Al Ayyubi versi MNCTV. Berikut ini adalah penjelasan mengenai hasil temuan data yang menggunakan 1 teknik dan data yang menggunakan lebih dari satu teknik penerjemahan, pada beberapa kalimat tanya yang ditemukan dalam penelitian ini beserta contoh dan penjelasannya.
1. Penerjemahan Kalimat Tanya yang Menggunakan Satu Teknik.
1.2. Teknik Harfiah
Teknik yang dilakukan dengan cara menerjemahkan kata demi kata dan dengan tidak memperhatikan konteks.
Contoh :
No Bsu Transkripsi Bsa Waktu
10
؟ نَلأا ؟ اذبٍ
Ma>dza>?Al-a>‘n? Apa? Sekarang? 00:11:29 Eps 1 Tabel 7. Teknik HarfiahKeterangan :
Pada contoh data di atas ditemukan teknik penerjemahan Harfiah (kata demi kata). Kalimat tanya di atas memiliki unsur dua kata yaitu kata
اذبٍ
danنَلأا .
diterjemahkan “apa” dan kata نَلأا diterjemahkan “sekarang” (Munawwir, 1997:49).
1.3. Teknik Reduksi
Teknik yang digunakan dengan penghilangan secara parsial (bagian), karena penghilangan tersebut dianggap tidak menimbulkan distorsi makna. Teknik ini digunakan untuk mengimplisitkan informasi yang eksplisit.
Contoh :
No Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
22
؟ٌزدَ نٍو
Wa man yadriy? Siapa tahu? 00:21:14 Eps 1 Tabel 8. Teknik ReduksiKeterangan :
Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik reduksi. Hal ini dibuktikan dengan hasil terjemahan kalimat tanya pada Bsu
؟ٌزدَ نٍو
yang diterjemahkan dalam Bsa menjadi “Siapa tahu?”. Berdasarkan hasil terjemahan tersebut ditemukan penghilangan (reduksi) secara parsial yaitu harf(و)
yang bermakna “dan”. Penghilangan (reduksi) ini tidak menimbulkan distorsi makna.1.4. Teknik Amplifikasi
Teknik yang digunakan untuk memberikan Informasi dan penjelasan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, dijelaskan secara eksplisit dan berbentuk parafrase, sebagaimana cara untuk menjelaskan makna syahru ramadhan dalam
bahasa Arab ke bahasa Inggris menjadi the Muslim month of fasting (Molina, 2002: 501) .
Contoh:
No Bsu Transkripsi Bsa Waktu
72
نَدىا هبجم سَشو
؟قحمأ
Wazi>ru jama>luddin achmaq? Menteri kami jamaluddin,bodoh. 00:34:42 Eps 2Tabel 9. Teknik Amplifikasi
Keterangan :
Pada temuan penelitian di atas terdapat penggunaan teknik amplifikasi. Yaitu teknik yang digunakan untuk memberi penjelasan atau informasi cara eksplisit. Adapun penerapan teknik ini terdapat pada kalimat tanya di atas , yaitu pada penambahan kata “kami” pada bahasa sasaran, sedangkan kata kami tidak terdapat pada bahasa sumber.
Penambahan kata “kami” pada bahasa sasaran merupakan usaha untuk memberi penjelasan bahwa menteri Jamaluddin adalah seorang menteri yang bekerja untuk kerajaan tersebut. Adapun lebih spesifik keterangan ini dapat menambah gaya bahasa pada bahasa sasaran yang pada konteks ini merupakan sebuah sindiran kepada menteri tersebut.
1.5. Teknik Padanan Lazim
Teknik dengan penggunaan istilah atau ungkapan yang sudah lazim (berdasarkan kamus atau penggunaan sehari-hari). Teknik ini mirip dengan penerjemahan harfiah.
Contoh : No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
53
؟ دلابىا وىأ نٍ بنسى أ
A lasna> min ahlil- bila>di? Bukankah kami termasuk penduduk asli? 00:19:36 Eps 2Tabel 10. Teknik Padanan Lazim Keterangan :
Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik padanan lazim. Frasa pada kalimat tanya di atas دلابلا لهأ , memiliki dua makna leksikal (ML) yaitu لهأ yang bermakna “keluarga,kerabat dan famili” (Munawwir 1997:46) dan kata دلابلا yang bermakna “daerah atau negeri” (Munawwir, 1997:104). Kemudian dua kata ini bergabung menjadi sebuah frase yang oleh penerjemah diterjemahkan “penduduk asli”. Pada konteks ini penerjemah mencoba menerjemahkan frasa tersebut dengan menggunakan bahasa padanan yang digunakan sehari-hari oleh pengguna bahasa sumber atau disebut padanan lazim.
1.6. Teknik Transposisi
Teknik penerjemahan di mana penerjemah melakukan perubahan kategori gramatikal, struktur dan unit. Adapun pada penelitian ini terdapat perubahan penerjemahan pada jenis kata.
Contoh : No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
12
؟
حستقت
اذبٍ و
wa ma>dza> taqtarich? Apa usulanmu?00:12:27 Eps 1
Keterangan : Pada kalimat di atas digunakan teknik penerjemahan transposisi. Yaitu menerjemahkan kata kerja (verba) حستقت pada bahasa sumber yang bermakna “(kamu) mengusulkan”. Kata tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran berubah menjadi kata benda (nomina) sehingga berubah maknanya berubah maknanya menjadi “usulan”.
1.7. Teknik Amplifikasi Linguistik
Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menambahkan unsur-unsur linguistik dalam BSa. Teknik ini lazim diterapkan pada pengalihbahasaan konsekutif dan sulih suara (dubbing).
Contoh :
No Bsu Transkripsi Bsa Waktu
3
سٍاوأب عُطن ذبلم
؟ شوسبح
Lima>dza> nuthi>„u bi awa>miri bachruz?
Kenapa kita harus patuh pada perintah Bahruz?
00:07:51 Eps 1
Tabel 12. Teknik Amplifikasi Linguistik Keterangan :
Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik penerjemahan Amplifikasi Linguistik. Kalimat tanya di atas bila diterjemahkan secara harfiah bermakna “Kenapa kita patuh pada perintah bahruz?”. Namun, penerjemah menambahkan kata”harus” pada Bsa yang tidak ada pada Bsu, sehingga menjadi “Kenapa kita harus patuh pada perintah Bahruz?”. Penambahan satu kata ini merupakan salah satu jenis penggunaan teknik amplifikasi linguistik yang menambahkan salah satu unsur linguistik di dalamnya. Adapun pada data di atas unsur satuan gramatikal yang ditambahkan adalah satuan bahasa berupa kata.
1.8. Teknik Partikularisasi
Teknik penerjemahan dimana penerjemah menggunakan istilah yang lebih konkrit, presisi atau spesifik, dari superordinat ke subordinat atau bisa disebut dari umum ke khusus.
Contoh : No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
67
ةّسلما سظتنن اذبلم و
؟تيمدقىا
Wa lima>dza> nantazhiru Al-marratal-qadi>mah? Kenapa kita menunggu peperangan selanjutnya? 00:31:23 Eps 2 Tabel 13.Teknik PartikularisasiKeterangan:
Pada data di atas ditemukan percakapan yang terjadi saat peperangan antara pasukan Imaduddin Zanki melawan Raja Fulk dalam perebutan benteng Barin di Mousul. Adapun penggunaan teknik partikularisasi pada kalimat ini yaitu penerjemah menggunakan istilah yang lebih konkret dalam menerjemahkan kata ةّسملا. Kata tersebut apabila diterjemahkan secara leksikal memiliki (ML) “sekali” (Munawwir, 2007: 1325). Sedangkan pada data ini diterjemahkan menjadi peperangan. Hal ini dilakukan karena makna ةّسملا “sekali” dianggap lebih umum dan kurang sesuai dengan konteks percakapan yang terjadi saat peperangan.
1.9. Teknik Peminjaman Murni
Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan meminjam kata atau ungkapan dari BSu. Peminjaman itu bisa bersifat murni (pure borrowing) tanpa penyesuaian atau peminjaman yang sudah dinaturalisasi (naturalized borrowing) dengan penyesuaian pada ejaan ataupun pelafalan.
Contoh : No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
41
بهَّأ ٍعسمإ
؟يرٍلأا
Isma„i> ayyuha>l- ami>r?
Dengarlah wahai amir?
00:11:03 Eps 2
Tabel 14. Teknik Peminjaman Murni Keterangan :
Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik peminjaman murni yang terdapat pada kata سيملأا (Munawwir, 1997:38). Kata tersebut masih diterjemahkan dalam bentuk asli atau transkipsinya yaitu “amir” yang apabila merujuk ke ML bermakna “pangeran”. Adapun dalam kamus Al Munawwir dan Mutarjim menyatakan kata سيملأا dapat diartikan “amir” akan tetapi menurut peneliti makna terjemahan “amir” kurang familiar, sehingga akan lebih tepat dan mudah dimengerti pembaca bila diterjemahkan “pangeran”.
1.10. Teknik Modulasi
Teknik penerjemahan yang diterapkan dengan mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan BSu. Perubahan sudut pandang tersebut dapat bersifat leksikal atau struktural.
Contoh: No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
15
ءاصج وى و
ّلاإ نبسحلإا
؟نبسحلإا
Wa hal jaza’>ul- ichsa>ni i’lal- ichsa>ni?Tidak ada balasan kebaikan selain kebaikan
00:15:59 Eps 1
Keterangan :
Pada temuan penelitian di atas peneliti menemukan penggunaan teknik modulasi. Teknik yang mengubah fokus, sudut pandang dan aspek kognitif, baik bersifat leksikal maupun struktural. Adapun dari data di atas penerapan teknik ini dapat dibuktikan dengan hasil terjemahan dari Bsu ke Bsa yang berubah fokus dan aspek kognitifnya secara leksikal maupun struktural.
Perubahan ini terdapat pada diterjemahkannya kata tanya “
له “
(hal) yang bermakna “apakah” diterjemahkan menjadi “tidak ada”. Pada kasus ini terdapat perubahan kognitif yaitu pada penggunaan gaya bahasa penutur bahasa sumber yang lebih banyak cenderung menjawab sebuah pertanyaan dengan pertanyaan, diubah pada bahasa sasaran dengan menghilangkan dan mengubah kata tanya tersebut. Hal ini dilakukan karena penerjemah melihat bahwa gaya bahasa pemakai bahasa sasaran lebih banyak menjawab pertanyaan dengan kalimat informatif.Adapun bukti kedua penggunaan teknik ini adalah perubahan struktural kalimat. Pada bahasa sumber kalimat yang diujarkan berupa kalimat interogatif, namun pada bahasa sasaran diubah menjadi kalimat pernyataan.
1.11. Teknik Adaptasi
Teknik ini dikenal dengan teknik adaptasi budaya. Teknik ini dilakukan dengan mengganti unsur-unsur budaya yang ada BSu dengan unsur budaya yang mirip dan ada pada BSa. Hal tersebut bisa dilakukan karena unsur budaya dalam BSu tidak ditemukan dalam BSa, ataupun unsur budaya pada BSa
tersebut lebih akrab bagi pembaca sasaran. Teknik ini sama dengan teknik padanan budaya.
Contoh : No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
17
فسىَ هبح فُم
؟فَسشىا
Kaifa cha>lu yu>sufu as- syari>f? Bagaimana tentang si kecil yusuf? 00:17:55 Eps 1Tabel 16. Teknik Adaptasi Keterangan :
Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik Adaptasi yaitu mengkonversi kata sifat فيسشلا yang dalam ML berarti “mulia”(Munawwir, 1997:712). Namun, pada kasus ini diterjemahkan menjadi “si kecil”. Hal ini dilakukan karena pada kebiasaan Bsa, pemakaian kata “mulia” bagi seorang anak kecil (yusuf) pada konteks ini tidak ditemukan atau tidak familiar di kalangan pengguna bahasa sasaran. Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik adaptasi penerjemah mencoba menggunakan ungkapan unsur budaya yang biasa digunakan pada Bsa.
1.12. Teknik Kompensasi
Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menyampaikan pesan pada bagian lain dari teks terjemahan. Teknik ini dipakai karena pengaruh stilistik (gaya) pada BSu tidak bisa di terapkan pada BSa.
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
1
؟ لعٍ
اذبٍ
Ma>dza> ma„ak? Ada apa ? 00:03:14 Eps 1Tabel 17. Teknik Kompensasi Keterangan :
Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik kompensasi. Hal ini dilihat dari hasil terjemahan pada Bsa yang berasal dari kalimat tanya Bsu
؟ لعٍ
اذبٍ
apabila diartikan secara utuh maka seharusnya bermakna “apa bersamamu?”. Akan tetapi hasil terjemahan ini kurang bisa dipahami bagi pembaca di kalangan Bsa.Hal ini dipengaruhi oleh stilistik (gaya bahasa) keduanya (Bsa dan Bsu) berbeda. Oleh karena itu, penerjemah mengubah makna dengan menerjemahkan bagian lain dari kalimat tersebut menjadi “Ada apa?”.
1.13. Teknik Kreasi Diskursif
Teknik penerjemahan dengan penggunaan padanan yang keluar konteks. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian calon pembaca.
Contoh : No
Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu
13
ٍى و ببه وحسن
تىبلحا هرى ًيع
Narchalu biha > wa hiya „ala hadzihil- cha>lah?
Apakah kita akan berangkat dalam kondisi seperti ini?
00:12:28 Eps 1
Tabel 18. Teknik Kreasi Diskursif
Keterangan : Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik kreasi diskursif. Apabila dilihat pada kalimat yang tertulis di Bsu, maka tidak di dapati tanda tanya
atau kalimat tanya. Akan tetapi di dalam terjemahannya berubah menjadi kalimat tanya dan terdapat tanda tanya.
Adapun hasil terjemahan kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai terjemahan bebas. Karena apabila kalimat pada Bsu diterjemahkan secara harfiah memiliki makna struktural (MS) “Kita pergi dengannya dan dia dalam keadaan ini?. Namun oleh penerjemah diubah “Apakah kita akan berangkat dalam kondisi seperti ini?”. Oleh karena itu peneliti menilai terjemahan ini merupakan hasil dari penggunaan teknik kreasi diskursi yang bersifat bebas. Namun, masih memiliki keterikatan konteks.
2. Penerjemahan Kalimat Tanya yang Menggunakan Lebih dari Satu Teknik
Adapun beberapa data kalimat tanya yang ditemukan menggunakan lebih dari satu teknik. Hal ini terjadi karena penerjemah mencoba untuk memadatkan informasi yang terdapat pada teks Bsu.
2.1. Teknik Padanan Lazim dan Teknik Kompensasi
No Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
1
؟ لعٍ
اذبٍ
Ma>dza> ma„ak? Ada apa? Padanan Lazim dan Kompensasi00:03:14 Eps 1
Tabel 19. Teknik Padanan Lazim dan Teknik Kompensasi
Keterangan :
Pada temuan data di atas ditemukan penggunaan dua teknik penerjemahan secara bersamaan yaitu teknik kompensasi dan teknik padanan
lazim. Hal ini dibuktikan dengan diterjemahkannya kalimat tanya dalam Bsu
اذبٍ
؟ لعٍ
ke dalam Bsa menjadi “ada apa”. Padahal apabila melihat arti per kata memiliki ML kata اذام bermakna “apa” , kata عم bermakna “ bersama” dan kata ganti ك bermakna “kamu”. Apabila diartikan secara utuh seharusnya bermakna “apa bersamamu (kamu)?.Namun dalam hal ini penerjemah menggunakan teknik padanan lazim yaitu teknik yang mengubah hasil terjemahan dengan menyesuaikannya dengan penggunaan bahasa sehari-sehari yang lazim pada bahasa sasaran.Adapun teknik kompensasi memiliki pola menerjemahkan pesan bagian lain dari teks dengan memperhatikan gaya bahasa (stilistik) bahasa sasaran. Kedua teknik ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama memperhatikan gaya bahasa pada bahasa sasaran, sehingga hasil terjemahan dari penggunaan kedua teknik ini bersifat komunikatif . Teks Bsu ؟ لعم اذام diterjemahkan menjadi “ada apa?”.
2.2. Teknik Transposisi dan Teknik Partikularisasi No
Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
25
صحم كستن نذإ
؟ وى ًتٍأ
Idzan natruku chimsha ummatan lahu? Berarti kita biarkan Himsa jatuh ke tangan Zanki? Transposisi, Partikularisasi 00:23:30 Eps 1Tabel 20. Teknik Transposisi dan Teknik Partikularisasi Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat penggunaan dua jenis teknik penerjemahan. Yaitu teknik transposisi dan teknik partikularisasi. Adapun hasil dari penggunaan teknik transposisi pada data di atas adalah diterjemahkannya kata
ًتٍأ
yang bermakna “umat”. Charf ل yang bermakna “kepunyaan” dan kata gantiىى
(huwa) yang bermakna “dia” (Munawwir, 1997), menjadi bentuk satuan lingual kalimat “jatuh ke tangan Zanki”.Adapun penggunaan teknik partikularisasi yang berpola memberikan terjemahan yang lebih kongkrit, terdapat pada kata ganti
ىى
yang bermakna “dia” kemudian lebih dispesifikkan (kongkrit) menjadi Zanki. Kedua teknik ini sangat mempengaruhi hasil terjemahan kalimat di atas. Sehingga penggunaan keduanya pada satu kalimat menghasilkan terjemahan yang komunikatif.2.3. Teknik Reduksi dan Teknik Amplifikasi.
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
31
لىإ ايرسٍ عببتن وى
وُف بنمست يرىا عقىٍ
؟ٌدىنج
Hal nuta>bi„u masi>ran ila mauqi„i’ ladzi tarakna> fi>hi junu>di>? Apakah kita kembali ke pasukan yang kita tinggalkan, tuan? Reduksi, amplifikasi 00:28:31 Eps1Tabel 21. Teknik Reduksi dan Teknik Amplifikasi
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat dua penggunaan teknik penerjemahan dalam satu kalimat. Yaitu teknik reduksi dan amplifikasi. Adapun teknik reduksi yang berpola menghilangkan secara parsial (sebagian) tanpa distorsi makna terdapat pada dihilangkannya kata يف , اسيسم dan عقىم yang bermakna ML “di dalamnya”,“jalan” dan “pos atau tempat”. Teknik ini tidak
menimbulkan distorsi makna dan membuat hasil terjemahan lebih padat namun tetap dapat dipahami.
Teknik yang kedua adalah teknik amplifikasi yaitu teknik penambahan informasi berupa paraphrase yang disampaikan secara eksplisit. Adapun pada data di atas penggunaanya terdapat pada hasil terjemahan Bsa. Yaitu dengan menambahkan kata “tuan” dengan tujuan untuk menambah variasi informasi bahwa lawan bicara adalah orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi, karena kedua orang yang berbicara ini memiliki kedudukan sebagai raja atau pemimpin pasukan. Adapun penggunaan kedua teknik ini secara bersamaan dalam satu kalimat tanya membuat hasil terjemahkan lebih padat dan singkat namun tetap mudah dipahami oleh pembaca Bsa.
2.4. Teknik Transposisi dan Teknik Reduksi.
No Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu 38
ًأ ٍيتق تُشخ أ
دُب وتقت تُشخ
نٍ يمدخ
؟لسنج
A khosyyatun qatli> am khosyyatun tuqtalu biyaddi khodi>min min jinsik? Apakah takut dibunuh olehku atau pelayan dari bangsamu? Transposisi, Reduksi 00:10:46 Eps 2Tabel 22. Teknik Transposisi dan Teknik Reduksi
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat dua penggunaan teknik penerjemahan dalam satu kalimat. Yaitu teknik transposisi dan teknik reduksi. Adapun teknik transposisi adalah teknik yang mengubah kondisi gramatikal dari dua bahasa (Bsu dan Bsa). Pada data di atas teknik ini digunakan untuk
menerjemahkan kata يلتق yang bermakna “pembunuhanku” diterjemahkan dengan mengubah kondisi gramatikal menjadi frasa dengan hasil terjemahan “dibunuh olehku”.
Adapun teknik reduksi adalah teknik yang menghilangkan secara parsial (sebagian) tanpa distorsi makna. Pada data di atas teknik ini digunakan untuk menghilangkan kata pada Bsa yaitu kata تىيشخ yang bermakna “takut”, kata kerja pasif لتقت (tuqtalu) yang bermakna “dibunuh” dan frasa ديب (biyaddi) yang bermakna “dengan tangan”. Ketiganya tidak diterjemahkan atau dihilangkan namun hasil terjemahan tetap bisa dipahami dengan baik. Adapun penggunaan kedua teknik ini menjadikan hasil terjemahan padat dan jelas.
2.5. Teknik Reduksi dan Teknik Transposisi.
No Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
40
هبنزرنأ ىى و تىح
زىسىا ًبٍأ َليتقب
؟ٌىسصب تتح
Chatta wa lau andzarna>hu biqatlika ama>mas- su>ri tachta basharihim? Meskipun kami mengancam membunuhmu di depan pagar di depan mata mereka? Reduksi, Transposisi 00:10:59 Eps 2Tabel 23. Teknik Reduksi dan Teknik Transposisi
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat penggunaan 2 teknik penerjemahan dalam satu kalimat tanya. Yaitu teknik reduksi dan teknik transposisi. Teknik Reduksi adalah teknik yang menghilangkan beberapa bagian kalimat secara parsial tanpa distorsi makna. Pada contoh di atas teknik ini diterapkan untuk menghilangkan kata ganti ىه yang bermakna dia (lk) pada kalimat ياوزروأ.
Adapun teknik transposisi yang mengubah kedudukan atau posisi gramatikal terdapat pada kata َللتقب bermakna “dengan pembunuhanmu” yang menduduki kelas gramatikal kata, diubah maknanya menjadi “membunuhmu” pada Bsa yang menduduki satuan gramatikal kalimat. Penggunaan kedua teknik ini membuat hasil terjemahan menjadi lebih singkat dan jelas, sehingga pembaca Bsa mudah memahaminya.
2.1. Teknik Peminjaman Murni dan Teknik Amplifikasi.
Tabel 24.Teknik Peminjaman Murni dan Teknik Amplifikasi
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat dua penggunaan teknik penerjemahan dalam satu kalimat. Yaitu teknik peminjaman murni dan teknik amplifikasi. Teknik peminjaman murni adalah menerjemahkan dengan cara meminjam kata dari Bsu. Adapun penggunaannya pada data di atas adalah pada penerjemahan kata سيمأ (ami>r) yang diterjemahkan dalam Bsa “amir”. Ini merupakan teknik peminjaman murni karena kata yang dipinjam dari Bsu tidak mengalami penyesuaian dalam Bsa.
No
Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
43
تنٍأ اذإ ننىو
تنٍأ وهف يرٍأب
؟هيرغ
Walakin i’dza> amantu biami>rin fahal amantu ghairahu?Akan tetapi jika aku percaya pada amir, apakah aku bisa percaya pada orang lain? Peminjaman murni, Amplifikasi 00:13:12 Eps 2
Adapun teknik amplifikasi adalah teknik yang memberikan keterangan secara eksplisit untuk memperjelas hasil terjemahan. Pada data diatas penerapannya terdapat pada frasa يسيغ yang mana سيغ memiliki ML “selain” dan kata ganti bersambung (dhamir mustatir) ىه yang memiliki makna “dia (lk)”. Apabila keduanya diterjemahkan secara keseluruhan bermakna “selain dia” diterjemahkan menjadi “orang lain”. Terjemahan ini memberikan informasi tersurat sehingga membuat terjemahan lebih mudah dan luwes bagi pembaca bahasa sasaran.
2.2. Teknik Reduksi dan Teknik Peminjaman Murni No
Data
Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
49
وتيصح ٌرىا بٍ
نٍ ءبقى ٌىدنع
يمدخ لتنبُخ
؟يرٍلأا
Malladzi> chashaltahu „indahum liqa>a ‘ min khiya>natika khadimul-ami>r?Apakah yang kau peroleh dari pengkhianatanmu, pelayan amir? Reduksi, Peminjaman murni 00:14:08 Eps 2
Tabel 25. Teknik Reduksi dan Teknik Peminjaman Murni
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat penggunaan dua teknik penerjemahan. Yaitu teknik reduksi dan peminjaman murni.Adapun penggunaan teknik reduksi terdapat pada dihilangkan atau tidak diterjemahkannya kata دىع („inda) yang bermakna “pada”, kata ganti مه (hum) yang bermakna “mereka (lk)” dan kata ءاقل (liqa>’a) yang memiliki ML bertemu (Munawwir, 1997). Penghilangan sccara parsial ini tidak menimbulkan distorsi makna.
Adapun penerapan teknik peminjaman murni terdapat pada penerjemahan kata سيملأا yang tetap diterjemahkan amir pada Bsa. Peminjaman murni ini bersifat murni (Pure Borrowing) karena tidak mengalami naturalisasi pada Bsa.
2.3. Teknik Reduksi, Partikularisasi dan Transposisi.
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
50
نيعنيم ٌرىا بٍ و
غلابإ نٍ
؟يرٍلأا
Wa ma’ladzi> yamna’uni> min ibla>ghil-ami>ri? Apakah yang bisa mencegahku memberitahukan amir zanki? Reduksi, Partikularisasi, Transposisi. 00:15:40 Eps 2Tabel 26. Teknik Reduksi dan Teknik Transposisi
Keterangan :
Pada temuan data di atas terdapat penggunaan tiga teknik penerjemahan dalam satu kalimat tanya. Yaitu teknik reduksi, teknik partikularisasi dan teknik transposisi. Adapun penerapan teknik reduksi terdapat pada penghilangan partikel (charf) و dan هم yang bermakna “dan” dan “dari”. Penghilangan kedua partikel ini bertujuan agar hasil terjemahan lebih padat namun tetap jelas tanpa distorsi makna.
Teknik yang kedua adalah teknik partikularisasi, yaitu teknik yang berusaha menerjemahakn kata pada Bsu dengan padanan yang lebih spesifik (kongkrit) pada Bsa. Adapun penerapannya pada data di atas terdapat pada
penerjemahan kata سيملأا yang bermakna umum “raja” diterjemahkan menjadi lebih spesifik menjadi “amir Zanki”.
Teknik yang ketiga adalah teknik transposisi yang mengubah posisi atau bentuk satuan gramatikal dalam proses penerjemahannya terdapat pada kata benda غلابإ yang bermakna “penyampaian” diterjemahkan dalam bentuk kata kerja menjadi “menyampaikan”. Korelasi antara tiga teknik ini sangat berperan dalam hasil terjemahan. Menjadikan hasil terjemahan pada Bsu lebih padat, singkat dan mudah dipahami.
2.4. Teknik Amplifikasi dan Teknik Reduksi
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
57
ارى نىيهتج ٌنّنأ ًأ
نَلأا ٍّتح
?
Am annakum tajhalu>na hadza> h}attal a>n? Apakah kalian berpura-pura tidak tahu tentang hal ini?Amplifikasi , Reduksi.
00:23:21 Eps 2
Tabel 27. Teknik Amplifikasi dan Teknik Reduksi
Keterangan : Pada temuan data di atas ditemukan penggunaan dua teknik penerjemahan. Yaitu teknik amplifikasi dan teknik reduksi. Penggunaan teknik amplifikasi terdapat pada penerjemahan kata اره yang secara leksikal bermakna “ini” diterjemahkan dengan menambahkan informasi menggunakan parafrase menjadi “tentang hal ini”, sehingga hasil terjemahan terasa lebih luwes.
Adapun penggunaan teknik reduksi pada data di atas dibuktikan dengan dihilangkan atau tak diterjemahkannya dua kata يّتح dan نَلأا yang memiliki ML “hingga” dan “sekarang”. Meskipun kedua kata ini dihilangkan tidak membuat hasil terjemahan rancu atau sukar di pahami, karena pokok pesan
yang ingin disampaikan pada Bsu sudah tersampaikan dengan baik, sedangkan penggunaan kedua teknik ini secara bersamaan menjadikan hasil terjemahan relatif padat dan mudah dipahami. s
2.5. Teknik Peminjaman Murni dan Teknik Harfiah
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
77
اذبلم يرٍلأا هأسَ وى
؟هأسَ
Hal yusa’lul-ami>r lima>dza yasa’l? Apakah amir ditanya mengapa dia bertanya? Peminjaman Murni, Harfiah 00:34;14 Eps 2Tabel 28. Teknik Peminjaman Murni dan Teknik Harfiah
Keterangan :
Pada temuan data di atas ditemukan penggunaan dua teknik penerjemahan. Yaitu teknik peminjaman murni dan teknik harfiah. Teknik Peminjaman Murni dapat dibuktikan dengan diterjemahkannya kata سيملأا dengan terjemahan “amir”. Maka jenis peminjaman murninya adalah Pure borrowing yaitu menerjemahkan dengan meminjam kata dari Bsu tanpa ada penyesuaian pada Bsa. Adapun menurut peneliti penggunaan teknik ini dalam menerjemahakan kata سيملأا dirasa kurang sesuai dan dapat menimbulkan ketidak pemahaman pembaca Bsa. Karena pada umumnya kata “amir” dalam Bsa adalah nama orang, sehingga kata سيملأا seharusnya diterjemahkan sesuai makna leksikal yaitu “raja”.
Adapun teknik harfiah terbukti pada susunan kalimatnya
diterjemahkan secara kata perkata dan sepadan baik dalam Bsu maupun Bsa. Meskipun hasil terjemahan terlihat kurang begitu luwes, namun masih dapat dipahami.
A. Metode Penerjemahan
Metode Penerjemahan merupakan sebuah proses penerjemahan dilakukan sesuai dengan tujuan penerjemah, yaitu opsi global yang berdampak teks sasaran pada teks sasaran.
Menurut Newmark (1988), metode penerjemahan terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu :
a) Metode Penerjemahan yang berorientasi pada Bsu
b) Metode Penerjemahan yang berorientasi pada Bsa
Adapun metode yang memberi penekanan pada Bsu adalah penerjemahan kata demi kata, Penerjemahan Literal, Penerjemahan Setia, Penerjemahan Semantis. Sedangkan metode yang memberikan penekanan pada Bsa adalah
Penerjemah Adaptasi, Penerjemahan Bebas, Penerjemahan Idiomatis,
Penerjemahan Komunikatif (Newmark, 1988: 45).
Penekanan Pada Bahasa Sumber Penekanan Pada Bahasa Sasaran
Penerjemahan kata demi kata Adaptasi
Penerjemahan Literal Penerjemahan Bebas
Penerjemahan Setia Penerjemahan Idiomatis
Penerjemahan Semantis Penerjemahan Komunikatif
Pada penelitian ini ditemukan teknik yang berorientasi pada bahasa sumber dan teknik yang beriorentasi pada bahasa sasaran yang dirangkum sebagai berikut : No Teknik Berorientasi pada Bsu Prosentase (%) Teknik Berorientasi pada Bsa Prosentase (%) 1 Teknik Harfiah 23,3% Teknik Reduksi 24,4% 2 Teknik Peminjaman Murni 5,6% Teknik Amplifikasi 6,7% 3 Teknik Padanan Lazim 8,9% 4 Teknik Transposisi 7,8% 5 Teknik Amplifikasi Linguistik 7,8% 6 Teknik Partikularisasi 5,6% 7 Teknik Modulasi 3,3% 8 Teknik Adaptasi 2,2% 9 Kompensasi 2,2% 10 Kreasi Diskursif 2,2% Jumlah 28,9% Jumlah 71,1%
Pada tabel di atas menunjukan bahwa teknik yang berorientasi pada bahasa sasaran lebih banyak digunakan dalam menerjemahkan subtitle pada serial tv Shalahuddin Al Ayyubi ini daripada teknik penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber.
Adapun pada film ini metode yang digunakan oleh penerjemah adalah
metode penerjemahan komunikatif. Menurut Newmark, penerjemahan
komunikatif berusaha mengalihkan makna konstekstual (teks asli) yang tepat sedemikian rupa sehingga isi dan bahasanya berterima dan mudah dipahami oleh pembaca.
Ciri-ciri metode penerjemahan komunikatif tersebut dapat dibuktikan dengan temuan teknik penerjemahan pada subtitle film Shalahuddin Al Ayyubi berdasarkan ciri-ciri metode penerjemahan komunikatif yang dikemukakan oleh Newmark (Newmark, 1991:11-13), sebagai berikut :
a. Terjemahan Komunikatif Berpihak pada Pembaca Bahasa.Sasaran
Indikator pada ciri ini adalah lebih banyak penggunaan teknik yang berorientasi pada Bsa daripada Bsu. Hasil temuan penelitian tentang penggunaan teknik penerjemaahan yang digunakan pada penerjemahan subtitle film Shalahuddin Al Ayyubi lebih banyak terdapat teknik yang berorientasi pada bahasa sasaran daripada bahasa sumber dengan prosentase 71,1% dibanding 28,9% (Newmark, 1991). No Teknik Berorientasi pada Bsu Prosentase (%) Teknik Berorientasi pada Bsa Prosentase (%)
1 Teknik Harfiah 23,3% Teknik Reduksi 24,4% 2 Teknik Peminjaman Murni 5,6% Teknik Amplifikasi 6,7% 3 Teknik Padanan Lazim 8,9% 4 Teknik Transposisi 7,8% 5 Teknik Amplifikasi Linguistik 7,8% 6 Teknik Partikularisasi 5,6% 7 Teknik Modulasi 3,3% 8 Teknik Adaptasi 2,2% 9 Kompensasi 2,2% 10 Kreasi Diskursif 2,2% Jumlah 28,9% Jumlah 71,1%
Tabel 31. Prosentase Teknik Penerjemahan
b. Mengutamakan Maksud penulis Bahasa Sumber.
Pada ciri ini indikatornya adalah cukup tingginya penggunaan teknik amplifikasi linguistik yang berusaha untuk menyampaikan pesan pada Bsu yang tersirat (Implisit) menjadi pesan yang tersurat (Eksplisit) pada Bsa. Agar dapat
dimengerti oleh pembaca bahasa sumber. Teknik ini juga diterapkan dengan menambahkan unsur-unsur linguistik pada Bsa (Newmark, 1991).
Contoh penggunaan teknik amplikasi linguistik adalah sebagai berikut :
Contoh Teknik Amplifikasi :
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
57
ارى نىيهتج ٌنّنأ ًأ
؟نَلأا ٍّتح
Am annakum tajhalu>na hadza> chattal- a>n? Apakah kalian berpura-pura tidak tahu tentang hal ini? Amplifikasi, Reduksi. 00:23:21 Eps 2Tabel 32. Teknik Amplifikasi dan Reduksi
Keterangan :
Pada contoh data di atas adalah hasil terjemahan dari penggunaan teknik amplifikasi dan reduksi. Adapun teknik ini menambahkan unsur tambahan sebagai penjelas berbentuk parafrase.
Penggunaan teknik amplifikasi dibuktikan dengan diterjemahkannya kata kerja نىلهج yang memiliki MS “kalian bodoh atau tidak tahu” menjadi “berpura-ث pura tidak tahu” karena dalam konteks ini si penanya meragukan atas ketidaktahuan orang yang ditanya, sedangkan penggunaan teknik reduksi yakni penghilangan beberapa unsur gramatikal tanpa membuat distorsi makna. Hal ini terlihat pada dihilangkan atau tak diterjemahkannya kata يّتح (chatta) dan نَلأا(‟al‟an).
Penggunaan kedua teknik ini menjadikan hasil terjemahan dapat dengan mudah dipahami pembaca karena hasil terjemahan yang jelas dan padat. Pembaca
juga dapat memahami situasi (konteks) dan gaya bahasa pada Bsu dengan diubahnya informasi yang implisit pada Bsu menjadi eksplisit pada Bsa.
No.Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
3
عُطن ذبلم
؟ شوسبح سٍاوأب
Lima>dza> nuthi>„u biawa>miri bachruz? Kenapa kita harus patuh pada perintah Bahruz? Amplifikasi Linguistik 00:07:51 Eps 2Tabel 33. Teknik Amplifikasi Linguistik
Keterangan :
Kata yang bergaris bawah pada kalimat tanya diatas adalah kata kerja عيطو yang bermakna “kita patuh”. Akan tetapi, diterjemahkan dalam bahasa sasaran menjadi kita harus patuh. Hal ini dilakukan agar bahasa yang dihasilkan untuk pembaca bahasa sasaran lebih luwes daripada bahasa sumber yaitu dengan menambahkan unsur-unsur linguistik pada hasil tejemahan Bsa.
c. Mengutamakan Pemahaman Pembaca pada Bahasa Sasaran.
Penerjemah dapat memperbaiki logika kalimat-kalimat Bsu, mengganti atau mereduksi kata, dan mengubah struktur. Supaya hasil terjemahan terasa lebih luwes, efektif dan tidak kaku (Newmark, 1988:42).
Salah satu bukti yang mendukung bahwa metode yang digunakan dalam menerjemahkan subtitle ini menggunakan metode komunikatif adalah cukup banyak ditemukan penggunaan teknik reduksi. Teknik reduksi adalah teknik yang menghilangkan beberapa kata tanpa mengalami distorsi makna, dengan contohnya sebagai berikut:
Contoh Teknik Reduksi
No Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu 37
ًأ ٍيتق تُشخ أ
وتقت تىُشخ
نٍ يمدخ دُب
؟لسنج
A’ khasyyatun qatli> ‘m khasyyatun tuqtalu biyaddi khodi>mun min jinsika? Apakah takut dibunuh olehku atau pelayan dari bangsamu? Reduksi 00:10:29 Eps 2Tabel 34. Teknik Reduksi
Keterangan :
Pada contoh temuan di atas terdapat penggunaan teknik reduksi dengan menghilangkan kata
تىُشخ
yang bermakna “takut”, kemudian kata kerja pasif (Fi‟lul-Majhul)وتقت
yang bermakna “terbunuh” atau “dibunuh” dan kata keteranganدُب
(biyaddi) yang bermakna “dengan tangan”. Penghilangan ini menjadikan hasil terjemahan menjadi padat dan singkat namun tetap dapat dipahami.d. Berorientasi pada Pengaruh Teks Terhadap Bahasa Sasaran.
Pada hal ini biasanya ciri-ciri formal dalam Bsu tidak begitu diperhatikan bahkan dihilangkan. Perjemah tidak terpaku pada panjang kalimat, posisi klausa. Akan tetapi dapat menyesuaiakannya agar pembaca dapat dengan mudah memahami kata atau kalimat tersebut. Dalam hal ini ditunjukan dengan cukup banyaknya ditemukan penggunakan teknik tranpsosisi, sebagai berikut :
Nomor
Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
60
نىنت وى
ّةز تئُشٍ
Hal taku>nu masyi>a’tar rabbi? Mungkin ini kehendak Tuhan Transposisi 00:26:19 Eps 2Tabel 35. Teknik Transposisi
Keterangan :
Pada contoh temuan data di atas terdapat perbedaan antara struktur gramatikal pada Bsu dan struktur gramatikal pada Bsa. Pada struktur bahasa sumber, kalimat yang diujarkan merupakan kalimat tanya, sedangkan hasil terjemahan pada bahasa sasaran menjadi kalimat pernyataan.
Hal ini merupakan hasil dari penggunan teknik transposisi yang menjadikan hasil terjemahan lebih disesuaikan dengan gaya bahasa pembaca bahasa sasaran dan tidak terpaku dengan struktur bahasa sumber. Sehingga, hasil terjemahan dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca bahasa sasaran.
e. Setia kepada Pembaca Bahasa Sasaran.
Metode penerjemahan komunikatif selalu berusaha untuk setia kepada pembaca bahasa sasaran. Pada penerjemahan subtitle ini penggunaan metode penerjemahan komunikatif ditandai dengan cukup banyaknya penggunaan teknik modulasi.
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
15
ءاصج وى و
ّلاإ نبسحلإا
Wa hal jaza>ul ichsa>ni illal ichsa>ni? Tidak ada balasan kebaikan selain Modulasi 00:15:59 Eps 1؟نبسحلإا
kebaikan Tabel 36. Teknik ModulasiKeterangan :
Pada temuan penelitian di atas dapat dilihat perubahan yang terjadi pada struktur kalimat. Adapun kalimat yang terdapat pada bahasa sumber merupakan kalimat pertanyaan (interogatif) kemudian diterjemahkan menjadi kalimat pernyataan (statement), atau apabila dilihat dari segi ada tidaknya unsur negatif pada frase verba utamanya maka pada bahasa sumber merupakan kalimat afirmatif (tanpa penanda negasi) kemudian diterjemahkan pada Bsa menjadi kalimat negatif (memiliki penanda negatif) (Henry, 1985:18).
Penggunaan teknik modulasi ini merupakan usaha yang dilakukan agar terjemahan sesuai dengan gaya bahasa bahasa sasaran yang lebih dominan menggunakan kalimat pernyataan ketika hendak menjelaskan sesuatu. Hal ini juga merupakan indikator bahwa metode yang digunakan pada penerjemahan subtile film ini merupakan metode komunikatif karena dominan mengutamakan kepahaman pembaca bahasa sasaran.
f. Memberikan Kesamaan Efek antara Bahasa Sumber dan Bahasa Sasaran.
Hasil terjemahan metode penerjemaan komunikatif berusaha untuk menciptakan efek atau pengaruh yang dialami oleh bahasa sasaran sama dengan efek yang dialami oleh bahasa sumber. Oleh karena itu, tidak boleh ada terjemahan yang sulit dipahami atau terasa kaku.
Contoh Teknik Adaptasi
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
17
هبح فُم
؟فَسشىا فسىَ
Kaifa cha>lu yu>suf as- syari>>f? Bagaimana tentang si kecil yusuf? Adaptasi 00:17:55 Eps 1.Tabel 37. Teknik Adaptasi Keterangan :
Teknik adaptasi pada temuan penelitian di atas dibuktikan dengan diterjemahkannya kata فيسشلا yang secara makna leksikal bermakna “mulia”. Adapun pada kasus ujaran ini pada konteks bahasa sumber menggunakan kata “Asy-syarif” ini sebagai pensifatan kepada Yusuf atau Shalahuddin anak Najmuddin Ayyub yang masih balita. Sebagai wujud pemuliaan kepadanya karena dia adalah anak dari Najmuddin Ayyub.
Akan tetapi, penerjemah dalam hal ini melihat bahwa pemakaian kata “Asy-syarif” yang bermakna “mulia” kurang tepat dan berterima pada Bsa. Karena penggunaan kata “Asy-syarif” yang bermakna “mulia” biasa disematkan kepada orang-orang yang berkedudukan dan memiliki cukup umur. Oleh karena itu,penerjemah menggunakan diksi “si kecil” agar hasil terjemahan lebih mudah dipahami sesuai dengan konteks dan kebiasan pembaca bahasa sasaran.
g. Lebih Mudah Dibaca dan Lebih Luwes
Hasil terjemahan metode penerjemahan komunikatif lebih mudah dibaca, lebih luwes, sederhana dan lebih jelas dari Bsu.
Contoh Teknik Kompensasi No
Data Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
1
؟ لعٍ
اذبٍ
Ma>dza> ma„ak? Ada apa ?Kompensasi 00:03:14 Eps 1
Teknik 38. Teknik Kompensasi
Keterangan :
Hasil terjemahan pada temuan data penelitian di atas memiliki perbedaan yang signifikan dengan bahasa sumbernya. Data di atas berupa kalimat tanya yang apabila diterjemahkan secara harfiah yaitu kata tanya
اذبٍ
yang bermakna “apa”, kataعٍ
yang bermakna “bersama” dan kataك
ganti orang ke dua (Dhami>run muttashilun) yang bermakna “kamu”. Apabila diterjemahkan secara keseluruhan maka hasilnya adalah “apa bersama kamu?”Oleh karena hasil terjemahan terasa kaku, cenderung sulit dipahami dan kurang jelas maka penerjemah menggunakan teknik kompensasi yaitu dengan menerjemahkannya sesuai dengan gaya bahasa (Stilistik) bahasa sasaran.
h. Terikat Pada Bahasa Sasaran
Hasil terjemahan yang menggunakan metode ini memiliki ciri hasil terjemahannya harus terikat dengan Bsa, sehingga hasil terjemahannya harus mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca Bsa. Dalam terjemahan subtitle ini dibuktikan dengan digunakannya teknik amplifikasi, transposisi, modulasi dan reduksiyang menghasilkan terjemahan yang luwes, mudah dibaca dan sederhana bagi pembaca Bsa.
i. Hasil Terjemahan Tidak Harus Tepat Kata dan Tepat Gaya.
Newmark menambahkan bahwa ciri ciri terjemahan yang menggunakan metode komunikatif adalah tidak menuntut ketepatan (kata dan gaya) dengan syarat pembaca dapat memperoleh pesan yang sama dari Bsu. Adapun ciri-ciri ini cenderung banyak ditemukan dengan bukti banyak digunakannya teknik transposisi, modulasi dan reduksi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Contoh Teknik Kreasi Diskursif.
No Bsu Transkripsi Bsa Teknik Waktu
13
ٍى و ببه وحسن
؟ تىبلحا هرى ًيع
Narchalu biha > wa hiya „ala hadzihil cha>lah? Apakah kita akan berangkat dalam kondisi seperti ini? Kreasi Diskursif 00:12:28 Eps 1Teknik 39. Teknik Kreasi Diskursif
Keterangan :
Hasil terjemahan kalimat di atas dapat dikategorikan sebagai terjemahan bebas. Karena apabila kalimat Bsu diterjemahkan secara harfiah akan memiliki makna “Kita pergi dengannya dan dia dalam keadaan ini”. Namun, oleh penerjemah diubah dengan kalimat pertanyaan dengan menambah unsur kata tanya dan tanda tanya menjadi “Apakah kita akan berangkat dalam kondisi seperti ini?”. Meskipun demikian, Hasil terjemahan tetap dapat dipahami dengan baik oleh pembaca bahasa sasaran. Oleh karena itu, peneliti menilai terjemahan ini tidak terlalu terpaku pada gaya bahasa Bsu dan tidak terlalu mengacu ketepatan
kata Bsu. Sehingga terjemahan ini dapat dikategorikan sebagai terjemahan komunikatif karena memiliki karakteristik tidak tepat kata dan gaya.