• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

JAWA TIMUR



 









TRIWULAN IV - 2011

































(2)

Penerbit :

Bank Indonesia Surabaya Bidang Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA

Telp. : 031-3520011 psw. 129/128

Fax : 031-3554178

(3)

Visi, Misi dan Nilai Strategis

Bank Indonesia

Visi dan Misi

Kantor Bank Indonesia Surabaya

Misi Kantor Bank Indonesia Surabaya :

“Mendukung pencapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran secara efisien dan optimal serta memberikan saran kepada Pemda dan lembaga terkait lainnya di daerah dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah.”

Visi Kantor Bank Indonesia Surabaya :

“Menjadi kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan.”

Misi Bank Indonesia :

“ Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan sistem keuangan untuk mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan.“

Visi Bank Indonesia :

“Menjadi bank sentral yang kredibel secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.“

Nilai – Nilai Strategis :

(4)

Pertama-tama ijink Yang Maha Esa atas rah Provinsi Jawa Timur Triwula Kajian triwulanan ini disus eksternal maupun interna perbankan dan sistem pem prospek ke depan.

Analisa pada kajian Provinsi Jawa Timur didasa pihak seperti perbankan da swasta. Atas seluruh bant kasih yang sebesar-besarny ini dapat lebih ditingkatk masukan dan saran unt memberikan kemanfaatan Semoga Tuhan Y kemudahan kepada kita peningkatan kesejahteraan umumnya.

kanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke ahmat dan hidayah-Nya sehingga Kajian Eko lan IV - 2011 dapat diselesaikan dengan baik d sun untuk memenuhi kebutuhan informasi ba nal yang berkaitan dengan perkembangan mbayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dim

an ini menggambarkan perkembangan pereko sarkan pada data dan informasi yang diperole dan instansi di lingkungan pemerintah daerah, ntuan tersebut kami mengucapkan pengharga nya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang tkan di masa yang akan datang. Kami juga ntuk lebih meningkatkan kualitas kajian s n yang maksimal.

Yang Maha Pemurah selalu memberikan a semua dalam memberikan kontribusi yan

n masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan

Surabaya, 8 Feb BANK INDONESIA Mohamad Pemim ke hadirat Tuhan konomi Regional dan tepat waktu. bagi stakeholders perekonomian, imaksud maupun

onomian daerah leh dari berbagai , BUMN maupun gaan dan terima g terjalin selama a mengharapkan sehingga dapat kekuatan dan ng terbaik bagi n Indonesia pada ebruari 2012 SIA SURABAYA ad Ishak mpin

(5)

Ringkasan

Ringkasan

Ringkasan

Ringkasan

Eksekutif

Eksekutif

Eksekutif

Eksekutif

(6)

RINGKASAN

EKSEKUTIF

Ass seb seb pe tah Tim 20 ya pa inv sek me pa ya da sek lim hin pe 12

Asses

ke IV-triw

1 7 kota di Jawa Timur yang

Jember, Probolinggo, Madiun d Perekonomian provinsi

Jawa Timur pada triwulan IV-2011 masih tumhuh tinggi, meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

KAJIAN EKONOMI REGIO

TRIWULAN IV – 2011

ssesmen Perkembangan Makro Ekonomi

Perekonomian Jawa Timur pada triwulan sebesar 7,11% (yoy) lebih rendah dibandingkan sebesar 7,30%. Sedangkan sepanjang tahun pertumbuhan sebesar 7,22% (yoy) lebih tin tahun 2010 sebesar 6,68% (yoy). Pertumbuh Timur baik pada triwulan IV-2011 maupun di 2011 lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan yang tercatat sebesar 6,50%. Dari sisi perminta pada triwulan ini didorong oleh konsumsi ru investasi (PMTB). Dari sisi penawaran, sektor Ind sektor Konstruksi, serta sektor Pertambangan merupakan sektor pendorong pertumbuhan eko

Dari sisi penawaran, struktur perekono pada triwulan III-2011 masih didorong oleh t yaitu Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR), In dan Pertanian. Kombinasi ketiganya memberi s sekitar 71,10% terhadap PDRB Jawa Timur. Seb lima tahun terakhir ini terjadi peningkatan pr hingga mencapai level 9%, hampir mendeka pertanian pada PDRB Jawa Timur yang berada 12% - 13%.

Assesmen Inflasi

Inflasi Jawa Timur (Jatim) yang dihi

kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di 7

1

k

-2011 sebesar 0,92% (qtq) atau melamb triwulan sebelumnya yang mencapai 2,05%(qtq

masuk dalam perhitungan inflasi Nasional : Surab dan Sumenep, dengan bobot kota total sebesar 10,8

IONAL

1

lan IV-2011 tumbuh an triwulan III-2011 un 2011 mencatat inggi dibandingkan han ekonomi Jawa di sepanjang tahun n ekonomi nasional ntaan, pertumbuhan rumah tangga dan Industri Pengolahan, an dan Penggalian konomi Jatim. nomian Jawa Timur

tiga sektor utama Industri Pengolahan i sumbangan hingga bagai catatan, pada proporsi sektor jasa kati proporsi sektor a pada kisaran level

hitung berdasarkan kota pada triwulan mbat dibandingkan tq). Secara tahunan,

baya, Malang, Kediri, ,87%.

(7)

Ringkasan Eksekutif rea seb sas pe pe 14 ole seh inf

Asses

me pe tum Rp Tri seb Tri Um pe kre seb 22 Jaw pa pa ak 20 dii Pe me Fungsi Intermediasi perbankan berjalan baik, dengan didorong oleh pertumbuhan kredit yang terus meningkat.

utif Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur

realisasi inflasi tersebut menutup inflasi di tah sebesar 4,29% (yoy) atau berada pada bata sasaran inflasi nasional 2011 (5%±1%). Penur periode laporan terkait dengan kembali no permintaan pasca periode Ramadhan dan Ha 1432H yang berlangsung pada triwulan III-201 oleh pelemahan harga beberapa komoditas stra sehingga mengurangi tekanan dari sisi ek inflation.

Assesmen Perbankan

Pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa meningkat ditopang oleh cukup stabilnya perk perbankan. Total Aset Bank Umum dan BP tumbuh sebesar 17,33% (yoy) atau 3,90% Rp288,37 Triliun pada triwulan sebelumnya m Triliun pada Triwulan IV 2011. Dana Pihak Ket sebesar 16,41% (yoy) atau 6,96% (qtq) dari s Triliun menjadi Rp 254,65 Triliun pada periode la Peningkatan aset dan Dana Pihak K Umum dan BPR di Jawa Timur tersebut peningkatan penyaluran kredit yang tercermin p kredit dari sebesar Rp 185,24 Triliun pada Tr sebesar Rp 195,42 Triliun pada Triwulan IV 201 22,04 % (yoy) dan 5,5 % (qtq).

Pertumbuhan penyaluran kredit Bank U Jawa Timur meningkat dari sebesar 20,51% (yoy pada Triwulan III menjadi sebesar 22,04% (yoy pada Triwulan IV 2011. Peningkatan tersebu kselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur 2011 di level 7%. Peningkatan pertumbu diimbangi dengan penurunan rasio kredit berm Performing Loans (NPL) dari 3,55% pada Triw menjadi 3,35% pada Triwulan IV Tahun 2011.

x

ahun 2011 menjadi tas bawah rentang urunan inflasi pada normalnya tekanan Hari Raya Idul Fitri 011, serta didorong rategis internasional, eksternal/ imported

Timur yang terus rkembangan kinerja PR di Jawa Timur (qtq) dari sebesar menjadi Rp 299,63 etiga (DPK) tumbuh i sebesar Rp 238,09 laporan. Ketiga (DPK) Bank ut diiringi dengan pada pertumbuhan Triwulan III menjadi 11, atau meningkat Umum dan BPR di oy) dan 4,53% (qtq) y) dan 5,50% (qtq) but mengkonfirmasi r pada Triwulan IV buhan kredit juga ermasalah atau Non riwulan sebelumnya

(8)

Asses

Tim me rea me sis Jaw 35 sam 11 me rea (12 pe As sep Be Ba lai Ko (21 me

Prosp

dip Pe dib me pe dip

Ekonomi Jatim pada Tw I-2012 berpotensi untuk tumbuh pada batas tengah dari rentang pertumbuhan 6,7% – 7,1%

Assesmen Keuangan Daerah

Anggaran Pendapatan Daerah Pemerin Timur pada tahun anggaran 2011 mencapai Rp meningkat 32,56% dibandingkan anggaran realisasi pendapatan sampai dengan triwulan mencapai Rp Rp 11,66 triliun atau 117,76%. S sisi pengeluaran Anggaran Belanja Daerah Pe Jawa Timur pada tahun 2011 sebesar Rp 10,62 35,77% dibandingkan anggaran 2010, denga sampai dengan triwulan IV – 2011 sebesar Rp 111,58%. Secara umum kinerja keuangan Pe menunjukkan perkembangan yang lebih rend realisasi anggaran pada periode yang sa (127,21%).

Sebagaimana pola-pola anggaran di pendapatan daerah di Jawa Timur didominasi Asli daerah (PAD) yang bersumber dari penerim seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Bermotor, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Air Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta peneri lainnya yang sah dengan proporsi 77,8% dari Kontribusi terbesar selanjutnya berasal dari D (21,67%), sementara itu pendapatan lain-lain memberikan kontribusi yang relatif rendah.

Prospek Ekonomi dan Inflasi Triwulan

IV-Pada triwulan I-2012, pertumbuhan diproyeksikan tumbuh pada rentang pertumbuh Perekonomian Jatim diperkirakan mengala dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan p melambatnya kinerja konsumsi rumah ta pemerintah dan investasi. Kinerja ekspor n diperkirakan masih berada dalam tren per

rintah Provinsi Jawa Rp 9,90 triliun atau an 2010, dengan n IV – 2011 telah . Sementara itu dari Pemerintah Provinsi 62 triliun meningkat gan realisasi belanja p 11,86 triliun atau Pemerintah Provinsi ndah dibandingkan sama tahun 2010 i daerah, struktur si oleh Pendapatan rimaan pajak daerah ik Nama Kendaraan ir Permukaan, Pajak rimaaan asli daerah ri total pendapatan. Dana Perimbangan in yang sah hanya

-2011

an ekonomi Jatim uhan 6,7% – 7,1%. alami perlambatan pemicu utama dari angga, konsumsi non migas Jatim erbaikan, meskipun

(9)

Ringkasan Eksekutif dib tre ma ne sta seb dip ma Pe Su (IE pe dip be

utif Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur

dibayangi tekanan pelemahan ekonomi Eropa tren impor Jatim.

Penyumbang pertumbuhan ekonomi asih berasal dari konsumsi rumah tangga dan negeri (net ekspor). Konsumsi rumah tangga stabil di level 6%, namun sedikit melambat diba sebelumnya. Momentum Tahun Baru, Imlek diperkirakan mampu menjaga stabilitas t masyarakat, yang diiringi peningkatan indeks pe Perkiraan ini dikonfirmasi oleh hasil Surve Surabaya, yang menunjukkan bahwa Indeks Eks (IEK) dan Indeks Penghasilan Saat Ini ya

eningkatan.

Sementara itu, Inflasi Jawa Timur pad diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan berada di kisaran 1% s/d 1,5% (qtq) atau 4,30%

xii

a dan menguatnya

i pada triwulan ini n perdagangan luar a diperkirakan tetap bandingkan triwulan dan cuti bersama tingkat konsumsi penghasilan saat ini. vei Konsumen KBI kspektasi Konsumen yang menunjukkan

ada triwulan I-2012 an sebelumnya dan % s/d 4,82% (yoy).

(10)

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

JAWA TIMUR 124.36 125.591 125.92 128.50 129.69 - Kota Surabaya 123.53 125.081 125.50 128.30 129.38 - Kota Malang 124.84 125.735 126.03 128.46 129.91 - Kota Kediri 124.14 123.956 124.60 127.34 128.66 - Kota Jember 126.95 127.970 126.99 128.73 130.02 - Kota Probolinggo 127.92 129.455 129.84 131.66 132.75 - Kota Madiun 129.01 130.053 130.09 132.35 133.51 - Kota Sumenep 121.91 122.031 123.09 125.03 127.02

LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

JAWA TIMUR 7.10 6.94 6.26 4.87 4.29 - Kota Surabaya 7.34 7.60 6.98 5.22 4.73 - Kota Malang 6.70 5.82 5.37 4.71 4.07 - Kota Kediri 6.80 5.38 4.48 4.45 3.64 - Kota Jember 7.09 6.76 5.04 4.03 2.42 - Kota Probolinggo 6.68 6.81 5.59 3.71 3.78 - Kota Madiun 6.53 5.60 5.32 4.65 3.49 - Kota Sumenep 6.75 5.69 5.70 3.57 4.19

PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 87,026,727 88,869,716 91,398,578 93,503,329 93,212,679

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR

INDIKATOR 2010 2011

PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 87,026,727 88,869,716 91,398,578 93,503,329 93,212,679 - Pertanian 10,337,933 15,553,734 13,543,813 13,023,015 10,507,871 - Pertambangan dan Penggalian 2,099,675 1,802,122 2,085,751 2,139,238 2,201,521 - Industri Pengolahan 22,932,487 22,036,934 22,576,080 23,259,085 24,299,093 - Listrik, gas, dan air bersih 1,206,216 1,174,790 1,237,703 1,245,192 1,274,399 - Bangunan 2,947,205 2,626,382 3,054,205 3,102,022 3,212,217 - Perdagangan, Hotel dan Restoran 27,759,932 27,425,226 28,748,367 30,020,944 30,450,678 - Pengangkutan dan komunikasi 6,774,834 6,135,139 7,057,113 7,310,931 7,443,098 - Keuangan, persewaan, dan jasa 4,896,615 4,785,173 4,993,959 5,124,947 5,282,030 - Jasa 8,071,829 7,330,216 8,101,587 8,277,955 8,541,772

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 7.20 7.17 7.29 7.30 7.11

Pertumbuhan (YoY)

- Pertanian 1.99 2.82 3.35 2.06 1.64 - Pertambangan dan Penggalian 9.25 10.34 5.44 4.55 4.85 - Industri Pengolahan 5.82 6.66 6.08 5.60 5.96 - Listrik, gas, dan air bersih 8.31 7.22 7.05 5.17 5.65 - Bangunan 8.80 7.42 10.98 8.90 8.99 - Perdagangan, Hotel dan Restoran 9.74 9.60 9.47 10.44 9.69 - Pengangkutan dan komunikasi 11.25 12.39 12.10 11.66 9.86 - Keuangan, persewaan, dan jasa 9.00 8.21 8.50 8.17 7.87 - Jasa 4.08 3.89 4.48 5.96 5.82

(11)

A. Perbankan

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Bank Umum :

Total Asset (Rp. Triliun) 249.63 256.43 270.26 282.00 292.82 DPK (Rp. Triliun) 215.24 217.02 226.92 234.25 250.61 - Tabungan (Rp. Triliun) 90.91 90.19 92.85 98.48 110.42 - Giro (Rp. Triliun) 35.86 38.03 40.31 41.85 40.99 - Deposito (Rp. Triliun) 88.47 88.79 93.76 95.31 99.20 Kredit (Rp. Triliun) - Bank Pelapor 155.98 161.93 172.59 180.42 190.57 - Modal Kerja 95.02 95.80 102.38 107.00 113.54 - Investasi 19.33 21.77 23.36 23.29 24.89 - Konsumsi 41.63 44.36 47.37 50.12 52.15 Non Performing Loan (NPL-Gross) 2.94 3.37 3.55 3.47 2.90

Loan to Deposit Ratio - LDR (%) 72.47% 74.61% 76.06% 77.02% 76.04% Kredit UMKM (Triliun Rp)-Bank Pelapor 57.51 59.20 61.35 62.22 64.37 NPL UMKM Gross (%) 3.65% 4.47% 4.54% 4.71% 3.73%

BPR :

Total Asset (Rp. Triliun) 5.73 5.86 6.16 6.37 6.81 DPK (Rp. Triliun) 3.51 3.58 3.72 3.84 4.04 - Tabungan (Rp. Triliun) 1.11 1.12 1.15 1.15 1.28 - Deposito (Rp. Triliun) 2.40 2.46 2.58 2.69 2.76 Kredit (Rp. Triliun) 4.15 4.28 4.62 4.82 4.85 - Modal Kerja 2.86 2.94 3.13 3.22 3.18 - Investasi 0.12 0.11 0.13 0.14 0.14 - Konsumsi 1.17 1.23 1.36 1.47 1.53

Non Performing Loan (NPL-Gross) 4.24% 4.99% 4.92% 4.77% 4.01% Loan to Deposit Ratio - (LDR) % 118.28% 119.67% 115.49% 125.69% 120.01%

SYARIAH :

Total Asset (Rp. Triliun) 7.57 8.04 9.02 10.30 11.65 DPK (Rp. Triliun) 5.71 6.28 7.07 7.74 9.23 - Giro (Rp. Triliun) 0.43 0.47 0.56 0.46 0.63 - Tabungan (Rp. Triliun) 2.18 2.23 2.50 2.78 3.36 - Deposito (Rp. Triliun) 3.10 3.58 4.01 4.50 5.24 Pembiayaan (Rp. Triliun) 5.14 6.16 6.96 8.08 8.84 - Modal Kerja 2.12 2.25 2.80 3.17 3.45 - Investasi 0.69 0.93 1.04 1.19 1.40 - Konsumsi 2.76 2.97 3.13 3.72 3.98 Non Performance Financing (NPF) % 1.08 1.14 1.45 1.41 1.21 Financing to Deposit Ratio (FDR) % 90.02 98.06 98.53 104.46 95.73

B. SISTEM PEMBAYARAN

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Inflow (Rp. Triliun) 6.84 8.99 7.13 12.2 8.7

Outflow (Rp. Triliun) 5.25 3.54 7.62 14.66 8.24

Pemusnahan Uang (Rp- Triliun) 2.14 6.30 5.08 5.61 4.07

Nominal Transaksi RTGS 141.82 127 125.07 149.32 148.29

Volume Transaksi RTGS 157,374 142,015 141,213 149,834 155,650

Nominal Kliring Kredit (Rp. Triliun) 38.26 40.04 40.58 41.00 44.33

Volume Kliring Kredit (juta lembar) 1.27 1.35 1.37 1.23 1.37498

Tolakan Kliring (Rp. Juta) 598,697 764,425 691,041 518,985 596,757

Tolakan Kliring (lembar) 20,592 24,250 20,257 17,900 48,249

INDIKATOR 2010 2011

(12)

PERKEMBANGAN EKONOMI

PERKEMBANGAN EKONOMI

PERKEMBANGAN EKONOMI

PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONAL

MAKRO REGIONAL

MAKRO REGIONAL

MAKRO REGIONAL

(13)

1 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Grafik 1.3

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

Grafik 1.4

Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur Grafik 1.1

Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Prov.Jawa Timur

Grafik 1.2

Kontribusi PDRB Sisi Permintaan Prov.Jawa Timur

1

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1. KONDISI UMUM

Perekonomian Jawa Timur pada triwulan IV-2011 tumbuh sebesar 7,11% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan III-2011 sebesar 7,30%. Sedangkan sepanjang tahun 2011 mencatat pertumbuhan sebesar 7,22% (yoy) lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 sebesar 6,68% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur baik pada triwulan IV-2011 maupun di sepanjang tahun 2011 lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 6,50%. Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB). Dari sisi penawaran, sektor Industri Pengolahan, sektor Konstruksi, serta sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Jatim.

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

5.65 6.03 6.39 6.34 5.996.27 6.17 5.35 4.33 5.01 4.98 5.16 5.81 6.53 7.14 7.16 6.997.257.12 7.11 5.85 5.18 4.37 4.00 4.20 4.58 5.70 6.17 5.80 6.9 6.5 6.5 3 4 5 6 7 8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011

Jawa Timur Nasional

% y o y 0% 20% 40% 60% 80% 100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011

Listrik Gas Air Bersih Tambang Bangunan Keuangan Angkut & Kom Jasa Pertanian Industri PHR %

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

0.24 0.22 1.53 0.12 0.30 3.11 0.88 0.51 0.38 0.29 0.10 1.39 0.07 0.30 3.35 0.91 0.45 0.53 0.19 0.11 1.55 0.08 0.31 3.17 0.79 0.45 0.53 - 1 2 3 4 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa …

Jasa-jasa Q4-2011 Q3-2011 Q4-2010 5.47 0.05 0.67 1.38 0.00 1.88 -1.73 5.51 0.05 0.57 1.44 0.15 1.94 -1.78 6.01 0.06 0.71 1.67 0.01 2.13 -1.97 -4 -2 0 2 4 6 8 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok Ekspor Impor q4-2011 q3-2011 q4-2010

(14)

1.2. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.

a. Konsumsi

Pada triwulan IV-2011, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Meskipun mengalami perlambatan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap berada pada level tinggi yaitu di kisaran 7%. Tercatat pertumbuhannya pada triwulan ini mencapai 6,97% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, yang mencapai 7,44%. Kondisi ini dikonfirmasi dari stabilnya beberapa indikator konsumsi seperti nilai indeks omset riil hasil Survei Penjualan Eceran. Sedangkan, jumlah konsumsi listrik rumah tangga dan bahan bakar masyarakat pada triwulan ini mengalami peningkatan.

Jika merujuk pada pola pertumbuhan ekonomi tahunan, terdapat pola pelemahan daya konsumsi masyarakat pada triwulan pasca Idul Fitri, namun situasi perekonomian Jatim yang terus menunjukkan perbaikan di sepanjang tahun 2011 turut mendorong perbaikan pendapatan masyarakat sehingga pertumbuhan konsumsi masyarakat pada triwulan ini relatif stabil. Momentum Natal dan sale akhir tahun direspon positif oleh masyarakat Jawa Timur, terutama di kota-kota besar.

Indikator survei penjualan eceran mencerminkan kondisi serupa dengan nilai total indeks omset riil sebesar 88,53. Meskipun demikian terdapat pelemahan kinerja penjualan untuk jenis bahan bangunan/konstruksi sebesar -20,18 yang diduga dipicu oleh meningkatnya harga produk dan jasa di sektor ini. Tren peningkatan indeks omset

Grafik 1.5

Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Grafik 1.6

Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim Sumber: BPS Jatim

-10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 0 10 20 30 40 50 60 70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 Kons Rumah Tangga Kons Pemerintah gKons Rumah Tangga (rhs) gKonsumsi Pemerintah (rhs)

T R I L I U N R p % y o y -600% -400% -200% 0% 200% 400% 600% 800% -3 -2 -1 0 1 2 3

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011

Net Ekspor Net Ekspor Antar Pulau

gNet Ekspor (rhs) gNet Ekspor Antar Pulau (rhs)

T R I L I U N R p % y o y

(15)

3 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Grafik 1.7

Indeks Penjualan Eceran

Sumber: Survei Penjualan Eceran BI Surabaya Sumber: PLN Distribusi Jatim

Sumber: Pertamina Jatim, diolah

oleh momentum Natal, seiring meningkatnya kebutuhan ekspor produk ini. Selain itu kelompok alat tulis, pakaian serta makanan, minuman dan tembakau turut merespon baik momentum Natal pada tahun ini dengan mencatatkan peningkatan omset dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sementara itu, indikator konsumsi listrik rumah tangga menunjukkan peningkatan, yaitu dari 761,5 Kwh menjadi 819,4 Kwh atau sama dengan peningkatan dari 105,7 menjadi 112,2 Kwh per pelanggan. Peningkatan konsumsi listrik dimungkinkan dipicu oleh peningkatan kegiatan kebersamaan baik dalam hubungan keluarga maupun komunitas dalam merespon perayaan Natal dan Tahun Baru. Kondisi sama terjadi pula pada indikator konsumsi bahan bakar yang digunakan untuk transportasi darat dan rumah tangga, dengan peningkatan tertinggi pada pemanfaatan jenis solar hingga mencapai 25,6% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan

Grafik 1.9

Pertumbuhan Konsumsi BBM (Transportasi Darat & Rumah Tangga) di Jawa

Grafik 1.8

Konsumsi Listrik Rumah Tangga

0 100 200 300 400 500 600 700 800 70 80 90 100 110 120 130 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 Konsumsi listrik RT KwH per pelanggan RT -50 100 150 200 250 300 350 70 75 80 85 90 95

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Indeks Omset Riil Peralatan Rumah Tangga

Pakaian & Perlengkapannya Makanan, Minuman, Tembakau

Alat Tulis Konstruksi

Kerajinan, Seni, Mainan Anak

(100) (50) -50 100 150 200 250 0 200 400 600 800 1000

I II III IV I II III IV I II III IV 2009 2010 2011

Premium Solar

(16)

Grafik 1.10

Perkembangan Kredit Konsumsi Th 2011

triwulan sebelumnya, yang hanya mencapai 13,9%. Sedangkan, pertumbuhan konsumsi premium relatif stabil di level 10%, meningkat dari 10,01% (yoy) menjadi 10,27%.

Pertumbuhan simpanan perorangan sebagai salah satu sumber pembiayaan konsumsi masyarakat menunjukkan pertumbuhan signifikan yaitu dari 7,96% pada triwulan sebelumnya menjadi 25,71%. Meningkatnya pertumbuhan simpanan perorangan yang dipicu oleh lonjakan pertumbuhan tabungan perorangan diyakini sebagai aksi simpan kelompok rumah tangga pasca pengeluaran cukup besar di Hari Raya Idul Fitri. Jenis simpanan lainnya, yaitu giro dan deposito pun mengalami peningkatan menjadi sebesar 18,98% dan 10,8%. Sebagai sumber pembiayaan lainnya, kondisi serupa tercermin pula pada melambatnya kinerja pertumbuhan kredit konsumsi Bank Umum, yaitu dari 27,9% (yoy) menjadi 25,27%.

Selain itu, indikator membaiknya kondisi perekonomian juga tercermin dari keyakinan konsumen hasil Survei Konsumen yang dilakukan Bank Indonesia Surabaya, menyakini bahwa ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan saat ini akan terus mengalami perbaikan. Keyakinan pada kedua indeks ini turut pula meningkatkan Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama, seperti elektronik dan kendaraan bermotor. Sehingga secara keseluruhan ketiga indeks ini membentuk peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yaitu dari 106,67 menjadi 113,47. Demikian pula, responden memiliki ekspektasi bahwa perekonomian akan semakin

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum, diolah

Grafik 1.11

Dana Simpanan Perbankan Perorangan

(10) -10 20 30 40 50 60 -5 10 15 20 25 30 35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011

gDPK Perorangan gGiro Perorangan (rhs) gTab Perorangan (rhs) gDep Perorangan (rhs)

23% 24% 25% 26% 27% 28% 29% 30% 31% 40,000,000 42,000,000 44,000,000 46,000,000 48,000,000 50,000,000 52,000,000 54,000,000 Tw I Tw II Tw III Tw IV 2011 Konsumsi gKonsumsi (rhs)

(17)

5 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur

Grafik 1.13

Survei Konsumen – Kondisi Ekonomi Saat Ini Grafik 1.12

Survei Konsumen – Keyakinan Konsumen

Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya

membaik yang diwakili oleh peningkatan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dari 125,6 menjadi 125,73 .

b. Investasi

Tren peningkatan kinerja investasi masih terjadi pada triwulan ini, sebagaimana tercermin pada tingkat pertumbuhan investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto – PMTB) yang meningkat dari 13,96% (yoy) pada triwulan III-2011 menjadi 17,73%. Pertumbuhan investasi tersebut antara lain terindikasi dari nilai realisasi investasi PMA yang tercatat selama triwulan IV-2011di Jawa Timur yang mengalami peningkatan cukup signifikan dari sebesar USD 250,9 juta (58 proyek) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar USD 777,3 juta (93 proyek). Sedangkan nilai realisasi PMDN sedikit melambat dari sebesar Rp 2,69 triliun (37 proyek) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar Rp 2,42 triliun (61 proyek). Jika dibandingkan periode yang sama tahun 2010, kinerja investasi PMA mencatat kinerja positif setelah sebelumnya selama tiga triwulan berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif, yaitu sebesar 159% (yoy).

Perbaikan kinerja investasi PMA ini diharapkan terus terjadi di tahun 2012, mengingat berbagai kebijakan yang dilakukan Pemerintah Daerah guna memperbaiki iklim investasi. Salah satunya, dengan terus memperbaiki kualitas infrastruktur pelabuhan, bandara dan Jalan Tol sebagai akses kawasan industri menuju daerah pemasaran atau tujuan ekspor. Selain itu, upaya percepatan pengurusan perizinan juga telah menjadi komitmen utama di Jawa Timur hingga tingkat kabupaten/kota. Pemerintah Provinsi pun turut berupaya mengembangkan jejaring perdagangan luar negeri dengan melakukan temu dagang antara pedagang daerah dan investor

0 20 40 60 80 100 120 140 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011

Indeks Kondisi Ekonomi Saat In i (IKE) Indeks Pen ghasilan Saat In i Indeks Ketersediaan Lap an gan Kerja

Indeks Ketep atan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

0 20 40 60 80 100 120 140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011

Indeks Keyakinan Konsum en (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsum en (IEK)

(18)

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan, diolah

Grafik 1.17

Perkembangan Kredit Investasi Grafik 1.16

Perkembangan PMTB

Grafik 1.14

Perkembangan Jumlah Proyek Investasi

Grafik 1.15

Perkembangan Nilai Proyek Investasi

internasional guna menjajaki berbagai kemungkinan kerjasama perdagangan atau pun investasi.

Indikator lainnya juga mengindikasikan hal yang sama, sebagaimana tercermin dari peningkatan pertumbuhan kredit investasi yang merupakan salah satu sumber pembiayaan investasi dari Bank Umum yang meningkat dari 26,26% pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 28,76% (yoy). Kondisi serupa tercermin pula dari indikator penjualan semen yang mengalami peningkatan dari 9,13% menjadi 19,66%. Namun belum diikuti kinerja penjualan bahan bangunan/konstruksi sebagai dampak terhadap kenaikan harga produk dan jasa di bidang konstruksi. Pengaruh tingginya kebutuhan pembangunan di daerah ini yang belum mempengaruhi kinerja komoditas semen, sehingga penjualannya pun bahkan mengalami peningkatan.

Sumber: BKPM

Sumber: BPM Jawa Timur

-100% 0% 100% 200% 300% -10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN

Sumber: BKPM -200% 0% 200% 400% 600% 800% 1000% 1200% -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011

Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar) g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN

0% 5% 10% 15% 20% 25% 0 3 6 9 12 15 18 21

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 PMTB gPMTB (rhs) T R I L I U N R p % y o y 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 20,000,000 20,500,000 21,000,000 21,500,000 22,000,000 22,500,000 23,000,000 23,500,000 24,000,000 24,500,000 25,000,000 25,500,000 Tw I Tw II Tw III Tw IV 2011 Investasi gInvestasi (rhs)

(19)

7 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Grafik 1.18

Perkembangan Volume Penjualan Semen

Grafik 1.19

Perkembangan Impor Barang Modal

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

Indikator lainnya, impor barang modal menunjukan perlambatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kondisi ini diperkirakan terjadi karena pelaku dunia usaha sudah mempersiapkan keperluan investasi barang modal ataupun penggantian suku cadang pada triwulan-triwulan sebelumnya serta adanya kecenderungan aksi “wait and see” para pelaku usaha di akhir tahun 2011 sebagai respon atas kekhawatiran dampak pelemahan ekonomi Eropa dan Amerika Serikat pada kinerja perekonomian Indonesia dan dari sisi negara tujuan pemasaran produknya.

c. Ekspor-Impor

Kinerja perdagangan Jawa Timur pada posisi triwulan IV-2011 menurut publikasi BPS Jawa Timur (BPS Jatim) mencatatkan angka net impor sebesar Rp 0,86 trilyun yang terus menunjukan tren positif sejak triwulan awal tahun berjalan. Angka tersebut dihasilkan dari aktvitas perdagangan luar negeri yang mencatatkan net impor sebesar Rp 0,42 trilyun dan perdagangan antar pulau sebesar Rp 0,44 trilyun.

Sementara itu, aktivitas perdagangan luar negeri Jawa Timur yang bersumber dari aplikasi Permohonan Ekspor Barang (PEB) dan Permohonan Impor Barang (PIB) masih mencatatkan net impor yang tercatat sebesar USD 357,61 juta didorong net impor barang modal (USD 512,55 juta) dan barang bahan baku (USD 594,57 juta). Sedangkan barang konsumsi mencatatkan net ekspor sebesar USD 749,51,38 juta. Berdasarkan data ini, kinerja perdagangan luar negeri Jatim mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya, meskipun masih berada dalam posisi net impor.

Sumber: Bank Indonesia

-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 2,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011

Penjualan Semen (ribu sak) g_Penjualan Semen

(40) (20) -20 40 60 80 100 120 140 160 0 100 200 300 400 500 600 700 800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2006 2007 2008 2009 2010 2011

(20)

Grafik 1.20

Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim

Grafik 1.21

Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim

Meningkatnya ekspor barang konsumsi guna memenuhi permintaan luar negeri untuk kelompok barang – barang perlengkapan Natal dan Tahun Baru diduga menjadi pemicu utama perbaikan kinerja pada triwulan ini.

Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Impor

Grafik 1.23

Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang Grafik 1.22

Perkembangan Nilai Ekspor Per Jenis Barang

Sumber: BPS Jatim Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.24 Perkembangan Nilai Ekspor

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011

Consumption Goods Intermediate Goods Capital Goods

J U T A U S D ( C I F ) (50) -50 100 150 200 I II III IV I II III IV 2010 2011

g_Total Ekspor g_Capital Goods g_Intermediate Goods g_Consumption Goods

%

-y o y

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

-3 -2 -1 0 1 2 3

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011

Net Ekspor Net Ekspor Antar Pulau T R I L I U N R p (800) (600) (400) (200) -200 400 600 800 1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2006 2007 2008 2009 2010 2011

NET EKSPOR (USD Juta) Net Capital Goods Net Intermediate Goods Net Consumption Goods

(40) (20) -20 40 60 80 -500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011 Total Ekspor g_Total Ekspor

(60) (40) (20) -20 40 60 80 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2006 2007 2008 2009 2010 2011

(21)

9 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur

Grafik 1.29

Statistik Discharge-Loaded di Tanjung Perak Grafik 1.26

Nilai Impor per Jenis Barang

Grafik 1.27

Pertumbuhan Impor per Jenis Barang

Peningkatan kinerja perdagangan luar negeri Jatim juga tercermin dari kegiatan bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak. Sebagaimana ditunjukkan pada grafik 1.28, terjadi peningkatan jumlah kontainer yang melakukan kegiatan bongkar muat, dengan dominasi pada jenis pengiriman barang antar negara. Tercatat peningkatan arus bongkar muat kontainer baik yang ditujukan untuk pasar internasional maupun domestic, secara total tumbuh positif sebesar 8.91% (yoy) atau menjadi sebanyak 337,448 Teus.

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: PT X, Tanjung Perak

Grafik 1.28

Statistik Kontainer di Tanjung Perak

Sumber: PT X, Tanjung Perak

(20) (10) -10 20 30 40 -50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2008 2009 2010 2011

Total Kontainer (Teus) gTotal Kontainer (Teus)

TEUS % (30) (20) (10) -10 20 30 40 -20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 200,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2008 2009 2010 2011

Discharge Loaded gDischarge gLoaded

TEUS

Sumber: PT X, Tanjung Perak 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Consumption Goods Intermediate Goods Capital Goods

J U T A U S D ( C I F ) -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0 160.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011

g_Total Impor g_Capital Goods g_Intermediate Goods g_Consumption Goods

% y o y

(22)

Grafik 1.30

Statistik Kontainer Internasional

1.3. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan III-2011 masih didorong oleh tiga sektor utama yaitu Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR), Industri Pengolahan dan Pertanian. Kombinasi ketiganya memberi sumbangan hingga sekitar 71,10% terhadap PDRB Jawa Timur. Sebagai catatan, pada lima tahun terakhir ini terjadi peningkatan proporsi sektor jasa hingga mencapai level 9%, hampir mendekati proporsi sektor pertanian pada PDRB Jawa Timur yang berada pada kisaran level 12% - 13%.

Grafik 1.32

Pertumbuhan Tiga Sektor Utama

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: PT X, Tanjung Perak

Grafik 1.31 Statistik Kontainer Domestik

Sumber: PT X, Tanjung Perak

Grafik 1.33

Pertumbuhan Sektor Pendukung

Sumber: BPS Jawa Timur

(30) (20) (10) -10 20 30 40 -20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2008 2009 2010 2011 Discharge Loaded gDischarge gLoaded TEUS % (60) (40) (20) -20 40 60 80 -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2008 2009 2010 2011 Discharge Loaded gDischarge gLoaded TEUS -8% -4% 0% 4% 8% 12% 16% 0 5 10 15 20 25 30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 PHR Industri Pertanian gPHR (rhs) gIndustri (rhs) gPertanian (rhs) T R I L I U N R p % y o y 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 0 1 2 3 4 5 6 7 8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011

Jasa Angkut & Kom Keuangan gJasa (rhs) gAngkut & Kom (rhs) gKeuangan (rhs)

T R I L I U N R p % y o y

(23)

11 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi mencapai angka 9,86% (yoy) dengan kontribusi sebesar 0,77%. Selanjutnya, pertumbuhan tertinggi berada pada salah satu sektor utama Jawa Timur, yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) yang mencapai 9,69% sehingga memberikan sumbangan pertumbuhan terbesar mencapai 3,09%. Sedangkan sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertanian masing-masing tumbuh sebesar 5,96% dan 1,64% dengan kontribusi masing-masing sebesar 1,57% dan 0,20% terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim. Sedangkan sektor pendukung mencatatkan perlambatan pertumbuhan kecuali sektor jasa-jasa yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi 5,82%.

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia Surabaya, tingkat utilisasi kapasitas produksi di Jawa Timur tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 74,5% menjadi 78,14% (lihat grafik 1.40). Dari sisi sektoral, peningkatan kapasitas produksi ini dipicu oleh perbaikan kinerja sektor pertambangan, pertanian dan industri pengolahan.

Sumber: BPS Jawa Timur

Grafik 1.34

Pertumbuhan Sektor Pendukung

-30% -20% -10% 0% 10% 20% 0 1 2 3

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 Bangunan Tambang Listrik Gas Air Bersih gBangunan (rhs) gTambang (rhs) gListrik Gas Air Bersih (rhs)

T R I L I U N R p % y o y

(24)

Grafik 1.35 Utilisasi Kapasitas Produksi

Optimalisasi kapasitas terpakai juga terkonfirmasi dengan peningkatan angka indeks realisasi usaha hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), yaitu dari 8,49 menjadi 35,87. Sedangkan indeks realisasi usaha secara sektoral angka tertinggi berada pada sektor jasa-jasa. Mengingat analisa proporsi sektoral yang menunjukkan bahwa sektor ini memiliki proporsi hampir sama dengan sektor pertanian, sehingga diperlukan kajian lebih lanjut guna menggali potensi sektor ini di masa mendatang, agar pertumbuhan ekonomi Jawa Timur terus terjaga di atas level 6%.

Grafik 1.37 Indeks Realisasi Usaha

Sumber: SKDU BI Surabaya

Grafik 1.38

Indeks Realisasi Usaha Sektoral

Sumber: SKDU BI Surabaya

Grafik 1.36

Utilisasi Kapasitas Produksi Sektoral

Sumber: SKDU BI Surabaya

0.24 0.73 6.48 5.23 -4.30 -4.03 -15 -10 -5 0 5 10 15

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011

Pertanian Industri Pengolahan PHR

S B T 63.4 56.9 67.2 71.5 63.3 64.2 70.0 69.8 75.1 80.1 77.7 73.2 74.9 69.3 70.7 73.9 74.3 73.3 74.5 78.1 30 40 50 60 70 80 90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2006 2007 2008 2009 2010 2011 0 20 40 60 80 100 120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011 Total Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik Gas Air Bersih

% -27.23 7.05 22.1 -0.45 -18.91 11.35 22.32 25.86 -1.85 21.623.29 4.15 1.1 19.5518.54 6.47 -1.46 20.88 11.6 15.81 6.43 26.35 8.49 35.87 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Indeks Realisasi Usaha S

B T

(25)

13 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Grafik 1.39

Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim

Grafik 1.40

Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Kinerja sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 10,44% menjadi 9,69% (yoy), seiring telah berlalunya puncak kegiatan perdagangan pada saat Hari Raya Idul Fitri. Berdasarkan sub-sub sektornya, sektor Perhotelan mencatatkan pertumbuhan positif yaitu dari 8,49% (yoy) menjadi 9,45%. Sedangkan, kedua sub sektor lainnya mengalami pertumbuhan negatif, masing-masing untuk sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran dari 10,64% (yoy) menjadi 9,93% dan sub sektor Restoran dari 9,74% menjadi 8,51%. Kinerja positif sektor perhotelan diyakini sebagai respon meningkatnya tingkat hunian kamar pada libur Natal dan Tahun Baru.

Perlambatan kinerja subsektor Perdagangan Besar dan Eceran dipicu oleh melambatnya konsumsi masyarakat pada triwulan ini dibandingkan triwulan sebelumnya, mengikuti pola-pola di tahun sebelumnya, di saat munculnya aksi saving pasca puncak belanja masyarakat di saat Idul Fitri.

Selanjutnya, turut mendukung tren peningkatan kinerja subsektor hotel beberapa indikator, seperti Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan lama tinggal tamu di Hotel Berbintang Jatim serta jumlah wisatawan asing melalui Bandara Juanda, mencerminkan kondisi serupa, yaitu mengalami peningkatan. Bahkan, TPK Hotel Berbintang mencapai titik tertinggi selama 4 (empat) tahun terakhir, yaitu berada pada level 54,22%. Berbeda dengan ketiga indikator sebelumnya, indikator konsumsi listrik bisnis di Jawa Timur pada triwulan ini mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, hingga mencapai -14,16%. Tren negatif pertumbuhan ini

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

30% 35% 40% 45% 50% 55% 60% I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011

TPK Hotel Berbintang Jatim

% 0 1 2 3 4 5 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 Asing Indonesia Total

H A R I

(26)

sebenarnya telah terjadi sejak triwulan III-2011, dan masih berlanjut hingga triwulan ini. Berbeda dengan kinerja subsektor perhotelan, subsektor restoran mengalami perlambatan kinerja, namun masih tetap tinggi yaitu berada di atas level 8%. Seiring dengan meningkatnya animo masyarakat untuk berwisata di hari libur dan cuti bersama, maka kinerja subsektor perhotelan dan restoran terus berada dalam tren perbaikan pasca krisis global tahun 2008.

b. Sektor Industri Pengolahan

Industri Pengolahan pada triwulan IV-2011 berada dalam tren peningkatan, yaitu dari 5,60% menjadi 5,96%. Berbeda dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan tertinggi terdapat pada sub sektor semen dan barang galian bukan logam sebesar 17,40%, yang diikuti oleh sub sektor pupuk, kimia dan barang dari karet (8,16%) dan sub sektor logam dasar besi dan baja (6,89%). Pertumbuhan positif hampir terjadi di seluruh sub sektor, kecuali sub sektor industri alat angkutan mesin dan peralatannya serta sub sektor barang lainnya. Perbaikan kinerja sektor ini diharapkan masih terus terjadi di sepanjang tahun 2012, di tengah kekhawatiran pelaku usaha terkait dampak pelemahan ekonomi Eropa dan Amerika Serikat pada perekonomian Indonesia dan Jawa Timur.

Grafik 1.41

Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda

Grafik 1.42

Konsumsi Listrik Golongan Bisnis

Sumber: PLN Distribusi Jawa Timur

-20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 I II II I IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 Konsumsi Listrik Bisnis Pertumbuhan

% K W h 0 4,000 8,000 12,000 16,000 20,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Wisman Melalui Juanda

O R A N G

(27)

15 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur

Sumber: BPS Prov.Jawa Timur

Namun demikian, indikator pendukung sektor industri pengolahan, yang terdiri dari data impor bahan baku dan modal, konsumsi bahan bakar dan listrik sektor industri menunjukkan kondisi yang tidak sama. Tren penurunan yang terjadi pada triwulan III-2011 masih berlanjut pada triwulan ini, kecuali yang terjadi pada impor bahan baku.

Grafik 1.44

Perkembangan Nilai Impor Barang Bahan Baku

Grafik 1.45

Perkembangan Pertumbuhan Impor Impor Barang Bahan Baku

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.43

Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan

Grafik 1.46

Perkembangan Konsumsi BBM Industri

Sumber: Pertamina, diolah

-15 -10 -5 0 5 10 15 20 25

30 Tw III-2010 Tw.IV-2010 Tw I-2011 Tw II-2011 Tw III-2011 Tw IV-2011

(100) (50) -50 100 150 200 250 -20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000

I II III IV I II III IV I II III IV 2009 2010 2011 Solar gSolar (rhs) 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Consumption Goods Intermediate Goods Capital Goods

J U T A U S D ( C I F ) -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140 160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011

g_Total Impor g_Capital Goods g_Intermediate Goods g_Consumption Goods

% y o y

(28)

Gambar 1.48

Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur

Gambar 1.49

Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur

c. Pertanian

Kinerja Sektor Pertanian mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari tumbuh sebesar 2,06% menjadi 1,64% (yoy). Hampir semua sub sektor mengalami perlambatan pertumbuhan, kecuali sub sektor tanaman perkebunan yang mencatatkan perbaikan pertumbuhan dari -1,53% menjadi 9,36% (yoy), dan sub sektor kehutanan dari 7,62% menjadi 8,04% (yoy).

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Jawa Timur

Grafik 1.47

Konsumsi Listrik Golongan Industri

Sumber: PLN Distribusi Jawa Timur

-25% -20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 80 180 280 380 480 580 680 780 880 980 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011

Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan

K W h

%

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Jawa Timur (100.00) (50.00) -50.00 100.00 150.00 200.00 -200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Luas Panen Padi (Ha) Luas Tanam Padi (Ha)

gLuas Panen Padi (%) gLuas Tanam Padi (%)

(60) (40) (20) -20 40 60 80 -100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011 Luas Panen Jagung (Ha) Luas Tanam Jagung (Ha)

(29)

17 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan Sumber: Laporan Bulanan Perbankan Sumber: Dinas Pertanian Prov.Jawa Timur

d. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Pada triwulan III-2011, kinerja Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa, masih relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya, meskipun sedikit tumbuh melambat yaitu dari sebesar 8,17% menjadi 7,87% (yoy). Semua sub sektor mengindikasi perlambatan pertumbuhan yaitu bank, jasa perusahaan dan sewa bangunan, kecuali sub sektor lembaga keuangan bukan bank yang menunjukan perbaikan pertumbuhan yang meningkat dari 12,93% menjadi 14,20%.

Namun demikian, dari beberapa indikator perbankan yang menjadi penopang pembiayaan berbagai sektor ekonomi, masih cenderung menunjukan peningkatan diantaranya pertumbuhan dana pihak ketiga, net interest margin dan fee based

income.

Grafik 1.52

Perkembangan NIM Perbankan Jawa Timur Grafik 1.51

Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur Gambar 1.50 Luas Lahan Puso di Jawa Timur

(2,000) -2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Luas Puso Padi (Ha) Luas Puso Jagung (Ha) gLuas Puso Padi (%) gLuas Puso Jagung (%)

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%

I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011

gDana Pihak Ketiga gKredit

-40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% (10,000,000) (8,000,000) (6,000,000) (4,000,000) (2,000,000) -2,000,000 4,000,000 6,000,000

II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011

Nilai Net Interest Margin (NIM) gNet Interest Margin (NIM)

(30)

e. Bangunan

Kinerja sektor bangunan pada triwulan III-2011 menunjukan peningkatan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu dari 8,90% menjadi 8,99%(yoy). Hal tersebut juga terindikasi peningkatan pertumbuhan volume penjualan semen dari 9,13% menjadi 19,66% (yoy).

Grafik 1.53

Perkembangan Fee-Based Income

Grafik 1.54

Perkembangan Interest-Based Income

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% -100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000

I II III IV I II III IV I II III IV 2009 2010 2011

Fee Based Income g.Fee Based Income

-10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% -1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV 2009 2010 2011

Interest Based Income g.Interest Based Income

0.60 20.60 40.60 60.60 80.60 100.60 120.60 140.60 (1,500,000) (1,000,000) (500,000) -500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000

I II III IV I II III IV I II III IV 2009 2010 2011

Pendapatan Operasional - Biaya Operasional BO/PO

Grafik 1.55

Perkembangan Pendapatan – Biaya Operasional Bank

(31)

19 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Grafik 1.56

Volume Penjualan Semen di Jawa Timur

Gambar 1.58 Arus Barang di Tanjung Perak

f. Pengangkutan dan Komunikasi

Kinerja sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada triwulan IV-2011 menunjukkan perlambatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 11,66% menjadi 9,86% (yoy). Hal yang sama juga terjadi di sub sektor transportasi dan sub sektor komunikasi. Indikator penurunan di sektor ini, salah satunya tercermin dari menurunnya jumlah penumpang wisatawan mancanegara dan domestik yang masuk melalui Pelabuhan Udara Juanda Surabaya. Selain itu, indikator arus penumpang dan barang di Tanjung Perak pun menunjukkan penurunan.

Sumber: Asosisasi Semen Indonesia

-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 2,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011

Penjualan Semen (ribu sak) g_Penjualan Semen

Gambar 1.57

Arus Penumpang di Tanjung Perak

Sumber: BPS Prov. Jawa Timur Sumber: BPS Prov. Jawa Timur

-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% -10 10 30 50 70 90 110 130 150 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 Jml Penumpang g Jml Penumpang (rhs) R I B U O R A N G % y o y -80% -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% -100 100 300 500 700 900 1100 1300 1500 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011

Vol Barang g Jml Barang (rhs)

R I B U O R A N G % y o y

(32)

Gambar 1.59

Penumpang Domestik di Bandara Juanda

Gambar 1.60

Penumpang Internasional di Bandara Juanda

Sumber: BPS Prov. Jawa Timur Sumber: BPS Prov. Jawa Timur

-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 0 100 200 300 400 500 600 700 800 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 Jml Penumpang Domestik g Jml Penumpang Domestik (rhs) R I B U O R A N G % y o y -40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 0 10 20 30 40 50 60 70 I II II I IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 2010 2011 Jml Penumpang Intl gPenumpang Intl (rhs) R I B U O R A N G % y o y

(33)

PERKEMBANGAN INFLASI

PERKEMBANGAN INFLASI

PERKEMBANGAN INFLASI

PERKEMBANGAN INFLASI

JAWA TIMUR

JAWA TIMUR

JAWA TIMUR

JAWA TIMUR

(34)

2

PERKEMBANGAN INFLASI

2.1 KONDISI UMUM

Inflasi Jawa Timur (Jatim) yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks

Harga Konsumen (IHK) di 71

kota pada triwulan IV-2011 sebesar 0,92% (qtq) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 2,05%(qtq). Secara tahunan, realisasi inflasi tersebut menutup inflasi di tahun 2011 menjadi sebesar 4,29% (yoy) atau berada pada batas bawah rentang sasaran inflasi nasional 2011 (5%±1%). Penurunan inflasi pada periode laporan terkait dengan kembali normalnya tekanan permintaan pasca periode Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1432H yang berlangsung pada triwulan III-2011, serta didorong oleh pelemahan harga beberapa komoditas strategis internasional, sehingga mengurangi tekanan dari sisi eksternal/ imported inflation.

Berdasarkan pendekatan kelompok barang, perlambatan laju inflasi terutama disebabkan oleh perlambatan inflasi pada kelompok sandang, kelompok pendidikan,rekreasi dan olah raga, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Berdasarkan disagregasinya, penurunan laju inflasi pada kelompok inflasi inti (core inflation) dan administered price menjadi penyebab penurunan inflasi Jatim secara umum.

Sebagaimana arah perlambatan inflasi yang ditunjukkan oleh provinsi lain di pulau Jawa maupun secara nasional, inflasi Jatim juga menunjukkan tren yang searah. Namun demikian, jika dibanding dengan provinsi lain di kawasan Jawa,

Grafik 2.1. Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy)

Sumber : BPS, data diolah

Grafik 2.2.Perkembangan Inflasi Jawa Timur

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah 4.29 3.79 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2010 2011

Inflasi Jatim (7 Kota) Inflasi Nasional (66 Kota)

-1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2010 2011

(35)

22

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

Jatim masih mencatat inflasi tertinggi (Grafik 2.3). Tercatat realisasi inflasi tahunan (yoy) provinsi-provinsi di pulau Jawa s/d akhir tahun 2011 berdasarkan urutan realisasi inflasi terendah yaitu Jawa Barat (3,08%), Jawa Tengah

(3,35%), Banten (3,51%), DI

Yogyakarta (4,03%), dan Jawa Timur (4,29%), sedangkan inflasi nasional tercatat sebesar 3,79% (yoy).

2.2 INFLASI BULANAN (mtm)

Secara bulanan realisasi inflasi Jatim cukup terkendali, bahkan mengalami deflasi sebesar -0,18% pada bulan Oktober yaitu pasca periode Hari Raya Idul Fitri di bulan September, serta selanjutnya kembali meningkat pada bulan November dan Desember dengan angka inflasi bulanan masing-masing sebesar 0,49% dan 0,61% (mtm). Deflasi yang terjadi pada bulan Oktober utamanya menjadi pendorong perlambatan laju inflasi pada triwulan IV-2011, mengingat realisasi inflasi pada bulan Desember masih berada diatas rata-rata historikal inflasinya

selama 5 (lima) tahun terakhir2

, kecuali bulan November.

Berdasarkan kelompok barang, rata-rata laju inflasi bulanan di sepanjang triwulan IV-2011 diwarnai dengan inflasi yang berada dibawah rata-rata inflasi

2

Rata-rata inflasi bulanan Jawa Timur selama 5 (lima) tahun terakhir (2006-2010) untuk bulan Oktober, November dan Desember masing-masing sebesar 0,44%, 0,43% dan 0.63% (mtm)

Grafik 2.3

Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy)

Tabel 2.1

Perbandingan Inflasi Bulanan (mtm) pada Triwulan IV Tahun 2010-2011

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00

Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV

2010 2011

% (yoy)

Jabar Jatim Jateng DIY Banten Nasional

Okt Nov Des Okt Nov Des

UMUM 0.04 0.51 0.93 0.49 -0.18 0.49 0.61 0.31

1 Bahan Makanan -0.74 1.25 3.03 1.18 -0.52 0.83 2.18 0.83

2 Mamin, Rokok & Tbakau 0.81 0.72 0.40 0.64 0.24 0.29 0.24 0.26

3 Perumahan,LGBB 0.31 0.17 0.13 0.20 0.22 0.21 0.13 0.19 4 Sandang 1.57 0.94 1.21 1.24 -2.05 2.15 -0.26 -0.05 5 Kesehatan 0.21 0.11 0.15 0.16 0.08 0.24 0.21 0.17 6 Pendidikan 0.40 0.00 0.05 0.15 0.38 0.01 0.01 0.13 7 Transportasi -0.84 0.00 0.26 -0.19 -0.30 0.29 0.25 0.08 Rata-rata Tw IV-2010 Kelompok Barang No Rata- Tw IV-2011 rata

(36)

bulanan pada periode yang sama di 2010, kecuali untuk kelompok kesehatan dan kelompok Perumahan, listrik, gas dan bahan bakar yang yang mencatat inflasi cukup stabil. Inflasi bulanan tertinggi terdapat pada kelompok bahan makanan dengan rata-rata inflasi sebesar 0,83%, sedangkan terendah terdapat pada kelompok sandang (-0,05%) yang pada bulan Oktober dan Desember mengalami deflasi sebesar -2,05% dan -0,26% (mtm). Relatif tingginya inflasi pada kelompok bahan makanan dibandingkan kelompok barang lainnya terutama terkait dengan faktor cuaca yang mulai memasuki musim penghujan (November-Desember), sehingga berpengaruh terhadap penurunan produktivitas hasil produksi komoditas-komoditas yang masuk dalam kelompok tersebut.

Pasca periode Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri di bulan Agustus-September, IHK di 7 kota di Jatim pada

bulan Oktober 2011 mengalami

penurunan sehingga mencatat deflasi

sebesar -0,18% (mtm). Hal ini

disebabkan oleh deflasi yang terjadi pada 3 (tiga) kelompok barang, yaitu kelompok sandang (-2,05%), kelompok bahan makanan (-0,52%), dan kelompok

transportasi, komunikasi & jasa keuangan (-0,30%). Sedangkan empat kelompok barang lainnya mencatat inflasi pada kisaran yang moderat, yaitu kelompok pendidikan (0,38%), kelompok makanan minuman & tembakau (0,24%), kelompok perumahan, listrik & bahan bakar (0,22%), serta kelompok kesehatan (0,08%). Penurunan laju inflasi pada kelompok sandang disebabkan oleh koreksi harga yang cukup signifikan pada komoditas emas perhiasan hingga mencapai -5,73% (mtm) atau menyumbang deflasi sebesar -0,15%, seiring dengan koreksi harga emas yang juga sedang berlangsung di pasar internasional. Sementara itu deflasi pada kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh penurunan harga telur ayam ras (-8,40%), daging ayam ras (-1,51%), kelapa (-6,34%) dan minyak goreng (0,48%) dengan total sumbangan sebesar -0,10%. Penurunan harga daging ayam ras dan telur ayam ras diperkirakan terkait dengan cukup melimpahnya persediaan pasca hari raya Idul Fitri, sementara tekanan dari sisi permintaan sudah kembali ke kondisi normal.

Grafik 2.4

Inflasi Okt 2011 – Berdasarkan Kelompok Barang

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

-2.50 -2.00 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1 -0.52 0.24 0.22 -2.05 0.08 0.38 -0.30 mtm (%) Transportasi Pendidikan Kesehatan Sandang Perumahan,LGBB Mamin, Rokok & Tbakau Bahan Makanan

(37)

24

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur

Inflasi Jatim pada bulan November sebesar 0,49% (mtm), meningkat dibandingkan periode Oktober yang mencatat deflasi sebesar -0,18%. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan laju inflasi pada kelompok sandang, yang sebelumnya mengalami deflasi sebesar -2,05 menjadi inflasi 2,15%, didorong peningkatan harga emas perhiasan yang cukup berfluktuasi searah dengan fluktuasi harga emas internasional, sebagaimana yang ditunjukkan pada grafik 2.6. Kelompok lainnya yang menyumbang inflasi cukup tinggi di bulan November adalah kelompok bahan makanan (0,83%) atau menyumbang inflasi sebesar 0,18% dengan komoditas utama penyumbang inflasi tertinggi adalah telur ayam ras, cabe merah, cabe rawit, daging sapi dan tomat sayur, dengan total sumbangan inflasi mencapai 0,21%.

Selanjutnya, inflasi bulanan pada

Desember 2011 kembali meningkat, dari 0,49% di bulan November menjadi 0,61% (mtm). Peningkatan laju inflasi diyakini terkait dengan dorongan dari sisi permintaan seiring dengan tibanya hari Raya Natal dan tahun baru di bulan Desember. Namun demikian, realisasi inflasi pada periode tersebut masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (0,93%). Berdasarkan kelompok barang, inflasi pada bulan Desember terutama didorong oleh kelompok bahan makanan dengan laju inflasi

Grafik 2.5

Inflasi November – Per Kelompok Barang

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

Grafik 2.7

Inflasi Desember – Berdasarkan Kelompok Barang

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

250,000 270,000 290,000 310,000 330,000 350,000 370,000 390,000 410,000 430,000 450,000 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 Ja n F e b M a r A p r M a y Ju n Ju l A u g S e p O c t N o v D e c Ja n F e b M a r A p r M a y Ju n Ju l A u g O c t N o v D e c 2010 2011 Rp/ Gram USD/Troy onz

Harga Emas Perhiasan (Skala Kanan) Harga Emas Internasional

Grafik 2.6

Harga Emas Internasional vs Emas Perhiasan

Sumber: SPH, Bank Indonesia & Bloomberg

-0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 1 2.18 0.24 0.13 -0.26 0.21 0.01 0.25 Inflasi mtm (%) Bahan Makanan Mamin, Rokok & Tbakau Perumahan,LGBB Sandang Kesehatan Pendidikan Transportasi Inf. Jatim : 0,61% 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 0.83 0.29 0.21 2.15 0.24 0.01 0.29 mtm (%) Bahan Makanan Mamin, Rokok & Tbakau Perumahan,LGBB Sandang Kesehatan Pendidikan Transportasi Inf. Jatim : 0,49%

(38)

sebesar 2,18%, sedangkan kelompok barang lainnya cenderung menunjukkan laju inflasi yang lebih rendah yaitu kelompok transportasi (0,25%), kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau (0,28%), kelompok kesehatan (0,21%), kelompok perumahan, listrik, gas dan air bersih (0,13%) dan kelompok pendidikan (0,01%), sedangkan bahkan kelompok sandang mencatat deflasi sebesar -0,26% (mtm). Tingginya inflasi pada kelompok bahan makanan terutama didorong oleh kenaikan harga tomat sayur yang mencatat kenaikan harga sebesar 118,99% (mtm) atau menyumbang inflasi sebesar 0,13%. Tingginya kenaikan harga tomat sayur diyakini terkait dengan kondisi cuaca yang berpengaruh pada penurunan produktivitas tanaman ini. Disamping itu, jika dibandingkan dengan periode musim kemarau, biaya produksi tomat pada musim hujan relatif lebih tinggi, khususnya terkait dengan peningkatan penggunaan pupuk dan biaya perawatan tanaman selama musim hujan yang cenderung rentan terhadap penyakit dan gagal panen. Selanjutnya komoditas bahan makanan lainnya yang menyumbang inflasi cukup besar adalah cabe rawit (32,60%), beras (0,85%), telur ayam ras (5,67%) dan daging ayam ras (2,89%), dengan total sumbangan inflasi sebesar 0,20%.

2.3. INFLASI TRIWULANAN (qtq)

Laju inflasi Jatim secara triwulanan pada Tw IV-2011 sebesar 0,92% (qtq), atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 2,05% (qtq). Berdasarkan kelompok barang, inflasi pada periode laporan terutama didorong oleh kelompok bahan makanan (2,49%-qtq) yang mencatat kenaikan inflasi dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, keenam kelompok barang dan jasa lainnya cenderung menunjukkan perlambatan laju inflasi atau bahkan

Grafik 2.9

Harga Sub Kelompok Bumbu-bumbuan Grafik 2.8

Harga Daging Ayam Ras & Telur Ayam Ras

10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000 22,000 24,000 26,000 28,000 Ja n F e b M a r A p r M a y Ju n Jul A u g S e p O c t N o v D e c Ja n F e b M a r A p r M a y Ju n Jul A u g S e p O c t N o v D e s 2010 2011

Daging ayam ras Telur Ayam Ras

-10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 Ja n F e b M a r A p r M a y Ju n Ju l A u g S e p O c t N o v D e c Ja n F e b M a r A p r M a y Ju n Ju l A u g S e p O c t N o v D e s 2010 2011 Rp/ Kg Cabe Merah Bawang Merah Cabe Rawit Bawang Putih

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Suspek Tb Paru yang terdiri dari umur, pendidikan, pendapatan, status gizi, kebiasaan

(2003), ekspektasi kinerja, ekpektasi usaha,faktor sosial dan Kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai dijelaskan bahwa: 1) ekspektasi kinerja ( performance

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat desentralisasi fiskal Pemerintah Kota Semarang dalam kurun waktu 2013- 2017 dengan menganalisis kemampuan keuangan daerah,

Hasil penelitian atas hipotesis ketiga membuktikan bahwa kompleksitas perusahaan berpengaruh secara positif terhadap abnormal audit delays , sehingga perusahaan yang

Memberikan motivasi kepada orang tua untuk bekerjasama melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sesuai prosedur Memberikan informasi tentang Teknik penilaian yang

Namun bukan hanya sebagai sarana rekreasi, game juga mempunyai dampak negatif, dari beberapa penelitian baik dari ilmu psikologi maupun kesehatan, sebagian besar

Dari hasil penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penghambat implementasi kebijakan Pemerintah Kota Pekanbaru tentang gelandangan adalah karena kurangnya

3. Jika anda memiliki data dalam bbrp tahun, hitung prescription rate tiap tahun & cari rata-ratanya.. Instalasi/Pelayanan yang lain. • Lakukan penghitungan yang