• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) dalam rentang waktu tahun 2013 hingga tahun Data diakses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) dalam rentang waktu tahun 2013 hingga tahun Data diakses"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rentang waktu tahun 2013 hingga tahun 2015. Data diakses melalui situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian

causal.Analisis kasual ini menjelaskan bagaimana suatu variabel berpengaruh atau

“bertanggung jawab terhadap” perubahan pada variabel lainnya.Analisis ini menggambarkan bagaimana variabel independen tersebut (tax planning, ukuran dewan direksi, komposisi dewan komisaris independen, dan komite audit) dapat mempengaruhi variabel dependen, yaitu Nilai Perusahaan(Firm Value).

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Definisi Variabel

a. Nilai Perusahaan (Variabel Dependen)

Menurut Keown (2012:46) nilai perusahan adalah persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobins’Q. Rasio

(2)

Tobins’Q didefinisikan sebagai rasio nilai pasar perusahaan dibagi nilai pengganti aktiva perusahaan (Lubis, 2011). Rasio Tobins’Q dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Tobin’s Q Ratio = Nilai Pasar Ekuitas + Total Hutang Total Aset

Keterangan:

Nilai Pasar Ekuitas diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir tahundengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun.

b. Tax Planning (Variabel Independen)

Dryeng, Hanlon dan Maydew (2008) mengembangkan ukuran untuk tax avoidance dengan cash effective tax rate (cash-ETR) untuk menguji pengaruh terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian Wang (2010) membuktikan transparansi perusahaan berpengaruh terhadap tindakan tax

avoidance yang dilakukan.Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa tax avoidance dengan mengukur cash effective tax rate mempengaruhi nilai

perusahaan, terutama untuk perusahaan yang transparansinya baik.

Cash-ETR digunakan karena diharapkan dapat mengidentifikasi perusahaan

yang dilakukan mengunakan perbedaan tetap maupun perbedaan temporer.

(3)

CETR =

CETR : Pengukuran tax planning perusahaan pada tahun t

Cash Tax Paid : Pajak yang dibayarkan perusahaan secara kas pada tahun t Pre Tax Income: Laba perusahaan sebelum pajak pada tahun t

c. Corporate Governance (Variabel Independen) 1) Kepemilikan Manajerial

Struktur kepemilikan terbagi dalam berbagai kategori. Struktur kepemilikan terkonsentrasi dan menyebar. Secara spesifik kategori struktur kepemilikan meliputi kepemilikan oleh institusi domestik, institusi asing, pemerintah, karyawan, dan individual domestik. Struktur kepemilikan yang dibahas dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan yang dimiliki oleh manajer.

Kepemilikan Manajemen adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan.Indicator untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah presentase jumlah saham perusahaan yang beredar.

(4)

2) Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi dalam hal ini institusi pendiri perusahaan, bukan institusi pemegang saham publik. Adanya kepemilikan institusional dapat memantau secara profesional perkembangan investasinya, maka tingkat pengendalian terhadap manajemen sangat tinggi sehingga potensi kecurangan dapat ditekan. Dalam penelitian ini, variabel tersebut diukur dengan menggunakan indikator presentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar.

Kepemilikan Institusional=

3) Komposisi Dewan Komisaris Independen

Dewan Komisaris Independen (Independen Board) diukur dari jumlah komisaris Independen pada perusahaan dibandingkan dengan total komisaris yang ada pada perusahaan.

2. Operasionalisasi Variabel

Dari penjabaran definisi variabel diatas maka operasionalisasi variabel yang dibuat adalah sebagai berikut :

(5)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variable Pengukuran Skala

(X1) Tax Planing

Cash-ETR =

∑ ∑ Rasio Corporate Governance (X2) Kepemilikan Manajerial KM = Rasio (X3) Kepemilikan Institusional KI = Rasio (X4) Komposisi Dewan Komisaris Independen IB = Rasio (Y) Nilai Perusahaan Q = Rasio

Sumber: Data diolah peneliti

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor aneka indutri yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015 yang berjumlah 41 perusahaan.

(6)

2. Sample Penelitian

Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive

sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representative sesuai

dengan kriteria yang ditentukan.Penggunaan purposive sampling ini bertujuan agar peneliti mendapatkan kelompok informasi yang spesifik. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1) Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan dan annual report secara konsisten dari tahun 2013 sampai tahun 2015

2) Perusahaan dengan pre-tax income yang positif selama periode pengamatan

3) Manajemen memiliki kepemilikan saham di perusahaan tersebut

Tabel 3.2

Rincian Sampel Penelitian

No Kriteria Total

1 Total perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI

selama tahun 2013-2015 41

2 Dikurangi perusahaan yang tidak melaporkan LK secara

konsisten dari tahun 2013-2015 (5)

3 Dikurangi perusahaan dengan pre-tax income negatif (20)

4 Dikurangi perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial (3)

(7)

Tabel 3.3

Daftar Sample Penelitian

No Perusahaan Kode

1 Astra International Tbk ASII

2 Astra Auto Part Tbk AUTO

3 Indo Kordsa Tbk BRAM

4 Nipress Tbk NIPS

5 Selamat Sempurna Tbk SMSM

6 Pan Brothers Tbk PBRX

7 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY

8 Trisula International Tbk TRIS

9 Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT

10 Sumi Indo Kabel Tbk IKBI

11 Jembo Cable Company Tbk JECC

12 Kabelindo Murni Tbk KBLM

13 Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk SCCO

Sumber: Data diolah peneliti

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik penelitian kepustakaan, yaitu penggunaan data sekunder yang merupakan dokumen-dokumen yang sudah ada.Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data sekunder dan seluruh informasi yang

(8)

digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam dokumen.Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur yang berupa text book, jurnal, surat kabar, dan sumber literatur lain yang ada kaitannya dengan penelitian. F. Metode Analisis

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan melakukan analisis statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui dispersi dan distribusi data. Sedangkan uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji kelayakan model regresi yang selanjutnya akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian :

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan profil data sampel yang meliputi mean,maksimum, minimum, dan standar deviasi. Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel.Data yang diteliti meliputi kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan dan manajemen laba.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik.Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusikan secara normal, tidak mengandung multikoloniaritas, dan heterokedastisitas. Untuk itu

(9)

sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan lebih dahulu pengujian asumsi klasik yang terdiri dari:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak.Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus terdistibusi dengan normal.Model regresi yang baik adalah memiliki data normal data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2013). Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.Dasar pengambilan keputusan uji statistik

denganKolmogorov-Smirmov Z (I-Sample K-S) adalah (Ghozali, 2013):

1) Apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti ada data residual terdistribusi tidak normal. 2) Apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal. b. Uji Multikolonieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam regresi adalah melihat tolerance value dan varian inflation factor (VIF), suatu

(10)

model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai tolerance value > 0,10 dan nilai VIF < 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian antara variabel bebas yang berbeda. Jika varian dari residual antara pengamatan yang satu dengan pengamatan lain adalah tetap maka disebut homoskedasitas dan jika berbeda dinamakan heteroskedasitas.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas adalah dengan melakukan uji prak, melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen, yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Apabila nilai probabilitasnya lebih dari 5 persen dan pada grafik scatterplot, titik-titik menyebar diatas atau dibawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedasitas (Imam Ghozali,2013)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dari asumsi klasik autokorelasi; yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.

(11)

Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl

Tidak ada autokorelasi positif Decision No dl≤ d≤ du Tidak ada korelasi negative Tolak 4-dl <d< 4

Tidak ada korelasi negative Decision No 4-du ≤ d < 4-dl Tidak ada autokorelasi positif

atau negative Ditolak Tidak du<d<4-du

3. Uji Kesesuaian Model

Selain itu untuk menguji kebenaran prediksi pengujian regresi, dilakukan uji koefisien determinasi (adjusted R 2) untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara simultan menjadi penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.Untuk itu dilakukan uji F.

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel bebas.Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.Nilai R2 yang kecil menyiratkan keterbatasan kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat.42 Nilai yang mendekati 1 memberi arti bahwa variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel terikat. Kelemahan

(12)

mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R2 pasti meningkat tanpa peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R 2 pada saat mengevaluasi model regresi yang terbaik. Tidak seperti R2 , nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel bebas ditambahkan kedalam model. Menurut Gujarati (2003) dan Ghozali (2011), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R 2 negatif, maka nilai adjusted R 2 dianggap bernilai nol. Secara sistematis, jika nilai R2 = 1, maka adjusted R 2 = R2 = 1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1 – k)/(n – k). Jika k > 1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif. Nilai R 2 dikatakan baik jika berada diatas 0,5 karena nilai R 2 berkisar pada 0-1.

b. Uji F

Uji F bertujuan untuk melihat apakah model regresi yang sedang diuji secara keseluruhan fit (cocok), untuk menguji signifikansi secara keseluruhan. Apabila sampel yang digunakan memadai dan variabel-variabel bebasnya mempunyai hubungan atau pengaruh yang juga memadai terhadap variabel terikatnya maka model regresi tersebut dikatakan fit. Untuk menguji hipotesis digunakan statistik F dengan

(13)

1) Quick look: bila nilai F > 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Atau dapat dikatakan bahwa hipotesis alternatif diterima.Ini berarti semua variabel bebas secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel terikat.

2) Dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel.: Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha.

a. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka Ha diterima. b. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka Ha ditolak. 4. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Dalam uji F kesimpulan yang diambil adalah dengan melihat signifikansi (α) dengan ketentuan:

1) α> 5% : H0 diterima 2) α< 5% : H0 ditolak

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung masing-masing koefisien t regresi dengan t tabel sesuai dengan tingkat signifikansi

(14)

yang digunakan. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1) bila nilai signifikansi t < 0.05 maka H0 ditolak, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

2) bila nilai signifikansi t > 0.05 maka H0 diterima, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen dengan variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen, tapi karenaR2 mengandung kelemahan mendasar, yaitu adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, maka dalam penelitian ini menggunakan

adjusted R2berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai adjusted R2semakin

mendekati 1 maka semakin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen.

d. Analisis Regresi Berganda

Analisis hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata

(15)

2013). Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu pengujian pengaruh “struktur kepemilikan, corporate management dan ukuran perusahaan terhadap management laba”.

Metode regresi linier berganda dilakukan terhadap model yang diajukan peneliti dengan menggunakan software SPSS versi 21 untuk memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dan variabel moderatnya. Berikut ini persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini :

Q = α + β1CETR+ β2KM + β3KI + β4IB + e

Keterangan:

Q : Nilai Perusahaan α : Konstanta

β : Koefisien Regresi CETR : Cash Effective Tax Rate KM : Kepemilikan Manajerial KI : Kepemilikan Institusional

IB : Komposisi Dewan Komisari Independen (Independen Board) E : Error

Referensi

Dokumen terkait

 Selesaikan Contoh Soal ini dengan meng-klik tombol pada toolbar atau dari menu File – Solve, atau dengan menekan tombol F9 pada keyboard  Jika ternyata ada data soal yang

Bintang Selatan Travel Palembang-Manna merupakan salah satu bentuk usaha kecil yang bergerak di bidang angkutan umum (travel) dari kota Palembang ke kota

Saran bagi penyelenggara yang menerapkan sistem online melalui Hay.U Bandung yaitu Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kota Bandung diharapkan dapat memberikan kemudahan

(3) Apabila Surat Keterangan Pemanfaatan tempat Berjualan sudah berakhir dan bangunan pasar secara teknis masih layak dipergunakan untuk berdagang, maka pemegang hak

Jika aktivitas dan tindakan kolaborasi positif ada maka akan menghasilkan komitmen dan hasil akhir yang menjaga efisiensi, produktivitas dan keefektifan suatu hubungan (Zineldin

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah pembagian penerimaan pajak rokok dibagi 50% (lima puluh persen) berdasarkan

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap area pelayanan yang memenuhi standar kualitas air minum (drinkable) antara bulan Januari 2016 dan Maret 2016 di wilayah barat, terdapat

Perhitungan rencana anggaran biaya dari tahap pembangunan jaringan sistem penyaluran air buangan offsite sanitasi kawasan di Kota Solok dapat dilihat dalam tabel