• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA. 05 September 2017 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA ISBN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA. 05 September 2017 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA ISBN :"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR NASIONAL

PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

PENDIDIKAN MATEMATIKA

05 September 2017

“INOVASI PEMBELAJARAN

BERBASIS MULTIMEDIA”

“INOVASI PEMBELAJARAN

BERBASIS MULTIMEDIA”

Penerbit :

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kuningan Jln. Cut Nyak Dhien No 36 A Cijoho Kuningan

Penerbit :

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kuningan Jln. Cut Nyak Dhien No 36 A Cijoho Kuningan

(2)

i

PROSIDING

05 September 2017

SEMINAR NASIONAL

PENDIDIKAN MATEMATIKA

“INOVASI PEMBELAJARAN

BERBASIS MULTIMEDIA

Editor: Sumarni, M.Pd. Nuranita Adiastuty, M.Pd. ISBN : 978-602-50629-0-2

Penerbit : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kuningan Jalan Cut Nyak Dhien No 36A, Cijoho, Kuningan, Jawa Barat

(3)

ii

Artikel dalam prosiding ini telah dipresentasikan dalam

Seminar Nasional Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kuningan 2017

“Inovasi Pembelajaran Berbasis Multimedia“

Copyright 2017 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kuningan Hak Cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Editor:

1. Sumarni, M.Pd.

2. Nuranita Adiastuty, M.Pd.

Reviewer:

1. Prof. H. Yaya S Kusumah, M.Sc. Ph.D (Universitas Pendidikan Indonesia) 2. Dr. Anna Fitri Hindriana, M.Si. (Universitas Kuningan)

3. Bagus Ardi Saputra (Universitas PGRI Semarang)

Desain Sampul : Andi Nurfadilah

ISBN : 978-602-50629-0-2

Penerbit : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kuningan Jalan Cut Nyak Dhien No 36A, Cijoho, Kuningan, Jawa Barat

(4)

iii

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan karunia-NYA sehingga kegiatan Seminar Nasional Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kuningan 2017 dapat dilaksanakan dan berlangsung dengan baik. Kegiatan Seminar nasional Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kuningan 2017 yang diselenggarakan berkat kerja keras dan komtmen panitia dan prodi pendidikan matematika FKIP Universitas Kuningan ini telah dilaksanakan pada 5 September 2017,bertempat di Gedung Student Centre Imam Hidayat Universitas Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan seminar dengan tema “Inovasi Pembelajaran Berbasis Multimedia“ ditujukan untuk para guru, dosen, mahasiswa, peneliti dan pemerhati pendidikan di indonesia agar dapat saling bertukar informasi dan memperluas wawasan kependidikan.

Kami sangat bersyukur karena pada penyelenggaraan kegiatan Seminar Nasional Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kuningan 2017, yang merupakan kegiatan seminar Call Papper pertama terdapat 38 artikel yang dipersentasikan dengan berbagai tema terkait pendidikan matematika, matematika, startegi pembelajaran dan media pembelajaran. Artikel tersebut terdiri atas 2 artikel pemateri utama, dan 36 artikel pemakalah yang terdiri atas 24 artikel bidang pendidikan matematika dan 12 artikel bidang ilmu matematika.

Kami mengucapkan terimakasih kepada para pemakalah yang telah berpartisipasi dalam mempresentasikan hasil penelitian dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat. Tidak lupa pula, kami ucapkan terimakasih kepada reviewer dan editor yang telah membantu mereveiw dan mengedit artikel-artikel yang telah diseminarkan. Kami harap prosiding ini dapat memberikan manfaat dan berguna serta dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan kependidikan di Indonsesia baik dalam bidang pendidikan matematika maupun keilmuan matematika.

Kuningan, September 2017 Editor

(5)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 iv

©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

DAFTAR ISI

Halaman Muka ... i

Pernyataan Penerbit ... ii

Editor dan Reviewer ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

Makalah Inti

Nama Judul Halaman

Prof. H. Yaya S. Kusumah, M.Sc. Ph.D. Inovasi Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Matematis Siswa

1 – 18

Dr. Anna Fitri Hindriana, M.Si. Implementasi Multirepresentasi dalam Pembelajaran untuk Menurunkan Beban Kognitif

19 – 28

Topik Makalah : Pendidikan Matematika

Nama Judul Halaman

Shofwan Hendryawan, Yusfita Yusuf, Tuti Yuliawati W. Indra Siregar Widya Dwiyanti

Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Green’s Motivational Strategies Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Smp Tingkat Rendah Pada Materi Kesebangunan Dan Kongruensi

29 – 40

Rifqi Hidayat , Desy Lusiyana, Menoek Tri Mulyani

Kontribusi Penggunaan Software E-Learning Matematika SMP Versi 5.1 Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP

41 – 52

Hamidah Suryani Lukman, Pengembangan Bahan Ajar

(6)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 v ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

Nama Judul Halaman

Yanti Mulyanti Deduktif pada Mata Kuliah Struktur Aljabar

Topic Offirstson, M.Si., M.Pd. Menyoal Penggunaan Rumus Praktis dalam Pembelajaran Matematika

63 – 72

Lysta Chrysmawati, Azin Taufik, Mohamad Riyadi

Penerapan Model Discovery Learning Berbantuan Alat Peraga Pentas Trigonometri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

73 – 84

Ayu Anjelita,Sumarni,Azin Taufik Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Media Visual Untuk Meningkatakan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

85 – 96

Siska Febryani Marty, Nunu Nurhayati, Sumarni

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMA

97 – 108

Ira Lesmana, Anggar Titis Prayitno, Sumarni

Penerapan Model Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Koneksi Matematis Siswa

109 – 124

Nining Kurnia, Azin Taufik, Anggar Titis Prayitno

Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

125 – 136

Fajar Hidayat, Laelasari, Anggita Maharani,

Analisis Proses Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII pada Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah MTs Negeri 4 Cirebon

(7)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 vi ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

Nama Judul Halaman

Anggar Titis Prayitno Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

153 – 162

Azin Taufik1) Nuranita Adiastuty2) Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbantuan Alat Peraga Pop Up Book Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Spasial Siswa

163 – 174

Lilis Lismaya, Rahma Widiantie Penerapan Pembelajaran Morfologi Tumbuhan Melalui Outdoor Activities Untuk Meningkatkan Multiple Intelligences Mahasiswa

175 – 186

Ikma Mulyawati , Nuranita Adiastuty, Nunu Nurhayati

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

187 - 196

Arrofa Acesta Urgensi Media Pembelajaran Pada

Pendidikan Dasar 197 – 202

Topik Makalah : Matematika

Nama Judul Halaman

Eman Lesmana, Betty Subartini, Dede Abdul Jabar

Analisis Ramalan Penjualan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. INDAC INT L

203 – 218

Eman Lesmana, Julita Nahar, Wahyu Suseno Rizkiyanto

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kue Bolu Menggunakan Model P Berdasarkan Ramalan Penjualan (Studi Kasus : P.IRT

(8)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 vii ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

Nama Judul Halaman

Foker Cake)

Isah Aisah Penyajian Secara Geometri

Himpunan Pembentukan DNA 231 – 236 Nurul Gusriani, Firdaniza, Novi

Octavianti

Kajian Telbs Pada Regresi Linier

Dengan Kasus Pencilan 237 – 244

Riaman , Kankan Parmikanti, Iin Irianingsih, Agus Supriatna, Sudradjat Supian

Penggunaan Perjanjian Reasuransi Timbal-Balik dengan Menggunakan Konsep Utilitas

245 – 252

Elis Hertini

Prediksi Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Jawa Barat menggunakan Metode Double Exponential Smoothing (DES) satu parameter Brown

253 – 258

Firdaniza, Nurul Gusriani Prediksi Hasil Tangkap Ikan Pelagis Besar di Indonesia Menggunakan Rantai Markov

259 – 264

Betty Subartini, Agus Supriatna, Elis Hertini, Lukman Aridin

Prediksi Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Jawa Barat Menggunakan Metode Trend Kubik

265 – 272

Agus Supriatna, Riaman, Sudradjat, Tari Septiyani

GeneralizedLinear Models (GLM) untuk Data Asuransi Dalam Menentukan Harga Premi

273 – 284

Wanti Oktonawiati, E. Shofiyatin, Ika N. Oktaviani, Khunsul K. Kalana, Kurniawan, Sri Agustin, Mohamad Riyadi

Analisis Sistem Antrian Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga Di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kuningan

285 – 292

Galuh Indah Permatasari, D. Yuliani, Eha, N. Rachmawati, R. Nur Apriyantika, R. Sutami, Mohamad

Meminimumkan Biaya Pengiriman Pabrik Penggilingan Beras dengan Menggunakan Metode Metode

(9)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 viii ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

Nama Judul Halaman

Riyadi Modified Difference (MODI)

Rizal Fauzi, Eagar M. Megawanto, Heru H. Anwar, M. Nur Aliffuddin, Robiyana, Ryan A. Saputra, Mohamad Riyadi

Penerapan Metode Branch and Bound (B&B) dalam Menentukan Keuntungan Maksimum Penjualan Tempe

(10)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 137 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

KELAS VIII PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

DI SEKOLAH MTs NEGERI 4 CIREBON

Fajar Hidayat1), Laelasari2), Anggita Maharani3)

1)

Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, fajarhidayat90@gmail.com

2)

Universitas Pendidikan Indonesia,

Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, lala.mathunswagati@gmail.com 3)

Universitas Pendidikan Indonesia,

Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, anggi3007@yahoo.co.id

Abstrak

Latar belakang penelitian ini adalah siswa kelas VIII di salah satu sekolah MTs Negeri Cirebon yang mengalami kesulitan dan hambatan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Permasalahan tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan dan hambatan belajar siswa, serta upaya-upaya yang guru lakukan untuk mengatasi kesulitan dan hambatan belajar pada implementasi kurikulum 2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan melakukan observasi, penyebaran angket, dan wawancara. Instrumen penelitian yang dipakai adalah lembar observasi pembelajaran dan aktivitas siswa di kelas, angket siswa, serta pedoman wawancara guru dan siswa. Teknik analisis data adalah dengan anlisis data kualitataf, yaitu dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah kesulitan dan hambatan pada proses pembelajaran matematika serta upaya-upaya yang guru lakukan untuk mengatasi kesulitan dan hambatan belajar siswa pada proses pembelajaran matematika dengan menggunankan pendekatan saintifik. Kesulitan yang muncul pada proses pembelajaran yaitu: (1) Siswa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran dengan metode pembelajaran secara berkelompok (cooprative learning), (2) Kurangnya pemahaman siswa pada konsep matematis, (3) Siswa kesulitan dalam memahami contoh-contoh permasalahan yang diberikan oleh guru, (4) Siswa kesulitan menyimpulkan hasil belajar. Hambatan pada proses pembelajaran yaitu: (1) Kurangnya bahan ajar siswa, (2) Kurangnya rasa percaya diri siswa pada tahapan menanya, (3) Keadaan kelas yang tidak kondusif. (4) Kurang aktifnya siswa pada kegiatan pembelajaran, (5) Kurangnya kesadaran dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, (6) Adanya gangguan dari siswa lain pada proses pembelajaran. Upaya-upaya yang guru lakukan untuk mengatasi kesulitan dan hambatan belajar siswa pada proses pembelajaran: (1) Guru membimbing dan mengarahkan siswa pada pembelajaran secara berkelompok, (2) Guru menjelaskan kembali cara penyelesaian soal, (3) Memberikan motivasi dan rangsangan terhadap rasa ingin tahu siswa, (4) Menginstruksikan membuat alat peraga (5) Menginstruksikan siswa untuk mencari materi tambahan di internet.

(11)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 138 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

Kata kunci: implementasi kurikulum 2013, pendekatan saintifik, kesulitan dan hambatan belajar siswa.

A. PENDAHULUAN

kurikulum dan pembelajaran memiliki posisi yang berbeda tetapi kedua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merupakan sebuah pedoman yang mengarahkan agar suatu proses pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan. Begitupula tanpa adanya implementasi proses pembelajaran di kelas anatar guru dan siswa, maka suatu rencana kurikulum tidak akan ada gunanya. Karenanya kurikulum dan pembelajaran merupakan satu kesatuan yang harus ada pada kegiatan kependidikan.

Kurikulum yang diterapkan di Indonesia pada tahun 2013 adalah Kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik terpadu yang menggunakan tema dan semua mata pelajaran diajarkan menggunakan pendekatan saintifik. Pada kurikulum 2013, proses pembelajaran lebih ditekankan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang mendorong anak untuk melakukan

keterampilan-keterampilan ilmiah, yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informsi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Dengan pendekatan saintifik atau ilmiah siswa dapat mencapai penguasaan berbagai kompetensi, yang meliput kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Arahan dan bimbingan guru kepada siswa sangat dibutuhkan agar aspek-aspek kompetensi tersebut tercapai. Pendekatan saintifik dalam pelaksanaannya dapat menggunakan model pembelajaran seperti Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning), dan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) yang menuntut siswa lebih aktif pada saat proses pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator.

Kurikulum 2013 menuntut siswa berperan secara aktif dalam memahami isi materi, mampu belajar secara berkelompok (cooprative

learning), dan mampu

mempresentasikan hasil belajarnya dan memiliki sopan satun. Menurut

(12)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 139 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

Huda (2015: 33) ada empat perspektif teoritis yang mendasari pembelajaran kooperatif ini yaitu perspektif motivasional, kohesi sosial, kognitif, perkembangan, dan elaborasi kognitif. Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter dan norma dapat diintregasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap muatan mata pelajaran yang dihubungkan dengan aspek yang ada pada kehidupan sehari-hari.Pendidikan karakter dan norma tidak terjadi pada saat proses pembelajaran saja, tetapi juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya penilaian pada kurikulum 2013 ini tidak hanya menekankan siswa mampu dalam segi kognitif dan psikomotor saja tetapi juga dari aspek sikap spiritual, dan sikap sosialnya.

Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa MTs Negeri 4 Cirebon, dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional, walaupun terkadang juga menggunakan metode diskusi dan tanya jawab. Pendekatan saintifik erat kaitannya dengan kegitan-kegiatan ilmiah yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Untuk

pelaksanaan pendekatan saintifik belum dilaksanakan secara maksimal, hal ini dapat dilihat dari beberapa kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang belum tampak pada proses pembelajaran. Pada saat kegiatan mengamati, kegiatan yang dilaksanakan sebatas mengamati gambar yang ada didalam buku sedangkan buku yang tersedia masih sangat kurang. Banyak siswa yang belum mempunyai buku karena keterbatasan buku yang tersedia di sekolah sehingga itu menjadi salah satu hambatan yang dialami oleh siswa pada saat proses pembelajaran. Dalam kegiatan menanya, kebanyakan siswa masih merasa malu untuk menyampaikan pendapatnya. hanya ada beberapa siswa yang berani mengutarakan pendapatnya kepada guru. Siswa juga masih kesulitan dalam menalar. Karena kurang pahamnya siswa terhadap konsep matematis. Sedangkan untuk kegiatan mencoba hanya dapat dilakukan pada saat membahas materi yang mengharuskan siswa untuk melakuka percobaan. Kemudian kegiatan mengkomunikasikan sudah dilaksanakan tetapi belum maksimal

(13)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 140 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

karena masih banyak siswa yang tidak ikut terlibat pada tahap tersebut disebabkan masih belum pahamnya terhadap materi yang diajarkan.

Menurut Rahmawati (2015: 1108) kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa adalah pada tahap menanya. Siswa kurang aktif dalam mengemukakan gagasan atau pendapat karena kurangnya motivasi dan keberanian siswa dan pada tahap mengkomunikasikan siswa cenderung pasif karena kurang memiliki sikap percaya diri. Adapun faktor kendala dalam pembelajaran adalah kurangnya motivasi dan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.

Berdasarkan paparan tersebut, proses pembelajaran matematika siswa dengan menggunakan pendekatan sintifik pada implementasi kurikulum 2013 perlu diteliti untuk mengetahui kesulitan dan hambatan belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan sintifik.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Setyosari (2012: 39-40) penelitian deskriptif kualitatif

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.

Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan observasi proses pembelajaran dan aktivitas siswa di dalam kelas, memberikan angket kepada siswa, serta melakukan wawancara guru dan siswa. Dalam hal ini peneliti akan mendeksripsikan peristiwa dilapangan yang terkait dengan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Penelitian ini dilaksanakan pada hari kamis-sabtu tanggal 3-5 Agustus 2017 di MTs Negeri 4 Cirebon kelas VIII A. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Negeri 4 Cirebon terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik pada implementasi kurikulum 2013. Objek pada penelitian ini adalah pendekatan saintifik, kesulitan dan hambatan belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Bentuk data pada penelitian ini adalah berupa data deskriptif

(14)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 141 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

kualitatif, data berupa kesulitan dan hambatan siswa serta upaya yang akan dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik pada implemetasi kurikulum 2013. Sumber data ini dikumpulkan dari hasil lembar observasi proses pembelajaran, aktivitas siswa dikelas, hasil angket siswa, dan hasil wawancara guru dan wawancar asiswa.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi proses pembelajaran dan aktivitas siswa dikelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, sedangkan penyebaran angket siswa akan dilakukan pada akhir proses pembelajaran, serta wawancara guru dan siswa dilakukan setelah siswa menyelesaikan pengisian angket.

Teknik analisis data dilakukan dengan analisis hasil observasi proses belajar dan aktifitas siswa di kelas, selanjutnya analisis hasil angket kepada siswa, dan analisis hasil wawancara guru dan siswa.

1. Analisis Hasil Observasi Proses Pembelajaran dan Akvifitas Siswa

Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data berupa hasil pengamatan pada proses pembelajaran dan hasil pengamatan aktifitas siswa di kelas. Hasil pengamatan sesuai dengan lembar observasi yang sudah dibuat . Indikator dari lembar observasi proses pembelajaran berupa pelaksanaan kesiapan guru, dan cara guru menerapkan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan saintifik. Indikator dari lembar observasi aktivitas siswa berupa kesiapan siswa sebelum proses pembelajaran atau sebelum materi disampaikan oleh guru, selama proses pembelajaran berlangsung, dan aktivitas siswa pada akhir pembelajaran.Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data berupa hasil pengamatan selama proses belajar dan hasil pengamatan terkait aktifitas di kelas.

Lembar observasi yang disediakan berbentuk behavioral, dengan memberikan keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang diobservasi dengan memberikan tanda cheklist (√).

(15)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 142 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

Selanjutnya peneliti menjumlahkan seluruh skor yang sudah diakumulasi dengan banyaknya indikator yang muncul pada suatu pernyataan. Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan jumlah skor ideal. Hasil rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan 100% untuk menentukan persentase tingkat persetujuan. Berikut rumusannya menurut Riduwan (2013: 148):

Rata-rata (𝑋) =𝛴

𝑖

Presentase = 𝑋

𝑆𝑖𝑡× 100%

Keterangan : Total Skor (𝛴)

Skor ideal untuk item tertinggi (Sit) Jumlah item (i)

Persentase ketercapaian yang diperoleh menunjukan banyaknya indikator yang terlaksana dalam observasi proses pembelajaran dan aktivitas siswa di kelas. jika hasil persentase menunjukan lebih dari 50% maka dapat dikatakan indikator yang terlaksana dalam kategori ideal atau jika hasil persentase menunjukan kurang dari 50% maka dapat dikatakan indikator yang terlaksana dalam kategori kurang. Menurut Riduwan & Akdoni (2013: 18) keterangan interpretasi skor/rubik penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6.Kriteria Interpretasi Skor

Skor Angka Interpretasi

1 𝑋 ≤ 20% Sangat lemah

2 21% < 𝑋 ≤ 40% Lemah

3 41% < 𝑋 ≤ 60% Cukup

4 61% < 𝑋 ≤ 80% Kuat

5 𝑋 > 80% Sangat kuat

2. Analisis hasil angket siswa Dalam analisis hasil angket siswa, peneliti menggunakan Skala Likert

(16)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 143 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

sebagai alat ukur jawaban dari suatu pernyataan pada indikator yang sudah ditentukan secara spesifik.Menuurut Riduwan (2013: 16) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai beikut :

Pemberian skor untuk pernyataan angket yang bersifat positif adalah sebagai berikut:

a. Sangat setuju/ selalu, diberi skor 5 b. Setuju/ sering, diberi skor 4

c. Ragu-ragu/ kadang-kadang, netral diberi skor 3

d. Tidak setuju/ hampir tidak pernah, diberi skor 2

e. Sangat tidak setuju/ tidak pernah, diberi skor 1

Sebaliknya jika suatu pernyataan bersifat negatif maka pemberian skor untuk jawaban adalah sebagai berikut: a. sangat setuju/ selalu, diberi skor 1 b. setuju/ sering, diberikan skor 2 c. Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral,

diberikan skor 3

d. Tidak setuju/ hampir tidak pernah, diberikan skor 4

e. Sangat tidak setuju/ tidak pernah, diberikan skor 5

Selanjutnya peneliti menjumlahkan seluruh skor yang sudah diakumulasi dengan banyaknya penjawab pada suatu pernyataan. Untuk menentukan rata-rata berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan jumlah skor ideal, dan untuk menentukan presentase tingkat persetujuan, jumlah skor yang diperoleh dibagi jumlah skor ideal dikalikan dengan 100%. Berikut rumusannya menurut Riduwan & Akdoni (2013: 18)

Rata-rata = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 presentase= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 × 100%

Perolehan persentase yang diperoleh hasil dari angket siswa menunjukan tingkat persetujuan dari siswa terkait pernyataan yang ada pada angket. Jika persentase yang diperoleh lebih dari 50% maka dapat dikatakan bahwa siswa setuju dengan pernyataan yang ada pada angket. Sebaliknya jika persentase yang diperoleh kurang dari 50% maka dapat

(17)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 144 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

dikatakan bahwa siswa tidak setuju dengan pernyataan yang ada pada angket. Menurut Riduwan & Akdoni

(2013: 18) keterangan interpretasi skor/rubik penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6. Kriteria Interpretasi Tingkat Persetujuan

Skor Angka Interpretasi

1 𝑋 ≤ 20% Sangat lemah

2 21% < 𝑋 ≤ 40% Lemah

3 41% < 𝑋 ≤ 60% Cukup

4 61% < 𝑋 ≤ 80% Kuat

5 𝑋 > 80% Sangat kuat

3. Analisis hasil wawancara guru dan siswa

Setelah membagi angket kepada guru dan siswa selanjutnyadilakukan wawancara kepada guru dan siswa untuk menggali lebih dalam secara personal. Wawancara guru dilakukan untuk menggali lebih dalam terkait soal yang dihadapi dalam melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Begitu juga dengan siswa, wawancara dilakukan untuk meninjau lebih dalam terkait kendala yang dihadapi saat mengikuti tahapan pada pendekatan saintifik. Selanjutnya hasil wawancara diolah dan dijadikan sebagai tolak ukur dari hasil observasi dan angket.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Proses Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik

Tabel Perolehan Skor dan Presetase Keterlaksanaan Proses

Pembelajaran pada Pendekatan Saintifik

No Aspek yang dinilai Perse

ntase (%) keterl aksan aan 1 Kegiatan pembuka 70 2 Kegiatan inti 55

Tahap mengamati dan menalar 60 Tahap menanya 60 Tahap mencoba 60 Tahap menyimpulkan/mengkom 40

(18)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 145 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

unikasikan 3 Kegiatan penutup 44 Rata-rata persentase (%) keterlaksanaan 56,3 Interpretasi Cuku p Persentase keterlaksanaan kegiatan proses pembelajaran adalah 56,3% dilihat dari rencana seluruh kegiatan pada proses pembelajaran. Pada kegiatan pembuka memperoleh presentase 70% dengan interpretasi baik, Terdapat 1 indikator yang tidak terlaksana pada kegiatan pembuka yaitu guru tidak memberi motivasi belajar kepada siswa yang tertera pada butir observasi proses pembelajaran nomor 5. Untuk idikator lainnya sudah terlaksana dengan baik yaitu pada kegiatan guru mengucapkan salam, guru melakukan absensi sebelum proses pembelajaran, guru mengkondisikan situasi kelas, guru melakukan apersepsi, guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran.

Pada kegiatan inti dengan menggunakan pendekatan sanitifik di kelas VIII A MTs Negeri 4 Cirebon terdapat 10 indikator kegiatan yang harus terlaksana, persentase dari keterlaksanaan pada kegiatan inti

adalah 55% dengan interpretasi cukup. Artinya proses pembelajaran pada kegiatan inti cukup terlaksana dengan baik., terlihat guru mengarahkan dan mendampingi pada setiap tahapan proses pembelajaran dan respon siswa terhadap proses pembelajaran cukup baik.

Pada kegiatan penutup terdapat 5 indikator kegiatan proses pembelajaran, persentase keterlaksanaan pada kegiatan penutup adalah 44% dengan interpretasi cukup, itu artinya pada kegiatan penutup keterlaksanaan proses pembelajarannya belum terlaksana dengan baik. Setelah kegiatan pembelajaran pada tahapan inti selesai, guru langsung melakukan tindak lanjut proses pembelajaran. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan menginstruksikan siswa untuk belajar terlebih dahulu di rumah. Guru melakukan tindak lanjut proses pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa. Setelah memberikan tugas kemudian guru menutup proses pembelajaran.

2. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Matematika

(19)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 146 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik. Tabel 4.13.Perolehan Skor dan Persentase Aktivitas Siswa pada Proses

Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

No Aspek yang dinilai Persent

ase (%) keterlak sanaan 1 Kesiapan siswa 93 2 Tahap mengamati 60 3 Tahap menalar 40 4 Tahap menanya 36 5 Tahap mencoba 40 6 Tahap menyimpulkan/mengk omunikasikan 20 Rata-rata persentase (%) keterlaksanaan 48 Interpretasi Cukup

Secara keseluruhan aktivitas siswa pada proses pembelajaran memiliki persentase 48% dengan interpretasi cukup, artinya aktivitas siswa dalam pembelajaran cukup.

Pada indikator kesiapan siswa (B) presentase keterlaksanaan 93%, dengan interpretasi sangat baik. Seluruh siswa sudah berada di dalam kelas sebelum pembelajaran dilaksanakan itu artinya bahwa siswa masuk kelas dengan tepat waktu. 47 dari 50 siswa menyiapkan

perlengkapan belajaranya, dan seluruh siswa berdo’a sebelum melaksanakan roses pembelajaran dengan bimbingan dan arahan guru.

Tahapan mengamati (M1) Pada indikator tahapan mengamati terdapat 2 kegiatan pelaksanaan pembelajaran, presentase keterlaksanaan kegiatan pembelajaran memiliki persentase 60% dengan interpretasi cukup. Pada tahapan ini siswa menyimak seluruh informasi yang disampaikan oleh guru dengan cukup baik sekitar 60% siswa, sebagian siswa mengobrol dengan

(20)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 147 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

siswa lainnya pada saat guru menyampaikan informasi terkait dengan materi yang akan dipelajari. Perhatian siswa pada kegiatan mengamati tergolong baik, sekitar 70% siswa ikut mengamati soal yang diberikan oleh guru, dalam memberikan tanggapan terhadap soal yang diberikan guru tergolong sangat kurang hanya ada 3 orang siswa yang menanggapi permaslahan yang diberikan oleh guru.

Tahapan menalar (M2) Pada indikator menalar terdapat 2 kegiatan pelaksanaan pembelajaran, persentase keterlaksanaan kegiatan pembelajaran memiliki persentase 40%. Pada tahapan ini hanya sekitar 40% siswa mencoba memahami dan menganalisis persoalan yang diberikan oleh guru, dalam mengidentifikasi permaslahan-permasalahan yang muncul pada soal yang diberikan oleh guru tergolong buruk. Hanya sebagian siswa saja yang mengidentifikasi permasalahan yang muncul dengan merumuskan pertanyaan.

Tahapan menanya (M3) Pada indikator tahapan menanya terdapat 5 kegiatan pelaksanaan pembelajaran, presentase keterlaksanaan pembelajaran memiliki

presentase 36% dengan interpretasi buruk. Pada tahapan ini siswa tergolong tidak aktif, walaupun dengan upaya guru memancing siswa untuk dapat bertanya terkait materi yang belum dipahami dalam materi aritmatika. Selanjutnya guru memberikan soal kepada siswa, namun hanya ada 3 orang orang siswa yang berani mengajukan pertanyaan kepada guru. Ketidakaktifan siswa dalam tahapan menanya ini, karena siswa merasa malu atau tidak berani untuk menanyakan langsung pertanyaanya kepada guru.

Pada indikator tahapan mencoba terdapat 3 kegiatan pelaksanaan pembelajaran yaitu mencari informasi untuk menyelesaikan soal yang diberikan, bekerjasama dalam menyelesaikan soal yang diberikan, dan dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Presentase keterlaksanaan pembelajaran memiliki persentase 40% dengan interpretasi buruk. Dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru, sekitar 45% kelompok belajar dapat menylesaikannya dengan baik tetapi ada sebagian kelompok yang dapat menyelesaikan soal tetapi tidak sesuai dengan konsep matematis,

(21)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 148 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

dan ada juga kelompok yang masih kebingungan dan kesulitan untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru sehingga mengumpulkan hasil kerja kelompoknya dengan seadanya.

Pada indikator tahapan menyimpulkan/mengkomunikasikan terdapat 5 kegiatan pelaksanaan pembelajaran yaitu berinisiatif untuk maju menjawab soal latihan, memberi, mempresentasikan hasil belajar yang didapat pada tahapan mencoba, tanggapan atas jawaban dari soal-soal yang telah dikerjakan oleh temannya, membuat kesimpulan atau rangkuman materi yang telah diajarkan, menambahkan kesimpulan atau rangkuman kesimpulan temannya. keterlaksanaan pembelajaran memiliki persentase 20% dengan interpretasi buruk sekali.

3. Kesulitan Siswa pada Proses Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas VIII A MTs Negeri 4 Cirebon dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik pada implementasi kurkulum

2013 adalah siswa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran dengan metode pembelajaran secara berkelompok, siswa kesulitan dalam memahami konsep matematis terkait dengan materi pola bilangan pada pembahasan baris dan deret. Pada tahapan mencoba siswa mengalami kesulitan terlihat dari hasil kerja siswa secara berkelompok siswa belum mampu menyelesaikan soal baris dan deret dengan menggunakan konsep matematis. Pada tahapan menyimpulkan siswa kesulitan dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

4. Hambatan Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Implmentasi Kurikulum 2013

Hambatan siswa pada proses pembelajaran adalah kurangnya bahan ajar siswa dan guru sesuai dengan kurikulum 2013 yang tersedia di sekolah membuat siswa terhambat dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya.Dengan jumlah 50 siswa dalam satu kelas yang melampaui batas maksimal membuat keadaan di dalam kelas menjadi tidak kondusif, akibatnya siswa sulit untuk berkonsentrasi dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh

(22)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 149 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

guru, sehingga proses belajar mengajar di kelas menjadi tidak berjalan dengan baik. Pada tahapan menanya kurangnya rasa percaya diri siswa menjadi hambatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan kurangnya rasa percaya diri siswa membuat masalah yang dialaminya pada proses kegiatan pembelajaran tidak dapat terselesaikan, karena tidak dapat mengkomunikasikan permasalahannya dengan guru yang mengakibatkan siswa pasif dalam mengikuti proses pembelajaran.

5. Upaya yang dilakukan Guru Ketika Mengalami Kesulitan dan Hambatan

Upaya yang guru lakukan dalam mengatasi kesulitan dan hambatan tersebut adalah dengan cara mengahampiri ke setiap kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan, sehingga dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Arahan dan bimbingan guru pada saat proses pembelajaran terlihat baik, dengan mengarahkan setiap kelompoknya dalam menyelsesaikan permasalahan yang diberikan. Upaya guru dalam mengatasi keterbatasan

sarana dan prasarana yang berada di sekolah adalah dengan cara menginstruksikan siswa membuat alat peraga sendiri dengan arahan dan bimbingan guru serta menginstruksikan siswa untuk mencari materi tambahan di internet.

D. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas VIII A MTs Negeri 4 Cirebon dapat disimpulkan bahwa kesulitan dan hambatan belajar siswa serta upaya-upaya guru untuk mengatasinya pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor Kesulitan Belajar Siswa

a. Siswa kesulitan mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran secara berkelompok

b. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep matematis c. Siswa kesulitan menyimpulkan

hasil belajar

d. Siswa kesulitan dalam memahami contoh-contoh permasalahan yang diberikan oleh guru.

(23)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 150 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

2. Faktor-faktor Hambatan belajar siswa

a. Siswa tidak terlibat aktif pada kegiatan pembelajaran

b. Kurangnya sarana dan prasarana c. Kurangnya motivasi dan kesadaran siswa dalam mengikuti proses pembelajaran d. Kurangnya rasa percaya diri

siswa pada tahapan menanya e. Keadaan kelas yang tidak

kondusif

f. Adanya gangguan dari siswa pada proses pembelajaran. 3. Upaya-upaya yang guru lakukan

dalam mengatasi kesulitan belajar a. Guru membimbing dan

mengarahkan siswa dalam pembelajaran secara berkelompok.

b. Guru menjelaskan kembali cara penyelesaian soal yang telah dikerjakan oleh siswa sesuai dengan konsep matematis (refleksi pada kegiatan penutup). 4. Upaya-upaya yang guru lakukan untuk mengatasi hambatan belajar siswa

a. Memberikan motivasi dan rangsangan terhadap rasa ingin tahu siswa

b. Menginstruksikan siswa membuat alat peraga sendiri dengan arahan dan bimbingan guru

c. Menginstruksikan siswa untuk mencari materi tambahan di internet.

E. SARAN

Pada pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik pada implementasi kurikulum 2013 membutuhkan sarana dan prasarana penunjang. Kurangnya fasillitas penunjang proses pembelajaran membuat proses pembelajaran di kelas kurang efektif, dan menjadi salah satu penghambat belajar siswa. Untuk mengatasi hambatan dan kesulitan belajar siswa perlu adanya media pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa terhadap proses pembelajaran. Selain pemberian motivasi belajar siswa, arahan dan bimbingan terhadap siswa pada setiap tahapan proses pembelajaran sangat dibutuhkan, sehingga siswa akan lebih aktif dan dapat mengembangkan potensi diri. Pada pelaksanaan proses pembelajaran evaluasi proses pembelajaran perlu dilakukan untuk mengidentifikasi

(24)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 151 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

kesulitan dan hambatan belajar yang dialami oleh siswa, sehingga dapat merencanakan tindak lanjut dari kesulitan dan hambatan yang dialami oleh siswa. Pada proses pembelajaran idealnya jumlah siswa dalam satu kelas tidak melebihi kapasitas kelas, sehingga proses pembelajaran akan lebih kondusif dan guru akan lebih mudah mengontrol jalannya proses pembelajaran.

Penelitian ini hanya menggunakan satu observer, untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah observer sehingga hasil dari penelitian dapat lebih akurat dan mendalam. Instrumen penelitian terbatas hanya observasi proses pembelajaran, observasi aktivitas siswa, angket siswa, wawancara guru,dan wawancara siswa. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat lebih mengembangkannya, misalnya dengan menganalisis beberapa kemampuan siswa dan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.Bandung : PT. Refika Aditama.

Ahmadi, A. dan Supriyono, W. (2004). Psikologi Belajar (Cetakan Kedua). Jakarta: Asdi Mahasatya.

Atsnan, M.F. dan Gazali, R.Y. (2013).

Penerapan pendekatan

Scientifik dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan. Prosiding Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika Untuk Indonesia Lebih Baik. ISBN: 978-979-16353-9-4, 430-436.

Caryono, S. dan Suhartono, M.M. (2012). Analisis Deskriftif Faktor Penyebab Kesulitan

Belajar Mata Pelajaran

Matematika di SMA Negeri 8 Purworerjo Tahun Pelajaran

2012/2013. Prosiding

Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa. ISBN: 978-979-16353-8-7, 820-826. Huda, M. (2015). Cooperative

Learning. Celeban Timur - Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Ibrahim. (2015).

DeskripsiImplementasi Kurikulum 2013 dalam proses

Pembelajaran Matematika di SMA N 3 Maros Kabupaten Maros. Jurnal Daya Matematis Vol. 3, 376-377.

Kencana, A.G. dan Huda, N. (2013).

Analisis Kesulitan

Berdasarkan Kemampuan

Pemahaman dalam

Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 30

Muaro Jambi. Prosiding

Semirata FMIPA Lampung. 595-606.

(25)

Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. 978-602-50629-0-2 152 ©Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UNIKU

Kuncara, A.W., Sujadi, I. dan Riyadi. (2016). Analisis Proses

pembelajaran Matematika

Berdasarkan Kurikulum 2013 pada Materi Pokok Peluang Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika Vol.4, No.3, hal 352-365. Lestari, K.E. dan Yudhanegara,

M.R.2015.Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung : PT. Revika Aditama. Machin, A. (2013). Implementasi Pendekatan Saintifik,

Penanaman Karakter dan

Konservasi Pada

Pembelajaran Materi

PertumbuhanSiswa SMAN 1 Dempet. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. FMIPA UNNES Muliawan, J.U. (2014). Metode

Penelitian Pendidikan.

Yogyakarta: Gava Media. Mulyasa, E. (2016). Pengembangan

dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Pratama, M.A. (2016). Problematika

Pembelajaran Matematika

Berbasis Kurikulum 2013 (Studi Kasus Kelas VII di SMP Negeri 4 Klaten). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rahmawati, A.D., Riyadi. dan

Subanti, S., (2015). Analisis Proses Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based

Learning) Matematika dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) di SMA Negeri 1 Jogorogo Kelas X Kabupaten Ngawi. Jurnal Elektronik

Pembelajaran Matematika Vol.3, No, hal 1099-1109. ISSN: 2339-1685.

Retnawati, H. (2015). Hambatan Guru Metmatika Sekolah Menengah Pertama dalam Menerapka

Kurikulum Baru. Jurnal

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2015, No. 3, 309-403. Riduwan dan Akdoni . (2013). Rumus

dan Data dalam Aplikasi Statistik (Cetakan Kelima). Bandung : Alfabeta.

Rusman. (2015). Pembelajaran

Tematik Terpadu. Depok:

Kharisma-Rajagrafindo Persada.

Sardiman, A.M., (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Edisi Kesatu). Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Setyosari, P. (2012). Metode Penellitin

Pendidikan dan

Pengembangannya (Edisi

kedua). Jakarta: Kencana. Sukamadinata, N., dan Syaodih, E.

(2012). Kutikulum dan

Pembelajaran Kompetensi.

(Cetakan Kesatu). Bandung : Refika Aditama.

Syah, M. (2005). Psikologi

Pendidikan dengan

Pendekatan Baru (Edisi

Revisi). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Yani, A. (2014). Mindset Kurikulum

2013 (Cetakan Kesatu).

Gambar

Tabel 3.6. Kriteria Interpretasi Tingkat Persetujuan

Referensi

Dokumen terkait

Solar Street Light atau yang lebih dikenal dengan PJU (Penerangan Jalan Umum) adalah lampu jalan yang sangat cocok digunakan pada seperti jalan umum, perumahan,

Berdasarkan intuisi, kita menggambarkan gaya sebagai semacam dorongan atau tarikan terhadap suatu  benda.  Dorongan  atau  tarikan  tersebut  menyebabkan 

Siklus 2: (1) Tahap Perencanaan, merevisi tindakan-tindakan yang kurang atau tidak relevan pada siklus (2) Tahap pelaksanaan tindakan meliputi menyiapkan media OHP/ alat peraga

Apabila penurunan kadar hemoglobin terjadi secara cepat seperti yang terjadi akibat suatu perdarahan masif, keluhan bisa terjadi mendadak berupa suatu renjatan apabila

328 HERY PURWANTO AKP KAPOLSEK PAKIS PADAL ANGT SEK PAKIS 329 LELES SANTOSO BRIPTU SEK JABUNG PENGGAL JLN DPN LAWANG. VIEW 330 TYAS KRISMAWATI BRIGADIR SEK PAKIS

Berdasarkan hasil analisis bahwa penerapan hakikat sains dalam pem-belajaran IPA adalah: (1) guru sudah memunculkan aspek-aspek hakikat sains di RPP yang telah

Oleh karena adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 30/PUU-XVI/2018 yang dibacakan pada 23 Juli 2019, maka KPU merevisi peraturan terkait pencalonan anggota DPD dengan

I Made mengutip dari MPMBS buku lima bahwa “ Problem Based Instruction (PBI) adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi