• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi ataupun distribusi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi ataupun distribusi."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Kondisi persaingan semakin tajam dalam dunia usaha, sehingga, manusia harus mampu mengolah dan mengurus sumber daya individu, masyarakat dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang prilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi ataupun distribusi.

Menurut Profesor P.A. Samuelson dalam Sadono (2010: 9) ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.

Geliat ekonomi islam yag terus berkembang memberikan stimulus kepada masyarakat secara umum untuk mengkaji islam lebih dalam dari sisi ilmiah serta terus- menerus melakukan kegitan yang menunjang agar perkembangan ekonomi islam saat ini mengalami peningkatan. Mengingat kemajuan ekonomi islam yang

(2)

pesat saat ini, sudah menjadi keharusan bagi kita semua untuk mensyiarkan dan membumikan ekonomi islam baik di kalangan akademik ataupun masyarakat secara umum. Kemajuan ekonomi islam saat inipun tidak terlepas dari isu-isu yang berkembang baik di ranah local, nasional, maupun internasional. Isu yang berkembang diantaranya mengenai kondisi lembaga keuangan islam, keuangan islam lainnya,dan peran sumber daya insani dalam memajukan ekonomi islam. Sistem Ekonomi yang diterapkan Rasulallah Saw berakar dari prinsip-prinsip Qur’ani. Al-quran yang merupakan sumber utama ajaran islam telah menetapkan berbagai aturan sebagai hidayah (petunjuk) bagi umat manusia dalam melakukan aktivitas di setiap aspek kehidupannya, Prinsip islam yang paling mendasar adalah kekuasaan Allah Swt semata dan manusia diciptakan sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Hal ini merupakan suatu Anugerah, serta kasih sayang Allah Swt. Yang sangat besar terhadap manusia.

Munculnya berbagai institusi dan industri di Negara Indonesia ini. Salah satunya institusi yang bergerak di bidang keuangan yaitu pasar modal. Di Negara Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, mencoba menghadirkan Pasar Modal Syariah yang dikenal dengan indeks syariah (Jakarta Islamic Index) di Bursa Efek Jakarta. Menurut Agam Ayatullah dalam Adrian Sutedi (2011: 66) Perkembangan Pasar Modal Syariah ditandai dengan berkembang pesatnya reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif pasar modal Indonesia. Dalam perjalanannya telah hadir reksa dana yang khusus menginvestasikan dananya ke dalam saham-saham perusahaan yang tidak

(3)

bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Reksa dana syariah ini memberikan alternative investasi kepada pemodal muslim.

Pengertian Pasar modal itu sendiri adalah pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan profitabilitas perusahaan sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau pemegang saham, profitabilitas dapat ditunjukan dengan melihat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal.

Pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Didalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang (Issuer). Dengan menginvestasikan dananya investor mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi issuer, adanya dana dari luar dapat dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya. Sedangkan di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh issuer, dan para investor dapat ikut terlibat dalam kepemilikan perusahaan (Tandelilin,2010:98).

Pasar modal dapat dibagi dalam tiga definisi yaitu pertama pasar modal dalam arti luas adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisir, termasuk bank bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, surat berharga/klaim panjang pendek primer dan yang tidak langsung. Kedua, pengertian pasar modal

(4)

dalam arti menengah bahwa pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya berjangka lebih dari satu tahun) termasuk saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik, tabungan dan deposito jangka panjang. Ketiga adalah pengertian pasar modal dalam arti sempit yaitu tempat pasar uang terorganisasi yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan jasa makelar dan underwriter. Salah satu faktor berkembangnya pasar modal yang relatif pesat merupakan bentuk suatu kesadaran para investor, perusahaan dan masyarakat dalam perannya mengenai alokasi dana secara efektif dan efisien. Pada dasarnya setiap perusahaan akan selalu membutuhkan modal untuk keberlangsungan hidup perusahaan dengan cara menerbitkan saham atau obligasi.

Salah satu tolak ukur meningkatnya nilai perusahaan adalah dengan meningkatnya harga saham. Tetapi itu bukanlah hal yang mudah untuk diraih karena hampir setiap saat terjadi fluktuasi harga saham.persoalan yang muncul adalah sejauh mana perushaan mampu mempengaruhi harga saham di pasar modal, dan variabel apa saja yang dapat dijadikan indikator sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengendalikan dan tujuan meningkatkan nilai perusahaan akan tercapai.

Langkah awal perkembangan pasar modal syariah di Indonesia pada tanggal 25 juni 1997 dengan diterbitkannya reksadana syariah yang diikuti diterbitkannya obligasi syariah pada akhir 2002. Selanjutnya, Pada tanggal 3 Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM)

(5)

meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham-saham yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal syariah. Menurut Adrian Sutedi (2011: 16) sejak secara resmi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meluncurkan prinsip pasar modal syariah pada tanggal 14 dan 15 maret 2003, dengan nota kesepahaman antara Bapepam dengan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), maka dalam perjalanannya perkembangan dan pertumbuhan transaksi efek syariah di pasar modal Indonesia terus meningkat. Perlu dipahami bahwa ditengah maraknya pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah secara umum di Indonesia, perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih dianggap belum mengalami kemajuan yang cukup signifikan, meskipun kegiatan investasi syariah tersebut telah dimulai dan diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrument reksa dana syariah, serta sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia. Pasar Modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodir kebutuhan umat islam di Indonesia yang ingin melakukan investasi di produk-produk pasar modal yang sesuai dengan prinsip dasar syariah. Dengan semakin beragamnya sarana dan produk investasi di Indoensia, diharapkan masyarakat akan memiliki alternatif berinvestasi yang dianggap sesuai dengan keinginannya, di samping investasi yang selama ini sudah dikenal dan berkembang di sektor perbankan.

(6)

Setiap investor di pasar modal mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya pada perusahaan yaitu untuk mendapatkan tingkat pengembalian investasi berupa deviden dan capital gain. Keuntungan tersebut tentu tidak terlepas dari yang namanya risiko. Oleh karena itu, investor memerlukan informasi untuk meminimalisir risiko investasi yang mereka hadapi.

Setiap perubahan dalam kebijakan pembayaran deviden akan memiliki dua dampak yang berlawanan. Apabila deviden akan dibayarkan semua, kepentingan cadangan akan terabaikan. Sebaliknya apabila laba akan ditahan semua, maka kepentingan pemegang saham akan uang kas akan terabaikan. Pembagian deviden sebagaian besar dipengaruhi oleh perilaku investor yang lebih memilih deviden tinggi yang mengakibatkan retained earning menjadi rendah. Investor beranggapan bahwa deviden yang diterima saat ini lebih berharga dibandingkan capital gain dikemudian hari.

Harga saham merupakan nilai sekarang dari penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dimasa yang akan datang. Harga saham menunjukan prestasi perusahaan yang bergerak searah dengan kinerja perusahaan. Perusahaan yang memiliki prestasi yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang tercermin dari laporan keuangan perusahaan, sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Harga saham setiap waktu dapat berubah-ubah tergantung pada besarnya penawaran dan permintaan investor akan saham tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya harga saham suatu perusahaan adalah faktor internal dan faktor eksternal.

(7)

Jika dilihat dari sudut pandang investor, sebelum melakukan kegitan investasi dipasar modal para investor ini perlu melihat resikonya terlebih dahulu sebelum melihat keuntungan yang akan didapat. Salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan oleh investor yaitu rasio profitabilitas salah satunya rasio Return On Asset (ROA). Dimana rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ROA menunjukan bahwa keuntungan atau laba yang dicapai perusahaan semakin besar, sehingga akan menarik minat para investor unutuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Dan rasio ini mempengaruhi kenaikan ataupun penurunan harga saham. Indikator lain yang mempengaruhi peningkatan harga saham yaitu Debt to Equity Ratio (DER), rasio ini digunakan untuk mengukur nilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi bank (kreditor), semakin besar nilai rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan. Sehingga akan mempengaruhi kurangnya minat para investor disebabkan resiko kegagalan yang tinggi dan berdampak pada harga saham

Untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar di masa mendatang berpengaruh positif terhadap harga saham. Variasi harga saham ditentukan oleh banyak faktor, baik yang berasal dari lingkungan eksternal maupun internal

(8)

perusahaan. Salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi hal tersebut dengan meninjau Return On Asset (ROA) dan Debt To Equity Ratio (DER). Berikut adalah perkembangan Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan harga saham pada PT. Astra Agra Lestari Tbk, yang dapat dilihat pada tabel grafik berikut ini.

Tabel 1.1

Tingkat Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Harga Saham pada PT. Astra Agra Lestari Tbk. Periode 2010-2019

Tahun ROA (%)

KET DER (%)

KET HARGA SAHAM (%) KET 2010 22,9 17,9 24,964 2011 23,6 21,1 20,676 2012 20,29 32,61 18,199 2013 12,72 45,73 23,916 2014 14,12 56,78 23,106 2015 3,23 83,89 15,102 2016 8,73 37,70 16,775 2017 8,48 34,66 13,150 2018 5,66 37,91 11,825 2019 0,90 42,13 14,500

Sumber : data diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan yag fluktuatif terjadi pada (ROA), (DER) dan harga saham yang mengalami peningkatan dan penurunan, dimana periode 2010 dan 2011 Return On Asset (ROA) mengalami kenaikan sebesar 22,9 % dari 23,6 %. Return On Asset (ROA) mengalami penurunan yang terjadi dari periode 2012 dan 2013 sebesar 20,29% dan 12,72% kemudian periode 2018 dan 2019 sebesar 5,66% dan 0.90%.

Sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) mengalami kenaikan pada periode 2010-2015 sebesar 17,8%, 21,1%, 32,61%, 45,73%, 56,78% dan 83,89%, dan

(9)

mengalami angka terkecil pada periode 2010 sebesar 17,9%, kemudian mengalami penurunan kembali pada periode 2016 dan 2017 sebesar 37,70% dan 34,66%. Kemudian harga saham mengalami kenaikan pada periode 2011 dan 2012 sebasar 20,676 dan 18,199 , dan mengalami penurunan pada periode 2012-2013 sebesar 18,199 dan 23,916 kemudian mengalami kenaikan kembali pada periode 2015-2016 sebesar 15,102 -16,775, harga saham mengalami penurunan kembali pada periode 2017-2018 sebesar 13,150 dan 11,850. Dan mengalami kenaikan pada tahun 2019 sebesar 14,500. Perkembangan kenaikan dan penurunan Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan harga saham ditunjukan pada grafik di bawah ini.

Grafik 1.1

Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Harga Saham pada PT. Astra Agro Lestari

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

(10)

Secara teori jika ROA naik dan DER turun sehingga harga saham ikut naik, namun jika DER naik maka harga saham akan turun, tetapi tidak pada periode 2014 bahwa ROA naik sedangkan harga saham turun dan pada periode 2010 bahwa DER naik sedangkan harga saham pun naik.

Dari pemaparan di atas terdapat ketidaksesuaian antara yang seharusnya dengan fakta yang terjadi jika Return On Asset (ROA) naik dan Debt To Equity Ratio (DER) turun maka akan mempengaruhi tingkat kenaikan harga saham, namun tidak pada perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti ‘’ Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham ( Studi di PT. Astra Agro Lestari Tbk, yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2010-2019)’’

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena latar belakang penelitian maka peneliti membuat

indentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Semakin besar rasio Return On Asset (ROA) maka akan diikuti dengan kenaikan harga saham PT Astra Agro Lestari, Tbk, begitu pula sebaliknya. Nilai Return On Asset (ROA) pada PT Astra Agro Lestari, Tbk selama periode 2010-2019 sangat berfluktuatif. Tetapi pada tahun 2011 terdapat peningkatan Return On Asset (ROA) tanpa disertai dengan peningkatan harga saham. 2. Semakin kecil rasio Debt To Equity Ratio (DER) maka akan membuat harga

saham menjadi produktif sehingga mampu meningkatkan modal perusahaan. Nilai Debt To Equity Ratio (DER) PT. Astra Agro Lestari Tbk selama periode

(11)

2010-2019 sangat fluktuatif. Tetapi pada tahun 2017 terdapat kenaikan Debt To Equity Ratio (DER) tidak diikuti dengan penurunan harga saham.

3. Semakin besar nilai Return On Asset (ROA) maka akan meningkatkan harga

saham, bila semakin besar nilai Debt To Equity Ratio (DER) maka akan menurun dan berdampak pada harga saham.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas tujuan setiap perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya, untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemilik saham dan memaksimalkan nilai perusahaan. Dalam memaksimalkan nilai perusahaan perlu di perhatikan profitabilitasnya. Maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh variabel Return On Asset (ROA) terhadap harga

saham pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk periode 2010-2019 ?

2. Apakah terdapat pengaruh variabel Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk periode 2010-2019 ?

3. Apakah terdapat pengaruh variabel Return On Asset (ROA) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap harga saham pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk Periode 2010-2019 ?

D. Tujuan Penilitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penilitian sebagai berikut :

(12)

1. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh varibel Return On Asset (ROA) terhadap harga saham pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk periode 2010-2019. 2. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh variabel Debt to Equity Ratio (DER)

terhadap harga saham pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk Periode 2010-2019. 3. Untuk Menguji dan mengetahui pengaruh variabel Return On Asset (ROA)

dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap harga saham pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk periode 2010-2019.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak teoritis dan praktis diantaranya :

1. Manfaat Teoritis (Akademis) a. Bagi Perguruan Tinggi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai studi kepustakaan bagi pihak yang memerlukan dan akhirnya penelitian yang peneliti lakukan ini digunakan sebagai bahan penelitian skripsi sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana.

b. Bagi peneliti lain, sebagai sumber informasi dan referensi. 2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Kalangan Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna dalam kegitan pasar modal dimana hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk diaplikasikan oleh para investor.

(13)

b. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan memberi tambahan pengetahuan untuk memperluas wawasan mengenai manajemen keuangan, baik melalui teori-teori maupun praktik khusunya mengenai Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER) dan harga saham.

F. Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh antara Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham

Rasio profitabilitas dapat dihitung dengan Return on Asset (ROA) disebut juga sebagai rentabilitas ekonomi merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Thandelilin 2010:372).

Return on Assets atau disingkat dengan ROA adalah rasio yang membagi antara laba bersih setelah pajak dengan rata-rata aset pada awal periode dan akhir periode. Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola setiap nilai aset yang mereka miliki untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Semakin tinggi nilai ROA sebuah perusahaan maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya.

Pengertian Return On Assets menurut Kasmir (2013:201)

“Return On Assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan, semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik keadaan suatu perusahaan.”

(14)

Menurut Irham fahmi (2011:127) Rasio yang melihat pertandingan utang perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total utang dibagi total aset. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio ini mengukur presentase besarnya dana yang berasal dari hutang baik jangka pendek maupun jangka Panjang. Kreditur lebih menyukai Total Debt to Total Assets Ratio atau Debt Ratio yang rendah sebab tingkat keamanannya semakin baik.

Debt to Equity Ratio akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyababkan apreasiasi harga. Debt to Equity Ratio yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi menandakan beban bunga perusahaan akan semakin besar dan mengurangi keuntungan. Sehingga semakin besar tinggi hutang (DER) maka cenderung akan menurunkan return saham. Namun (DER) yang tinggi tidak selalu berdampak buruk terhadap perusahaan, karena semakin besar hutang yang digunakan kinerja perusahaan akan semakin baik. Bila kinerja perusahaan meningkat maka minat investor terhadap perusahaan menjadi tinggi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity (DER) untuk menilai harga saham ( Studi di PT. Astra Agro Lestari Tbk Periode 2010-2019 ).

Penelitian-penelitian terdahulun yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain :

(15)

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Analisis Pembandingan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Rani Ramdhani (2013) Pengaruh Return on Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham pada Institusi Finansial di Bursa Efek Indonesia Menggunakan Debt Equity Ratio dan Return On Asset sebagai variabel bebas Menggunakan Harga Saham sebagai variabel terikat pada Institusi Finansial di Bursa Efek Return On Asset dan Debt to equity ratio secara bersama-sama tidak memiliki berpengaruh terhadap harga saham 2 Sitti Suhariana Buchari (2015) Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham PT. Unilever Indonesia,Tbk Menggunakan Return On Asset sebagai variable bebas dan harga saham sebagai variable terikat Menggunakan Earning Per Share sebagai variable bebas dan harga saham sebagai ariabel terikat Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) Earning Per Share (EPS) secara simultas berpengaruh signifikan

(16)

periode 2007-2014 terhadap harga saham PT Unilever Indonesia, Tbk periode 2007-2014 3 Alvin Febianto (2015) Pengaruh Ratio On Assets (ROA),Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen, Laba Bersih, dan Dividen Payout Ratio terhadap harga saham Syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2009-2014 Menggunakan Pengaruh Ratio On Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai variable bebas dan Harga saham sebagai variable terikat Menggunakan Current Ratio (CR), Dividen, Laba Bersih, dan Dividen Payout Ratio sebagai variable bebas dan harga saham Syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2009-2014 Ratio On Assets, Current Ratio, dividen dan alab bersih secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham dan Debt to Equity Ratio dan Dividen Payout Ratio secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham

(17)

4 Egi Ferdianto (2014) Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin dan Current Ratio terhadap harga saham pada perusahaan tambang yang terdaftar di busa efek Indonesia tahun 2011-2013 Menggunakan Return On Asset dan Debt to Equity Ratio sebagai variable bebas terhadap harga saham sebagai variable terikat Menggunakan Net Profit Margin dan Current Ratio sebagai variable bebas dan harga saham sebagai variable terikat Return on Asset berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan Debt to Euity Ratio, Net Proft Margin, dan Current Ratio tidak berpengaruh siginifikan terhadap harga saham, sedangkan secara simultan semua variable bebas berpengaruh signifikan terhadap harga saham 5 Melisa Setyadi Kurniawan Pengaruh Return On Menggunakan Return On Menggunakan Net Profit Return on Asset tidak

(18)

(2017) Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham pada perusahaan otomotif dan komponennya di Bursa efek Indonesia Periode 2009-2016 Asset dan Debt to Equity Ratio sebagai varibel bebas dan harga saham sebagai variable terikat Margin sebagai varibel bebas berpengaruh terhadap harga saham sedangkan Debt to Equity Ratio dan Net Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham 6 Novita Putri Anindita (2017) Pengaruh Current Ratio(CR), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang listing di Menggunakan Debt To Equity Ratio sebagai variable bebas dan hagas saham sebagai varibel terikat Menggunakan Current Ratio, Debt to Asset Ratio dan Return on Equity sebagai variable bebas Secara simultan Current Ratio(CR), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan

(19)

Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014 terhadap hargas saham sedangkan secara parsial DER tidak berpengaruh signifkan terhadap harga saham 7 Lia Fatimah Selviyana (2018) Pengaruh Return On Equity (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio(DER) terhadap harga saham syariah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Menggunakan Debt to Equity Ratio sebagai variable bebas dan harga saham sebagai variable terikat Menggunakan Return On Equity sebagai variable bebas Return On Equity (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio(DER) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap naiknya harga saham

(20)

8 Priastriningru m (2018) Pengaruh ROA, ROE, NPM dan EPS terhadap harga saham di perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI tahun 2011-2013 Menggunakan Ratio On Asset dan sebagai variable bebas dan harga saham sebagai variable terikat Menggunakan ROA, NPM dan EPS sebagai variable bebas ROA, ROE, NPM dan EPS secara simultan berpengaruh terhadap variable depenenden harga saham dan variable independent yang tidak berpengaruh terhadap harga saham yaitu ROE dan NPM

Berdasarkan dengan hasil penelitian terdahulu, hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil penelitian yang satu dengan hasil penelitian yang lain. Mengenai hasil dari masing-masing penelitian variabel yang berpengaruh terhadap harga saham, perbedaan hasil penelitian tersebut merupakan research gap yang akan diangkat dalam penelitian ini. Oleh karena itu perlu diuji pengaruh dari variabel independen (ROA dan DER) dalam mempengaruhi

(21)

Harga saham pada perusahaan PT Astra Agro Lestari, Tbk yang terdaftar di JII periode 2010-2019.

Untuk memudahkan dalam melakukan penelitan, dibuat suatu paradigma pemikiran yang akan menjadi arahan dalam melakukan pengumpulan data serta analisisnya. Secara sistematis paradigma pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

G. Hipotesis

Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

a. Ho : Tidak terdapat pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2010-2019.

Ha : Terdapat pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2010-2019.

(Y) Harga Saham (X2) Debt to Equity Ratio (DER) (X1) Return On Asset (NPM)

(22)

b. Ho : Tidak terdapat pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2010-2019.

Ha : Terdapat pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2010-2019.

c. Ho : Return On Asset (ROA), dan Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan PT. Astra Agra Lestari, Tbk yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2010-2019.

d. Ha : Return On Asset (ROA), dan Debt To Equity Ratio (DER) terdapat pengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2010-2019.

Referensi

Dokumen terkait

1) Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan memengaruhi pilihan

keterbatasannya (Candra, 2010). Bagaimana petani perkebunan rakyat menghadapi sistem sertifikasi merupakan isu yang sangat menarik untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi Gambar dan Gambar

discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Proses mental tersebut antara lain ialah mengamati, mencerna, mengerti,

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Penegak Hukum oleh Penyidik Terhadap Pelaku Tindak Pidana dalam Perkara Asusila Anak sebagai Pelaku

Formulir Pemesanan Pembelian Unit Penyertaan beserta bukti pembayaran yang diterima secara lengkap dan disetujui oleh Manajer Investasi atau Agen Penjual Efek Reksa Dana yang

Kursus ini menjelaskan tentang prosedur penyelidikan pendidikan, Menyatakan masalah kajian, menetapkan objektif kajian, membentuk soalan kajian, membentuk hipotesis kajian, melakukan

Menurut Jones dan Rama (2006, p61), Detailed Activity Diagram memberikan gambaran secara detail dari suatu aktifitas yang terjadi dengan suatu atau lebih event yang