• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR BANDANG DI KECAMATAN PAUH DUO KABUPATEN SOLOK SELATAN ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BENTUK PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR BANDANG DI KECAMATAN PAUH DUO KABUPATEN SOLOK SELATAN ABSTRACT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BENTUK PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR BANDANG DI KECAMATAN PAUH DUO KABUPATEN SOLOK SELATAN

Weni Yulianti1, Slamet Rianto2, Arie Zella Putra Ulni2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Weniyulianti63578@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated bt the occurence of banjir bandang disasters that are very detrimental to the community and the government and is the worst flood in Solok Selatan. This study aims to obtain data and analyze the data in depth about the form of banjir bandang disaster management by the government and the community. This type of research is qualitative research by using purposive sampling. Then the data collected by interview guides, observations, documentation after the research data obtained then the data is analyzed through techniques of depiction of words. The results of reserch in the field as the first, government to tackle disasters by way of socialiting and how the disaster mitigation. And also the government provides various assistence to the people affected by banjir bandang. Secondly, when viewed from the society people experience many losses and the community remind each other for the future in protecting the enviranment.

Keywords: People, Government

PENDAHULUAN

Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang termasuk negara terluas di Asia Tenggara, dengan letak geografisnya yang sangat strategis. Namun bila dilihat dari keadaan wilayahnya yang memiliki beribu-ribu pulau, baik kecil maupun besar. Wilayah kepulauan Indonesia terdapat pada tiga lempeng benua yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo Australia, dan lempeng Pasifik yang ke semuanya bertemu di wilayah Indonesia. Pertemuan antara lempeng ini menyebabkan wilayah Indonesia rawan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, banjir, longsor,

tsunami dan aktivitas gunung merapi. Kerawanan terhadap bencana ini lebih di perparah lagi akibat besarnya jumlah penduduk Indonesia sehingga jika terjadi bencana banyak mengakibatkan korban jiwa (Arsyad, 1988:31).

Kondisi geologis Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng-lempeng tektonik menjadi kawasan Indonesia memiliki kondisi geologi yang sangat kompleks. Selain menjadi wilayah indonesia yang kaya akan sumber daya alam, salah satu konsekuensinya kaya akan logis kekomplekskan wilayah kondisi geologi ini menjadikan banyak di daerah-daerah di Indonesia memiliki tingkat

(2)

2 kerawanan yang tinggi terhadap bencana alam.

Indonesia merupakan Negara yang akhir-akhir tahun 2015 sering mengalami bencana besar. BNPB menyatakan ada 1.582 bencana yang terjadi di seluruh Indonesia selama tahun 2015. Banjir, longsor, dan puting-beliung mendominasi jenis-jenis bencana di Indonesia. Dari ketiganya, longsor paling mematikan dan memakan korban jiwa 147 orang. Tahun 2015 juga bisa dibilang adalah tahun dimana Indonesia banyak dilanda bencana dan menjadi perhatian publik hingga mancanegara. Dari tahun ke tahun Indonesia memang terkenal dengan daerah yang rawan bencana, terutama banjir dan tanah longsor. Selain itu, erupsi merapi juga menjadi kasus bencana yang selalu di waspadai di Indonesia khususnya di area lereng gunung. Satu fenomena kejadian bencana alam di tahun 2015 bukan terjadi kehendak alam, tetapi ulah manusia yang menyebabkan terjadi kebakaran hutan dan bencana kabut di Sumatera (BPBD Solok Selatan).

Wilayah Indonesia bagian Barat tepatnya kepulauan Sumatera yaitu Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah yang dilalui jalur pegunungan aktif di dunia, yang mana Sumatera Barat merupakan wilayah yang di pagari atau di batasi oleh alam berupa jajaran

Pegunungan Bukit Barisan. Bencana alam di Sunmatera Barat sering terjadi, karena hampir seluruh wilayah di Sumatera Barat rawan dengan bencana alam. Bencana bukan hanya dilihat dari kondisi geologi saja, tetapi juga di picu oleh ulah manusia dengan lingkungan.

Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung hanya sesaat. Banjir bandang umumnya terjadi dari hasil curah hujan yang berintensitas tinggi dengan durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan debit sungai naik secara cepat. Dari sekian banyak kejadian sebagian besar diawali adanya longsoran dari bagian hulu sungai, kemudian material longsoran dan pohon-pohon menyumbat sungai. Penyebab timbulnya banjir bandang, selain curah hujan adalah kondisi geologi, morfologi, dan tutupan lahan (Yulaelawati, 2008:11)

Salah satu wilayah yang terkena banjir bandang adalah kabupaten Solok Selatan kecamatan Pauh Duo. Dimana salah satu nagari yang terkena bencana banjir bandang yaitu kenagarian Luak Kapau Alam Pauh Duo. Dan jorongnya yaitu jorong Pinang Sinawa, Ujung Jalan, Janjang Kambiang, Batu Jarang, Sungai Duo, dan Tubo Taratak Tinggi terparah yang mengalami bencana banjir bandang yang terjadi pada tanggal 8 februari 2016. Kejadian ini terjadi diakibatkan hujan lebat

(3)

3 secara terus menerus selama empat hari sejak 5 Februari 2016, menyebabkan Batang Bangko meluap hingga satu meter pada pukul 03.00 WIB dan merendam rumah setinggi 60 cm. Banjir bandang ini merupakan banjir terparah yang terjadi di kabupaten Solok Selatan sejak 1995, yang mana banjir ini merusak 865 hektar sawah. Tanggul sungai Batang Bangko merendam sekitar 2.000 rumah warga dengan kerugian mencapai lebih Rp. 200 M (BPBD Kabupaten Solok Selatan).

Pasca banjir bandang yang terjadi pada tanggal 8 Februari 2016 di kabupaten Solok Selatan kecamatan Pauh Duo meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat yang terkena banjir bandang. Mereka bukan saja kehilangan harta benda, tetapi ada juga yang kehilangan keluarga, bahkan mereka harus menata kembali kehidupan baru tanpa keluarga. Banjir bandang ini juga mengakibatkan rusaknya jalan, putusnya jembatan, bahkan air sungai pun menjadi melebar karena volume air yang terlalu tinggi.

Berdasarkan observasi (wawancara) yang penulis lakukan dengan bapak Dalwison selaku kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (09-02-2017) di kantor BPBD Solok Selatan, bahwa dampak yang terjadi dari banjir bandang yaitu, masyarakat kehilangan harta benda, pertanian masyarakat juga tidak

membuahkan hasil (padi), bahkan ada juga yang kehilangan nyawa. Dan juga dampak lain dari banjir tersebut adalah amblasnya jembatan, sungai melebar, rumah rusak dan masyarakat kehilangan harta benda. Salah satu bentuk penangguangan banjir bandang di kabupaten Solok Selatan yaitu Rehap rekon sungai, Pembangunan infrasruktur, Pengerukan sungai dan pembuatan tanggul, Pembangunan rumah dari dampak bencana banjir dan longsor, dan memberikan bantuan logistik pada waktu terjadi bancana banjir dan longsor. Ada juga sumber dana untuk bantuan bencana banjir bandang tersebut yaitu dari APBN melalui BNPB, APBD melalui BNPB dan Sumbangan dari masyarakat (donatur).

Dan juga bentuk bantuan pananganan lain dari BPBD untuk bencana banjir bandang yaitu Bantuan rumah rusak dan hanyut karena banjir, Membangun jembatan yang rusak atau putus akibat banjir, dan pengerukan sungai dan pemasangan tanggul sungai.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul

“Bentuk Penanggulangan Bencana

Banjir Bandang di Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan”.

(4)

4 METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang di kumpulkan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribada, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya (Moleong, 2012)

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya prilaku, persepsi, tindakan, cara berpakaain, cara bergaul, dan lain – lain. Secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentu kata- kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamia dan dengan memanfaatkan berbagai metode yang alamia ( Moleong. 2010 )

Penelitian kualitatif (qualitatif

research) adalah suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa aktivitas

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Sutopa, 2010:1). Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto (Sugiyono, 2015:7)

Dan lokasi penelitian dilaksanakan di kecamatan Pauh Duo kabupaten Solok Selatan. Pemilihan lokasi ini didasari atas pertimbangan bahwa di daerah inilah banjir bandang tersebut terjadi dan bentuk penanggulangannya yang akan di teliti. Serta informan dari penelitian ini adalah masyarakat yang terkena dampak banjir bandang yang tinggal di jorong Taratak Bukareh, Paninjauan, B.Sikumpa, Pinang Awan di Nagari Pauh Duo Nan Batigo kecamatan Pauh Duo kabupaten Solok Selatan dan informan juga dari Pemerintah (BPBD) kabupaten Solok Selatan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama, bentuk penanggulangan bencana banjir bandang oleh pemerintah yang pertama adalah pemerintah melakukan mitigasi sebelum terjadi bencana dan melakukan mitigasi mengurangi resiko bencana antara lain sosialisasi pada masyarakat, pemetaan lahan-lahan ataupun daerah rawan

(5)

5 bencana, simulasi penanggulangan bencana, melakukan upaya-upaya persuasif kepada masyarakat supaya bencana itu didak terjadi lagi.

Kemudian, yang kedua yang dilakukan oleh pemerintah saat terjadi bencana yaitu penanganan darurat bencana, penangan darurat ini yaitu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan semua unsur untuk membantu masyarakat yang terkena dampak apakah itu evakusi korban, pemberianan makanan siap saji, penyediaan dapur umum dan perbaikan sarana prasarana yang vital takkala terjadi bencana dan juga mengorganisir semua bantuan-bantuan dari baik dari masyarakat daerah di solok selatan maupun yang berasal dari luar daerah itu saat terjadi bencana.

Dan tahapan ketiga adalah pasca bencana. Yang dilakukan yang pertama yaitu melakukan perbaikan-perbaikan sarana prasarana yang tidak bisa di tanggulangi saat kejadian bencana apakah itu jalan, perbaikan gedung, sarana prasarana pemerintah apakah jembatan dan irigasi. Kemudian yang berikutnya termasuk pasca adalah rekonstruksi yaitu membangun kembali jembatan yang hilang/hanyut dan juga prasarana umum yang sifatnya rusak bera. Jadi tiga tahapan ini yang dilakukan oleh pemerintah daerah

dengan bantuan juga dari pemerintah pusat ini BNPB.

Dan juga dalam penanggulangan bencana pemerintah membentuk Kelompok Siaga Bencana masyarakat yang terlatih yang paham dalam siaga bencana, yang mana masing-masing nagari sudah dibuatkan kelompok dan dilatih oleh pemerintah khususnya BPBD, itu manusianya yang di latih. Jadi apabila terjadi banjir KSB ini yang terdepan yang menangani, mengevakuasi masyarakat yang berdampak bencana. Bukan saja banjir tapi pohon tumbang, kebakaran, kemudian masalah sosial, bencana sosial, angin kencang dan bencana alam lainnya. Nah KSB ini sudah maju lebih terdepan sebelum unit-unit lainnya tiba dan segera datang. Kemudian untuk tidak terjadinya bencana atau tidak terulangnya bencana pemerintah telah membangun tanggap banjir seperti pembangunan infrastuktur agar banjir itu tidak berdampak kepada masyarakat. Di samping itu ada juga dinas lingkungan yang memberikan bantuan pohon untuk di tanam agar hutan-hutan yang telah hancur dapat di gantikan oleh pohon-pohon yang telah di tanam sebagai paku bumi agar air yang turun dari angit dapat di tahan oleh akar tunggang dari pohon-pohon.

Kedua, bentuk penanggulangan bencana banjir bandang yang dilakukan

(6)

6 oleh masyarakat yaitu dengan cara masyarakat bergotong royong bersama, tidak membuang sampah ke sungai, dan tidak membuang sampah secara liar. Dan yang terpenting sama-sama menjaga lingkungan untuk kedepannya

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian maka kesimpulan hasil penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bentuk penanggulangan bencana banjir bandang oleh Pemerintah (BPBD) di kecamatan Pauh Duo kabupaten Solok Selatan adalah yang pertama pemerintah melakukan mitigasi sebelum terjadi bencana dan melakukan mitigasi mengurangi resiko bencana antara lain sosialisasi pada masyarakat, pemetaan lahan-lahan, simulasi penanggulangan bencana, melakukan upaya-upaya persuasif kepada masyarakat. Kemudian, yang kedua yang dilakukan oleh pemerintah saat terjadi bencana yaitu penanganan darurat bencana, penangan darurat ini yaitu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan semua unsur untuk membantu masyarakat yang terkena dampak apakah itu

evakusi korban, pemberianan makanan siap saji, penyediaan dapur umum dan perbaikan sarana prasarana yang vital dan juga mengorganisir semua bantuan-bantuan dari baik dari masyarakat daerah di Solok Selatan maupun yang berasal dari luar daerah itu saat terjadi bencana. Dan tahapan ketiga adalah pasca bencana. Yang dilakukan yang pertama yaitu melakukan perbaikan-perbaikan sarana prasarana yang tidak bisa di tanggulangi saat kejadian bencana. Kemudian yang berikutnya termasuk pasca adalah rekonstruksi yaitu membangun kembali jembatan yang hilang/hanyut dan juga prasarana umum yang sifatnya rusak berat.

2. Bentuk penanggulangan bencana dari masyarakat yaitu dengan sama-sama bergotong royong bersama, tidak membuang sampah ke sungai, dan saling mengingatkan kepada sesama untuk menjaga lingkungan supaya tidak terjadi bencana lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Hermon, Dedi. 2012: Mitigasi

Bencana Hidrometeorologi. Padang: UNP

(7)

7 Husaini, Usman & Akbar, S.P. 2009:

Motodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara

Marzuki. 2015. Tinjauan Keadaan

Meteorologi Pada Banjir

Bandang Kota Padang Tanggal 24 Juli 2012. Jurnal Fisika Unand. 4. Hlm. 405.

Moleong, 2010: Metode Penelitian

Kualitatif . Jakarta : PT Remaja

Rosdakarya.

Sukandarrumidi. 2010: Bencana Alam dan

Bencana Anthropogene.

Yogyakarta: Penerbit Kanisus.

Undang-Undang RI No. 24 Tahun: 2007.

Himpunan Peraturan

Perundangan Tentang

Penanggulangan Bencana.

Jakarta.

Yulailawati, Ella. Dkk. 2008:

Mencerdaskan Bencana. Jakarta:

PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar siswa pada siklus III diperoleh bahwa pada ranah kognitif dan psikomotor ketuntasan belajar kelas 100% yakni semua siswa tuntas belajarnya (23

Dari pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan PPL dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam

Kegiatan Pengabdian yang telah dilaksanakan baik oleh Tim Dosen Pelaksana KKS Pengabdian maupun oleh mahasiswa peserta KKS pengabdian melalui beberapa tahapan,

Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah kegiatan dalam rangka pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data kependudukan. Dari hasil sensus tersebut,

Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil pengolahan ikan di Kabupaten Demak adlah upah tenaga kerja karena dari uji parsial

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap label produk daging olahan (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa pemenuhan terhadap aturan penulisan label produk olahan daging

Dengan cara informasi yang dihadirkan dalam perancangan buku cerita bergambar ini mengenai sejarah Ludruk yang belum pernah diketahui sebelumnya, perkembangan

Brand strategy tidak hanya penting untuk perusahaan atau rumah makan yang telah memiliki merek, tetapi juga bagi industri yang sedang berkembang atau dalam tahap