PANDUAN
Panduan Teknis Evaluasi Struktur Jembatan
untuk Dispensasi Penggunaan Jalan yang
Memerlukan Perlakuan Khusus
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………...………..i
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR TABEL ... x
PANDUAN TEKNIS EVALUASI STRUKTUR JEMBATAN UNTUK DISPENSASI PENGGUNAAN JALAN YANG MEMERLUKAN PERLAKUAN KHUSUS ... 1
1 Ruang lingkup ... 1
2 Acuan normatif ... 2
3 Istilah dan definisi ... 3
4 Prinsip umum ... 6
4.1 Tujuan ... 6
4.2 Susunan Panduan ... 6
5 Metodologi evaluasi dan rating ... 7
5.1 Pendahuluan ... 7
5.2 Tahapan evaluasi dan rating jembatan untuk dispensasi kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus ... 7
5.2.1 Umum... 7
5.2.2 Prosedur evaluasi dan rating ... 11
6 Data kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus ... 20
6.1 Pendahuluan ... 20
6.2 Data beban yang diangkut ... 20
6.2.1 Umum... 20
6.2.2 Data prime mover ... 20
6.2.3 Data multi axle ... 21
6.2.4 Distribusi beban di setiap gandar ... 24
7 Pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan eksisting ... 25
7.1 Pendahuluan ... 25
7.2 Prosedur pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan eksisting ... 25
7.2.1 Umum... 25
7.2.2 Pemeriksaan detail jembatan ... 25
7.2.3 Pemeriksaan khusus jembatan ... 27
7.2.4 Uji getar struktur atas ... 31
7.3 Penilaian kondisi eksisting jembatan... 35
7.3.1 Umum... 35
7.3.2 Hierarki dan kode elemen ... 35
ii
7.3.4 Penentuan nilai kondisi (NK) berdasarkan hasil pemeriksaan detail atau pemeriksaan
khusus ...41
7.3.5 Rekapitulasi pemeriksaan... 43
7.3.6 Analisis penurunan kondisi material dan elemen ... 43
7.3.7 Penilaian kondisi struktur atas dengan cara uji getar ... 44
8 Kalibrasi model struktur (model updating) ... 46
8.1 Pendahuluan ... 46
8.2 Tahapan kalibrasi model struktur ... 47
9 Analisis penilaian beban jembatan (load rating) ... 49
9.1 Pendahuluan ... 49 9.2 Beban ... 50 9.2.1 Umum... 50 9.3 Analisis struktur ... 50 9.3.1 Umum... 50 9.3.2 Metode pendekatan ... 50 9.3.3 Metode lanjut ... 60
9.4 Perhitungan load rating (penilaian beban) untuk kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus... 60
9.4.1 Umum... 60
9.4.2 Metode load and resistance factor rating (LRFR) ... 61
9.4.3 Metode load factor rating (LFR) ... 67
9.4.4 Metode allowable stress rating (ASR) ... 70
9.4.5 Penilaian beban khusus ... 72
10 Perencanaan perkuatan jembatan ... 73
10.1 Pendahuluan ... 73
10.2 Alternatif perkuatan yang umum dilakukan ... 73
10.2.1 Memperpendek bentang jembatan atau menambahkan tumpuan ... 73
10.2.2 Menambah member atau menambah pengaku ... 76
10.2.3 Memperbesar penampang ... 79
10.2.4 Menggunakan beton sebagai pembungkus gelagar baja ... 82
10.2.5 Menggunakan fiber reinforced polymer (FRP) ... 83
10.2.6 Menggunakan fly over bridge (FOB) ... 84
10.2.7 Menambahkan prategang eksternal ... 86
11 Contoh analisis ... 89
11.1 Contoh analisis jembatan rangka baja dengan memperpendek bentang jembatan atau menambah tumpuan ... 89
11.2 Contoh analisis jembatan rangka baja dengan perkuatan menambah member jembatan (stringer) ... 121
iii
11.3 Contoh analisis jembatan baja I komposit dengan memperbesar penampang ... 158 11.4 Contoh analisis jembatan balok T beton bertulang dengan menggunakan fiber reinforced polymer (FRP) ... 205 11.5 Contoh analisis untuk kasus jembatan I prategang dengan perkuatan menggunakan fiber reinforced polymer (FRP) ... 238 11.6 Contoh analisis jembatan balok T beton bertulang dengan perkuatan menggunakan fly over bridge (FOB) ... 272 11.7 Contoh analisis dengan prategang eksternal ... 274 Daftar Pustaka ... 286
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 - Diagram alir tahapan panduan teknis evaluasi struktur jembatan untuk
dispensasi penggunaan jalan yang memerlukan perlakuan khusus ... 10
Gambar 2 - Fomulir B.1 surat permohonan dispensasi penggunaan jalan yang memerlukan perlakuan khusus ... 14
Gambar 3 - Fomulir B.2 surat persyaratan kesanggupan untuk melakukan perbaikan alinemen vertikal dan horizontal ... 15
Gambar 4 - Fomulir B.3 surat persetujuan prinsip dispensasi penggunaan jalan yang memerlukan perlakuan khusus ... 16
Gambar 5 - Fomulir B.4 surat perintah pelaksanaan kontruksi peningkatan kemampuan jalan dan jembatan ... 17
Gambar 6 - Fomulir B.5 berita acara hasil pemeriksaan pelaksanaan konstruksi peningkatan kemampuan jalan dan jembatan ... 18
Gambar 7 - Fomulir B.6 surat pemberian dispensasi penggunaan jalan yang memerlukan perlakuan khusus ... 19
Gambar 8 - Prime mover ... 20
Gambar 9 - Prime mover dan counter weight ... 21
Gambar 10 - Lebar sisi terluar roda prime mover ... 21
Gambar 11 - Lebar sisi terluar roda multi axle side by side ... 22
Gambar 12 - Multi axle ... 22
Gambar 13 - Multi axle beserta beban yang diangkut ... 22
Gambar 14 - Multi axle jenis flatbed semi trailer ... 22
Gambar 15 - Multi axle modular trailer (MAMT) single line ... 23
Gambar 16 - Multi axle modular trailer (MAMT) side by side ... 23
Gambar 17 - Self propelled modular transporter (SPMT) ... 24
Gambar 18 - Diagram pemeriksaan khusus jembatan ... 27
Gambar 19 - Perubahan bentuk sinusoidal dari moda 1 sampai 3 (rendah-tinggi) ... 32
Gambar 20 - Contoh pengukuran data percepatan dengan AVTs pada jembatan ... 33
Gambar 21 - Identifikasi frekuensi natural sistem arah transversal dengan metode SSI (bulat berjejer arah vertikal) dan FDD (garis lurus vertikal) ... 33
Gambar 22 - Identifikasi frekuensi natural sistem arah vertikal dengan metode SSI (bulat berjejer arah vertikal) dan FDD (garis lurus vertikal) ... 34
Gambar 23 - Contoh 5 mode shape struktur dari pengukuran getaran ambien (AVTs) pada jembatan New market viaduct (Selandia Baru) ... 34
Gambar 24 - Tipikal kurva kerusakan ... 44
Gambar 26 - Diagram alir tahapan load rating ... 49
Gambar 27 - Lebar tributari untuk perhitungan efek beban mati (MA dan MS) pada gelagar 51 Gambar 28 - Diagram alir load rating metode LRFR ... 62
Gambar 29 - Diagram alir load rating metode LFR ... 68
Gambar 30 - Diagram alir load rating metode ASR ... 71
Gambar 31 - Menambah tumpuan pada jembatan eksisting ... 74
Gambar 32 - Diagram alir tahapan perkuatan jembatan ... 75
Gambar 33 - Penambahan stringer pada struktur jembatan eksisting ... 77
Gambar 34 - (a) Penampang gelagar baja komposit, (b) Penambahan stiffener pada penampang baja komposit ... 78
Gambar 35 - (a) Perkuatan lentur dengan cara memperbesar penampang, (b) Perkuatan lentur dan geser dengan cara memperbesar penampang ... 79
Gambar 36 - (a) Penampang gelagar baja I komposit, (b) Penambahan cover plate pada penampang gelagar baja I komposit ... 80
v
Gambar 37 - (a) Penampang gelagar baja I komposit, (b) Penambahan doubler plate pada
penampang gelagar baja I komposit ... 80
Gambar 38 - Diagram alir tahapan perkuatan jembatan dengan memperbesar penampang 81 Gambar 39 - Perkuatan menggunakan beton sebagai pembungkus gelagar baja ... 82
Gambar 40 - Material fiber reinforced polymer (FRP) ... 83
Gambar 41 - Perkuatan jembatan menggunakan fiber reinforced polymer (FRP) ... 84
Gambar 42 - Fly over bridge (FOB) ... 84
Gambar 43 - Denah dan potongan memanjang jembatan eksisting menggunakan fly over bridge (FOB) ... 85
Gambar 44 - Diagram alir tahapan perkuatan jembatan dengan menggunakan FOB ... 85
Gambar 45 - Perkuatan gelagar baja dengan prategang eksternal ... 86
Gambar 46 - Contoh perkuatan menggunakan prategang eksternal ... 87
Gambar 47 - Tampak samping jembatan ... 89
Gambar 48 - Denah cross beam dan stringer ... 89
Gambar 49 - Potongan melintang jembatan ... 89
Gambar 4 - Kendaraan beban khusus ... 90
Gambar 5 - Posisi rangka baja jembatan eksisting ... 91
Gambar 6 - Penampang baja IWF 450.200.16.9 ... 92
Gambar 7 - Posisi beban stringer pada cross beam interior ... 94
Gambar 8 - Posisi beban stringer pada cross beam eksterior ... 94
Gambar 9 - Reaksi tumpuan akibat beban mati menjadi beban pada setiap joint ... 96
Gambar 10 - Reaksi tumpuan akibat beban mati (pelat lantai) menjadi beban pada setiap joint ... 96
Gambar 11 - Reaksi tumpuan akibat beban mati tambahan (MA) menjadi beban pada setiap joint ... 97
Gambar 12 - Reaksi tumpuan akibat beban lajur (BTR dan BGT) beban pada setiap joint .. 97
Gambar 13 - Beban kendaraan standar ... 98
Gambar 14 - posisi beban truk (roda depan) pada cross beam ... 98
Gambar 15 - posisi beban truk (roda tengah dan belakang) pada cross beam ... 98
Gambar 16 - Reaksi tumpuan akibat beban truk menjadi beban pada joint ... 99
Gambar 17 - Posisi beban truk (roda depan) pada cross beam ... 99
Gambar 18 - Posisi beban truk (roda tengah dan belakang) pada cross beam ... 99
Gambar 19 - Reaksi tumpuan akibat beban truk menjadi beban pada joint ... 100
Gambar 20 - Posisi beban truk (roda depan) pada cross beam ... 100
Gambar 21 - Posisi beban truk (roda tengah dan belakang) pada cross beam ... 100
Gambar 22 - Reaksi tumpuan akibat beban truk menjadi beban pada joint ... 101
Gambar 23 - Rangka baja yang ditinjau ... 101
Gambar 24 - (a) Pola keruntuhan 1 (b) Pola keruntuhan 2 ... 107
Gambar 25 - (a) Pola keruntuhan 3 (b) Pola keruntuhan 4 ... 107
Gambar 26 - Pola keruntuhan 5 ... 108
Gambar 27 - Detail baut ... 109
Gambar 28 - Penampang rangka yang ditinjau ... 109
Gambar 29 - Baut yang ditinjau untuk blok geser ... 111
Gambar 30 - Perkuatan dengan menambah tumpuan jembatan ... 114
Gambar 31 - Potongan melintang jembatan eksisting dengan menambah struktur penumpu ... 114
Gambar 32 - Potongan memanjang jembatan eksisting dengan menambah struktur penumpu ... 115
Gambar 33 - Simulasi 1 ... 115
Gambar 34 - Simulasi 2 ... 116
vi Gambar 36 - Simulasi 4 ... 116 Gambar 37 - Simulasi 5 ... 116 Gambar 38 - Simulasi 6 ... 117 Gambar 39 - Simulasi 7 ... 117 Gambar 40 - Simulasi 8 ... 117 Gambar 41 - Simulasi 9 ... 117 Gambar 42 - Simulasi 10 ... 118
Gambar 43 - Tampak samping jembatan ... 121
Gambar 44 - Denah susunan lantai ... 121
Gambar 45 - Potongan melintang jembatan ... 121
Gambar 46 - Kendaraan beban khusus ... 122
Gambar 47 - Posisi stringer jembatan eksisting ... 123
Gambar 48 - Penampang baja IWF 450.200.16.9 ... 124
Gambar 49 - Beban kendaraan standar ... 125
Gambar 50 - Posisi beban truk arah memanjang jembatan pada stringer 19 ... 126
Gambar 51 - Resume momen kendaraan standar ... 126
Gambar 52 - Kondisi urutan penentuan momen plastis ... 132
Gambar 53 - Perkuatan dengan menambah stringer jembatan ... 139
Gambar 54 - Lever rule untuk arah melintang jembatan akibat P1 dan P2 ... 140
Gambar 55 - Lever rule untuk arah melintang jembatan akibat P3 ... 140
Gambar 56 - Lever rule untuk beban gandar P1 ... 140
Gambar 57 - Resume lever rule untuk beban gadar P1 ... 141
Gambar 58 - Lever rule untuk beban gadar P2 ... 142
Gambar 59 - Resume lever rule untuk beban gandar P2 ... 143
Gambar 60 - Lever rule untuk beban gandar P3 ... 143
Gambar 61 - Resume lever rule untuk beban gandar P3 ... 145
Gambar 62 - Simulasi 1 ... 145 Gambar 63 - Simulasi 2 ... 146 Gambar 64 - Simulasi 3 ... 146 Gambar 65 - Simulasi 4 ... 146 Gambar 66 - Simulasi 5 ... 146 Gambar 67 - Simulasi 6 ... 146 Gambar 68 - Simulasi 7 ... 147 Gambar 69 - Simulasi 8 ... 147 Gambar 70 - Simulasi 9 ... 147 Gambar 71 - Simulasi 10 ... 147
Gambar 72 - Posisi stringer yang sudah diberi perkuatan ... 147
Gambar 73 - Diagram momen pada Stringer 19 ... 148
Gambar 74 - Diagram geser pada Stringer 19 ... 148
Gambar 75 - Potongan memanjang ... 158
Gambar 76 - Potongan melintang ... 158
Gambar 77 - Kendaraan beban khusus ... 158
Gambar 78 - Penampang baja IWF 1330.320.14.20 ... 159
Gambar 79 - Beban kendaraan standar ... 164
Gambar 80 - Posisi beban truk standar arah memanjang jembatan ... 164
Gambar 81 - Beban satu satuan di tengah bentang ... 165
Gambar 82 - Diagram garis pengaruh momen maksimum ... 165
Gambar 83 - Posisi momen maksimum akibat beban truk ... 166
Gambar 84 - Posisi beban truk untuk menentukan gaya geser maksimum ... 166
Gambar 85 - Beban satu satuan di tumpuan A ... 167
vii
Gambar 87 - Posisi gaya geser maksimum akibat beban truk ... 167
Gambar 88 - Konfigurasi posisi gandar truk standar untuk beban fatik ... 169
Gambar 89 - Posisi momen maksimum untuk beban fatik ... 169
Gambar 90 - Posisi beban truk untuk menentukan gaya geser maksimum untuk beban fatik ... 170
Gambar 91 - Posisi gaya geser maksimum akibat beban truk fatik ... 170
Gambar 92 - Beban lajur "D" ... 171
Gambar 93 - Kondisi urutan penentuan momen plastis ... 178
Gambar 94 - Perkuatan penampang profil baja IWF dengan penambahan cover plate ... 183
Gambar 95 - Model beban cover plate ... 185
Gambar 96 - Lever rule untuk arah melintang jembatan akibat P1 dan P2 ... 186
Gambar 97 - Lever rule untuk arah melintang jembatan akibat P3 ... 186
Gambar 98 - Lever rule untuk beban gandar P1 ... 186
Gambar 99 - Resume lever rule untuk beban gadar P1 ... 187
Gambar 100 - Lever rule untuk beban gadar P2 ... 188
Gambar 101 - Resume lever rule untuk beban gandar P2 ... 189
Gambar 102 - Lever rule untuk beban gandar P3 ... 189
Gambar 103 - Resume lever rule untuk beban gandar P3 ... 190
Gambar 104 - Simulasi 1 ... 191 Gambar 105 - Simulasi 2 ... 192 Gambar 106 – Simulasi 3 ... 192 Gambar 107 – Simulasi 4 ... 192 Gambar 108 – Simulasi 5 ... 192 Gambar 109 – Simulasi 6 ... 193 Gambar 110 – Simulasi 7 ... 193 Gambar 111 – Simulasi 8 ... 193 Gambar 112 – Simulasi 9 ... 193 Gambar 113 – Simulasi 10... 194 Gambar 114 – Simulasi 11... 194
Gambar 115 – Diagram momen ... 194
Gambar 116 – Diagram geser ... 194
Gambar 117 - Potongan memanjang jembatan... 205
Gambar 118 - Potongan melintang jembatan ... 205
Gambar 165 - Kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus ... 206
Gambar 120 - Penampang gelagar T beton bertulang ... 206
Gambar 121 - Beban kendaraan standar ... 208
Gambar 122 - Posisi beban truk ... 209
Gambar 123 - Posisi beban satu satuan di tengah bentang ... 209
Gambar 124 - Diagram garis pengaruh momen maksimum ... 210
Gambar 125 - Penempatan beban truk di tengah bentang pada diagram garis pengaruh .. 210
Gambar 126 - Penempatan beban truk di tumpuan ... 211
Gambar 127 - Penempatan beban satu satuan di tumpuan A ... 211
Gambar 128 - Penempatan beban satu satuan di tumpuan B ... 212
Gambar 129 - Penempatan beban truk pada diagram garis pengaruh ... 212
Gambar 130 - Penempatan beban truk fatik ... 213
Gambar 131 - Diagram garis pengaruh momen akibat beban satu satuan ... 213
Gambar 132 - Penempatan beban truk fatik pada diagram garis pengaruh ... 214
Gambar 133 - Posisi beban truk fatik untuk gaya geser maksimum ... 215
Gambar 134 - Posisi beban truk fatik ... 215
Gambar 135 - Penampang gelagar T beton bertulang ... 216
viii
Gambar 137 - Lever rule untuk beban gandar P1 ... 226
Gambar 138 - Resume lever rule untuk beban gandar P1 ... 228
Gambar 139 - Lever rule untuk beban gandar P2 ... 228
Gambar 140 - Resume lever rule untuk beban gandar P2 ... 229
Gambar 141 - Lever rule untuk beban gandar P3 ... 229
Gambar 142 - Resume lever rule untuk beban gandar P3 ... 231
Gambar 143 - Simulasi 1 ... 231 Gambar 144 - Simulasi 2 ... 232 Gambar 145 - Simulasi 3 ... 232 Gambar 146 - Simulasi 4 ... 232 Gambar 147 - Simulasi 5 ... 232 Gambar 148 - Simulasi 6 ... 233 Gambar 149 - Simulasi 7 ... 233 Gambar 150 - Simulasi 8 ... 233 Gambar 151 - Simulasi 9 ... 233 Gambar 152 - Simulasi 10 ... 234
Gambar 153 - Digram momen ... 234
Gambar 154 - Digram geser ... 234
Gambar 155 - Tampak samping jembatan ... 238
Gambar 156 - Potongan melintang jembatan ... 238
Gambar 157 - Kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus ... 239
Gambar 158 - Penampang I prategang ... 240
Gambar 159 - Beban akibat MS pelat ... 240
Gambar 160 - Beban akibat MS gelagar ... 241
Gambar 161 - Beban akibat MS diafragma ... 242
Gambar 162 - Beban perkerasan (MA) ... 243
Gambar 163 - Beban kendaraan standar ... 244
Gambar 164 - Beban kendaraan standar pada jembatan ... 244
Gambar 165 - Beban satu satuan ... 244
Gambar 166 - Diagram garis pengaruh momen maksimum ... 245
Gambar 167 - Beban dan posisi truk garis pengaruh momen ... 246
Gambar 168 - Beban dan posisi truk garis pengaruh geser ... 247
Gambar 169 - Beban satu satuan pada A ... 247
Gambar 170 - Beban satu satuan pada B ... 247
Gambar 171 - Garis pengaruh untuk geser ... 248
Gambar 172 - Beban lajur "D" ... 250
Gambar 173 - Lever rule untuk beban gandar P1 ... 263
Gambar 174 - Lever rule untuk beban gandar P2 ... 264
Gambar 175 - Lever rule untuk beban gandar P3 ... 265
Gambar 176 - Simulasi 1 ... 266 Gambar 177 - Simulasi 2 ... 267 Gambar 178 - Simulasi 3 ... 267 Gambar 179 - Simulasi 4 ... 267 Gambar 180 - Simulasi 5 ... 267 Gambar 181 - Simulasi 6 ... 268 Gambar 182 - Simulasi 7 ... 268 Gambar 183 - Simulasi 8 ... 268 Gambar 184 - Simulasi 9 ... 268 Gambar 185 - Simulasi 10 ... 269 Gambar 186 - Simulasi 11 ... 269 Gambar 187 - Simulasi 12 ... 269
ix
Gambar 188 - Momen struktur hasil pemodelan 3D ... 269
Gambar 189 - Denah pemodelan 3D ... 270
Gambar 190 - Digram momen balok B ... 270
Gambar 191 - Potongan memanjang jembatan... 272
Gambar 192 - Potongan melintang jembatan ... 272
Gambar 193 - Kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus ... 272
Gambar 194 - Kendaraan beban khusus ... 273
Gambar 195 - Tampak samping jembatan ... 274
Gambar 196 - Denah jembatan eksisting ... 274
Gambar 197 - Potongan melintang jembatan ... 274
Gambar 198 - Kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus ... 275
Gambar 198 - Gaya prategang eksternal ... 277
Gambar 199 - Gaya prategang eksternal pada model 3D ... 278
Gambar 200 - Simulasi 1 ... 279 Gambar 201 - Simulasi 2 ... 279 Gambar 202 - Simulasi 3 ... 279 Gambar 203 -- Simulasi 4 ... 280 Gambar 204 - Simulasi 5 ... 280 Gambar 205 - Simulasi 6 ... 280 Gambar 206 - Simulasi 7 ... 281 Gambar 207 - Simulasi 8 ... 281 Gambar 208 - Simulasi 9 ... 281 Gambar 209 - Simulasi 10 ... 281
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pemilihan metode berdasarkan tipe kerusakan komponen struktur beton ... 30
Tabel 2 Pemilihan metode berdasarkan tipe kerusakan komponen struktur baja ... 31
Tabel 3 Contoh kode elemen level 2 ... 35
Tabel 4 Contoh kode elemen level 3 ... 35
Tabel 5 Contoh kode elemen level 4 ... 35
Tabel 6 Kode elemen jembatan ... 36
Tabel 7 Kerusakan pada elemen ... 40
Tabel 8 Kriteria penentuan nilai kondisi ... 42
Tabel 9 Pemberian nilai kondisi pada level 5 dan level 3-4 ... 43
Tabel 10 Penilaian kondisi atas bangunan jembatan ... 45
Tabel 11 Rating berdasarkan rasio frekuensi ... 45
Tabel 12 Parameter yang digunakan untuk pemodelan struktur dengan elemen hingga dan nilai-nilainya sebelum dan sesudah updating ... 48
Tabel 13 Spesifikasi jembatan yang dapat menggunakan metode pendekatan ... 51
Tabel 14 Rentang penerapan faktor distribusi beban hidup dengan metode pendekatan . 52 Tabel 15 Faktor distribusi beban hidup untuk momen pada balok interior ... 54
Tabel 16 Faktor distribusi beban hidup untuk momen pada balok longitudinal eksterior ... 56
Tabel 17 Faktor distribusi beban hidup untuk geser pada balok interior ... 57
Tabel 18 Faktor distribusi beban hidup untuk geser pada balok eksterior ... 58
Tabel 19 Metodologi load rating yang dapat digunakan ... 61
Tabel 20 Batas kekuatan dan faktor beban untuk load rating ... 62
Tabel 21 Faktor beban khusus ... 63
Tabel 22 Faktor kondisi (
c) ... 64Tabel 23 Faktor sistem (
s) untuk struktur baja ... 64Tabel 24 Faktor sistem (
s) untuk struktur beton bertulang ... 65Tabel 25 Faktor reduksi (
) untuk struktur baja berdasarkan RSNI T-03-2005 dan SNI 1729:2015 ... 65Tabel 26 Faktor reduksi (
) untuk struktur baja berdasarkan AASHTO ... 66Tabel 27 Faktor reduksi (
) untuk struktur beton bertulang berdasarkan RSNI T-12-2004 dan SNI 2847:2013 ... 66Tabel 28 Faktor reduksi (
) untuk struktur beton bertulang berdasarkan AASHTO ... 67Tabel 29 Data profil penampang ... 90
Tabel 30 Data profil penampang ... 122
1 dari 287
PANDUAN TEKNIS EVALUASI STRUKTUR JEMBATAN UNTUK DISPENSASI PENGGUNAAN JALAN YANG MEMERLUKAN PERLAKUAN KHUSUS
1 Ruang lingkup
Panduan ini menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon dispensasi untuk keperluan penerbitan surat dispensasi oleh penyelenggara jalan agar kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus dapat melintas di atas jembatan eksisting sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-bagian Jalan. Persyaratan tersebut meliputi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. Persyaratan administrasi berupa dokumen yang harus dilengkapi sedangkan persyaratan teknis mencakup kajian dan analisis kapasitas struktur jembatan eksisting yang akan dilewati kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus. Dokumen ini digunakan sebagai panduan dalam menyusun dokumen perhitungan struktur jembatan standar yang merupakan salah satu bagian dari dokumen rencana teknis rinci.
Kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus yang dimaksud dalam panduan ini adalah kendaraan dengan kriteria sebagai berikut:
a) Berat total melebihi berat total yang ditetapkan dalam SNI Pembebanan Jembatan; atau
b) Dimensi kendaraan melebihi standar pada UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan
c) Berat gandar tetap dibatasi hingga muatan sumbu terberat (MST) maksimum sesuai UU Nomor 22 Tahun 2009.
Panduan ini tidak ditujukan untuk dispensasi kendaraan yang mengangkut muatan melebihi kapasitas angkutnya sendiri dan melanggar peraturan yang ditetapkan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.
Adapun kriteria dimensi kendaraan dan muatan sumbu terberat (MST) maksimum yang dimaksud dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berdasarkan pasal 19 ayat 2 yaitu:
a) jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton; b) jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui
kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton;
c) jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.
2 dari 287 2 Acuan normatif
Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan untuk melaksanakan panduan ini.
RSNI T-03-2005, Perencanaan struktur baja untuk jembatan. RSNI T-12-2004, Perencanaan struktur beton untuk jembatan. SNI 1725:2016, Pembebanan untuk jembatan.
AASHTO. 2017. AASHTO LRFD Bridge design specification, 8th edition, American association of state and highway transportation officials.
AASHTO. 2018. AASHTO The manual of bridge evaluation, 3th edition, American association of state and highway transportation officials.
ACI 440.2R-17. Guide for the design and construction of externally bonded FRP systems for strengthening concrete structures.
BMS (Bridge Management System) 1993, Panduan Rencana dan Program IBMS. Departemen pekerjaan umum No. 004/BM/2012, Pelaksanaan pengujian jembatan. Departemen pekerjaan umum No. 005-01/P/BM/2011, Pedoman pemeriksaan jembatan. Departemen pekerjaan umum No. 022/BM/2011, Perbaikan dan perkuatan struktur beton pada jembatan.
Departemen permukiman dan prasarana wilayah Pt.T-05-2002-B, Penilaian kondisi jembatan untuk bangunan atas dengan cara uji getar.
Departemen permukiman dan prasarana wilayah Pt.T-06-2002-B, Penilaian kondisi jembatan untuk bangunan bawah dengan cara uji getar.
Kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pd 15-2018-B, Pengukuran beban kendaraan Weigh-in-Motion (WIM) bridge.
Kementerian pekerjaan umum direktorat jenderal bina marga No. UM.01.03/486112/2014/99, Dokumen spesifikasi khusus penggunaan fiber reinforced polymer (FRP).
Peraturan menteri pekerjaan umum No. 19/PRT/M/2011, Persyaratan teknis jalan dan kriteria perencanaan teknis jalan.
Peraturan menteri pekerjaan umum No. 20/PRT/M/2010, Pedoman pemanfaatan dan penggunaan bagian-bagian jalan.
Surat edaran menteri pekerjaan umum dan perumah rakyat HK.05.02-D6/756, Prosedur perizinan pemanfaatan jalan dan jembatan.
Surat edaran menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat No. 03/SE/M/2016, Pedoman penentuan bridge load rating untuk jembatan eksisting.
Undang-undang republik indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
3 dari 287 3 Istilah dan definisi
Untuk tujuan penggunaan panduan ini, istilah dan definisi yang digunakan dijelaskan dalam pasal ini
beban mati (MS)
semua beban permanen yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau
beban utilitas (MA)
beban akibat fasilitas yang menyangkut kepentingan umum meliputi listrik, telekomunikasi, informasi, air, minyak, gas dan bahan bakar lainnya, sanitasi dan sejenisnya
bracing
komponen struktur atau sistem yang memberikan kekakuan dan kekuatan untuk membatasi pergerakan keluar bidang gambar dari komponen struktur lainnya
daktilitas
perbandingan antara simpangan plastis maksimum dari suatu komponen (atau struktur) dengan simpangan pada pelelehan pertama
dek atau pelat lantai jembatan
seluruh lebar bagian jembatan yang merupakan struktur pertama jembatan yang menerima beban dan meneruskan beban ke gelagar utama
dispensasi
persetujuan dari penyelenggara jalan tentang penggunaan ruang manfaat jalan yang memerlukan perlakuan khusus terhadap konstruksi jalan
fiber-reinforced polymer (FRP)
bahan material yang terbentuk dengan komposit laminasi yang dapat diaplikasikan pada permukaan selimut pada struktur beton
kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus
kendaraan dengan berat total melebihi berat total yang ditetapkan SNI pembebanan jembatan, dan dimensi kendaraannya melebihi acuan standar kendaraan yang ditetapkan dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan tetapi muatan sumbu terberat (MST) masih sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 2009
4 dari 287 kondisi layan
keadaan batas daya layan disyaratkan dalam perencanaan dengan melakukan pembatasan pada tegangan, deformasi, dan lebar retak pada kondisi pembebanan layan agar jembatan mempunyai kinerja yang baik selama umur rencana
kondisi kuat
keadaan batas kekuatan disyaratkan dalam perencanaan untuk memastikan adanya kekuatan dan kestabilan jembatan yang memadai, baik yang sifatnya lokal maupun global, untuk memikul kombinasi pembebanan yang secara statistik mempunyai kemungkinan cukup besar untuk terjadi selama masa layan jembatan
load rating (penilaian beban)
ukuran kapasitas daya pikul jembatan untuk beban standar dan beban khusus
metode non destruktif
metode pengujian mutu material tanpa merusak komponen struktur yang ditinjau
metode thermography
sistem pemeriksaan non destructive tes (NDT) yang menggunakan kamera infra merah untuk mendeteksi lokasi dan jenis kerusakan
metode sampling
metode untuk mengetahui mutu material dengan cara mengambil sebagian material dari suatu komponen struktur
model updating (kalibrasi model struktur)
teknik untuk memperoleh pemodelan struktur dengan metode elemen hingga yang bisa mewakili struktur eksisting dengan cara iterasi terhadap variabel-variabel seperti berat volume material, modulus elastisitas, inersia penampang, luas penampang elemen dan lain-lainya melalui proses penyesuaian karakteristik dinamik struktur eksisting (frekuensi natural dan ragam getar yang diperoleh dari uji getar) dengan pemodelan struktur elemen hingga
multi axle
alat angkut yang digerakkan dengan bantuan prime mover untuk mengangkut beban yang didistribusikan secara merata
pemohon dispensasi
pihak yang mengajukan permohonan dispensasi penggunaan jembatan untuk dilewati kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus
5 dari 287 penerima dispensasi
pihak yang menerima dispensasi dari pihak penyelenggara jalan
penyelenggara jalan
pihak yang melakukan pengaturan, perizinan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya
prime mover
merupakan truk yang berfungsi untuk menarik atau mendorong multi axle
schmidt hammer test
metode untuk memperkirakan kekuatan tekan beton dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan alat hammer
ultrasonic pulse velocity (UPV)
metode pengujian kekuatan tekan beton secara tidak langsung, melalui pengukuran kecepatan perambatan gelombang elektronik longitudinal pada media beton
6 dari 287 4 Prinsip umum
4.1 Tujuan
Tujuan panduan teknis evaluasi struktur jembatan untuk dispensasi penggunaan jalan yang memerlukan perlakuan khusus adalah sebagai berikut:
a) Memberi panduan bagi pemohon dispensasi terkait unsur teknis yang harus dipenuhi pada saat mengajukan permohonan dispensasi kepada penyelenggara jalan untuk kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus yang akan melewati jembatan eksisting;
b) Terselenggaranya jembatan yang aman saat dilewati dan sesudah dilewati kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus.
4.2 Susunan Panduan
Untuk mencapai pokok tujuan di atas, penyusunan buku panduan teknis evaluasi perhitungan struktur jembatan untuk dispensasi penggunaan jalan yang memerlukan perlakuan khusus dapat diuraikan tiap bagian sebagai berikut:
1) Ruang lingkup; 2) Acuan normatif; 3) Istilah dan definisi; 4) Prinsip umum;
5) Metodologi evaluasi dan rating;
6) Data kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus; 7) Pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan eksisting; 8) Kalibrasi model struktur (model updating);
9) Analisis penilaian beban jembatan (load rating); 10) Perencanaan perkuatan jembatan;
7 dari 287 5 Metodologi evaluasi dan rating
5.1 Pendahuluan
Jembatan harus direncanakan dan dibangun dengan kekuatan yang cukup untuk memikul kombinasi beban rencana yang bekerja pada jembatan selama umur layan termasuk beban yang disebabkan oleh kendaraan. Beban kendaraan yang diperhitungkan dalam perencanaan berasal dari perkiraan beban maksimum tiap gandar dan beban total sebagaimana ketentuan yang berlaku saat perencanaan, namun kebutuhan akan moda transportasi untuk mengangkut beban yang tidak standar semakin hari semakin meningkat sehingga melebihi beban rencana. Untuk memastikan keamanan struktur jembatan eksisting saat dilintasi oleh kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus, maka pemohon dispensasi perlu melakukan pemeriksaan struktur dengan metodologi evaluasi dan rating sebagaimana dijelaskan dalam panduan ini.
5.2 Tahapan evaluasi dan rating jembatan untuk dispensasi kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus
5.2.1 Umum
Jembatan eksisting yang akan dilalui oleh kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus perlu dilakukan evaluasi dan rating terhadap kondisi ultimit dan layannya. Oleh karena itu diperlukan prosedur yang berurutan agar evaluasi dan rating terhadap kekuatan struktur jembatan eksisting mudah dilakukan. Uraian prosedur evaluasi dan rating jembatan secara umum ditampilkan dengan diagram alir pada Gambar 1.
8 dari 287
BAGAN ALIR PENANGGUNG
JAWAB PROSES DOKUMEN ATAU REKAMAN
LAMA PROSES Mulai Pengajuan permohonan dispensasi kepada penyelenggara jalan: 1. syarat administrasi 2. syarat teknis Persyaratan administrasi : 1. Surat permohonan dispensasi (form B1);
2. Surat pernyataan kesanggupan melakukan perbaikan (form B2). Persyaratan teknis : 1. Rute;
2. Jenis muatan yang diangkut; 3. Jumlah angkutan; 4. Berat dan dimensi angkutan; 5. Rencana teknis; 6. Jadwal waktu pelaksanaan; 7. Jumlah berapa kali akan melewati jembatan (Dalam waktu 6 bulan) 8. Kapasitas alat angkut (berat dan dimensi)
Administrasi dan teknis memenuhi
syarat? Tidak
Formulir persetujuan prinsip (form B.3) Peninjauan lapangan (oleh
penyelenggara jalan dan pemohon dispensasi) Batas waktu disepakati antara penyelenggara jalan dan pomohon dispensasi
Penilaian elemen untuk pemeriksaan detail jembatan eksisting Pembuatan laporan pemeriksaan
detail dan penilaian kondisi eksisting Penyelenggara jalan menerbitkan persetujuan
prinsip (form B.3)
Laporan pemeriksaan jembatan Batas waktu disepakati antara penyelenggara jalan dan pomohon dispensasi Pemohon dispensasi
Pemaparan hasil pemeriksaan detail, penilaian kondisi
• Pemaparan hasil pemeriksaan detail, penilaian kondisi dan usulan pemeriksaan khusus (jika diperlukan) oleh pemohon dispensasi
• Masukan atau saran dari penyelenggara jalan terkait pemeriksaan khusus Syarat kebebasan ruang vertikal dan horizontal terpenuhi Ya Pemohon dispensasi dan penyelenggara jalan Penyelenggara jalan Pemohon dispensasi Penyelenggara jalan
Koordinasi dengan pihak
terkait Surat izin
Checklist dokumen:
• Memenuhi syarat (lanjut ke tahap berikutnya)
• Tidak memenuhi syarat (dikembalikan kepada pemohon dispensasi)
Surat pemberitahuan perbaikan permohonan (jika diperlukan)
Pemeriksaan detail jembatan eksisting Perbaikan
permohonan
B
Ada kondisi yang meragukan?
Surat persetujuan atau penolakan; • Kondisi yang meragukan (data
mutu material, kerusakan komponen yang tidak bisa dideteksi secara visual dan manual)
• Pelaksanaan pemeriksaan khusus diputuskan oleh pihak penyelenggara jalan Batas waktu disepakati antara penyelenggara jalan dan pomohon dispensasi Tidak A Ya Pemohon dispensasi dan penyelenggara jalan Ya Waktu disepakati antara penyelenggara jalan dan pomohon dispensasi Tidak
9 dari 287
BAGAN ALIR PENANGGUNG
JAWAB PROSES DOKUMEN ATAU REKAMAN
LAMA PROSES
RF 1
Pemodelan dan analisa struktur terhadap kendaraan beban khusus dan alat angkut
khusus Ya
Penentuan bridge load
rating pada kondisi
pembebanan kendaraan beban khusus dan alat
angkut khusus Gambar 26
Membutuhkan perkuatan Tidak
Pemodelan dan analisis struktur yang telah diperkuat terhadap kendaraan beban khusus dan
alat angkut khusus Penentuan bridge load
rating struktur yang
diperkuat terhadap kendaraan beban khusus dan alat angkut
khusus Gambar 26
RF 1 ? RF 1 ?
Pemeriksaan sistem suspensi alat angkut atau trailer (kerataan distribusi
beban pada roda)
Pemeriksaan sistem suspensi alat angkut atau trailer (kerataan distribusi
beban pada roda)
Ya Ya Pemohon dispensasi dan penyelenggara jalan Memenuhi syarat? Memenuhi syarat? Tidak F Tidak
Proses usulan alternatif perkuatan yang akan disetujui
oleh penyelenggara jalan
Pemohon dispensasi
Penentuan bridge load
rating pada kondisi
pembebanan kendaraan
standar Gambar 26 Pemeriksaan khusus jembatan
eksisting Penilaian elemen berdasarkan
hasil pemeriksaan khusus Pembuatan laporan hasil
pemeriksaan khusus
Pemodelan dan analisis struktur terhadap beban kendaraan standar
Data awal dan data eksisting jembatan sudah lengkap?
Ya
C Tidak
Laporan pemeriksaan khusus jembatan Batas waktu disepakati antara penyelenggara jalan dan pomohon dispensasi Pemohon dispensasi A B Perkuatan atau ganti kendaraan Perkuatan atau ganti kendaraan
Berita acara hasil pemeriksaan Batas waktu disepakati antara penyelenggara jalan dan pomohon dispensasi D Ya E Ya Tidak Tidak
Laporan teknik evaluasi struktur jembatan
10 dari 287
BAGAN ALIR PENANGGUNG
JAWAB PROSES DOKUMEN ATAU REKAMAN
LAMA PROSES
Formulir penerbitan dispensasi (form B.6) Penerbitan berita acara
pemeriksaan pelaksanaan konstruksi peningkatan kemampuan jembatan dan
jembatan
Berita acara pemeriksaan pelaksanaan konstruksi peningkatan kemampuan jembatan
dan jembatan (form B.5) Surat perintah pelaksanaan konstruksi peningkatan kemampuan
jalan dan jembatan (form B.4)
Selesai Penerbitan surat perintah
pelaksanaan konstruksi peningkatan kemampuan
jalan dan jembatan
Penerbitan dispensasi Maksimal lima hari kerja Penyelenggara
jalan
Koordinasi dengan pihak
terkait Surat izin
Batas waktu disepakati antara penyelenggara jalan dan pomohon dispensasi Pemohon dispensasi D E Penyelenggara jalan
Kalibrasi model struktur (model updating)
Cek kapasitas dan lendutan model struktur terhadap beban
khusus Memenuhi syarat ? C Perkuatan jembatan Tidak F Pemohon dispensasi Uji getar Ya Batas waktu disepakati antara penyelenggara jalan dan pomohon dispensasi • Pemohon dispensasi harus menunjuk ahli yang bersetifikat dalam pelaksanaan setiap tahapan • Biaya yang timbul
dari setiap tahapan menjadi tanggung jawab pemohon dispensasi
Gambar 1 - Diagram alir tahapan panduan teknis evaluasi struktur jembatan untuk dispensasi penggunaan jalan yang memerlukan perlakuan khusus
11 dari 287 5.2.2 Prosedur evaluasi dan rating
Pemohon dispensasi harus mengajukan secara tertulis surat permohonan kepada pihak penyelenggara. Pemberian izin diberikan oleh penyelenggara jalan yang berwenang kepada pemohon dispensasi berdasarkan wewenang dan status jalan dengan rincian sebagai berikut:
1) Jalan Nasional : Kepala BB/BPJN, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR 2) Jalan Provinsi : Pejabat yang ditunjuk oleh Gubernur
3) Jalan Kabupaten/kota : Pejabat yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota 4) Dan lain-lain
Prosedur permohonan dispensasi berupa surat permohonan yang diajukan harus dilengkapi dengan persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. Persyaratan administrasi yang dipersiapkan adalah sebagai berikut:
1) Surat permohonan dispensasi yang berisi data atau identitas pemohon dispensasi sesuai dengan Fomulir B.1 “(lihat Gambar 2)”;
2) Surat persyaratan kesanggupan untuk melakukan perbaikan alinemen vertikal dan horizontal, pelebaran jalur lalu lintas, peninggian ruang bebas, peningkatan kekuatan struktur jalan, peningkatan kekuatan struktur jembatan, dan pengaturan lalu lintas untuk keperluan penggunaan ruang manfaat jalan yang memerlukan perlakuan khusus tersebut sesuai dengan Formulir B.2 “(lihat Gambar 3)”.
Sedangkan persyaratan teknis yang harus dipersiapkan sesuai dengan Formulir B1 “(lihat Gambar 2) adalah sebagai berikut:
1) Rute merupakan jalur rencana yang akan dilalui oleh kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus. Rute harus ditampilkan dalam peta rute secara rinci dan dilengkapi foto-foto kondisi eksisting. Pada peta juga harus ditandai lokasi-lokasi yang mungkin memiliki potensi bahaya antara lain sebagai berikut:
• Kelas jalan dan status jalan;
• Arah rute perjalanan awal hingga akhir tujuan; • Lokasi pemberhentian;
• Tikungan;
• Persimpangan dan lampu merah; • Jembatan eksisting;
• Kabel listrik;
• Portal, jembatan penyeberangan, dan sejenisnya yang tekait ruang bebas vertikal; • Dan lain-lain.
2) Jenis muatan yang diangkut; berkaitan dengan informasi terkait beban yang diangkut. 3) Jumlah angkutan termasuk konfigurasi angkutan yang berkaitan dengan jumlah prime
mover dan multi axle dalam satu iringan serta hasil pemeriksaan sistem suspensi kendaraan yang menunjukkan bahwa beban terdistribusi merata pada tiap gandar. 4) Berat dan dimensi angkutan; berkaitan dengan informasi spesifikasi kendaraan beban
khusus dan alat angkut khusus seperti berat kendaraan, jumlah gandar, lebar roda kendaraan, dan lain-lain.
5) Konfigurasi angkutan; berkaitan dengan jumlah prime mover dan multi axle dalam satu iringan.
12 dari 287
6) Rencana teknis merupakan hasil identifikasi dari peta rute yang akan dilalui oleh kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus. Setiap item yang diidentifikasi harus dikaji terhadap potensi bahaya, risiko dan rencana penanganan secara rinci terhadap setiap bahaya.
7) Jadwal waktu pelaksanaan merupakan informasi tanggal, hari dan jam rencana jembatan dilalui oleh kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus.
8) Jumlah perjalanan merupakan jumlah berapa kali kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus akan melewati jembatan dalam 1 kali pengajuan permohonan dispensasi dalam kurun waktu maksimal 6 bulan.
Persyaratan administrasi dan teknis yang diajukan pemohon dispensasi akan diperiksa dan dikaji oleh penyelenggara jalan. Apabila persyaratan administrasi terpenuhi dan prinsip-prinsip yang diajukan dalam persyaratan teknis dinilai telah memenuhi ketentuan berdasarkan hasil kaji penyelenggara jalan, maka penyelenggara jalan akan melakukan peninjauan lapangan. Jika saat peninjauan lapangan ditemukan data yang tidak sesuai atau kondisi tidak memungkinkan menurut penyelenggara jalan terhadap persyaratan teknis yang diajukan oleh pemohon dispensasi, maka permohonan akan ditolak oleh penyelenggara jalan. Pemohon dispensasi harus mengkaji ulang kembali dan memperbaiki persyaratan teknis tersebut. Termasuk untuk kasus dimana dimensi kendaraan yang tidak memenuhi persyaratan kebutuhan ruang bebas vertikal dan horizontal terhadap jembatan eksisting, maka permohonan yang diajukan akan ditolak. Pemohon dispensasi harus mengkaji ulang dan mengajukan permohonan teknis yang baru. Sebaliknya, jika saat peninjauan lapangan semua syarat terpenuhi, maka penyelenggara jalan akan menerbitkan surat persetujuan prinsip sebagaimana Formulir B.3 “(lihat Gambar 4)”.
Pemohon dispensasi dapat melakukan pemeriksaan detail jembatan serta penilaian kondisi terhadap struktur jembatan eksisting setelah kegiatan peninjauan lapangan dan mendapat surat persetujuan prinsip sebagaimana Formulir B.3 “(lihat Gambar 4)”. Pemeriksaan detail dibahas pada sub bab 7.2.2 dan penilaian kondisi eksisting jembatan pada sub bab 7.3. Hasil pemeriksaan detail harus dipaparkan oleh pemohon dispensasi kepada penyelenggara jalan dalam presentasi. Apabila terdapat kondisi yang meragukan terhadap hasil pemeriksaan detail dan penilaian kondisi, pemohon dispensasi mengajukan elemen dan komponen yang harus dilakukan pemeriksaan khusus serta metode yang akan digunakan. Pemeriksaan khusus harus dilakukan sebagaimana yang dijelaskan dalam sub bab 7.2.3. Hasil dari pemeriksaan khusus harus diolah menjadi nilai kondisi (NK) sebagaimana sub bab 7.3.4. Jika struktur dirasa sangat rumit, maka penyelenggara jalan dapat menginstruksikan untuk dilakukannya uji getar struktur atas sebagaimana yang dibahas pada sub bab 7.2.4 dan dilakukan penilaian kondisi berdasarkan sub bab 7.3.7. Setelah pemeriksaan dan penilaian kondisi dilakukan, maka pemohon dispensasi dapat melakukan pemodelan, analisis struktur (kapasitas daya dukung jembatan) dan rating terhadap jembatan eksisting. Pemohon dispensasi harus menunjuk ahli yang bersertifikat untuk menganalisis kapasitas daya dukung dan rating jembatan eksisting atau ahli jembatan dengan kualifikasi minimal madya. Load rating jembatan eksisting dibahas pada Bab 9. Load rating dilakukan terhadap dua kondisi pembebanan yaitu beban kendaraan standar dan kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus. Jembatan eksisting dinyatakan aman untuk dilewati kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus apabila persyaratan RF1 terpenuhi. Jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka pemohon dispensasi harus
13 dari 287
membuat rencana perkuatan terhadap jembatan eksisting. Bab 10 dapat digunakan sebagai alternatif metode perkuatan yang akan dilakukan. Perkuatan yang disebabkan kondisi dimana load rating RF<1 akibat beban kendaraan standar menjadi tanggung jawab pemohon dispensasi.
Struktur yang telah diperkuat harus dianalisis dan rating ulang terhadap beban kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus. Struktur dinyatakan aman jika analisis dan rating jembatan yang diperkuat tersebut memiliki nilai RF1 untuk dilewati kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus.
Pemohon dispensasi harus melakukan pemeriksaan sistem suspensi alat untuk menjamin kerataan distribusi beban pada tiap roda kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus. Pemeriksaan sistem suspensi alat dengan timbangan statis atau teknologi lainnya harus diawasi oleh penyelenggara jalan.
Setelah seluruh prosedur di atas dilakukan dan dinyatakan memenuhi syarat oleh penyelenggara jalan, pihak pemohon dispensasi diminta untuk melengkapi persyaratan lainnya sebagai berikut:
1) Rencana teknis rinci meliputi rencana teknis perbaikan atau peningkatan kemampuan struktur jembatan, dan pengaturan lalu lintas;
2) Metode pelaksanaan meliputi metode perbaikan atau peningkatan kemampuan struktur jembatan dan pengaturan lalu lintas;
3) Izin usaha, dalam pengurusan izin pihak pemohon dispensasi yang harus terlibat langsung adalah pemilik badan usaha;
4) Jaminan konstruksi dan jaminan kerugian pihak ketiga berupa jaminan bank atau jaminan perusahaan asuransi yang nilainya ditentukan oleh penyelenggara jalan. Fondasi jembatan eksisting yang tidak dapat dijamin aman saat dilalui kendaraan beban khusus berdasarkan pemeriksaan dan analisis, serta tidak dapat dilakukan perkuatan fondasi, maka pemohon dispensasi harus melampirkan jaminan asuransi.
Jika syarat terpenuhi, pihak penyelenggara jalan menerbitkan surat perintah pelaksanaan konstruksi peningkatan kemampuan jalan dan jembatan sesuai dengan Formulir B.4 “(lihat Gambar 5)”. Hasil pemeriksaan pelaksanaan konstruksi perkuatan jembatan eksisting akan dituangkan dalam berita acara sesuai dengan Formulir B.5 “(lihat Gambar 6)”. Jika hasil pemeriksaan menyatakan bahwa syarat telah terpenuhi, pihak penyelenggara jalan akan menerbitkan dispensasi berupa Formulir B.6 “(lihat Gambar 7)” maksimal 5 hari kerja setelah berita acara sesuai dengan Formulir B.5 diterbitkan.
Setelah jangka waktu dispensasi berakhir, konstruksi perbaikan alinemen vertikal dan horizontal, pelebaran jalur lalu lintas, peninggian ruang bebas, peningkatan kekuatan struktur jalan, peningkatan kekuatan struktur jembatan, dan pengaturan lalu lintas dapat dikembalikan seperti semula oleh penerima dispensasi, atau oleh penyelenggara jalan dengan biaya menjadi tanggung jawab penerima dispensasi. Pengembalian terhadap kondisi semula tidak boleh menyebabkan penurunan kapasitas struktur atau kerusakan terhadap jembatan dan harus mendapat persetujuan penyelenggara jalan.
Segala biaya yang diperlukan untuk setiap tahap di atas hingga diterbitkannya dispensasi oleh penyelenggara jalan menjadi tanggung jawab pemohon dispensasi.
14 dari 287
Gambar 2 - Fomulir B.1 surat permohonan dispensasi penggunaan jalan yang memerlukan perlakuan khusus
Formulir B.1
PERMOHONAN DISPENSASI
PENGGUNAAN JALAN YANG MEMERLUKAN PERLAKUAN KHUSUS
Nomor : ...…………...…... Lampiran :
Kepada Yth.
Menteri Pekerjaan Umum/Gubernur.../Bupati.../Walikota... C.q. Kepala ……….
Di -
………..
Perihal : Permohonan Dispensasi Penggunaan Jalan Yang Memerlukan Perlakuan Khusus
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. N a m a :.……….. 2. J a b a t a n : .………. 3. Kelompok Masyarakat/Organisasi/Badan Usaha/
Badan Hukum/Instansi Pemerintah :.………. 4. A l a m a t : .……….
dengan ini mengajukan permohonan dispensasi penggunaan jalan yang memerlukan perlakuan khusus untuk angkutan: ... pada ruas jalan dari ... sampai ...
Sebagai kelengkapan pengajuan permohonan, bersama ini kami lampirkan :
A. Persyaratan administrasi :
1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemohon 2. Foto copy akte pendirian Badan Usaha/Badan Hukum
3. Surat kuasa pengurusan permohonan dispensasi (didalam hal surat permohonan tidak ditanda tangani oleh penanggung jawab perusahaan)
4. Surat Pernyataan Kesanggupan memenuhi dan mematuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam surat dispensasi penggunaan jalan.
B. Persyaratan teknis :
1. Rute : .………....
2. Jenis muatan yang diangkut : .………... 3. Jumlah angkutan : .……… 4. Berat dan dimensi angkutan : .……… 5. Rencana teknis : .……… 6. Jadwal waktu pelaksanaan : .……… 7. Jumlah berapa kali akan
melewati jembatan (dalam waktu 6 bulan) : .……… 8. Kapasitas alat angkut (berat dan dimensi) : .………
Demikian permohonan ini diajukan dan atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Pemohon Dispensasi,
Tanda tangan - Cap
15 dari 287
Gambar 3 - Fomulir B.2 surat persyaratan kesanggupan untuk melakukan perbaikan alinemen vertikal dan horizontal
Formulir B.2.
SURAT PERNYATAAN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. N a m a : .……… 2. Jabatan : .……… 3. Perusahaan/Badan Hukum/Instansi Pemerintah : .……… 4. A l a m a t : .………
selaku pemohon dispensasi dalam penggunaan ruang manfaat jalan di lokasi...untuk... ...
Menyatakan dengan sebenar–benarnya bahwa kami sanggup untuk melakukan perbaikan alinemen vertikal dan horizontal, pelebaran jalur lalu lintas, peninggian ruang bebas, peningkatan kekuatan struktur jalan, peningkatan kekuatan struktur jembatan, dan pengaturan lalu lintas untuk keperluan penggunaan ruang manfaat jalan yang memerlukan perlakuan khusus pada lokasi tersebut di atas.
Demikian surat pernyataan ini dibuat, untuk dipergunakan semestinya.
Pemohon Dispensasi,
Materai-Tanda tangan-Cap
16 dari 287
Gambar 4 - Fomulir B.3 surat persetujuan prinsip dispensasi penggunaan jalan yang memerlukan perlakuan khusus
Formulir B.3 PERSETUJUAN PRINSIP
DISPENSASI PENGGUNAAN JALAN YANG MEMERLUKAN PERLAKUAN KHUSUS
Nomor : ... …………...…………. Lampiran : Kepada Yth. ... ... Di - ………..
Perihal : Persetujuan Prinsip Dispensasi Penggunaan Jalan Yang Memerlukan Perlakuan Khusus Sehubungan dengan permohonan Saudara dengan surat Nomor ... Tanggal ... Perihal: Permohonan Dispensasi Penggunaan Jalan Yang Memerlukan Perlakuan Khusus, setelah dilakukan evaluasi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis serta hasil peninjauan lapangan, pada prinsipnya permohonan Saudara dapat disetujui.
Guna pemberian dispensasi penggunaan jalan dimaksud, diharapkan saudara segera melengkapi persyaratan sebagai berikut:
1. Rencana teknis rinci, yang meliputi: gambar rute, gambar konstruksi dan bahan konstruksi;
2. Metode pelaksanaan, yang meliputi: perbaikan alinemen vertikal dan horizontal, pelebaran jalur lalu lintas, peninggian ruang bebas, peningkatan kemampuan struktur jalan dan jembatan, dan pengaturan lalu lintas;
3. Izin usaha (dalam hal pemohon adalah Badan Usaha);
4. Jaminan konstruksi senilai Rp. ... dan jaminan kerugian pihak ketiga senilai Rp... berupa jaminan bank atau jaminan perusahaan asuransi.
Demikian persetujuan prinsip ini kami berikan guna dilengkapi dan proses lebih lanjut.
Pemberi dispensasi,
Jabatan-Tandatangan-cap
17 dari 287
Gambar 5 - Fomulir B.4 surat perintah pelaksanaan kontruksi peningkatan kemampuan jalan dan jembatan
Fomulir B.4 SURAT PERINTAH PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN JALAN DAN JEMBATAN
Nomor : ... …………...…………. Lampiran : (Daftar Jalan dan Jembatan yang perlu diperkuat)
Kepada Yth.
... ... Di -
………..
Perihal : Pelaksanaan Konstruksi Peningkatan Kemampuan Jalan dan Jembatan
Sehubungan dengan permohonan Saudara dengan surat Nomor ... Tanggal ... Perihal Permohonan Dispensasi Penggunaan Jalan dan Jembatan Yang Memerlukan Perlakuan Khusus dan surat kami Nomor .... Tanggal .... Perihal Persetujuan Prinsip Dispensasi Penggunaan Jalan yang Memerlukan Perlakuan Khusus, setelah dilakukan evaluasi persyaratan, dengan ini diharapkan saudara segera melaksanakan pekerjaan konstruksi peningkatan kemampuan jalan dan jembatan sebagaimana tersebut dalam daftar terlampir dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Menyampaikan nama penyedia jasa konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan. 2. Pelaksanaan pekerjaan akan diawasi oleh petugas penyelenggara jalan yang ditunjuk. 3. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan koordinasi instansi terkait.
4. Pemeriksaan hasil pekerjaan akan dilakukan setelah pekerjaan selesai dan dituangkan dalam Berita Acara.
5. Penerbitan persetujuan dispensasi akan dilakukan setelah ditanda tanganinya Berita Acara.
Demikian surat perintah ini untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Pemberi Surat Perintah,
Jabatan-Tanda tangan-Cap
( ...)
18 dari 287
\
Gambar 6 - Fomulir B.5 berita acara hasil pemeriksaan pelaksanaan konstruksi peningkatan kemampuan jalan dan jembatan
Formulir B.5
BERITA ACARA HASIL PEMERIKSAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENINGKATAN KEMAMPUAN JALAN DAN JEMBATAN
Pada hari ini ... tanggal ... bulan ... tahun ... yang bertanda tangan di bawah ini:
Tim Pemeriksa Teknis yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan... Nomor : ... Tanggal ...,
bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan pelaksanaan konstruksi peningkatan kemampuan jalan dan jembatan pada ruas jalan ... dalam rangka penerbitan surat dispensasi penggunaan jalan yang memerlukan perlakuan khusus sesuai dengan surat perintah Nomor... Tanggal ... dengan ini dinyatakan telah memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk pelaksanaan angkutan sebagaimana dimaksud dalam surat permohonan Nomor...Tanggal...Perihal ...
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditanda tangani untuk penerbitan surat pemberian dispensasi.
TIM PEMERIKSA TEKNIS :
i. Ketua ... ii. Wakil ketua ... iii. Sekretaris ... iv. Anggota ... v. Dst ...
19 dari 287
Gambar 7 - Fomulir B.6 surat pemberian dispensasi penggunaan jalan yang memerlukan perlakuan khusus
Formulir B.6
PEMBERIAN DISPENSASI
PENGGUNAAN JALAN YANG MEMERLUKAN PERLAKUAN KHUSUS
Nomor : ... ………. Lampiran : Kepada Yth. ... ... Di - ………..
Perihal : Pemberian Dispensasi Penggunaan Jalan yang Memerlukan Perlakuan Khusus
Berdasarkan Berita Acara Hasil Pemeriksaan Tim Pemeriksa Hasil Pelaksanaan Konstruksi Peningkatan Kemampuan Jalan dan Jembatan Nomor ………. Tanggal ………. dengan ini diberikan dispensasi kepada ………..………dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Rute : .………
2. Jumlah angkutan : .……… 3. Berat dan dimensi angkutan : .……… 4. Jadwal waktu pelaksanaan : .………
5. Perjanjian Penggunaan Jalan yang memerlukan perlakuan khusus Nomor... Tanggal...
Bersedia bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin ditimbulkan dari kerusakan yang terjadi atas bangunan atau prasarana yang dibangun atau dipasang pada bagian–bagian jalan yang dimohon.
Dispensasi ini berlaku ... (...) bulan sejak tanggal diterbitkannya surat dispensasi ini. Demikian pemberian dispensasi ini diberikan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Penerima Dispensasi Pemberi Dispensasi ,
Jabatan-Tandatangan-Cap Jabatan-Tandatangan-Cap
Materai
(...) (...)
Tembusan disampaikan kepada Yth. 1.
... 2.
20 dari 287
6 Data kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus 6.1 Pendahuluan
Kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus adalah kendaraan yang memiliki dimensi dan berat yang melebihi ketentuan kendaraan yang dispesifikasikan dalam SNI Pembebanan Jembatan atau UU No. 22 Tahun 2009 tetapi tetap memiliki muatan sumbu terberat (MST) maksimum sesuai UU Nomor 22 tahun 2009 sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Bab 1 panduan ini. Kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus yang dimaksud dalam panduan ini terdiri dari prime mover dan multi axle yang mengangkut beban khusus.
6.2 Data beban yang diangkut 6.2.1 Umum
Terdapat banyak jenis kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus. Setiap jenis kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus memiliki konfigurasi gandar yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan data-data spesifikasi kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus yang akan melewati jembatan eksisting untuk keperluan analisis struktur.
6.2.2 Data prime mover
Prime mover merupakan truk yang berfungsi menarik atau mendorong multi axle. Data-data terkait prime mover yang harus disediakan oleh pemohon dispensasi berupa:
1) Berat sendiri prime mover “(lihat Gambar 8)”;
2) Jumlah iringan prime mover yang membebani jembatan; 3) Jumlah dan jarak antar gandar (a,b) “(lihat Gambar 8)”;
4) Berat counter weight (cw) dari masing-masing prime mover “(lihat Gambar 9)”; 5) Jumlah roda dalam satu gandar “(lihat Gambar 10)”;
6) Lebar sisi terluar roda prime mover (x) “(lihat Gambar 10)”; 7) Faktor amplifikasi dinamis kendaraan yang digunakan
Besarnya faktor amplifikasi ditentukan oleh tim ahli bersertifikat. Sebagai referensi, peraturan AASHTO The manual for bridge evaluation tahun 2018 menggunakan nilai 1.33 jika kecepatan kendaraan saat melintasi jembatan eksisting besar dari 16 km/jam. Florida department of transportation tahun 2012 juga menggunakan nilai sebesar 1,33 namun tidak memberikan batasan kecepatan.
a b
21 dari 287
a b
COUNTER WEIGHT (CW)
Gambar 9 - Prime mover dan counter weight
x
Gambar 10 - Lebar sisi terluar roda prime mover 6.2.3 Data multi axle
Multi axle merupakan kendaraan platform dengan banyak gandar yang digunakan untuk mengangkut benda yang tidak bisa diangkut oleh truk standar. Pemeriksaan suspensi kendaraan harus menjamin bahwa beban terdistribusi secara merata. Data-data terkait multi axle yang harus disediakan oleh pemohon dispensasi berupa:
1) Jumlah iringan multi axle yang membebani jembatan . 2) Lebar sisi terluar roda multi axle (x) “(lihat Gambar 11)”; 3) Jumlah roda dalam satu gandar “(lihat Gambar 11)”; 4) Jumlah dan jarak antar gandar (a) “(lihat Gambar 12)”; 5) Berat sendiri multi axle “(lihat Gambar 12)”;
6) Berat beban yang diangkut multi axle (w) “(lihat Gambar 13)”; 7) Faktor amplifikasi dinamis kendaraan
Besarnya nilai faktor amplifikasi ditentukan oleh tim ahli bersertifikat. Sebagai referensi, peraturan AASHTO The manual for bridge evaluation tahun 2018 menggunakan nilai 1.33 jika kecepatan kendaraan saat melintasi jembatan eksisting besar dari 16 km/jam. Florida department of transportation tahun 2012 juga menggunakan nilai sebesar 1,33 namun tidak memberikan batasan kecepatan.
22 dari 287
X
Gambar 11 - Lebar sisi terluar roda multi axle side by side
a a a a a a a a a a a
Gambar 12 - Multi axle
Beban yang diangkut (w)
a a a a a a a a a a a
Gambar 13 - Multi axle beserta beban yang diangkut
a a a a a
a a a a
a
Gambar 14 - Multi axle jenis flatbed semi trailer Multi axle terdiri dari berbagai macam jenis diantaranya :
1) Multi axle modular trailer (MAMT) merupakan alat angkut berbentuk trailer yang terdiri dari satu atau beberapa axle yang dapat digabungkan sesuai dengan kebutuhan beban. Berikut jenis MAMT (Multi Axle Modular Trailer) berdasarkan konfigurasi penggabungan multi axle.
23 dari 287
a) Multi axle single line merupakan multi axle yang disusun secara segaris antar modul 1 dan lainnya. Jumlah axle tergantung kebutuhan. Semakin banyak axle yang digunakan semakin panjang dimensi multi axle. “(lihat Gambar 15)”;
b) Multi axle side by side merupakan penggabungan antara satu line multi axle dengan setengah multi axle menjadi satu modular. Dalam satu modular bisa dipisah menjadi dua yaitu kiri dan kanan “(lihat Gambar 16)”.
2) Self propelled modular transporter (SPMT) merupakan kendaraan dengan banyak gandar yang mana gandar tersebut dikoordinasikan oleh sistem panel kontrol genggam yang memungkinkan SPMT untuk berputar, bergerak ke samping atau bahkan berputar di tempat “(lihat Gambar 17)”.
Gambar 15 - Multi axle modular trailer (MAMT) single line
24 dari 287
Gambar 17 - Self propelled modular transporter (SPMT) 6.2.4 Distribusi beban di setiap gandar
Saat mengajukan permohonan dispensasi, pemohon dispensasi harus memastikan bahwa beban pada sistem suspensi kendaraan terdistribusi merata pada tiap gandar. Pengukuran distribusi beban boleh mengacu pada dokumen Pd 15-2018-B, Pedoman Pengukuran beban kendaraan dengan weigh-in motion (WIM) bridge yang diterbitkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau metode lainnya yang dapat memberikan hasil pemeriksaan yang terbukti akurat. Sebelum memperoleh dispensasi atau melakukan perkuatan jembatan jika diperlukan, pemohon dispensasi melakukan pemeriksaan sistem suspensi alat di lapangan dengan diawasi oleh penyelenggara jalan atau pihak yang bertindak sebagai penyelenggara jalan. Metode untuk pemeriksaan sistem suspensi di lapangan dapat berupa timbangan statis yang dipasang pada masing-masing roda.
25 dari 287
7 Pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan eksisting 7.1 Pendahuluan
Pemeriksaan kondisi jembatan eksisting merupakan suatu proses pengumpulan data fisik dan kondisi struktur jembatan eksisting yang harus dilakukan pihak pemohon dispensasi setelah adanya persetujuan prinsip, peninjauan lapangan dan surat perintah pelaksanaan pemeriksaan. Pada bab ini dibahas jenis-jenis dan tata cara pemeriksaan yang harus
dilakukan serta prosedur penentuan nilai kondisi (NK) komponen struktur jembatan eksisting. Data hasil pemeriksaan digunakan untuk penilaian kondisi, analisis, dan rating
jembatan eksisting.
7.2 Prosedur pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan eksisting 7.2.1 Umum
Pemeriksaan kondisi jembatan eksisting bertujuan untuk mendapatkan data jembatan eksisting baik dari segi sifat-sifat material, cross section properties, elemen, dan komponen dari jembatan eksisting yang akan dilalui oleh kendaraan beban khusus dan alat angkut khusus, serta informasi kerusakan yang terjadi. Pemeriksaan kondisi jembatan eksisting yang harus dilakukan oleh pihak pemohon dispensasi, yaitu:
1) Pemeriksaan detail
Pemeriksaan detail dilaksanakan untuk menilai kondisi suatu jembatan secara visual dengan menggunakan alat sederhana. Semua elemen dan komponen jembatan diperiksa, diidentifikasi dan didata kerusakan yang terjadi. Pemeriksaan detail dijelaskan pada sub bab 7.2.2.
2) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan jika hasil pemeriksaan detail dirasa meragukan dan tidak memberikan informasi yang cukup. Pemeriksaan khusus secara mendalam bertujuan untuk mendapatkan informasi sifat-sifat material, memantau kondisi elemen dan komponen struktur tertentu yang berpotensi atau dideteksi mengalami kerusakan namun tidak bisa diperiksa secara visual, mengetahui tingkat keparahan kerusakan yang terjadi, kuantitas kerusakan, serta fungsi dan pengaruh dari kondisi elemen jembatan yang telah mengalami kerusakan. Pemeriksaan khusus dijelaskan pada sub bab 7.2.3
Hasil pemeriksaan detail dan pemeriksaan khusus dinilai dalam suatu nilai kondisi (NK) yang selanjutnya dijelaskan dalam sub bab 7.3. Untuk struktur jembatan eksisting yang tidak memiliki data as-built drawing perlu dilakukan uji getar setelah melakukan pemeriksaan detail dan pemeriksaan khusus.
7.2.2 Pemeriksaan detail jembatan
Pemeriksaan detail dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi suatu jembatan secara visual dengan menggunakan alat sederhana.
Beberapa hal yang dipersiapkan dan dilakukan oleh pihak pemohon dispensasi secara umum untuk melakukan pemeriksaan detail diuraikan pada sub bab di bawah ini. Untuk lebih rinci Pedoman Pemeriksaan Jembatan No. 005-01/P/BM/2011 dapat digunakan sebagai acuan melakukan pemeriksaan detail.