• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 Pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan eksisting

7.3 Penilaian kondisi eksisting jembatan

7.3.3 Kode kerusakan

2.700 Perlengka pan 3.700 Bangunan pelengkap 4.701 4.711 4.712 4.713 4.714 4.715 4.721 4.722 4.723 4.731 4.741 Batas-batas ukuran Rambu-rambu dan tanda-tanda Marka jalan Papan nama Patung Parapet/tembok sedada Lampu penerangan Tiang lampu Kabel listrik Ultilitas Median 2.800 Gorong-gorong 3.810 Gorong gorong persegi 4.811 4.812 4.813 4.814 4.815 Dinding tegak Pelat bawah Pelat atas

Tanah timbunan di atas gorong-gorong

Tanah dasar di bawah struktur gorong-gorong 3.820 Gorong-gorong pipa 3.830 Gorong-gorong pelengkung 2.900 Lintasan basah 3.910 Lintasan dengan perkerasan 3.920 Lintasan alam 3.930 Ferry atau Ponton Sumber:No. 005-01/P/BM/2011, Pedoman pemeriksaan jembatan

7.3.3 Kode kerusakan

Kerusakan diberi suatu kode kerusakan dengan 3 angka. Kerusakan yang sering ditemukan dalam jembatan diuraikan dalam 2 bagian, yaitu kerusakan material dan kerusakan elemen. Contoh kerusakan yang berkaitan dengan material adalah :

1) Kerontokan pada beton, (kode 201)

2) Karat pada baja, (kode 302)

3) Pembusukan dalam kayu, (kode 401) Contoh kerusakan yang berkaitan dengan elemen adalah : 1) Gerusan pada aliran sungai, (kode 503) 2) Gerusan pada timbunan tanah, (kode 521) 3) Pergerakan dalam kepala jembatan. (kode 551) Berikut daftar kode kerusakan dapat dilihat pada Tabel 7.

40 dari 287

Tabel 7 Kerusakan pada elemen Kode

kerusakan Bahan dan Kerusakan

PASANGAN BATU BATA

101 Pelapukan dan retak

102 Penggembungan atau perubahan bentuk

103 Pecah atau hilangnya bahan

BETON

201 Cacat pada beton termasuk terkelupas, gompal, keropos, berongga, berpori dan kualitas beton yang jelek

202 Retak

203 Korosi pada tulangan baja

204 Kotor, berlumut, penuaan atau pelapukan beton

205 Pecah atau hilangnya bahan

206 Lendutan

BAJA

301 Penurunan mutu cat

302 Korosi

303 Perubahan bentuk

304 Retak

305 Komponen yang rusak atau hilang

306 Elemen yang salah

307 Kabel yang terurai atau aus

308 Sambungan yang longgar

KAYU

401 Cacat pada kayu akibat lapuk, serangan serangga, sobek, kerusakan mata kayu

402 Komponen yang rusak atau hilang

403 Penyusutan

404 Penurunan mutu lapis pengaman

405 Sambungan yang longgar

ALIRAN SUNGAI

501 Endapan atau lumpur yang berlebihan

502 Sampah yang menumpuk dan terjadinya hambatan aliran sungai

503 Pengikisan pada daerah dekat Pilar atau Kepala Jembatan 504 Air sungai macet yang mengakibatkan terjadinya banjir

BANGUNAN PENGAMAN

511 Bagian yang hilang atau tidak ada

TIMBUNAN

521 Gerusan

522 Retak atau penurunan atau penggembungan

531

TANAH BERTULANG

Penggembungan permukaan

532 Retak, rontok, atau pecah dari panel tanah bertulang

ANGKUR - JEMBATAN GANTUNG DAN JEMBATAN KABEL

541 Tidak stabil

KEPALA JEMBATAN DAN PILAR

551 Kepala Jembatan atau pilar bergerak

LANDASAN PENAHAN GEMPA

561 Elemen longgar atau hilang

601 602 603 604 605 606 607

LANDASAN ATAU PERLETAKAN

Tidak cukupnya tempat untuk bergerak Kedudukan landasan yang tidak sempurna Mortar dasar retak atau rontok

Perpindahan yang berlebihan perubahan (deformasi) yang berlebihan Aus karena umur landasan pecah atau retak

Bagian yang rusak atau hilang

41 dari 287

Tabel 7 Kerusakan pada elemen (lanjutan) Kode

kerusakan Bahan dan Kerusakan

701 702

PELAT DAN LANTAI

Kesalahan sambungan lantai memanjang Lendutan yang berlebihan

711 712

PIPA DRAINASE DINDING, PIPA CUCURAN DAN DRAINASE LANTAI

Pipa cucuran dan drainase lantai yang tersumbat Elemen hilang atau tidak ada

721 722 723 724

LAPISAN PERMUKAAN

Permukaan licin permukaan yang kasar atau berlubang Retak pada lapisan permukaan

Lapisan permukaan yang bergelombang Lapisan perkerasan yang berlebihan 731

732 733

TROTOAR/KERB

Permukaan trotoar yang licin Lubang pada trotoar

Bagian yang hilang 801 802 803 805 806 SAMBUNGAN LANTAI

Kerusakan sambungan lantai yang tidak sama tinggi Kerusakan akibat terisinya sambungan

Bagian yang longgar atau lepas ikatannya Bagian yang hilang

Retak pada aspal karena pergerakan di sambungan lantai 901

RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DAN MARKA JALAN

Kerusakan atau hilangnya batas-batas ukuran 911

912

RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DAN MARKA JALAN

Tulisan tidak nyata atau jelas Bagian yang hilang

921 922

LAMPU, TIANG TUMPU DAN KABEL LISTRIK

Rusaknya bahan atau penurunan mutu Bagian yang hilang

931

UTILITAS

Tidak berfungsi

Sumber:No. 005-01/P/BM/2011, Pedoman pemeriksaan jembatan

7.3.4 Penentuan nilai kondisi (NK) berdasarkan hasil pemeriksaan detail atau pemeriksaan khusus

Setelah elemen dan bentuk kerusakan selesai dicatat, kondisi jembatan eksisting dinilai dengan menggunakan suatu sistem penilaian kondisi elemen yaitu nilai kondisi (NK). Penilaian kondisi elemen yang rusak terdiri atas serangkaian pertanyaan yang berjumlah 5 (lima) pertanyaan. Penentuan nilai kondisi (NK) ini berlaku untuk hasil pemeriksaan detail dan pemeriksaan khusus. Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penilaian kondisi elemen sebagai berikut:

1) Struktur (S)

Ditinjau dari struktur apakah kerusakan berbahaya atau tidak? 2) Kerusakan (R)

Apakah tingkat kerusakan parah atau tidak? 3) Kuantitas (K)

Apakah jumlah kerusakan lebih besar atau sama dengan 50% dari area atau volume atau panjang? Selain hal tersebut perlu dihitung juga volume kerusakan yang sesungguhnya.

42 dari 287 4) Fungsi (F)

Apakah elemen tersebut masih berfungsi atau tidak? 5) Pengaruh (P)

Apakah kerusakan mempunyai pengaruh terhadap elemen lain?

Nilai sebesar 0 atau 1 diberikan pada elemen sesuai dengan kerusakan yang ada pada tiap-tiap variabel penilaian. Nilai NK diperoleh dengan menjumlahkan angka penilaian kondisi dari kelima variabel tersebut, sehingga diperoleh angka nilai kondisi (NK) terkecil bernilai 0 dan terbesar bernilai 5. Angka 0 menyatakan bahwa tidak terjadi kerusakan pada komponen struktur yang ditinjau, sedangkan angka 5 menyatakan bahwa terjadi kerusakan parah pada komponen struktur yang ditinjau. Nilai sebesar 1 atau 0 diberikan kepada elemen sesuai dengan setiap kerusakan yang ada menurut kriteria yang diperlihatkan dalam Tabel 8.

Tabel 8 Kriteria penentuan nilai kondisi

Nilai Kriteria Nilai

struktur (S) Berbahaya 1

Tidak berbahaya 0

kerusakan (R) Parah 1

Tidak parah 0

kuantitas (K) Lebih dari 50% 1

Kurang dari 50% 0

fungsi (F) Elemen tidak berfungsi 1

Elemen berfungsi 0

pengaruh (P) Mempengaruhi elemen lain 1

Tidak mempengaruhi elemen lain 0

nilai kondisi

(NK) NK = S + R + K + F + P 0 - 5

Sumber:No. 005-01/P/BM/2011, Pedoman pemeriksaan jembatan

Dalam menggunakan sistem ini, nilai kondisi (NK) diberikan pada Level 5, Level 4 atau Level 3. Bila penilaian awal dari suatu elemen (individual) diberikan pada Level 5, maka kelompok dari elemen yang mirip dinilai pada level yang lebih tinggi, yaitu Level 4 dan Level 3, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sama mengenai kelompok elemen secara keseluruhan.

Nilai kondisi (NK) suatu elemen struktur dari jembatan eksisting yang ditinjau dijadikan sebagai acuan dalam pemodelan dan analisis struktur apakah elemen tersebut diperhitungkan atau tidak dan apakah memiliki dampak lain seperti harus mengurangi nilai variabel kekuatan akibat kerusakan yang terjadi. Sebagai contoh, suatu elemen pengaku lateral pada jembatan baja gelagar I komposit telah mengalami tekuk dan diberi nilai NK = 5, maka dalam pemodelan struktur global elemen tersebut tidak dimasukkan. Contoh lain pada kasus jembatan beton bertulang, dimisalkan terdapat keretakan pada balok dan memiliki nilai NK = 3, maka dalam pemodelan dan analisis struktur elemen tersebut dianggap telah mengalami reduksi luas penampang. Hal seperti ini dilakukan agar model struktur yang dianalisis bisa mewakili kondisi riil jembatan di lapangan. Perlu diperhatikan bahwa penerapan nilai NK dalam pemodelan dan analisis struktur, misalkan mengabaikan suatu elemen struktur atau menggunakan dimensi penampang tereduksi karena elemen tersebut sudah rusak, harus direkomendasikan oleh ahli yang bersertifikat dan mendapat persetujuan

43 dari 287

dari pihak penyelenggara jalan. Hasil dari analisis struktur ini berupa gaya dalam yang akan dijadikan sebagai data input untuk perhitungan load rating.

Dokumen terkait