• Tidak ada hasil yang ditemukan

M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h

A G U S T U S 2 0 1 7 / N O . 3 0 2 W W W . U K I . C A U K I T O R O N T O

GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)

Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Christine Budihardjo Randy Danurahardja Novius Handy Penasehat: Rm. J. Juliwan M. SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the

Sa-cred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Email: redaksi@uki.ca

(2)

Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ, (647) 532.1318 jjuliwan@gmail.com

Deacon Deacon Val Danukarjanto,

(416) 497.2274 danu@sympatico.ca

DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA

Koordinator Damianus Indyarta, (416) 284.4707 koordinator@uki.ca Sekretaris Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801 sekretaris@uki.ca Bendahara Evy Patuwo, (647) 323.3525 bendahara@uki.ca WILAYAH TIMUR Ketua Wilayah Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246 east@uki.ca Seksi Liturgi

Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896 liturgyukieast@yahoo.ca

Seksi Bina Iman

Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338 yuritalauw@yahoo.com

Seksi Sosial Lusia Lie

lielusia@gmail.com, (416) 903.9718 Seksi Rumah Tangga Isabella Iman, (416) 838.6282 isabella_iman@yahoo.ca Usher Janto Dinoto, (416) 402.7106 jantodinoto@yahoo.ca WILAYAH BARAT Ketua Wilayah

Michael Karta Lanson, (416) 917.3888 west@uki.ca

Seksi Liturgi Stephanus Limpi, (416)827.2800

liturgyukiwest@yahoo.ca Seksi Bina Iman

Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901 sari6888@gmail.com

Seksi Sosial

Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608 yudhi08@yahoo.com Seksi Rumah Tangga Rica Hendra, (647) 994.7789 gissy_h@yahoo.com Usher Diana Lucas, (416) 824.4069 dianarusdin@yahoo.com BIDANG KHUSUS Mudika, Felicia Wirahar dja

mudikatoronto@gmail.com PELAKSANA KHUSUS

Ketua Lektor Lilian Tjokro, (905) 887.9546

lilian.tjokro@rogers.com Ketua Sakristan/Pembagi Komuni

Hendry Wijaya, (416) 450.6536 hendry.wijaya@rogers.com

Ketua Altar Server Budiman Widjaja, (416) 250.1655

(3)

H A L A M A N 3 A G U S T U S 2 0 1 7 / N O . 3 0 2

Sebuah perjuangan

alaupun tinggal di Canada, tidak mungkin dilupakan bahwa pada bulan Agustus ini, Bangsa Indonesia merayakan peristiwa penting, yakni Kemerdekaan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan belum

lama ini di Toronto, diadakan “Indonesian Street Festival”, yang menampilkan wajah Indonesia melalui berbagai kegiatan bagi semua orang. Sudah 72 tahun usia Negara Republik Indonesia, usia yang sudah cukup matang sebagai bangsa dan negara. Itulah yang sekarang ini kita syukuri sebagai orang yang lahir dan dibesarkan di Indonesia.

Walau usia sudah bertambah, perjuangan terus berlanjut dan tidak pernah akan selesai, karena perjuangan

adalah bagian dalam kemerdekaan dan hidup dalam kebebasan.

Kita bisa melihat kilas balik perjalanan Bangsa Indonesia untuk sampai kepada Kemerdekaan sekarang ini. Perjuangan yang disertai pengorbanan hidup pun terjadi untuk menghantarkan Indonesia sampai kepada kebebasan dari penjajahan sehingga Kemerdekaan diproklamirkan kepada seluruh dunia. Inilah langkah tegas dan mantap, yang diambil oleh para pelopor Kemerdekaan Indonesia. Langkah yang harus diteruskan sampai saat ini dengan perjuangan yang bukan lagi untuk kemerdekaan dari panjajahan bangsa asing, melainkan dari penjajahan dalam bentuk lainnya.

Perjuangan yang dilakukan adalah dalam rangka

mempertahankan yang baik dan yang sudah ada. Selain itu

berjuang pula untuk melawan berbagai bentuk pengaruh yang tidak baik, yang jaman ini semakin mencoba merusak kebebasan manusia sebagai Citra Allah. Maka bukan hanya perjuangan dalam satu negara lagi, melainkan dalam setiap pribadi, siapapun dia dan dari bangsa apapun dia berasal.

Merdeka atau mati

Sering kita dengar ungkapan ini di masa perjuangan dulu, yakni “Merdeka atau Mati!” Jelas maksudnya hanya ada pilihan Merdeka dan bebas dari kuasa bangsa asing atau lebih baik mati. Itulah yang diwujudkan lewat perjuangan yang membawa sampai jatuhnya banyak korban, yakni para pahlawan. Demi sebuah kemerdekaan dan kebebasan hidup seluruh bangsa yang tertindas, banyak orang siap memberikan hidupnya sampai mati. Itulah bentuk kecintaan terhadap Bangsa dan Negara, tempat setiap orang dilahirkan dan hidup di dalamnya.

Dalam memperjuangkan kemerdekaan itulah dibutuhkan kesiap-sediaan untuk memberikan hidup. Dalam konteks kita sebagai seorang katolik, jelaslah bahwa Tuhan Yesus Kristus telah menunjukkan dan melakukannya. Yesus datang untuk membebaskan dan memerdekakan kita semua dari penjajahan dosa. Hal ini membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang lebih besar karena lawannya bukanlah manusia melainkan kuasa jahat yang telah menguasai manusia. Tuhan Yesus Kristus menjadi manusia untuk membebaskan manusia yang dikuasai oleh dosa. Ternyata untuk membebaskan dan memerdekakan bukanlah hal yang mudah. Karena ini berarti mengusir dan mengalahkan kuasa jahat yang telah menguasai manusia sehingga manusia kehilangan identitas dirinya yang asli. Memang manusia tetap tampil biasa namun sudah tercemar dan perlu dibersihkan.

Pembersihan ini membutuhkan usaha dan perjuangan yang tidak mudah. Manusia sendiri harus bekerjasama dengan

kuasa Tuhan untuk mampu memberikan dirinya dibersihkan dan

dibebaskan. Yesus memberikan diriNya sebagai pribadi yang siap menebus manusia dari kuasa dosa dan maut. Dalam perjuangan ini, Yesus akhirnya mati di salib, dibunuh oleh manusia yang memusuhiNya. Namun kematian ini justru menjadi pembebasan bagi manusia berdosa, yang disertai oleh pertobatan dan perubahan hidup. Begitu pula dengan kematian banyak pahlawan, akhirnya Bangsa dan Negara terjajah dibebaskan dan merdeka.

Pembebasan dan Kebebasan

Kita telah hidup di Jaman Kemerdekaan dan hampir tidak ada penjajahan antar bangsa lagi sekarang ini. Namun demikian masih ada banyak penjajahan dalam bentuk lain di dalam kehidupan kita manusia. Penjajahan jenis baru ini sering tidak dirasakan sebagai yang menghancurkan namun realita malah merusak manusia dan bisa menjadikan manusia budak dari keinginan manusiawinya. Hal ini bisa mengakibatkan manusia menjadi jauh dari dirinya yang adalah citra Allah dan juga jauh dari Allah, yang menciptakannya. Ketika kita jauh dan menjauh dari sumber kehidupan kita, maka kita akan mati, walaupun tidak dirasakan.

Situasi seperti inilah yang perlu dibebaskan dan dimerdekakan, agar manusia menjadi pribadi yang lepas bebas. Sebagai seorang katolik, kita semua sudah dibebaskan dari kuasa jahat dan ditebus oleh Yesus Kristus. Penebusan kita menjadikan

Merdeka….

Sebuah Perjalanan Panjang Menuju Kebebasan

| Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ |

(4)

kita semua anak-anak Allah dan milik Allah. Namun demikian hal itu tidaklah berarti bahwa manusia tidak bisa lagi jatuh ke dalam dosa. Kejatuhan masih bisa terjadi karena manusia tetaplah manusia dengan kelemahan dan kecenderungannya. Dengan bekal sebagai anak Allah, sebenarnya kita semua sudah diberi kemampuan dan senjata untuk melawan semua tawaran yang sebenarnya adalah penjajah yang ingin menguasai kita semua.

Sekarang ini diperlukan pembebasan dari berbagai bentuk penjajahan baru di tengah kehidupan kita. Pembebasan

haruslah dimulai dari dalam diri kita sendiri, jelas dengan

bantuan kekuatan dari Sang Ilahi dan usaha pribadi. Kita tahu bahwa membebaskan diri dari dalam diri sendiri bukanlah hal yang mudah namun tetap bisa dilakukan dengan niat yang teguh. Tetap dibutuhkan perjuangan yang tidak kunjung henti.

Pribadi yang merdeka

Saatnya sekarang ini kita harus berani menjadi pribadi yang merdeka, yang bebas dari semua bentuk penjajahan. Tentu saja keterbukaan hati dan kesadaran akan ancaman itu harus selalu ada. Jangan pernah mengandaikan bahwa semua itu hanya sepele atau mudah dihadapi. Situasi yang lebih parah lagi yang sering terjadi sekarang ini adalah kompromis, jadi sikap menerima saja. Realita ini terjadi di banyak dimensi kehidupan kita sekarang ini. Contoh nyata dalam praktek aborsi, euthanasia dan banyak hal lain yang semakin menjadi umum. Bagaimana

sikap kita sebagai seorang manusia yang beriman?

Sering kita dengarkan kata ‘Human Right’ atau ‘Hak

Azazi Manusia’. Sebenarnya dari kata itu mengandung arti yang

sangat mendalam yang berkaitan dengan kemerdekaan manusia sebagai ciptaan Allah. Human Right berarti manusia hidup sesuai dengan hakekat dan identitasnya. Maka baiklah kita masing-masing sungguh menyadari keberadaan diri kita dengan semua kekayaan di dalamnya. Kita harus berani menjadi pribadi merdeka dan ikut memerdekakan orang lain dari pengaruh yang menjauhkan mereka dari diri mereka sendiri sebagai manusia dan dari Tuhan yang menciptakan mereka. Ketika kita

menyadari hal itu, melakukannya dan mengingatkan sesama kita, maka kita sedang membagikan kemerdekaan dan

membebaskan diri kita dan sesama kita dari pengaruh kehancuran dan penjajahan.

Selalu perlu kita ingat bahwa kita tidak akan mempu berjuang sendiri dalam mempertahankan kebebasan dan kemerdekaan sebagai anak Allah. Maka kerjasama dengan Tuhan Yesus yang telah menebus dan membebaskan kita ada di tempat pertama. Selanjutnya kerjasama sebagai satu keluarga dalam Gereja menjadi bagian berikutnya. Akhirnya kerjasama dengan semua manusia yang merindukan pembebasan dari berbagai penjajahan yang menghancurkan itu.

Mari kita berjuang dengan senjata Iman, Moral dan Kasih untuk menjadi pribadi yang bebas dan merdeka dan membebaskan sesama kita.□

Upacara Bendera Peringatan HUT RI ke-72

Foto diambil dari KJRI Toroto Kanada facebook post.

(5)

H A L A M A N 5 A G U S T U S 2 0 1 7 / N O . 3 0 2

Rekan-rekan yang baik!

eskipun sudah dirayakan sejak abad ke-4, baru pada tahun 1950-lah pengangkatan Maria ke surga jiwa dan badan ditegaskan secara resmi sebagai bagian ajaran kepercayaan iman. Berikut ini sekedar latar

belakangnya. Sekitar awal abad ke-20 di beberapa kalangan para teolog berkembang aliran berpikir yang pada dasarnya menolak hal-hal yang tak bisa diterangkan dengan akal budi dan

pengetahuan pada waktu itu. Pendapat seperti ini meluas pengaruhnya dalam Gereja, juga di kalangan para rohaniwan. Salah satu akibat dari cara berpikir tadi ialah penolakan adanya sisi-sisi keramat dalam kehidupan,

termasuk hal-hal yang biasa disebut mukjizat, dan tentu saja tradisi mengenai Maria diangkat ke surga langsung sesudah wafatnya. Tetapi pengalaman pahit dalam dua perang dunia mengajarkan betapa orang sesungguhnya tidak berdaya menghadapi sisi-sisi gelap kemanusiaan sendiri. Berangsur-angsur ketergantungan pada kekuatan ilahi semakin disadari kembali. Dalam hubungan ini penegasan kepercayaan Maria diangkat ke surga jiwa dan badan itu menjadi pernyataan resmi iman Gereja dalam menerima kenyataan mukjizat yang terjadi pada Maria. MARIA DIANGKAT KE SURGA Merayakan peristiwa Maria diangkat ke surga dapat menjadi ungkapan kepercayaan akan masa depan kemanusiaan sendiri. Pada satu saat

nanti umat manusia seluruhnya akan kembali berada bersama dengan Tuhan di surga. Hal ini sering digambarkan bakal terjadi lewat "pemurnian" dengan pelbagai cara seperti halnya tempat penantian, pengadilan terakhir yang memisahkan orang baik dari orang jahat, atau pembersihan jiwa kedosaan. Inti pemikirannya sama, yakni satu ketika nanti kita akan pulih menjadi warga Firdaus kembali dan masuk ke sana. Dan kita percaya bahwa itu dapat terjadi karena salah satu dari kemanusiaan, yakni Maria, sudah ada di sana dan kini ia melantarkan doa-doa permohonan dari yang biasa hingga yang amat khusus kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kita acap kali menyadari bahwa Tuhan lebih mendengarkan kita - berkat Maria - daripada kita mendengarkan-Nya. Maria tahu jalan-jalan menyampaikan doa kita kepada Yang Mahakuasa.

Diceritakan dalam Kitab Kejadian, manusia dan istrinya diusir dari Firdaus karena melanggar larangan memakan buah pengetahuan baik dan buruk. Ini dosa. Dosa membuat

kemanusiaan merosot. Sebelumnya mereka akrab dengan dunia ilahi, dapat bercakap-cakap dengan Tuhan. Manusia merasa aman di hadapan-Nya. Tapi begitu mereka sadar telah melanggar larangannya mereka takut bertemu dengan-Nya dan

menyembunyikan diri. Rasa saling percaya rusak dan tidak lagi mereka dapat berdiam di Firdaus. Tuhan mengusir mereka dan bahkan menempatkan malaikat penjaga berpedang api agar mereka tak bisa mendekat ke pohon kehidupan. Manusia kini

harus berjerih payah mencari makan agar hidup terus. Istrinya harus menderita tiap kali mau menjadi ibu. Dan penggoda mereka, ular, dikutuk jalan melata. Tapi juga dikatakan seorang keturunan perempuan yang diperdayakannya itu nanti akan meremukkan kepalanya. Ini semuanya ada dalam Kitab Kejadian 3. Mari kita bayangkan kelanjutan yang tidak diceritakan dalam Alkitab, tapi bisa kita rasa-rasakan. Setelah mengusir manusia dari Firdaus, Tuhan pun menghela nafas. Dan semua penghuni surga pun tertunduk diam. Seluruh Firdaus seperti berkabung. Dan memang suasana ini membuat Tuhan merasa kesepian. Suatu hari Ia mengambil keputusan untuk turun ke dunia mencari manusia yang sudah diusir-Nya. Ia mengubah diri menjadi suara batin yang ada dalam diri manusia. Dengan demikian, manusia diam-diam dituntun-Nya melangkah, mungkin dengan jatuh bangun, pada jalan kembali ke Firdaus, lewat jalan lain yang tidak dijaga malaikat berpedang api. Begitulah Ia berharap satu ketika nanti manusia akan bisa berada kembali di surga mengusir suasana murung untuk selama-lamanya.

Hari ini dirayakan kembalinya satu dari keturunan yang telah terusir dari Firdaus tadi. Bukan itu saja. Dirayakan pulihnya suasana gembira di surga. Dirayakan kebesaran Tuhan yang dapat membawa kembali kemanusiaan ke sana. Dirayakan pula kemampuan manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan. Dirayakan seorang yang hidup tulus mengikuti suara batin, yang membiarkan diri dituntun suara batin. Dan lebih dari itu. Kandungan suara batinnya itu menjadi darah daging juga - menjadi manusia. Manusia pertama yang bangkit dari kematian dan naik ke surga. Yesus dan dia yang kini mengisi surga dengan

Maria Diangkat Ke Surga

(6)

H A L A M A N 6

erjalanan hari ini menjadi perjalanan yang penuh refleksi, karena setiap orang akan mengalami sendiri bagian dari pergolakan dan

penderitaan Tuhan Yesus Kristus. Inilah saatnya untuk menyadari

pergolakan hidup kita masing-masing di dalam kehidupan kita pribadi. Dalam hal inilah iman mendapat tempat sentral bagi kehidupan harian kita.

“Temptation Galery”

Hari ini telah diawali dengan tantangan dan godaan tersendiri. Kunjungan awal adalah ke toko yang bernama ‘Temptation Galery’, yang menjual berbagai benda dari kulit dan juga berbagai kerajinan lainnya. Tempat ini menjadi tempat ‘temptation’ pertama di awal hari ini. Diberi nama ‘Temptation Galery’ karena dari tempat ini tampaklah Bukit Godaan, tempat Tuhan Yesus mengalami godaan dari setan. Bukit ini tampak gersang dan berdebu, sebuah gambaran akan keadaan kehidupan yang terkadang kering karena berbagai tantangan kehidupan dan godaan.

Sungai Yordan

Perjalanan selanjutnya menuju ke Sungai Yordan, sungai yang mengalir melintasi daerah Israel. Sungai Yordan yang panjang ini memberikan makna penting bagi perjalanan iman bangsa Israel. Setidaknya di Sungai Yordan inilah Yohanes Pembaptis membaptis banyak orang bagi pertobatan mereka. Di Sungai Yordan ini pula Tuhan Y esus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Pembaptisan ini menjadi awal tampilnya Yesus di depan umum dan menandai awal KaryaNya di dunia ini. Sewaktu bapatisan Yesus inillah terdengar suara Bapa, “Inilah PuteraKu yang terkasih,

dengarkanlah Dia”. Bersamaan dengan suara itu turunlah Burung Merpati

sebagai tanda Roh Kudus yang turun ke atas Yesus. Maka jelaslah bahwa dalam peristiwa baptisan Yesus, Allah Tritunggal hadir di sana untuk mengatakan bahwa Yesus, Sang Putera ini ada dalam persatuan dengan Bapa dan Roh Kudus.

Di salah satu sisi Sungai Yordan ini pula, kita dapat merasakan dan menyentuh langsung air Sungai Yordan. Hadir dan menyentuh langsung air Yordan ini membuat kita semakin diteguhkan akan baptisan kita, yang adalah baptisan Yesus sendiri. Baptisan Yesus adalah Baptisan Allah Tritunggal, kita masuk dalam kesatuan Allah Tritunggal Mahakudus. Memang kita tidak dibaptis lagi di tempat ini, namun diperbaharui dan disegarkan kembali serta diperciki dengan air Sungai Yordan.

Qumran

Perjalanan berlanjut menuju ke Qumran. Di Qumran inilah ditemukan gulungan-gulungan tulisan Kitab Suci. Gulungan-gulungan itu disimpan di dalam guci dan di tempatkan di gua-gua. Ketika ditemukan, tentu tidak semuanya masih utuh karena tersimpan cukup lama. Di Qumran ini dahulu ada biara dan masih tampak sisa-sisa peninggalannya. Di biara inilah tinggal kaum Esseni, sekelompok orang yang ingin hidup setia kepada Hukum Tuhan. Merekalah yang menyalin tulisan Kitab Suci agar tidak hancur oleh bangsa asing. Semua gulungan Kitab Suci ini dikenal sebagai Dead Sea Scroll, yakni Gulungan Laut Mati.

Untuk mengenal sedikit lebih dalam mengenai Qumran, diputarkan film singkat dan menguinjungi Museum mengani Qumran. Dengan menyaksikan sendiri tempat ditemukannya gulungan Kitab Suci ini, kita semakin melihat perjuangan orang jaman dahulu dengan keterbatasan fasilitas yang ada, mereka berusaha menyelamatkan tulisan suci mengenai Sejarah Keselamatan. Berkat jasa merekalah, kita semua bisa terus membaca dan merenungkan Sabda Tuhan.

Bukit Pencobaan

Sekarang saatnya kita menuju ke Bukit Pencobaan, tempat Y esus

dicobai oleh iblis setelah Ia dibaptis. Perjalanan menuju ke bukit ini harus

| Oleh Rm Johanes Juliwan Maslim SCJ |

Menghadapi

Tantangan

dengan

Iman

Perjalanan Ziarah UKI 2016 menuju

Holy Land dan Roma

Hari 6: Jumat, 4 November 2016

(7)

A G U S T U S 2 0 1 7 / N O . 3 0 2 H A L A M A N 7

ditempuh dengan menaiki gondola, karena letaknya yang cukup tinggi. Setelah sampai di tempat, masih dilanjutkan dengan berjalan kaki mendaki sampai ke tempat Tuhan Yesus berpuasa dan mengalami pencobaan. Perjalanan ini saja sudah merupakan tantangan tersendiri, apalagi darahnya cukup kering dan gersang. Di atas bukit inilah ada gua tempat Yesus berpuasa dan juga mengalami godaan setan. Batu tempat Yesus digoda supaya menjatuhkan diri, juga dapat dilihat. Tentu saja semuanya itu membantu kita untuk berefleksi akan peritstiwa hidup Y esus yang tidak mudah.

Di Bukit Pencobaan ini terdapat biara dari Gereja Ortodox dan juga gerejanya yang dilukis dengan berbagai icon. Tempat ini mengingatkan kepada kita semua bahwa

kehidupan kita tidak pernah lepas dari tantangan dan godaan yang datang dari si setan. Oleh sebab itu diperlukan

kekuatan iman seperti yang dicontohkan oleh Yesus sendiri. Pegangan Yesus adalah Sabda Allah, yang berarti hanya

kepada Allah saja peganganNya. Ketika hanya percaya kepada Allah, maka setan pun akan mundur. Kita pun harus berani untuk menolak tawaran dan godaan setan yang tampaknya menarik namun menghancurkan.

Gereja “Terra Sancta” – Gereja Tanah Suci

Setelah perjalanan menuju beberapa tempat, sekarang tiba saatnya untuk merayakan Ekaristi sebagai pusat dan puncak kehidupan kita. Ekaristi dirayakan di Gereja Terra Sancta yang masih berada di daerah Yerikho. Dalam gereja ini digambarkan Y esus

bersama Zakeus dan Bartimeus, dua orang yang mengalami kebaikan Tuhan. Kedua orang

itu tidak hanya mengalami kesembuhan fisik, namun terutama kesembuhan dalam hidup

mereka. Kehadiran dan perjumpaan dengan Yesus telah membawa kehidupan baru bagi

mereka dan juga kita semua.

Via Dolorosa – Jalan Dukacita

Ketika menjelang sore, dimulailah perjalanan mengikuti Jalan Salib Yesus. Seharian ini kita semua mengalami banyak pengalaman yang membuka mata kita akan penderitaan karena iman. Sekarang kita secara langsung menyusuri jalan yang dahulu dilewati oleh Yesus dengan memikul salib. Permenungan Jalan Salib ini dimulai dari tempat Yesus dijatuhi hukuman mati hingga di bukit Golgota. Perjalanan ini menyusuri jalan-jalan yang kecil dan melewati pertokoan di sepanjang jalan. Berbagai kelompok orang dengan berbagai kesibukannya pun dijumpai di sepanjang Jalan Salib ini.

Dalam perjalanan salib ini, kita juga membawa salib besar yang dibawa oleh beberapa orang bergantian dalam setiap pristiwa. Setiap orang yang ikut membawa dan

memikul salib Kristus ini, ikut pula merasakan

penderitaanNya. Inilah saat merenungkan secara mendalam pengorbanan Yesus bagi kita semua. Menjadi berkat tersendiri ketika bisa memikul salib dalam Jalan Salib di perjalanan salib yang perenah dilalui oleh Yesus ini.

Makam Kudus – Holy Sepulchre

Perjalanan Jalan Salib ini berakhir di Golgota. Sebelum memasuki lokasi Golgota dan Makam Yesus, kita bersama berdoa menutup Jalan Salib dan mempersiapkan hati untuk memasuki tempat suci yang sudah dipenuhi oleh manusia. Penjelasan juga diberikan sehubungan dengan tempat suci ini supaya mempunyai gambaran ketika masuk nanti. Golgota dan Makam Kudus ini berada di dalam satu lokasi dan sudah disatukan di dalam sebuah bangunan besar. Di dalamnya terdapat pula beberapa kapel atau tempat ibadat dari beberapa kelompok. Yang jelas ada Kapel Katolik dan Ortodox.

Saatnya memasuki lokasi Golgota dan Makam Kudus, akan tampaklah di sebelah kanan: bukit Kalvari. Di Bukit Kalvari ini tampaklah lobang tempat Salib Y esus ditancapkan. Di atasnya ada ikon

(8)

Salib Yesus yang indah. Banyak sekali orang yang datang, berjalan dan berdoa di hadapan Salib Yesus.

Dari Bukit Golgota perjalanan berlanjut menuju ke Makam Y esus. Turun dari Golgota menuju ke Makam tidaklah begitu jauh. Begitu banyak orang yang menunggu giliran untuk bisa masuk ke dalam Makam Kudus itu. Makam Yesus ini letakkanya di dalam sebuah gua, yang sekarang tidak lagi kelihatan sebagai gua. Ketika masuk ke dalam Makam Yesus ada dua ruangan. Ruangan pertama kosong, yang mengantar ke

ruangan berikutnya, maka ada pintu yang tidak besar menuju ke dalam.

Masuk ke dalam tempat Yesus dibaringkan, tidaklah besar, di dalam Makam ini ada batu seperti meja, tempat Yesus dibaringkan sewaktu dimakamkan. Sungguh sebuah berkat istimewa dapat tiba dan masuk ke dalam Makam Kudus ini. Bukan hanya mendengar , namun sekarang melihat dan

mengalami sendiri tempat Yesus dibaringkan. Di Makam ini

pula misteri Kebangkita Yesus terjadi.

Perjalanan hari ini diwarnai dengan reflkesi akan realita kehidupan Yesus yang ternyata tidaklah mudah. Tuhan Yesus dalam hidupNya mengalami berbagai tantangan sampai pada kematianNya. Semuanya itu dihadapiNya dengan kesetiaan kepada BapaNya agar Rencana Keselamatan manusia tercapai. Kita semua bersyukur dan semakin diingatkan akan

iman kita yang har us selalu kuat ketika har us menghadapi berbagai tantangangan hidup yang ternyata lebih ringan daripada tantangan yang dialami oleh Tuhan Yesus.□

Sambungan dari halaman 7,

Pertandingan Bola Voli HUT RI ke-72, 15 Juli 2017

(9)

A G U S T U S 2 0 1 7 / H A L A M A N 9

oronto - Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Toronto untuk pertama kalinya menyelenggarakan kegiatan Indonesian Street Festival (ISF) di pusat kota Toronto, Yonge-Dundas Square (YDS) pada tanggal 6 Agustus 2017.

Konjen RI Toronto, Hadi Sapto Pambrastoro dalam sambutannya ketika membuka ISF Toronto 2017 menyampaikan bahwa ISF Toronto merupakan kegiatan festival jalanan pertama Indonesia di Toronto dimaksudkan untuk mempromosikan perdagangan, pariwisata dan kekayaan budaya Indonesia. Disebutkan bahwa suguhan kuliner dan batik serta kerajinan Indonesia yang sangat bervariasi, penampilan tari dan musik tradisional Indonesia yang menawan akan menjadikan pengunjung serasa berada di Indonesia. Melalui pengenalan kerajinan, seni budaya, kuliner dan sifat bangsa Indonesia yang ramah diharapkan akan dapat meningkatkan asimilasi dan keterikatan antara Indonesia, diaspora Indonesia dan masyarakat Kanada yang sangat majemuk.

Festival sehari tersebut menjadi lautan manusia sehingga kawasan YDS yang cukup luas menjadi sempit karena membludaknya pengunjung. Selama tujuh jam festival yang dimulai pada pukul 11:00 pagi tersebut diperkirakan dikunjungi lebih dari 10.000 pengunjung dari berbagai kota di wilayah Ontario.

ISF Toronto 2017 semakin meriahnya dengan penampilan musik dan tarian tradisional Indonesia. Grup kesenian dari Indonesia, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menampilkan berbagai tarian tradisional, yaitu: Rampak Kendang, Topeng, Gawil, Jaipongan, Pencak Silat yang diiringi oleh musik tradisional gamelan Sunda dan juga penampilan Kawih Pop Sunda oleh Rita Tila, penyanyi terkenal dari Jawa Barat ternyata mampu menghipnotis pengunjung untuk tidak beranjak dari tempat duduk meskipun di tengah teriknya matahari.

ISF juga menampilkan 5 (lima) grup kesenian binaan KJRI Toronto, yaitu: grup Srikandi menampilkan angklung mengiringi

beberapa lagu Indonesia dan Inggris; grup gamelan Bali "Kayonan" menampilkan tari dan musik tradisional Bali; Sanggar Tari KJRI dengan menampilkan tarian: renggong manis, lenggang melayu dan gemu fa mire; grup band "Gado-Gado

Collision menampilkan lagu-lagu barat dan Indonesia

serta grup band "Jarvis Band" menampilkan kolaborasi gamelan Jawa dan instrument

barat. Diakhir acara seluruh pendukung mengajak penonton untuk ikut menari bersama. Banyak pengunjung yang tidak mau beranjak dari tempat duduk sekalipun acara telah berakhir.□

| Diringkas dari sumber, Fungsi Ekonomi KJRI Toronto, Foto dari

KJRI Toronto dan Julian Wibowo |

Indonesian Street Festival

(10)

H A L A M A N 1 0 A G U S T U S 2 0 1 7 / N O . 3 0 2

kegembiraan. Dia itulah yang menuntun manusia kembali ke sana. Sebagai Guru. Sebagai Gembala yang baik. Sebagai Penyelamat. Tak mengherankan yang pernah membawanya masuk ke dunia ini dengan sendirinya ikut terbawa kembali ke surga. Dia itu Maria, ibu Yesus.

MAGNIFICAT!

Bacaan Injil pada perayaan ini (Luk 1:39-56) memuat dua bagian, yakni kisah Maria mengunjungi Elisabet (ay. 39-45) dan Kidung Pujian "Magnificat" (ay. 46-55) yang berakhir dengan ay. 56 sebagai penutup kisah. Bagian pertama mengisahkan dua orang perempuan yang mendapati diri beruntung. Elisabet yang termasuk kaum yang kena aib karena tidak mengandung sampai usia senja kini akan melahirkan Yohanes Pembaptis. Dan dia yang masih ada dalam rahim itu melonjak kegirangan mendengar salam yang diucapkan Maria yang datang berkunjung. Maria sendiri harus melewati hari-hari tak enak memikirkan bagaimana menjelaskan keadaan dirinya kepada Yusuf, tunangannya. Ia bertanya kepada malaikat yang datang kepadanya, bagaimana mungkin semuanya terjadi. Jawab malaikat menunjuk pada peran Roh Kudus. Begitulah kisah yang disampaikan kepada kita oleh Lukas. Dan kelanjutannya kita ketahui. Maria membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Itu dia Tuhan yang mengubah diri menjadi suara hati manusia. Dan suara hatinya itu jugalah yang membuatnya berkata "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu!" Roh yang sama itu juga yang membuat Maria mengungkapkan pujian yang dibacakan hari ini. Kidung itu mulai pada ay. 46 dengan pujian bagi Tuhan yang turun untuk menyelamatkan. Ia membuat hidup ini berarti. Ia membuat penderitaan bermakna. Kemudian dalam ay. 48 terungkap pengakuan bahwa Tuhan menyayangi orang-orang yang kecil sehingga mereka menjadi besar di mata orang. Tak perlu kita tafsirkan ini sebagai teologi pembalikan nasib orang miskin jadi kaya dan orang kaya jadi melarat. Ayat itu mewartakan kebesaran Tuhan yang tidak takut berdekatan dengan orang kecil, bukan karena tindakan ini romantik, ideal, melainkan karena orang kecil itu dapat memberinya naungan dan mengurangi kesepiannya! Orang sederhana biasanya ingat Tuhan dan itu cukup membuat-Nya menemukan kembali secercah kegembiraan yang telah hilang dari surga dulu. Ini teologi sehari-hari.

Ayat-ayat selanjutnya, yakni 49-55, berupa pembacaan kembali sejarah terjadinya umat Israel. Ditekankan tindakan-tindakan hebat Tuhan yang membela orang-orang yang dikasihi-Nya di hadapan pihak-pihak yang mau menindas mereka. Puji-pujian yang terungkap dalam Magnificat ini senada dengan ungkapan kegembiraan dan kepercayaan akan perlindungan ilahi seperti terdapat dalam Kidung Hana dalam 1Sam 2:1-10.

Sering ada anggapan bahwa penderitaan, kemelaratan, ketidakberuntungan, aib, semuanya ini dikenakan sebagai hukuman bagi kesalahan. Juga dianggap bahwa hukuman bisa

juga diturunkan kepada keturunan orang yang bersalah. Dosa menurun, hukuman berkelanjutan. Dalam Kidung Magnificat pendapat seperti ini tidak diikuti. Malah ditegaskan bahwa Tuhan membela orang yang percaya kepadanya yang meminta pertolongan dari-Nya. Bagaimana dengan orang yang hidupnya beruntung, menikmati kelebihan, tidak kurang suatu apa? Apakah mereka itu akan dikenai malapetaka? Kiranya bukan itulah yang dimaksud. Orang-orang yang beruntung dihimbau agar mengambil sikap seperti Tuhan sendiri, yakni

memperhatikan mereka yang kurang beruntung. Sama sekali bertolak belakang bila orang membiarkan kekayaan, kedudukan, kepintaran membuat sesama yang kurang beruntung menjadi terpojok atau kurang mendapat kesempatan untuk maju. Inilah yang kiranya hendak disampaikan dalam ay. 52-53 yang mengatakan bahwa orang congkak hati akan diceraiberaikan, orang berkedudukan akan direndahkan, orang kaya akan disuruh pergi dengan tangan hampa. Kidung Magnificat mengajak orang -orang yang merasa beruntung diberkati oleh Tuhan dengan kelebihan bukan untuk menikmatinya melainkan untuk

memungkinkan sesama ikut beruntung. Di sini tidak ditawarkan sebuah teologi penjungkirbalikan nasib, melainkan pelurusan hakikat kehidupan sendiri.

Kepercayaan akan kebesaran Tuhan tidak bisa diterapkan begitu saja untuk memerangi ketimpangan sosial yang mengakibatkan adanya ketidakadilan yang melembaga. Namun demikian, kepercayaan ini dapat membuat manusia makin peka dan mencari jalan memperbaiki kemanusiaan sendiri. Keterbukaan kepada dimensi ilahi akan membuat orang makin lurus. MEMELIHARA FIRMAN ALLAH

Dalam bacaan Injil dalam Misa Virgilia (Luk 11:27-28) disebutkan ada seorang perempuan yang menyebut bahagia ibu yang melahirkan Yesus (Luk 11:27). Yesus menambahkan, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Kata Indonesia "memelihara" ini dengan tepat mengutarakan kembali ungkapan aslinya yang memuat pengertian menjaga, menelateni, membesarkan. Agak disentuh teologi sabda seperti diutarakan dalam pembukaan Injil Yohanes. Yang menarik ialah adanya penekanan pada kegiatan pihak manusia. Dikatakan manusia memelihara sabda Allah. Berarti sabda itu juga bisa berkembang dalam diri manusia dan bahkan menjadi bagian kehidupannya. Maria ialah salah satu yang menjalankannya. Seperti diutarakan dalam Luk 1:38 "Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu", sabda Allah yang dibawakan malaikat kepadanya menjadi kehidupan karena diterimanya dan dikandungnya. Dan Maria melahirkannya tadi dalam ujud manusia. Kata-kata Yesus yang diteruskan dalam Luk 11:28 tadi memperjelas apa artinya berbahagia karena bisa melahirkan dan membesarkannya. Maria berbahagia karena ia mendengarkan firman Allah serta memeliharanya.

Salam dari Refter Kanisius, A. Gianto

(11)

1 Tesalonika 4:14

“Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam

Kristus akan dikumpulkan Allah bersama-sama Dia”

Telah berpulang ke rumah Bapa di surga:

Ibu Liliana Gan (74 tahun)

Tutup usia di Winnipeg, 27 Juli 2017 Almarhumah adalah kakak/kakak ipar dari:

Cecilia / Jusni Hilwan

Ibu Maria Nicke Setyabudi (91 tahun)

Tutup usia di Mississauga, 18 Agustus 2017

Suami: Alm. Tan Bian Tik

Anak / Menantu: Henry Tanudjaja / Chindra Dewi Tjandra Cucu-cucu: Felicia, Jessica dan Evan

Semoga Tuhan Maha Rahim memberikan keselamatan kekal dan damai di surga,serta kekuatan dan penghiburan bagi keluarga yang berduka.

(12)

Gambar

Foto diambil dari KJRI Toroto Kanada  facebook post.

Referensi

Dokumen terkait

Informasi terkait adanya penambahan informasi terbuka pada Daftar Informasi Publik (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Maret

• Bekerjasama dan bertanggung jawab dalam menyusun teks tulis sederhana secara tepat dan sesuai dengan memperhatikan fungsi sosial, stuktur teks dan unsur

Respon pesantren terhadap dinamika perubahan yang terjadi di sekelilingnya dapat dilihat dalam beberapa hal, pertama, respon terhadap ekspansi sistem pendidikan umum dengan

Bagian awal mulai dari kata pengantar hingga daftar gambar diberi nomor halaman dengan menggunakan angka kecil Romawi (i, ii, iii, iv dan seterusnya) yang diletakkan

Lalu guru memberi instruksi dan mendemonstrasikan untuk anak melakukan kegiatan kirigami dengan tahapan dari melipat kertas lipat dengan 4 lipatan, membuat pola

Dengan kata lain, menurut Effendy efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau