• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN. 018.p/dir/2016 taggal 31 Agustus 2016 tentang Organisasi PT PLN ( Persero )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN. 018.p/dir/2016 taggal 31 Agustus 2016 tentang Organisasi PT PLN ( Persero )"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

20

PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan

PT PLN ( Persero ) Transmisi Jawa Barat adalah merupakan salah satu unit

organisasi baru di lingkungan PT PLN ( Persero ) dalam rangka meningkatkan

kinerja dan pelayanan kepada pelanggan serta untuk mengantisipasi perkembangan

sistem transmisi ketenagakerjaan di Jawa Bagian Barat, maka dipandang perlu

untuk melakukan pembentukan organisasi pengelola transmisi di Regional Jawa

Barat melalui surat keputusan Direktur Umum PT PLN ( Persero ) Nomor :

018.p/dir/2016 taggal 31 Agustus 2016 tentang Organisasi PT PLN ( Persero )

Transmisi Jawa Bagian Barat yang berlaku efektif terhitung 01 Januari 2016.

Berikut adalah visi dan misi PT PLN ( Persero )

VISI

Diakui sebagai pengelola sistem transmisi dengan kualitas sumber daya dan

pelayanan setara kelas dunia yang mampu memenuhi harapan stakeholders.

MISI

Melaksanakan pengelolaan instalasi sistem transmisi tenaga listrik secara aman,

andal, efisien dan ramah lingkungan. Melaksanakan pengembangan instalasi sistem

transmisi tenaga listrik secara efektif dan efisien. Menjadi tolak ukur pengelolaan

(2)

3.1.1 Sejarah dan perkembangan PT PLN Persero

Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika

beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk

keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk

kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM

yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik.

Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut

dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945,

perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia

pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan

Gas, dengan kapasitas pembangkit te naga listrik saat itu sebesar 157,5 MW.

Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan

Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas

dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2

perusahaan yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga Listrik

dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas, saat ini kapasitas

pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.

Berdasarkan peraturan menteri pekerjaan umum dan tenaga listrik No.

1/PRT/1969 tangggal 21 januari 1965 dan PP No. 19 tahun 1965, diadakan

reorganisasi PLN di mana BPU-PLN di hapus dan di tingkat daerah dibentuk

susunan organisasi PLN yang disebut perusahaan listrik eksploitasi di mana untuk

jawa barat kecuali tangerang, bogor, sukabumi, dan banten. Perusahaan listrik

(3)

No. 33 tahun 1970 ditegaskan statusnya menjadi suatu perusahaan umum (perum),

sebagaimana termaksud dalam pasal 2 ayat (2) UU No. 9 tahun dengan nama

Perusahaan listrik Negara.

Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara

sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan

Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha

ketenagalistrikan.

Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk

bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas,

pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero).

Setelah terbentuk menjadi persero di tahun 1992, PT. PLN (persero) memiliki

beberapa aktifitas bisnis, antara lain:

1. Di bidang Pembangkitan listrik

Pada akhir tahun 2003 daya terpasang pembangkit PLN mencapai 21.425

MW yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kapasitas pembangkitan sesuai jenisnya adalah sebagai berikut : Pembangkit

Listrik Tenaga Air (PLTA), 3.184 MW

a.Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3.073 MW

b.Pembangkit Llistrik Tenaga Uap (PLTU), 6.800 MW

c.Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), 1.748 MW

d.Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), 6.241 MW

e.Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), 380 MW

(4)

2. Di bidang Transmisi dan Distribusi Listrik

Di Jawa – Bali Sistem Interkoneksi Transmisi 500 kV dan 150 kV

sedangkan di luar Jawa – Bali PLN menggunakan sistem transmisi yang terpisah

dengan tegangan 150 Kv dan 70 kV.

Berdasarkan kebijakan pemerintah tentang restrukturisasi di tubuh PLN,

maka melalui keputusan direksi PT. PLN (persero) No. 28 K/010/DIR/2001, PT.

PLN (persero) distribusi jawa barat berubah menjadi unit bisnis distribusi jawa

barat dan banten, yang mulai beralaku sejak tanggal 20 pebuarai 2001. Pada saat ini

PT. PLN(persero) distribusi jawa barat dan banten mempunyai 15 (lima belas)

cabang dan 1 (satu) bengkel distribusi, salah satunya adalan PT. PLN (persero) Unit

Pelayanan Jaringan Bandung Selatan. Dibawah Area Pelayanan Jaringan Bandung,

terdapat Unit Pelayanan Jaringan yaitu antara lain: Unit Pelayanan Jaringan

Bandung Barat, Unit Pelayanan Jaringan Bandung Timur, Unit Pelayanan Jaringan

Bandung Utara, Unit Pelayanan Jaringan Bandung Selatan, Unit Pelayanan

Jaringan Kopo, Unit Pelayanan Jaringan Cijarua, dan Unit Pelayanan Jaringan

Ujung Berung, dan pada tahun 2003 disyahkan pula pembentukan Unit Pelayanan

Priangan sebagai unit pelayanan khusus pada jenjang ketiga PT PLN (persero)

Distribusi Jawa Barat dan Banten pada akhir tahun 2003, total panjang Jaringan

Transmisi 500 kV, 150 kV dan 70 kV mencapai 25.989 kms, jaringan Distribusi

20 kv (JTM) sepanjang 230.593 kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR)

sepanjang 301.692 kms.

(5)

3. Sistem Kontrol

Pengaturan daya dan beban Sistem Ketenagakerjaan di Jawa – Bali dan

supervisi pengoperasian sistem 500 Kv secara terpadu dilaksanakan oleh Load

Dispatch Center / Pusat Pengaturan Beban yang terletak di Gandul, Cinere, Depok.

Pengaturan daya dan beban Sistem Ketenagakerjaan oleh area kontrol sistem yang

berada di bawah pengendalian Load Dispatch Center. Di sistem Jawa - Bali terdapat

4 area control center masing – masing di region Jakarta dan Banten, region Jawa

Barat, Region Jawa Tengah & DIY dan region Timur & Bali. Cakupan PLN sangat

luas meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri lebih dari 13.000 pulau.

3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Perusahaan

Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Direksi PT PLN ( Persero )

nomor 018.P/DIR/2015 pada tanggal 31 Agustus 2015 adalah sebagai berikut.

Sumber : PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Barat

Gambar III.1

Struktur organisasi PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Barat

Secara umum tata kerja pada PT PLN (Persero) TJBB adalah sebagai berikut : General Manajer Bidang Perencanaan Bidang Kontruksi dan Pemeliharaan Transmisi Bidang Keuangan, SDM, dan Administrasi Bidang Pemeliharaan Transmisi

(6)

1. General Manager

Bertanggung jawab atas pengelolaan transmisi Regional Jawa Bagian Barat

termasuk didalamnya, tersedianya analisis dan dan mitigasi resiko, mengelola

kebijakan dan program pemeliharaan transmisi dan gardu induk secara efisien,

andal dan ramah lingkungan. Mengelola pemeliharaan aset transmisi,

meningkatkan mutu dan keandalan pelayanan serta memastikan terlaksananya

Good Corporate govermence (GCG) di transmisi Jawa Bagian Barat. Dengan tugas

pokok sebagai berikut :

a. Memastikan kebijakan dan rencana strategis terkait pemeliharaan aset transmisi

dilaksanakan sesuai dengan RUPTL, RJP, dan RKAP yang telah ditetapkan

Direksi.

b. Memastikan terlaksananya pemeliharaan transmisi dan gardu induk termasuk

pemeliharaan dalam keadaan bertegangan untuk mendukung kinerja transmisi

secara andal, efisien, dan aman.

c. Memastikan terlaksananya pengelolaan aset sistem transmisi dan fasiitas

penunjang, inspeksi dan asesmen instalasi sistem transmisi, pemeliharaan, alat

uji dan transmisi (preventif korektif), dan pengelolaan data instalasi.

d. Memastikan tersusunnya rencana pelaksanaan pengembangan instalasi

transmisi.

e. Memastikan pengelolaan peralatan kerja dan material dengan menerapkan

administrasi logistik untuk pelaksanaan pemeliharaan instalasi sesuai kaidah

(7)

f. Menetapkan rencana, evaluasi dan monitoring kinerja operasi dan keuangan,

melakukan pemetaan dan mitigasi risiko, pengendalian sistem manajemen mutu

serta laporan manajemen.

2. Bidang Perencanaan

Bertangung jawab dan terjamin tersedianya perencanaa unit, penyusunan

rencana dan pengendalian investasi dan operasi, pengelolaan teknologi informasi

perencanaan dan pelaksanaan pengadaan, pengelolaan kinerja dan mutu, dengan

tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi strategi jangka

panjang dan RKAP unit pengembangan aset dan rencana kebutuhan transmisi

termasuk untuk kebutuhan penyusunan RUPTL.

b. Menyusun dan mengevaluasi peta risiko dan mitigasinya serta memantau

implementasi manajemen resiko, pengelolaan kinerja dan manajemen mutu.

c. Menyusun dan mengevaluasi anggaran investasi dan operasi.

d. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi pengelolaan enjinring dan

perencanaan material / logistik.

e. Menyusun dan mengevaluasi Asset management plan termasuk pengelolaan

seluruh Spare part dan renewal asset (run, repair, refurbish, replace).

f. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan

(8)

3. Bidang Pemeliharaan Transmisi

Bertanggung jawab dan menjamin terlaksananya pengendalian pekerjaan

penggantian dan penambahan instalasi meliputi perencanaan program, pengelolaan

kontrak, pengembangan tranmisi unit, serta menyusun perencanaan dan

pelaksanaan pemeliharaan meliputi jaringan, gardu induk, dan peralatan penunjang

gardu induk dengan tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan dan mengevaluasi pengelolaan anggaran investasi untuk

pengembangan transmisi.

b. Merencanakan dan mengevaluasi pengelolaan anggaran operasi dan

pemeliharaan meliputi jaringan, gardu induk, serta aset terkait.

c. Menyusun, melaksnakan dan mengevaluasi pengelolaan kontrak meliputi

approval drawing. Memonitoring ketepatan mutu, waktu dan biaya, serta

pelaporan hasil pekerjaan penegmbangan transmisi.

d. Menyusun, melaksanakan dan mengevalusi pengelolaan pemeliharaan meliputi

pemeliharaan jaringan, gardu induk, dan peralatan penunjang gardu listrik sesuai

kaidah keselamatan, kesehatan, keamanan dan lingkungan.

e. Menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi pengelolaan kontrak dan

administrasi kontrak.

4. Bidang Kontruksi dan Pemeliharaan Transmisi

Bertanggung jawab dan menjamin tersedianya perencanaan kerja dan

anggaran (RKA) area pelaksana pemeliharaan, melaksanakan pengelolaan aset

(9)

transmisi tenaga listrik diwilayah kerjanya dengan mengacu pada strategi dan

kebijakan unit, dengan tugas sebagai berikut :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengelola RKA terkait dengan kegiatan area

pelaksana pemeliharaan, termasuk pengembangan instalasi dan target kinerja.

b. Merencanakan, Melaksanakan dan mengevaluasi pemeliharaan sistem transmisi

sesuai RKAP untuk menjaga kesiapan operasi instalasi, termasuk melaksanakan

pemeliharaan dalam keadaan bertegangan.

c. Merencanakan, Melaksanakan dan mengelola aset sistem transmisi termasuk

segala fasilitas penunjang.

d. Mengelola peralatan kerja dan material dengan menerapkan administrasi logistik

untuk pelaksanaan pemeliharaan instalasi dengan berpedoman pada keselamatan

ketenagalistrikan.

e. Melaksanakan dan mengelola pengawasan pekerjaan konstruksi dan

administrasi kontrak.

f. Melaksanakan dan mengelola anggaran operasional sesuai peraturan yang

berlaku untuk mendukung kinerja Area Pelaksanaan Pemeliharaan.

5. Bidang Keuangan, SDM, dan Administrasi.

Bertanggung jawab dan menjamin terlaksananya pengelolaan manajemen

keuangan yang mencakup perencanaan pengendalian investasi dan operasi,

manajemen kas dan terselenggaranya laporan keuangan, menjamin terlaksananya

pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan kegiatan komunikasi

(10)

pengelolaan keamanan, sarana dan prasarana kantor, dengan tugas pokok sebagai

berikut :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengelolaan dan pengendalian

anggaran investasi dan operasi untuk pelaksanaan kegiatan unit.

b. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi rencana cash flow dan laporan

keuangan unit.

c. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengelolaan akuntansi,

perpajakan dan asuransi.

d. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pengelolaan pengembangan

kompetensi dan karir, mengelola administrasi SDM, serta mengelola hubungan

industrial.

e. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengelolaan administrasi

kesekretariatan dan umum, serta keamanan.

f. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengelolaan komunikasi

internal dan eksternal serta program corporate social responsibility.

g. Mengelola dan mengevaluasi penyelesaian permasalahan hukum dan

memberikan advokasi hukum di unit.

3.1.3. Kegiatan Usaha

PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Barat memiliki fungsi untuk

mengelola aset transmisi, pengendalian investasi transmisi dan logistik,

melaksanakan pemeliharaan instalasi transmisi tenaga listrik di wilayah kerjanya

sesuai dengan kewenanganya dalam rangka meningkatkan pelayanan

(11)

mecapai target kinerja unit. Disamping itu PT PLN (Persero) juga memiliki

tanggung jawab atas pelaksanaan rekrutmen pegawai berpengalaman dengan

memperhatikan perencanaan tenaga kerja serta Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan (RKAP) yang telah disetujui dan disusun setiap tahun anggaran sesuai

dengan penetapan dari direksi. Di samping itu PT PLN (Persero) memiliki

wewenang untuk mengangkat pegawai berpengalaman PT PLN (Persero) .

3.2. Hasil Penelitian

3.2.1. Tujuan dan Latar Belakang Diadakannya Diklat Profesi

Pendidikan dan Pelatihan profesi di PT PLN (Persero) TJBB merupakan

diklat yang bertujuan untuk memenuhi kompetensi sesuai bidang jabatan di

perseroan, untuk mendapatkan pegawai yang profesional atau lebih memahami

profesi nya maka diadakan diklat profesi sebagaimana yang telampir dalam surat

keputusan tahun 2008 mengenai program pembelajaran profesi dan sertifikasi,

pembelajaran profesi dirancang untuk selaras dengan program sertifikasi

personel/kompetensi yang diakui secara nasional/internasional.

Program pembelajaran profesi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Program pemebelajaran profesi wajib (mandatory)

2. Program pembelajaran profesi pengayaan (enhancement)

Program pembelajaran profesi menjadi persyaratan dasar/wajib (mandatory) bagi

(12)

setelah pegawai lulus mengikuti program pembelajaran profesi wajib dan dapat

menguasai kebutuhan kompetensi jabatan sebesar 70% (tujuh puluh persen).

3.2.2. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi pada PT PLN (Peresero)

Tranmisi Jawa Bagian Barat adalah diklat yang dilaksanakan untuk memenuhi

kompetensi sesuai bidang jabatannya. Diklat profesi dilaksanakan di PLN

Pusdiklat/ Udiklat, pelaksanaan pengembangan materi dan pembelajaran profesi

menjadi tanggung jawab pusdiklat/udiklat (Academy), pengembanagan dan

penyelenggaraan sertifikasi menjadi tanggung jawab pusdiklat atau unit sertifikasi

(Lembaga Sertifikasi Personel/Kompetensi). Diklat profesi dilaksanakan

tergantung usulan/dipromosikan dari atasan, dan pada setiap tahunnya ada usulan

untuk pegawai yang akan naik level dengan jumlah yang berbeda-beda. Berikut

(13)

Pegawai Atasan Manajer SDM Sekretariat Pusdiklat/Udiklat Tidak Ya Sumber : PTPLN (Persero) Gambar III.2.

Prosedur Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Mulai Pegawai yang di promosikan naik level Menerima dan Menyerahkan ke Bag SDM Menerima Rekap Data Evaluasi persyaratan diklat Usulan diklat profesi Menerima Data Calon Peserta Penyusun an pelaksana an Panggilan calon peserta Pelaksanaan diklat Panggilan calon peserta Panggilan calon peserta Panggilan calon peserta Tidak Lulus Penerbitan sertifikat Pengiriman sertifikat Sertifikat Diklat Arsip Selesai Uji telaah an staf

(14)

Berdasarkan tabel diatas penulis menganalisa bahwa prosedur diklat profesi dimulai

dari :

1. Atasan mengusulkan pegawai yang akan naik level kompetensi kepada manajer.

2. Manajer menerima dan menyerahkan berkas pegawai yang akan naik level

kompetensi kepada bagian SDM untuk di proses.

3. Setelah bagian SDM menerima, lalu mulai merekap data calon pserta.

4. Bagian SDM mulai memproses pengevaluasian persyaratan apa saja yang

dibutuhkan untuk melaksanakan diklat profesi

5. Apabila semua persyaratan sudah terpenuhi, bagian SDM akan mengirimkan

data usulan calon peserta diklat profesi yang akan naik level kompetensi ke

Pusdiklat/Udiklat.

6. Pusdiklat/Udiklat menerima berkas calon pegawai yang akan mengikuti diklat

profesi.

7. Pusdiklat/Udiklat mulai melakukan penyusunan rencana untuk pelaksanaan

diklat.

8. Apabila penyusanan pelaksanaan sudah selesai, Pusdiklat/Udiklat akan

mengirimkan surat panggilan calon peserta ke bagian SDM.

9. Peserta mulai melaksanakan diklat.

10. Setelah peserta diklat menyelesaikan pelaksanaan dikat, dari Pusdiklat/Udiklat

akan melakukan uji telahaan staf apakah peserta diklat lulus atau tidak.

11. Bagi peserta diklat yang dinyatakan tidak lulus karena berbagai hal

Pusdiklat/Udiklat akan mengirimkan surat pemberitahuan kepada bagian SDM

untuk di proses agar dapat mengikuti diklat ulang.

(15)

13. Dari Pusdiklat/Udiklat langsung menerbitkan sertifikat yang di serahkan pada

bagian SDM.

14. Setelah bagian SDM menerima sertifikat lalu menyerahkan sertifikat kepada

peserta diklat yang lulus.

15. Terakhir bagian SDM menyerahkan kepada bagian Sekretariat untuk

pengarsipan.

16. Selesai.

3.2.3. Kendala dan Solusi

Ada beberapa kendala yang belum tertera di PT PLN (Persero) TJBB Depok,

Peserta ada yang sudah memahami program pendidikan dan pelatihan profesi , dan

ada juga peserta yang kurang memahami mengenai program pendidikan dan

pelatihan profesi, karena kurang pemahamannya mengenai progam ini sehingga

berakibat pada ketidak hadirannya peserta saat pelaksanaan diklat, sedangkan

syarat kelulusan diklat yaitu kehadirannya peserta dan mendapatkan nilai rata-rata

yaitu 70, bagi peserta yang tidak bisa mengikuti diklat profesi di karenakan sakit

atau sedang melakukan tugas diluar kota akan ditunda dan mengikuti diklat profesi

Gambar

Gambar III.1

Referensi

Dokumen terkait

Dugaan yang kuat terjadinya penurunan permukaan air danau disebabkan oleh dampak gempa bumi yang besarnya hampir 9 skala Richter pada tanggal 26 Desember 2004 yang mungkin

(4) Pertanggungjawaban keuangan dana beasiswa pendidikan yang bersumber dari sumber dana lainnya yang sah sebagaimana dimaksud pada pasal 16 ayat (3) disampaikan kepada

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotorik pada siklus I belum dikatakan belum tuntas karena ketuntasan klasikal yang diperoleh kurang dari 75%, hal ini

If your confidential data has been stolen and is for sale, the dark parts of the Internet are where you can find it.. That makes a dark net and the dark web worth patrolling,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana kekerasan digambarkan melalui lirik dan visualisasi dalam video klip lagu “ Under The Scars ” oleh

Dari hasil penjadwalan dengan metode FCFS, order lilin jenis Pilar apabila dirilis pada 12 Januari akan selesai pada 13 Januari, sedangkan order jenis Medium Pilar bisa langsung

(4) Dalam hal usaha dan/atau kegiatan industri semen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan mesin dengan pembakaran dalam atau genset sebagai penunjang

Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis data statistik inferensial diukur dengan menggunakan software Smart PLS (Partial