2.
2.1.1.11 DeDefifininisi infsi infekeksisi
Inf
Infekseksi i adaadalah lah ProProses ses masmasuknuknya ya penpenyeyebab bab penpenyayakit kit kedkedalam alam tubtubuh uh dandan menimbulkan gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi dibagi 2 yaitu Infeksi menimbulkan gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi dibagi 2 yaitu Infeksi local yang
local yang spesifspesifik ik dan terbatas pada dan terbatas pada bagiabagian n tubutubuh h dimadimana na mikrmikroorgoorganisme tunggalanisme tunggal.. Sedangkan Infeksi sistemik
Sedangkan Infeksi sistemik TeTerjadi bila mikroorjadi bila mikroorganisme menyebar ke rganisme menyebar ke bagian tubuhbagian tubuh yang lain dan menimbulkan kerusakan (Ne
yang lain dan menimbulkan kerusakan (Neville dkk 2!!2".ville dkk 2!!2".
In
Infefeksksi i didisesebababkbkan an ololeh eh ininvavasi si papatotogegen n atatau au mimikrkroooorgrgananisisme me yyanangg berkembang biak
berkembang biak dan bertahan dan bertahan hidup dengan carhidup dengan cara menyebar a menyebar dari satu dari satu orang ke orang ke orangorang lain sehingga menimbulkan sakit pada seseorang. Infeksi juga dapat di artikan sebagai lain sehingga menimbulkan sakit pada seseorang. Infeksi juga dapat di artikan sebagai masuknya dan penggandaan suatu organisme kedalam tubuh penjamu (#inda
masuknya dan penggandaan suatu organisme kedalam tubuh penjamu (#inda 2!!$".2!!$".
2.
2.1.1.22 DeDefifininisi si FoFokakal l InInfefeksksii %ok
%okal al infinfekseksi i adaadalah lah suasuatu tu infinfekseksi i loklokal al yayang ng biabiasansanya ya berberlanlangsugsung ng daldalamam jangka
jangka &aktu &aktu yang yang cukup cukup lama lama (kronis" (kronis" dimana dimana hanya hanya melibatkan melibatkan bagian bagian kecil kecil daridari tubuh yang kemudian dapat menyebabkan suatu infeksi atau kumpulan gejala klinis tubuh yang kemudian dapat menyebabkan suatu infeksi atau kumpulan gejala klinis pada
pada bagian bagian tubuh tubuh yang yang lain. lain. TeTeori ori tentang tentang fokal fokal infeksi infeksi sangat sangat erat erat hubungannyhubungannyaa dengan bagian gigi dimana akan mempengaruhi fungsi sistemik seseorang seperti dengan bagian gigi dimana akan mempengaruhi fungsi sistemik seseorang seperti sist
sistem em sirksirkulaulasi si skeskeletletal al dan dan sistsistem em sarasaraf. f. 'al 'al ini ini disdisebaebabkabkan n oleoleh h penpenyeyebarabarann mikroorganisme atau toksin yang dapat berasal dari gigi akar gigi atau gusi yang mikroorganisme atau toksin yang dapat berasal dari gigi akar gigi atau gusi yang terinfeksi (Sandlers 2!!".
terinfeksi (Sandlers 2!!".
)onsep yang menyatakan bah&a penyakit periodontal dapat mempengaruhi )onsep yang menyatakan bah&a penyakit periodontal dapat mempengaruhi kes
kesehaehatan tan secasecara ra umumumnumnya ya bukbukan an mermerupaupakan kan suasuatu tu hal hal yayang ng barbaru. u. *ill*iller er adaadalahlah orang yang pertama kali mempublikasikan mengenai +toeri focl infeksi+ pada tahun orang yang pertama kali mempublikasikan mengenai +toeri focl infeksi+ pada tahun ,-, yang menyatakan bah&a +mikroorganisme atau produk metabolismenya dapat ,-, yang menyatakan bah&a +mikroorganisme atau produk metabolismenya dapat memasuki bagian tubuh lainnya melalui bagian yang berdekatan atau memang berasal memasuki bagian tubuh lainnya melalui bagian yang berdekatan atau memang berasal dari mulut+. *iller dan teori fokal infeksi lainnya menyatakan bah&a infeksi foci dari mulut+. *iller dan teori fokal infeksi lainnya menyatakan bah&a infeksi foci dalam mulut dapat menimbulkan sejumlah penyakit regional dan penyakit sistemik dalam mulut dapat menimbulkan sejumlah penyakit regional dan penyakit sistemik ya
yaitu itu berberkiskisar ar dardari i terjterjadiadinynya a tontonsillsillitis itis dan dan infinfekseksi i teltelinginga a bagbagian ian tentengah gah samsampaipai terjadi
terjadinya nya pneumpneumonia onia tuberktuberkulosisulosis sipillsipillis is osteoosteomielitimielitis s endoendokarditkarditis is meninmeningitisgitis dan septicemia. Sebelum ditemukannya pera&atan periodental modern banyak gigi dan septicemia. Sebelum ditemukannya pera&atan periodental modern banyak gigi yang dicabut sebagai tindakan profilaksis sesuai dengan teori fokal infeksi
yang dicabut sebagai tindakan profilaksis sesuai dengan teori fokal infeksi (Sandlers,(Sandlers, 2009).
2009).
Patogenesis Dan Patofsiologi Fokus Ineksi Patogenesis Dan Patofsiologi Fokus Ineksi
Penetrasi dari bakteri komensal yang mengalami perubahan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif bila diikuti sistem imun dan pertahanan seluler yang terganggu, akan menyebabkan infeksi. Selain itu terganggunya keseimbangan mikroora akibat penggunaan antibiotik tertentu juga dapat menyebabkan adanya dominasi bakteri lainnya yang potensial. Kondisi-kondisi maupun penyakit yang menyebabkan keadaan imunokompromais seperti penyakit metabolik tak terkontrol (uremia, alkoholisme, malnutrisi, diabetes), penyakit suppresif(leukimia, limfoma, tumor ganas), dan penggunaan obat-obat immunosupresif misalnya pada pasien yang menjalani kemoterapi kanker juga dapat memfasilitasi dengan mudah terjadinya infeksi (Shafer, 1983).
Jalur Infeksi Dalam Rongga Mulut
*enurut #i dkk. (2!!!" ada jalur infeksi dalam rongga mulut yaitu/ ,. *elalui infeksi metastatik rongga mulut sebagai akibat dari bakterimia.
Infeksi ini akibat prosedur dental dan infeksi rongga mulut yang dapat menyebabkan bakteri menetap sementara pada suatu organ tertentu. 0akteri yang memasuki darah dan beredar mula1mula dieliminir oleh sistem retikuloendothelial dalam &aktu yang sangat cepat kurang dari , menit dan umumnya tidak disertai tanda1tanda radang. kan tetapi apabila bakteri berada dalam situs tertentu yang nyaman bakteri akan cepat berkembang biak dan menyebabkan terjadinya gangguan. Penyakit yang termasuk infeksi metastatik ini adalah endokarditis sub akut abses otak trombosis sinus cavernosus sinusitis infeksi paru1paru selulitis mata ulkus di kulit dan osteomyelitis.
2. *elalui luka metastatik karena efek toksin bakteri yang sedang bersirkulasi.
0akteri gram negatif dan bakteri gram positif mempunyai kemampuan memproduksi protein yang dapat mengadakaan difusi atau eksotoksin yaitu berupa en3im1en3im sitolitik dan toksin. 4ksotoksin memiliki aksi farmakologis spesifik dan merupakan benda toksik yang kuat. )omposisi endotoksin terdiri dari lipopolisakarida yang berpengaruh patologis pada jaringan. Penyakit yang merupakan akibat luka metastasis ini adalah infark cerebral infark miokardial kehamilan tak normal neuralgia nervus trigeminus.
. *elalui inflamasi metastatic.
5engan adanya antigen yang larut dalam aliran darah bereaksi dengan antibodi spesifik yang bersirkulasi dan membentuk komplek makromolekul imunokompleks yang akan menimbulkan berbagai reaksi akut maupun kronis pada daerah bakteri berkoloni. Penyakit ini antara lain adalah urtikaria kronis
5i ba&ah ini adalah beberapa fasia dan area yang penting sesuai dengan klasifikasi dari 0urman/
o #apisan superfisial dari fasia servikal profunda o 6egio submandibula
o 6uang ( space" sublingual o 6uang submaksila
o 6uang parafaringeal
(6obertson dkk ,7".
Defnisi Ineksi Odontogen
nfeksi odontogen adalah infeksi yang a!alnya bersumber dari kerusakan jariangan keras gigi atau jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan ora normal rongga mulut yang berubah menjadi patogen (Samaranayake & Jones, 2002).
nfeksi odontogenik dapat berasal dari tiga jalur, yaitu (") jalur periapikal, sebagai hasil dari nekrosis pulpa dan in#asi bakteri ke jaringan periapikal$ (%) jalur periodontal, sebagai hasil dari inokulasi bakteri pada periodontal poket$ dan
(&) jalur perikoronal, yang terjadi akibat terperangkapnya makanan di ba!ah operkulum tetapi hal ini terjadi hanya pada gigi yang tidak'belum dapat tumbuh sempuna. an yang paling sering terjadi adalah melalui jalur periapikal (Samaranayake & Jones, 2002).
nfeksi odontogenik dapat disebabkan karena trauma, infeksi post-operasi dan sekunder dari infeksi jaringan periodontal atau perikoronal. akteri penyebab infeksi umumnya bersifat endogen dan ber#ariasi berupa bakteri aerob, anaerob maupun infeksi campuran bakteri aerob dan anaerob. isebutkan mikroba penyebab tersering yaitu Streptococcus mutans dan Lactobac!!us sp yang memiliki akti#itas produksi asam yang tinggi(Samaranayake & Jones, 2002).
2.2.2 Etiologi Ineksi Odontogen
isebutkan bah!a etiologi dari infeksi odontogenik berasal dari bakteri komensal yang berproliferasi dan menghasilkan en*im. Pada saat bayi baru dilahirkan, proses kolonisasi bakteri dimulai dan dikatakan predominan terdiri
atas Streptococcus sa!"arus. Pada saat gigi pertama tumuh, yaitu pada saat bayi berusia + bulan, komunitas bakteri berubah menjadi predominan S.san#us dan S.mutans dan pada saat gigi selesai tumbuh terdapat komunitas heterogen antara bakteri aerobik dan anaerobik. iperkirakan terdapat spesies bakteri yang berkolonisasi di mulut dimana dari spesies tersebut dapat ditemukan pada area subgingi#al (Samaranayake & Jones, 2002).
nfeksi odontogenik merupakan suatu infeksi polimikrobial dan campuran. nfeksi tersebut merupakan hasil dari perubahan bakteri, hubungan antar bakteri dengan morfotipe yang berbeda dan peningkatan jenis bakteri. Perubahan bakteri yang terjadi berupa perubahan yang pada a!alnya predominan gram positif, fakultatif dan sakarolitik menjadi predominan gram negatif, anaerobik dan proteolitik (Samaranayake & Jones, 2002).
/abel ". 0ikroorganisme penyebab infeksi odontogenik
Mikroorganisme penyebab
Jumlah pasien Persentase !"
#erobik %1
#naerobik "&& &&
#erobik$ #naerobik
%& +
/abel %. 0ikroorganisme penyebab infeksi odontogenik
Mikroorganisme penyebab Persentase !" #erobik • %o&&us gram'"( Streptococcus spp. Streptococcus spp. (grup D) Staflococcus spp. Eikenella spp. %2 12 3 % + %
• %o&&us gram$"( Neisseria spp. • )atang gram'"( Corynebacterium spp. • )atang gram$"( Haemophillus spp. • *ainnya % & + #naerobik • %o&&us gram'"( Streptococcus spp. Peptostreptococcus spp. • %o&&us gram$"( Viellonella spp. • )atang gram'"( Eubacterium spp. actobacillus spp. !ctinomyces spp. Clostri"ia spp. • )atang gram$"( #acteroi"es spp. $usobacterium spp. • *ainnya 2 & && +2 " 2 2 %2 +
0ekanisme tersering terjadinya infeksi odontogenik bera!al dari karies dentis. Proses demineralisasi enamel gigi akan merusak enamel yang
selanjutnya melanjutkan in#asi bakteri ke pori' trabekula dentin yang kemudian menyebabkan pulpitis hingga nekrosis pulpa. ari Pulpa maka infeksi dapat menyebar ke akar gigi dan selanjutnya menyebar ke os maksila atau mandibula, menyebabkan osteomyelitis. Kerusakan ini dapat menyebabkan perforasi sehingga melibatkan pula mukosa mulut maupun kulit !ajah (Samaranayake & Jones, 2002).
Sebagian besar bakteri yang berlokasi pada supragingi#al adalah gram positif, fakultatif dan sakarolitik yang berarti bah!a pada keadaan dimana terdapat karbohidrat terutama sukrosa, maka akan diproduksi asam. 4sam ini akan membuat enamel mengalami demineralisasi yang memfasilitasi in5ltrasi dari bakteri pada dentin dan pulpa. engan adanya in#asi dari bakteri pada jaringan internal gigi, bakteri berkembang, terutama bakteri gram negatif,
anaerobik dan proteolitik akan menginfeksi rongga pulpa. eberapa bakteri ini memiliki faktor #irulensi yang dapat menyebabkan in#asi bakteri pada jaringan periapikal melalui foramen apikal. 6ebih dari sebagian lesi periapikal yang aktif tidak dapat dideteksi dengan sinar-7 karena berukuran kurang dari ." mm%. 8ika
respon imun host menyebabkan akumulasi dari netro5l maka akan menyebabkan abses periapikal yang merupakan lesi destruktif pada jaringan. 9amun jikan respon imun host lebih didominasi mediasi oleh makrofag dan sel limfosit /, maka akan berkembang menjadi granuloma apikal, ditandai dengan reorganisasi jaringan melebihi destruksi jaringan. Perubahan pada status imun host ataupun #irulensi bakteri dapat menyebabkan reakti#asi dari s!ent perapca! !essons (Samaranayake & Jones, 2002)
nfeksi odontogenik juga dapat berasal dari jaringan periodontal. Ketika bakteri subgingi#al berkembang dan membentuk kompleks dengan bakteri periodontal patogen yang mengekspresikan faktor #irulensi, maka akan memicu respon imun host yang secara kronis dapat menyebabkan pero$onta! bone !oss. 4bses periodontal dapat berasal dari eksaserbasi periodontitis kronik, defek kongenital yang dapat memfasilitasi in#asi bakteri(fuson dari akar, $e"e!opment #roo"es, dll), maupun iatrogenik karena impaksi dari kalkulus pada epitel pero$onta! pocket selama scaling. eberapa abses akan membentuk 5stula dan menjadi kronik yang pada umumnya bersifat asimptomatik ataupun paucisimptomatik. entuk khusus dari abses periodontal rekuren adalah perikoronitis yang disebabkan oleh in#asi bakteri pada corona! pouch selama erupsi molar (Samaranayake & Jones, 2002)
Patofsiologi Ineksi Odontogen
nfeksi biasanya dimulai dari permukaan gigi yaitu adanya karies gigi yang sudah mendekati ruang pulpa, kemudian akan berlanjut menjadi pulpitis dan akhirnya akan terjadi kematian pulpa gigi (nekrosis pulpa). nfeksi gigi dapat terjadi secara lokal atau meluas secara cepat. 4danya gigi yang nekrosis menyebabkan bakteri bisa menembus masuk ruang pulpa sampai apeks gigi. :oramen apikalis dentis pada pulpa tidak bisa mendrainase pulpa yang terinfeksi. Selanjutnya proses infeksi tersebut menyebar progresif ke ruangan atau jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang nekrosis tersebut (%homa & o!$man, 19'0).
Penjalaran infeksi odontogen akibat dari gigi yang nekrosis dapat menyebabkan abses, abses ini dibagi dua yaitu penjalaran tidak berat (yang memberikan prognosis baik) dan penjalaran berat (yang memberikan prognosis tidak baik, di sini terjadi penjalaran hebat yang apabila tidak cepat ditolong akan menyebabkan kematian). 4dapun yang termasuk penjalaran tidak berat adalah serous periostitis, abses sub periosteal, abses sub mukosa, abses sub gingi#a, dan abses sub palatal, sedangkan yang termasuk penjalaran yang berat antara lain abses perimandibular, osteomielitis, dan phlegmon dasar mulut(%homa & o!$man, 19'0).
;igi yang nekrosis juga merupakan fokal infeksi penyakit ke organ lain, misalnya ke otak menjadi meningitis, ke kulit menjadi dermatitis, ke mata menjadi konjungti#itis dan u#eitis, ke sinus ma<illa menjadi sinusitis ma<illaris, ke jantung menjadi endokarditis dan perikarditis, ke ginjal menjadi nefritis, ke persendian menjadi arthritis (%homa & o!$man, 19'0).
nfeksi odontogenik merupakan suatu proses infeksi yang primer atau sekunder yang terjadi pada jaringan periodontal, perikoronal, karena traumatik atau infeksi pasca bedah. /ipikal infeksi odontogenik adalah berasal dari karies gigi yang merupakan suatu proses dekalsi5kasi email. Suatu perbandingan demineralisasi dan remineralisasi struktur gig terjadi pada perkembangan lesi karies. emineralisasi yang paling baik pada gigi terjadi pada saat akti#asi bakteri yang tinggi dan dengan p= yang rendah. >emineralisasi yang paling baik terjadi pada p= lebih tinggi dari 2,2 dan pada sali#a terdapat konsentrasi kalsium dan fosfat yang tinggi(%homa & o!$man, 19'0).
Sekali email larut, infeksi karies dapat langsung mele!ati bagian dentin yang mikroporus dan langsung masuk ke dalam pulpa. i dalam pulpa, infeksi dapat berkembang melalui suatu saluran langsung menuju apeks gigi dan dapat menggali menuju ruang medulla pada maksila atau mandibula. nfeksi tersebut kemudian dapat melobangi plat kortikal dan merusak jaringan super5cial dari rongga mulut atau membuat saluran yang sangat dalam pada daerah fasial(%homa & o!$man, 19'0).
Serotipe dari streptococcus mutans (crcetus, rattus, ferus, sobrnus) merupakan bakteri yang utama dapat menyebabkan penyakit dalam rongga mulut. /etapi meskipun lactobacilli bukan penyebab utama penyakit, mereka merupakan suatu agen yang progresif pada karies gigi, karena mereka mempunyai kapasitas produksi asam yang baik(%homa & o!$man, 19'0).
:aktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penyebaran dan kega!atan infeksi odontogenik adalah?
• 8enis dan #irulensi kuman penyebab. • aya tahan tubuh penderita.
• 8enis dan posisi gigi sumber infeksi.
• Panjang akar gigi sumber infeksi terhadap perlekatan otot-otot.
• 4danya tssue space dan potenta! space (%homa & o!$man, 19'0).
Penatalaksanaan Ineksi Odontogen
/ujuan manajemen infeksi odontogen adalah ?
". 0enjaga saluran nafas tetap bebas
• dasar mulut dan lidah yang terangkat ke arah tonsil akan menyebabkan gagal nafas
• mengetahui adanya gangguan pernafasan adalah langkah a!al diagnosis yang paling penting dalam manajemen infeksi odontogen
• tanda-tanda terjadi gangguan pernafasan adalah pasien terlihat gelisah, tidak dapat tidur dalam posisi terlentang dengan tenang, mengeluarkan air liur, disfonia, terdengar stridor
• saluran nafas yang tertutup merupakan penyebab kematian pasien infeksi odontogen
• jalan nafas yang bebas secara kontinu die#aluasi selama terapi • dokter bedah harus memutuskan kebutuhan, !aktu dan metode
operasi untuk mempertahankan saluran nafas pada saat emergency (ga!at darurat) (San$!er, 2009).
%. @perasi drainase
• pemberian antibiotika tanpa drainase pus tidak akan menyelesaikan masalah penyakit abses
• memulai terapi antibiotika tanpa pe!arnaan gram dan kultur akan menyebabkan kesalahan dalam mengidenti5kasi organisme penyebab penyakit infeksi odontogen
• penting untuk mengalirkan semua ruang primer apalagi bila pada pemeriksaan, ruang sekunder potensial terinfeksi juga
• A/ scan dapat membantu mengidenti5kasi ruang-ruang yang terkena infeksi
• :oto rontgen panoramik dapat membantu identi5kasi bila diduga gigi terlibat infeksi
• 4bses canine, sublingual dan #estibular didrainase intraoral
• 4bses ruang masseterik, pterygomandibular, dan pharyngea lateral bisa didrainase dengan kombinasi intraoral dan ekstraoral • 4bses ruang temporal, submandibular, submental, retropharyngeal, dan buccal disarankan diincisi ekstraoral dan didrainase.
(San$!er, 2009).
&. 0edikamentosa
• rehidrasi (karena kemungkinan pasien menderita dehidrasi adalah sangat besar)
• mera!at pasien yang memiliki faktor predisposisi terkena infeksi (contohnya iabetes 0ellitus)
• mengoreksi gangguan atau kelainan elektrolit
• memberikan analgetika dan mera!at infeksi dasar bila pasien menderita trismus, pembengkakan atau rasa sakit di mulut.
. denti5kasi bakteri penyebab
• diharapkan penyebabnya adalah a!phahemo!ytc Streptococcus dan bakteri anaerob lainnya
• kultur harus dilakukan pada semua pasien melalui incisi dan drainase dan uji sensiti#itas dilakukan bila pasien tidak kunjung membaik (kemungkinan resisten terhadap antibiotika)
• =asil aspirasi dari abses bisa dikirim untuk kultur dan uji sensiti#itas jika incisi dan drainase terlambat dilakukan
(San$!er, 2009).
2. 0enyeleksi terapi antibotika yang tepat • penicillin parenteral
• metronida*ole dikombinasikan dengan penicillin bisa dipakai pada infeksi yang berat
• Alindamycin untuk pasien yang alergi penicillin • Aephalosporins (cephalosporins generasi pertama)
• antibiotika jangan diganti selama incisi dan drainase pada kasus infeksi odontogen yang signi5kan
• jika mediastinal dicurigai terkena infeksi harus dilakukan A/ scan thora< segera dan konsultasi kepada dokter bedah thora< kardio#askular
• ekstraksi gigi penyebab akan menyembuhkan infeksi odontogen (San$!er, 2009).