COOLING TOWER DAN CHILLER
COOLING TOWER DAN CHILLER
TUGAS MATA KULIAH TEKNIK PENDINGIN TUGAS MATA KULIAH TEKNIK PENDINGIN
JODY CHRISTIE 1051057011 JODY CHRISTIE 1051057011
GEMA SIGIT 10510570 GEMA SIGIT 10510570
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
TEKNIK MESIN TEKNIK MESIN
2012 2012
1
1.. PPEENNDADAHHUULLUUAANN
A
Air ir didingngin in didipeperlrlukukanan ununttukuk, , sesebabagagaii cocontntohoh, , pepenynyeejujuk k ududarara a / / ACAC, , prprososees- s- proses
proses manufakmanufakturing turing atau atau pembangkpembangkitan itan daya. daya. MenarMenara a pendingipendingin n merupakmerupakan an suatusuatu peralat
peralatan yang digan yang digunakan untuunakan untuk menuruk menurunkan suhu ankan suhu aliran air liran air dengan cardengan cara mengeka mengekstraksistraksi panas
panas dari dari air air dan dan mengemmengemisikannya isikannya ke ke atmosatmosfir. fir. Menara Menara pendingpendingin in menggumenggunakannakan penguapan d
penguapan dimana seimana sebagian air dbagian air diuapkan ke aliuapkan ke aliran udara yairan udara yang bergerang bergerak k dan dan kemudiakemudiann dibuang ke atmosfir. Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan secara signifikan dibuang ke atmosfir. Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan secara signifikan (Gamba
(Gambar 1). Menara pendir 1). Menara pendingin mampu mengin mampu menurunkan suhu nurunkan suhu air lebih dari perair lebih dari peralatan- alatan- peralat
peralatan an yang yang hanya hanya menggmenggunakan unakan udara udara untuk untuk membuamembuang ng panas, panas, sepertseperti i radiator radiator dalam mobil, dan
Gambar 1. Diagram skematik sistim menara pendingin
Komponen dasar sebuah menara pendingin meliputi rangka dan wadah, bahan pengisi, kolam air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara, louvers, nosel
dan fan. Kesemuanya dijelaskan dibawah.
a) Rangka dan wadah. Hampir semua menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang tutup luar (wadah/casing), motor, fan, dan komponen lainnya. Dengan rancangan yang lebih kecil, seperti unit fiber glass, wadahnya dapat menjadi rangka.
b) Bahan Pengisi. Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi (terbuat dari plastik atau kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara dan air. Terdapat dua jenis bahan pengisi:
Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill: air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang pemercik horisontal, secara terus menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi. Bahan pengisi percikan dari plastik memberikan perpindahan panas yang lebih baik daripada bahan pengisi percikan
dari kayu.
Bahan pengisi berbentuk film: terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar, bergelombang, berlekuk,
atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.
c) Kolam air dingin. Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah menara, dan menerima air dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi. Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air dingin. Dalam beberapa desain, kolam air dingin berada dibagian bawah seluruh bahan pengisi. Pada beberapa desain aliran yang berlawanan arah pada forced draft, air di bagian bawah bahan pengisi disalurkan ke bak yang berbentuk lingkaran yang berfungsi sebagai kolam air dingin. Sudu-sudu fan dipasang dibawah bahan pengisi untuk meniup udara naik melalui menara. Dengan desain ini, menara dipasang pada landasannya, memberikan kemudahan akses bagi fan dan motornya.
d) Drift eliminators. Alat ini menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran udara supaya tidak hilang ke atmosfir.
e) Saluran udara masuk . Ini merupakan titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk bisa berada pada seluruh sisi menara (desain aliran melintang) atau berada dibagian bawah menara (desain aliran berlawanan arah).
f) Louvers. Pada umumnya, menara dengan aliran silang memiliki saluran masuk louvers. Kegunaan louvers adalah untuk menyamakan aliran udara ke
bahan pengisi dan menahan air dalam menara. Beberapa desain menara aliran berlawanan arah tidak memerlukan louver.
g) Nosel. Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi. Distribusi air yang seragam pada puncak bahan pengisi adalah penting untuk mendapatkan pembasahan yang benar dari seluruh permukaan bahan pengisi. Nosel dapat dipasang dan menyemprot dengan pola bundar atau segi empat,
atau dapat menjadi bagian dari rakitan yang berputar seperti pada menara dengan beberapa potongan lintang yang memutar.
h) Fan. Fan aksial (jenis baling-baling) dan sentrifugal keduanya digunakan dalam menara. Umumnya fan dengan baling-baling/propeller digunakan pada menara induced draft dan baik fan propeller dan sentrifugal dua-duanya ditemukan dalam menara forced draft. Tergantung pada ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah dipasang tetap atau dengan dapat dirubah-rubah/ diatur. Sebuah fan dengan baling-baling yang dapat diatur tidak secara otomatis dapat digunakan diatas range yang cukup luas sebab fan dapat disesuaikan untuk mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-baling yang dapat diatur secara otomatis dapat beragam aliran udaranya dalam rangka merespon perubahan kondisi beban.
3. JENIS – JENIS MENARA PENDINGIN
Bagian ini menjelaskan dua jenis utama menara pendingin: menara pendingin jenis natural draft dan jenis mechanical draft.
3.1Menara pendingin jenis natural draft
Menara pendingin jenis natural draft atau hiperbola menggunakan perbedaan suhu antara udara ambien dan udara yang lebih panas dibagian dalam menara. Begitu udara panas mengalir ke atas melalui menara (sebab udara panas akan naik), udara segar yang dingin disalurkan ke menara melalui saluran udara masuk di bagian bawah. Tidak diperlukan fan dan disana hampir tidak ada sirkulasi udara panas yang dapat mempengaruhi kinerja. Kontruksi beton banyak digunakan untuk dinding menara dengan ketinggian hingga mencapai 200 m. Menara pendingin tersebut kebanyakan hanya digunakan untuk jumlah panas yang besar sebab struktur beton yang besar cukup mahal.
Gambar 2 dan 3. Menara pendingin natural draft aliran melintang
Terdapat dua jenis utama menara natural draft:
Menara aliran melintang (Gambar 2): udara dialirkan melintasi air yang jatuh dan bahan pengisi berada diluar menara.
Menara dengan aliran yang berlawanan arah (Gambar 3): udara dihisap melalui air yang jatuh dan oleh karena itu bahan pengisi terletak dibagian dalam menara, walaupun desain tergantung pada kondisi tempat yang spesifik.
3.2Menara Pendingin Draft Mekanik
Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau mengalirkan udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas permukaan bahan pengisi, yang membantu untuk meningkatkan waktu kontak
perpindahan panas diantara keduanya. Laju pendinginan menara draft mekanis tergantung pada banyak parameter seperti diameter fan dan kecepatan operasi, bahan pengisi untuk tahanan sistim dll. Menara draft mekanik tersedia dalam range kapasitas yang besar. Menara tersedia dalam bentuk rakitan pabrik atau didirikan dilapangan – sebagai contoh menara beton hanya bisa dibuat dilapangan.
Banyak menara telah dibangun dan dapat digabungkan untuk mendapatkan kapasitas yang dikehendaki. Jadi, banyak menara pendingin yang merupakan rakitan dari dua atau lebih menara pendingin individu atau “sel”. Jumlah sel yang mereka miliki, misalnya suatu menara delapan sel, dinamakan sesuai dengan jumlah selnya. Menara dengan jumlah sel banyak, dapat berupa garis lurus, segi empat, atau bundar tergantung pada bentuk individu sel dan tempat saluran udara masuk ditempatkan pada sisi atau dibawah sel.
Tiga jenis menara draft mekanik dijelaskan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Ciri-ciri berbagai jenis menara pendingin draft (berdasarkan pada AIRAH)
Jenis menara pendingin Keuntungan Kerugian Menara pendingin forced draft (Gambar 4):
udara dihembuskan ke menara oleh sebuah fan yang terletak pada saluran udara masuk
ƒ Cocok untuk resistansi udara yang tinggi karena adanya fan dengan blower sentrifugal
ƒ Fan relatif tidak berisik
ƒ Resirkulasi karena kecepatan udara masuk yang tinggi dan udara keluar yang rendah, yang dapat diselesaikan dengan menempatkan menara di ruangan pabrik digabung dengan saluran
pembuangan Menara pendingin aliran melintang induced
draft (Gambar 5):
ƒ Air masuk pada puncak dan melewati bahan pengisi
ƒ Udara masuk dari salah satu sisi (menara aliran tunggal) atau pada sisi yang
berlawanan (menara aliran ganda)
ƒ Fan induced draft mengalirkan udara melintasi bahan pengisi menuju saluran keluar pada puncak menara
ƒ Lebih sedikit
resirkulasi daripada menara forced draft sebab kecepatan keluarnya 3 hingga 4 kali lebih tinggi daripada udara masuk
ƒ Fan dan mekanisme penggerak motor
dibutuhkan yang tahan cuaca terhadap embun dan korosi sebab mereka berada pada jalur udara
keluar yang lembab
Menara pendingin aliran b e rlawanan induced draft (Gambar 6):
ƒ Air panas masuk pada puncak
ƒ Udara masuk dari bawah dan keluar pada puncak
ƒ Menggunakan fan forced dan induced draft
Gambar 4. Menara Pendingin Forced Draft (REFERENSI)
Gambar 6. Menara pendingin induced draft dengan aliran melintang
4. PRINSIP KERJA COOLING TOWER
Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan perpindahan kalor. Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari air ke udara. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir. Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan secara signifikan, skema menara pendingin tersebut dapat dilihat pada gambar yang diambil dari [8], sebagai berikut.
Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar Air dari bak/basin dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air panas yang keluar tersebut secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh isapan atau dorongan fan/blower yang terpasang pada menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi (filler).
Air yang sudah mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak/basin. Pada cooling tower juga dipasang katup make up water untuk menambah
kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air (drift loses) ketika proses evaporative cooling tersebut sedang berlangsung.
5. PENGKAJIAN TERHADAP MENARA PENDINGIN
Bagian ini menjelaskan tentang bagaimana kinerja tenaga pendinginan dapat dikaji.3. Kinerja menara pendingin dievaluasi untuk mengkaji tingkat approach dan range saat ini terhadap nilai desain, mengidentifikasi area terjadinya pemborosan energi
Selama evaluasi kinerja, peralatan pemantauan yang portable digunakan untuk mengukur parameter-parameter berikut:
ƒ Suhu udara wet bulb
ƒ Suhu udara dry bulb
ƒ Suhu air masuk menara pendingin
ƒ Suhu air keluar menara pendingin
ƒ Suhu udara keluar
ƒ Pembacaan listrik motor pompa dan fan
ƒ Laju alir air
Gambar 7. Range dan approach menara pendingin (Masuk) ke Menara
(Keluar) dari Menara Suhu Air Panas Masuk
Suhu Air Dingin (Keluar)
Suhu Wet Bulb Ambien Approach
Parameter terukur tersebut kemudian digunakan untuk menentukan kinerja menara pendingin dengan beberapa cara. Yaitu:
5.1 Range (lihat Gambar 7). Ini merupakan perbedaan antara suhu air masuk dan keluar menara pendingin. Range CT yang tinggi berarti bahwa menara pendingin telah mampu menurunkan suhu air secara efektif, dan kinerjanya bagus. Rumusnya adalah:
Range CT (°C) = [suhu masuk CW (°C) – suhu keluar CW (°C)]
5.2 Approach (lihat Gambar7). Merupakan perbedaan antara suhu air dingin keluar menara pendingin dan suhu wet bulb ambien. Semakin rendah a pproach semakin baik kinerja menara pendingin. Walaupun, range dan a pproach harus dipantau, ‘approach’ merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja menara pendingin.
Approach CT (°C) = [suhu keluar CW (°C) – suhu wet bulb (°C)]
5.3 Efektivitas. Merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam persentase), yaitu perbedaan antara suhu masuk air pendingin dan suhu wet bulb
ambien, atau dengan kata lain adalah = Range/ (Range + Approach). Semakin tinggi perbandingan ini, maka semakin tinggi efektivitas menara pendingin.
Efektivitas CT (%) = 100 x (suhu CW –suhu keluar CW) / (suhu masuk CW – suhu WB)
5.4 Kapasitas pendinginan. Merupakan panas yang dibuang dalam kKal/jam atau TR, sebagai hasil dari kecepatan aliran masa air, panas spesifik dan perbedaan suhu.
5.5 Kehilangan penguapan. Merupakan jumlah air yang diuapkan untuk tugas pendinginan. Secara teoritis jumlah penguapan mencapai 1,8 m3 untuk setiap
10.000.000 kKal panas yang dibuang. Rumus berikut dapat digunakan (Perry):
Kehilangan penguapan (m3/jam) = 0,00085 x 1,8 x laju sirkulasi (m3/jam) x (T1-T2) T1 - T2 = perbedaan suhu antara air masuk dan keluar
5.6 Siklus konsentrasi (C.O.C). Merupakan perbandingan padatan terlarut dalam air sirkulasi terhadap padatan terlarut dalam air make up.
5.7 Kehilangan Blow down tergantung pada siklus konsentrasi dan kehilangan penguapan dan dihitung dengan rumus:
Blow down = Kehilangan penguapan/ (C.O.C. – 1)
5.8 Perbandingan Cair/Gas (L/G). Perbandingan L/G menara pendingin merupakan perbandingan antara laju alir massa air dan udara. Menara pendingin memiliki nilai desain tertentu, namun variasi karena musim memerlukan pengaturan dan perubahan laju alir air dan udara untuk mendapatkan efektivitas terbaik menara pendingin. Pengaturan dapat dilakukan dengan perubahan beban kotak air atau pengaturan sudut siripnya. Aturan termodinamika juga mengatakan bahwa panas yang
dibuang dari air harus sama dengan panas yang diserap oleh udara sekitarnya. Oleh karena itu rumus berikut dapat digunakan:
L(T1 – T2) = G(h2 – h1) L/G = (h2 – h1) / (T1 – T2) Dimana:
L/G = perbandingan aliran massa cair terhadap gas (kg/kg)
T1 = suhu air panas (0C) T2 = suhu air dingin (0C)
h2 = entalpi uap campuran udara-air pada suhu wet-bulb keluar (satuannya sama dengan diatas)
h1 = entalpi uap campuran udara-air pada suhu wet-bulb masuk (satuannya sama dengan diatas)
Efektivitas pendinginan
Efektivitas pendinginan merupakan perbandingan antara range dan range ideal. Semakin tinggi perbandingan ini, maka semakin tinggi efektivitas pendinginan suatu menara pendingin.
Sesuai dengan ukuran luas penampang menara pendingin dan debit air, maka dapat dihitung debit air spesifik dengan rumus sebagai berikut.
msp. = debit air spesifik (ℓ/min/m2)
m = debit air (ℓ/menit)
Atower = luas penampang menara pendingin (m2).
Kapasitas pendinginan (cooling load)
Kapasitas pendinginan suatu menara pendingin adalah setara dengan kemampuan menara pendingin tersebut dalam membuang panas ke lingkungan. Kapasitas pendinginan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Q = kapasitas pendinginan (kW)
m = debit air (kg/s)
ΔT = perbedaan suhu air masuk dan suhu air keluar (°C)
Laju penguapan air ke udara
Salah satu parameter kinerja menara pendingin yang penting adalah laju penguapan air ke udara. Proses penguapan inilah yang menjadi prinsip dasar suatu menara pendingin dalam mendinginkan air kondensor. Adapun rumus untuk menghitung laju penguapan air ke udara
pada suatu menara pendingin adalah sebagai berikut.
(ωH2 - ωH1) = selisih antara rasio kelembaban udara keluar dan masuk menara pendingin (kg uap air / kg udara)
V = debit aliran udara (m³/s)
ρ = densitas air = 0,99285 kg/ℓ
v1 = volum spesifik udara ambien (m3/kg).
Nilai rasio air-udara adalah parameter yang sangat penting dalam pemilihan suatu menara pendingin, terutama dalam pemilihan kapasitas fan. Rasio ini merupakan perbandingan antara debit air spesifik yang hendak didinginkan terhadap debit udara
spesifik yang diinduksikan oleh fan minimum.
Kesetimbangan energi
Dengan asumsi adiabatis untuk operasi suatu menara pendingin, maka akan berlaku persamaan kesetimbangan energi antara energi yang masuk dan keluar dari suatu
Adapun persamaan kesetimbangan energi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
dimana:
ha = entalpi udara kering (kJ/kg)
ωH = rasio kelembaban udara (kg uap air / kg udara)
ωω = rasio cair-gas udara (kg air / kg udara kering)
hf = entalpi air (kJ/kg)
ha + ωH hv = entalpi campuran udara-uap air (kJ/kg).
6. KESIMPULAN
Semua mesin pendingin yang bekerja akan melepaskan kalor melalui kondensor, refrijeran akan melepas kalornya kepada air pendingin sehingga air menjadi panas. Selanjutnya air panas ini akan dipompakan ke menara pendingin. Menara pendingin secara garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air tersebut dan menyediakan
sejumlah air yang relatif sejuk (dingin) untuk dipergunakan kembali di suatu instalasi pendingin atau dengan kata lain menara pendingin berfungsi untuk menurunkan suhu
aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir.
Kinerja menara pendingin akan berdampak langsung pada unjuk kerja sistem chiller secara keseluruhan. Pemilihan menara pendingin dengan approach rendah/kecil akan meningkatkan efisiensi chiller, namun akan menambah konsumsi energi fan dan biaya awal. Semakin tinggi temperature bola basah setempat, semakin tinggi