GENESIS VULKANIK BERUMUR TERSIER DI DAERAH
GENESIS VULKANIK BERUMUR TERSIER DI DAERAH
KARANGSAMBU
KARANGSAMBU
NG, KEBUMEN,
NG, KEBUMEN,
JAWA TENGAH
JAWA TENGAH
Oleh:
Oleh:
Nugroho Imam Setiawan
Nugroho Imam Setiawan
NIM: 22008002
NIM: 22008002
Magister Teknik Geologi ITB
Magister Teknik Geologi ITB
2010
Outline Presentasi
Outline Presentasi
•
•
Pendahuluan
Pendahuluan
- Perumusan Masalah
- Perumusan Masalah
- Lokasi Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Batasan Penelitian
- Batasan Penelitian
- Tujuan Penelitian
- Tujuan Penelitian
- Hipotesis
- Hipotesis
- Metode Penelitian
- Metode Penelitian
•
•
Geologi Regional
Geologi Regional
•
•
Pemaparan Data
Pemaparan Data
-
Pengamatan
-
Pengamatan
Lapangan dan
Lapangan dan
Petrografi
Petrografi
-
Geokimia
-
Geokimia
•
•
Sintesis Tektonik
Sintesis Tektonik
•
Outline Presentasi
Outline Presentasi
•
•
Pendahuluan
Pendahuluan
- Perumusan Masalah
- Perumusan Masalah
- Lokasi Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Batasan Penelitian
- Batasan Penelitian
- Tujuan Penelitian
- Tujuan Penelitian
- Hipotesis
- Hipotesis
- Metode Penelitian
- Metode Penelitian
•
•
Geologi Regional
Geologi Regional
•
•
Pemaparan Data
Pemaparan Data
-
Pengamatan
-
Pengamatan
Lapangan dan
Lapangan dan
Petrografi
Petrografi
-
Geokimia
-
Geokimia
•
•
Sintesis Tektonik
Sintesis Tektonik
•
Perumusan Masalah
Perumusan Masalah
•
•
Terdapat dua interpretasi mengenai kehadiran batuan
Terdapat dua interpretasi mengenai kehadiran batuan
vulkanik berumur Tersier di daerah
vulkanik berumur Tersier di daerah
penelitian:
penelitian:
Interpretasi pertama:
Interpretasi pertama:
kehadiran vulkanik berumur Tersier
kehadiran vulkanik berumur Tersier
merupakan bagian dari olisostrom Formasi
merupakan bagian dari olisostrom Formasi
Karangsambung dan Totogan yang
Karangsambung dan Totogan yang
kemungkinan
kemungkinan
merupakan bagian dari muka anjakan (
merupakan bagian dari muka anjakan (
thrust sheet
thrust sheet
)
)
(Asikin., 1974, Harsolumakso., 1996)
(Asikin., 1974, Harsolumakso., 1996)
Interpretasi kedua:
Interpretasi kedua:
kehadiran vulkanik berumur Tersier
kehadiran vulkanik berumur Tersier
merupakan produk insitu magmatisme di daerah
merupakan produk insitu magmatisme di daerah
Karangsambung (Kamtono., 1995, Yuwono., 1997,
Karangsambung (Kamtono., 1995, Yuwono., 1997,
Prasetyadi dalam kolom stratigrafi., 2007)
LOKASI PENELITIAN
LOKASI PENELITIAN
•
•
Lokasi penelitian secara administratif terletak di Kecamatan
Lokasi penelitian secara administratif terletak di Kecamatan
Karangsambung, Kabupaten Kebumen Propinsi Jawa Tengah.
Karangsambung, Kabupaten Kebumen Propinsi Jawa Tengah.
Secara astronomis terletak pada koordinat 109
Secara astronomis terletak pada koordinat 109
oo35’ – 109
35’ – 109
oo45’ BT
45’ BT
dan 7
dan 7
oo30’ – 7
30’ – 7
oo40’ LS, dengan luas area 5x3 km
40’ LS, dengan luas area 5x3 km
22. Singkapan dari
. Singkapan dari
Vulkanik Dakah terdapat di sekitar Desa
Vulkanik Dakah terdapat di sekitar Desa
Dakah yang terletak kurang
Dakah yang terletak kurang
lebih 2 km di sebelah Utara Karangsambung
•
•
Batasan Penelitian
Batasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada studi
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada studi
petrologi batuan vulkanik berumur Tersier di
petrologi batuan vulkanik berumur Tersier di
sekitar Desa Dakah (Vulkanik Dakah),
sekitar Desa Dakah (Vulkanik Dakah),
Kecamatan Karangsambung, Kabupaten
Kecamatan Karangsambung, Kabupaten
Kebumen, Propinsi Jawa Tengah kaitannya
Kebumen, Propinsi Jawa Tengah kaitannya
dengan kehadirannya dalam lingkungan
dengan kehadirannya dalam lingkungan
Kompleks Melange Luk Ulo.
Kompleks Melange Luk Ulo.
•
•
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui genesis Vulkanik Dakah
Untuk mengetahui genesis Vulkanik Dakah
berumur Tersier di Daerah Karangsambung,
berumur Tersier di Daerah Karangsambung,
Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa Tengah
Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa Tengah
dan melengkapi model stratigrafi dan tektonik
dan melengkapi model stratigrafi dan tektonik
dari vulkanisme Tersier di daerah
dari vulkanisme Tersier di daerah
Karangsambung dengan studi petrologi.
•
Hipotesis
1. Intrusi batuan magmatik berumur Tersier
di daerah Karangsambung adalah
magmatisme yang bersifat insitu dan
bukan merupakan olisostrom.
2. Terdapat mekanisme penunjaman lain
yang terjadi sehingga membentuk intrusi
Vulkanik Dakah.
•
Metode Penelitian
1. Analisis Pengamatan Lapangan
2. Analisis Petrografi
Bagan Alir
Penelitian
Geologi Regional
Berdasarkan Asikin (1974), Suparka (1988), dan Prasetyadi (2007)
•
Kompleks Melange Luk Ulo:
– Unit Metamorfik dan Metasedimen: grewake, baturijang, batugamping, sekis,
filit, sekis biru, dan eklogit
– Unit Ofiolit: harsburgit, serpentinit, lersolit, gabro, diabas, dan basalt
! Naiknya kepingan punggungan tengah samudera dan zona akresi dengan
umur: Kapur Akhir – Paleosen
•
Formasi Karangsambung
– Lempung bersisik (scaly clay ) dengan lensa batugamping nummulites,
konglomerat polimik, batupasir, batuan vulkanik Anggota Banjarsari
! Sedimen melange dengan gejala pelengseran bawah laut dengan umur: Eosen
Tengah – Eosen Akhir
•
Formasi Totogan
– Breksi lempung dengan fragmen basalt, batugamping nummulites,
batupasir, konglomerat dan batuan vulkanik Anggota Vulkanik
! Sedimen melange bawah laut dengan umur: Eosen Akhir-Oligosen hingga
Oligo-Miosen Awal
•
Formasi Waturanda
– Breksi vulkanik, batupasir dan lensa batugamping
Stratigrafi Regional
Peta Lintasan Pengamatan Lapangan
1. Daerah Gunung Bujil
2. Daerah K.Jebug dan Banjarsari
3. Daerah G.Parang dan Desa Dakah
4. Daerah Trenggulun Kidul
• Tekstur holokristalin, inekuigranular, porpiri-porpiritik, hipidiomorfik granular, ofitik, subofitik, memperlihatkan deformasi pada mineral. • Komposisi mineral utama: plagioklas, klinopiroksen, dan mineral opak. Mineral sekunder: klorit, kalsit, dan natrolit
• Lokasi Keterdapatan
lain:
Kali Kayen, Jembling, Desa Dakah
Kali Jebug
G. Parang
T. Kidul
• Tekstur holokristalin, inekuigranular, porpiri-porpiritik, hipidiomorfik granular, ofitik, subofitik, memperlihatkan deformasi pada mineral. • Komposisi mineral utama: plagioklas, klinopiroksen, dan mineral opak. Mineral sekunder: klorit, kalsit, dan natrolit
Diabas
Desa Dakah
Banjarsari
Efek Bakar
• Tekstur vitroklastik, hornfelsik, mengalami silisifikasi, vitrivikasi menjadi gelas. Tekstur relict berupa perlapisan batulempung? • Komposisi mineral: kuarsa, gelas,muskovit, kalsit, min. opak
Kali Jebug
• Basalt andesit, tekstur holokristalin, porpiritik, intergranular. Komposisi mineral utama: plagioklas (andesin), klinopiroksen, mineral opak. Mineral sekunder: klorit
• Pillow lava: tekstur hipokristalin, porpiritik, trakitik. Komposisi mineral utama: plagioklas (labradorit), klinopiroksen, gelas, min.opak. Mineral sekunder: klorit, natrolit, kalsit G. Bujil
Bukit Timur G.Bujil
Tuf piroklastik,
Breksi Hialoklastik,
Fragmen Kristal Tuf
• Tuf, tekstur klastik, mudsupported, bentuk angular. Komposisi utama: plagioklas, piroksen dan gelas yang terubah menjadi mineral lempung. • Hialoklastik (basalt), tekstur holokristalin, porpiritik, hipokristalin. Komposisi utama: plagioklas (albitisasi), klinopiroksen. Mineral sekunder: klorit, natrolit, kalsit
• Kristal Tuf; tekstur vitroklastik, grain
supported, komposisi: plagioklas,
klinopiroksen, litik, mineral opak, klorit, gelas vulkanik
Desa Dakah
Desa Dakah
Fragmen breksi
lempung Formasi
Totogan dan
Batupasir Formasi
Waturanda
• Fragmen breksi lempung
(basalt terubah), tekstur holokristalin, trakitik, komposisi mineral: plagioklas (albitisasi), klinopiroksen, min.opak. Mineral sekunder: urat kalsit, natrolit, klorit.
• Batupasir Fm.Waturanda
(litik wacke), tekstur klastik, grain supported, komposisi litik, plagioklas, klinopiroksen, natrolit, min.opak
• Batupasir Fm.Waturanda
(litik wacke), tekstur klastik, grain supported, komposisi litik, plagioklas, klinopiroksen, natrolit, min.opak, fosil foram plangtonik
Jembling
K.Wuluh
Kolom Penampang Stratigrafi
Kolom Penampang Stratigrafi
Kesimpulan Pengamatan Lapangan
dan Analisis Petrografi
1.
Produk vulkanisme berumur Tersier di sekitar Desa Dakah berupa lava masif
basalt, lava bantal basalt, leher gunung api diabas dan basalt andesit, retas
diabas, tuf piroklastik, breksi hialoklastik insitu dan sedimenter, dan sebagai
fragmen kristal tuf pada breksi lempung Formasi Totogan maupun batulempung
bersisik Formasi Karangsambung
2.
Berdasarkan tekstur dan morfologi singkapan, Diabas G. Parang dan basalt
andesit G. Bujil
!leher vulkanik, diabas K.Jebug-Banjarsari, Trenggulun Kidul,
Jembling-K.Kayen
!retas dengan pusat erupsi di sekitar Desa Dakah
3.
Batuan vulkanik Tersier di daerah Karangsambung memiliki komposisi utama
plagioklas, klinopiroksen, dan mineral opak. Tekstur yang dijumpai pada diabas
adalah holokristalin, ofitik dan subofitik. Pada basalt andesit holokristalin, porpiritik
dan intergranular. Pada lava basaltik hipokristalin, trakitik dan intergranular.
!Toleit
4.
Contoh batuan telah mengalami pelapukan dan ubahan yang intensif ditandai
dengan kehadiran klorit, kalsit dan natrolit. Natrolit menandakan ubahan terjadi
pada lingkungan laut (Fisher dan Schmincke, 1984)
5.
Batuan yang diintrusi mengalami efek bakar dengan silisifikasi dan vitrifikasi
6.
Fragmen batuan beku dalam Formasi Totogan, fragmen batupasir vulkaniklastik
dan kristal tuf dalam Formasi Karangsambung kemungkinan berasal dari Vulkanik
Tersier di Karangsambung.
7.
Batuan vulkanik Tersier mengalami deformasi yang cukup kuat ditandai dengan
Geokimia Unsur Utama
Penulis, 2010 (XRF) Soeria Atmadja, dkk., 1994(AAS, ICP-AES dan neutron activation) Sampel KM 01 GB 01 KJ 02 KK 01 JB 01 KRS 29 KRS 30 KRS 31A Oksida (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) SiO2 43.79 47.54 47.89 48.88 46.77 54.5 52.5 58.8 TiO2 2.14 0.74 1.21 1.56 1.49 0.89 1.49 1.4 Al2O3 15.1 20.03 18.25 17.29 17.28 15.02 15.29 15.14 Fe2O3* 11.95 8.97 9.19 11.03 9.84 8.21 11.14 6.73 MnO 0.35 0.191 0.247 0.479 0.396 0.16 0.22 0.1 MgO 7.12 4.89 4.92 6.96 6.78 5.24 4.83 3.01 CaO 8.54 11.29 5.93 4.46 6.26 7.97 7.03 3.98 Na2O 3.44 3.02 5.59 4.57 5.1 4.15 4.54 7.55 K2O 0.101 0.396 0.819 1.35 0.405 0.29 0.4 0.37 P2O5 0.451 0.173 0.245 0.329 0.32 0.1 0.2 0.25 SO3 0.565 0.112 0.213 0.389 0.514 - - -LOI 6.22 2.45 5.25 4.51 4.65 3.36 2.76 2.67 Lain-lain 0.2254 0.2115 0.24097 0.1935 0.1846 0 0 0 Total 99.99 100.01 99.99 102.00 99.99 99.89 100.40 100.00
Tingginya tingkat pelapukan dan ubahan
Kehadiran mineral sekunder Natrolit (Na2 Al2Si3O10.2H2O) dan albitisasi Ca!Na plag
Nilai TiO2 !< 1,25% dipengaruhi oleh kehadiran mineral titanomagnetit sbg min.sekunder
Geokimia Unsur
Jejak dan Tanah
Langka
Sampel KM 01 GB 01 KJ 02 KK 01 JB 01 KRS 29 KRS 30 KRS 31A Elemen ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm Ti 12800 4430 7280 9330 8950 - - -Al 79900 106000 96600 91500 91500 - - -Fe 83500 62700 64300 77200 68800 - - -Mn 2710 1480 1910 3710 3060 - - -Ca 61100 80700 42400 31900 44800 - - -Mg 43000 29500 29700 42000 40900 - - -Zn 89 72 43 82 53 70 78 84 Ni 27 13 17 17 17 41 17 21 Zr 153 48 116 125 140 - - -Hf - - - 2.9 2.9 Cs 120 84 - 63 92 - - -Cu 55 146 19 71 80 23 29 32 Sr 229 304 687 186 211 160 137 118 V 356 291 319 356 343 118 285 275 Cr 68 64 16 33 39 119 14 25 Co 108 78 74 94 77 30 40 32 Cl 334 433 486 314 261 - - -I 36 - - - -Rb - - 5.2 9.1 0 45 5 3.5 Ga 19 13 13 22 14 - - - Y 40 17 26 30 29 - - -La 67 59 55 44 39 - - -Sc 25 40 31 12 28 - - -Ba - - - 50 57 123 Yb - - - 3 - -Th - - - 1.2 1.1Unsur mobile (mudah
bergerak): Large Ion Lithopile
(LIL); Jari-jari ion besar,
ikatan ion lemah: Cs, Sr, Rb,
Ba, K
Unsur Immobile (tidak mudah
bergerak: High Field Strenght
(HFS); jari-jari ion kecil,
Ikatan ion lemah: La, Y, Sc,
Th, Ce, Zr, Hf, Ti, Ta dan
Unsur transisi: Co, Cu, Ni, V,
Cr, Mn
Diagram Laba-laba
• Pengkayaan pada
unsur LIL dan
miskin pada
unsur HFS
!
tipikal toleit
busur kepulauan
Wood, dkk (1979)
Pearce (1983)
Mineral Normative (CIPW)
Penulis, 2010 Soeria Atmadja, dkk (1994) Min. Norm KM 01 GB 01 KJ 02 KK 01 JB 01 KRS 29 KRS 30 KRS 31A Apatite 1.07 0.41 0.58 0.78 0.76 0.24 0.47 0.59 Chromite 0.01 0.01 0 0.01 0.01 0.03 0 0.01 Zircon 0.03 0.01 0.02 0.03 0.03 0 0 0 Ilmenit 4.07 1.41 2.3 2.96 2.83 1.69 2.83 2.66 Orthoclase 0.6 2.34 4.84 7.98 2.39 1.71 2.36 2.19 Albite 29.11 25.55 38.41 38.67 37.44 35.12 38.42 63.88 Anorthite 25.46 39.93 22.29 20.04 23.06 21.5 20.16 6.33 Corundum 0 0 0 0.97 0 0 0 0 Magnetite 17.33 13.01 13.32 15.99 14.27 11.9 16.15 9.76 Diopside 11.23 12.15 4.63 0 4.78 14.01 10.9 9.51 Hyperstene 4.4 5.14 0 6.65 0 11.04 12.69 5.63 Quartz 0 0 0 0 0 6.24 3.04 2.46 Olivine 9.8 4.87 10.88 12.17 14.31 0 0 0 Nepheline 0 0 4.82 0 3.09 0 0 0 W% Norm 103.1 104.8 102.1 106.2 103 103.5 107 103Diagram Diskriminan
Diagram Diskriminan
Miyashiro (1974)
Diagram Evolusi
Kimia (Harker, 1909)
• Zr (immobile)
sebagai absis
(Wilson, 1989)
• Evolusi magma:
KM.01
!
JB.01
!
KK.01
!
KJ.
02
!
GB.01
Kesimpulan Analisis Geokimia
1. Contoh batuan berasal dari magma ko-genetis
berafinitas toleit busur kepulauan
2. Mempunyai tingkat ubahan dan pelapukan
yang cukup tinggi (LOI) 2.45-6.22%
3. Ubahan dan pelapukan mempengaruhi pada
unsur K
2
O, Ca
2
O, TiO
2
dan Na
2
O karena
proses albitisasi dan kehadiran mineral
sekunder magnetit dan natrolit
4. Evolusi magma dimulai dari contoh batuan KM.
01, berikutnya berturut-turut JB.01, KK.01, KJ.
02 dan GB.01
Sintesis Tektonik
Dasar Sintesis Tektonik:
1. Berdasarkan analisis pengamatan lapangan, petrografi dan geokimia, produk
vulkanik Tersier di daerah penelitian berafinitas toleit busur kepulauan dan
berasal dari magma ko-genetis dengan pusat erupsi utama di sekitar Desa
Dakah.
2. Vulkanisme di daerah Karangsambung didominasi oleh fase lelehan dari
banyaknya singkapan lava, produk piroklastik yang tidak melimpah dan
ketidakhadiran mineral hidrous seperti amfibol. Mengindikasikan sudut
penunjaman yang relatif landai
3. Proses ubahan albitisasi dan hadirnya mineral sekunder natrolit mengindikasikan
ubahan terjadi di lingkungan laut
4. Umur dari ofiolit Karangsambung utara berdasarkan pentarikhan radiometri K-Ar
menghasilkan 85.03 ± 4.25 Jtl dan 81.26 ± 4.06 Jtl (Kapur Akhir) (Suparka, 1988)
5. Umur dari vulkanik Tersier di daerah Karangsambung berdasarkan pentarikhan
radiometri K-Ar menghasilkan 39.86 ± 3.31 Jtl (diabas G. Parang), 37.55 ± 1.96
(basalt andesit G. Bujil), dan 26.52 ± 1.93 Jtl (diabas Trenggulun Kidul) (Eosen
Akhir-Oligosen Akhir) (Soeria Atmadja, dkk., 1994)
6. Berdasarkan kehadiran nannoplankton, umur dari Formasi Karangsambung
adalah Eosen Tengah-Akhir dan Formasi Totogan Eosen Akhir-Oligosen hingga
Oligosen-Miosen Awal (Kapid dan Harsolumakso, 1996)
7. Terhentinya penunjaman Pra-Tersier karena kehadiran mikrokontinen
Gondwanaland di selatan Jawa Timur pada Kapur Akhir – Eosen Tengah
(Sribudiyani, dkk., 2003)
Sintesis Tektonik
Penunjaman yang terjadi pada lingkungan yang sebelumnya merupakan
daerah melange dapat terjadi pada dua faktor:
1. Adanya sistem penunjaman baru yang bergeser ke arah Selatan dari penunjaman lama
2. Posisi palung tetap tetapi sudut penunjaman menjadi lebih curam
Asumsi:
Kedalaman rata-rata pelelehan parsial pada busur kepulauan adalah 80-125
km di bawah busur vulkanik (Wilson, 1989).
Apabila dipilih opsi tipe penunjaman yang kedua akan didapatkan sudut
penunjaman >80
o. Melihat perbandingan penunjaman resen pada tipikal busur
kepulauan di Palung Mariana yang menghasilkan sudut penunjaman 90
o(Davis dan Reynolds, 1996) berasal dari lempeng samudera Pasifik yang
berumur 150 juta tahun yang lalu dengan densitas yang sangat besar
sementara di Palung Meksiko lempeng samudera yang menunjam berumur 20
juta tahun yang lalu menghasilkan sudut 15-20
o(England dan Wortel, 1980
dalam Davis dan Reynolds, 1996).
Apabila lempeng samudera yang menunjam di bawah Karangsambung
diasumsikan berumur tidak lebih dari ofiolit Karangsambung Utara yaitu 85.03
± 4.25 juta tahun dan 81.26 ± 4.06 juta tahun (Suparka, 1988) pada umur
Karangsambung saat itu Paleosen (65-55 jtl) maka lempeng samudera
tersebut hanya lebih tua ± 15 jtl sehingga tidak mungkin akan dihasilkan sudut
penunjaman >80
odari lempeng samudera yang menunjam tersebut karena
densitasnya belum begitu besar.
!
Opsi penunjaman pertama: Adanya sistem penunjaman baru yang
Kapur-Paleosen
•
Karangsambung
merupakan zona subduksi
•
Tumbukan mikrokontinen
Gondwanaland di tepi
timur dan tenggara
Sundaland pada Kapur
Akhir mengakibatkan tidak
aktifnya zona subduksi
Meratus (Sribudiyani,
2003)
Eosen Tengah
•
Lempeng samudera
Indo- Australia terus bergerak ke
utara menyebabkan
terbentuknya jalur
penunjaman baru
•
Daerah Karangsambung
terbentuk sedimentasi
Formasi Karangsambung
di lingkungan laut
Eosen Akhir
•
Penunjaman baru telah
mencapai kedalaman
80-125 km terjadi
pelelehan parsial ditandai
dengan aktivitas
vulkanisme di daerah
Bayah, Ciletuh,
Karangsambung dan
Bayat.
•
Vulkanisme di daerah
Karangsambung terbentuk
pada lingkungan bawah
laut
•
Terjadi juga pengendapan
Formasi Totogan
Sketsa Vulkanik Dakah
• Pusat erupsi di daerah Dakah
berturut-turut setelahnya terbentuk retas diabas Jembling-K.Kayen, leher vulkanik diabas G.Parang, retas diabas K.Jebug-Banjarsari, leher vulkanik basalt andesit G.Bujil dan retas diabas Trenggulun Kidul
• Produk erupsi berupa lava
berstruktur masif dan bantal basalt dan tuf piroklastik. Produk synerupsi berupa breksi hialoklastik insitu dan sedimenter, fragmen basalt dan batupasir vulkaniklastik dalam Formasi
Karangsambung, Totogan dan Waturanda
Peta Geologi Daerah Penelitian
Kesimpulan
1. Vulkanik Tersier yang tersingkap di sekitar Desa Dakah daerah Karangsambung berupa leher vulkanik diabas dan basalt andesit, retas diabas, lava masif dan bantal basaltik, tuf piroklastik, breksi hialoklastik insitu dan sedimenter, dan sebagai fragmen vulkaniklastik dalam breksi lempung Formasi Totogan maupun batulempung bersisik Formasi Karangsambung.
2. Pusat erupsi utama diperkirakan berada di sekitar Desa Dakah berturut-turut
setelahnya adalah retas diabas Jembling-Kali Kayen, leher vulkanik diabas Gunung Parang, retas diabas Kali Jebug dan leher vulkanik Gunung Bujil pada Eosen Akhir; dan yang terakhir adalah retas diabas Trenggulun Kidul pada Oligosen Tengah. 3. Himpunan batuan vulkanik Tersier di daerah Karangsambung berasal dari magma
yang sama (ko-genetis) dan berafinitas toleit busur kepulauan dengan aktivitas vulkanik di dalam lingkungan air laut.
4. Kehadirannya dalam lingkungan sedimen melange Formasi Karangsambung dan Totogan yang diendapkan pada cekungan palung dengan batuan dasar berupa
kompleks akresi produk penunjaman Pra-Tersier mengindikasikan adanya mekanisme sistem penunjaman baru busur kepulauan antara lempeng samudera Indo-Australia selatan dengan lempeng samudera Indo-Australia utara di selatan Karangsambung. Terhentinya penunjaman Pra-Tersier disebabkan oleh tumbukan mikrokontinen
Gondwanaland di tepi timur dan tenggara Sundaland pada Kapur Akhir sementara pergerakan lempeng samudera Indo-Australia terus bergerak ke arah Utara sehingga menyebabkan terbentuknya jalur penunjaman baru di selatan jalur penunjaman Pra-Tersier.
5. Penunjaman baru di selatan Karangsambung diperkirakan terbentuk pada Eosen Tengah dan terjadi magmatisme hingga membentuk vulkanisme insitu bawah laut di daerah Karangsambung pada Eosen Akhir pada lingkungan sedimen melange.
Daftar Pustaka Terpilih
• Akmaluddin., Setijadji, D. L., Watanabe. K., dan Itaya, T., (2005): New Interpretation on Magmatic Belts Evolution during the Neogene-Quaternary Periods as Revealed from Newly Collected K-Ar Ages from Central-East Java, Indonesia, Proceeding Joint Convention Surabaya 2005 – IAGI , 34, 234-238
• Asikin, S. (1974): Evolusi Geologi Jawa Tengah dan Sekitarnya Ditinjau dari Segi Tektonik Dunia yang Baru, Disertasi, Program Doktor Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung
• Asikin, S., Handoyo, A., Busono, H., dan Gafoer, S., (1992) : Geologic map of Kebumen Quadrangle, Java, scale 1: 100.000, Geological Research and Development Center, B andung
• Bellon, H., Maury, R. C., Soeria-Atmadja, R., Polve, M., Pringgopawiro, H., dan Priadi, B., (1989): Chronologie 40K – 40Ar du volcanisme Tertiaire de Java Central (Indonesie): mise en evidence des deux episodes distincts de
magmatisme d’arc, C. R. Acad. Sci. Paris, Serie II, 309, 1971-1977
• Fisher, R. V., dan Schmincke, H. U., (1984): Pyroclastic Rocks, Springer-Verlag, Germany
• Harsolumakso, A. H., (1996): Status Olistostrom di daerah Luk Ulo, Jawa Tengah; suatu tinjauan stratigrafi, umur dan deformasi, Kumpulan Makalah Seminar Nasional Peran Sumberdaya Geologi Dalam PJP II , 101-121
• Harsolumakso, A. H., dan Noeradi, D., (1996): Deformasi pada Formasi Karangsambung di daerah Luk Ulo, Kebumen, Jawa Tengah, Buletin Geologi , Vol. 26, 45-54
• Kamtono, (1995): Penafsiran Penampang Gayaberat Dua Dimensi dan Implikasinya Terhadap Kedudukan Blok-Blok Melange Luh Ulo, Karangsambung, Jawa Tengah, Tesis, Program Magister Teknik Geofisika, Institut Teknologi Bandung
• Prasetyadi, C., (2007): Evolusi Tektonik Paleogen Jawa Bagian Timur , Desertasi, Program Doktor Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung
• Setijadji, L. D., dan Watanabe, K., (2009): Updated Age Data of Volcanic Centers in the Southern Mountains of Central-East Java Island, Indonesia, International Conference Earth Science and Technology – Yogyakarta, B18 • Sribudiyani, Muchsin, N., Ryacudu, R., Kunto, T., Astono, P., Prasetya, I., Sapiie, B., Asikin, S., Harsolumakso, A.
H., dan Yulianto, I., (2003): The Collision of the East Java Microplate and Its Implication for Hydrocarbon
Occurrences in the East Java Basin, Proceedings Indonesian Petroleum Association, 29th Annual Convention and Exhibition.
• Suparka, M. E., (1988): Studi Petrologi dan Pola Kimia Komplek Ofiolit K arangsambung Utara, Luh Ulo, Jawa Tengah, Desertasi, Program Doktor Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung
• Yuwono, Y. S., (1997): The Occurence of Submarine Arc-Volcanism in the Accretionary Complex of The Luk Ulo Area, Central Java, Buletin Geologi , Vol. 27, 15-26
Distribusi Vulkanik Tersier Pulau Jawa
Bellon, dkk., (1989), Soeria Atmadja, dkk., (1994), Akmaluddin, dkk., (2005), Setijadji dan Setijadji dan Watanabe, (2009)
Kamtono, (1995)
Harsolumakso, (1996)
CaMg(SiO3)2 (Diopside) CaAl2Si2O8 (Anorthite) Eutectic point (b) a b c d (d ) Tekstur diabasic
Materi Kuliah Petrologi Lanjut, 2008 Dr. IGB Eddy Sucipta, MT
NaAlSi3O8 (Albite) CaAl2Si2O8 (Anorthite) L1 L1 L2 P 1 P 2 P 3 L3 P 4 P 4 P 1 P 2 P 1 P 3 P 2 P 1 P 4 P 3 P 2 P 1