• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

Bryan Reppi*, Nova H. Kapantow*, Maureen I. Punuh*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Usia remaja merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab. Secara khusus pada remaja perempuan mulai muncul kesadaran akan bentuk badannya sehingga banyak yang membatasi konsumsi makanannya. Berdasarkan Riskesdas 2010, kelompok umur 16-18 tahun presentase rata-rata kecukupan energi dibawah kebutuhan minimal adalah sebanyak 32,4%. Asupan energi yang berlebih dapat terjadi karena asupan lemak yang berlebih, sedangkan keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kekurangan akan satu atau beberapa zat gizi karena tidak terpenuhi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan energi dengan status gizi pada siswi SMA Negeri 4 Manado.

Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Dilakukan pada bulan November 2014 sampai Januari 2015 di SMA Negeri 4 Manado. Sampel pada penelitian ini adalah 72 sampel yang ditentukan dengan metode systematic random sampling berdasarkan daftar kehadiran. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status gizi responden serta metode food recall untuk mengetahui tingkat asupan energi responden. Analisis data bivariate dilakukan dengan uji spearman.

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa 58 responden atau 80,6% termasuk dalam kategori status gizi normal. Selain itu juga didapatkan bahwa sebanyak 58 orang atau 80,6% responden mempunyai tingkat asupan energi cukup. Hasil uji statistik spearman untuk hubungan antara asupan energi dengan status gizi menunjukkan nilai ρ=0,000 dan koefisien korelasi r=0,567.

Terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi siswi SMA Negeri 4 Manado. Hubungan tergolong sedang dengan arah korelasi positif.

Kata Kunci: Asupan energi, Status Gizi, Remaja, Siswi

ABSTRACT

The Adolescent period is a crucial period of what we call malnutrition for various reasons, particularly to the female adolescent. Based on Riskesdas 2010, a group of 16-18 years has below average nutrient efficiency reacting the number of 32,4%. The intake energy level above normal occurs when the fat intake level increase and malnutrition occur when our body lack of some nutrient. The purpose of this research is to find out the correlation between energy intake with nutritional status of female student at Manado 4th Senior High School. This research is cross sectional research. Conducted in November 2014-January 2015 at Manado 4th Senior High School. The sample of this research is 72 samples which is determined with systematic random sampling method based on the attendant list. The data collection is done by height and weight measurement to conclude the nutritional status each respondent and also a food recall method to conclude the energy intake level of each respondent. Analyzing bivariate data is done by spearman test.

Based on the research, 58 respondent or 80,6% includes in a normal nutrition level. What more is the 58 or 80,6% respondent is in a average energy intake level. The result of the spearman statistic test shows significant value 0,000 with coefficient correlation r=0,567.

There is a significant correlation between the energy intake and the nutritional status of the female students in Manado 4th Senior High School. The correlation is in an average level with the direction of positive correlation. It means the enhancement of the energy intake value will increase the level of nutritional status.

(2)

PENDAHULUAN

Saat ini, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya

disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya

persediaan pangan, kurang baiknya kualitas

lingkungan, dan kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang gizi. Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan makanan (Almatsier, 2009). Karena masalah gizi yang dihadapi tersebut maka diperlukan perbaikan gizi masyarakat. Undang-undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat. Peningkatan mutu gizi dilakukan melalui perbaikan pola konsumsi pangan yang sesuai dengan gizi seimbang, perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik dan kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, dan peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi. Upaya perbaikan gizi dilakukan pada

seluruh siklus kehidupan sejak dalam

kandungan sampai dengan lanjut usia dengan prioritas pada kelompok rawan: bayi dan balita, remaja perempuan, dan ibu hamil dan menyusui. Remaja perempuan sering sangat sadar akan bentuk badannya, sehingga banyak yang membatasi konsumsi makanannya. Bahkan banyak yang berdiet tanpa nasihat atau

pengawasan seorang ahli gizi dan kesehatan, sehingga pola konsumsinya sangat menyalahi kaidah-kaidah ilmu gizi. Banyak pantangan atau tabu yang ditentukan sendiri berdasarkan

pendengaran dari kawannya yang tidak

kompeten dalam bidang gizi atau kesehatan, sehingga terjadi berbagai gejala dan keluhan

yang sebenarnya merupakan gejala-gejala

kelainan gizi (Sediaoetama, 2006). Pada

umumnya remaja perempuan lebih banyak tidak makan pagi dibandingkan remaja laki-laki, karena ingin langsing dan sering berusaha untuk berdiet. Banyak remaja perempuan beranggapan bahwa dapat mengontrol berat badan dengan cara mengabaikan makan pagi atau makan siang dan itu merupakan anggapan yang salah

(Almatsier, 2011). Remaja perempuan

melewatkan dua kali waktu makan dan lebih memilih jajanan. Sebagian besar jajanan bukan hanya hampa kalori, tetapi juga sedikit sekali

mengandung zat gizi, selain itu dapat

mengganggu (menghilangkan) nafsu makan.

Masalah lain yang mungkin dapat

mempengaruhi gizi remaja ialah anoreksia nervosa, yaitu kelainan yang umumnya diderita oleh remaja perempuan, terbanyak pada usia 14 sampai 18 tahun karena keinginan untuk melangsingkan badan (Arisman, 2008).

Riset Kesehatan Dasar menunjukan bahwa secara umum penduduk Sulawesi Utara

yang tingkat konsumsi energi dibawah

kebutuhan minimal (> 70% berdasarkan Angka Kecukupan Gizi 2004) yaitu sebanyak 35,7% dan konsumsi protein dibawah kebutuhan

(3)

minimal (> 80% berdasarkan Angka Kecukupan Gizi 2004) yaitu sebanyak 30,7%. Secara khusus untuk kelompok umur 16-18 tahun, persentase rata-rata kecukupan energi dibawah kebutuhan minimal yaitu 42,3% dan konsumsi protein dibawah kebutuhan minimal yaitu sebanyak 32,4%. (KEMENKES, 2010).

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan status gizi remaja putri di daerah perkotaan dan pedesaan

Kabupaten Jombang menunjukkan bahwa

tingkat kecukupan gizi remaja putri di perkotaan dengan kategori buruk adalah sebanyak 42,6 % dibandingkan dengan kategori baik dan cukup yaitu sebanyak 7,4% dan 18,5% (Muniroh dan Sumarni, 2002). Pada remaja perempuan, asupan energi meningkat sampai usia 12 tahun yaitu 2250 kkal/hari, kemudian menurun sampai usia 18 tahun yaitu 2200 kkal/hari (Almatsier, 2011).

SMA Negeri 4 Manado merupakan salah satu sekolah di wilayah kerja Puskesmas Ranomuut dan berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Manado Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, tidak terdapat sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah ini.

Berdasarkan uraian di atas dan melihat betapa pentingnya masalah gizi terutama terhadap golongan rentan seperti remaja perempuan, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat asupan energi dengan status gizi siswi SMA Negeri 4 Manado.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian survey analitik dengan desain penelitian cross sectional (potong lintang) dan dilaksanakan pada bulan November 2014 – Januari 2015 di SMA Negeri 4 Manado. Populasi untuk penelitian ini yaitu seluruh siswi SMA Negeri 4 Manado yang berjumlah 251 orang siswi, untuk menentukan sampel pada tiap

kelas menggunakan systematic random

sampling dengan interval 4 siswi berdasarkan

daftar kehadiran. Adapun yang menjadi kriteria inklusi adalah siswi yang hadir disekolah pada saat penelitian dan siswi yang bersedia menjadi responden, sedangkan kriteria eksklusi yaitu siswi yang baru sembuh dari sakit dan mengalami penurunan berat badan dan siswi yang sedang mengikuti program diet

Analisis data bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

yaitu asupan energi dan status gizi,

menggunakan uji statistik korelasi spearman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan pada 72 orang murid perempuan di SMA Negeri 4 Manado, dengan

cara melakukan wawancara mengenai

karakteristik responden dan jumlah asupan energi melalui makanan yang dikonsumsi responden. Selain itu juga dilakukan pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan

responden. Berdasarkan hasil penelitian,

didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia 16 tahun yaitu sebanyak 27 orang atau

(4)

37,5%, sedangkan responden dengan usia 18 tahun hanya 3 orang atau 4,2%.

Hasil penelitian latar belakang orang tua didapatkan hasil bahwa mayoritas pendidikan terakhir ayah dan ibu responden adalah Sekolah Menengah Atas yaitu masing-masing sebanyak 43 orang (59,7%) dan 34 orang (47,2%). Sedangkan yang paling sedikit adalah Magister

(S2) dan Diploma yaitu masing-masing

sebanyak 2 orang atau 2,8% untuk pendidikan ayah dan masing-masing 1 orang atau 1,4% untuk pendidikan ibu. Hasil penelitian untuk pekerjaan ayah adalah mayoritas bekerja dibidang swasta yaitu sebanyak 25 orang (34,7%) dan yang paling sedikit bekerja sebagai guru, polisi dan satpam dengan frekuensi masing-masing sebanyak 1 orang (1,4%). Sedangkan untuk pekerjaan ibu sebagian besar responden menjawab Ibu rumah tangga yaitu sebanyak 54 orang (75%). Pekerjaan ibu lainnya

dengan frekuensi paling sedikit adalah

pedagang, petani dan pendeta dengan frekuensi masing-masing sebanyak 1 orang atau 1,4%.

Distribusi status gizi dari 72 orang responden dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Status Gizi n % Kurus 1 1,4 Normal 58 80,6 Gemuk 9 12,5 Obesitas 4 5,6 Total 72 100

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa mayoritas responden memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 58 orang atau 80,6%. Untuk kategori gemuk dan obesitas masing-masing adalah sebanyak 9 orang (12,5%) dan 4 orang (5,6%). Terdapat juga 1 orang atau 1,4% dengan kategori kurus.

Distribusi tingkat asupan energi

responden dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Energi Asupan Energi n % Kurang 4 5,6 Cukup 58 80,6 Lebih 10 13,9 Total 72 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kategori asupan energi baik yaitu sebanyak 58 orang atau 80,6%. Untuk kategori asupan energi lebih terdapat sebanyak 10 orang atau 13,9%, sedangkan kategori kurang sebanyak 4 orang atau 5,6%. Hubungan antara asupan energi dan status gizi dengan menggunakan uji korelasi spearman dapat dilihat pada Tabel 3.

(5)

Tabel 3. Hasil Uji Spearman Hubungan Antara Asupan Energi Dengan Status Gizi

Spearman's rho Status Gizi Asupan Energi Status Gizi Correlation Coefficient 1.000 .567** Sig. (2-tailed) . .000 N 72 72 Asupan Energi Correlation Coefficient .567** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 72 72

Berdasarkan analisis bivariat dengan

menggunakan uji spearman pada tabel 8, maka didapatkan hasil signifikansi 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dan status gizi. Sedangkan nilai koefisien korelasi r = 0,567 yang dapat diartikan bahwa hubungan antara asupan energi dan status gizi tergolong sedang dengan arah korelasi positif. Hasil uji dengan arah korelasi positif menunjukkan

bahwa peningkatan asupan energi akan

meningkatkan status gizi kearah obesitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang mempunyai status gizi normal adalah responden dengan asupan energi cukup yaitu sebanyak 54 orang atau 75%. Keseimbangan energi dicapai bila energi yang masuk kedalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal/normal (Almatsier, 2009).

Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih dan obesitas. Makanan dengan

kepadatan energi yang tinggi (banyak

mengandung lemak atau gula yang ditambahkan

dan kurang mengandung serat) turut

menyebabkan sebagian besar keseimbangan energi yang positif ini (Gibney, 2008). Dalam penelitian ini terdapat 6 orang responden atau 8,3% yang mempunyai status gizi gemuk dengan asupan energi yang berlebih, serta terdapat 3 orang responden dengan status gizi obesitas yang mempunyai asupan energi lebih. Hal ini menunjukkan ketidakseimbangan antara asupan energi yang dikonsumsi dengan energi yang digunakan baik pada aktivitas normal sehari-hari maupun tambahan aktivitas fisik. Berdasarkan hasil wawancara food recall dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengkonsumsi nasi sebanyak tiga kali sehari, hal ini dapat disimpulkan bahwa pola makan siswi di SMA Negeri 4 Manado masih belum bervariasi. Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wuryani (2007) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja putri SMAN di Bengkulu tahun 2007 menunjukkan bahwa beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja adalah asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan protein, asupan total energi, dan status riwayat

malaria. Faktor-faktor yang berdasarkan

penelitian ini dinyatakan tidak berpengaruh adalah pendidikan ibu dan pengetahuan gizi remaja

.

(6)

Penelitian yang sama dilakukan oleh Muchlisa dkk (2013) tentang hubungan asupan zat gizi dan status gizi pada remaja putri di

makassar Tahun 2013. Penelitian ini

menggunkan desain cross sectional dengan sampel berjumlah 160 sampel yang ditentukan menggunakan metode purposive sampling. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara Asupan Energi dan Status Gizi (ρ = 0,000) dengan koefisien korelasi r = 0,507 yang berarti bahwa hubungan antara asupan energi dengan status gizi tergolong sedang dengan arah korelasi positif.

KESIMPULAN

Berdasarkan survey konsumsi makanan dengan metode food recall didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswi SMA Negeri 4 Manado mempunyai kategori asupan energi cukup yaitu sebanyak 58 orang atau 80,6%. Untuk kategori asupan energi lebih terdapat sebanyak 10 orang

atau 13,9%, sedangkan kategori kurang

sebanyak 4 orang atau 5,6%.

Berdasarkan pengukuran tinggi badan dan berat badan serta kategori indeks massa tubuh maka didapatkan hasil bahwa siswi SMA Negeri 4 Manado yang memiliki status gizi normal adalah sebanyak 58 orang atau 80,6%. Untuk kategori gemuk dan obesitas masing-masing adalah sebanyak 9 orang (12,5%) dan 4 orang (5,6%) serta terdapat 1 orang atau 1,4% dengan kategori kurus.

Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi dan status gizi Siswi SMA Negeri

4 Manado (ρ = 0,000) dengan nilai koefisien korelasi r = 0,567. Hubungan antara asupan energi dengan status gizi tergolong sedang dengan arah korelasi positif. Peningkatan asupan energi akan meningkatkan nilai status gizi kearah obesitas.

SARAN

Diharapkan kepada kepala sekolah SMA Negeri 4 Manado bekerja sama dengan Puskesmas agar

mengoptimalkan penyuluhan mengenai

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Diharapkan kepada siswa-siswi SMA Negeri 4 Manado dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai gizi seimbang serta dapat mengoptimalkan aktivitas fisik atau olahraga setiap hari.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S,. Susirah, S,. Soekarti, M,. 2011.

Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Arisman. 2008. Gizi dalam Daur Kehidupan.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Gibney, M., Margetts, B., Kearey, J., Arab, L.

2008. Gizi Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset

Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan KEMENKES RI.

Muchlisa. Citrakesumasari. Indriasari, R. 2013.

Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi pada Remaja Putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

(7)

Hasanuddin Makassar Tahun 2013.

(Online) http://unhas.ac.id

Muniroh, L., Sumarni, S. 2002. Faktor-faktor

yang Mempengaruhi perbedaan status Gizi Remaja Putri di Daerah Perkotaan dan Pedesaan Kabupaten Jombang. The

Indonesian Journal of Public Health Volume 1, Nomor 2, Halaman 69, Tahun 2004.

Sediaoetama, A. D. 2006. Ilmu Gizi untuk

Mahasiswa dan Profesi (Jilid I). Jakarta:

Dian Rakyat.

Wuryani, W. 2007. Faktor-faktor yang

mempengaruhi status gizi remaja SMAN di Bengkulu Tahun 2007. Electronics

Theses & Disertation Gajah Mada University. (Online) http://etd.ugm.ac.id

Gambar

Tabel  2.  Distribusi  Responden  Berdasarkan  Asupan Energi  Asupan Energi  n  %  Kurang   4  5,6  Cukup  58  80,6  Lebih  10  13,9  Total  72  100
Tabel  3.  Hasil  Uji  Spearman  Hubungan  Antara  Asupan Energi Dengan Status Gizi

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ASUPAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS 1 CIREBON.. Pendahuluan : Konsumsi makanan yang disediakan di Rutan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ASUPAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) RAWAT JALAN DI RUMAH SAKITi.

Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi atlet Taekwondo Koguryo Manahan Surakarta.. Kata Kunci: asupan energi, aktivitas fisik, status gizi,

Asupan zat gizi dan status gizi dapat mempengaruhi siklus menstruasi, asupan zat gizi dan status gizi yang kurang atau lebih akan berpengaruh pada pertumbuhan

Hasil analisis menggunakan uji kolerasi Spearman dengan tingkat kemaknaan 95%(α=0,05) menunjukkan bahwa hubungan antara asupan energi dengan status gizi IMT/U

Variabel independen adalah asupan gizi pada remaja putri yaitu total asupan energi, asupan lemak, asupan protein, asupan karbohidrat, dan asupan serat yang

Rusyantia 2016 ˅ Asupan energi yang dimiliki rendah namun, status gizi tetap normal karena balita di masa lalunya memiliki status gizi lebih sehingga kebutuhan energi diperoleh melalui

Simpulan dan Saran Sebagian besar usia responden yaitu 15 tahun dan sebagian besar mempunyai status gizi normal, dengan aktivitas fisik mayoritas tergolong kategori ringan, responden