• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 INTI / METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 INTI / METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

48   

INTI / METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sejarah SCTV

3.1.1 Sejarah Perusahaan

Bermula dari Jl. Darmo Permai, Surabaya, Agustus 1990, siaran SCTV diterima secara terbatas untuk wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoardjo dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen Penerangan No. 1415/RTF/K/IX/1989 dan SK No. 150/SP/DIR/TV/1990. Satu tahun kemudian, 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya.

Baru pada tahun 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No 111/1992 SCTV melakukan siaran nasional ke seluruh Indonesia. Untuk mengantisipasi perkembangan industri televisi dan juga dengan mempertimbangkan Jakarta sebagai pusat kekuasaan maupun ekonomi, secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan 1998, SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta.

(2)

Pada tahun 1999 SCTV melakukan siarannya secara nasional dari Jakarta. Sementara itu, mengantisipasi perkembangan teknologi informasi yang kian mengarah pada konvergensi media SCTV mengembangkan potensi multimedianya dengan meluncurkan situs http://www.liputan6.com, http://www.liputanbola.com Melalui ketiga situs tersebut, SCTV tidak lagi hanya bersentuhan dengan masyarakat Indonesia di wilayah Indonesia, melainkan juga menggapai seluruh dunia. Dalam perkembangan berikutnya, melalui induk perusahaan PT. Surya Citra Media tbk (SCM), SCTV mengembangkan potensi usahanya hingga mancanegara dan menembus batasan konsep siaran tradisional menujukonsep industri media baru.

SCTV menyadari bahwa eksistensi industri televisi tidak dapat dipisahkan dari dinamika masyarakat. SCTV menangkap dan mengekspresikannya melalui berbagai program berita dan feature produksi Divisi Pemberitaan seperti Liputan 6 (Pagi, Siang, Petang dan Malam), Buser, Topik Minggu Ini, Sigi dan sebagainya. SCTV juga memberikan arahan kepada pemirsa untuk memilih tayangan yang sesuai.

Untuk itu, dalam setiap tayangan SCTV di pojok kiri atas ada bimbingan untuk orangtua sesuai dengan ketentuan UU Penyiaran No: 32/2002 tentang Penyiaran yang terdiri dari BO (Bimbingan Orangtua), D (Dewasa) dan SU (Semua Umur). Jauh sebelum ketentuan ini diberlakukan, SCTV telah secara selektif menentukan jam tayang programnya sesuai dengan karakter programnya.

(3)

Dalam kurun waktu perjalanannya yang panjang, berbagai prestasi diraih dari dalam dan luar negeri antara lain: Asian Television Awards (2004 untuk program kemanusian Titian Kasih (Pijar), 1996 program berita anak-anak Krucil), Majalah Far Eastern Economic Review (3 kali berturut-turut sebagai satu dari 200 perusahaan terkemuka di Asia Pasific), Panasonic Awards (untuk program berita, pembaca berita dan program current affair pilihan pemirsa) dan sebagainya. Semua itu menjadikan SCTV kian dewasa dan matang. Untuk itu, manajemen SCTV memandang perlu menegaskan kembali identitas dirinya sebagai stasiun televisi keluarga. Maka sejak Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi lebih tegas dan dinamis:Satu Untuk Semua.

Melalui 47 stasiun transmisi, SCTV mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa. Dinamika ini terus mendorong SCTV untuk selalu mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia agar dapat senantiasa menyajikan layanan terbaik bagi pemirsa dan mitra bisnisnya.

SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan produksi digital, yang merupakan bagian dari kebijakan untuk secara konsisten mengadopsi kecanggihan teknologi dalam meningkatkan kinerja dan efsiensi operasional. Dalam semangat yang sama, kebijakan itu telah meletakkan penekanan yang kokoh pada pembinaan kompetensi individu di seluruh aspek untuk mempertajam basis pengetahuan seraya memupuk

(4)

talenta, kreativitas dan inisiatif. Inilah kunci untuk memperkuat posisi SCTV sebagai salah satu dari stasiun penyiaran terkemuka di Indonesia.

3.2 Visi dan Misi 3.2.1 VISI SCTV

Menjadi stasiun televisi unggulan yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa.

3.2.2 MISI SCTV

Membangun SCTV sebagai jaringan stasiun televisi swasta terkemuka di Indonesia dengan :

1. Menyediakan beragam program yang kreatif, inovatif dan berkualitas yang membangun bangsa.

2. Melaksanakan tata kelola perusahan yang baik (good corporate governance).

3. Memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder.

3.3 Manajemen SCTV Dewan Komisaris:

Bp. R. Soeyono :KomisarisUtama Bp. Eddy Sariaatmadja :Komisaris Bp. Susanto Suwarto :Komisaris Ibu Siti Hediati Hariyadi :Komisaris Bp. Budi Harianto :Komisaris

(5)

Bp. Agus Lasmono :KomisarisIndependen Direksi:

Bp. Fofo Sariaatmadja : Direktur Utama Ibu Grace Wiranata : Direktur Keuangan

Ibu Harsiwi Achmad : Direktur Program & Produksi Bp. Lie Halim : Direktur Pemasaran & Penjualan Bp. Alvin W. Sariaatmadja : Direktur Pengembangan Usaha

3.3.1 REDAKSI SCTV

Ketua Dewan Redaksi: Fofo Sariaatmadja

Kepala Liputan 6 News Center: Don Bosco Selamun

Kepala Departemen Liputan6.com: Marthin Budi Laksono

Redaktur Eksekutif:

Aribowo Suprayogi, MI Stephen Vincent

Redaktur:

(6)

Penulis:

Bogi Triyadi, Zumrotul Muslimin, Ahmad Yani Yustiawan, Rinaldo, Ahmad Salman

Grafis dan Visual:

Wawan Isab R., Budi Iswara, Y. Arie Wicaksono, Rio Pangkerego, Rio Husnady H

Mobile Visual:

Ahmad Nur, Hasto Ajie, Ali Romdhoni, Andiyanto

Reporter:

Anastasia Putri, Carlos Pardede, David Silahooij, Riko Anggara, Fira

Isrofillah, Nova Rini, Indah Dian Novita, Mochamad Achir, Rahmat Supana, Sufiani Tanjung, Zwasty Andria, Hardjuno Pramundito, Rachmalia

Zuamitha, Raditiyo Wicaksono, Winny Arfiani

3.4 Jenis Penelitian

Sifat penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta

(7)

situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

(Dikutip dari buku Metode penelitian , Moh. Nazir, Ghalia, cetakan ke lima,2003; 54).

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif, karena tema yang peneliti angkat disini peneliti ingin melakukan research atau penelitian dengan menggunakan angket atau kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang didukung dengan pernyataan deskriptif agar dapat dijawab dengan pilihan jawaban yang telah dibatasi dan disediakan. Adapun hal ini dilakukan untuk mendukung hasil penelitian yang baik.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kualitatif yang diangkakan misalnya terdapat dalam skala pengukuran. Suatu pernyataan/ pertanyaan yang memerlukan alternatif jawaban, di mana masing-masing : sangat setuju diberi angka 4, setuju 3, kurang setuju 2, dan tidak setuju 1 (Sugiyono, 2002: 7).

(8)

Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Penulis sudah mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), penulis melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel. Misalnya pada riset “opini pembaca surat kabar” Menurut Rachmat Kriyantono (dalam bukunya Riset Komunikasi, 2008:41).

Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan hasil yang dituju, peneliti harus mengetahui apa yang menjadi ciri dari hal tersebut. Untuk itu pengamat mulai menghitung dan mencatat sehingga ditemukan hasil berupa angka yang akan menunjukkan hasil jawaban dari permasalahan yang dibahas.

Berdasarkan sumber datanya, data pada penelitian ini dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu:

3.5.1 Data Primer

Menurut Rachmat Kriyantono (dalam bukunya Riset Komunikasi, 2008:41) Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, observasinya dan data primer yang diperoleh dalam penelitian ini ialah dengan membagikan kuesioner kepada responden penelitian. Kuesioner adalah

(9)

daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Disebut juga angket. Kuesioner bisa dikirim melalui pos atau periset mendatangi secara langsung responden. Rachmat Kriyantono (dalam bukunya Riset Komunikasi, 2008:95). Adapun tujuan penyebaran angket ialah untuk mencari jawaban dari permasalahan yang diteliti melalui pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh para responden yang telah dituju.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan. data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi.

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek atau fenomena yang akan diteliti (Kriyantono, 2006, 151). Dalam penelitian ini populasinya adalah masyarkat sekitar komplek Jembatan Dua RW 02, Jakarta Utara. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Sampel ini penulis ambil karena mempunyai karakteristik sifat keingintahuan atas informasi yang tinggi.

3.6.1 Teknik Penarikan Sampel

Teknik Penarikan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, sedangkan teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik yang

(10)

mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel. (Rachmat Kriyantono, 2008:156) Oleh karena itu kriteria yang digunakan oleh peneliti adalah masyarakat atau warga komplek Jembatan Dua yang berumur 15 tahun keatas, dapat dikatakan pada umur tersebut dapat dikatakan telah mengerti mengenai isi dari angket dibandingkan dengan anak dibawah 15 tahun. Rumus perhitungan sampel (n)

N

N (d)2 + 1

Keterangan :

n : Jumlah sampel yang dicari

N : Jumlah populasi

d : Nilai presisi (ditentukan sebesar 90 % atau a = 0,1

Perhitungannya :

n = 100

100(0,1)2 +1

= 100 = 50

(11)

3.6.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah kompleks perumahan Jembatan Dua RW02`, Jakarta Utara karena mempertimbangkan kemudahan pencarian data, efisiensi waktu , serta biaya.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan metode penelitian survai dengan menggunakan kuesioner yang akan disebarkan kepada sebagian (50orang). Penelitian ini menggunakan penelitian survai. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pokok. Pertanyaan – pertanyaan tertulis yang akan ditanyakan dalam kuesioner. Kuesioner : mengumpulkan data dengan menyebarkan angket (daftar pertanyaan) yang harus diisi responden. Di penelitian ini peneliti akan menggunakan kuesioner tertutup : kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawbannya sehingga responden tiggal memilih. Serta internet : Peneliti mendapatkan data dari internet.

Tanggapan dari responden sangat dibutuhkan dalam penelitian ini dengan maksud untuk memperoleh jawaban dari permasalahan penelitian. Isi dari kuesioner tersebut lebih difokuskan kepada pertanyaan – pertanyaan mengenai tingkat kepuasan responden terhadap program berita Liputan Enam.

(12)

3.8 Teknik Analisis Data

Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Peneliti akan menggunakan teknik koding, yaitu pemberian kode pada jawaban. Mengkode jawaban adalah menaruh angka pada setiap jawaban, pada langkah ini responden diberikan pertanyaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia pada kuesioner dengan memberikan tingkatan. Langkah berikutnya adalah mengklasifikasikan data, baru kemudian menginterpretasikannya.

Uji validitas dan reliabilitas dimaksudkan untuk menguji pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun kepada sekelompok responden. Pengujian validitas dan reabilitas dilakukan dalam suatu uji coba sebanyak satu kali atau yang disebut uji coba terpakai (Aritonang, 1998:142). Adapun dasar untuk melakukan uji coba terpakai ini disebabkan karena waktu yang tersedia untuk penelitian terbatas.

Untuk  mengukur    Gratifications  Sought  (GS),  diajukan  beberapa  pertanyaan  tentang  kepuasan  yang  dicari  dari  menyaksikan  program  berita  Liputan  Enam.  Pembagian tingkat GS ini mengikuti pendapat Katz, Gurevich, dan Haas yang membagi  motif penggunaan media oleh individu ke dalam lima kelompok :

1. Kebutuhan Kognitif : memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman.

- Untuk mengetahui peristiwa yang terjadi saat ini.

- Untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai suatu peristiwa.

- Untuk mencari informasi – informasi yang belum pernah diketahui

(13)

- Untuk bersantai.

- Untuk menyalurkan emosi.

- Untuk mencari inspirasi baru

3. Kebutuhan integratif personal : memperkuat rasa percaya diri, status

- Untuk membentuk kepribadian yang peka terhadap lingkungan sekitar.

- Untuk menemukan idola yang dapat dijadikan sebagai panutan

- Untuk mengetahui cara bersikap yang baik.

4. Kebutuhan integratif sosial : mempererat hubungan dengan keluarga, teman.

- Untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.

- Untuk menambah kepercayaan diri.

- Agar bisa memberikan informasi kepada orang lain.

- Untuk dapat berkumpul dengan orang lain.

5. Kebutuhan pelepasan ketegangan : pelarian dan pengalihan

- Untuk melepaskan diri dari masalah.

- Untuk mengisi waktu.

3.9 Uji Reliabilitas

Menurut Aritonang (1998:138) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang (relatif) sama bila instrumen itu digunakan untuk mengukur obyek yang sama pada dua atau lebih waktu yang berbeda. Butir-butir pertanyaan yang valid dikelompokkan menjadi satu untuk

(14)

diuji reliabilitasnya, sedangkan untuk butir pertanyaan yang tidak valid dinyatakan gugur / diperbaiki.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 2006:140). Suatu alat ukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi, alat yang reliable secara konsisten memberikan hasil yang sama (Nasution, 2003:77).

Untuk melakukan pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji Cronbach’s Alpha, dengan rumus yang dapat dituliskan sebagai berikut: (Umar, 2008:170)

r11 = k 1 - ∑Sb2

k – 1 St2

dimana: r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

St2 = deviasi standar total

∑Sb2 = jumlah deviasi standar butir

Bila nilai r11 jauh dari 1 berarti jauh dari reliable. Biasanya nilai r11 reliable jika nilainya di atas 0,7. (Umar, 2008:173)

(15)

3.10 Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi linear sederhana digunakan untuk meneliti apakah memang ada hubungan atau pengaruh yang signifikan atau tidak antara variabel independen terhadap variabel dependen (Kriyantono, 2006, p.180)

Berikut tahapan yang dilakukan dalam analisis regresi linear sederhana: 3.10.1 Uji Koefisien Korelasi Sederhana

Uji Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif. Tingkat keeratan hubungan (koefisien korelasi) bergerak dari 0-1. Menurut Rakhmat (2005, p.29), tingkat koefisien korelasi dapat diklasifikasikan dengan berpedoman pada tabel sebagai berikut:

Korelasi Pearson’s Correlation

Pengujian korelasi pada penelitian ini menggunakan Pearson’s Correlation dengan rumus: (Kriyantono, 2006:171)

r = n ∑XY - ∑X ∑Y

√ ( n ∑X2 – (∑X)2 ) ( n ∑Y2 – (∑Y)2 )

dimana: r = koefisien variabel

X = variabel employee relations

Y = variabel kinerja karyawan

(16)

Rumus atau teknik statistik ini digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel/data/skala interval dengan interval lainnya (Kriyantono, 2006:171).

Koefisien Korelasi

Nilai Arti Kurang dari 0,20 Hubungan rendah sekali

0,20 - 0,40 Hubungan rendah tetapi pasti

0,40 – 0,70 Hubungan cukup berarti

0,70 – 0,90 Hubungan yang tinggi, kuat

Lebih dari 0,90 Hubungan yang sangat tinggi, kuat sekali

3.10.2 R Square (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi (di atas 0,5), sedangkan sampel dengan data item tertentu yang disebut data silang (crosssection) pada umunya memiliki R Square maupun Adjusted R Square agak rendah (di bawah 0,5), namun tidak menutup kemungkinan data jenis ini memiliki nilai yang cukup tinggi (Nugroho, 2005, p.50-51). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

(17)

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Semakin kecil angka R2, berarti semakin lemah hubungan diantara kedua variabel (Sudamanto, 2005).

3.10.3 Persamaan Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variabel mempunyai hubungan kausal (sebab-akibat) atau hubungan fungsional (Kriyantono, 2006, p.179). secara umum model persamaan regresi linear sederhana dapat dirumuskan seperti persamaan berikut ini (Trihendradi, 2007, p.13): Y = a + bX + e Keterangan: Y = GO X = GS a = Nilai Konstanta

b = Koefisien Regresi X terhadap Y e = Suku Kesalahan Random

3.11 Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengukur sejauh mana suatu alat pengukuran betul-betul mengukur apa yang perlu diukur. Setiap subyek akan memiliki dua macam skor, yaitu skor yang diperolehnya untuk setiap butir pertanyaan instrumen dan skor total yang merupakan hasil penjumlahan skor-skor yang diperolehnya pada setiap butir instrumen. Skor yang diperoleh seluruh subyek

(18)

pada masing-masing butir dikorelasikan dengan skor totalnya. Bila angka korelasi yang terdapat pada kolom Corrected Item Total Correlation berada di bawah 0,3 atau bertanda negatif maka dinyatakan tidak valid. Sebaliknya jika angka korelasinya di atas 0,3 maka dinyatakan valid. (Purwanto, 2008:197)

3.12 Variabel Operasional

Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Variabel kepuasan (GS), yang merupakan variabel bebas (independen) yang disimbolkan sebagai variabel X. Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau yang mempengaruhi variabel dependen.

2. Variabel kepuasan (GO) yang merupakan variabel terikat (dependen) yang disimbolkan dengan variabel Y. Variabel terikat atau variabel dependen merupakan varibel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel X.

(19)

Tabel 3.1

Variabel Penelitian tentang kepuasan (GS) X1

Variabel Dimensi Indikator

Kepuasan pemirsa sebelum menonton program berita Liputan Enam Kebutuhan Kognitif (motif informasi)

a. Untuk mengetahui peristiwa yang terjadi saat ini.

b. Untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai suatu peristiwa.

c. Untuk mencari informasi – informasi yang belum pernah diketahui

Kebutuhan Afektif (motif hiburan)

a. Untuk bersantai.

b. Untuk menyalurkan emosi.

c. Untuk mencari inspirasi baru

Kebutuhan integratif personal

(motif identitas diri)

a. Untuk membentuk kepribadian yang peka terhadap lingkungan sekitar.

(20)

Kebutuhan integratif social

(motif interaksi sosial)

b. Untuk menemukan idola yang dapat dijadikan sebagai panutan

c. Untuk mengetahui cara bersikap yang baik.

a. Untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.

b. Untuk menambah kepercayaan diri.

c. Agar bisa memberikan informasi kepada orang lain.

d. Untuk dapat berkumpul dengan orang lain.

Kebutuhan pelepasan

a. Untuk melepaskan diri dari masalah

(21)

ketegangan (motif hiburan)

b. Untuk mengisi waktu

Tabel 3.2

Variabel Penelitian Kepuasan yang diperoleh (GO)X2

Variabel Dimensi Indikator

Kepuasan pemirsa sesudah menonton program berita Liputan Enam Kepuasan yang didapat

a. Kepuasan atas informasi b. Kepuasan atas identitas

pribadi

c. Kepuasan interaksi sosial d. Kepuasan atas hiburan

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan, pada bagian belakang kartu matching cards menggunakan warna kontras dari biru tua yaitu merah marun dengan warna emas yang melambangkan pekerjaan

Konsentrasi K+ dlm larutan tanah merupakan indeks ketersediaan kalium, karena difusi K+ ke arah permukaan akar berlangsung dalam larutan tanah dan kecepatan difusi tgt pada

4< ◆ ◆ Kagcbkbtj ugtuh Kagcbkbtj ugtuh kagcjlagtjejhbsj lbg kagcjlagtjejhbsj lbg karukushbg kbsbibo karukushbg kbsbibo tagtbgc fdyah 0 ljkagsj tagtbgc fdyah 0 ljkagsj ◆

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

Kontribusi dari penambahan jumlah wajib pajak orang pribadi baru hasil kegiatan ekstensifikasi pada penerimaan pajak penghasilan orang pribadi KPP Pratama Kepanjen yaitu

Maka hipotesa yang menyatakan menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di UPTD Puskesmas tanjung Agung Tahun

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

Dapatan yang diperolehi menunjukkan bahawa premis makanan yang tidak mempamer logo halal namun memiliki status pemegang sijil halal Malaysia adalah sebanyak 13 buah premis.. Jumlah