PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAN
GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK PALEMBANG ILIR BARAT
ABSTRAK
Hanan Sonang, PP Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717,Fax. 0711-360725 Wab site : www/mm-utp.com E-mail : info@mm-utp.com
Penelitian ini mengkaji pengaruh Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai yang dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat. Populasi penelitian berjumlah 73 orang dan sampel yang dilakukan dengan teknik Simple Random Samping yang berjumlah 60 orang dengan rincian 30 orang untuk uji instrumen dan 30 orang sebagai sampel data.
Data yang digunakan adalah data primer dengan cara membagikan daftar pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan data sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis statistik inferensial ( uji Instrumen Penelitian, Persyaratan analisis dan analisis Regresi serta analisis Korelasi dan koefisien Determinasi) dan menguji hipotesis statistik.
Hipotesis yang diajukan bahwa terdapat pengaruh Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan baik secara sendiri-diri maupun secara simultan terhadap Kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir barat. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0 for Windows diperoleh nilai korelasi sebesar 0,891 antara variabel Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel Kinerja Pegawai yang termasuk pada katagori tingkat hubungan yang sangat kuat dan signifikan serta koefisien determinasinya sebesar 0,793 yang berarti kontribusi efektif atau dapat dijelaskan oleh variabel Pendidikan dan pelatihan dan gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat adalah sebesar 79,30%. Serta berdasarkan uji t dan uji F yang dilakukan terhadap hipotesa yang dilakukan, maka baik secara parsial maupun secara simultan Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut agar dapat meningkatkan kinerja pegawai perlu ditingkatkan pendidikan dan pelatihan secara terus menerus dan penerapan gaya kepemimpinan yang direktif dan konsultatif dalam bekerja agar kinerja pegawai dapat meningkat. Bagi Peneliti lain dapat mengembangkan variabel-variabel lain selain variabel Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai, karena masih ada faktor lain sebesar 20,70% yang mempengaruhi Kinerja pegawai pada penelitian ini.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Manusia merupakan motor
penggerak dalam suatu organisasi, oleh sebab itu sumber daya manusia yang ada dalam rangka aktivitas dan rutinitas dari sebuah organisasi atau perusahaan menjadi penting. Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan, didalamnya
terdiri berbagai macam individu yang tergolong dari berbagai status. Status tersebut dapat berupa pendidikan, jabatan dan golongan, pengalaman, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendapatan dan pengeluaran, serta tingkat usia dari masing-masing individu tersebut.
Dinamika prilaku organisasi dalam setiap organisasi, baik yang bergerak dibidang bisnis maupun dibidang lainnya, dipengaruhi oleh iklim organisasi, yaitu suasana dalam organisasi yang diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi yang terjadi antara aparat anggota organisasi. Aspek kepemimpinan dari atasan dalam melaksanakan fungsinya akan menentukan pola hubungan antara pribadi dalam organisasi yang bersangkutan.
Kondisi lingkungan semakin kompleks dan berubah dengan cepat seperti sekarang ini, organisasi memerlukan seorang pemimpin yang efektif, yaitu pemimpin
yang mampu mengarahkan dan
mengembangkan aktivitas bawahan sesuai dengan kekuasaan yang tidak hanya dijelaskan oleh jumlah kekuasaan yang dimiliki dan bagaimana menggunakan kekuasaan itu; tetapi ditentukan juga oleh perhatian dan perlakuan lainnya dari pimpinan terhadap bawahan, yaitu
komitmennya dalam pengembangan
bawahan, sehingga para bawahan itu
memberikan pengabdian dan
sumbangsihnya kepada organisasi, terutama dalam cara kerja yang efisien, efektif, ekonomis dan produktif.
Untuk mencapai kondisi demikian, diperlukan adanya pendidikan dan pelatihan pegawai, Sofo (2000 h.63) menjelaskan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program-program pelatihan, pendidikan dan pengembangan. Upaya ini
dipergunakan untuk memperbaiki
konstribusi produktif para pegawai dan mengembangkan SDM menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat perubahan lingkungan.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat sebagai salah satu unit vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah. Tugas Kantor
Pelayanan Pajak adalah untuk
melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif, dan pemeriksaan sederhana terhadap wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan
wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun wilayah kerja dari Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat meliputi Kecamatan Ilir Barat I, Kecamatan Ilir Barat II, Kecamatan Bukit Kecil, Kecamatan Sukarame, Kecamatan Gandus.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat mempunyai fungsi :
1. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, pengamatan potensi perpajakan, dan ekstensifikasi Wajib Pajak ; 2. Penelitian dan penata usahaan surat
pemberitahuan tahunan, surat pemberitahuan masa serta berkas Wajib Pajak;
3. Pengawasan pembayaran masa
Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya;
4. Penata usahaan piutang pajak,
penerimaan, penagihan,
penyelesaian keberatan,
penatausahaan banding, dan
penyelesaian restitusi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya;
5. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan; 6. Penerbitan surat ketetapan pajak; 7. Pembetulan surat ketetapan pajak; 8. Pengurangan sanksi Pajak;
9. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan;
10. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak.
Dengan tugas pokok dan fungsi tersebut dibutuhkan sumber daya
manusia yang handal dalam
melaksanakan kegiatan- kegiatan di bidang perpajakan.Untuk itu, faktor kepemimpinan dan pendidikan dan pelatihan menjadi komponen penting guna mewujudkan tugas pokok dan fungsi lembaga sehingga dapat berkinerja baik.
Untuk mendapatkan kinerja yang baik tersebut pihak Kantor Pajak ini diharapkan dapat bekerja secara profesional,
transparansi yaitu siap
mempertanggungjawabkan pelaksanaan
kepercayaan yang dibebankan ,
akuntabilitas yaitu siap mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugas dan
kepercayaan yang dibebankan kepadanya, meritokasi yaitu setiap perjuangan dan pengorbanan untuk memberi nilai tambah yang memadai bagi citra dan kinerja Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat, akan mendapatkan imbalan yang seimbang, kemandirian yaitu senantiasa percaya diri dalam melaksanakan tugas kepercayaan yang dibebankan dan tidak tergantung pada pihak lain dalam mencapai sukses,
pelayanan prima, pelajaran dan
pemberdayaan yaitu selalu menambah wawasannya serta bertanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan sesama aparat dan masyarakat sesuai dengan bidang masing-masing.
Untuk mewujudkan hal-hal tersebut maka faktor kepemimpinan dan pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang bisa mempengaruhi Kinerja Pegawai. Karena kualitas kepemimpinan di suatu lembaga sangat menentukan keberhasilan lembaga atau organisasi tersebut. Hal ini disebabkan pemimpin / manajer dalam mengelola organisasi harus dapat mempengaruhi secara konstruktif orang lain, dan menunjukkan jalan serta perilaku yang harus dikerjakan bersama-sama,
Sedangkan pendidikan dan pelatihan kegiatan unttuk memperbaiki kemampuan
seseorang pegawai dengan cara
meningkatkan pengetahuan dan pengertian pegawai tentang pengetahuan umum dan pengetahuan ekonomi pada umumnya , termasuk peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan mengambil keputusan dalam menghadapi persoalan-persoalan organisasi. Pendidikan dan Pelatihan tidak dapat dipisahkan, oleh sebab itu perlu dipahami dan dipatuhi sehingga segenap individu yang terdapat di dalam organisasi memiliki falsafah kerja yang jelas dan tegas tentang cara menjalankan tugasnya. Dan
pemimpin harus sungguh-sungguh
merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip pendidikan dan pelatihan organisasi, sehingga diharapkan pegawai
dapat bekerja dengan lebih baik dan memiliki kinerja yang tinggi yang pada akhirnya dapat melakukan pekerjaan secara optimal.
Seluruh Pegawai diharapkan dapat merasakan manfaat dari pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh setiap organisasi antara lain , Soeprihanto (2005 h. 50) :
a. Kenaikan produktivitas, baik kuantitas / jumlah, maupun kualitas mutu dengan demikian pegawai mempunyai behavior yang baru. b. Kenaikan moral kerja. Apalagi
penyelenggara pendidikan dan latihan sesuai dengan tingkat
kebutuhan yang ada dalam
organisasi.
c. Menurunnya pengawasan karena pegawai percaya pada kemampuan diri sendiri.
d. Menaikkan stabilitas dan
mengembangkan pertumbuhan
pribadi.
Sejalan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, telah banyak hasil-hasil yang dicapai, namun
secara umum belum optimal
sebagaimana yang diharapkan.
Permasalahan yang dihadapi Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat antara lain belum optimalnya kepemimpinan yang tercermin dalam wujud belum optimalnya kuantitas dan kualitas kerja sesuai target yang diharapkan, serta kecepatan dan ketepatan pelaksanaan pekerjaan.
Disamping itu pula proses
pengintegrasian kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah belum optimal hal ini tercermin dari masing-masing fungsi mengejar kepentingan sendiri-sendiri yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah - masalahnya sebagai berikut :
1. Prediksi gaya kepemimpinan pada Pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat kurang optimal sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu patut menjadi masalah ;
apakah ada pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan kinerja.
2. Berdasarkan rencana kerja dan jadwal yang telah ditetapkan, masih terdapat keterlambatan penyelesaian pekerjaan. 3. Belum optimalnya koordinasi antar unit
kerja, sehingga efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi belum maksimal.
4. Pendidikan dan pelatihan dapat menaikkan moral kerja, kenaikan produktivitas, penurunan pengawasan, menaikkan stabilitas dan fleksibilitas serta mengembangkan pertumbuhan pribadi. Fenomena-fenomena tersebut berdasarkan prediksi belum terlaksana secara maksimal, sehingga patut dipertanyakan apakah ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja.
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa faktor yang telah berhasil diidentifikasi dan berpengaruh terhadap kinerja para pegawai Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat , maka fokus kajian dalam penelitian dibatasi hanya pada “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat
D. Perumusan Masalah
Setelah memperhatikan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
Apakah terdapat pengaruh antara Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui deskripsi atau gambaran tentang :
Pengaruh antara Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat.
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat .
2. Terdapat pengaruh Gaya
Kepemimpinan terhadap Kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat.
3. Terdapat pengaruh Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya kepemimpinan secara simultan terhadap Kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat.
METODE PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat yang beralamatkan di Jalan Kapten A. Rivai No. 10 Palembang. Waktu penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan yaitu dari bulan Maret sampai Agustus 2008.
B. Teknik Analisa Data
Analisa data merupakan bagian yang harus dilakukan setelah dari
seluruh responden terkumpul.
Kegiatannya adalah mengelompokan berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data,
menyajikan data setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Dalam penelitian ini teknik analisa data dilakukan dengan menggunakan:
1. Perumusan Model
Regesi berganda (multiple regression)
Persamaan umum untuk regresi berganda (Sugiyono 2004; 211) adalah sebagai berikut:
Yi = a + b 1X1i + b 2 X 2i + bnXn ... + e
Dimana:
Yi = Kinerja Pegawai ke-i
X 1i = Pendidikan dan Pelatihan ke-i X = GayaKepemimipinan ke-i
b 1 = Koefisien regresi Pendidikan dan Pelatihan
b 2 = Koefisien regresi Gaya Kepemimpinan
2. Koefisien Determinasi
Seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat dalam hasil pengujian penelitian, maka dipakai atau dihitung dengan koefisien determinasi (R2), baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, dengan rumus :
reg
JK
Y
Y
R
123
2 2 3. Analisis DiskripsiAnalisis diskripsi, berusaha
menjelaskan atau menggambarkan
berbagai karakteristik data. Selain penyajian tabel dan grafik, untuk mengetahui diskripsi data, diperlukan ukuran yang lebih eksak. Ukuran penting yang sering dipakai dalam pengambilan keputusan adalah : mean, median, modus, standar deviasi dan varians, serta kurtosis untuk mengetahui kemiringan data Siswoyo. H. (2007). Ukuran-ukuran diatas, dianalisis dengan melakukan perhitungan persentase setiap variabel, dengan cara menjumlahkan masing-masing variabel (Pendidikan dan Pelatihan, Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai), kemudian dibagi dengan jumlah skor kriterium (skor tertinggi) tiap variabel dari responden .
C. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut Siswoyo. H. (2007)
a. Pengaruh Kinerja pegawai
terhadap Pendidikan dan Pelatihan
Ho : Tidak ada pengaruh antara Kinerja Pegawai terhadap Pendidikan dan Pelatihan Hi : Terdapat pengaruh antara
Kinerja Pegawai terhadap Pendidikan dan Pelatihan Kesimpulan :
Terima Ho ; Jika Sig. t hitung > Level of significante
= 0,05
Tolak Ho ; Jika Sig. t hitung < Level of significante
b. Pengaruh Kinerja Pegawai terhadap Gaya Kepemimpinan
Ho : Tidak ada pengaruh antara Kinerja Pegawai terhadap Gaya Kepemimpinan Hi : Terdapat pengaruh antara
Kinerja Pegawai terhadap Gaya Kepemimpinan Kesimpulan :
Terima Ho ; Jika Sig. t hitung > Level of significante
= 0,05
Tolak Ho ; Jika Sig. t hitung < Level of significante
D. Pengaruh Kinerja Pegawai terhadap Pendidikan dan
Pelatihan dan Gaya
Kepemimpinan
Ho : Tidak ada pengaruh antara Kinerja Pegawai terhadap Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan
Hi : Terdapat pengaruh antara Kinerja Pegawai terhadap Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan
Kesimpulan :
Terima Ho ; Jika Sig. F hitung > Level of significante
= 0,05
Tolak Ho ; Jika Sig. F hitung < Level of significante
HASIL PENELITIAN DAN INTERPRETASI
Hasil penelitian dan interpretasi ini akan diuraikan masing-masing variabel untuk memberikan gambaran atau karakteristik dari data hasil penelitian terhadap objek yang diteliti maka perlu dilakukan analisis deskriptif baik terhadap variabel X maupun variabel Y. Karakteristik yang dimaksud berupa distribusi skor variabel yang diwujudkan dalam bentuk nilai rata-rata, modus, median, standar deviasi serta varian. Pada bagian akhir dilakukan analisis statistik inferensial, analisis korelasi serta pengujian hipotesis yang diikuti dengan pembahasan hasil penelitian.
Disamping itu pula dilakukan uji instrumen variabel yang diteliti yaitu validitas, reliabilitas dari Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan yang merupakan variabel X dan Kinerja Pegawai
merupakan variabel Y. Dengan
pertimbangan bahwa data akan diolah dengan statistik non parametrik, maka perlu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu , uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas.
A. Analisis Deskriptif
1. Analisis Statistik Deskriptif
Dari hasil pengolahan data tentang variabel bebas (Pendidikan dan Pelatihan, dan Gaya Kepemimpinan) serta variabel terikat (Kinerja Pegawai) pada kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat dan
sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan terdahulu, maka disini akan dibahas dan dianalisis pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Untuk mengetahui diskriptif variabel Pendidikan dan Pelatihan , dan Gaya Kepemimpinan dan variabel Kinerja Pegawai berdasarkan data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian yang diberikan kepada 60 responden (30 orang sebagai uji coba dan 30 orang sebagai sample data) maka dapat dilihat secara terperinci deskripsi variabel-variabel tersebut berturut-turut dari nilai skor terendah, nilai skor tertinggi, nilai rata-rata, simpangan baku, median dan modusnya
pada tabel berikut ini:
Tabel 1
Data Deskriptif Variabel Penelitian
Sumber : Diolah dari jawaban Responden 2. Deskripsi Kinerja Pegawai (Y)
Untuk mengetahui diskripsi data dari variabel Kinerja pegawai (Y), sesuai data pada tabel 1 tersebut, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variabel Kinerja Pegawai dengan 30 sampel (sesudah hasil uji coba) memiliki nilai rata-rata 62,0333 , median 62,0000, mode 61,00 standar deviasi 4,10621 ,
nilai minimum 53,00, nilai maksimum 69,00, dan jumlah total 1775.
Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi variabel Kinerja Pegaeawai sebaran datanya cenderung berdistribusi normal.
Untuk mengetahui distribusi frekuesi data variabel Kinerja Pegawai dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Pegawai
Sumber : Diolah dari Jawaban Responden 3. Deskripsi Pendidikan dan
Pelatihan (X1)
Sesuai data pada tabel 1 di atas, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data
missing. Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1), dengan 30 sampel (sesudah hasil uji coba) memiliki nilai rata-rata 98,3333, median 99,0000, mode 94,0000, standar deviasi 4,97118, nilai minimum 84,00, nilai maksimum 107,00, dan jumlah total 2950,00.
Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi variabel Pendidikan dan Pelatihan, sebaran datanya cenderung berdistribusi normal.
Untuk mengetahui distribusi frekuensi data variabel Pendidikan dan Pelatihan pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Variabel Pendidikan dan Pelatihan
4. Deskripsi Gaya Kepemimpinan (X2)
Untuk mengetahui diskripsi data dari variabel Gaya Kepemimpinan (X2), sesuai data pada tabel 1 tersebut, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data
missing. Variabel Gaya kepemimpinan dengan 30 sampel (sesudah hasil uji coba) memiliki nilai rata-rata 59,1667 , median 60,5000, mode 58,00 standar deviasi 4,33974, nilai minimum 48,00,
nilai maksimum 65,00, dan jumlah total 1775.
Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi variabel Gaya Kepemimpinan sebaran datanya cenderung berdistribusi normal. Untuk mengetahui distribusi frekuesi data variabel Gaya Kepemimpinan dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan
Sumber : Diolah dari Jawaban Responden
5. Analisis Butir Instrumen
Berdasarkan butir pertanyaan yang dibagikan pada 30 responden, untuk mengetahui Variabel Kinerja
Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5
Distribusi Klasifikasi Skor Jawaban Variabel Kinerja Pegawai
No Dimensi SS Pilihan Jawaban Responden S KS TS STS Jumlah
1. Ketepatan Waktu 93 35 14 8 - 150
2. Kehadiran Kerja 67 15 8 - - 90
3. Hubungan Sesama Pegawai 70 35 13 2 - 120
4. Penghargaan 34 8 10 8 - 60
5 Tingkat Perubahan Perilaku 132 25 14 9 - 180
Sumber : Diolah dari Jawaban Responden
Berdasarkan tabel 5 bahwa yang menjawab sangat setuju terhadap variabel Kinerja Pegawai dengan dimensi : Ketepatan Waktu (62%), Kehadiran Kerja (74,45%), Hubungan Sesama Pegawai (58,34%), Penghargaan (56,67%) dan Tingkat Perubahan Perilaku (73,34%) sehingga secara rata-rata yang menjawab sangat setuju
sebesar 64,96%. Dengan demikian Kantor tersebut dapat memperhatikan dimensi-dimensi yang membuat kinerja pegawai dapat meningkat.
Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut pilihan jawaban responden untuk variabel Pendidikan dan Pelatihan adalah sebagai berikut :
Tabel 6
Distribusi Klasifikasi Skor Jawaban Variabel Pendidikan dan Pelatihan
No Dimensi SS Pilihan Jawaban Responden S KS TS STS Jumlah
1. Reaksi Peserta 390 98 20 2 - 510
2. Pelajaran 72 7 8 3 - 90
3. Perilaku 130 45 3 2 - 180
4. Hasil 134 40 6 - - 180
Sumber : Diolah dari Jawaban Responden Berdasarkan tabel 6 bahwa yang
(76,47%), Pelajaran (80%), Perilaku (72,22%), Hasil (74,44%) sehingga secara rata-rata yang menjawab sangat setuju sebesar 75,78%. Dengan demikian Kantor tersebut dapat
memperhatikan pendidikan dan
pelatihan pegawai agar kinerja pegawai dapat meningkat.
Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut pilihan jawaban responden untuk variabel Gaya Kepemimpinan adalah
sebagai berikut
Tabel 7
Distribusi Klasifikasi Skor Jawaban Variabel Gaya Kepemiminan
No Dimensi SS Pilihan Jawaban Responden S KS TS STS Jumlah
1. Gaya Direktif 133 30 15 2 - 180
2. Gaya Konsultatif 84 30 6 - - 120
3. Gaya Partisipatif 94 38 10 8 - 150
4. Gaya Delegatif 150 28 25 7 - 210
Sumber : Diolah dari Jawaban Responden
Berdasarkan tabel 7 bahwa yang menjawab sangat setuju terhadap variabel Gaya Kepemimpinan dengan dimensi : Gaya Direktif (73,89%), Gaya Konsultatif (70,00%), Gaya Partisipatif (62,67%), Gaya Delegatif (71,43%) sehingga secara rata-rata yang menjawab sangat setuju sebesar 69,50%. Dengan demikian Pimpinan Kantor tersebut dapat melaksanakan gaya kepemimpinan yang diinginkan oleh para bawahan agar kinerja pegawai dapat meningkat.
B. Analisis Statistik Inferensial 1. Uji Instrumen Penelitian
Sebagaimana telah diketahui bahwa penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu Pendidikan dan Pelatihan (X1) dan Gaya Kepemimpinan (X2 ), serta satu variabel terikat Kinerja Pegawai (Y). Sebelum data diolah dengan teknik regresi perlu didahului dengan pengujian persyaratan yaitu pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, agar hasil analisis regresi dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan.
2. Uji Validitas
Uji validitas artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Untuk pengujian ini digunakan paket program SPSS versi 13,0.for windows. Dari perhitungan data didapat bahwa ketiga variabel dalam penelitian yaitu X1, X2, dan Y ketiga-tiganya menunjukkan
validitas instrumen terpenuhi, dengan menggunakan perhitungan Korelasi Product Moment dan menggunakan α (0,05), jumlah sample 30 responden, dimana hasil perhitungan lebih besar dari harga tabel . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 8 berikut ini.
Tabel 8
Tabulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Pendidikan dan Pelatihan
No Butir Pertanyaan Total
1 P1 .959** 2 P2 .794** 3 P3 .616** 4 P4 .299 5 P5 .390* 6 P6 .579** 7 P7 .529** 8 P8 .711** 9 P9 .633** 10 P10 .522** 11 P11 .531** 12 P12 .833** 13 P13 .027 14 P14 .184 15 P15 .037 16 P16 .368* 17 P17 .300 18 P18 .022 19 P19 .434* 20 P20 .025 21 P21 .484** 22 P22 .720** 23 P23 .627** 24 P24 .913** 25 P25 .827** 26 P26 .957** 27 P27 .526** 28 P28 .734** 29 P29 .606** 30 P30 .734** 31 P31 .654** 32 P32 .627**
Sumber : Diolah Dari jawaban Responden
Dari hasil pengolahan data diatas, yang terkumpul dari 30 responden dengan 32 pertanyaan ternyata ada 7 butir pertanyaan dari variabel Pendidikan dan Pelatihan tidak valid, yaitu nomor 4,13,14,15,17,18,20 dan selain nomor-nomor tersebut dinyatakan valid. Karena koefisien korelasi yang diperoleh lebih besar dari tabel nilai kritis (r tabel ) 0,367 untuk α = 0,05 yang ditandai dengan bintang satu dan 0,470 untuk α = 0,01 yang ditandai bintang dua.
Tabel 9
Tabulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Gaya Kepemimpinan
No Butir Pertanyaan Total
1 P1 .587** 2 P2 .626** 3 P3 -.196 4 P4 .720** 5 P5 .524** 6 P6 .818** 7 P7 .564** 8 P8 .716** 9 P9 .483** 10 P10 .728** 11 P11 .416* 12 P12 .504** 13 P13 -.141 14 P14 .389* 15 P15 .191 16 P16 .060 17 P17 .623** 18 P18 .738** 19 P19 .422* 20 P20 -.042 21 P21 .565** 22 P22 .722**
Sumber : Diolah Dari Jawaban Responden Dari hasil uji instrumen validitas Gaya Kepemimpinan ternyata ada 5 butir pertanyaan yaitu nomor 3,13,15,16,20 yang tidak valid, sedangkan selain nomor-nomor tersebut koefisien korelasinya dengan skor total diatas nilai kritis (r tabel ) 0,367 dengan α =0,05 yang ditandai dengan bintang satu dan 0,470 untuk α = 0,01 yang ditandai bintang dua, sehingga 20 butir pertanyaan instrumen Gaya Kepemimpinan dapat dinyatakan valid.
Tabel 10
Tabulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja Pegawai
No Butir Pertanyaan Total
1 P1 .518** 2 P2 .736** 3 P3 .818* 4 P4 -.182 5 P5 .263 6 P6 .612** 7 P7 .933** 8 P8 .545** 9 P9 .401* 10 P10 .789** 11 P11 .519** 12 P12 .221 13 P13 .620** 14 P14 .717** 15 P15 .719** 16 P16 .126 17 P17 .577** 18 P18 .822** 19 P19 .633** 20 P20 .510**
Sumber : Diolah Dari jawaban Responden Dari hasil uji instrumen validitas Kinerja Pegawai ada 4 butir pertanyaan yang tidak valid, yaitu nomor 4,5,12,16, sedangkan nomor-nomor pertanyaan lainnya dinyatakan valid , karena koefisien korelasinya dengan skor total diatas nilai kritis (r tabel ) 0,367 dengan α = 0,05 yang bertanda bintang satu dan nilai kritis (r tabel ) 0,470 dengan α =0,01 yang bertanda bintang dua.
3. Uji Reliabilitas
Menurut Siswoyo Haryono (2008) : Uji Reliabilitas adalah ukuran tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instumen sehingga ukuran konsistensi instrumen yang dinyatakan reliabel jika alat ukur yang digunakan aman karena bekerja dengan baik pada waktu dan kondisi yang berbeda. Hasil pengujian pengujian reliabilitas ini dengan cara membagi data menjadi dua bagian atau dibelah dua (Splitted-half), yaitu dihitung total skor nomor butir ganjil dan genap sehingga diperoleh hasil pada tabel-tabel berikut ini :
Tabel 11
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pendidikan dan Pelatihan
**Correlation is significant at the 0,01 level ( 2-taile
Dari hasil uji Reliabilitas Pearsonterhadap variabel Pendidikan dan Pelatihan ini korelasi antara skor item ganjil dengan genap adalah 0,771. Korelasi ini memiliki tingkat signifikansi yang tinggi yang menunjukkan bahwa
korelasi signifikan pada alpha 0,01 yaitu sebesar 0,470
Sedangkan hasil uji reliabilitas untuk variabel Gaya Kepemimpinan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 12
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan
** Correlation is significant at the 0,01 level ( 2-tailed)
Dari hasil uji Reliabilitas Pearson terhadap variabel Gaya Kepemimpinan ini korelasi antara skor item ganjil dengan genap adalah 0,762. Korelasi ini memiliki tingkat signifikansi yang tinggi
yaitu diatas korelasi signifikan pada alpha 0,01 sebesar 0,470 .
Sedangkan hasil uji reliabilitas untuk variabel Kinerja Pegawai dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 13
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja pegawai
* Correlation is significant at the 0,05 level ( 2-tailed) Dari hasil uji Reliabilitas Pearson
terhadap variabel Kinerja Pegawai ini korelasi antara skor item ganjil dengan genap adalah 0,404. Korelasi ini
memiliki tingkat signifikansi yang tinggi yaitu menunjukkan bahwa korelasi signifikan pada alpha 0,05 yaitu sebesar 0,367.
Dengan demikian , dapat dikatakan bahwa item-item pada instrumen diatas memiliki tingat reliabilitas yang tinggi. Artinya , instrumen penelitian yang dihasilkan sangat reliabel karena angka korelasi variabel-variabel : Pendidikan dan Pelatihan , Gaya Kepemimpinan berturut–turut sebesar : 0,771 ; 0,762 lebih besar dari r tabel Produc Moment dengan alpha 1% yaitu 0,470 dan Kinerja Pegawai sebesar 0,404 pada alpha 5% yaitu 0,367.
2. Uji Persyaratan Analisis
Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari populasi yang sebenarnya, diperlukan beberapa persyaratan analisis yang menurut Hadi
( 2003) adalah sampel yang
dipergunakan dalam penelitian harus sampel yang diambil secara random dari
populasi dan bentuk distribusi variabel X dan variabel Y dalam populasi mendekati distribusi normal. Untuk itu itu dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas.
3. Uji Normalitas
Uji Normalitas dipergunakan untuk melihat apakah sebaran data hasil penelitian terdistribusi secara normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas distribusi data, penulis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dari program SPSS 13,0 for Windows. Normalitas distribusi data dihitung dengan cara membandingkan nilai
asymptotic significance yang diperoleh dengan nilai alpha 0,05. Apabila
Asymptotic Significance > α = 0,05,
maka data dinyatakan normal.
Tabel 14
Data Hasil Uji Normalitas
Karena seluruh nilai pada kolom asymtotic significance dua sisi adalah untuk
variabel Pendidikan dan Pelatihan 0,978, variabel Gaya Kepemimpinan 0,754 dan
variabel Kinerja Pegawai 0,654 probabilitas diatas 0,05, maka fungsi distribusi
populasi yang diwakili oleh sampel berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan dengan uji Chi-Square Significance 5% (α= 0,05) ,hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 15
Data Hasil Uji Homogenitas
Sumber : Diolah dari data Jawaban Responden Dari nilai chi square masing-masing
variabel : Pendidikan dan Pelatihan , Gaya Kepemimpinan dan Kinerja
Pegawai sebesar 6,276 < 24,9958 (tabel chi square- X2 dengan df=15) , 10,733 < 18,3070 (tabel chi square- X2
dengan df=12 ) , 13,000 < 23,6848 (tabel chi square- X2 dengan df =14 ). Atau Nilai Asymptotic Significance yang diperoleh dari semua variabel lebih besar dari α= 0,05, maka data dinyatakan homogen.
4. Uji Linieritas
Uji linieritas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan One Way Anova Program SPSS 13,0 for Windows dengan taraf signifikansi 5% (α= 0,05) dan hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Linieritas Pendidikan dan Pelatihan (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y) Tabel 16
Data hasil Uji Linieritas Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Pegawai
Sumber : Diolah dari Jawaban Responden Dari tabel 16 dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah 4,890 dengan probabilitas 0,034 Karena probabilitas < dari 0,05 (0,034 < 0,05) maka variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1) dengan variabel Kinerja Pegawai (Y) mempunyai hubungan yang Linear. Atau dapat juga dilihat dari Statistik hitung
(angka F output) > Statistik tabel (F), maka hubungan tersebut linier . Hal ini bisa dilihat dari F hitung = 4,890 > F tabel = 2,40 dengan α= 0,05.
b. Linieritas Gaya Kepemimpinan (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y)
Tabel 17
Data Hasil Uji Linieritas Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja pegawai
Sumber : Diolah dari Jawaban Responden Dari tabel 17 dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah 3,748 dengan probabilitas 0,025 Karena probabilitas < dari 0,05 (0,025 < 0,05) maka variabel Gaya Kepemimpinan (X2) dengan variabel Kinerja Pegawai (Y) mempunyai hubungan yang Linear. Atau dapat juga dilihat dari Statistik hitung ( angka F output) > Statistik tabel (F), maka hubungan tersebut linier . Hal ini bisa dilihat dari F hitung = 3,748 > F tabel = 2,40 dengan α= 0,05.
c. Analisis Regresi
Analisis Regresi ini digunakan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1) dan Gaya Kepemimpinan (X 2 ) dengan Kinerja Pegawai (Y).
a. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (X1) dengan Kinerja
Pegawai (Y)
Untuk melihat pengaruh variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1) dengan Kinerja pegawai (Y) , dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 18
Hasil Regresi Parsial Variabel Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Pegawai
Dari tabel 18 ditemukan persamaan regresi yaitu :
Y = 32,853 + 0,297 X1 + e
dengan nilai t hitung untuk konstanta dan variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1) berturut-turut sebesar : 8,291 dan 7,037 dengan signifikansi 0,030 dan 0,011.
Konstanta sebesar 32,853 menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1 ) maka Kinerja pegawai (Y) tetap sebesar 32,853 unit skor. Hal ini bisa dipahami, karena masih ada variabel lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini. Sedangkan dengan melihat besarnya koefisien regresi
bahwa variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1 ) 0,297 atau sama dengan 29,70 %. Artinya kecenderungan proyeksi perubahan antara variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1 ) dengan variabel Kinerja pegawai (Y) menunjukkan
bahwa setiap perubahan atau
peningkatan variabel Pelatihan 100% maka mengakibatkan perubahan atau peningkatan pula pada variabel Kinerja pegawai sebesar 29,70%. Sedangkan jika dilihat dari t hitung variabel Pendidikan dan Pelatihan mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap Variabel kinerja Pegawai, yang ditunjukkan nilai signifikan t ( 0,011) lebih kecil dari probabilita 0,05 serta uji F yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 19
Hasil Uji F Variabel Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai
Dari tabel 19 dapat
diinterpretasikan bahwa uji F terhadap variabel Pendidikan dan Pelatihan 9,149 secara simultan mempengaruhi Kinerja Pegawai dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari probabilita 0,011 ( 0,011 < 0,05 ).
b. Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X2) dengan Kinerja Pegawai
(Y)
Untuk melihat pengaruh Gaya Kepemimpinan (X2) dengan Kinerja pegawai (Y) , dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 20
Hasil Regresi Parsial Variabel Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai
Dari tabel 20 ditemukan persamaan regresi yaitu :
Y =42,149 + 0,296 X2 + e
dengan nilai t hitung untuk konstanta dan variabel Gaya Kepemimpinan (X2) berturut-turut sebesar : 4,000 dan 2,891 dengan signifikansi 0,000 dan 0,029. Konstanta sebesar 42,149 menyatakan bahwa jika tidak ada
peningkatan Variabel Gaya
Kepemimpinan (X2 ) maka Kinerja pegawai (Y) tetap sebesar 42,149 unit skor. Hal ini bisa dipahami, karena masih ada variabel lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini. Sedangkan dengan melihat besarnya koefisien regresi bahwa variabel Gaya
Kepemimpinan (X2 ) 0,296 atau sama
dengan 29,60 %. Artinya
kecenderungan proyeksi perubahan antara variabel Gaya Kepemimpinan (X2 ) dengan variabel Kinerja pegawai (Y) menunjukkan bahwa setiap perubahan atau peningkatan variabel Gaya Kepemimpinan sebesar 100% maka
mengakibatkan perubahan atau
peningkatan pula pada variabel Kinerja pegawai sebesar 29,60%. Sedangkan jika dilihat dari t hitung variabel Gaya Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap Variabel kinerja Pegawai, yang
ditunjukkan nilai signifikan t (0,029) lebih kecil dari probabilita 0,05
serta uji F yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 21
Hasil Uji F Variabel Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai
Dari tabel 21 dapat diinterpretasikan bahwa uji F terhadap variabel Gaya Kepemimpinan sebesar 6,577 secara simultan mempengaruhi Kinerja Pegawai dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari probabilita 0,027 (0,027 < 0,05 ).
c. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (X1) dan Gaya
Kepemimpinan (X2) dengan
Kinerja Pegawai (Y)
Untuk melihat pengaruh variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1) dan Gaya kepemimpinan (X2) dengan Kinerja pegawai (Y) , dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 22
Hasil Regresi Antara Variabel Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai
Dari tabel 22 ditemukan persamaan regresi yaitu :
Y = 30,676 + 0,204 X1 + 0,169 X2 + e
Dengan nilai t hitung untuk konstanta dan variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1) dan Gaya Kepemimpinan (X2) berturut-turut sebesar : 2,999 , 3,876 dan 3,127 dengan signifikansi 0,035, 0,029 dan 0,030.
Konstanta sebesar 30,676 menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1 ) dan Gaya Kepemimpinan (X2) maka Kinerja pegawai (Y) tetap sebesar 30,676 unit skor. Sedangkan dengan melihat besarnya koefisien regresi bahwa variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1 ) 0,204 atau sama
dengan 20,40% dan Gaya
Kepemimpinan (X2) 0,169 atau sama
dengan 16,90 %. Artinya
kecenderungan proyeksi perubahan antara variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1 ) dan Gaya Kepemimpinan (X2) dengan variabel Kinerja pegawai (Y) menunjukkan bahwa setiap perubahan atau peningkatan variabel Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan sebesar 100% maka mengakibatkan perubahan atau peningkatan pula pada variabel Kinerja pegawai berturut-turut
sebesar 20,40% dan 16,90%.
Sedangkan jika dilihat dari t hitung variabel Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap Variabel kinerja Pegawai sebesar 3,876 dan 3,127 yang ditunjukkan nilai signifikan t ( 0,029 dan 0,030 ) lebih kecil dari probabilita 0,05 serta uji F yang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 23
Hasil Uji F Variabel Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai
Dari tabel 23 dapat diinterpretasikan bahwa uji F terhadap variabel Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya kepemimpinan sebesar 8,441 secara simultan mempengaruhi Kinerja Pegawai dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari probabilita 0,05 (0,036 < 0,05).
2. Analisis Korelasi dan
Determinasi
Untuk melihat hubungan antara variabel Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Pegawai, maka dapat
Tabel 24
Pengaruh Antara Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Pegawai
Arti angka korelasi ; ada dua hal dalam penafsiran korelasi, yaitu tanda plus (+) dan Minus (-) artinya ada tidaknya korelasi. Pada penelitian ini hubungan antara variabel Pendidikan dan Pelatihan ( Tabel 24) diperoleh angka 0,859 dan bertanda positif. Hal ini berarti arah korelasi positif, atau semakin tinggi Pendidikan dan Pelatihan
maka Kinerja Pegawainya cenderung semakin besar. Sedangkan korelasinya > 0,5 berarti antara pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Pegawai berkorelasi sangat kuat.
Sedangkan untuk melihat koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan R-Square dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 25
Model Summary Untuk Nilai Korelasi dan Determinasi
.
Nilai R-Square ( Tabel 25) adalah 0,737 atau 73,70%. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh sebesar 73,70% terhadap Kinerja
Pegawai yang diperoleh. Sedang sisanya 26,30% disebabkan oleh faktor lain. Untuk melihat hubungan antara variabel Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai, maka dapat dilihat
pada tabel 26
Tabel 26
Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai
Pada penelitian ini hubungan antara variabel Gaya Kepemimpinan ( Tabel 26) diperoleh angka 0,837 dan bertanda positif. Hal ini berarti arah korelasi positif, atau semakin baik Gaya
Kepemimpinan maka Kinerja
Pegawainya cenderung semakin besar.
Sedangkan korelasinya > 0,5 berarti antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai berkorelasi sangat kuat. Sedangkan untuk melihat koefisien determinasi yang
ditunjukkan dengan R-Square dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 27
Model Summary Untuk Nilai Korelasi dan Determinasi
Nilai R-Square (Tabel 27) adalah 0,700 atau 70,00%. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan berpengaruh sebesar 70,00% terhadap Kinerja Pegawai yang diperoleh. Sedangkan sisanya 30,00% disebabkan oleh faktor lain.
Untuk melihat hubungan antara variabel Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai, maka dapat dilihat pada tabel 28
.
Tabel 28
Hubungan Antara Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai
Pada penelitian ini hubungan antara variabel Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Pegawai (Tabel 28) diperoleh angka 0,859 dan Variabel Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai 0,837 dan semua bertanda positif. Hal ini berarti arah korelasi positif, atau semakin baik Pendidikan dan Pelatihan maka Kinerja Pegawainya cenderung semakin meningkat dan semakin baiknya Gaya Kepemimpinan maka Kinerja Pegawainya juga
cenderung semakin meningkat . Sedangkan nilai korelasi secara simultan sebesar 0,891 ( Tabel 29) yang berarti
secara bersama-sama variabel
Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai berhubungan sangat erat.
Sedangkan untuk melihat koefisien determinasi yang
ditunjukkan dengan R-Square dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 29
Model Summary Untuk Nilai Korelasi dan Determinasi
Nilai R-Square (Tabel 29) adalah
Kepemimpinan secara bersama-sama dapat menjelaskan Kinerja Pegawai sebesar 79,30%. Sedangkan sisanya 20,70% disebabkan oleh faktor lain.
Untuk melihat apakah data menyebar secara normal atau tidak dapat dilihat pada grafik Normal P-P Plot yang dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 6
Grafik P- Plot Kinerja Pegawai
Dari grafik P-Plot menunjukkan bahwa sebaran data bersifat normal, karena mendekati garis lurus P-Plot.
C. Uji Hipotesis Statistik
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (H0 ) yang diajukan ditolak atau diterima pada tingkat signifikansi tertentu. Pengujian hipotesis statistik untuk hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan Uji t, sedangkan hipotesis ketiga dilakukan dengan Uji F.
1. Pengaruh Variabel X1 dengan Y
Berdasarkan statistik t-hitung; dari tabel output di atas terlihat bahwa t-hitung variabel Pendidikan dan Pelatihan adalah 7,037. Statistik tabel; tingkat signifikansi = 5%, df (derajad kebebasan) = jumlah data – 2 atau 30 -2 = -28. Uji dilakukan dua sisi; Untuk t tabel dua sisi, didapat angka sebesar 2,048. Dengan ketentuan bahwa jika Uji t < t-tabel , maka H0 diterima, dan jika uji t > t.tabel , maka Hi diterima. hipotesis yang telah dibuat sebelumnya bahwa
hipotesis nol adalah Tidak ada pengaruh antara Pendidikan dan pelatihan dengan Kinerja pegawai, sedangkan hipotesis nihil adalah ada pengaruh antara Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Pegawai. Dari tabel 4.18 diperoleh bahwa t hitung > t tabel atau 7,037 > 2,048 atau bisa juga dilihat berdasarkan probabilita, bahwa jika probabilita < signifikansi (0,011 < 0,05) maka hipotesis nihil
diterima, yaitu ada pengaruh yang signifikan antara Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Pegawai..
2. PengaruhVariabel X2 dengan Y
Berdasarkan statistik t-hitung; dari tabel output di atas terlihat bahwa t-hitung variabel Gaya Kepemimpinan adalah 2,891. Statistik tabel; tingkat signifikansi = 5%, df (derajad kebebasan) = jumlah data – 2 atau 30 -2 = -28. Uji dilakukan dua sisi; Untuk t tabel dua sisi, didapat angka sebesar 2,048. Dengan ketentuan bahwa jika Uji t < t-tabel , maka H0 diterima, dan jika uji t > t.tabel , maka Hi diterima. Hipotesis
yang telah dibuat sebelumnya bahwa hipotesis nol adalah tidak ada pengaruh antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai, sedangkan hipotesis nihil adalah ada pengaruh antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai. Dari tabel 4.20 diperoleh bahwa t hitung > t tabel atau 2,891 > 2,048 atau bisa juga dilihat berdasarkan probabilita, bahwa jika probabilita < signifikansi (0,029 < 0,05) maka hipotesis nihil diterima, yaitu ada pengaruh yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai.
2. Pengaruh Variabel X1 dan X2
dengan Y
Untuk hipotesis yang ketiga ini akan dilakukan pengujian variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi terhadap variabel dependen, dengan melalui uji F.
Berdasarkan statistik F hitung adalah sebesar 8,441 dan berdasarkan probabilitas, bahwa jika probabilitas < signifikansi (0,036< 0,05) maka hipotesis nihil diterima, yaitu secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan antara Kinerja Pegawai dengan Pendidikan dan Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Setelah melakukan uji instrumen dengan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas serta pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terhadap sample data berupa Uji Normalitas (mengetahui sebaran data normal atau tidak), Uji Homogenitas (apakah data homogen) dan Uji Linearitas (apakah data membentuk trend linear / garis lurus), yang selanjutnya dilakukan Analisis Statistik Deskriptif dan Analisis Statistik Inferensial dan Pengujian hipotesis Statistik, dengan menggunakan Program SPSS 13.0 for Windows maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dengan melihat besarnya koefisien regresi bahwa variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1 ) 0,204 atau sama
dengan 20,4 %. Artinya
antara variabel Pendidikan dan pelatihan (X1 ) dengan variabel Kinerja pegawai (Y) menunjukkan bahwa setiap perubahan atau peningkatan variabel Pendidikan dan pelatihan sebesar 100% maka mengakibatkan perubahan atau peningkatan pula pada variabel Kinerja pegawai sebesar 20,4%. 2. Koefisien regresi variabel Gaya
kepemimpinan (X2 ) sebesar 0,169, Artinya kecenderungan proyeksi perubahan antara variabel Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai menunjukkan bahwa setiap perubahan atau peningkatan Gaya Kepemimpinan sebesar 100% akan meningkatkan pula Kinerja Pegawai sebesar 16,9%.
3. Kedua variabel bebas tersebut variabel Pendidikan dan pelatihan
(X1 ) dan variabel Gaya
kepemimpinan(X2 ) berpengaruh positif terhadap Kinerja Pegawai, artinya bila variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1 ), Gaya kepemimpinan (X2 ) meningkat maka akan
mengakibatkan meningkatnya
Kinerja Pegawai, begitu pula sebaliknya apabila variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1 ), gaya kepemimpinan (X2 ) berpengaruh negatif Kinerja Pegawai akan menurun.
4. Antara variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1 ), Gaya Kepemimpinan (X2 ) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y) terdapat korelasi sebesar 0,891 termasuk pada katagori tingkat hubungan yang sangat kuat dan korelasi tersebut signifikan.
5. Koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,793, nilai tersebut dapat
ditafsirkan bahwa besarnya
persentase pengaruh antara variabel Pendidikan dan Pelatihan (X1 ), Gaya Kepemimpinan (X2 ) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap Kinerja pegawai (Y). Dengan kata lain konstribusi efektif atau dapat dijelaskan oleh variabel Pendidikan
3
Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat adalah sebesar 79,30% sedangkan selebihnya 20,70 % dijelaskan / dipengaruhi oleh faktor –faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. 6. Dari uji t-test terhadap hipotesispertama dan kedua secara parsial , maka ada pengaruh yang signifikan antara Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Pegawai dan ada pengaruh yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai .
7. Dari Uji F-test terhadap hipotesis ketiga secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara Pendidikan
dan Pelatihan dan Gaya
Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai.
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian seperti dipaparkan sebelumnya, maka perlu diberikan beberapa saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini : 1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak
Palembang Ilir Barat untuk lebih meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas sehari-hari, bukti nyata yang diterapkan hendaknya dilaksanakan dengan
baik sehingga masyarakat
(konsumen) merasa puas atas kerja samanya.
2. Bagi pimpinan Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Barat untuk lebih memperdayakan kemampuan gaya kepemimpinan direktif dan konsultatif dalam bekerja agar kinerja pegawai dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Maulani. (1998). Manajemen dan Orgtanisasi . Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anwar Prabu Mangkunegara, 2001.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Rosdakarya, Bandung.
Agus Tulus, 2005. Evaluasi Latihan , Sinar Baru, Bandung.
Agus Dharma. 2003. Manajemen dan Organisasi, Jakarta; PT. Rineka Cipta.
Barthos Basir, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, : Suatu Pendekatan Makro, Bumi Aksara, Jakarta.
Cushway Barry, 2004. Human Resources Management, The Association for Management Education and Development, London.
Cherrington. 2002. Fundamental of Management, Needham Heights; Allyn and Bacon. Cahyono , 2001. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta
Djamaludin. A. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Persaingan Global, Badan Penerbit Pengembangan Bisnis dan Manajemen Global, Jakarta. Dale Yoder , 2002. Seri Manajemen Sumber daya Manusia Produktivitas. Penerjemah Dimas Samudra. Jakarta: PT. Gramedia.
Danim, Sudarwan , 2004. Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok, Bengkulu Rineka Cipta
Dessler Gerry, 2004. Manajemen Personalia, Teknik dn Konsep Modern, Jakarta.
Dunnate, J.L. 1997. Organizational Behavior. Mc. Graw-Hill Book Co.
Erikson, 2000. Organizational Behavior Concepts, Controversies Application, 11th, Printice Hall International, Inc. Englewood Cliffs. New Jersey.
Furtwengler, Dale, 2002. Penilaian Prestasi Kerja, Terjemahan Fandy Ciptono, Andi offset, Yogyakarta.
Fatah, Nanang. 2003. Landasan Manajemen Sumber Daya Manusia . Bandung Remadja Rosdakarya
Faisal Santiago. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Cintya Press.
Flippo B Edwin, 2003. Management Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta.
Grifin, E. James. 2002. Organisasi dan Manajemen: Edisi Keempat. Penerjemah A. Hasmi Ali. Jakarta: Bumi Aksara.
Goffrey G. Meredith 2001, Organization Behavior Structure Process,
Bussiness Publications Inc., Texas.
Haryono. S. 2008. Metodelogi Penelitian Bisnis Teori dan Aplikasi. Badan Penerbit MM UTP Palembang. Hodgetts, 2003. Effective Management :
People and Organization, London : Prentice Hall.
Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Suberdaya Manusia. Jakarta: Haji Masagung.
Hadi 2003. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko. T 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Kebijakan LP3ES, Jakarta. Harsey Paul and Blance 2002.
Organisasi dan Manajemen , Alih Bahasa, Aziz Purwanto, Ghalia Indonesia, Jakarta. Imam Subechi , 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Grsindo Jakarta.
Johnson, 2003. Latihan dan
Pengembangan Pegawai , Alumni, Bandung.
Joseph Tiffin, 2000. Training, American Management Association, New York.
Mathis and Jackson, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba empat, Jakarta.
Manulang , 2004. Manajemen Personalia
, Ghalia Indonesia , Jakarta. Prawirosentoso S. 2005. Kinerja dan
Organisasi. Bina Aksara, Jakarta. Nadler, 2002. Human Resources
Management, The Association For Management Education and Development, London.
Robins dan Caulter 2004. Manajemen, PT. Indeks Kelompok gramedia, Jakarta
Richar M. Steers. 1999. Efektivitas Organisasi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Robinson, 2004. Organizational Behavior Concepts, Controvercies Application, 11th, Prentice Hall International, Inc. Englewood Cliffs. New Jersey.
Siagian, Sondang P , 2004. Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.
Sikula, andrew F, 2002. Personnel Administration and Human Resources Management. New York : Wiley Trans Edition, by John Wiley & Sons Inc.
Simamora, Henry, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta.
Sukmalana, Soelaiman, 2007,
Manajemen Kinerja Langkah Efektif Untuk Membangun, Mengendalikan dan Evaluasi kinerja. PT. Intermedia Personalia Utama, Jakarta. Syafaruddin Alwi, 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Steers, Richards M, Gerardo. Ungson, and Richard T Mondy, (2000) .
Managing Effective Organizations : An Introduction. Boston , Kent Publishing.
5
Susilo Maryoto,2004. ManajemenSumber Daya Manusia, BPFE, Yokyakarta. .
Safo, 2000. Pengantar Personalia Dalam Organisasi Teknik. Bandung: Tarsito.
Soeprihatno John, 2003. Manajemen Personalia, BPFE, Yogyakarta. Sugiyono. 2004. Statistik Non
Parametrik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Sedarmayanti, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua, STIE YKPN, Yogyakarta.
Schein, 2004. Human Resources Management, Massachussets ; Allyn and Bacon.
Wibowo , 2006. Budaya Organisasi Dalam Perusahaan . Jakarta: Ghalia Indonesia.
Wirawan, 2003. Pemimpin dan
Kepemimpinan, CV. Rajawali Press, Jakarta.
Winardi. 2005. Motivasi dan
Pemotivasian Dalam Manajemen, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.
Wahyu Sumijo. 2004. Efektivitas Gaya Kepemimpinan, Jakarta, Ghalia Indonesia.