• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

PELATIHAN ANALISIS GAMBAR ANAK-ANAK UNTUK GURU TK

SE KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG

Oleh:

Dra. Luh Suartini, M.Pd. NIP: 196410031990032001

Drs. Hardiman, M.Si. NIP:195705071985031002

Drs. Mursal

NIP:195306171985031001

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha

Dengan SPK No: 204/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 9 Oktober 2015

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA 2015

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas terselenggaranya program Pengabdian Pada Masyarakat dengan judul Pelatihan Analisis Gambar Anak-Anak Untuk Guru TK Se Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Pengabdian ini mengemban tujuan: (1) Memberikan wawasan kepada guru-guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang karakteristik gambar anak-anak; (2) Memberikan wawasan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang kriteria analisis gambar anak-anak; dan (3) Memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang metode analisis gambar anak-anak.

Kegiatan ini bisa terselenggara dengan baik berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasi dan penghargaan yang setinggi -tingginya kepada pimpinan dan staf Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Undiksha yang telah membantu berbagai keperluan administrasi dalam pengabdian ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Dekan FBS Undiksha bersama staf dan ketua Jurusan

Pendidikan Seni Rupa bersama staf yang telah memberi kemudahan administrasi selama proses pengabdian ini berlangsung. Terimakasih juga kami sampaikan kepada K3S TK dan guru-guru TK se-Kecamatan Buleleng yang telah berperan aktif dalam kegiatan ini.

Pengabdian Pada Masyarakat ini menyisakan hal lain yang bisa dikembangkan secara menerus, baik perkara analisis gambar maupun metodelogi pengajarannya. Dilain kesempatan hal ini bisa dilakukan kembali oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Undiksha.

Singaraja, Oktober 2015

(4)

ABSTRAK

Pengabdian Pada Masyarakat dengan judul Pelatihan Analisis Gambar Anak-Anak Untuk Guru TK Se Kecamatan Buleleng Kabupaten Bulelenng ini bertujuan (1) Memberikan wawasan kepada guru-guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang karakteristik gambar anak-anak; (2) Memberikan wawasan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang kriteria analisis gambar anak-anak; dan (3) Memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang metode analisis gambar anak-anak. Sasaran P2M ini adalah guru TK sekecamatan Buleleng. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, tentang wawasan dan pengetahuan perihal karakteristik gambar anak-anak dan kriteria penilaiannya yang dimiliki oleh guru-guru TK sudah menunjukan peningkatan ke dua, perihal tehnik menganalisis gambar anak berdasarkan karakteritik gambar anak-anak dan kriteria penilainnya menunjukan keterbukaan yang baik.

(5)

ABSTRACT

In Community Service with the title Image Analysis Training Children For Kindergarten Teacher District of Buleleng, aims (1) Provides insight to the kindergarten teachers

throughout the District Buleleng on image characteristics of children; (2) Provide an insight into the kindergarten teachers throughout the District Buleleng on criteria for the analysis of images children; and (3) Provide training for kindergarten teachers throughout the District Buleleng on methods about analysis of images children. P2M target is a kindergarten teacher Buleleng.

The results of these activities can be divided into two parts. First, on the insight and

knowledge about the characteristics of children's drawings and assessment criteria are owned by kindergarten teachers has shown an increase to two, about techniques to analyze images of children by the characteristic images of children and assessment criteria showed good

transparency.

(6)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………i LEMBAR PENGESAHAN……….ii KATA PENGANTAR………iii ABSTRAK………..iv ABSTRACT……….v DAFTAR ISI………...vi BAB I PENDAHULUAN………..1 1.1 Pendahuluan ...……….1 1.2 Analisis Situasi ………...2

1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah ………..3

1.4 Tinjauan Pustaka ……….…3

1.5 Tujuan Kegiatan ……….5

1.6 Manfaat Kegiatan ………...6

1.7 Kerangka Pemecahan Masalah ………...7

1.8 Khalayak Sasaran ………...7

1.9 Keterkaitan……….….7

1.10 Metode Kegiatan ………7

1.11 Rencana Evaluasi ………...8

BAB II METODE PELAKSANAAN ………...9

2.1 Realisasi Pemecahan Masalah ………9

2.2 Peserta ……….9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ………10

3.1 Hasil ………..10

3.2 Pembahasan ………..10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ………11

4.1 Kesimpulan ………...11

4.2 Saran ………..11

DAFTAR PUSTAKA ……….12

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

Kegiatan menggambar bagi anak-anak sesungguhnya adalah kegiatan berekspresi. Oleh karena itu, setiap gambar yang dihasilkan oleh anak-anak selalu menggambarkan kondisi psikologis tertentu yang ada pada diri si anak. Entah itu bertalian dengan perasaan senang, sedih, gembira, marah, dan lain-lain.Gambar bagi anak-anak adalah juga catatan tentang segala sesuatu yang bertalian dengan daya ingat, memori, atau segala sesuatu yang melekat dalam benaknya. Dapat disimpulkan bahwa gambar anak-anak adalah representasi dan pencerminan perasaan dan daya ingat anak-anak tentang sesuatu yang tersimpan di hati dan ingatannya.

Namun demikian, di lingkungan awam gambar anak-anak sering dinilai sebagai karya seni sebagaimana ciptaan orang dewasa. Gambar anak-anak misalnya dianggap bagus jika memenuhi kriteria estetik tertentu dan atau selera tertentu. Di persekolahan, termasuk di tingkat Taman Kanak-Kanak, pengajaran kesenirupaan (menggambar, mewarnai, dan membentuk) sering beroperasi sebagaimana pengajaran bagi orang dewasa. Artinya, kriteria estetik yang berlaku bagi orang dewasa diberlakukan juga kepada anak-anak.

Di sisi lain, minat sekolah khususnya Taman Kanak-Kanak terhadap dunia kesenirupaan, terutama menggambar dan mewarnai sungguh tinggi. Di Buleleng misalnya, dunia

pendidikan seni rupa, khususnya di tingkat Taman Kanak-Kanak sedang mendapat perhatian yang menggembirakan. Ada kesan bahwa kegiatan kesenirupaan di TK adalah kegitan inti yang harus mendapat perhatian khusus. Sejumlah TK memperlihatkan perhatiannya memalui berbagai cara. Baik penyertaan siswa dalam lomba kesenirupaan, fasilitas kesenirupaan, maupun keterlibatan guru khusus bidang seni rupa.

Namun demikian pengajaran kesenirupaan di sejumlah TK di Buleleng belum memperlihatkan tanda-tanda yang sejalan dengan tujuan pendidikan seni. Kegiatan menggambar dan mewarnai misalnya dikelola sebagaimana kegitan bagi orang dewasa. Artinya, metode pengajaran dan teknik evaluasinya sama persis dengan yang diberikan

(8)

kepada orang dewasa. Tentu saja, aktivitas ini bukan hanya keliru, tetapi merusak pertumbuhan kejiwaan anak-anak.

Bertimbang pada realitas di atas, maka kini dibutuhkan suatu tindakan untuk memecahkan masalah tersebut. Tindakan yang dimaksud adalah bentuk pengabdian pada masyarakat. Kegitan ini bertajuk “Pelatihan Analisis Gambar Anak-Anak bagi Guru TK se-Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng” dengan tujuan: (1) memberikan wawasan kepada guru-guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang karakteristik gambar anak-anak; (2) memberikan wawasan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang kriteria analisis gambar anak-anak; dan (3)memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang metode analisis gambar anak-anak.

1.2 Analisis Situasi

Di Buleleng, har-hari ini sejumal TK memperlihatkan perhatiaannya terhadap dunia kesenirupaan. Sejumlah TK misalnya menyediakan fasilitas kesenirupaan lengkap dengan guru pendampingnya yang secara khusus menangani pendidikan kesenirupaan. Ada kesan bahwa dunia kesenirupaan bagi sejumlah TK di Buleleng adalah dunia kemestian

sebagaimana kegiata inti lainnya.

Perhatian ini ditandai misalnya dengan sejumlah lomba menggambar dan lomba mewarnai kesertaannya selalu membludak. Minat siswa, sekolah dan orang tua siswa terhadap lomba menggambar dan mewarnai sungguh tinggi. Sejumlah sekolah menyediakan fasilitas kesenirupaan secara lengkap dan memadai. Mulai dari peralatan menggambar hingga peralatan berkreasi dua dan tiga dimensi. Sejumlah TK lain bahkan secara khusus

menyediakan guru pembimbing kesenirupaan di sekolahnya. Guru-guru khusus ini umumnya adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa Undiksha.

Dalam setiap perayaan ulang tahun sejumlah TK di Buleleng hampir selalu berlangsung lomba menggambar dan mewarnai antar anak TK. Namun demikian penilaian atau penjurian hampir selalu meminta kepada lembaga lain. Penyebabnya tentu saja lantaran para guru TK tidak cukup memahami karakteristik gambar anak-anak juga tidak cukup memahami kreteria

(9)

penilaian gambar anak-anak. Itu sebabnya kegiatan lomba menggambar dan mewarnai ini sering kali tidak mudah dipahami aspek penilaiaannya. Sejumlah guru TK sering merasa tidak puas terhadap hasil penilaian karena guru tersebut berpedoman pada pengetahuan dan seleranya yang terbatas, yang sering kali justru memperlihatkan ketidaktahuannya.

Di kecamantan Buleleng Kabupaten Buleleng terdapat 64 TK. Bisa dipastikan sebagian besar guru-guru TK di sekolah tersebut tidak memiliki pengetahuan yang memadai perihal

karakteristik gambar anak-anak dan perihal kriteria penilaian gambar anak-anak. Hal ini terlihat dari sejumlah lomba antar anak TK yang selalu menyediakan kegelisahan karena ketidaktahuan para guru TK terhadap karaktristik dan kriteria gambar anak-anak tersebut.

1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan analisis situasi di atas, maka dapat diidentifikasi dan dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Sejauh ini guru TK di Buleleng belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang karakteristik gambar anak-anak; dan

2. Sejauh ini guru TK di Buleleng belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang kriteria penilaian gambar anak-anak.

Berdasarkan dua rumusan tersebut, maka tindakan yang dipandang tepat adalah pelatihan analisis gambar anak-anak bagi guru TK se-Kecamatan Buleleng.

1.4 Tinjauan pustaka

Secara umum dunia pendidikan adalah bagian penting dari dunia psikologi. Soemanto (1983: 15-38) memilah aktivitas kejiwaan menjadi : 1 pengamatan, 2 pendengaran, 3 perabaan, 4 pembauan, dan 5 pencecapan. Pencecapan ini meliputi tanggapan, fantasi, pikiran, perasaan dan kemauan.

Lebih jauh Soemato (1983, 54-55) menjelaskan bahwa fungsi – fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi kepribadian yang jasmaniah misalnya:

(10)

2) Fungsi sensoris pada alat-alat indera. 3) Fungsi neurotik pada system syaraf.

4) Fungsi seksual pada bagian- bagian tubuh yang erotis. 5) Fungsi pernafasan pada alat pernafasan.

6) Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi. 7) Fungsi pencernaan makanan pada alat percernaan.

Sedangkan fungsi – fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaaan misalnya : 1) Fungsi perhatian. 2) Fungsi pengamatan. 3) Fungsi tanggapan. 4) Fungsi ingatan. 5) Fungsi fantasi. 6) Fungsi pikiran. 7) Fungsi perasaan. 8) Fungsi kemauan.

Para ahli mengklasifikasikan pekembangan anak-anak berdasarkan golongan usia. Pertama masa 0-3 tahun. Kedua masa 3-5 tahun adalah masa pemain kecil. Ketiga masa 6-12 tahun adalah masa sekolah, keempat masa 13-19 tahum masa pubertas. Soemanto menjelaskan bahwa masa 3-5 tahun yang adalah masa pemain kecil ditandai dengan (a) jasmani yakni anak secara menerus aktif bergerak, terutama dengan alat motoriknya, (b) jiwani anak-anak ingin belajar tentang segala sesuatu, memiliki fantasi yang kuat dan senang meniru sesuatu (1983, 67-68).

Anak – anak usia TK sesuai dengan tingkat usianya ia berada pada masa pemain kecil dan masa sekolah awal yang memiliki karakteristik jasmani dan jiwani yang khas. Dalam dunia pendidikan seni rupa perkembangan kesenirupaan adalah juga tahapan psikilogi

perkembangan. Teori tikus pendidikan seni rupa yang terkemuka yang banyak diacu oleh pendidik seni rupa di berbagai belahan dunia, Viktor Lowenfeld / W. Lambert Brittain dalam bukunya yang telah menjadi klasik (1964 89-287), mengklasifikasikan perkembangan seni

(11)

rupa anak-anak menjadi: masa mencoreng pada usia 2-4 tahun, masa prabagan pada usia 4-7 tahun, masa bagan 7-9 tahun, masa realisme 9-12 tahun, masa naturalisme semu 12-14 tahun, dan masa pubertas 14-17 tahun.

Anak – anak TK umumnya berusia sekitar 4-6 tahun maka berdasarkan klasifikasi di atas dapat digolongkan pada masa mencoreng dan masa prabagan. Anak-anak TK pada masa mencoreng ditandai dengan antara lain anak-anak suka membuat garis coreng moreng dalam struktur vertikal, horizontal, dan melingkar. Penggunaan tiga jenis garis ini pada masa tertentu pemakaiannya sendiri-sendiri, tapi pada masa yang lain ketiga jenis garis ini

digabung menjadi satu kesatuan gambar. Gambar ini adalah representasi ingatan sesaat yang terlintas pada benak anak-anak. Artinya jika ada sebuah gambar yang dibangun dengan garis vertikal, horizontal atau melingkar, dan ditanyakan kepada anak yang bersangkutan: apakah gambar tersebut? Anak akan menjawab sesuai dengan apa yang terlintas di benaknya saat itu. Jika ia sedang ingat kepada ibunya, anak akan menjawab itu adalah gambar ibunya. Jika anak sedang ingat pada mainanya, maka gambar itu disebutnya sebagai mainannya. Dengan

demikian setiap kali ditanyakan “gambar apakah ini?” kepada gambar yang sama pada waktu yang berbeda, maka jawabannyapun akan berbeda-beda sesuai dengan apa yang terlintas dalam pikiran si anak pada saat itu.

Masa prabagan ditandai dengan antara lain gambar sudah menunjukkan bakal bagan tentang sesuatu yang dekat dengan daya ingat anak-anak. Umumnya pada masa ini yang pertama dibuat oleh anak-anak adalah gambar manusia. Ada alasan yang mudah diterima, mengapa anak-anak pertama kali menggambar adalah menggambar manusia. Pertama, secara psikologi yang paling melekat dalam ingatan anak adalah manusia dan bukan mahluk lain atau benda lain. Ini penyebabnya adalah ketika anak lahir ke muka bumi; dan ketika pertama membuka matanya ia melihat ibunya, perawat, atau dokter. Realitas visual yang pertama terlihat itulah yang tersimpan dalam memori anak. Oleh karena itulah dikemudian hari, ketik ia telah melewati masa mencoreng, gambar pertama yang dibuatnya adalah realitas visual yang tersimpan dalam memorinya. Itulah gambar manusia. Kedua secara kebentukan gambar manusia adalah gambar yang paling mudah dibuat dibandigkan dengan gambar-gambar lain. Gambar manusia cukup diwakili oleh sebuah lingkaran dua buah garis vertikal dan dua buah

(12)

garis horizontal. Itulah wakil dari kepala, kaki, dan tangan yang adalah bagian inti bagian tubuh manusia menurut versi ingatan visual anak-anak. Oleh karena alasan itu pula, maka gambar pertama yang dibuat anak – anak adalah gambar manusia.

Sementata itu, Muharam E (1992:39-46) yang mengacu pada teori Viktor Lowenfeld dan W. Lambert Brittain menguraikan bahwa pada masa prabagan (4-7 tahun) mulai memperlihatkan hubungan emosional dengan obyek yang digambarnya. Bentuk-bentuk tersebut misalnya manusia, binatang, rumah, pohon, dll. Bentuk manusia digambarkan dengan lingkaran untuk kepala, garis vertikal untuk kaki dan garis horizontal untuk tangan. Warna yang dipilih tidak mempunyai hubungan tertentu dengan obyak. Sedangkan untuk penggambaran ruang

tidaklah berpatokan pada satu konsep pun tentang ruang. Anak-anak bisa menggambar apa saja di permukaan kertas dan satu obyek dengan obyek lainnya tidak mempunyai hubungan. Berdasarkan teori Viktor Lowenfeld dan W. Lambert Brittain inilah P2M ini bekerja. Khususnya tentang ciri-ciri atau karakteristik gambar anak-anak. Di sisi lain penelitian ini akan bekerja juga dalam lingkup budaya Buleleng yang multi kultur. Dengan demikian pelatihan analisis gambar anak-anak untuk guru TK se-Kecamatan buleleng akan bertolak dari rangkaian teori di atas.

1.5 Tujuan Kegiatan

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah:

1. Memberikan wawasan kepada guru-guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang karakteristik gambar anak-anak;

2. Memberikan wawasan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang kriteria analisis gambar anak-anak; dan

3. Memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang metode analisis gambar anak-anak.

1.6 Manfaat Kegiatan

Kegiatan P2M ini bernmanfaat bagi para guru TK se-Kecamatan Buleleng. Manfaat yang segera dapat di petik oleh guru TK se-Kecamatan Buleleng adalah:

(13)

1. Terbukanya pengetahuan dan wawasan guru TK tentang karakteristik gambar anak-anak; dan

2. Terbentuknya ketrampilan menganalisis gambar anak-anak bagi para guru TK se-Kecamatan Buleleng.

1.7 Kerangka Pemecahan Masalah

Sejalan dengan permasalahan yang dihadapi mitra (guru TK se-Kecamatan Buleleng), solusi yang ditawarkan pada program pengabdian kepada masyarakat ini diajukan melalui 3

langkah:

1. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang karakteristik gambar anak-anak; 2. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang kriteria penilaian gambar anak-anak;

dan

3. Pelatihan menganalisis gambar anak-anak secara bertahap berdasarkan karakteristik gambar anak-anak dan kriteria penilaiannya.

1.8 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran pada pengabdian pada masyarakat ini adalah guru TK se-Kecamatan Buleleng. Pilihan ini berkembang pada masalah yang dihadapi serta kesediaan waktu dan dana yang terbatas. Diharapkan setelah penanganan ditingkat Kecamatan Buleleng ini

program serupa pada waktu mendatang bisa dilaksanakan di tempat lain dengan sasaran yang lebih luas serta waktu dan kesediaan dana juga labih luas.

1.9 Keterkaitan

Program kepadian kepada masyarakat ini berkaitan dengan dinas pendidikan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng.

1.10 Metode Kegiatan

Pengabdian kepada msasyarakat ini sejalan dengan masalah dan pemecahannya, maka metode yang dipilih adalah pelatihan.

(14)

1.11 Rencana Evaluasi

Keberhasilan pengabdian kepada masyarakat ini ditetukan oleh respon dari para guru TK yang terlibat dalam kegiatan ini. Respon ini adalah tanggapan para guru terhadap materi, cara penyajian, metode,dan tehnik presentasinya. Semua tanggapan tentang hal ini akan diklasifikasikan berdasarkan masalahnya. Seluruh klasifikasi akan dianalisis secara kualitatif. Dan, hasilnya diharapkan bisa diguakan untuk penulisan proposal pada program berikutnya.

(15)

BAB II

METODE PELAKSANAAN 2.1 Realisasi Pemecahan Masalah

Sejalan dengan identifikasi dan perumusan masalah yang yakni (1) guru TK di Buleleng belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang karakteristik gambar anak-anak; (2) guru TK di Buleleng belum memiliki pengetahun yang memadai tentang kriteria penilaian gambar anak-anak, maka tujuan kegiatan P2M ini (1) memberikan wawasan kepada guru TK sekecamatan Buleleng tentang karakteristik gambar anak-anak; (2) memberikan wawasan kepada guru TK sekecamatan

Buleleng tentang kriteria analisis gambar anak-anak ; dan (3) memberikan pelatihan kepada guru TK sekecamatan Buleleng tentang metode analisis gambar anak-anak.

Realisasi pemecahan masalah dalam P2M ini menyesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi mitra dengan solusi yang terbagi menjadi tiga langkah :

1. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang karakteristik gambar anak-anak;

2. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang kriteria penilaian gambar anak-anak; dan

3. Pelatihan menganalisis gambar anak-anak secara bertahap berdasarkan karakteristik gambar anak-anak dan kriteria penilaiannya.

Langkah pertama dan langkah ke dua disampaikan melalui metode ceramah dan metode tanya jawab. Dalam proses ini penyampaian materi menggunakan media pembelajaran berupa slide gambar anak-anak masa mencoreng, masa prabagan, dan masa bagan.

Sedangkan pelaksanaan langkah ke 3 yakni pelatihan analisis gambar anak-anak dilakukan secara klasikal melalui metode tanya jawab dan diskusi.

2.2 Peserta

Kegiatan ini diikuti oleh 30 guru TK dari …. TK sekecamatan Buleleng (daftar peserta terlampir). Sebagian besar peserta ini secara aktif melakukan tanya jawab perihal gambar anak-anak dan tehnik analisisnya.

(16)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Kegiatan P2M ini secara garis besar dibagi menjadi 3 kegiatan utama yakni prakegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan penyusunan laporan.

Yang dimaksud dengan prakegiatan adalah menyusun segala persiapan pelaksanaan P2M yang menyangkut penyiapan ruangan, administrasi, dan materi P2M. Pelaksanaan kegiatan pada hari Kamis 20 Agustus 2015 terdiri dari pendaftaran peserta, pembukaan, dan

pelaksanaan kegiatan.

Bagian terakhir, penyusunan laporan terdiri dari evaluasi pelaksanaan kegiatan, pembuatan draf laporan, dan penyusunan laporan.

3.2 Pembahasan

Sepanjang kegiatan ini berlangsung dapatlah ditarik kesimpulan bahwa para peserta pelatihan ini yakni guru TK sekecamatan Buleleng menunjukan antusiasme yang besar. Dapat

dipahami mengingat pengetahuan yang mereka miliki perihal gambar anak-anak sungguh sangat terbatas. Keterbatasan ini penyebabnya adalah latar belakang pendidikan formal guru TK sekecamatan Buleleng ini sangat bervariasi yang tidak selalu berlatar pendidikan PGTK atau PGPAUD.

Dari hasil diskusi dalam proses pelatihan ini tercetus keinginan para peserta untuk

memahami metode pengajaran menggambar di TK. Ini jelas adalah permintaan dari guru-guru TK agar Undiksha, dalam hal ini Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS pada masa yang akan datang diharapkan dapat melaksanakan kembali P2M dengan sasaran guru-guru TK dengan materi metode pengajaran seni rupa untuk TK.

(17)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Dari seluruh kegiatan P2M ini dapat ditarik kesimpulan:

1. Wawasan dan pengetahuan guru TK sekecamatan Buleleng tentang karakteristik gambar anak-anak dan kriteria penilaiannya yang diketahui melalui post test sungguh sangat terbatas. Setelah kegiatan berlangsung pengetahuan perihal ini menjadi lebih terbuka, hal ini dapat diketahui melalui proses kegiatan tanya jawab dan diskusi yang adalah bentuk dari post test. 2. Berdasarkan evaluasi sepanjang kegiatan ini berlangsung melalui pengamatan

terhadap materi tanya jawab dan diskusi dapatlah disimpulkan bahwa sebagian besar peserta pelatihan ini wawasan mengenai karakteristik dan kriteria penilaian gambar anak-anak serta proses menganalisisnya sudah menunjukan keterbukaan. Keterbukaan ini adalah modal awal untuk bisa memahami lebih lanjut tentang proses analisis gambar anak-anak yang sesuai dengan teori pendidikan seni rupa dan bukan berdasarkan selera artistik si penilai (guru).

4.2 Saran

Sejalan dengan pembahasan di atas dapat dikemukakan saran: 1. Saran kepada lembaga

Hendaknya Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS Undiksha bisa melaksanakan kembali kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan sasaran guru-guru TK yang menyangkut materi pembelajaran seni rupa untuk TK, metodelogi pengajarannya , dan teknik evaluasinya.

2. Saran kepada guru TK

Disarankan agar pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan P2M ini dapat diaplikasikan di sekolah masing-masing.

(18)

Lampiran

DAFTAR PUSTAKA

Garha, Oho,1983. Mari Berkarya Seni Rupa (Buku Penajaran Kesenian Sub Bidang

Studi Seni Rupa SD). Bandung: Angkasa

Soemanto, Wasty, 1984. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pinpinan Pendidikan). Jakarta: Bina Aksara

Lowernfeld, Viktor dan W. Lambert Brittain, 1964. Creative and Mental Growth edisi ke-5. Londen: the Macmillan Company

Harsono, Radno, 2005. Melatih Anak Berpikir Analisis, Kritis dan Kreatif. Jakarta: Gramedia Wiasrana Indonesia.

Purwanto, Ngalim, 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rohidi, Tjetjep Rohendi, 2000. Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung: STISI Pers.

Supriadi, 1994. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta.

Semiawan, Conny R, 1979. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo. Sudjana, 2002. Desain dan Analisi Eksperimen. Bandung: Tarsito.

Semiawan, Conny R, dkk. 1988. Dimensi Kreatif dan Filsafat Ilmu. Bandung: Remadja Karya.

Utami Munandar, 1999. Pengembangan Kratifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rhinieka Cipta.

(19)
(20)

Referensi

Dokumen terkait

Siswa Sekolah Luar Biasa B Singaraja, hasil kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat lenan rumah

Dari cara-cara tersebut, menulis karya ilmiah bagi kebanyakan guru termasuk guru SD masih merupakan kegiatan yang sulit dilakukan sehingga perlu adanya banyak

inj : Hanya untuk nyeri sedang hingga berat yang tidak respon dengan opioid lainnya dan harus diberikan oleh tim medis yang dapat melakukan resusitasi.. patch : Untuk nyeri

Hanya untuk pemakaian pada tindakan anestesi atau perawatan di Rumah Sakit dan untuk mengatasi nyeri kanker yang tidak respon terhadap analgetik non narkotik atau nyeri pada

Pada realisasi Pendistribusian BBM Tahun 2017 dari H-15 s.d H-1, terdapat kenaikan yang signifikan terjadi pada hari ke-7 (H-9) dengan kenaikan sebesar 64% apabila

Dpt juga bbtk memanjang, dsbt saluran atau duktus, misal pd Compositae,

Dari hasil pengujian didapatkan untuk time constant (τ) pada motor sebesar 1,5 detik dan delay pada jaringan sebesar 500 ms, kontroler dapat bekerja dengan baik pada saat

Contoh: program pembangunan “mengalokasikan sumberdaya dari kegiatan ekonomi yang produktivitasnya rendah ke kegiatan ekonomi yang produktivitasnya tinggi" dan ”usaha