• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kegiatan pariwisata diperkirakan akan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kegiatan pariwisata diperkirakan akan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Akhir-akhir ini, pertumbuhan pariwisata di dunia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kegiatan pariwisata diperkirakan akan terus naik hingga tahun 2017. Menurut UN-WTO, selama periode 2005 hingga periode 2012 pertumbuhan wisatawan perwilayah tertinggi adalah di wilayah ASEAN dengan pertumbuhan 8,3 persen atau diatas pertumbuhan pariwisata global sebesar 3,6 persen.1 (Kompas.com; 2014) tahun 2013 sektor pariwisata di Indonesia meraih kunjungan 8.802.129 wisatawan atau tumbuh 9,42 persen dengan perolehan devisa sebesar 10,05 miliar dollar AS.

Kegiatan wisatawan mancanegara di wilayah global maupun regional dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Tercatat pada tahun 2006 penduduk dunia mencapai angka 6,5 miliar jiwa. Badan kepedudukan PBB mencatat pada oktober 2012 penduduk dunia mencapai 7 miliar jiwa. Dari angka tersebut (2005) negara-negara yang memiliki penduduk paling banyak yaitu China dengan jumlah penduduk sebanyak 1.306.313.812 jiwa. Pada peringkat kedua negara yang memiliki penduduk terbanyak adalah India dengan populasi penduduk sebanyak 1.103.600.000 jiwa. Pada peringkat ketiga yaitu Amerika dengan jumlah penduduk sebanyak 2.98.186.698 jiwa. Sedangkan pada peringkat

1

I Made Asdhiana, Tahun 2014 Sektor Pariwisata Makin Cerah, dalam

http://travel.kompas.com/read/2014/02/04/0927583/Tahun.2014.Sektor.Pariwisata.Makin.Cerah , posting terakhir 4 Februari 2015, diakses pada 7 April 2015

(2)

2 keempat yaitu Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 241.973.879 jiwa.2 Dengan meningkatnya jumlah penduduk, tentu akan mempengaruhi tingkat permintaan mobilitas transportasi semakin tinggi. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, tingkat ekonomi juga mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.

World Economic Outlook Update yang diterbitkan IMF (International Monetary Fund) pada Selasa 20 Januari 2015 memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 3,5 persen pada tahun 2015 dan 3,7 persen pada 2016.3 Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Negara-negara maju juga mengalami kenaikan yaitu menurut IMF World Economic Outlook 2015 proyeksi pertumbuhan ekonomi Negara-negara maju adalah 2,4 persen pada tahun 2015 dan 2,4 persen pada tahun 2016, sedangkan menurut World Bank Global Economic Prospect 2015 pertumbuhan ekonomi di Negara maju sebesar 2,2 persen pada tahun 2015 dan 2,4 persen pada tahun 2016. Untuk Indonesia sendiri (Indonesia Economic Quartly

2014), pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 diperkirakan naik sebesar 5,2

persen. Dengan tumbuhnya tingkat ekonomi masyarakat dunia maupun regional akan mempengaruhi tingkat permintaan mobilitas yang akan semakin tinggi. Semakin meningkatnya pertumbuhan masyarakat akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga permintaan akan sektor pariwisata juga akan meningkat. Sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan

2 Anonim, Penduduk, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk , posting terakhir 6 Oktober

2014, diakses pada 7 April 2015 3

Demis Rizky Gosta, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi IMF: Proyeksi Global 2015 Diturunkan dari 3,8% ke 3,5%, dalam http://finansial.bisnis.com/read/20150120/9/392860/proyeksi-pertumbuhan-ekonomi-imf-proyeksi-global-2015-diturunkan-dari-38-ke-35 , posting terakhir 20 Januari 2015, diakses pada 7 April 2015

(3)

3 pariwisata, masyarakat akan lebih memilih alat trasnportasi yang memberikan kenyamanan, keamanan, efisien waktu dan dapat menjangkau seluruh bagian wilayah dunia.

Dalam hal ini alat transportasi yang mendukung meningkatnya permintaan masyarakat akan pariwisata adalah transportasi udara. Selain kenyamanan dan keamanan, mode transportasi udara juga sangat menghemat waktu tempuh perjalanan. Dengan semakin banyaknya permintaan akan mode transaportasi udara mendorong semakin banyak penerbangan langsung. Semakin banyak penerbangan langsung akan mendorong meningkatknya kunjungan wisatwan, hal ini karena lebih dari 65 persen wisatawan yang datang ke Indonesia menggunakan transportasi udara.4

Salah satu wujud dari pengembangan transportasi udara yaitu maskapai-maskapai penerbangan memberikan pelayanan yang aman, nyaman serta efisien bagi masyarakat. Perwujudan dalam memberikan pelayanan yang aman, nyaman, serta efisien adalah dengan meningkatkan kualitas dan keamanan pada pesawat yang digunakan.

Dalam upaya ini, diperlukan industri khusus yang mampu menangani berbagai kondisi pesawat dari berbagai maskapai didunia. Industri tersebut adalah industri MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul). Industri MRO merupakan industri yang menjalankan bisnisnya dalam bidang perawatan dan perbaikan pesawat. Industri MRO menangani semua jenis perbaikan dan perawatan untuk berbagai tipe pesawat terbang yang beroperasi.

4

I Made Asdhiana, Tahun 2014 Sektor Pariwisata Semakin Cerah, dalam

http://travel.kompas.com/read/2014/02/04/0927583/Tahun.2014.Sektor.Pariwisata.Makin.Cerah , posting terakhir 4 Februari 2014, diakses pada 7 April 2015

(4)

4 Di Indonesia, salah satu indutri MRO yang menjalankan bisnisnya dibidang ini adalah PT GMF Aeroasia. PT Garuda Maintenance Fasility Aeroasia (PT GMF Aeroasia) merupakan industri MRO pertama dan terbesar di Indonesia. PT GMF Aeroasia awalnya merupakan bagian dari unit kerja teknik Garuda Indonesia, yaitu sebagai unit kerja teknik dari PT Garuda Indonesia, unit kerja teknik bertugas untuk merawat serta memperbaiki semua armada dari Garuda Indonesia. Pada tahun 2002, PT GMF Aeroasia telah resmi lepas dari Garuda Indonesia dan menjadi salah satu anak peruahaan dari PT Garuda Indonesia. Komposisi saham yang terdapat di PT GMF Aeroasia yaitu 99% dimiliki oleh PT Garuda Indonesia dan 1% dimiliki oleh Aerowisata. Sebagai salah datu anak perusahaan dari Garuda Indonesia, tentunya PT GMF Aeroasia harus memberikan yang terbaik dalam melayani perawatan dan perbaikan armada Garuda Indonesia. Selain itu, hal ini juga menjadi target pasar yang menguntungkan bagi PT GMF-Aeroasia karena memperoleh pendapatan tetap dari Garuda Indonesia.

Gambar 1.1

(5)

5 Beberapa isu menunjukan bahwa permintaan pasar pesawat tipe AIRBUS A320 diprediksikan akan semakin naik dari tahun ketahun. AIRBUS A320 merupakan salah satu pesawat passenger yang diproduksi oleh perusahaan pesawat terbang AIRBUS Corporate. AIRBUS A320 adalah tipe pesawat terbang yang digolongkan kedalam narrow aircraft (pesawat berbadan kecil). Penggolongan ini didasarkan pada jumlah aisle yang ada dalam pesawat serta jumlah kursi yang dapat ditampung dalam cabin pesawat. Aisle merupakan jalan kecil dalam pesawat yang memisahkan antara kelompok baris sisi kanan dan sisi kiri. AIRBUS A320 memiliki satu aisle (single aisle) dan dapat memuat 150 hingga 180 penumpang.

Gambar 1.2

Penampakan Isi Dalam Single Aisle AIRBUS A320 Kelas Ekonomi

Gambar 1.3

(6)

6 Pada badan pesawat, tidak terlepas dari bagian penting yaitu roda pesawaat. Roda pada pesawat disebut dengan istilah landing gear. Landing gear merupakan roda pesawat terbang yang digunakan untuk mendarat dan lepas landas. Landing gear pada AIRBUS A320 terdapat 3 (tiga) landing gear yaitu satu nose landing gear dan dua main landing gear. Nose landing gear terletak pada bagian depan pesawat. Nose landing gear bertugas untuk mengarahkan arah pesawat saat berada didarat.

Gambar 1.4

Penampakan Posisi Nose Landing Gear dan Main Landing Gear Pada Pesawat AIRBUS A320

Main landing gear adalah roda pesawat yang berada dibagian tengah

pesawat, tepatnya berada pada diantara sayap kanan dan sayap kiri pesawat. Main

landing gear bertugas untuk menopang pesawat pertama kali menyentuh tanah

saat mendarat. Main landing gear memiliki peran yang lebih berat karena pada saat pesawat menyentuh tanah pertama kali setelah terbang, main landing gear menopang keseluruhan berat pesawat. Sehingga main landing gear berukuran lebih besar dibandingkan dengan nose landing gear.

(7)

7 Dalam bidang industri MRO ini, perawatan dan perbaikan untuk pesawat terdapat banyak jenis dan istilah yang digunakan, salah satunya adalah overhaul.

Overhaul merupakan istilah yang digunakan dalam industri MRO untuk

menunjukan perbaikan dan perawatan yang dilakukan berupa perawatan dan perbaikan yang menyeluruh yang mengharuskan bagian yang dilakukan overhaul dibongkar hingga kebagian terkecil. Overhaul adalah salah satu perawatan dan perbaikan terberat yang dilakukan pada sebuah pesawat. Overhaul ini dilakukan pada bagian pesawat salah satunya adalah landing gear (roda pesawat). Salah satu perusahaan yang dapat melakukan kegiatan overhaul ini adalah PT GMF Aeroasia.

Proses pelaksanaan overhaul bisa dibilang cukup rumit. Hal ini dikarenakan banyaknya bagian landing gear yang perlu untuk dilakukan perawatan dan perbaikan yang mana setiap bagian memungkinkan untuk dilakukan perlakuan yang berbeda-beda. Pada awalnya, PT GMF Aeroasia hanya memiliki kemampuan repacking dan servicing dalam kegiatan overhaul landing

gear AIRBUS A320 (selanjutnya disebut level 1). Pada level satu ini, PT GMF

melayani servicing landing gear yaitu hanya membongkar bagian-bagian landing

gear. Bagian-bagian landing gear tersebut dibersihkan dari residu yang

menempel, kemudian oursourcing kepada pihak ketiga. Setelah bagian-bagian

landing gear telah selesai dikerjakan oleh pihak ketiga, PT GMF Aeroasia merakit

kembali dan pemasangan kembali. Setelah dua tahun berjalan, PT GMF Aeroasia meningkatkan kemampuan ovehaul landing gear AIRBUS A320. Pada level 2, PT GMF Aeroasia berkemampuan untuk memperbaiki dan merawat sebagian

(8)

bagian-8 bagian minor (bagian kecil) dari landing gear. Dilevel ini, bagian mayor landing

gear dioursourcing ke pada pihak ketiga. Pada level 2 ini, PT GMF Aeroasia

belum memiliki kemampuan dan peralatan yang mendukung untuk memperbaiki bagian mayor dan beberapa bagian minor, salah satunya adalah recapmium (melapisis kembali logam pelapis landing gear). Tahap ini dirasa kurang memberikan pendapatan yang optimal bagi perusahaan. Sehingga PT GMF Aeroasia menginginkan untuk menjadi level tiga atau full in house overhaul

capability (overhaul landing gear perawatan dan perbaikan penuh) sehingga

hanya untuk bagian mayor saja yang di outsourcing pada pihak ketiga untuk melakukan ovehaul bagian-bagian mayor landing gear.

Saat ini, kemampuan PT GMF Aeroasia dalam memperbaiki dan merawat

landing gear (overhaul) sedikit meningkat. Perusahaan menaruh kemampuan overhaul landing gear saat ini di level 2,5. Pada level 2,5 ini, PT GMF Aeroasia

telah dapat meningkatkan kapabilitasnya untuk memperbaiki dan merawat (overhaul) sebagian besar bagian mayor yang pada level 2 masih outsourcing kepada pihak ketiga.

Dengan keadaan tersebut, PT GMF Aeroasia berupaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan overhaul landing gear AIRBUS

A320. Kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 dibedakan menjadi dua

berdasarkan fasilitas pelayanan yang diberikan, yaitu overhaul landing gear

AIRBUS A320 dengan tanpa fasilitas spare dan overhaul landing gear AIRBUS A320 dengan fasilitas spare. Overhaul landing gear AIRBUS A320 tanpa fasilitas spare merupakan pelayanan overhaul dimana PT GMF Aeroasia tidak

(9)

9 menyediakan spare bagi konsumen, sedangkan overhaul landing gear AIRBUS

A320 dengan fasilitas spare yaitu pelayanan overhaul landing gear dimana PT

GMF Aeroasia menyediakan shipset spare yang nantinya akan menjadi milik konsumen (didedikasikan khusus bagi konsumen apabila sewaktu-waktu terjadi perbaikan maupun perawatan diluar jadwal yang telah ditentukan).

Di Indonesia, salah satu maskapai pengguna pesawat AIRBUS A320 adalah Citilink. Citilink itu sendiri merupakan salah satu anak perusahaan dari Garuda Indonesia. Dengan adanya hubungan ini, tentu saja akan sangat menguntungkan bagi PT GMF Aeroasia untuk mengambil pasar tersebut. Citilink memilki 33 fleet AIRBUS A320. Di Indonseia sendiri masih belum ada yang bisa menangani pelayanan overhaul landing gear untuk pesawat tipe AIRBUS A320 sehingga ini menjadi peluang bagi PT GMF Aeroasia untuk mengambil pasar ini.

Dalam hal ini yang perlu disoroti adalah kegiatan overhaul lanidng gear

AIRBUS A320 dengan fasilitas spare karena PT GMF Aeroasia akan

mempertimbangkan melakukan kesepakatan dengan pihak Citilink untuk memberikan pelayanan overhaul lanidng gear AIRBUS A320 dengan fasilitas

spare. Fasilitas tersebut perlu untuk dipertimbangkan apakah akan memberikan

keuntungan atau kerugian, serta bagaimana jadwal yang paling optimal untuk kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 ini yang akan mengasilkan pendapatan paling optimal. Sehingga dari latar belakang tersebut diatas maka dijadikan suatu penulisan yang perlu untuk dikaji dengan judul “Skema Jadwal Kegiatan Overhaul Landing Gear AIRBUS AIRBUS A320 untuk Menghasilkan Keuntungan yang Optimal Bagi PT GMF Aeroasia”

(10)

10

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka PT GMF perlu langkah nyata untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Upaya tersebut diwujudkan dalam meningkatkan kemampuannya dalam hal penanganan

overhaul landing gear AIRBUS A320. Rumusan masalah pada tugas akhir ini

adalah bagaimana skema jadwal yang harus dilakukan agar kegiatan overhaul

landing gear AIRBUS A320 tanpa fasilitas spare dan dengan fasilitas spare dapat

menghasilkan pendapatan yang optimal?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah yang akan diangkat dalam penulisan ini, penulisan dibatasi dengan batasan masalah dan asumsi yang digunakan sebagai berikut:

1.3.1 Batasan Masalah

a. Menghitung kelayakan investasi peningkatan kemampuan overhaul

event landing gear AIRBUS A320 dilakukan pada skenario overhaul

dengan menggunakan spare part dan tanpa spare part.

b. Kemampuan maksimal kapasitas yang dimiliki adalah 4 kali kegiatan

overhaul per tahun.

c. Jangka waktu investasi selama 10 (sepuluh) tahun, yaitu dari tahun 2015 hingga 2024

(11)

11

1.3.2 Asumsi-asumsi

Dalam menyusun tugas akhir ini selain dibatasi dengan beberapa poin yang telah disampaikan sebelumnya, juga terdapat asumsi-asumsi yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang harus digunakan dalam menyusun tugas akhir ini. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kapasitas spare yang akan di investasikan adalah sebanyak 1 (satu)

shipshet landing gear.

b. Kemampuan kapasitas penuh sebanyak 4 kali kegiatan overhaul per tahun

c. Masa life cycle untuk Main Landing gear selama 21.000 flight cycle dan Nose Landing gear selama 18.500 flight cycle.

d. Investasi yang dikeluarkan adalah pembelian landing gear seharga USD $2.500.000 dan pengadaan tool and equipment sebesar USD $391.176,13.

e. Metode depresiasi yang digunakan dalah metode garis lurus, yaitu besaran depresiasi sama setiap tahunnya.

f. Depresiasi landing gear selama 5 tahun dengan nilai sisa 37,8% dari harga beli.

g. Depresiasi tool and equipment selama 5 tahun dengan depresiasi pertahun 10% dari harga beli, tanpa nilai sisa.

(12)

12 h. Availibility fee yang akan dikenakan untuk kesepakatan pengadaan

shipset landing gear antara PT GMF Aeroasia dan konsumen sebesar

1,7%

i. Turn Around Time (TAT) atau lama waktu pengerjaan overhaul per kegiatannya selama kurang lebih 90 hari.

j. Rent agreement atau biaya sewa shipset landing gear yang disewa PT GMF Aeroasia kepada pihak ketiga sebesar USD $8.000 per bulan. k. Handling fee yang dikenakan per shipment dari vendore dan ke vendore

sebesar USD $8.500.

l. Pendapatan overhaul landing gear AIRBUS A320 dengan fasilitas penyediaan spare yaitu USD $455.001,78.

m. Pendapatan overhaul landing gear AIRBUS A320 tanpa fasilitas spare yaitu USD $477.501,78.

n. Eskalasi harga sebesar 3,00%.

o. Kurs dolar pada rupiah diasusmsikan sebesar Rp12.800.

p. Struktur modal untuk pembelian shipset landing gear AIRBUS A320 adalah 75% pinjaman pada pihak ketiga dan 25% modal sendiri.

q. Interest rate untuk pinjaman modal sebesar 7,50%.

r. Keuntungan minimum yang harus terpenuhi adalah sebesar USD $1.400.000 untuk kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 tanpa fasilitas spare dan sebesar USD $2.750.000 untuk overhaul landing

(13)

13

1.4 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulisan Tugas Akhir ini ditujukan sebagai salah satu syarat wajib bagi mahasiswa untuk meraih gelar Ahli Madya dari Program Diploma Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ditujuh dalam penulisan tugas akhir ini adalah menghitung dan menentukan skema jadwal overhaul yang dapat menghasilkan keuntungan paling optimal dari kegiatan investasi peningkatan kemampuan overhaul landing gear AIRBUS A320.

1.5 Manfaat Penulisan

Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain:

1. Bagi Mahasiswa

a. Tugas akhir dapat memberikan pengetahuan baru bagi mahasiswa mengenai industri MRO (maintenance, repair, and overhaul) yang masih belum banyak yang mengenal industri ini.

b. Sebagai referensi bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang telah didapat kedalam perhitungan riil industri.

(14)

14 2. Bagi PT GMF Aeroasia

a. Sebagai gambaran keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh dalam kegiatan investasi peningkatan kemampuan overhaul landing

gear AIRBUS A320.

b. Menjadi bahan referensi atau dasar pertimbangan untuk kegiatan investasi yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.

3. Bagi Pembaca

a. Memberikan pengetahuan baru mengenai industri MRO dan perusahaan yang berjalan dalam bisnis ini.

b. Memberikan informasi dan pembelajaran mengenai aplikasi teori yang didapatkan kedalam perhitungan praktik.

1.6 Kerangka Pemikiran

Parameter kelayakan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah net present value, payback period, dan intern rate of return. Parameter ini merupakan parameter yang umum digunakan untuk menghitung keuntungan dan kelayakan suatu kegiatan investasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Dengan menggunakan parameter ini, data yang telah dikumpulkan diolah yang sebelumnya disusun ikhtisar laba rugi dan arus kasnya, dihitung dan akan menghasilkan nilai kelayakan dan besar keuntungan yang akan diperoleh. Jika digambarkan dalam bagan sistematis, kerangka pemikiran akan terlihat sebagai berikut:

(15)

15

Skema Jadwal yang Menghasilkan Keuntungan Paling Optimal Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran 1.7 Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang pengangkatan topik tugas akhir, tujuan yang akan dicapai dalam pembahasan tugas akhir, batasan-batasan masalah yang digunakan, serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisikan tentang landasan teori yang akan digunakan sebagai dasar pembahasan dan menghitung masalah yang diangkat pada tugas akhir. Landasan teori termasuk didalamnya yaitu rumus dan tujuan dari NPV (Net Present Value), IRR (interest rate of return),

Paybackperiod, serta data-data yang digunakan. Data yang telah

diperoleh

Ikhitisar Laba Rugi dan Arus Kas

Net Present Value

Payback Period

(16)

16 BAB III : Menghitung dan Pembahasan

Bab ini mencangkup penghitungan dan pengolahan data yang diperoleh, menghitung hasil yang telah diperoleh, dan memberikan opsi pemecahan masalah.

BAB IV : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penulisan tugas akhir yang telah dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Stations) pada stasiun data kampus baru Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin di Gowa yang dioperasikan sejak bulan Agustus 2013 hingga sekarang. Pengolahan dan

SNV mengembangkan teknologi mengubah limbah menjadi energi untuk industri kecil dan rumah tangga di sektor tahu, singkong, kelapa dan sawit.. SNV memperkenalkan teknologi ini

Talippuki Kec.Mambi

Dalam kedudukannya sebagai pengelola barang, dan dihubungkan dengan amanat pasal 6 ayat (2) Undang-undang nomor 17 tahun 2003, Gubernur juga berwenang mengajukan usul untuk

sudah mulai mengembangkan pendidikan di wilayah Kecamatan Selogiri, hal itu dibuktikan dengan kiprah Pondok Pesantren Mamba’ul Hikmah dalam mendirikan sekolah-sekolah yang

Metode ini sangat berguna jika kita tidak mengetahui nilai aktual minimum dan maksimum dari data.. Normalization method

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga untuk pencegahan penyakit tidak menular pada remaja sebagian besar berada pada kategori cukup optimal (61,1%) dan

Dalam memberikan pelayanan jasa transportasi Trans Metro Pekanbaru juga memberikan perhatian kepada pelanggan saat melakukan perjalanan.Partisipasi masyarakat