• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi apabila tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau menggunakan insulin secara efektif. (IDF, 2013). Terdapat dua tipe utama diabetes melitus yaitu diabetes Melitus tipe 1 dan Diabetes Melitus tipe II (Baynes, 2003). Diabetes Melitus tipe II atau yang sering disebut sebagai non-insulin dependent diabetes melitus (NIDDM), merupakan jenis diabetes melitus yang jumlahnya meningkat secara signifikan di dunia. Di negara berkembang angka insiden diabetes melitus tipe II berada pada angka tertinggi . Di Indonesia khususnya, dari seluruh populasi penderita diabetes melitus, Lebih kurang 90% pasien menderita diabetes melitus tipe II yaitu tidak tergantung pada insulin (Baynes, 2003).

DM tipe II merupakan jenis diabetes melitus yang paling banyak diderita di seluruh dunia. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000 menunjukkan jumlah penderita diabetes di dunia adalah sekitar 171 juta dan diprediksi akan mencapai 366 juta jiwa pada tahun 2030. Di Asia tenggara terdapat 46 juta dan diperkirakan meningkat hingga 119 juta jiwa. Di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 diperkirakan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (WHO, 2008). Indonesia merupakan urutan keenam di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes yang terbanyak setelah India, Cina, Uni Soviet, Jepang, Brazil (Rahmadilayani,2008). Penanganan yang tidak adekuat pada Diabetes Melitus menimbulkan komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah kaki, dan syaraf. Pemantauan status metabolik pasien DM merupakan hal yang sangat penting. Pengendalian DM yang baik berarti menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran normal. Dengan pengendalian DM yang baik, pasien diharapkan terhindar dari komplikasi yang ditimbulkan dari DM (Waspadji, 1996).

Jika positif menderita diabetes melitus, maka lebih baik dikonsultasikan

(2)

dengan dokter dan mengikuti anjuran dokter dengan disiplin. Selain itu cara yang sangat efektif yang diterapkan pada diabetes melitus adalah perencanaan makan (diet), latihan (olahraga), pemantauan glukosa darah, terapi (bila diperlukan) dan lain-lain yang dapat diperoleh di klinik khusus diabetes melitus. Klinik khusus diabetes ini akan memberikan pelayanan khusus kepada setiap pasien diabetes melitus dan juga membantu pasien dalam mengubah kebiasaan dan gaya hidupnya, melalui terapi perilaku, dukungan kelompok dan penyuluan gizi yang berkelanjutan (Soegondo, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian Purba (2008) pelaku diet mempunyai masalah terhadap kepatuhan yang berkaitan dengan emosi yang negatif seperti stress dan depresi sehingga membuat mereka makan lebih banyak dan menjadi tidak patuh kepada pola makan yang baik. Secara spesifik banyak pasien DM tipe 2 yang tidak mengetahui manfaat latihan fisik dan bahkan memiliki pandangan dan alasan yang salah seperti tidak ada teman melakukan latihan fisik, latihan fisik membuat lelah, dan karena sudah tua. Pemahaman yang salah tentang meminum atau memakan obat juga banyak terjadi, seperti lamanya waktu penggunaan dan persepsi pasien bahwa tidak adanya perubahan sehingga membuat mereka merasa bosan, menghindar, dan malah lupa. Hasil penelitian Tera (2011) di salah satu puskesmas di Semarang, responden cenderung makan dalam keadaan lapar tanpa memperhatikan jumlah dan interval waktu makan. Sebagian besar responden memiliki pendapat mengenai penyakitnya yang aman dari ancaman komplikasi karena DM yang mereka miliki adalah jenis kering, sehingga hal ini akan menurunkan motivasi mereka untuk mematuhi pengobatan diabetes melitus. Penelitian yang dilakukan, Handayani (2007) ternyata bahawa hanya 1/3 dari penderita diabetes yang mengikuti aktivitas fisik secara teratur. Hal ini disebabkan oleh kerana banyaknya penderita DM yang tidak mengetahui bagaimana pentingnya aktifitas fisik sehingga tidak dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari atau kurangnya kepatuhan dalam menjalankan aktivitas fisik tersebut. Pasien diebetes melitus tipe 2 di Southwest Ethiopia dari hasil penelitian Wabe, Angamo & Hussein (2011) pasien yang mengambil obat hipoglikemik oral menjadi tidak patuh karena kurangnya pengetahuan tentang resep yang telah diberi dan

(3)

manajemen diri. Berbagai penelitian menunjukkan kepatuhan pasien pada pengobatan penyakit yang bersifat kronis pada umumnya rendah. Penelitian yang melibatkan pasien berobat jalan menunjukkan bahwa lebih daripada 70% pasien tidak minum obat yang sesuai dengan dosis yang seharusnya di ambil untuk mengobati penyakit yang diderita (Basuki, 2009).

Rifki dalam Soegondo, Soewondo, & Subekti, (2009) menjelaskan diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang memerlukan pengobatan yang panjang, Ini menjadikan pasien merasa terjebak dalam penatalaksanaan yang mengikat dengan disiplin diri yang tinggi, waktu yang lama dan akan membosankan mereka. Keadaan ini menyebabkan pasien dengan DM sering putus asa untuk meneruskan pengobatan.

Hasil anamnesa gizi yang dilakukan pada saat konsultasi yang ke-2 menunjukkan bahawa ternyata kepatuhan pasien terhadap menjalankan dietnya hanya di lakukan pada saat kadar gula darahnya tinggi . Sedangkan pasien yang sudah turun kadar gula darahnya dan kondisinya sudah dirasa baik, maka pasien tidak lagi patuh kepada diet.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat kepatuhan diet pada Pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Haji Adam Malik Tahun 2014-2015”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat diambil perumusan masalah yaitu “ Bagaimana Tingkat kepatuhan diet pada Pasien DM tipe 2 rawat jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan?”.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat kepatuhan penderita DM tipe II dalam menjalani diet DM setelah diberikan penyuluhan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

(4)

1.3.2. Tujuan Khusus

Mengukur tingkat kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus tipe II setelah diberikan penyuluhan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi pembaca diharapkan dapat lebih mematuhi diet DM dengan baik dan benar serta mampu merubah prilaku penderita Diabetes Melitus tipe II yang belum mematuhi diet DM.

2. Bagi Rumah Sakit Haji Adam Malik-Medan sebagai masukan untuk ahli gizi Rumah Sakit dalam memberikan penyuluhan dan konsultasi gizi bagi pasien rawat jalan.

3. Bagi penulis menambah pengetahuan tentang penyakit Diabetes Melitus (DM) tipe II dan pengelolaan dietnya, serta untuk memenuhi mata ajar Riset Keperawatan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Ahmad Nashih Luthi, Farhan Mahfuzhi, Anik Iftitah berjudul “Menerjemahkan secara Teknis: Kendala Penertiban Tanah Terlantar di Kabupaten Blitar” melakukan

Jika pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan

In our research, we used point data of convenience living facilities developed by address geocoding of digital telephone directory and point data of future

1. Bilangan kelipatan 6 adalah . . . . a. 6, 8, 10, 12, 14, ... b. 6, 12, 18, 24, 32, ... c. 6, 12, 16, 20, 26, ...d. 6, 8, 12, 16, 24,

4. Pameran literasi dapat dilaksanakan di luar kelas dengan meja-meja yang diatur untuk memamerkan karya tulisan siswa dan bahan bacaan. Kegiatan membaca dapat dilakukan di

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS RENDAH

l developing a transparent view of a market system and of the functions (core transactions, rules and supporting functions) and players within it (Figure 1

Aplikasi ini menggunakan elemen-elemen multimedia yaitu gambar, teks, suara, dan animasi kedalam suatu bentuk aplikasi yang diharapkan mudah digunakan oleh siapa saja dan