BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Pidie Jaya
Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Pidie Jaya merupakan lembaga independen non departemen yang bertugas menyelenggarakan pemilu pada Kabupaten Pidie Jaya. KIP adalah nama lain dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang di bentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Hal yang membedakan KIP Aceh dengan KPU Provinsi lainnya adalah tata cara penyaringan dan penjaringan anggota KIP. Anggota KIP Aceh berjumlah 7 orang, dibandingkan dengan KPU Provinsi lain yang berjumlah 5 orang. Sedangkan jumlah personil anggota KIP Kabupaten/Kota sama dengan KPU Kabupaten/Kota lainnya yaitu sebanyak 5 orang.KIP Pidie Jaya berdiri pada tahun 2008 untuk melaksanakan pemilihan umum kepala daerah Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Pidie Jaya.
2.2Sistem Informasi
O’Brien (2010) berpendapat bahwa sistem di definisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling terkait, dengan batas jelas, bekerja bersama untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi terorganisir.
Informasi adalah data yang telah dibuat ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia (Laudon, 2010).Sementara Stair (2010) mendefinisikan Informasi sebagaikumpulan fakta yang terorganisir sehingga mereka memiliki nilai tambahan selain nilai fakta individu.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan (Sutabri, 2005). Menurut Laudon (2010), Sistem Informasi merupakan komponen yang saling bekerja samauntuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, pengendalian, analisis dan visualisasi dalam sebuah organisasi.
Aktifitas dasar dari Sistem Informasi menurut Laudon (2010) adalah sebagai berikut :
1. Input
Melibatkan penangkapan atau pengumpulan data mentah dari dalam organisasi atau dari lingkungan ekstemal untuk pengolahan dalam suatu sistem informasi. 2. Process
Melibatkan proses mengkonversi input mentah ke bentuk yang lebih bermakna.
3. Output
Mentransfer proses informasi kepada orang yang akan menggunakannya atau kepada aktivitas yang akan digunakan.
4. Feedback
Output yang dikembalikan ke anggota organisasi yang sesuai untuk kemudian
membantu mengevaluasi atau mengoreksi tahap Input.
Gambar 2.1 Komponen dan Aktifitas Sistem Informasi (O’Brien,2010)
1. Sumber Daya Manusia
Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi, sumber daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan pakar sistem informasi
a. Pemakai akhir adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan sistem tersebut. Mereka adalah para pelanggan, tenaga penjualan, teknisis, staf administrasi, akuntan atau para manajer. Sebagian besar dari pemakai sistem informasi dalam dunia bisnis adalah pekerja ahli, yaitu orang yang sebagian besar waktunya untuk berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim serta kelompok kerja yang membuat, menggunakan dan menyebarkan informasi.
membantu mengawasi serta mengoperasikan sistem komputer dan jaringan yang besar.
2. Sumber Daya Hardware
Konsep sumber daya pemrosesan informasi. Secara khusus, sumber daya ini meliputi tidak hanya mesin, seperti komputer dan perlengkapan lainnya, tetapi juga semua media data, yaitu objek berwujud tempat data dicatat, dari lembaran kertas hingga disk magnetis atau optical. Contoh-contoh sumber daya hardware dalam sistem informasi
berbasis komputer adalah :
a. Sistem komputer, yang terdiri dari unit pemrosesan pusat yang berisi pemrosesan mikro, dan berbagai periferal yang saling berhubungan. Contoh adalah sistem komputer palmtop, atau desktop. Sistem komputer berskala menengah dan sistem komputer mainframe besar.
b. Periferal komputer, yang berupa peralatan seperti keyboard atau electronic mouse untuk input data dan perintah, layar video, atau printer untuk output
informasi, dan disk magnetic/optikal untuk menyimpan sumber daya data.
3. Sumber Daya Software
Sumber daya software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Konsep umum software ini meliputi rangkaian perintah operasi dengan hardware komputer yang disebut program, rangkaian perintah pemrosesan informasi yang disebut prosedur. Berikut ini contoh sumber daya informasi :
a. Software sistem, seperti program sistem operasi, yang mengendalikan serta mendukung operasi sistem komputer.
b. Software aplikasi, yang memprogram pemrosesan langsung bagi penggunaan tertentu dalam sistem komputer oleh penguna akhir. Contoh : program analisis penjualan, program pengolah kata.
4. Sumber Daya Data
Sumber daya data dapat berupa angka, huruf serta karater lainnnya yang menjelaskan transaksi bisnis dan kegiatan serta entitas lainnya. Data teks berupa kalimat yang digunakan untuk menulis komunikasi, data gambar, seperti grafik dan angka-angka.Serta data dalam bentuk audio,video.
Sumber daya data pada umumnya disimpan, diatur dan diakses oleh berbagai teknologi pengelolaan sumber daya data ke dalam :
a. Database yang menyimpan data yang telah diproses dan diatur.
b. Dasar pengetahuan yang menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuknya seperti fakta, peraturan.
5. Sumber Daya Jaringan
Teknologi telekomunikasi dan jaringan seperti internet, intranet, dan extranet telah menjadi hal yang mendasar bagi operasi e-business dan e-commerce yang berhasil untuk semua jenis organisasi dan dalam sistem informasi berbasis komputer. Jaringan telekomunikasi terdiri dari komputer, pemroses komunikasi danperalatan lainnya yang dihubungkan antara satu dengan lainnya melalui media komunikasi serta dikendalikan melaluisoftware komunikasi. Sumber daya jaringan meliputi :
a. Media komunikasi, misalnya kabel twisted-pair, kabel tembaga, kabel serat optik, teknologi gelombang mikro, seluler dan satelit yang tanpamenggunakan kabel.
b. Dukungan Jaringan, dalam hal ini diperlukan banyak dukunga hardware, software, dan teknologi data untuk mendukung operasi dan penggunaan
jaringan komunikasi. Contoh : pemroseskomunikasi seperti modem, prosesor antar jaringan,software pengendali, seperti software sistem operasi jaringan dan penjelajah internet.
Manfaat dari sebuah sistem informasi menurut O'Brien (2010), yaitu:
2. Untuk meningkatkan efesiensi dari proses produksi, meningkatkan produktivitas pekerja, memberikan pelayanan dan kepuasan pelanggan.
3. Sebagai sumber utama informasi dan mendukung pengambilan keputusan efektif yang diambil oleh manajer dan profesional bisni.
4. Untuk mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif dan sebagai sebuah keuntungan strategik dalam menghadapi persaingan global.
5. Sebagai komponen utama dalam sumber daya infrastruktur dan kehandalanjaringan bisnis masa kini.
2.3Surat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua cetakan ketiga tahun 1994, kata surat mempunyai arti kertas dan sebagainya yang tertulis atau secarik kertas dan sebagainya sebagai tanda atau keterangan atas sesuatu yang ditulis. Menurut Ali (2009), surat adalah alat komunikasi atau sarana untuk menyampaikan pernyataan maupun informasi secara tertulis dari satu pihak ke pihak lain.
Dewi (2011)menyatakan bahwa surat akan menjadi bagian yang vital selama budaya dan peradaban modern masih berjalan sebagaimana biasanya, sehingga surat surat berfungsi sebagai:
1. Alat pengingat paling akurat.
2. Bukti hitam di atas putih, terutama surat perjanjian. 3. Dokumen.
4. Wakil/duta dari penulisnya untuk pembaca.
5. Pedoman kerja, misalnya surat keputusan, surat instruksi, surat tugas, dan sebagainya.
6. Aspek humas, karena berdampak membina hubungan baik antara suatu lembaga dengan publiknya.
Ali (2009) menyebutkan bahwa dalam suatu organisasi, surat berfungsi sebagai:
4. Pedoman untuk mengambil keputusan lebih lanjut. 5. Alat untuk memperpendek dan menghemat tenaga. 6. Bukti sejarah dan bukti kegiatan.
7. Alat pengikat. 8. Alat promosi.
2.3.1 Surat Masuk
Menurut Nuraida (2008), surat masuk adalah surat yang masuk ke dalam suatu instansi/perusahaan atau bagian lain pada instansi/perusahaan, baik yang berasal dari instansi/perusahaan lain atau dari bagian lain pada instansi/perusahaan yang sama
2.3.2 Surat Keluar
Nuraida (2008) berpendapat bahwa surat keluar adalah surat yang dikirim oleh suatu instansi/perusahaan atau antarbagian dalam instansi/perusahaan tersebut, ditujukan kepada instansi/perusahaan lain atau bagian lain dalam instansi/perusahaan yang sama.
2.3.3 Lembar Disposisi
Lembar Disposisi adalah alat komunikasi tertulis yang ditujukan kepada bawahan yang berisi tindakan atau lanjutan dari pimpinan kepada bawahan yang berupa memo, atau perintah yang menjelaskan tentang pekerjaan apa yang seharusnya dikerjkan dan siapa penanggungjawabnya sesuai instruksi pimpinan. Disposisi biasanya merupakan tindakan yang diambil pimpinan sehubungan adanya surat masuk dari luar instansi maupun dari dalam instansi itu sendiri.
2.4Arsip
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan antara lainbahwa Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota berkewajibanmemelihara arsip dan dokumen pemilihan umum.
Menurut Haryadi (2009), Arsip menurut fungsinya terdiri dari 2 macam, yaitu arsip dinamis dan arsip statis.
a. Arsip dinamis (dokumen), yaitu arsip yang setiap hari digunakan secara langsung untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan
b. Arsip statis, yaitu arsip yang setiap hari digunakan, tetapi tidak secara langsung untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan. Arsip seperti ini tetap disimpan dengan alasan historisnya.
Menurut Haryadi (2009), penyimpanan arsip bertujuan sebagai berikut :
a. Sebagai pusat ingatan dan informasi jika berkas diperlukan sebagai keterangan.
b. Memberi data kepada pegawai yang memerlukan data mengenai hasil – hasil kegiatan dan pekerjaan pada masa lampau.
c. Memberikan keterangan vital, sesuai dengan ketentuan perundang – undangan
2.4.1 Arsip Manual
Menurut Sukoco (2008), Arsip manual adalah kumpulan data yang berbentuk kertas atau file-file yang tidak beraturan. Penyimpanannya dilakukan secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan tempat penyimpanannya lebih luas.
2.4.2 Arsip Elektronis
Rolt (2007) mengemukakan pendapat bahwa manajemen kearsipan elektronik adalah pengelolaan berbagai jenis dokumen dalam organisasi yang menggunakan program komputer dan penyimpanan.Sebuah sistem kearsipan elektronik memungkinkan suatu organisasi dan pengguna untuk membuat dokumen, memindai hard copy dalam bentuk elektronik dan menyimpan, mengedit, mencetak, proses, dan
juga mengelola dokumen.
2.5Eliminasi Stopwords
Eliminasi stopwords merupakan penghilangan kata-kata yang frekuensinya terlalu banyak terdapat dalam dokumen.Biasanya kata-kata ini tidak memiliki arti yang lebih di dalam memenuhi kebutuhan seorang pencari di dalam mencari informasi.Eliminasi stopwords bermanfaat dengan adanya pengurangan ukuran strukur indeks Karena
pengurangan ukuran indeks, beberapa kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan lainnya dapat juga dapat dimasukkan juga ke dalam daftar stopword.
Berikut ini adalah contoh stopwords dalam bahasa Indonesia : yang, juga, dari, dia, kami, kamu, aku, saya, ini, itu, atau, dan, tersebut, pada, dengan, adalah, yaitu, ke, tak, tidak, di, pada, jika, maka, ada, pun, lain, saja, hanya, namun, seperti, kemudian.
2.6Algoritma Turbo Boyer-Moore
Algoritma Turbo Moore adalah pengembangan dari algoritma Boyer-Moore.Algoritma Boyer-Moore adalah algoritma pencarian string yang dipublikasikan
pertama kali oleh Robert S. Boyer, dan J. Strother Moore pada tahun 1977.
Menurut Christian Thierry Charras dalam bukunya Handbook of Exact String Matching Algorithm mengatakan algoritma Boyer-Moore adalah algoritma yang paling efisien pada aplikasi umum.Algoritma Boyer-Moore bekerja dengan memulai pencocokan pattern dari kanan bukan dari kiri. Dengan memulai pencocokan karakter dari kanan, maka akan lebih banyak informasi yang didapat.
apakah ada karakter pada teks tersebut yang sama dengan karakter pada pattern. Apabila terjadi kecocokan, maka pattern akan digeser sedemikian rupa sehingga posisi karakter yang sama antara pattern dan text terletak sejajar menggunakan dua fungsi penggeseranyaitu penggeseran good-suffix dan penggeseran bad-character.
Algoritma ini tidak membutuhkan proses tambahan, hanya membutuhkan ruang tambahan untuk menyimpan faktor dari teks yang cocok dengan akhiran dari pattern selama attempt terakhir dan hanya jika penggeseran good-suffix dilakukan.
Dengan demikian teknik ini memiliki dua keuntungan (Charras, 2001), yaitu:
1. Teknik ini memungkinkan segmen yang diingat tadi dilewati tanpa perlu diperiksa.
2. Teknik ini mengizinkan sebuah penggeseran turbo
Penggeseran bad-character dan good-suffix pada algoritma Turbo Boyer-Mooresama dengan penggeseran yang dilakukan algoritma Boyer-Moore.Cara kerja
algoritma Turbo Boyer-Moore adalah sebagai berikut:
1. Inisialisasi, karena algoritma ini menggunakan penggeseran good-suffix dan penggeseran bad-characterdari algoritma Boyer-Moore maka untuk inisialisasi dijalankan prosedur preBmBc dan preBmGs seperti algoritma Boyer-Moore.
2. Melakukan proses pencocokan karakter pada pattern dengan karakter pada teks. Jika terjadi ketidakcocokan maka dilakukan penggeseran terbesar berdasarkan tabel BmBc, tabel BmGs dan turbo shift.
Sebuah penggeseran turbo pada algoritma Turbo Boyer-Moore dapat terjadi bila pada attempt yang sedang dilakukan, akhiran dari pattern yang cocok dengan teks lebih pendek dari bagian dari teks yang diingat dari attempt sebelumnya.
Fase inisialisasi pada algoritma ini sama dengan fase inisialisasi pada algoritma Boyer-Moore, yaitu mempunyai kompleksitas waktu dan ruang sebesar O(n
+ σ) dengan σ adalah besar ruang alfabet. Sedangkan pada fase pencocokan, algoritma
2.6.1 Penggeseran Bad-Character
Penggeseran bad-character yang terdiri dari mensejajarkan karakter y[i+j] dengan kemunculan paling kanan karakter tersebut di pattern, penggeseran ini diilustrasikan oleh Gambar 2.2. Dan bila karakter tersebut tidak ada di pattern, maka pattern akan disejajarkan dengan y[i+n+1], seperti yang diilustrasikan oleh Gambar 2.3. Penggeseran bad-character ini akan sering terjadi pada pencocokan string dengan ruang alfabet yang besar dan dengan pattern yang pendek yang sering terjadi di praktik pada umumnya. Hal ini terjadi karena akan banyak karakter di teks yang tidak muncul di pattern. Namun, untuk file biner, yang mempunyai alfabet Σ ={0, 1}, penggeseran ini kemungkinan besar tidak akan membantu sama sekali. Hal ini dapat diatasi dengan membandingkan beberapa bit sekaligus (Kumara,2009).
Gambar 2.2 Penggeseranbad-character, b muncul pada x(Charras, 2001)
Gambar 2.3 Penggeseranbad-character, tidak ada kemuncul b pada x (Charras, 2001)
Procedure preBmBc(
input y : array[0..n-1]of char, input n : integer,
input/output bmBc : array of integer )
Deklarasi i:integer Algoritma
for (i=0; i<ASIZE; ++i) bmBc[i] n endfor
for (i=0; i< n - 1; ++i) bmBc[y[i]] n – i – 1 endfor
Gambar 2.4Pseudocode Bad-Character(Charras, 2001)
2.6.2 Penggeseran Good-Suffix
Asumsikan bahwa ketidak cocokan terjadi antara karakter x[i] = a pada pattern dan karakter y[i+j] = b pada teks selama attempt pada posisi j, v adalah akhiran dari pattern setelah b dan u adalah sebuah awalan dari pattern. Kemudian x[i+1 .. m-1] = y[i+j+1 .. j+m-1]= u dan x[i] ≠ y[i+j]. Penggeseran good-suffix terdiri atas
mensejajarkan y[i+j+1 .. j+m-1] = x[i+1 .. m-1] dengan kemunculan paling kanan potongan tersebut pada x yang didahului oleh karakter yang berbeda dari x[i], seperti terlihat pada gambar 2.2. Namun jika tidak ada potongan seperti itu, maka algoritma akan mensejajarkan akhiran dari v dari y[i+j+1 .. j+m-1] dengan awalan u dari pattern yang sama, seperti yang terlihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5Penggeserangood-suffix, u muncul didahului oleh karakter
c(Charras, 2001)
Gambar 2.6Penggeserangood-suffix, hanya akhiran dari u yang muncul pada y
Pada tabel Penggeserangood-suffix, nilai Penggeseran digunakan ketika ketidakcocokan ditemukan berdasarkan karakter pada posisi keberapa yang menyebabkan ketidakcocokan.Untuk menentukan nilai-nilai tersebut, lebih dahulu menghitung nilai tabel suffix yang bertujuan untuk memberi tanda adanya perulangan akhiran. Dari tabel suffix inilah tabel good-suffixakan didapat. Pada tabel suffix berisi nilai dari tiap karakter yang ada pada pattern yang menunjukkan ada atau tidaknya perulangan akhiran (suffix) dan dimana posisi perulangan tersebut sehingga ketika proses perhitungan tabel good-suffix dapat diketahui seberapa banyak penggeseran yang akan dilakukan untuk pencocokan selanjutnya. Nilai dari setiap karakter yang ada pada pattern bergantung terhadap ada atau tidaknya perulangan akhiran(suffix) v dari text pada pattern. Semakin banyak perulangan, maka akan semakin kecil nilai penggeseran.
Procedure suffixes(
input y: array[0..n-1] of char, input n: integer,
input/output suff: array of integer )
Deklarasi
f, g, i : integer
Algoritma
suff[n-1] n g n-1
for (i = n-2; i >= 0; --i)
if(i > g and suff[i + n – 1 - f] < i-g)do suff[i] suff[i + n – 1 - f] else
if(i<g)do g i endif
f = i
while(g >= 0 and y[g] == y[g + n – 1 - f])do --g;
endwhile
suff[i] f-g; endif
endfor
procedure preBmGs( input y: array of char, input n:integer,
input/output bmGs: array of integer )
Deklarasi
i, j : integer
suff : array [0..YSIZE] of integer
Algoritma
Gambar 2.7Pseudocode Good-Suffix (lanjutan)
2.6.3 Penggeseran Turbo
Penggeseranturbo dapat terjadi bila pada attempt yang sedang dilakukan, akhiran dari pattern yang cocok dengan teks lebih pendek dari bagian dari teks yang diingat dari
attempt sebelumnya hanya pada saat good-suffix terjadi. Pada kasus ini, anggap u
adalah faktor yang diingat dari attempt sebelumnya, dan v adalah bagian dari pattern yang cocok pada attempt yang sedang dilakukan, sehingga uzv adalah akhiran dari pattern.
Gambar 2.8Penggeseranturbo dapat terjadi jika | v | < |u |(Charras, 2001)
Gambar 2.9c≠ d, maka tidak dapat disejajarkan pada karakter yang sama di
v(Charras, 2001)
Masih dalam kasus dimana |v|<|u|, dan panjang dari penggeseran bad-characterlebih besar dari penggeseran good-suffix maupun penggeseran turbo.Pada
kasus ini, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.9, dua karakter c dan d pastilah berbeda karena disyaratkan bahwa jika u≠0 maka penggeseran sebelumnya adalah penggeseran good-suffix. Sebagai akibatnya, jika penggeseran dengan panjang yang lebih besar dari penggeseran turbo namun lebih kecil dari |u|+1 maka c dan dakan disejajarkan dengan karakter yang sama di teks. Oleh karena itu, dalam kasus ini panjang penggeseran minimal adalah |u|+1.
procedure Turbo Boyer Moore ( input m,n : integer,
input y: array of[0..n-1] char, input x: array of[0..m-1] char, input m:integer
)
Deklarasi
i, j, u, v, shift, bmBcShift, bmGsShift, tuboShift : integer bmGs : array [0..n-1] of integer
bmBc : array [0..ASIZE] of integer
Algoritma
bmBcShift :=bmBc[chartoint(T[i+j])] – n + j + 1 bmGsShift := BmGs[j]
Gambar 2.10Pseudocode Turbo Boyer-Moore (lanjutan)
2.7Algoritma Quick Sort
Algoritma quicksort diperkenalkan pertama kali oleh C.A.R. Hoare pada tahun 1960, dan dimuat sebagai artikel di Computer Journal 5 pada April 1962.Sedgewick et al (2011) menyatakan bahwa terdapat dua bagian pada pendekatan rekursif, yaitu sort dan partisi. Partisi merupakan bagian yang melakukan tugas untuk mengelompokkan data, sedangkan sort adalah bagian yang melakukan proses rekursif. Semakin besar jumlah data, maka kompleksitas ruang suatu algoritma rekursif akan semakin besar. Chhajed et al (2013) Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa quicksort lebih baik dibandingan algoritma lain dalam membandingkan list acak angka dari 10000 sampai 30000.
elemen-elemen lain yang lebih kecil daripada pivot tersebut terletak di sebelah kirinya dan yang lebih besar daripada pivot tersebut terletak di sebelah kanan. Sehingga dengan demikian telah terbentuk dua sublist kiri dan sublist kanan dari pivot.
algorithm quicksort(A, lo, hi) if lo < hi then
p := partition(A, lo, hi) quicksort(A, lo, p - 1) quicksort(A, p + 1, hi)
algorithm partition(A, lo, hi) pivot := A[hi]
i := lo // place for swapping for j := lo to hi - 1 do
if A[j] ≤ pivot then swap A[i] with A[j] i := i + 1
swap A[i] with A[hi] return i
Gambar 2.11Pseudocode Algoritma Quicksort (Bentley, 1999)
2.8Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu tentang pengarsipan elektronik diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto el al (2013) yang mengembangkan sistem kearsipan elektronik berbasis clinet-server pada kantor yayasan perguruan tinggi Kristen satya wacana. Pada penelitiannya, Sugiarto el al (2013) membangun sistem multi user dengan beberapa fitur utama yang pada dasarnya mengadopsi dari sistem kearsipan secara konvensional dan bisa diakses dari berbagai computer melalui jaringan Local Area Network((LAN).
Penelitian yang dilakukan Sugiharto (2012), Untuk mencapai tujuan penyelamatan dokumen atau arsip melalui digitalisasi harus tetap mengacu pada prinsip-prinsip preservasi dan mampu menyesuaikan dengan teknologi yang lebih baru, diantaranya adalah kemampuan menjaga efisiensi dalam digitalisasi dan proses setelah terdigitalisai sehingga lebih hemat waktu dan biaya.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu tentang Sistem Pengarsipan
No Judul Nama Keterangan
1 Pengembangan Sistem Kearsipan Elektronik
Sugiarto el al membangun sistemsistem multi user dengan beberapa fitur utama yang pada dasarnya mengadopsi dari sistem kearsipan secara konvensional dan bisa diakses dari berbagai
computer melalui jaringan Local Area Network((LAN).
2 Penyelamatan Informasi Dokumen/Arsip di Era Teknologi Digital
Sugiharto (2012)
Untuk mencapai tujuan
penyelamatan dokumen atau arsip melalui digitalisasi harus tetap mengacu pada prinsip-prinsip Igniter dengan metode Object Oriented Analysis and Design
sebagai metode pengembangan sistem.
Beberapa penelitian terdahulu tentang algoritma Turbo Boyer Moore diantaranya adalah Siahaan (2011),melakukan penelitian dengan membandingkan algoritma Boyer-Moore dengan variannya yaitu Turbo Boyer-Moore dalam queryMySql. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk perintah query
algoritma Moore dapat dikurangi dengan menggunakan algoritma Turbo Boyer-Moore.
Lesmana (2010) menerapkan algoritma pencocokan string boyer moore dan turbo boyer moore untuk keamanan computer. Dalam penelitiannya, jika sebuah file ingin dieksekusi, maka file tersebut tidak langsung diizinkan untuk dijalankan, namun akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Algoritma Turbo Moorelebih baik dari algoritma Boyer-Moore untuk keamanan computer dalam hal performansi karena tidak memerlukan
permrosesan ekstra dan memungkinkan untuk mengingat potongan teks yang telah diperiksa sebelumnya.
Rizal (2015) dalam penelitiannya juga menggunakan algoritma Turbo Boyer-Moorepermainan tebak kata Bahasa aceh. Pencocokan string yang diterapkan pada
aplikasi permainan tebak kata Bahasa aceh ini menghasilkan pencocokan yang sesuai dengan harapan dengan waktu yang cepat.
Kumar et al (2011) menganalisis perbandingan algoritma exact stirng matching untuk mendeteksi virus signature. Virus signature adalah urutan unik dari bit ( dalam kode virus) yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus dalam sebuah file atau memori. Biasanya urutan tersebut dalam bentuk heksa. Algoritma exact string matching dan Approximate Sting Matching digunakan untuk mendeteksi kecocokan virus signature tersebut dalam sebuah file. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah, berdasarkan kompleksitas untuk payload text dan pola yang panjang, algoritma Boyer Moore dan variannya ( Turbo Boyer-Moore, BHM) adalah algoritma paling efisien.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu tentang Algoritma Turbo Boyer-Moore
No Judul Nama Keterangan
1 Perbandingan Algoritma Boyer-Moore dan Turbo
BoyerMoore dalam
QueryMySQL
Siahaan (2011)
Untuk perintah query seperti LIKE, Algoritma Turbo Boyer-Mooredapat melakukan lebih
kecepatan penelusuran query kedua algoritma tersebut tidak
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu tentang Algoritma Turbo Boyer-Moore (lanjutan)
No Judul Nama Keterangan
jauh berbeda, namun karena kompleksitas waktu untuk kasus terburuk algoritma Boyer-Mooredapat dikurangi dengan
menggunakan algoritma Turbo Boyer-Moore .
2 Penerapan Algoritma Pencocokan String
Moorelebih baik dari algoritma
Boyer-Moore untuk keamanan
computer dalam hal performansi karena tidak memerlukan
permrosesan ekstra dan
memungkinkan untuk mengingat potongan teks yang telah
diperiksa sebelumnya. 3 A Comparative Analysis
of Various Exact String- Matching Algorithms for Virus SignatureDetection
Kumar et al (2011)
Berdasarkan kompleksitas untuk payload text dan pola yang
panjang, algoritma Boyer Moore dan variannya ( Turbo Boyer-Moore, BHM) adalah algoritma
paling efisien. 4 Permainan Tebak Kata
Bahasa Aceh