LAPORAN BIOLOGI UMUM
UJI TOKSISITAS PEWANGI DAN PELEMBUT MOLTO ULTRA SEKALI BILAS ANTIBACTERIATERHADAP KETAHANAN DAN PERILAKUIKAN PLATY
(Xiphophorus maculatus)
Oleh Kelompok III:
1. ELLYANA FIRDAUS (15030194030) 2. MIFTACHUL AMALIYAH (15030194031)
3. MARIA F. M. S OMES (15030194049) 4. DIYAH AMALIA P (15030194075)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA
BAB I dengan peningkatan pencemaran air. Pengertian pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak alami lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang tidak tercemar airnya masih murni dan alami, tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya, sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh pewangi sekali bilas misalnya, mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di sungai tersebut maupun bagi makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai tersebut. Lingkungan perairan yang tercemar limbah pewangi kategori keras dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut. Selain itu banyak dari kita yang belum tahu bahaya atau dampak yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama hidupnya pula manusia akan membuang kotoran ataupun limbah ke lingkungan. Limbah tersebut akan kembali ke udara, air ataupun tanah. Telah menjadi sifat manusia untuk selalu meningkatkan taraf hidupnya. Maka dengan akal pikirannya lahir berbagai inovasi agar dapat mempermudah kegiatan mereka. Perkembangan tersebut semakin meningkatkan limbah yang dibuang oleh manusia, dan dengan sendirinya akan meningkatkan potensi terjadinya penularan penyakit/wabah dan/ataupun keracunan. Salah satu hasil inovasi dari manusia adalah produk pewangi dan pelembut. Produk pewangi dan pelembut yang ditawarkan pada saat ini cukup banyak jenisnya, baru-baru ini mucul produk pewangi dan pelembut dengan inovasi terbaru yakni pewangi dan pelembut sekali bilas yang dipercaya dapat menghilangkan busa detergen hanya dengan melakukan sekali pembilasan.
pencuci lain. Surfaktan merupakan suatu senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang dapat diproduksi melalui sintesis kimiawi maupun biokimiawi. Sifat aktif permukaan yang dimiliki surfaktan diantaranya mampu menurunkan tegangan permukaan, tegangan antarmuka dan meningkatkan kestabilan sistem emulsi. Hal ini membuat surfaktan banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti industri sabun, deterjen, produk kosmetika dan produk perawatan diri, farmasi, pangan, cat dan pelapis, kertas, tekstil, pertambangan dan industri perminyakan, dan lain sebagainya (Scheibel J, 2004).
Pengujian tentang pencemaran perairan akibat penggunaan produk pewangi dan pelembut yang melebihi batas ambang perlu dilakukan. Pengujian tersebut untuk mengetahui seberapa besar tingkat toksik suatu bahan yang terkandung dalam produk pewangi dan pelembut terhadap kehidupan biota air. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti ingin melakukan pengujian mengenai toksisitas pewangi dan pelembut molto ultra sekali bilas antibacteria terhadap mortalitas biota perairan khusunya ikan Platy.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah adakah perbedaan pengaruh konsentrasi produk pewangi sekali bilas terhadap kehidupan ikan Platy(Xiphophorus maculatus)?
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pengaruh konsentrasi produk pewangi sekali bilas terhadap ketahanan hidup ikan.
D. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Umum Pewangi dan Pelembut Molto Ultra Sekali Bilas Antibacteria
Softener merupakan bahan pelembut dan pewangi pakaian, biasa dipakai sebagai pelengkap saat mencuci baju setelah memakai detergen lebih dulu. Wujudnya berupa cairan kental. Saat ini di masyarakat telah marak produk pelembut dan pewangi sekali bilas. Produk ini dapat menghilangkan busa deterjen dari pakaian dengan sekali bilas sehingga, dapat menghemat pemakaian air. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Felicia (2011) sebanyak 73 persen responden mendukung dan ikut berpartisipasi dalam Gerakan Sekali Bilas yang dihimbau dalam tayangan iklan salah satu produk pelembut dan pewangi pakaian sekali bilas yang bertujuan untuk penghematan air Negara.
B. Komposisi Bahan Aktif Pewangi dan Pelembut Sekali Bilas
Bahan aktif yang terdapat dalam produk pelembut dan pewangi pakaian sekali bilas adalah surfaktan kationik12%, sedangkan bahan aktif yang umum digunakan dalam deterjen di indonesia adalah linear alkilbenzene sulfonat (LAS) yang termasuk ke dalam golongan surfaktan anionik. Surfaktan kationik memiliki toksisitas lebih tinggi dari pada surfaktan anionik (singh et al., 2002).
C. Mekanisme Toksisitas Pewangi dan Pelembut Sekali Bilas
Penelitian Wester dan Roghair (2002) dalam Hanifah menunjukan bahwa golongan surfaktan anionik memiliki potensi teratogenik terhadap ikan. Teratogenik adalah perubahan formasi dari sel, jaringan, dan organ yang dihasilkan dari perubahan fisiologi dan biokimia. Amonium klorida pada tingkat toksik juga dapat menyebabkan peningkatan pH pada darah, gangguan osmoregulasi, dan kesulitan bernafas.
dalam kondisi normal atau masih dalam kisaran yang dapat diterima oleh suatu spesies. Sebaliknya, reaksi pada spesies itu akan berubah secara tidak normal atau bahkan menyebabkan kematian apabila perubahan yang terjadi pada lingkungan telah melebihi batas kemampuan (Riefani dalam Lestari, 2011). Perubahan lingkungan yang dimaksud adalah keadaan dimana lingkungan tempat hewan tersebut hidup mengalami seperti pencemaran.
D. Kajian Umum Ikan Platy (Xiphophorus maculatus)
Ikan dapat digunakan sebagai bioindikator karena mempunyai kemampuan merespon adanya bahan pencemar. Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas konsentrasi tertentu. Reaksi yang dimaksud antara lain adanya perubahan aktivitas pernafasan, aktivitas dan gerakan renang, warna tubuh ikan dan sebagainya. Kemampuan ikan merespon bahan pencemar sering digunakan dalam pengujian penanganan limbah industri. Limbah industri pada umumnya melewati beberapa tahapan pengolahan seperti penyaringan secara mekanis (secara fisik), pengendapan dan penjernihan dengan bahan kimia (secara kimia) serta penghilangan senyawa berbahaya dengan bakteri pengurai limbah (secara biologis) setelah melewati ketiga tahapan tersebut air limbah yang sudah diolah dilewatkan dalam kolam kecil berisi ikan. Apabila masih terdapat bahan pencemar maka ikan akan bereaksi mulai dari gerakan renang, percepatan gerakan operculum hingga kematian pada air yang masih beracun (Anonim, 2009)
E. Dampak Pencemaran Pewangi Dan Pelembut Sekali Bilas Terhadap Biota Perairan
Dampak dari penggunaan pewangi dan pelembut sekali bilas yang melebihi batas ambangnya maka dapat mencemari lingkungan khususnya biota di perairan. Bahan kimia penyusun pewangi dan pelembut memiliki gugus fungsi yang sangat mempengaruhi toksisitas terhadap kesehatan dan lingkungan. Bahan kimia yang bersifat keras dan lunak dipengaruhi oleh pH, gugus fungsi bahan kimia penyusun pewangi dan pelembut dan panjang rantai gugus akil. pH deterjen yang basa bersifat korosif dan iritasi pada kulit. Semakin panjang cabang rantai surfaktan maka semakin keras bahan pewangi dan pelembut tersebut. Apabila tidak terdegradasi secara sempurna di perairan dan masuk ke dalam jaringan tubuh biota air, misalnya ikan baik secara langsung maupun tidak langsung maka dapat terjadi akumulasi di dalam jaringan tubuh dan bersifat toksik. Masalah lain yang timbul di lingkungan adalah terjadinya eutrofikasi di perairan karena penggunaan pewangi dan pelembut dengan kandungan fosfat yang tinggi, hal yang fatal adalah dapat membunuh biota perairan.
F. Kerangka Berpikir
G. Hipotesis
Berkurangnya volume air di
permukaanbumiakibatjumlahhutan yang berkurang
Orang menciptakanprodukpewangisekalibilas
Penurunankualitas air yang
terjadiakibattingginyakonsentrasipelembutdanpe wangisekalibilas
Perluadanyapengujian yang
ditimbulkandariprodukpewangisekalibilas
Data yang
Berdasarkan kerangka berfikir tersebut maka hipotesis penelitian ini adalah konsentrasi pewangi dan pelembut molto ultra sekali bilas anti bacteria berpengaruh pada ketahanan hidup ikan.
BAB III
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, karena adanya variabel manipulasi, variabel kontrol, variabel respon, perlakuan dan kontrol.
B.Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi dalam penelitian ini adalah konsentrasi pewangi dan pelembut molto ultra sekali bilas antibacteria.
2. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jenis ikan Platy, jumlah ikan Platy pada setiap gelas dan volume air pada setiap akuarium.
3. Variabel respon dalam penelitian ini adalah mortalitas ikan Platy.
C. Rancangan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaring ikan, pH meter air, gelas ukur, kamera dan alat tulis.
2. Bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan platy, produkpewangidanpelembut molto ultra sekalibilasantibacteria dan air secukupnya.
E. Analisis Data
BAB IV
1 7 7 Jernih Hidup Ikan Hidup
2 7 7 Jernih Hidup Ikan Hidup
3 7 7 Jernih Hidup Ikan Hidup
Rata-rata 7 7
Rata-rata 7 8 17,3 menit
n Rata-rata 7 7
B. ANALISIS DATA
Berdasarkanpraktikum yang telahdilakukandiperoleh data bahwasemakinbanyakjumlahkosentrasiprodukpewangidanpelembutsekalibilas molto ultra
anti bacteria
dapatmempengaruhiperilakuikan.Dimanasemakinbanyakkonsentrasipewangidanpelembutse kalibilas molto ultra anti bacteria semakinmempercepatkematianikanterbuktipadatabel no.2 denganperlakuanditambahkanlarutanpewangidanpelembutsekalibilas molto ultra anti bacteria 100 mL , ikanhanyamampubertahan rata-rata selama 17,3 menit. Sedangkanpadatabel no.3 mampubertahan lama karenakonsentrasipewangidanpelembut molto ultra sekalibilasantibacteriahanyasedikit. Hal inihampirsamadengantabel no.1 yang tanpadiberiperlakuan. Selainitupemberianpewangidanpelembut molto ultra sekalibilasantibacteriaberpengaruhpada pH air danketahananikan.
C. PEMBAHASAN
Data yang
dianalisismenunjukkanadanyapengaruhberbagaikonsentrasipewangidanpelembut molto ultra sekalibilasantibacteriaterhadapmortalitasikanPlaty.Konsentrasi0,2 ppm menyebabkanikan platymatisetelahperlakuanselama17,3 menit. Hal initerjadipadasemuakonsentrasi yang diujiyaitukematianikan yang terjadiberlangsungsecarabertahap.Hal inidisebabkankarenapewangidanpelembutdalambadan air dapatmerusakinsangdan organ pernafasanikan yang mengakibatkantoleransiikanterhadapbadan air yang kandunganoksigennyarendahmenjadimenurun.Pewangidanpelembutdengankepekatantinggia kanmenghambatmasuknyaoksigendariudarakedalamlarutanuji.
Sehinggaterjadipersainganuntukmendapatkanoksigen yang mengakibatkanikan platy tersebutmengalamikematian.
Varley (1987) dalamAnonim (2012)
mengatakanbahwakonsentrasioksigenterlaruttergantungpadatingkatkejenuhan air itusendiri, sedaangkankejenuhan air dapatdisebabkanolehkoloidal yang melayang di air maupunjumlahlarutanlimbahpewangidanpelembut yang terlarutdalam air.MenurutWardhana
terlarut. Selainitu, penurunankadaroksigenterlarutdalam air jugadiakibatkanteganganpermukaanpewangidanpelembut yang menghalangipenetrasioksigendariudarakedalamlarutanuji, jugaikan-ikanujidalamgelasmenggunakanoksigenuntukrespirasisehinggapersediaanoksigendalamujise makin lama semakinberkurang.
MenurutHaryani (2008), unsurdalampewangidanpelembutsekalibilas yang berperandalammenurunkanteganganpermukaanadalahgolongansurfaktan.
Surfaktanataubahanaktifpermukaan yang bereaksidalammenjadikan air menjadibasa.Surfaktanterkonsentrasipadabataspermukaanantara air dengan gas (udara), padatan-padatan (debu) dancairan-cairan yang tidakdapatbercampur (minyak).Hal initerjadikarenastruktur “Amphiphilic” yang berartibagian yang satudarimolekuladalahsuatu yang bersifat polar ataugugusionik (sebagaikepala) denganafinitas yang kuatuntuk air asihbesar.Akan tetapisemakin lama terjadiperubahanpolaberenangikandimanaikan platymulaimendekatipermukaandandasargelas.Inimemperlihatkanbahwapenetrasioksigenkeda lamgelasmulaiberkurang.
Berdasarkanhasilpengamatanfisikokimia air dapatdilihatbahwasuhu air meningkat.Besarnyasuhuiniterjadikarenameningkatnyakonsentrasi air, dari air yang normal
menjadi air yang mengalamipenambahanzattoksik yang
terdapatdalamprodukpewangidanpelembut.Suhumempengaruhioksigenterlarutdalamperairan. Apabilasuhu air meningkatmakakelarutanoksigendalam air
menurun.Penurunanoksigenterlarutdalam air
menjadibasasetelahditambahkanprodukpewangidanpelembut. Hal inidisebabkankarenaprodukpewangidanpelembutbersifatbasa.Nilai pH
merupakanlogaritmanegatifdariaktivitas ion hidrogen. Beberapafaktor yang mempengaruhi pH perairanyaituaktivitasfotosintesis, suhu, danterdapatnya anion
dankation..Karenaperubahannilai pH air kecil,
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://gebyy-agnezaa.blogspot.co.id/ padatanggal 20 september 2015 pukul 5:24
Anonim, 2010. Tinjauan Pustaka. Online. Web publikasi:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42745/5/Chapter%20I.pdf Diakses pada tanggal 15 September 2011.
Anonim. 2009. Ikan Sebagai Indikator Pencemaran Air. Online. Web publikasi: http://WordPress.com/akademiperikananyogyakarta.html Diakses pada
tanggal 15 Desember 2011
Connel DW dan Miller GJ. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Yanti K, Penerjemah. Penerbit University Indonesia. Jakarta. Terjemahan dari Chemistry and Toxicology of Pollution.