• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJ"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan STKIP Muhammadiyah Enrekang Volume 1 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2548-8201, Jurnal Edumaspul

STKIP Muhammadiyah Enrekang, Jalan Jend. Sudirman No. 17 Kab. Enrekang; Email: putriyani49@gmail.com

Hasnawati

Mts. YMPI Rappang, Jalan Angkatan 66 No. 29 Kab. Sidrap; Email: jabbar.hasnawati@yahoo.co.id

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui proses pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar peserta didik kelas IX.A MTs YMPI Rappang (2) Meningkatkan kemandirian belajar peserta didik melalui penerapan pembelajaran berbasis proyek pada peserta didik kelas IX.A pada MTs YMPI Rappang. Penelitian ini menggunakan studi tindakan kelas (classroom action research) pada peserta didik kelas IX.A MTs YMPI Rappang. Penelitian ini menggunakan satu kelas untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek yaitu kelas IX.A yang jumlahnya 35 peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan kemandirian belajar peserta didik meningkat untuk setiap indikator yang diamati karena persentase jumlah peserta didik mengalami peningkatan dengan rata-rata hasil belajar siklus I adalah 76,77 dengan ketuntasan klasikal 65,71%. Sedangkan rata-rata hasil belajar peserta didik pada siklus II adalah 79,91 dengan ketuntasan klasikal 91,43%. Dari tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan kemandirian dan hasil belajar setelah diterapkan pembelajaran berbasis proyek pada peserta didik kelas IX.A MTs. YMPI Rappang

Kata Kunci : pembelajaran berbasis proyek, kemandirian belajar dan hasil belajar.

PENDAHULUAN

Pembaruan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dilingkungan pemerintah

melalui penataan dalam berbagai komponen pendidikan. Tiga isu utama yang

menjadi fokus dalam pembaharuan pendidikan adalah pembaharuan kurikulum,

peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran. Guru sebagai

ujung tombak pelaksanan pendidikan formal di sekolah perlu memiliki pemahaman

yang baik tentang materi serta teknik dan metodologi pembelajaran.

(2)

Jurnal Pendidikan STKIP Muhammadiyah Enrekang Volume 1 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2548-8201, Jurnal Edumaspul

Belajar matematika di tuntut ketelitian, kesabaran, dan ketekunan dalam

memahami suatu konsep maupun menyelesaikan suatu permasalahan. Ketelitian,

kesabaran, dan ketekunan merupakan potensi diri yang ada pada setiap peserta didik.

Potensi itulah yang akan membentuk kemandirian peserta didik, sehingga peserta

didik memiliki berbagai macam kemandirian, salah satunya yaitu kemandirian

belajar. Kemandirian belajar (self-regulated learning) dapat diartikan sebagai sifat

dan sikap serta kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk melakukan kegiatan

belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya

sendiri untuk menguasai suatu kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya

untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata. Kemandirian dalam

belajar menurut Wedemeyer (1983) dalam Rusman (2013) perlu diberikan kepada

peserta didik supaya mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan

mendisiplinkan dirinya dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan

sendiri.

Berkaitan dengan kemandirian belajar, guru mengamati pada saat pembelajaran

berlangsung, sebagian besar peserta didik tidak memperhatikan penjelasan guru.

Peserta didik juga tidak membaca buku-buku pelajaran dan tidak mengerjakan LKS

kalau tidak diminta oleh guru. Ketika guru memberikan pekerjaan rumah, peserta

didik tidak mengerjakannya di rumah. Mereka cenderung mengerjakan pekerjaan

rumah di sekolah dan mengandalkan jawaban teman. Peserta didik tidak berani

mengemukakan pendapatnya dan malas bertanya. Keraguan peserta didik dalam

memecahkan permasalahan, karena mereka tidak percaya akan kemampuan sendiri.

(3)

Jurnal Pendidikan STKIP Muhammadiyah Enrekang Volume 1 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2548-8201, Jurnal Edumaspul

Saat guru memberikan tugas untuk mempelajari materi selanjutnya, peserta didik

tampak sekali tidak mempelajari materi yang ditugaskan. Ini menunjukkan peserta

didik belum dapat merancang cara belajar mereka sendiri. Hasilnya peserta didik

menjadi cepat bosan, kurang berkonsentrasi, dan kurang aktif dalam pembelajaran.

Kondisi yang demikian menunjukkan kurangnya kemandirian peserta didik dalam

pembelajaran matematika.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar

matematika tersebut adalah dengan menentukan pendekatan dan metode yang cocok

agar mampu mendorong peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran sesuai

dengan kondisi. Tugas guru di kelas, tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi

harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada

seluruh peserta didik agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan,

gembira, dan penuh semangat sehingga dalam diri peserta didik akan tumbuh

kemandirian belajar dan nantinya hasil belajar matematika meningkat.

Salah satu metode pembelajaran yang tepat diterapkan untuk dapat menciptakan

suasana belajar seperti itu adalah metode pembelajaran berbasis proyek.

Pembelajaran Berbasis Proyek adalah metode yang mendorong peserta didik untuk

menjadi lebih aktif dalam kelas dan mampu menerapkan matematika dalam

kehidupan nyatanya. Metode ini membuat peserta didik menjadi produktif karena

peserta didik akan bekerja dalam sebuah proyek. Proyek yang diberikan adalah

proyek yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Proyek ini juga akan menumbuhkan

motivasi bagi peserta didik dalam pembelajaran karena lebih menarik dan lebih nyata.

(4)

Jurnal Pendidikan STKIP Muhammadiyah Enrekang Volume 1 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2548-8201, Jurnal Edumaspul

Pembelajaran berbasis proyek sebagai sebuah model pembelajaran yang inovatif

dan menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.

Pembelajaran ini berfokus pada konsep-konsep dan prisip-prinsip utama (sentral) dari

suatu disiplin ilmu, melibatkan peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan

tugas-tugas bermakna lainnya, memberi peluang peserta didik bekerja secara otonom

mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncak menghasilkan produk karya yang

bernilai dan realistik (Churchill,2001). Sementara itu Bransfor dan Stein (1993) dalam

Warsono dan Hariyanto (2013) mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek sebagai

pendekatan pengajaran yang komprehensif yang melibatkan peserta didik dalam

kegiatan penyelidikan yang kooperatif dan berkelanjutan.

Lebih lanjut John Thomas (dalam Martinis Yamin, 2012) mendefinisikan

Project-based learning adalah pembelajaran yang memerlukan tugas-tugas

kompleks, didasarkan pada pertanyaan/ masalah menantang yang melibatkan peserta

didik dalam mendesain, memecahan masalah, membuat keputusan, atau

kegiatan investigasi, memberikan peserta didik kesempatan untuk bekerja secara

mandiri selama periode yang lama, dan berujung pada realistis produk

atau presentasi. Model ini memperkenankan peserta didik untuk bekerja sama secara

kelompok dalam mengkonstruksi pengetahuannya dalam produk nyata (Baker,2011).

Tahapan project-based learning (Ridwan, 2013) dijelaskan sebagai berikut:

48

(5)

Jurnal Pendidikan STKIP Muhammadiyah Enrekang Volume 1 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2548-8201, Jurnal Edumaspul

Gambar 1. Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek

Dari beberapa definisi yang dikemukakan disimpulkan bahwa dalam

pembel-ajaran berbasis proyek, peserta didik diberikan tugas atau proyek yang kompleks,

cukup sulit, lengkap, tetapi realistik dan kemudian diberikan bantuan secukupnya agar

mereka dapat menyelesaikan tugas. Di samping itu, penerapan strategi pembelajaran

berbasis proyek mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab,

kepercayaan diri, dan berpikir kritis dan analitis pada peserta didik, sehingga

pembelajaran yang dilalui oleh peserta didik menjadi sebuah pembelajaran yang

bermakna dan akhirnya kemandirian belajar dan hasil belajar meningkat.

49

Peserta didik mengidentifikasi permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik yang dikaji. Pertanyaan juga dapat diajukan oleh guru .

Kelompok membuat rencana proyek terkait dengan penyelesaian permasalahan yang diidentifikasi

Kelompok membuat proyek atau karya dengan mamahami konsep atau prinsip yang terkait dengan materi pelajaran

(6)

Jurnal Pendidikan STKIP Muhammadiyah Enrekang Volume 1 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2548-8201, Jurnal Edumaspul

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas

yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar melalui

pembelajaran berbasis proyek pada kelas IX.A MTs. YMPI Rappang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Clasrsroom Action

Research). Tindakan yang dilakukan setiap siklus adalah pembelajaran berbasis

proyek dengan tahapan pelaksanaan meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

observasi, (4) refleksi, yang selanjutnya tahapan-tahapan tersebut dirangkai dalam

dua siklus kegiatan dengan jumlah peserta didik 35 orang yang terdiri dari 6 laki-laki

dan 29 perempuan MTs YMPI Rappang.

Faktor-fakor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor input, yaitu dengan melihat kemampuan awal peserta didik yang

diperoleh dari data guru, kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran,

model atau metode mengajar guru dan faktor-faktor penyebab rendahnya kualitas

pembelajaran.

(7)

51

2. Faktor proses, yaitu dengan melihat kemandirian belajar matematika peserta

didik selama pelaksanaan pembelajaran.

3. Faktor output, yaitu untuk melihat peningkatan kemandirian dan hasil belajar

peserta didik terhadap pembelajaran berbasis proyek.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi tindakan oleh

guru, aktivitas peserta didik dan observasi kemandirian belajar peserta didik serta tes

diakhir siklus untuk mengetahui kemajuan belajar peseta didik. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang menggambarkan

peningkatan hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik dengan

menggunakan pembelajaran berbasis proyek..

2. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar peserta didik

dan perolehan skor kemandirian belajar peserta didik dengan menggunakan

pembelajaran berbasis proyek.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dimaksud adalah hasil observasi dan hasil tes belajar yang

diperoleh pada siklus I dan siklus II. Data yang diperoleh yaitu data hasil belajar

peserta didik, aktivitas peserta didik, hasil observasi keterlaksanaan tindakan oleh

(8)

52

SIKLUS I

a. Hasil Observasi Keterlaksanaan Tindakan oleh Guru

Tabel 1. Hasil Observasi Terhadap Keterlaksanaan Tindakan oleh Guru Siklus I Pertemuan Ke- Persentase Kategori

1 68,89% Cukup

2 68,89 % Baik

3 80,00 % Baik

4 77,78 % Baik

5 84,44 % Sangat Baik

Rata-rata 76,00 % Baik

Dari tabel diatas terlihat bahwa keterlaksanaan pembelajaran berbasis proyek

yang diadakan peneliti menghasilkan persentase rata-rata 76,00%. Hal ini berarti

keterlaksanaan pembelajaran berbasis proyek tersebut masuk dalam kategori “Baik”.

Sehingga guru berhasil menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan tepat.

b. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik

Tabel 2. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik pada Siklus I Pertemuan Ke- Persentase (%) Kategori

1 55.11 Aktifitas Cukup

2 57.33 Aktifitas Cukup

3 59.94 Aktifitas cukup

4 64.70 Aktifitas Baik

5 62.79 Aktifitas Baik

Rata-Rata 59.97 Aktifitas cukup

Hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik selama pembelajaran

(9)

53

terdapat 23 orang yang kriterianya cukup, 12 orang yang kriterianya baik. Rata-rata

aktivitas peserta didik pada siklus I adalah 59.97 %, Hal ini berarti kelas IX.A dapat

dikatakan tidak aktif dan termasuk dalam kategori aktivitas cukup.

c. Hasil Kemandirian Belajar Peserta Didik

Hasil observasi terhadap kemandirian belajar peserta didik selama

pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3. Persentase Hasil Kemandirian Belajar pada Siklus I

Skor

Persentase

Indikator

PD T. Jawab Inisiatif Disiplin

0 12.07 13.21 14.39 5.21

1a 26.49 23.64 27.77 30.49

1b 25.92 26.53 21.92 15.57

2 35.5

2 36.62 35.91 48.73

d. Hasil Belajar Peserta Didik

Tabel 4. Hasil Tes Siklus 1

Jumlah nilai : 2.687 Jumlah peserta didik yg

dites : 35 Orang

Rata-rata : 76.77 Tuntas : 23 Orang

Nilai maksimun : 90 Remedial : 12 Orang

(10)

54

Standar deviasi : 6 Dibawah rata-rata : 15 Orang

Prentase Ketuntasan klasikal : 65.71

Hasil belajar peserta didik pada Tes I menunjukkan terdapat 23 orang yang

nilainya ≥ 75 dan 12 orang yang nilainya dibawah 75. Persentase banyaknya peserta

didik yang mencapai nilai KKM (≥ 75) adalah 65,71%. Persentase ini menunjukkan

bahwa jumlah peserta didik yang mencapai nilai KKM kurang dari 85%, sehingga

pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada siklus I dikatakan kurang berhasil.

SIKLUS II

e. Hasil Observasi Keterlaksanaan Tindakan oleh Guru

Tabel 5. Hasil Observasi Terhadap Keterlaksanaan Tindakan oleh Guru Siklus II

Pertemuan Ke- Persentase Kategori

1 86,67 % Sangat baik

2 84,44 % Sangat baik

3 93,33 % Sangat baik

4 95,56 % Sangat baik

Rata-rata 90.00 % Sangat baik

Tabel 5 menunjukkan bahwa keterlaksanaan tindakan guru pada pembelajaran

berbasis proyek menghasilkan rata-rata persentase 90,00 %. Hal ini berarti

keterlaksanaan pembelajaran berbasis proyek tersebut masuk dalam kategori “Sangat

baik”. Sehingga peneliti berhasil menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan

tepat.

(11)

55

Tabel 6. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik pada Siklus II Pertemuan Ke- Persentase (%) Kategori

1 77,40 Aktifitas Baik

2 82,54 Aktifitas Sangat Baik

3 79,81 Aktifitas Sangat Baik

4 83,75 Aktifitas Sangat Baik

Rata-rata 80,87 Aktifitas sangat baik

Hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik selama pembelajaran

matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek yang berjumlah 35

peserta didik, terdapat 23 orang yang kriteria aktivitasnya baik dan 12 orang yang

kriteria aktivitas sangat baik dan rata-rata aktifitas peserta didik pada siklus II adalah

80,87 %. Hal ini berarti 100% peserta didik aktif, sehingga kelas IX.A dapat

dikatakan aktif.

g. Hasil Kemandirian Belajar Peserta Didik

Hasil observasi terhadap kemandirian peserta didik selama pembelajaran

matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek adalah pada

kelas IX.A disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 7. Persentase Hasil Kemandirian Belajar pada Siklus II

Skor

Persentase

Indikator

PD T. Jawab Inisiatif Disiplin

0 0.00 0.00 0.00 0.00

(12)

56

1b 9.54 8.83 12.48 1.49

2 82.34 82.38 77.14 90.37

Untuk setiap indikator yang diamati dapat disimpulkan bahwa dari siklus I ke

siklus II terjadi penurunan persentase jumlah peserta didik yang mendapat skor 0,

1a,1b dan peningkatan persentase jumlah peserta didik yang mendapat skor 2.

h. Hasil Belajar Peserta Didik

Tabel 8. Hasil Tes Siklus II

Jumlah nilai : 2.797 Jumlah peserta didik yg

dites : 35 Person

Rata-rata : 79.91 Tuntas : 32 Person

Nilai maksimun : 92 Remedial : 3 Person

Nilai minimum : 70 Diatas rata-rata : 20 Person

Standar deviasi : 5 Dibawah rata-rata : 15 Person

Persentase : 91.43

Hasil belajar peserta didik pada Tes II menunjukkan terdapat 32 orang yang

nilainya ≥ 75 dan 3 orang yang nilainya dibawah 75. Sehingga persentase banyaknya

peserta didik yang tuntas (nilai minimal 75) dalam mengerjakan soal Tes II adalah

91,43%. Rata-rata hasil belajar peserta didik pada siklus II adalah 79,91. Hal ini

berarti pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada siklus II dikatakan berhasil

dan terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IX.A.

Tabel 9. Perbandingan Perolehan Nilai Pada Siklus I, dan Siklus II.

Nilai Siklus I Siklus II

(13)

57

Pembahasan

Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada penelitian ini yaitu

memaparkan topik yang akan dikaji, kelompok membuat rencana proyek, kelompok

membuat proyek, presentasi atau pameran atas pekerjaan yang dihasilkan peserta

didik. Pada siklus I, sebelum melakukan pembelajaran berbasis proyek di kelas IX.A,

peneliti membagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil secara heterogen.

Masing-masing kelompok terdiri atas 5 sampai 6 orang yang berkemampuan tinggi,

sedang dan rendah. Berdasarkan hasil pembagian kelompok ini, maka pada saat

pembelajaran terdapat 6 kelompok. Pembagian kelompok dimaksudkan agar peserta

didik dapat berbagi informasi atau pengetahuan dengan cara berdiskusi dan saling

bekerja sama dalam satu kelompok dan pembagian kelompok juga adalah proses

adaptasi untuk mengenal semua teman kelasnya.

Langkah selanjutnya adalah meminta peserta didik bergabung dengan anggota

kelompoknya untuk mendiskusikan LKPD dan lembar kerja proyek yang dibagikan

oleh guru. Peserta didik melakukan pembagian tugas diantara anggota kelompoknya

seperti ketua kelompok dan sekertaris kelompok. Setelah itu guru dan peserta didik

membicarakan pemilihan aktivitas, waktu maksimal yang direncanakan, sangsi yang

dijatuhkan pada pelanggaran aturan main, tempat pelaksaan proyek, dan hal-hal yang

(14)

58

yang menyelesaikan tugas lebih awal mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok

yang menyelesaikan tugas dengan benar diberikan penghargaan.

Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa dengan diterapkannya pembelajaran

berbasis proyek, kemandirian belajar peserta didik kelas IX.A MTs YMPI Rappang

mengalami peningkatan. Perubahan tersebut antara lain: a) peserta didik mau

memperhatikan penjelasan guru, b) berani mengerjakan soal di depan kelas tanpa

ditunjuk oleh guru, c) peserta didik aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, d) peserta

didik mau mengeluarkan pendapatnya, e) peserta didik memperhatikan temannya

yang mepresentasikan jawabannya di depan kelas, f) peserta didik aktif memberikan

tanggapan atas jawaban temannya, g) peserta didik fokus pada tugas yang diberikan

guru sehingga tidak melakukan aktivitas lain, seperti bermain atau bersenda gurau

dengan temannya.

Pada siklus I Dari 35 peserta didik terdapat 23 orang yang kriteria aktivitasnya

cukup dan 12 orang yang kriteria aktivitasnya baik. Hal ini berarti terdapat 59.97 %

peserta didik yang kriteria aktivitasnya cukup, sehingga kelas kelas IX.A dapat

dikatakan tidak aktif. Pada siklus II semua peserta didik keaktifannya termasuk dalam

kriteria baik dan sangat baik, sehingga kelas IX.A dapat dikatakan aktif. Rata-rata

keaktifan peserta didik kelas kelas IX.A adalah 80,87% dan termasuk dalam kategori

sangat baik. Sehingga rata-rata keaktifan belajar peserta didik pada siklus II

mengalami peningkatan sebesar 20,90% dibandingkan rata-rata keaktifan belajar

(15)

59

Sedangkan kemandirian belajar peserta didik pada siklus I kurang optimal. Ini

terlihat dari hasil pengamatan observer tentang kemandirian belajar pada siklus I pada

tiap indikator frekuensi peserta didik yang memperoleh skor 0, 1a dan 1b lebih

banyak dibandingkan dengan frekuensi peserta didik yang memperoleh nilai 2. Dari

nilai rata-rata hasil belajar dan hasil observasi kemandirian belajar peserta didik pada

siklus I tersebut maka indikator keberhasilan dari peneliti belum tercapai yaitu nilai

rata-rata hasil belajar ≥ 75 dan ketuntasan klasikal ≥ 85%, sehingga perlu diadakan

siklus II.

Peningkatan hasil belajar matematika peserta didik dalam penelitian ini

ditunjukkan oleh nilai tes peserta didik setelah proses pembelajaran pada akhir siklus.

Hasil belajar matematika peserta didik dikatakan meningkat jika nilai tes siklus I

lebih tinggi dari nilai ulangan harian III, nilai tes siklus II lebih tinggi dari nilai tes

siklus I serta minimal 85% dari banyaknya peserta didik mencapai KKM ( ≥ 75).

Hasil tes siklus I pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran

berbasis proyek menunjukkan rata-rata nilai peserta didik adalah 76,77. Nilai

tertinggi pada tes siklus I ini adalah 90.

Pelaksanaan pada siklus II sudah berlangsung optimal, ini bisa dilihat dari

peningkatan perolehan nilai rata-rata yaitu sebesar 79,91 dengan ketuntasan klasikal

sebesar 91,43% dan peningkatan persentase kemandirian belajar peserta didik yang

telah tercapai karena pada tiap indikator frekuensi peserta didik yang memperoleh

skor 2 lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi peserta didik yang memperoleh

(16)

60

Adapun untuk perbandingan perolehan nilai antar siklus I, dan siklus II bahwa

hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik meningkat dan sudah mencapai

indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu kemandirian belajar

mengalami peningkatan frekuensi peserta didikyang memperoleh skor 2 dan

mengalami penurunan frekuensi pada skor 0, 1a, dan 1b , ketuntasan belajar individu

≥ 75 dan ketuntasan klasikal ≥ 85% sehingga siklus II dipandang sudah cukup. Dan

ternyata dengan penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan

kemandirian dan hasil belajar peserta didik kelas IX.A MTs YMPI Rappang pada

tahun pelajaran 2016/ 2017.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis

proyek yang dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar peserta didik

dilaksanakan melalui 5 tahap, yaitu 1) guru memaparkan topik yang akan dikaji,

tujuan belajar, motivasi, dan kompetensi yang akan dicapai 2) peserta didik

mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan topik yang dikaji, 3) kelompok

membuat rencana proyek 4) kelompok membuat proyek, 5) mempersentasikan hasil

kerja proyek, dan 6) pemberian penghargaan.

(17)

61

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan dalam penelitian tindakan

kelas ini maka disarankan sebagai berikut: (1) guru dapat menggunakan pembelajaran

berbasis proyek sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran di kelas, (2) guru

dapat mencoba menggunakan pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan lain

untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika, (3) penerapan

pembelajaran berbasis proyek memerlukan waktu yang cukup banyak, sehingga guru

harus mampu mengorganisasikan waktu dengan baik, (4) dalam pembelajaran guru

harus meningkatkan kemandirian belajar kepada peserta didik agar peserta didik lebih

aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan keaktifan peserta didik lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Baker,Trigg, Otto, Tudor, Fergusson. 2001.Project-Based Learning Model, Ralevant Learning for the 21st Century.Pacific Education Institute (www. pacificeducationinstitute.org). Diakses tanggal 12 Januari 2017.

Churchill, D. 2001.Teaching: Making a Difference. Australia: John Wiley & Sons Publishing.

Ridwan, 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Warsono & Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

(18)

62

BIODATA PENULIS 1

A IDENTITAS PRIBADI

1 Nama Lengkap PUTRIYANI S, S. Pd., M. Pd 2 Tempat Tanggal Lahir Pangkajene, 6 Nopember 1990

3 Email putriyani49@gmail.com

4 No HP 082386049626

B IDENTITAS PROFESI

1 NIP

-2 NIDN 0906119001

3 Asal Instansi STKIP Muhammadiyah Enrekang

4 Alamat Instansi Jalan Jend. Sudirman No. 17 Enrekang

5 Kab/Kota Kab. Enrekang

6 Provinsi Sulawesi Selatan

7 No Telp Instansi (0420) 22287

8 Lama mengajar 1 Tahun

9 Pengalaman Seminar/Konferensi/Pertemuan Ilmiah

Kegiatan Sebagai

Course on Differentiated Instruction for Senior High School Mathematics Teacher by SEAMEO QITEP in Mathematics (2016)

Peserta

International Conference “The Science, Social, Language, and Religion Learning in The 21st Century: The Effective, Active, and Innovative Learning” (2016)

Peserta

Seminar Nasional dengan tema “Integrasi

Pendidikan Karakter dan Pendekatan Neurosains dalam Pembelajaran” (2016)

Peserta

Seminar Nasional dengan tema “Tingkatkan Budaya Baca Menuju Terwujudnya Masyarakat Literasi”

(2016)

Peserta

Pelatihan/ Penataran Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI)

Peserta

Workshop dengan tema " Metode, Model, dan Bentuk Pembelajaran Abad 21"

Pengembangan Perangkat Asesmen Autentik pada Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific Materi

(19)

63

Eksponen dan Logaritma; ISSN 24078530

C IDENTITAS MAKALAH

1 Judul Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Kelas IX. A Mts. YMPI Rappang

(20)

64

BIODATA PENULIS 2

A IDENTITAS PRIBADI

1 Nama Lengkap HASNAWATI, S. Pd., M. Pd

2 Tempat Tanggal Lahir Pinrang, 9 Desember 1980

3 Email jabbar.hasnawati@yahoo.co.id

4 No HP 085398395020

B IDENTITAS PROFESI

1 NIP 19801209 200501 2 014

2 NUPTK 0541758659300014

3 Asal Instansi Mts. YMPI Rappang

4 Alamat Instansi Jalan Angkatan 66 No. 29

5 Kab/Kota Kab. Sidrap

6 Provinsi Sulawesi Selatan

7 No Telp Instansi (0421) 94027

8 Lama mengajar 12 Tahun

9 Pengalaman Seminar/Konferensi/Pertemuan Ilmiah

Kegiatan Sebagai

1 0

Publikasi Ilmiah

Judul Tahun

C IDENTITAS MAKALAH

1 Judul Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Kelas IX. A Mts. YMPI Rappang

Gambar

Tabel 1. Hasil Observasi Terhadap Keterlaksanaan Tindakan oleh Guru Siklus I
Tabel 3. Persentase Hasil Kemandirian Belajar pada Siklus I
Tabel 5. Hasil Observasi Terhadap Keterlaksanaan Tindakan oleh Guru Siklus II
Tabel 6. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik pada Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

perubahan posisi mandibula dengan melihat perubahan posisi pogonion (pog). Pengukuran linear horizontal atau sagital pogonion terhadap sumbu vertikal menunjukkan

Berdasarkan sifat fisik dan mekanik tanah, yaitu kadar air, kohesi, sudut gesek dalam, dan faktor keamanan lereng, litologi, struktur geologi, kemiringan lereng

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan representasi matematis dan konsep diri siswa SMP Negeri 1 Kalibagor. Penelitian ini merupakan penelitian

Berdasarkan penelitian ini bisa diambil suatu kesimpulan bahwa besarnya terpaan tayangan kartun Naruto di televisi terhadap agresivitas anak di SDN Sumber 3 kelas V dan

kondensor HS terhadap kerja kompresi kompresor HS Pada grafik diatas terlihat tren yang cenderung semakin turun, nilai kerja kompresi kompresor high stage turun

Oleh karena adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 30/PUU-XVI/2018 yang dibacakan pada 23 Juli 2019, maka KPU merevisi peraturan terkait pencalonan anggota DPD dengan

Secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan PBL untuk Matakuliah Sastra Bandingan pada mahasiswa Program Studi (S-1) Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas