Jurnal Pendidikan STKIP Muhammadiyah Enrekang Volume 1 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2548-8201, Jurnal Edumaspul
STKIP Muhammadiyah Enrekang, Jalan Jend. Sudirman No. 17 Kab. Enrekang; Email: putriyani49@gmail.com
Hasnawati
Mts. YMPI Rappang, Jalan Angkatan 66 No. 29 Kab. Sidrap; Email: jabbar.hasnawati@yahoo.co.id
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui proses pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar peserta didik kelas IX.A MTs YMPI Rappang (2) Meningkatkan kemandirian belajar peserta didik melalui penerapan pembelajaran berbasis proyek pada peserta didik kelas IX.A pada MTs YMPI Rappang. Penelitian ini menggunakan studi tindakan kelas (classroom action research) pada peserta didik kelas IX.A MTs YMPI Rappang. Penelitian ini menggunakan satu kelas untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek yaitu kelas IX.A yang jumlahnya 35 peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan kemandirian belajar peserta didik meningkat untuk setiap indikator yang diamati karena persentase jumlah peserta didik mengalami peningkatan dengan rata-rata hasil belajar siklus I adalah 76,77 dengan ketuntasan klasikal 65,71%. Sedangkan rata-rata hasil belajar peserta didik pada siklus II adalah 79,91 dengan ketuntasan klasikal 91,43%. Dari tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan kemandirian dan hasil belajar setelah diterapkan pembelajaran berbasis proyek pada peserta didik kelas IX.A MTs. YMPI Rappang
Kata Kunci : pembelajaran berbasis proyek, kemandirian belajar dan hasil belajar.
PENDAHULUAN
Pembaruan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dilingkungan pemerintah
melalui penataan dalam berbagai komponen pendidikan. Tiga isu utama yang
menjadi fokus dalam pembaharuan pendidikan adalah pembaharuan kurikulum,
peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran. Guru sebagai
ujung tombak pelaksanan pendidikan formal di sekolah perlu memiliki pemahaman
yang baik tentang materi serta teknik dan metodologi pembelajaran.
Jurnal Pendidikan STKIP Muhammadiyah Enrekang Volume 1 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2548-8201, Jurnal Edumaspul
Belajar matematika di tuntut ketelitian, kesabaran, dan ketekunan dalam
memahami suatu konsep maupun menyelesaikan suatu permasalahan. Ketelitian,
kesabaran, dan ketekunan merupakan potensi diri yang ada pada setiap peserta didik.
Potensi itulah yang akan membentuk kemandirian peserta didik, sehingga peserta
didik memiliki berbagai macam kemandirian, salah satunya yaitu kemandirian
belajar. Kemandirian belajar (self-regulated learning) dapat diartikan sebagai sifat
dan sikap serta kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk melakukan kegiatan
belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai suatu kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya
untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata. Kemandirian dalam
belajar menurut Wedemeyer (1983) dalam Rusman (2013) perlu diberikan kepada
peserta didik supaya mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan
mendisiplinkan dirinya dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan
sendiri.
Berkaitan dengan kemandirian belajar, guru mengamati pada saat pembelajaran
berlangsung, sebagian besar peserta didik tidak memperhatikan penjelasan guru.
Peserta didik juga tidak membaca buku-buku pelajaran dan tidak mengerjakan LKS
kalau tidak diminta oleh guru. Ketika guru memberikan pekerjaan rumah, peserta
didik tidak mengerjakannya di rumah. Mereka cenderung mengerjakan pekerjaan
rumah di sekolah dan mengandalkan jawaban teman. Peserta didik tidak berani
mengemukakan pendapatnya dan malas bertanya. Keraguan peserta didik dalam
memecahkan permasalahan, karena mereka tidak percaya akan kemampuan sendiri.
Jurnal Pendidikan STKIP Muhammadiyah Enrekang Volume 1 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2548-8201, Jurnal Edumaspul
Saat guru memberikan tugas untuk mempelajari materi selanjutnya, peserta didik
tampak sekali tidak mempelajari materi yang ditugaskan. Ini menunjukkan peserta
didik belum dapat merancang cara belajar mereka sendiri. Hasilnya peserta didik
menjadi cepat bosan, kurang berkonsentrasi, dan kurang aktif dalam pembelajaran.
Kondisi yang demikian menunjukkan kurangnya kemandirian peserta didik dalam
pembelajaran matematika.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar
matematika tersebut adalah dengan menentukan pendekatan dan metode yang cocok
agar mampu mendorong peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran sesuai
dengan kondisi. Tugas guru di kelas, tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi
harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada
seluruh peserta didik agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan,
gembira, dan penuh semangat sehingga dalam diri peserta didik akan tumbuh
kemandirian belajar dan nantinya hasil belajar matematika meningkat.
Salah satu metode pembelajaran yang tepat diterapkan untuk dapat menciptakan
suasana belajar seperti itu adalah metode pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran Berbasis Proyek adalah metode yang mendorong peserta didik untuk
menjadi lebih aktif dalam kelas dan mampu menerapkan matematika dalam
kehidupan nyatanya. Metode ini membuat peserta didik menjadi produktif karena
peserta didik akan bekerja dalam sebuah proyek. Proyek yang diberikan adalah
proyek yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Proyek ini juga akan menumbuhkan
motivasi bagi peserta didik dalam pembelajaran karena lebih menarik dan lebih nyata.
Jurnal Pendidikan STKIP Muhammadiyah Enrekang Volume 1 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2548-8201, Jurnal Edumaspul
Pembelajaran berbasis proyek sebagai sebuah model pembelajaran yang inovatif
dan menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
Pembelajaran ini berfokus pada konsep-konsep dan prisip-prinsip utama (sentral) dari
suatu disiplin ilmu, melibatkan peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan
tugas-tugas bermakna lainnya, memberi peluang peserta didik bekerja secara otonom
mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncak menghasilkan produk karya yang
bernilai dan realistik (Churchill,2001). Sementara itu Bransfor dan Stein (1993) dalam
Warsono dan Hariyanto (2013) mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek sebagai
pendekatan pengajaran yang komprehensif yang melibatkan peserta didik dalam
kegiatan penyelidikan yang kooperatif dan berkelanjutan.
Lebih lanjut John Thomas (dalam Martinis Yamin, 2012) mendefinisikan
Project-based learning adalah pembelajaran yang memerlukan tugas-tugas
kompleks, didasarkan pada pertanyaan/ masalah menantang yang melibatkan peserta
didik dalam mendesain, memecahan masalah, membuat keputusan, atau
kegiatan investigasi, memberikan peserta didik kesempatan untuk bekerja secara
mandiri selama periode yang lama, dan berujung pada realistis produk
atau presentasi. Model ini memperkenankan peserta didik untuk bekerja sama secara
kelompok dalam mengkonstruksi pengetahuannya dalam produk nyata (Baker,2011).
Tahapan project-based learning (Ridwan, 2013) dijelaskan sebagai berikut:
48
Jurnal Pendidikan STKIP Muhammadiyah Enrekang Volume 1 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2548-8201, Jurnal Edumaspul
Gambar 1. Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek
Dari beberapa definisi yang dikemukakan disimpulkan bahwa dalam
pembel-ajaran berbasis proyek, peserta didik diberikan tugas atau proyek yang kompleks,
cukup sulit, lengkap, tetapi realistik dan kemudian diberikan bantuan secukupnya agar
mereka dapat menyelesaikan tugas. Di samping itu, penerapan strategi pembelajaran
berbasis proyek mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab,
kepercayaan diri, dan berpikir kritis dan analitis pada peserta didik, sehingga
pembelajaran yang dilalui oleh peserta didik menjadi sebuah pembelajaran yang
bermakna dan akhirnya kemandirian belajar dan hasil belajar meningkat.
49
Peserta didik mengidentifikasi permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik yang dikaji. Pertanyaan juga dapat diajukan oleh guru .
Kelompok membuat rencana proyek terkait dengan penyelesaian permasalahan yang diidentifikasi
Kelompok membuat proyek atau karya dengan mamahami konsep atau prinsip yang terkait dengan materi pelajaran
Jurnal Pendidikan STKIP Muhammadiyah Enrekang Volume 1 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2548-8201, Jurnal Edumaspul
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas
yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar melalui
pembelajaran berbasis proyek pada kelas IX.A MTs. YMPI Rappang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Clasrsroom Action
Research). Tindakan yang dilakukan setiap siklus adalah pembelajaran berbasis
proyek dengan tahapan pelaksanaan meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
observasi, (4) refleksi, yang selanjutnya tahapan-tahapan tersebut dirangkai dalam
dua siklus kegiatan dengan jumlah peserta didik 35 orang yang terdiri dari 6 laki-laki
dan 29 perempuan MTs YMPI Rappang.
Faktor-fakor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor input, yaitu dengan melihat kemampuan awal peserta didik yang
diperoleh dari data guru, kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran,
model atau metode mengajar guru dan faktor-faktor penyebab rendahnya kualitas
pembelajaran.
51
2. Faktor proses, yaitu dengan melihat kemandirian belajar matematika peserta
didik selama pelaksanaan pembelajaran.
3. Faktor output, yaitu untuk melihat peningkatan kemandirian dan hasil belajar
peserta didik terhadap pembelajaran berbasis proyek.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi tindakan oleh
guru, aktivitas peserta didik dan observasi kemandirian belajar peserta didik serta tes
diakhir siklus untuk mengetahui kemajuan belajar peseta didik. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang menggambarkan
peningkatan hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik dengan
menggunakan pembelajaran berbasis proyek..
2. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar peserta didik
dan perolehan skor kemandirian belajar peserta didik dengan menggunakan
pembelajaran berbasis proyek.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dimaksud adalah hasil observasi dan hasil tes belajar yang
diperoleh pada siklus I dan siklus II. Data yang diperoleh yaitu data hasil belajar
peserta didik, aktivitas peserta didik, hasil observasi keterlaksanaan tindakan oleh
52
SIKLUS I
a. Hasil Observasi Keterlaksanaan Tindakan oleh Guru
Tabel 1. Hasil Observasi Terhadap Keterlaksanaan Tindakan oleh Guru Siklus I Pertemuan Ke- Persentase Kategori
1 68,89% Cukup
2 68,89 % Baik
3 80,00 % Baik
4 77,78 % Baik
5 84,44 % Sangat Baik
Rata-rata 76,00 % Baik
Dari tabel diatas terlihat bahwa keterlaksanaan pembelajaran berbasis proyek
yang diadakan peneliti menghasilkan persentase rata-rata 76,00%. Hal ini berarti
keterlaksanaan pembelajaran berbasis proyek tersebut masuk dalam kategori “Baik”.
Sehingga guru berhasil menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan tepat.
b. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik
Tabel 2. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik pada Siklus I Pertemuan Ke- Persentase (%) Kategori
1 55.11 Aktifitas Cukup
2 57.33 Aktifitas Cukup
3 59.94 Aktifitas cukup
4 64.70 Aktifitas Baik
5 62.79 Aktifitas Baik
Rata-Rata 59.97 Aktifitas cukup
Hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik selama pembelajaran
53
terdapat 23 orang yang kriterianya cukup, 12 orang yang kriterianya baik. Rata-rata
aktivitas peserta didik pada siklus I adalah 59.97 %, Hal ini berarti kelas IX.A dapat
dikatakan tidak aktif dan termasuk dalam kategori aktivitas cukup.
c. Hasil Kemandirian Belajar Peserta Didik
Hasil observasi terhadap kemandirian belajar peserta didik selama
pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3. Persentase Hasil Kemandirian Belajar pada Siklus I
Skor
Persentase
Indikator
PD T. Jawab Inisiatif Disiplin
0 12.07 13.21 14.39 5.21
1a 26.49 23.64 27.77 30.49
1b 25.92 26.53 21.92 15.57
2 35.5
2 36.62 35.91 48.73
d. Hasil Belajar Peserta Didik
Tabel 4. Hasil Tes Siklus 1
Jumlah nilai : 2.687 Jumlah peserta didik yg
dites : 35 Orang
Rata-rata : 76.77 Tuntas : 23 Orang
Nilai maksimun : 90 Remedial : 12 Orang
54
Standar deviasi : 6 Dibawah rata-rata : 15 Orang
Prentase Ketuntasan klasikal : 65.71
Hasil belajar peserta didik pada Tes I menunjukkan terdapat 23 orang yang
nilainya ≥ 75 dan 12 orang yang nilainya dibawah 75. Persentase banyaknya peserta
didik yang mencapai nilai KKM (≥ 75) adalah 65,71%. Persentase ini menunjukkan
bahwa jumlah peserta didik yang mencapai nilai KKM kurang dari 85%, sehingga
pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada siklus I dikatakan kurang berhasil.
SIKLUS II
e. Hasil Observasi Keterlaksanaan Tindakan oleh Guru
Tabel 5. Hasil Observasi Terhadap Keterlaksanaan Tindakan oleh Guru Siklus II
Pertemuan Ke- Persentase Kategori
1 86,67 % Sangat baik
2 84,44 % Sangat baik
3 93,33 % Sangat baik
4 95,56 % Sangat baik
Rata-rata 90.00 % Sangat baik
Tabel 5 menunjukkan bahwa keterlaksanaan tindakan guru pada pembelajaran
berbasis proyek menghasilkan rata-rata persentase 90,00 %. Hal ini berarti
keterlaksanaan pembelajaran berbasis proyek tersebut masuk dalam kategori “Sangat
baik”. Sehingga peneliti berhasil menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan
tepat.
55
Tabel 6. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik pada Siklus II Pertemuan Ke- Persentase (%) Kategori
1 77,40 Aktifitas Baik
2 82,54 Aktifitas Sangat Baik
3 79,81 Aktifitas Sangat Baik
4 83,75 Aktifitas Sangat Baik
Rata-rata 80,87 Aktifitas sangat baik
Hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik selama pembelajaran
matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek yang berjumlah 35
peserta didik, terdapat 23 orang yang kriteria aktivitasnya baik dan 12 orang yang
kriteria aktivitas sangat baik dan rata-rata aktifitas peserta didik pada siklus II adalah
80,87 %. Hal ini berarti 100% peserta didik aktif, sehingga kelas IX.A dapat
dikatakan aktif.
g. Hasil Kemandirian Belajar Peserta Didik
Hasil observasi terhadap kemandirian peserta didik selama pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek adalah pada
kelas IX.A disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 7. Persentase Hasil Kemandirian Belajar pada Siklus II
Skor
Persentase
Indikator
PD T. Jawab Inisiatif Disiplin
0 0.00 0.00 0.00 0.00
56
1b 9.54 8.83 12.48 1.49
2 82.34 82.38 77.14 90.37
Untuk setiap indikator yang diamati dapat disimpulkan bahwa dari siklus I ke
siklus II terjadi penurunan persentase jumlah peserta didik yang mendapat skor 0,
1a,1b dan peningkatan persentase jumlah peserta didik yang mendapat skor 2.
h. Hasil Belajar Peserta Didik
Tabel 8. Hasil Tes Siklus II
Jumlah nilai : 2.797 Jumlah peserta didik yg
dites : 35 Person
Rata-rata : 79.91 Tuntas : 32 Person
Nilai maksimun : 92 Remedial : 3 Person
Nilai minimum : 70 Diatas rata-rata : 20 Person
Standar deviasi : 5 Dibawah rata-rata : 15 Person
Persentase : 91.43
Hasil belajar peserta didik pada Tes II menunjukkan terdapat 32 orang yang
nilainya ≥ 75 dan 3 orang yang nilainya dibawah 75. Sehingga persentase banyaknya
peserta didik yang tuntas (nilai minimal 75) dalam mengerjakan soal Tes II adalah
91,43%. Rata-rata hasil belajar peserta didik pada siklus II adalah 79,91. Hal ini
berarti pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada siklus II dikatakan berhasil
dan terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IX.A.
Tabel 9. Perbandingan Perolehan Nilai Pada Siklus I, dan Siklus II.
Nilai Siklus I Siklus II
57
Pembahasan
Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada penelitian ini yaitu
memaparkan topik yang akan dikaji, kelompok membuat rencana proyek, kelompok
membuat proyek, presentasi atau pameran atas pekerjaan yang dihasilkan peserta
didik. Pada siklus I, sebelum melakukan pembelajaran berbasis proyek di kelas IX.A,
peneliti membagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil secara heterogen.
Masing-masing kelompok terdiri atas 5 sampai 6 orang yang berkemampuan tinggi,
sedang dan rendah. Berdasarkan hasil pembagian kelompok ini, maka pada saat
pembelajaran terdapat 6 kelompok. Pembagian kelompok dimaksudkan agar peserta
didik dapat berbagi informasi atau pengetahuan dengan cara berdiskusi dan saling
bekerja sama dalam satu kelompok dan pembagian kelompok juga adalah proses
adaptasi untuk mengenal semua teman kelasnya.
Langkah selanjutnya adalah meminta peserta didik bergabung dengan anggota
kelompoknya untuk mendiskusikan LKPD dan lembar kerja proyek yang dibagikan
oleh guru. Peserta didik melakukan pembagian tugas diantara anggota kelompoknya
seperti ketua kelompok dan sekertaris kelompok. Setelah itu guru dan peserta didik
membicarakan pemilihan aktivitas, waktu maksimal yang direncanakan, sangsi yang
dijatuhkan pada pelanggaran aturan main, tempat pelaksaan proyek, dan hal-hal yang
58
yang menyelesaikan tugas lebih awal mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok
yang menyelesaikan tugas dengan benar diberikan penghargaan.
Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa dengan diterapkannya pembelajaran
berbasis proyek, kemandirian belajar peserta didik kelas IX.A MTs YMPI Rappang
mengalami peningkatan. Perubahan tersebut antara lain: a) peserta didik mau
memperhatikan penjelasan guru, b) berani mengerjakan soal di depan kelas tanpa
ditunjuk oleh guru, c) peserta didik aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, d) peserta
didik mau mengeluarkan pendapatnya, e) peserta didik memperhatikan temannya
yang mepresentasikan jawabannya di depan kelas, f) peserta didik aktif memberikan
tanggapan atas jawaban temannya, g) peserta didik fokus pada tugas yang diberikan
guru sehingga tidak melakukan aktivitas lain, seperti bermain atau bersenda gurau
dengan temannya.
Pada siklus I Dari 35 peserta didik terdapat 23 orang yang kriteria aktivitasnya
cukup dan 12 orang yang kriteria aktivitasnya baik. Hal ini berarti terdapat 59.97 %
peserta didik yang kriteria aktivitasnya cukup, sehingga kelas kelas IX.A dapat
dikatakan tidak aktif. Pada siklus II semua peserta didik keaktifannya termasuk dalam
kriteria baik dan sangat baik, sehingga kelas IX.A dapat dikatakan aktif. Rata-rata
keaktifan peserta didik kelas kelas IX.A adalah 80,87% dan termasuk dalam kategori
sangat baik. Sehingga rata-rata keaktifan belajar peserta didik pada siklus II
mengalami peningkatan sebesar 20,90% dibandingkan rata-rata keaktifan belajar
59
Sedangkan kemandirian belajar peserta didik pada siklus I kurang optimal. Ini
terlihat dari hasil pengamatan observer tentang kemandirian belajar pada siklus I pada
tiap indikator frekuensi peserta didik yang memperoleh skor 0, 1a dan 1b lebih
banyak dibandingkan dengan frekuensi peserta didik yang memperoleh nilai 2. Dari
nilai rata-rata hasil belajar dan hasil observasi kemandirian belajar peserta didik pada
siklus I tersebut maka indikator keberhasilan dari peneliti belum tercapai yaitu nilai
rata-rata hasil belajar ≥ 75 dan ketuntasan klasikal ≥ 85%, sehingga perlu diadakan
siklus II.
Peningkatan hasil belajar matematika peserta didik dalam penelitian ini
ditunjukkan oleh nilai tes peserta didik setelah proses pembelajaran pada akhir siklus.
Hasil belajar matematika peserta didik dikatakan meningkat jika nilai tes siklus I
lebih tinggi dari nilai ulangan harian III, nilai tes siklus II lebih tinggi dari nilai tes
siklus I serta minimal 85% dari banyaknya peserta didik mencapai KKM ( ≥ 75).
Hasil tes siklus I pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran
berbasis proyek menunjukkan rata-rata nilai peserta didik adalah 76,77. Nilai
tertinggi pada tes siklus I ini adalah 90.
Pelaksanaan pada siklus II sudah berlangsung optimal, ini bisa dilihat dari
peningkatan perolehan nilai rata-rata yaitu sebesar 79,91 dengan ketuntasan klasikal
sebesar 91,43% dan peningkatan persentase kemandirian belajar peserta didik yang
telah tercapai karena pada tiap indikator frekuensi peserta didik yang memperoleh
skor 2 lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi peserta didik yang memperoleh
60
Adapun untuk perbandingan perolehan nilai antar siklus I, dan siklus II bahwa
hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik meningkat dan sudah mencapai
indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu kemandirian belajar
mengalami peningkatan frekuensi peserta didikyang memperoleh skor 2 dan
mengalami penurunan frekuensi pada skor 0, 1a, dan 1b , ketuntasan belajar individu
≥ 75 dan ketuntasan klasikal ≥ 85% sehingga siklus II dipandang sudah cukup. Dan
ternyata dengan penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan
kemandirian dan hasil belajar peserta didik kelas IX.A MTs YMPI Rappang pada
tahun pelajaran 2016/ 2017.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis
proyek yang dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar peserta didik
dilaksanakan melalui 5 tahap, yaitu 1) guru memaparkan topik yang akan dikaji,
tujuan belajar, motivasi, dan kompetensi yang akan dicapai 2) peserta didik
mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan topik yang dikaji, 3) kelompok
membuat rencana proyek 4) kelompok membuat proyek, 5) mempersentasikan hasil
kerja proyek, dan 6) pemberian penghargaan.
61
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan dalam penelitian tindakan
kelas ini maka disarankan sebagai berikut: (1) guru dapat menggunakan pembelajaran
berbasis proyek sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran di kelas, (2) guru
dapat mencoba menggunakan pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan lain
untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika, (3) penerapan
pembelajaran berbasis proyek memerlukan waktu yang cukup banyak, sehingga guru
harus mampu mengorganisasikan waktu dengan baik, (4) dalam pembelajaran guru
harus meningkatkan kemandirian belajar kepada peserta didik agar peserta didik lebih
aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan keaktifan peserta didik lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Baker,Trigg, Otto, Tudor, Fergusson. 2001.Project-Based Learning Model, Ralevant Learning for the 21st Century.Pacific Education Institute (www. pacificeducationinstitute.org). Diakses tanggal 12 Januari 2017.
Churchill, D. 2001.Teaching: Making a Difference. Australia: John Wiley & Sons Publishing.
Ridwan, 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta. PT. Bumi Aksara.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Warsono & Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
62
BIODATA PENULIS 1
A IDENTITAS PRIBADI
1 Nama Lengkap PUTRIYANI S, S. Pd., M. Pd 2 Tempat Tanggal Lahir Pangkajene, 6 Nopember 1990
3 Email putriyani49@gmail.com
4 No HP 082386049626
B IDENTITAS PROFESI
1 NIP
-2 NIDN 0906119001
3 Asal Instansi STKIP Muhammadiyah Enrekang
4 Alamat Instansi Jalan Jend. Sudirman No. 17 Enrekang
5 Kab/Kota Kab. Enrekang
6 Provinsi Sulawesi Selatan
7 No Telp Instansi (0420) 22287
8 Lama mengajar 1 Tahun
9 Pengalaman Seminar/Konferensi/Pertemuan Ilmiah
Kegiatan Sebagai
Course on Differentiated Instruction for Senior High School Mathematics Teacher by SEAMEO QITEP in Mathematics (2016)
Peserta
International Conference “The Science, Social, Language, and Religion Learning in The 21st Century: The Effective, Active, and Innovative Learning” (2016)
Peserta
Seminar Nasional dengan tema “Integrasi
Pendidikan Karakter dan Pendekatan Neurosains dalam Pembelajaran” (2016)
Peserta
Seminar Nasional dengan tema “Tingkatkan Budaya Baca Menuju Terwujudnya Masyarakat Literasi”
(2016)
Peserta
Pelatihan/ Penataran Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI)
Peserta
Workshop dengan tema " Metode, Model, dan Bentuk Pembelajaran Abad 21"
Pengembangan Perangkat Asesmen Autentik pada Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific Materi
63
Eksponen dan Logaritma; ISSN 24078530
C IDENTITAS MAKALAH
1 Judul Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Kelas IX. A Mts. YMPI Rappang
64
BIODATA PENULIS 2
A IDENTITAS PRIBADI
1 Nama Lengkap HASNAWATI, S. Pd., M. Pd
2 Tempat Tanggal Lahir Pinrang, 9 Desember 1980
3 Email jabbar.hasnawati@yahoo.co.id
4 No HP 085398395020
B IDENTITAS PROFESI
1 NIP 19801209 200501 2 014
2 NUPTK 0541758659300014
3 Asal Instansi Mts. YMPI Rappang
4 Alamat Instansi Jalan Angkatan 66 No. 29
5 Kab/Kota Kab. Sidrap
6 Provinsi Sulawesi Selatan
7 No Telp Instansi (0421) 94027
8 Lama mengajar 12 Tahun
9 Pengalaman Seminar/Konferensi/Pertemuan Ilmiah
Kegiatan Sebagai
1 0
Publikasi Ilmiah
Judul Tahun
C IDENTITAS MAKALAH
1 Judul Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Kelas IX. A Mts. YMPI Rappang