• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah TRIPUSAT PENDIDIKAN DAN PENGARUH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah TRIPUSAT PENDIDIKAN DAN PENGARUH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TRIPUSAT PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

PESERTA DIDIK

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Sulthon, M. Ag, M. Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Ummi Rohmah (1510310001)

2. Zulfia Kholifah (1510310003)

3. Ismiyatin Nu’ma (1510310005)

4. Silfiya Fatmawati (1510310008)

5. Dwi Syarifatunnisa’ (1510310016)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan

kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogic

berarti bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia

menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang

dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar mencapai tingkat

hidup yang lebih tinggi dalam arti mental.

Anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan

kepada tanggung jawab pendidik. Inti kegiatan pendidikan adalah pemberian

bantuan kepada anak didik dalam rangka mencapai kedewasaan.

Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik tetap hidup di dalam

lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki

Hajar Dewantara lingkungan-lingkungan tersebut meliputi lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat yang disebut dengan

tripusat pendidikan.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari tripusat pendidikan?

2. Bagaimana implementasi pendidikan karakter terhadap tripusat pendidikan?

3. Bagaimana pengaruh tripusat pendidikan terhadap peserta didik?

C.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari tripusat pendidikan.

2. Untuk mengimplementasikan pendidikan karakter terhadap tripusat

pendidikan dalam kehidupan.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Tripusat Pendidikan

Tripusat pendidikan ialah setiap pribadi manusia yang akan selalu berada

dan mengalami perkembangan dalam tiga lingkungan pendidikan.1 Pada garis

besarnya kita mengenal tiga lingkungan pendidikan. Tiga lingkungan

pendidikan ini disebut juga tripusat pendidikan.2 Tripusat pendidikan adalah

tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggarakannya pendidikan yaitu

dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Hal ini juga diungkapkan para tokoh pendidikan, hanya saja ada perbedaan

dalam menentukan ketiga pusat pendidikan tersebut di antaranya; Dr. M. J.

Langeveld mengemukakan tiga macam lembaga pendidikan yaitu keluarga,

negara, dan gereja. Sedangkan Ki Hajar Dewantara mengemukakan tricentra

atau tripusat. Ketiga tripusat itu kini dikenal dengan istilah tripusat pendidikan

yang meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.3

Peran ketiga tripusat itu bervariasi meskipun ketiganya melakukan tiga

kegiatan pokok dalam pendidikan yaitu membimbing, mengajar, dan melatih.

Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yang besar

dalam ketiga kegiatan pendidikan yakni:

1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.

2. Pengajaran dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan.

3. Pelatihan dalam rangka pemahiran keterampilan.4

1 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1985), hlm. 65.

2 Amir Dien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), hlm. 108.

3 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 171-172.

(4)

B.Implementasi Pendidikan Karakter terhadap Tripusat Pendidikan

1. Implementasi Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga

Keluarga menjadi wahana untuk mendidik, mengasuh, dan

mensosialisasikan sesuatu pada anak, mengembangkan kemampuan seluruh

anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik

serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya

keluarga yang sejahtera. Keluarga merupakan aspek penting untuk

menanamkan karakter pada anak sehingga anak mempunyai karakter yang

baik.

Dalam proses pendidikan, sebelum mengenal lingkungan masyarakat

yang luas dan sebelum mendapat bimbingan dari lingkungan sekolah,

seorang anak terlebih dahulu memperoleh bimbingan dari lingkungan

keluarga. Dalam hal ini orang tua berperan sebagai pendidik dan si anak

menjadi peserta didik.

Penanaman nilai-nilai karakter pada anak di lingkungan keluarga dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Religius

Penanaman nilai religius pada anak memerlukan bimbingan yaitu

usaha untuk menuntun, mengarahkan, sekaligus mendampingi anak

dalam hal-hal tertentu, terutama ketika anak merasakan

ketidakberdayaannya atau ketika anak sedang mengalami suatu masalah

yang dirasakannya berat.

b. Jujur

Kejujuran merupakan hal yang penting, namun sedikit orang tua yang

peduli akan kejujuran anaknya. Kejujuran di saat dewasa tak lepas dari

kejujuran yang ditanamkan saat masih kanak-kanak.

c. Toleransi

Toleransi adalah kemampuan seseorang untuk menerima perbedaan

dari orang lain. Orang tua perlu mendidikkan apa artinya toleransi dan

(5)

d. Disiplin

4) Bersikap tegas bukan berarti bersikap kasar baik dalam tindakan fisik

maupun perbuatan.

e. Tanggung Jawab

Pembagian tugas rumah pada anak sangat baik untuk melatih sifat

amanah dan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak.5

2. Implentasi Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah

Pendidikan karakter di lingkungan sekolah bertujuan untuk

meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah

pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik

secara utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan

peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan

pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi

nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku

sehari-hari. Berikut merupakan penjelasan tentang penanaman nilai-nilai

karakter di sekolah:

a. Kerja Keras

Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Seorang pekerja keras

biasanya memiliki sikap kegigihan yang kuat untuk melakukan upaya

dan usaha keras agar bisa menggiringnya untuk meraih cita-citanya.

(6)

Hal ini akan mendorong seseorang untuk bekerja lebih keras dan

belajar lebih giat, serta membuat seseorang tidak takut mencoba lagi

meskipun pernah mengalami kegagalan. Nilai ini tidak diperoleh dengan

sendirinya, karena itu guru-guru di lingkungan sekolah perlu

mengenalkan dan menanamkan nilai ini kepada peserta didik mereka.

b. Kreatif

Kreatif adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu

yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru

yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah. Pengembangan

kreativitas di sekolah menjadi penting agar proses pendidikan

benar-benar dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kreativitas tinggi.

c. Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu pada setiap orang sangatlah penting. Untuk itu, guru

seharusnya bisa memupuk sifat ini pada peserta didik guna merangsang

kreativitas di masa depannya. Rasa ingin tahu memang sudah semestinya

tumbuh sebagai bagian karakter peserta didik. Dengan rasa keingintahuan

yang tinggi, seorang peserta didik akan mempunyai keinginan untuk

selalu belajar tanpa harus dipaksa dan tidak mudah dibodohi, serta ditipu

oleh informasi yang sesat.

d. Gemar Membaca

Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

banyak sekali bermunculan barang-barang elektronik yang dapat

menyajikan hiburan bagi masyarakat. Ada kecenderungan peserta didik

menjadi lebih suka menonton televisi daripada membaca buku mereka.

Jangankan membaca buku, melihatnya saja enggan. Untuk mengisi

waktu luangnya, mereka senang dengan menonton televisi, bermain, atau

menghabiskan waktu dengan dunia maya.

Harus diakui bahwa faktor buku berpengaruh terhadap minat baca

siswa. Banyak koleksi buku dan selalu ada yang baru menjadi

perangsang bagi siswa untuk mau membaca. Akan tetapi, ini bukan

(7)

Faktor pengelolaan, justru menjadi sesuatu yang harus mendapatkan

perhatian serius. Untuk itu, pengelola perpustakaan hendaknya supel dan

ramah dalam melayani pengunjung perpustakaan. Lingkungan

perpustakaan yang menawarkan kenyamanan penting untuk diadakan,

misalnya ruang perpustakaan dipilah menjadi dua bagian, yakni

disediakan tempat untuk peserta didik yang ingin membaca dengan

lesehan dan tempat peserta didik yang bisa membaca dengan duduk.

Dengan demikian, ruang perpustakaan benar-benar termanfaatkan secara

maksimal, terutama agar peserta didik gemar membaca.6

3. Implementasi Pendidikan Karakter di Lingkungan Masyarakat

Masyarakat kita belakangan ini menunjukkan gejala kemerosotan moral

yang amat parah. Oleh karena itu, pilihan untuk menjadikan masyarakat

sebagai pusat pendidikan karakter di samping keluarga dan sekolah tentulah

tepat dan mendesak agar bangsa ini tidak terlalu lama menjadi bangsa yang “sakit” sebelum bertambah parah menjadi “kronis”, yang pada akhirnya membunuh harapan masa depan bangsa kita. Gejala kemerosotan moral di

masyarakat mengindikasikan adanya pergeseran ke arah ketidakpastian jati

diri dan karakter bangsa.

Penanaman nilai-nilai karakter di lingkungan masyarakat dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Cinta Tanah Air

Mengingat pentingnya rasa cinta tanah air ini, sudah semestinya dapat

ditumbuhkembangkan pada setiap warga masyarakat. Berikut beberapa

hal positif yang dapat dikembangkan di lingkungan masyarakat untuk

menumbuhkan rasa cinta tanah air, di antaranya:

1) Menyanyikan lagu kebangsaan pada setiap kegiatan resmi di

lingkungan masyarakat.

2) Mengibarkan bendera merah putih pada momen-momen hari besar

nasional.

6

(8)

3) Memperingati hari besar nasional dengan kegiatan lomba atau pentas

budaya.

b. Bersahabat/Komunikatif

Gotong royong merupakan warisan budaya nenek moyang dan tradisi

positif di tengah masyarakat Indonesia. Budaya gotong royong harus

dipelihara dan dipertahankan di tengah perkembangan gaya hidup

modern dan teknologi saat ini, karena dapat menjadi sarana bagi warga

untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain.

Di dalam gaya modern sekarang ini, kecenderungan gotong royong

berkurang karena semua dimudahkan oleh kemajuan teknologi yang ada.

Dengan demikian, kecenderungan gaya hidup individual, tidak peduli

terhadap lingkungan sekitar yang muncul. Untuk itulah, budaya gotong

royong harus dijaga dan dipertahankan.

c. Cinta Damai

Situasi dan kondisi aman, tertib, serta tenteramnya kehidupan

masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses

pembangunan nasional dalam tercapainya tujuan nasional, ditandai

dengan terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta

terbinanya ketentuan yang mengandung kemampuan dan kekuatan

masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala

bentuk pelanggaran hukum, dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang

meresahkan masyarakat.

d. Peduli Lingkungan

Kepedulian lingkungan perlu ditumbuhkan di kalangan masyarakat.

Seperti dapat dimafhumi, semakin berkembangnya zaman dan teknologi,

lingkungan adalah salah satu yang mengalami dampak buruk. Hutan

misalnya, banyak hutan yang ditebangi secara liar. Padahal, hutan

memiliki banyak manfaat untuk kita semua. Dengan demikian,

kepedulian masyarakat pada lingkungan termasuk hutan dalam hal ini

(9)

Untuk itu, baik pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan, dan

lain-lain hendaknya dapat secara kontinyu mensosialisasikan pentingnya

kepedulian terhadap lingkungan ini.

e. Peduli Sosial

Kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat penting untuk terus menerus

diadakan. Melalui kegiatan-kegiatan sosial tersebut diharapkan dapat

menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap sesama. Ini penting

karena seperti yang kita saksikan, kepedulian masyarakat terhadap

sesamanya sudah sangat menurun dan budaya gotong royong yang

selama ini dibanggakan, ternyata sudah tinggal semboyan.7

C.Pengaruh Tripusat Pendidikan terhadap Peserta Didik

Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sebenarnya dipengaruhi oleh

faktor hereditas, lingkungan proses tumbuh kembang, dan fitroh. Khusus

lingkungan terkait dengan tripusat pendidikan itulah yang paling menentukan

baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersamaan. Ketiga poros kegiatan

utama pendidikan (mengajar, membimbing, dan melatih) peranan ketiganya

bervariasi.

Peningkatan kontribusi setiap pusat pendidikan diharapkan saling

memberikan dukungan yang serasi dan seimbang. Lingkungan keluarga akan

mendukung adanya kesuksesan pendidikan di sekolah, sedang pendidikan

sekolah secara langsung maupun tidak langsung membantu mengembangkan

pengetahuannya sehingga akan berguna dalam memperluas pengetahuan anak

untuk dapat memahami peran dan tanggung jawab anak di sekolah, memahami

peran pentingnya orang tua, memahami pentingnya mengikuti perintah dan

larangan orang tua tentang segala sesuatu yang terjadi dalam pendidikan

keluarga.

7

(10)

Pendidikan dalam keluarga dan sekolah secara langsung akan membawa

kontribusi terhadap polarisasi pendidikan dalam masyarakat. Apa yang

diajarkan dalam masyarakat mengenai aturan norma-norma yang dijunjung

tinggi masyarakat akan dipatuhi dan ditaati oleh warganya karena anak sudah

dibiasakan dalam pendidikan keluarga dan sekolah. Karena apa yang

dibudayakan dalam sekolah sebenarnya adalah nilai-nilai budaya yang

berkembang dalam masyarakat.

Pribadi anak sebagai jati diri berkembang melalui bimbingan dan asuhan

dalam keluarga oleh kedua orang tuanya dan dilanjutkan bimbingan dari guru

di sekolah. Hubungan antara siswa dan guru di sekolah juga akan

mengembangkan kepribadian anak sebagai lanjutan dari kepribadian yang

sudah dibentuk oleh orang tuanya dalam keluarga.

Sekolah menjalankan tugas mengajar, mendidik, dan membimbing, serta

melatih melalui guru yang memiliki fungsi berbeda-beda namun secara tidak

langsung akan membentuk anak yang cerdas, terampil, berbudi pekerti yang

baik, dan berkepribadian yang sehat. Melalui pengajaran akan meningkatkan

pengetahuan anak agar potensi kecerdasannya berkembang baik melalui

stimulus-stimulus ilmu pengetahuan yang bermacam-macam. Sedang mendidik

dan membimbing lebih menanamkan nilai-nilai yang baik yang harus dimiliki

anak, nilai-nilai ini akan membentuk sikap dan perilaku yang baik yang sesuai

dengan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah sehingga dengan nilai tersebut

akan membentuk pribadi yang sopan dan berbudi pekerti yang luhur. Selain

membekali anak dengan kecerdasan, kepintaran, dan budi pekerti, sekolah

sebagai lembaga pendidikan yang formal juga membekali

keterampilan-keterampilan yang berguna dalam kehidupan anak di kemudian hari agar anak

dapat hidup di masyarakat dengan keterampilan yang dimilikinya itu. Oleh

sebab itu, sekolah melatih bakat-bakat khusus yang dimiliki anak yang dengan

bakat tersebut berguna dalam hidupnya.8

8

(11)

BAB III

PENUTUP

A.Simpulan

Tripusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas

terselenggarakannya pendidikan yaitu dalam keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Dalam proses pendidikan, sebelum mengenal lingkungan

masyarakat yang luas dan sebelum mendapat bimbingan dari lingkungan

sekolah, seorang anak terlebih dahulu memperoleh bimbingan dari lingkungan

keluarga. Dalam hal ini orang tua berperan sebagai pendidik dan si anak

menjadi peserta didik. Penanaman nilai-nilai karakter pada anak di lingkungan

keluarga yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, dan bertanggung jawab.

Penanaman nilai-nilai karakter di sekolah, yaitu kerja keras, kreatif, rasa

ingin tahu, dan gemar membaca. Sedangkan penanaman nilai-nilai karakter di

lingkungan masyarakat, yaitu cinta tanah air, bersahat/komunikatif, cinta

damai, peduli lingkungan, dan peduli sosial.

Pendidikan dalam keluarga dan sekolah secara langsung akan membawa

kontribusi terhadap polarisasi pendidikan dalam masyarakat. Apa yang

diajarkan dalam masyarakat mengenai aturan norma-norma yang dijunjung

tinggi masyarakat akan dipatuhi dan ditaati oleh warganya karena anak sudah

dibiasakan dalam pendidikan keluarga dan sekolah. Karena apa yang

dibudayakan dalam sekolah sebenarnya adalah nilai-nilai budaya yang

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Indrakusuma, Amir Dien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Suwarno. 1985. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.

Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sulthon. 2011. Ilmu Pendidikan. Kudus: Nora Media Enterprise.

Sumber Internet

Erviana zk, http://ervianazk.blogspot.com/2013/06/tripusat-pendidikan.html,

Referensi

Dokumen terkait

Ukuran yang lebih kecil lagi yaitu 1-3 mikron akan menempel di permukaan atau selaput lendir paru-paru mulai dari bronkiolus sampai alveoli sedangkan ukuran kurang dari 1 mikron

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan terhadap responden yakni karyawan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Jember terdapat empat kesimpulan yakni:

HASIL PENILAIAN PLPG KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2012, MAPEL MATEMATIKA RAYON 142, UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA.. Keterangan : L = LULUS M

budaya organisasi yang efektif dan adaptif terhadap kondisi lingkungan bisnis kerajinan rotan, yakni kreatif dan berani membuat keputusan, selalu berorientasi kepada

(2014) pembentukan portofolio optimal pada saham-saham yang tergabung dalam Indeks LQ 45 periode tahun 2011- 2013 dengan menggunakan Model Indeks Tunggal menemukan bahwa

Insentif Bagi Tenaga Kesehatan dalam rangka Penugasan Khusus di Puskesmas

Asuhan keperawatan pasien DM 100’ LCD, Laptop, whiteboard Objective test AD Memahami asuhan keperawatan klien dengan Hipo/hiperfungsi kortek adrenal Setelah mengikuti

Penelitian cross sectional adalah penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat