• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUALANGAN KESEJARAHAN DALAM DUA NOVEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PETUALANGAN KESEJARAHAN DALAM DUA NOVEL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PETUALANGAN KESEJARAHAN DALAM DUA NOVEL DAN BROWN: SEBUAH PENDEKATAN MIMETIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiksi, yang Diampu oleh Prof. Dr. Burhan Nurgiyantoro, M.Pd. Tahun 2013

Oleh

Rony Kurniawan Pratama 11201244043

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)

A. Pendahuluan

Sejatinya, karya fiksi merupakan dunia dalam kata. Karya fiksi diciptakan oleh manusia dengan menggunakan segenap kreativitas estetisnya. Proses kreatif itulah yang menjadikan pengarang karya fiksi, “menelurkan” segenap gagasan, ide, maupun pemikirannya dalam setiap kata-kata. Oleh karenanya, melalui media bahasa itulah pengarang menyampaikan “pesan moral” yang dikandung oleh karya fiksi itu kepada pembaca.

Banyaknya karya fiksi yang dihasilkan oleh pengarang, menuntut para akademisi, kritikus karya sastra, ataupun pembaca pada umumnya untuk melakukan sebuah usaha pengkajian fiksi. Sebab, pesan atau substansi yang terkandung dalam karya fiksi, haruslah tersampaikan secara baik kepada pembaca, sehingga pembaca dapat menyerap pesan yang disampaikan kepada pengarang melalui karya fiksi itu sendiri. Dengan demikian, usaha pengkajian fiksi itu sangat perlu demi membantu untuk mengetahui pesan yang terkandung dalam karya fiksi secara komprehensif.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengkaji tentang dua novel karya Dan Brwon yang berjudul The da Vinci Code dan Angels and Demons. Novel yang mendapatkan legitimasi publik sebagai novel best

seller tersebut, pernah “mengguncangkan” iman Kristiani. Selain itu, Dan

Brown juga menyisipkan kalimat dalam pembuka novelnya dengan, “Semua referensi mengenai benda-benda seni, beberapa makam, terowongan, dan arsitektur di Roma adalah betul-betul nyata (tepat sesuai dengan tempatnya) dan dapat disaksikan hingga kini. Persaudaraan Illuminati juga nyata” (Angels and Demons). Sedangkan di dalam pembukaan novel (The da Vinci Code), tertulis “Semua deskripsi karya seni, arsitektur, dokumen, dan ritus rahasia dalam novel ini adalah akurat”.

(3)

ingin mengkaji secara komprehensif tentang petualangan sejarah, fakta

historis sisa-sisa peninggalan arsitektur, ritus rahasia pada lintasan abad abad kegelapan, abad pertengahan, maupun zaman renaisans, dalam novel Dan Brown.

B. Landasan Teori

1. Pendekatan Pengkajian Sastra

Karakteristik karya sastra yang bersifat multidimensional, menarik pembaca atau pengkaji karya sastra untuk memfokuskan perhatiannya pada aspek-aspek tertentu saja. Aspek-aspek tertentu yang dimaksudkan adalah tentang estetika, psikologi, masyarakat, dan sebagainya. Dengan demikian, untuk mempermudah mengkaji sebuah karya sastra yang bersifat multidimensional itu, perlu adanya sebuah pendekatan.

Seiring dengan perkembangan pendekatan karya sastra dari masa ke masa yang cenderung maju, tetapi secara garis besar pendekatan pengkajian sastra itu menurut Abrams (1981) dasarnya

yaitu, (1) mimetik, (2) ekspresif, (3) pragmatik, dan (4) objektif. Akan tetapi, dari keempat pendekatan pengkajian sastra tersebut mengalami perkembangan hingga muncul pendekatan struktural, resepsi sastra, semiotik, moral, psikologi sastra, dan sosiologi sastra.

2. Pendekatan Mimetik

Karya sastra dikenal sebagai dunia dalam kata. Adanya realitas atau kenyataan dalam karya sastra itu, adalah sebuah kencenderungan pengarang dalam proses kreatif untuk membangun dunia dalam kata. Pendekatan yang mengkaji tentang karya sastra sebagai tiruan kehidupan yang nyata disebut sebagai pendekatan mimetik.

(4)

dilontarkan oleh Plato dan Aristoteles terhadap karya sastra (Pradopo,

1994).

Menurut pendapat Plato (via Luxembrug dkk, 1984) karena karya seni dan sastra hanya menyajika mimesis (tirauan) dari kenyataan, maka nilai karya seni lebih rendah dari kenyataan. Berbeda halnya dengan Aristoteles (via Luxembrug dkk, 1984) melihat mimesis yang dilakukan para seniman tidak berarti semata-mata menjiplak kenyataan, melainkan merupakan sebuah proses kreatif. Artinya, sambil berdasar pada kenyataan, penyair menciptakan kembali kenyataan secara kreatif.

Ketika mengimplementasikan pendekatan mimetik dalam mengkaji dan memahami karya sastra, dibutuhkan data yang akurat serta berrelevansi dengan realitas yang ada di luar karya sastra. Karena pendekatan mimetik menghubungkan karya sastra dengan realitas, maka muncullah berbagai anggapan mengenai karya sastra. Karya sastra itu sendiri dianggap sebagai refleksi atau cermin realitas.

C. Petualangan Kesejarahan dalam Dua Novel Dan Brown: Sebuah Pendekatan Mimetik

1. Ke Dua Novel Dan Brown dan Realitas Historis

Dan Brown dikenal sebagai penulis novel detektif. Kedua Novelnya yang berjudul Angels & Demons dan The da Vinci Code, merupakan bukti otentik fiksi yang sekaligus terdapat unsur-unsur fakta. Karya Dan Brown ini tak ubahnya seperti penelitian empiris yang dibalut dengan cerita fiksi. Sebab, setting tempat, bangunan arsitektur, serta dasar historis yang diuraikan dalam novelnya, benar-benar ada.

(5)

tempatnya) dan dapat disaksikan hingga kini. Persaudaraan Illuminati

juga nyata”. Sedangkan di dalam pembukaan novel (The da Vinci Code), tertulis “Semua deskripsi karya seni, arsitektur, dokumen, dan ritus rahasia dalam novel ini adalah akurat”.

Melihat realitas yang demikian, ke dua novel Dan Brown tersebut dapat pula disebut sebagai “novel petualangan sejarah”. Karena pijakan logika cerita, setting tempat, sosial, maupun waktu di dalam novelnya, dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu bukti empirisnya adalah persaudaraan Illuminati, Freemason, Opus Dei, serta ritus-ritus rahasia yang seringkali dilakukan oleh kelompok misterius pada abad pertengahan. Dengan demikian, membaca ke dua novel Dan Brown akan mengantarkan pembaca kepada lintasan sejarah Eropa.

2. Mimetik (Tiruan Kehidupan) dalam Ke Dua Novel Dan Brown Novel Dan Brown adalah wujud realitas tentang adanya dunia dalam kata beserta tiruan kehidupan. Tiruan kehidupan ini, disajikan Dan Brown melalui pesona setting tempat, waktu, dan sosial dalam

novelnya. Secara garis besar, novel Dan Brown yang berjudul Angels & Demons dan The da Vinci Code berlatar budaya di benua Eropa. Khusunya novel The da Vinci Code berfokus di negara Prancis (Museum Louvre, L’Eglise de Saint-Sulpice, Rue Haxo, Le Chateau de Villette) dan di Skotlandia (Gereja kuno Kapel Rosslyn). Sedangkan novel Dan Brown yang berjudul Angels & Demons, berfokus di Roma Italia (sekitar kompleks Gereja Vatikan).

(6)

a. Unsur Mimetik dalam The da Vinci Code

Awal mula peluncuran Novel The da Vinci Code, pada tahun 2003 oleh Doubleday New York. Sedangkan terjemahan ke dalam bahasa Indonesia pada Juli 2004 oleh penerbit PT Serambi Ilmu Semesta. Kedatangan novel tersebut ke masyarakat dunia menuai kontroversi, terutama bagi kaum Kristiani. Sebab, novel ini mengungkapkan rahasia di balik sejumlah lukisan Da Vinci seperti pada Monalisa, Virgin of Rock, Madonna of the Rocks ataupun The Last Supper, yang mengarah pada kesimpulan bahwa Yesus telah menikah dengan Maria Magdalena, mempunyai anak bernama Sarah dan kemudian melahirkan keturunan yang menjadi dinasti raja-raja Prancis. Tentu saja hal ini menyerang keimanan Kristiani.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Robert Langdon, seorang dosen simbol di Universitas Harvard. Dengan ditemani seorang kriptolog yang bernama Sophie Neveu, petualangan memecahkan simbol-simbol Da Vinci pun dimulai. Unsur mimetik dalam novel ini begitu jelas, tatkala Robert Langdon dan

partnernya mencoba memcahkan sandi di museum Lovre Paris. Langdon dan Sophie mengamati setiap sudut ruangan tersebut dengan teliti. Di museum itu terdapat lukisan agung yang melegenda karya Leonardo Da Vinci yang dinamai Mona Lisa. Di sinilah fakta konkret yang ada. Sebab, lukisan-lukisan tersebut beserta museum Lovre Paris, memang benar-benar ada di kehidupan nyata.

(7)

berpengaruh pada lintasan abad kegelapan hingga pencerahan

Eropa.

b. Unsur Mimetik dalam Angels & Demons

Novel yang aslinya berjudul Angels & Demons (Malaikat dan Iblis) ini sebetulnya diterbitkan oleh Pocket Books pada tahun 2000. Di Indonesia, penerjemahan dan penerbitannya berlangsung setelah novel terjemahan The da Vinci Code banyak dibaca. Dan Brown masih menggunakan tokoh utamanya yang bernama Robert Langdon di dalam novel ini. Latar tempat novel ini berfokus di Vatikan dan Inggris.

Hal yang sangat menarik dalam novel ini adalah keakuratan data yang disajikan dengan realitas yang ada sangat valid. Sebab, novel Angels & Demons ini mengungkapkan misteri dan kehidupan internal gereja Vatikan beserta pada Paus dan Kardinalnya secara akurat. Konon, internal gereja Katholik Vatikan ini jarang terjamah oleh eksternal masyarakat biasa. Karena, Vatikan ini menyimpan kerahasiaan yang berhubungan dengan perkembangan telogis

maupun kebudayaan Eropa.

(8)

Daftar Pustaka

Abrams, M.H. 1981. A Glossary of Literary Term. New York: Holt, Rinehart and Wiston.

Luxembrug, Jan van, dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.

(9)

Lampiran

Angels & Demons

Cerita dimulai saat Robert Langdon, simbologis senior dari Universitas Harvard, mendapat panggilan untuk mendeteksi ambigram yang bertuliskan nama kelompok persaudaraan Illuminati, Yang membuat ngeri, Robert Langdon tidak menghadapi pembunuh biasa, melainkan sebuah kelompok persaudaraan pembenci Vatikan : Illuminati. Illuminati adalah kelompok ilmuwan dalam sebuah perkumpulan persaudaraan kuno, yang dalam keberadaannya selalu bentrok dengan gereja.

Karena penemuan-penemuan ilmuwan yang seringkali dianggap menghilangkan keberadaan Tuhan. Ilmuwan yang selalu mencari tahu jawaban dari setiap pertanyaan di dunia ini. Ilmuwan selalu mengungkap misteri ketuhanan, termasuk misteri penciptaan dunia. Satu yang tersisa, misteri penciptaan manusia. Ilmuwan mempercayai bahwa semua yang ada tercipta atas keberadaan materi, dan bukan tercipta dari ketiadaan.

Leonardo Vetra, seorang profesor dari sebuah lembaga riset di Swiss

(CERN) adalah ilmuwan sekaligus seorang religi, tengah mengadakan riset untuk mengetengahi perseteruan ini. Vetra diketemukan tewas di ruang kerjanya. Dengan di dadanya tercap sebuah symbol illuminati. Kelompok illuminati, yang telah dianggap lenyap dari muka bumi sejak lebih dari 400 tahun bangkit kembali. Penemuan sebuah antimateri yang diungkap secara jelas adalah penemuan baru yang mengegerkan dunia. Yang bisa menyelamatkan dunia atau menghancurkannya.

Lima gram antimateri cukup untuk meledakkan semua yang ada pada radius 0.5 mil. Antimateri itu dicuri dari laboratorium Vetra. Kemudian diketahui bahwa antimateri itu berada di Vatikan, di negara seluas 44ha. Celakanya, dalam waktu 24 jam antimateri itu akan meledakkan Vatikan, dan Langdon tidak tahu di mana tepatnya antimateri itu akan diledakkan.. Celakanya lagi, di Vatikan sedang diadakan acara untuk memilih Paus yang baru.

(10)

terkunci rapat, kuburan-kuburan berbahaya, katedral-katedral yang lengang, dan

tempat yang paling misterius di dunia, yaitu markas Illuminati yang lama terlupakan. Sang pembunuh mengatakan bahwa akan ada 4 kardinal lain yang terbunuh malam ini di empat tempat yang berbeda.

Robert Langdon pun Perburuan dimulai dengan mencari manuskrip peninggalan Galileo di ruangan arsip Vatikan. Dari sana didapatkan petunjuk bahwa empat tempat itu adalah gereja Illuminati. Langdon berlomba dengan waktu untuk menemukan sang pembunuh di gereja-gereja tersebut, dengan harapan dapat mencegah pembunuhan dan mengetahui di mana antimateri itu disimpan. Tapi sayang, Langdon selalu terlambat ketika hendak mencegah pembunuhan.

Hingga pada akhirnya, seorang camerlengo (asisten Paus), mendapat wahyu dari Tuhan bahwa antimateri itu diletakkan di makam Santo Petrus. Antimateri pun diledakkan di tempat yang aman. Tapi ternyata semua kekacauan ini adalah perbuatan sang camerlengo sendiri. Ia ingin mencari sensasi agar dapat terpilih jadi Paus. Rencana itu digagalkan Langdon. Ia mendapat rekaman dari Kohler, bukti bahwa camerlengo itu telah berbohong. Merasa malu, camerlengo

itu pun bunuh diri.

The da Vinci Code

Ahli simbol Universitas Harvard bernama Robert Langdon menerima telepon penting saat larut malam yang mengabarkan terbunuhnya seorang kurator museum terkenal Louvre, yang bernama Sauniere. Didekat tubuh pria tua itu, polisi menemukan sejumlah simbol yang tidak bisa dijelaskan. Kontan, Langdon langsung menyelidiki kasus aneh tersebut dan ia sangat terkejut saat mendapatkan bahwa semua itu berhubungan dengan sejumlah petunjuk yang mengarah pada lukisan Mona Lisa karya maestro Leonardo da Vinci.

(11)

berumur ratusan tahun Priory of Sion yang sejumlah anggota terkenalnya adalah

ilmuwan terkenal dunia seperti Sir Isaac Newton, Botticelli, Victor Hugo, dan Da Vinci sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Martono (2011:172) menjelaskan bahwa uji t bertujuan untuk membandingkan rata-rata yang ada pada dua kelompok yang diuji, apakah terdapat pengaruh yang signifikan

Dengan menggunakan kuesioner, seseorang dapat melakukan pengukuran terhadap sejumlah responden sekaligus. Selanjutnya berdasarkan pengertian bahwa minat merupakan

Based on the above analyses, the paper designs the hierarchical search A * algorithm based on the transformation of road network to meet the demand for

Perumusan Tujuan Instruksional Umum (TIU) disusun dengan melihat kompetensi apa saja yang harus dicapai oleh peserta didik sesuai dengan standar kompetensi kurikulum tingkat

Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 (0.00 ≤ 0.05), maka secara parsial Konflik (X2) berpengaruh positif dan

viejos en las cárceles a la espera, o bien de una resolución final a su proceso legal (en nuestro país puede tardar hasta 9 años un persona en saber si es

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui perbedaan kepuasan kerja dan motivasi kerja antara pegawai laki-laki dan perempuan baik PNS

Dari berbagai masalah di atas penulis mengambil inti permasalahan dalam usaha dan mengambil judul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi dengan Menggunakan