• Tidak ada hasil yang ditemukan

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT)

SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01

Budi Mulyanto

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma budimulyanto10@gmail.com

Abstrak: Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, rendahnya kemampuan membaca siswa kelas II di SDN Gondowangi 01 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah siswa merasa jenuh dengan pembelajaran membaca sehingga mereka kurang antusias untuk mengikuti.Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Hasil belajar dapat meningkat, apabila siswa dapat memahami isi bacaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Data penelitian berupa hasil belajar siswa dan dokumen foto. Untuk memecahkan permasalahan tersebut di atas peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing (AMBT). Hasil penelitian tentang pembelajaran yang menggunakan Strategi AMBT bisa meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa.Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwapenggunaan strategi AMBT pada materi membaca siswa kelas II SDN Gondowangi 01 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sebelum dilakukan penelitian, siswa mengalamai kesulitan dalam memahami isi bacaan. Pada siklus 1 pertemuan ke 1, hasil belajar siswa dari rata-rata rata- rata kelas 73,12 meningkat 74,83 pada siklus 1 pertemuan ke 1. Dari 74,83 meningkat menjadi 76,75 dan 78,67 pada perbaikan pembelajaran ke 3. Peningkatan hasil belajar juga tampak pada siklus ke 2 dari 81,45 menjadi 94,20 pada pertemuan ke 2.

Kata-kata Kunci: peningkatan, kemampuan,membaca pemahaman, AMBT

PENDAHULUAN

Pendidikan dasar, sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2007, bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidik-an lebih lpendidik-anjut. Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, karena keterampilan ini memi-liki banyak fungsi dalam kehidupan

manusia, bahkan membaca merupakan salah satu faktor utama dalam menen-tukan keberhasilan akademik seseorang. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa tulis sehingga menuntut anak harus melakukan aktivitas membaca guna memperoleh pengeta-huan.

(2)

dilakukan melalui kegiatan membaca. Masyarakat yang gemar membaca akan memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang dapat meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan di masa yang akan datang. Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang kompleks karena setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Walaupun informasi dapat diketahui dari media lain seperti media audio visual, tetapi peran membaca tidak dapat digantikan sepenuhnya. Oleh karena itu, keterampilan membaca harus mendapatkan perhatian lebih terutama pada saat siswa berada di bangku sekolah dasar agar kemampuan membaca siswa dapat berkembang dengan baik di masa depan.

Pembelajaran membaca di SD mempunyai peranan penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar, dan kreatifitas anak didik (Darmiyati Zuhdi dan Budiasih, 2001:56). Kemampuan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan pentingnya penguasaan kemampuan membaca, karena kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemam-puan berbahasa dan sastra Indonesia yang harus dicapai dalam jenjang pendidikan, termasuk di jenjang sekolah dasar. Kemampuan membaca menjadi dasar yang utama, tidak hanya bagi pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga pengajaran mata pelajaran lain.

Tujuan akhir dari membaca adalah memahami isi bacaan, tetapi kenyataan yang ada belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Banyak anak yang dapat membaca lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bacaan tersebut. Membaca pemahaman merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang dikuasai oleh siswa sekolah dasar. Melalui kegiatan ini, siswa dapat memperoleh informasi secara aktif reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh pengetahuan dan pengalaman-penga-laman baru (Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 2001: 56)

Berdasarkan pengamatan pada saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia, diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman kelas II SDN Gondowangi 01 masih rendah. Hal ini dapat dilihat ketika pertanyaan mengenai isi bacaan yang telah dibaca, siswa tidak dapat menjawab dengan cepat, dan harus membuka kembali bahan bacaab yang dibacanya tersebut. Sedangkan berda-sarkan hasil tes, nilai rata-rata dari siswa yang berjumlah 24 adalah 71,25. Rerata tersebut masuk dalam kategori cukup. Ketuntasan belajar secara klasikal juga baru mencapai 45 % karena hanya ada 10 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, yakni 80.

(3)

dan kurangnya motovasi siswa dalam mengikuti pelajaran membaca.

Berdasarkan hasil wawancara singkat setelah pembelajaran, ada beberapa masalah yang diungkapkan siswa. Masalah tersebut diantaranya adalah siswa merasa jenuh dengan pembelajaran membaca sehingga mereka kurang antusias untuk mengikuti. Dalam setiap pembelajaran membaca, guru hanya memberikan bahan bacaan kemudian siswa membaca dalam hati dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan sesuai isi bahan bacaan. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang dalam setiap kesempatan pembelajaran membaca sehingga siswa merasa bosan dan kurang berminat. Guru juga harus menyuruh siswa membaca sendiri tanpa adanya arahan dan bimbingan cara belajar yang benar, sehingga siswa tidak bersungguh-sungguh dan hanya membaca sekilas saja. Selanjutnya berdasrkan pengamatan, apabila salah satu siswa diminta untuk membacakan untuk teman-temannya, siswa yang lain banyak yang gaduh dan bermain sendiri, sehingga bahan bacaam yang dibacakan kurang disimak dengan baik.

Proses belajar mengajar yang didominasi guru dengan metode ceramah dan penugasan individual kurang tepat diterapkan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Karena pembelajaran menjadi tidak menarik dan membuat siswa merasa jenuh serta terbebani, sehingga suasana belajar menjadi tidak menyenangkan. Dalam situasi dan kondisi seperti itu, kemampuan siswa untuk menerima dan memahami materi pelajaran pun tidak

maksimal. Hal tersebut tercermin dari nilai tes yang belum memuaskan. Oleh karena itu kemampuan membaca pemahaman siswa kelas II SDN Gondowangi 01, perlu ditingkatkan dengan menerapkan strategi pembel-ajaran yang baru dan berbeda dari pembelajaran sebelumnya, agar kemam-puan membaca pemahaman siswa dapat meningkat, sehingga membantu mereka dalam mata pelajaran lain. Karena kemampuan membaca tidak hanya digunakan dalam mata pelajaran Bahasa Iondonesia saja melainkan seluruh mata pelajaran.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan di dalam dunia pendidikan terciptalah berbagai model, metode, dan strategi yang inovatif dalam pembel-ajaran. Bermacam-macam model, metode, dan strategi dapat menjadi solu-si dari permasalahan yang dihadapi oleh guru untuk menjadikan siswa aktif dan kreatif selama pembelajaran, mengubah paradigma pembelajaran dari teacher centered learning (pembelajaran yang berpusat pada guru) menjadi student centered learning (pembelajaran yang berpusat pada siswa).

(4)

Tujuan yang hendak dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah (1) untuki meningkatkan proses pembelajar-an membaca pemahampembelajar-an siswa kelas II SDN Gondowangi 01 dengan meng-gunakan Strategi AMBT, (2) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas II SDN Gondowangi 01 dengan menggunakan Strategi AMBT.

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini cenderung mengarah kepada penelitian kualitatif. Penelitian ini menekankan pada pemaknaan terhadap apa yang terjadi di dalam proses pembelajaran, baik yang terkait dengan kondisi awal pembelajaran, maupun yang terjadi setelah diterapkannya tindakan.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang dilakukan untuk kemantapan alasan dari tindakan-tindakan guru sebagai peneliti, memperdalam pemahaman guru terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana tindakan pembelajaran dilakukan. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 4 tahap yang berdaur. Tahapan-tahapan tersebut yaitu: tahap refleksi awal, perencanaan, tindakan, observasi tindakan lalu dilakukan refleksi lagi. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II SDN Gondowangi 01 Wagir.

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari siswa dan guru. Dalam penelitian ini yang menjadi observer

sebanyak 1 orang. Data hasil belajar dalam penelitian ini diambil berdasarkan skor tes tiap siklus.

Sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga teknik yaitu observasi, dokumentasi, wawancara, dan tes.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Awal Kemampuan Siswa dalam Membaca Pemahaman

Data awal kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca pema-haman dapat dilihat dari tes pra-pelaksanaan dan hasil prasurvei pembelajaran membaca pemahaman yang dilakukan di kelas. Dari 24 siswa yang tercatat di kelas II SD Negeri Gondowangi 01, semua mengikuti tes prapelaksanaan. Dari hasil tes prapelaksanaan kemampuan membaca pemahaman siswa, diperoleh nilai rerata sebesar 73,12. Sebanyak 8 siswa mendapat nilai di atas 75, sedangkan 16 siswa mendapat nilai kurang dari 75. Nilai 75 merupakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan sekolah. Dari hasil tes yang diperoleh siswa, maka peneliti bermaksud memperbaiki dan mening-katkan kemampuan membaca pema-haman siswa yang dirasakan masih belum optimal yaitu dengan menggunakan strategi AMBT.

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Ke-las Membaca Pemahaman dengan Penerapan Strategi AMBT

(5)

langkah awal yaitu pelaksanaan tahap prabaca dengan mengelompokkan siswa menjadi enam kelompok, yang terdiri atas empat siswa pada setiap kelompok. Siswa diminta memprediksi isi bacaan untuk dicatat di papan tulis. Langkah kedua yaitu pelaksanaan, tahap saatbaca dilakukan oleh semua siswa dengan membaca teksBacaan dalam hati. Langkah terakhir yaitu pelaksanaan tahap pascabaca dengan meminta siswa memprediksi akhir isi bacaan kemudian merevisi/menguji prediksi awal yang dikemukakan pada tahap prabaca, melakukan sharing hasil diskusi, serta menjawab pertanyaan secara individu, dan menceritakan kembali isi bacaan.

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa perhatian siswa lebih fokus pada teks bacaan. Penggunaan strategi AMBT dalam pembelajaran membaca, jelas membimbing siswa berinteraksi dengan teks, karena adanya tahap prabaca yang meminta siswa memprediksi akhir isi bacaan, kemudian merevisi prediksi awal yang dikemukakan pada tahap prabaca. Berdasar hasil observasi pada tahap saat baca, siswa mampu menjawab pertanyaan tentang teks secara tepat.

Penggunaan strategi AMBT ini selain memiliki banyak kelebihan juga terdapat kelemahan. Kelemahan yang dimiliki strategi AMBT antara lain:1) pada tahap prabaca terkadang ada siswa yang belum siap dan tidak fokus; 2) pada tahap saatbaca masih ada beberapa siswa yang melamun, dan 3) membutuhkan kemampuan penguasaan kelas dan strategi waktu yang baik oleh guru

dalam menentukan waktu tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa penggunaan strategi AMBT merupakan salah satu alternatif dalam pembelajaran membaca pemahaman. Selain itu, pembelajaran membaca menggunakan strategi AMBT juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa melalui kegiatan memprediksi isi bacaan, memikirkan prediksi akhir setelah membaca, dan menguji/merevisi yang berhubungan dengan bacaan.

Saat refleksi awal ditemui masalah rendahnya hasil belajar (66,67% siswamemperoleh nilai di bawah KKM) karena siswa kurang memahami teks bacaan. Hal ini disebabkan karena dalam kegiatan pembelajaran saat baca, siswa tidak bisa fokus terhadap teks bacaan yang dibaca. Setelah pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi AMBT, ketuntasan belajar siswa meningkat hingga mencapai 91,67%.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas II SDN Gondowangi 01 dilaksanakan dalam dua siklus.

Prosedur penelitian dalam penelitian kelas ini mencakup empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat tahapan tersebut dilaksanakan dalam setiap siklus.

(6)

AMBT, dengan menggunakan teks bacaan “Gigiku Sayang Gigiku

Malang”. Pada pertemuan pertama ini, guru belum membentuk siswa dalam kelompok.

Setelah menuliskan judul, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan prediksi isi bacaan. Pada pelaksanaan perbaikan siklus I pertemuan 1 ini, aktivitas belajar siswa belum terlihat. Ini dibuktikan dengan 73,12 menjadi 74,83 atau 46,83% siswa yang nilainya di atas KKM.

Pertemuan kedua siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 18 April 2017. Pada tahap ini guru tetap menggunakan strategi AMBT, tetapi untuk pertemuan ke 2 ini, kelas dibagi menjadi enam kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4 siswa. Pada pertemuan ke 2 teks bacaan yang digunakan “Heliku”. Seperti pada pertemuan pertama, siswa menuliskan judul, siswa memprediksi isi teks bacaan.

Pada pertemuan kedua, masih ada 13 siswa yang nilainya di bawah KKM. Walaupun persentase ketuntasan sama, yaitu 46,83%, tetapi ada beberapa siswa yang nilainya mengalami peningkatan.

Siklus 1 pertemuan ke 3 dilaksanakan pada tanggal 19 April 2017, Materi yang disampaikan tetap sama yaitu tentang membaca teks bacaan. Seperti pada pertemuan ke 1 dan ke 2, guru menuliskan judul teks bacaan “ Tersesat di Hutan” . Siswa diminta memprediksi isi bacaan. Setiap perwakilan kelompok, sudah berani

menyampaikan prediksi jawaban tentang teks bacaan yang telah dibaca. Pada pembelajaran siklus 1 pertemuan ke 3 ini, masih ada siswa yang tidak membaca teks bacaan dalam hati, sehingga kelas masih ada suara berbisik. Dari hasil analisis data persentase ketuntasan belajar sudah mencapai 66,67%. Itu artinya, masih ada 9 siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Walaupun jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM sudah berkurang, tetapi peneliti belum puas, karena pembelajaran belum berhasil maksimal.

Siklus 2

Pertemuan pertama siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 25 April 2017 , materi yang disampaikan tetap sama yaitu tentang membaca dengan menggunakan strategi AMBT. Pada pembelajaran Siklus II pertemuan pertama, guru menggunakan teks bacaan dengan judul “ Di Balik Kacamata Hitam” . Guru menuliskan prediksi jawaban yang disampaikan siswa. Pada pembelajaran siklus II ini, pada tahap saat baca, siswa sudah dapat menjaga ketenangan kelas. Jadi, semua siswa membaca teks bacaan dalam hati.

Pada pembelajaran siklus II pertemuan ke 1, masih ada 5 siswa yang nilainya di bawah KKM. Peneliti masih melakukan perbaikan pembelajaran pada pertemuan ke 2. Pada pertemuan ke dua ini, peneliti memfokuskan pada kemampuan anak dalam menceritakan kembali teks bacaan yang telah dibaca.

(7)

pembelajaran sebelumnya, guru menuliskan prediksi jawaban siswa. Pada siklus II pertemuan ke 2, persentase ketuntasan belajar mencapai 91,67%. Walaupun belum mencapai 100%, peneliti rasa perbaikan pembelajaran ini sudah cukup sampai pada siklus II pertemuan ke 2.

DAFTAR RUJUKAN

Annurrahman,dkk. 2010.Penelitian Pendidikan SD. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimi.2009.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdikbud. 2006.Kurikulum

Pendidikan Dasar. Garis-garis Besar Program Pengajaran Sekolah Dasar.Jakarta: Dirjen Dikti.

Depdiknas. 2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka Dimyati, Mudjino. 2002.Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hairuddin, dkk. 2008.Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Hakim, Abdullah. 2014.Peningkatan

Kemampuan Membaca Pemahaman.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Sardiman, A.M. 2011.Interaksi dan

Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Somadova, Samsu. 2011.Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syafi’ie. 1992.Terampil Berbahasa Indonesia I.Jakarta: Gheneral Bhakti Pratama.

Syafi’ie. 1999.Pengajaran Membaca di Kelas-kelas Awal Sekolah Dasar.

Tarigan, Henry Guntur. 2008.Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Wardhani, IGAK & Kuswaya.2008.

Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Widyamartaya, A. (1992).Seni Membaca untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius. Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih.2001.

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Lapisan air laut di bagian atas yang hangat, tipis dan sangat dipengaruhi oleh angin, gelombang dan sinar matahari disebut lapisan... Lereng di bawah laut yang sudut menunjamnya

Pada hari ini , RabuTanggal Sembilan Belas Bulan Juli Tahun dua ribu enam belas , sesuai dengan Jadwal yang termuat pada portal LPSE

Pada tanggal berapakah bumi akan berada pada posisi seperti gambar di bawah ini dimana sinar matahari akan jatuh tepat tegak lurus ke permukaan bumi pada lintang 23,5 o N..

Sehubungan dengan telah selesainya evaluasi kualifikasi terhadap penawaran yang telah disampaikan kepada Pokja VI [enam] KLP Kabupaten Tapin, maka bersama ini kami mengundang

Hasil studi ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai interaksi yang terjadi dalam proses karbonisasi gambut sehingga nilai atau relasi antara hasil

Adalah badan usaha perusahaan yang lebih banyak menggunakan mesin atau barang modal dari pada tenaga kerja manusia.. Penggolongan Badan Usaha menurut Bentuk

Daerah (3) adalah tempat bintang-bintang berukuran kecil (dibandingkan bintang di daerah (1)) dengan luminositas tinggi dan temperatur rendah, disebut daerah Bintang Katai

informasi yang telah disediakan dengan cara membuka website Pengadilan Tata Usaha. Negara Bengkulu untuk mengakses informasi yang dibutuhkan publik atau