• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Variasi Konsentrasi Larutan Pengendap Terhadap Sifat Optik Nanopartikel Cu2o Yang Disintesis Dengan Metode Kopresipitasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Variasi Konsentrasi Larutan Pengendap Terhadap Sifat Optik Nanopartikel Cu2o Yang Disintesis Dengan Metode Kopresipitasi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan sains dan teknologi pada bidang material dewasa ini sedang

mengarah pada revolusi nanopartikel dimana dalam periode ini tejadi percepatan luar biasa dalam penerapan nanosains dan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini

ditunjukkan dengan semakin meningkatnya pengembangan dan penggunaan nanoteknologi yang dapat ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia. Nanoteknologi sendiri berasal dari kata Nanos (bahasa Yunani)

merupakan kajian ilmu dan rekayasa material dalam skala nanometer nano atau satu per miliar meter (10-9). Material yang dibuat hingga berukuran 1 – 100 nm

memiliki sejumlah sifat kimia dan fisika yang lebih unggul dari material berukuran besar (bulk). Sejumlah sifat tersebut dapat diubah-ubah melalui pengontrolan ukuran material, modifikasi permukaan, pengaturan komposisi

kimiawi, dan pengontrolan interaksi antar partikel (Astuti, 2007).

Beberapa terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi dan

penemuan baru dalam bidang ini muncul hampir dalam tiap minggu dan aplikasi-aplikasi baru mulai tampak dalam berbagai bidang, seperti bidang elektronik (pengembangan piranti (device) ukuran nanometer), energi (pembuatan sel surya

yang lebih efisien), kimia (pengembangan katalis yang lebih efisien, baterai yang kualitasnya lebih baik), kedokteran (pengembangan peralatan baru pendeksi

(2)

nanometer), kesehatan (pengembangan obat-obat dengan ukuran bulir (grain) beberapa nanometer sehingga dapat melarut dalam cepat dalam tubuh dan

bereaksi lebih cepat, serta pengembangan obat pintar (smart) yang bisa mencari sel-sel tumor dalam tubuh dan langsung mematikan sel tersebut tanpa

mengganggu sel-sel normal), lingkungan (penggunaan partikel skala nanometer untuk menghancurkan polutan organik di air dan udara), dan sebagainya.

Perkembangan teknologi nano tidak terlepas dari riset mengenai material

nano. Pengembangan metoda sintesis nanopartikel merupakan salah satu bidang yang menarik minat peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri.

Nanopartikel dapat terjadi secara alamiah ataupun melalui proses sintesis oleh manusia. Sintesis nanopartikel bermakna pembuatan partikel dengan ukuran yang kurang dari 100 nm dan sekaligus mengubah sifat atau fungsinya. Peneliti

umumnya ingin memahami lebih mendalam mengapa nanopartikel dapat memiliki sifat atau fungsi yang berbeda dari material sejenis dalam ukuran besar (bulk).

(Abdullah, 2008). Selain itu, yang menjadi perhatian dalam ruang lingkup sintesis nanopartikel adalah bagaimana mensintesis nanopartikel seragam dengan mengatur ukurannya (Aiguo et al, 2008).

Sintesis nanopartikel dapat dilakukan dalam fase padat, cair, maupun gas. Dan proses sintesis dapat berlangsung secara fisika atau kimia. Secara fisika tidak

melibatkan reaksi kimia, yang terjadi hanya pemecahan material besar menjadi material berukuran nanometer, atau penggabungan material berukuran sangat kecil seperti kluster, menjadi partikel berukuran nanometer tanpa mengubah sifat

(3)

reaksi kimia dari sejumlah material awal (precursor) sehingga dihasilkan material lain yang berukuran nanometer. Beberapa metode proses sintesis kimia, adalah

kopresipitasi, reverse micelle method, sintesis microwave plasma, metode sol-gel,

freeze drying, ultrasound irradiation, metode hidrotermal, teknik pirolisis laser

(Aigo et al., 2008; H. Yan et al., 2009). Dalam teknik sintesis kimia, pertumbuhan nanopartikel dikendalikan dengan mengoptimalkan parameter reaksi (misalnya, suhu, memvariasikan cuhemistry reaksi, konsentrasi reagen, dll). (Xie

SY et al., 2004).

Cuprous Oxide (Cu2O) merupakan salah satu material yang dapat disintesa

dalam ukuran nano. Semikonduktor tipe-p ini telah menjadi subyek dalam beberapa penelitian saat ini karena material ini patut dipertimbangkan sebagai material yang menjanjikan untuk pembuatan aplikasi sel surya dengan

karakteristik band gap 2,137 eV. (He Ping et al., 2004 ; Sekhar, H. et al., 2012 ; Timuda, G.E., 2006). Selain itu, Cu2O dapat juga digunakan sebagai fotokatalis,

sintetis organik, sensor gas, material elektroda dan oksidasi CO (Lin X.F., et al., 2010 ; Kuo, CH et a.l , 2007). Penelitian terakhir yang menarik perhatian mengacu pada variasi ukuran Cu2O dan nano struktur seperti bentuk nanocubes

2009), nanocages (Bai, Yakui., et al., 2012), hollow spheres

2008), nanowires (M. Kaur, et al., 2006). Metode yang sederhana dan efisien dalam sintesis Nanopartikel Cu2O adalah metode kopresipitasi. Metode kopresipitasi merupakan proses kimia yang membawa suatu zat terlarut kebawah

(4)

prosesnya menggunakan suhu rendah dan mudah untuk mengontrol ukuran partikel sehingga waktu yang dibutuhkan relatif singkat (Teja et al, 200;

Pokropivny,V. et al. 2007). Beberapa zat yang paling umum digunakan sebagai agen precipitator dalam metode kopresipitasi adalah hidroksida, karbonat, sulfat

dan oksalat. (Abdullah, M. 2008).

H.Sekhar, et al., (2012) melakukan penelitian dengan mensintesis CuSO4.5H2O dengan metode kopresipitasi. Analisis FTIR menunjukan

konsentrasi NaOH yang berbeda pada daerah tertinggi dengan gugus O-H diserap pada permukaan Cu2O. Analisis XRD menunjukkan bahwa ukuran rata-rata

nanopartikel 20 nm. Hamburan Raman (XRF) menunjukan puncak pada fase Cu2O, sedangkan pada puncak merupakan fase CuO. Analisis EPR menunjukan bahwa serbuk nanopartikel yang disintesis terdiri dari multiphase seperti CuO dan

Cu2O. Analisis UV-Vis menunjukan nilai pita energi yaitu 2,6, 2,3, dan 2,1 eV. Analisis TEM menunjukan tidak adanya jejak unsur lain dari tembaga dan oksigen

serta rasio unsur pembentuk nanopartikel Cu2O. Analisis optik nonlinier menunjukan intensitas SA dan RSA nanopartikel ukuran 532 nm.

Pada penelitian lainya, Chun-Hong Kuo, et al., (2007) mensintesis

CuSO4.5H2O dan sodium dodesil sulfat (SDS). Analsis XRD menunjukkan bahwa Ukuran rata2 nanopartikel Cu2O masing-masing 40, 65, 100,230 dan 420 nm.

Karakterisasi optik menunjukan nanocube yang lebih kecil 100 nm dan menyerap pada ukuran sekitar 490 nm, sementara nanocube lebih besar dari 200 nm menampilkan pita absorpsi pada 515-525 nm. Hasil pita yang diperoleh dari

(5)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian mengenai sintesis dan karakterisasi sifat optik nanopartikel Cu2O

dengan judul penelitian “ Pengaruh Variasi Konsentrasi Pengendap Terhadap

Sifat Optik Nanopartikel Cu2O Yang Disintesis Dengan Metode

Kopresipitasi ”

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana cara pembuatan nanopartikel Cu2O dengan metode kopresipitasi.

2. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi pengendap terhadap sifat optik

(absorbansi, transmitansi, dan band gap) nanopartikel Cu2O.

3. Bagaimanakah hasil karakterisasi nanopartikel Cu2O menggunakan FTIR,

XRD (X-Ray Diffractometer), SEM (Scanning Electron Microscopy), Konduktivitas Listrik , dan UV-Vis Spektrofotometer,

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini batasan masalah yang dibahas meliputi :

1. Bahan yang digunakan dalam sintesis nanopartikel Cu2O adalah Cu2SO4.5H2O

2. Pelarut yang digunakan isopropanol dan PVA (Polyvinil Alkohol)

(6)

4. Bahan pengendap yang digunakan adalah NH4OH (Amonium Hidroksida) dengan variasi konsentrasi pengendap 0,2 M, 0,6 M dan 1 M

5. Sampel dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, SEM, Konduktivitas Listrik dan UV-Vis.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui proses pembuatan nanopartikel Cu2O dengan metode kopresipitasi berdasarkan variasi konsentrasi pengendap.

2. Mengetahi pengaruh variasi konsentrasi pengendap terhadap sifat optik (absorbansi, transmitansi, dan band gap) nanopartikel Cu2O.

3. Mengetahui karakterisasi nanopartikel Cu2O dengan menggunakan FTIR,

XRD, SEM, Konduktivitas Listrik dan UV-Vis.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Mengaplikasikan teknik pembuatan nanopartikel Cu2O yang lebih murah

dan efisien. Metoda kopresipitasi digunakan karena waktu yang dibutuhkan lebih sedikit dan proses yang cepat.

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan-kebijakan terkait infrastruktur hijau kemudian menjadi salah satu kebijakan yang dimasukkan dalam perencanaan tata ruang (EM3 - Green Infrastructure) dan

Faktor- faktor ini yang menyebabkan kualitas informasi dan kualitas layanan interaksi tidak signifikan terhadap kepuasan mahasiswa, sehingga server pihak Institut Bisnis

Strategi, program, dan kegiatan dimaksud bermuara pada pencapaian sasaran strategis BPMRPK Kemendikbud tahun 2015-2019 yakni “terlaksananya pengembangan dan

Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pembentukan,

Pada aplikasi ini pun dapat menghasilkan hasil tampilan output yang akan diterima oleh pelanggan atau pembeli sebagai bukti penjualan dan tampilan laporan yang diperlukan oleh

[r]

Untuk melakukan kloning terhadap PC, diperlukan software yang dapat mengatur penggunaan sumber daya komputer, ada beberapa software untuk melakukan klonning, Easy Clone dan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengaruh antara terpaan dari Instagram sebagai media sosial terhadap ekuitas merek adalah positif dan signifikan..