• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERAT (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERAT (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMECAHAN MASALAH BANGUN RUANG SISI DATAR PESERTA DIDIK KELAS

VIII SMP NEGERI 4 MAJALENGKA Prima Dea Pangestu

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adlaah untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa pada implementasi model pembelajaran tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam materi bangun ruang sisi datar di SMP Negeri 4 Majalengka dan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah bangun ruang sisi datar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan penelitian deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan tes. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas peserta didik dan guru, serta tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap pemecahan masalah matematika. Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 4 Majalengka, dan juga guru yang mengajar matematika kelas VIII dan guru tersebut sebagai peneliti.

PENDAHULUAN

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa.

(2)

langkah-langkah sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal yang harus dilakukan dengan menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi peserta didik agar peserta didik berpikir kritis, logis dan dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif dan inovatif. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dengan memperhatikan kondisi peserta didik yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam menerima materi pelajaran yang disajikan guru dikelas.

Pembelajaran matematika hendaknya menggunakan metode maupun strategi yang sesuai untuk mengoptimalkan potensi peserta didik. Upaya guru dalam mengatur dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan bagian penting dalam keberhasilan peserta didik untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam mendesain model pembelajaran adalah tuntutan yang mesti dipenuhi guru. Beberapa pembelajaran yang dilakukan di sekolah bersifat konvensional, peserta didik hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru. Dalam pembelajaran konvensional biasanya peranan guru sangat dominan sedangkan peserta didik biasanya bersifat pasif dan hanya menerima Penggunaan model pembelajaran tersebut dapat mengakibatkan keterlibatan peserta didik selama pembelajaran menurun atau kemampuan dalam pemecahan masalah matematika peserta didik rendah. Dalam hal ini peserta didik tidak berperan sebagai subyek belajar yang aktif dan kreatif melainkan obyek pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran matematika dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran kooperatif, dengan metode ini peserta didik dapat belajar bekerjasama, mengembangkan rasa bertanggung jawab, dan memudahkan peserta didik melakukan penyesuaian sosial.

(3)

kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah matematika pada materi bangun ruang sisi datar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif khususnya tipe Numbered Heads Together?

METODE PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT), maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menjabarkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Tergolong deskriptif karena melukiskan dan menafsirkan keadaaan yang ada sekarang dan berkenaan dengan kondisi atau hubungan yang ada. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil kegiatan yang berkaitan secara langsung dalam pelaksanaan berupa hasil observasi peserta didik dan guru dan data hasil tes kemampuan peserta didik sedangkan sumber datanya adalah sumber primer dan sekunder. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan tes. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas peserta didik dan guru, serta tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap pemecahan masalah matematika.

PEMBAHASAN Aktivitas Guru

(4)

Tabel 1: Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar

No Aktivitas Guru

Presentase Aktivitas guru

dalam KBM ke Rata-rata

1 2 3 4

1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi

peserta didik 60% 80% 80% 80% 75%

2 Menyampaikan materi memberikan contoh soal

5 Membimbing kelompok belajar/memberikan arahan atau solusi terhadap kesulitan belajar peserta didik

70% 80% 80% 80% 77,5%

6 Mengajukan pertanyaan untuk mengecek pemahaman

peserta didik 80% 60% 80% 80% 75%

7 Memberikan kesempatan peserta didik bertanya, presentasi dan menyampaikan pendapat

(5)

pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT sebesar 76,875%. Dari pengelompokkan kategori menurut Depdiknas (2002) di atas maka aktivitas guru selama pembelajaran kooperatif NHT termasuk dalan kategori “baik”.

Aktivitas Peserta didik

Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran terdiri dari lima aspek, yaitu: 1)aktivitas lisan; 2)aktivitas mendengarkan; 3)aktivitas menulis; 4)keadaan mental; dan 5)keadaan emosi. Hasil pengamatan yang dilakukan observer selama 4 kali pertemuan selama proses pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 2: Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta didik selama Kegiatan Belajar Mengajar

No Aktivitas Item Prosentase Aktivitas Peserta Didik

Rata-rata(%)

1 2 3 4

1 Aktivitas Lisan

Peserta didik mengajukan

pertanyaan 36,66 36,66 56,66 60,00 47,49

Peserta didik berdiskusi

dengan kelompoknya 83,33 76,66 83,33 90,00 83,33

2

Aktivitas mendenga

rkan

Peserta didik mendengarkan

penjelasan guru 66,66 76,66 80,00 90,00 78,33

Peserta didik mendengarkan pendapat temannya saat berdiskusi

59,99 73,33 70,00 86,66 72,49

3 Aktivitas Menulis

Peserta didik merangkum

penjelasan guru 29,99 33,33 53,33 63,33 45,00

Peserta didik menulis hasil

berdiskusi 60,00 53,33 70,00 93,33 69,16

4 Keadaan Mental

Peserta didik mengingat

pelajaran 53,33 40,00 60,00 63,33 54,16

Peserta didik memecahkan soal

dengan baik 73,33 70,00 70,00 83,33 74,16

5 Keadaan Emosi

Peserta didik mempunyai

peserta didik berani 56,66 63,33 90,00 93,33 75,83 Peserta didik tenang dalam

(6)

Rata-rata(%) 85,10

Untuk aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran pada pertemuan I sampai pertemuan IV untuk kategori aktivitas lisan diperoleh rata-rata sebesar 5,41%, untuk kategori aktivitas mendengarkan diperoleh rata-rata-rata-rata sebesar 75,41%, untuk kategori aktivitas menulis diperoleh rata-rata sebesar 57,08%, untuk kategori aktivitas mental diperoleh rata-rata sebesar 64,16%, dan sedangkan untuk kategori aktivitas emosi diperoleh rata-rata sebesar 78,33% .

Kemampuan Peserta didik Terhadap Pemecahan Masalah Bangun Ruang Sisi Datar

Untuk menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah matematika pada materi bangun ruang sisi datar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif khususnya tipe Numbered Heads Together, maka peserta didik diberikan tes akhir yang dilaksanakan sesudah semua materi selesai diberikan. Dari hasil tes akhir yang diikuti oleh 30 peserta didik, dihasilkan nilai yang heterogen. Dimana kriteria penilaian kemampuan peserta didik terhadap pemecahan masalah meliputi empat hal yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahan, menyelesaikan masalah dan memeriksa kembali dari suatu masalah atau persoalan matematika yang diberikan. Adapun hasil tes kemampuan pemecahan masalah dimensi tiga sebagai berikut:

Tabel 3: Prosentase Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

No Pernyataan Rata-rata(%) Kriteria

1 Memahami masalah 100 Sangat baik

2 Merencanakan permasalahan 85,5 Baik

3 Menyelesaikan masalah 70,65 Cukup baik

4 Memeriksa kembali 68,75 Cukup baik

Rata-rata(%) 81,225 Baik

(7)

1. Langkah awal memahami masalah, dimana dari keseluruhan hasil kerja siswa diketahui 100% peserta didik sangat baik dalam memahami masalah, dapat dilihat dari data/informasi yang mereka peroleh dan mereka tulis dengan baik.

2. Langkah membuat rencana pemecahan, diperoleh 85,5% peserta didik baik dalam merancang pola dari tiap-tiap soal, dimana mereka menghubungkan data/informasi yang ada ke pertanyaan.

3. Langkah melaksanakan rencana atau menyelesaikan masalah diperoleh 70,65% peserta didik baik dalam menyelesaikan masalah berdasarkan pola dan tahap-tahap yang telah mereka rancang sebelumnya.

4. Langkah terakhir memeriksa kembali, yaitu melihat kembali hasil kerja mereka, dimana terdapat 68,75% peserta didik yang melihat ulang pola-pola yang mereka buat, hingga diketahui bahwa tidak adanya kesalahan dalam tahap-tahap pengerjaan, sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang benar

Dari hasil tes, diperoleh prosentase kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah matematika pada materi bangun ruang sisi datar sebesar 81,225 %. Karena prosentase kemampuan peserta didik terhadap pemecahan masalah dimensi tiga berada pada interval antara 70% - 84% maka aktivitas guru selama pembelajaran terrmasuk kategori “baik”.

KESIMPULAN

(8)

kooperatif NHT dapat memacu guru dan peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga matematika bukan lagi pelajaran yang membosankan; b) Nilai rata-rata tes akhir kemampuan peserta didik terhadap pemecahan masalah bangun ruang sisi datar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif khususnya tipe Numbered Heads Together yang dilakukan empat pertemuan sebesar 81,225%. Karena prosentase kemampuan peserta didik terhadap pemecahan masalah bangun ruang sisi datar berada pada interval antara 70% - 84% maka aktivitas guru selama pembelajaran terrmasuk kategori “baik”.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Cetakan ke-13. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Ibrahim. (2002). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa.

Irmawati. (2007). “Penerapan Model Treffinger Dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitas dan Kemampuan Pemecahan Masalah”. Skripsi. Malang:FKIP, Universitas Muhammadiyah Malang.

Kurnianingsih, dkk. (2004). Matematika SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Esis Noormandiri, dkk. (2003). Buku Pelajaran Matematika SMU Untuk Kelas 1.

Gambar

Tabel 1: Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar
Tabel 2: Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta didik selama Kegiatan Belajar Mengajar

Referensi

Dokumen terkait

Pelatihan membuat aksesoris rambut ( headpiece) dari limbah sisik ikan diadakan untuk memberikan keterampilan kepada anggota PKK Kutisari Indah Barat, sebagai

Di Desa Wisata Atraksi Tenun Troso Jepara salah satu alasan yang penulis dapatkan dari adanya persaingan harga ini adalah karena tidak ingin pesaingnya lebih

Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya pemberdayaan masyarakat melalui forum kesehatan desa dalam pencapaian cakupan jamban di Desa Jatipurus Kecamatan Poncowarno

Output yang hendak dicapai melalui buku ajar ini adalah agar mahasiswa mampu menyusun melodi dalam tangganada mayor dan minor sebagai latihan awal dalam tradisi komposisi

Dengan demikian, dari analisis terhadap ketentuan awig- awig desa pakraman yang telah diteliti, dapat disimpulkan bahwa awig-awig desa pakraman telah mengatur

Sebenarnya penanganan infertilitas dapat menjadi hal yang mudah dan menarik sepanjang didasari oleh pengetahuan praktis yang penting.Dalam kursus ini Sejawat akan dibantu

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas yang mengacu pada fenomena, maka masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kelas

Pengamatan pola pertumbuhan keempat sel fitoplankton dilakukan setiap 1 hari selama 18 hari waktu pertumbuhan dalam media kultur air laut dengan penambahan medium