• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Faktor yang Memperngaruh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Faktor Faktor yang Memperngaruh"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Struktur

Modal pada Sektor Tekstil dan Garmen yang Terdaftar

di BEI

Periode Tahun 2013-2017

KORIN INDRIANI

Universitas Trilogi

1. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan dana sangat penting dalam membangun dan menjamin kelangsungan perusahaan. Dana dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan. Manajer keuangan harus mempertimbangkan dengan baik masingmasing sumber dana yang dipilih karena memiliki konsekuensi finansial yang berbeda-beda.Pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan dapat disediakan dari dua sumber yaitu sumber internal perusahaan dan sumber eksternal perusahaan (Bambang, 2001:5)

Dana tersebut merupakan dasar terbentuknya struktur modal disuatu perusahaan yang berasa dari dua sumber pendanaan tersebut. Sartono (2001:225) mengatakan bahwa struktur modal merupakan perimbangan dari jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh utang, saham preferen dan ekuitas saham biasa (Horne & Wachowicz, 2007:232)

(2)

(Riyanto, 2011:216). Dalam penggunaan hutang jangka Panjang pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan lalu untuk modal sendiri terdiri dari berbagai jenis saham dan laba ditahan. Jadi semakin besar proporsi modal asing/hutang jangka Panjang dalam struktur modal perusahaan, akan semakin besar pula resiko terjadinya ketidakmampuan untuk membayar kembali hutang jangka Panjang beserta bunganya pada tanggal jatuh tempo. (Putria & Erni 2010:180. Struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen , dan modal pemegang saham (Weston & Copeland, 1999;19).

Penelitian ini menggunakan perusahaan tekstil dan garmen karena saat ini di Indonesia pertumbuhan perusahaan tersebut sangat pesat.Industri garmen menjadi salah satu penyumbang devisa ekspor tertinggi . kinerja ekspor industri TPTnasional selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,28 persen dengan nilai ekspor pada tahun 2015 mencapai 12,28 miliar Dolar Amerika Serikat (AS).Kinerja ini masih lebih baik jika dibandingkan kinerja ekspor nasional sekitar 4,69 persen dan ekspor non migas sebesar 8,92 persen.prospek pertumbuhan industri TPT nasional semakin baik pada masa mendatang karena permintaan pasar di dalam negeri yang terus melonjak serta meningkatnya konsumsi dunia. Apalagi, pangsa pasar industri tekstil Indonesia hanya dua persen dari pasar tekstil dunia, sehingga membuka peluang besar untuk memperluas pasar industri TPT nasional di pasar dunia. (industribisnis.com)

(3)

berbeda terkait dengan pengaruh profitabilitas, struktur modal, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal.

Hadianto, Muhajir dan Triyono (2010) dan Joni dan Lina (2010) menunjukan adanya pengaruh antara profitabilitas terhadap struktur modal. Sebaliknya, Kartini dan Tulus (2008) dan Seftianne dan Handayani (2011) menunjukan tidak adanya pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.

(4)

penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di BEI periode Tahun 2013-2017”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah penelitian ini sebaai berikut :

1. Apakah faktor pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI ?

2. Apakah faktor rasio hutang berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI ?

3. Apakah faktor struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI ?

4. Apakah faktor profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan perusahaan tekstil dan garmen di BEI ?

5. Apakah faktor struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusalah masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk menganalisa faktor pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI 2. Untuk menganalisa faktor rasio hutang berpengaruh terhadap struktur

modal pada perusahaan tekstil dan garmendi BEI

3. Untuk menganalisa faktor struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada

4. Untuk menganalisa faktor profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan perusahaan tekstil dan garmen di BEI

(5)

4. Hipotesa Penelitian

Penelitian ini menggunakan alat statistik atau SPSS untuk mengetahui berpengaruh atau tidak antara variabel independent dengan variable dependen. Hipotesa sebagai berikut :

1. H 1 : Variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI

2. H 2: Variabel rasio hutang berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI..

3. H 3 : Variabel struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI.

4. H 4 : Variabel faktor profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI.

5. H 7 : Variabel struktur modal berpengaruh pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI

5. Landasan Teori

5.1 Pengertian Struktur Modal

Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan yang permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Weston and Copeland, 1997:19). Menurut Bambang (2001:22) struktur modal adalah pembelanjaan permanen antara utang jangka panjangdengan modal sendiri. Menurut Suad dan Enny (2004:176) struktur modal adalah perbandingan hutang dan modal sendiri dalam struktur finansial perusahaan. Sedangkan menurut Brealey et al. (2007:6) struktur modal adalah gabungan pendanaan utang jangka panjang dan ekuitas. Dari teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur modal adalah campuran pembiayaan berbentuk hutang dengan modal sendiri dalam struktur finansial perusahaan..

(6)

diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (DER). Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014) 8

digunakan untuk mengukur penggunaan total utang terhadap total shareholder’s

equity yang dimiliki perusahaan. DER menurut (Horne 2005:234) dirumuskan sebagai berikut:

5.1.1 Pertumbuhan Penjualan

Kesuma (dalam Clarensia dan Azizah, 2012) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan (growth of sales) adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan utang, begitu pula sebaliknya. Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan penjualan pada tahun t setelah dikurangi penjualan pada periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan Penjualan dalam penelitihan ini dihitung dengan menggunakan prosentase kenaikan dan penurunan dari suatu periode ke periode berikutnya. Sales Growth (SG) menurut (Warsono, 2003:236) diformulasikan dengan :

(7)

5.1.2 Rasio Likuiditas

Fred Weston (dalam Kasmir, 2015:129) menyatakan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan).

Jenis- jenis pengukuran Rasio Likuiditas:

• Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancarnya dalam suatu tahun dari operasinya.

Rumus Current Ratio : Aktiva Lancar Utang Lancar

• Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini mengukur likuiditas jangka sangat pendek.

Rumus rasio cepat (quick ratio) =: Aktiva Lancar – Persediaan Utang Lancar

• Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kas yang tersedia untuk membayar utang. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

(8)

• Rasio Perputaran Kas

Rasio perputaran kas (cash turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Dari hasil perhitungan rasio perputaran kas apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti ketidakmampuan perusahaan dalam membayar tagihannya.

Rumus perputaran kas : Penjualan Bersih Modal kerja bersih

• Inventory to Net Working Capital

Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

Rumus INWC : Persediaan Aktiva Lancar – Utang Lancar

5.1.3 Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal

(9)

5.1.4 Profitabilitas

(10)

5.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal

Salah satu fungsi manajer keuangan adalah memenuhi kebutuhan dana untuk pembelanjaan perusahaan. Di dalam melakukan tugas tersebut manajer keuangan dihadapkan dengan dua pilihan sumber pembelanjaan, menggunakan dana yang bersumber dari utang atau menggunakan dana yang berasal dari modal sendiri. Adakalanya penggunaan utang membuat nilai perusahaan meningkat, tapi pada tingkat utang tertentu bisa membuat perusahaan dibayang-bayangi kemungkinan kebangkrutan. Dalam menentukan perimbangan antara besarnya utang dan jumlah modal sendiri yang tercermin pada struktur modal perusahaan, maka perlu memperhitungkan adanya berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hanafi (2004:345) berpendapat bahwa beberapa hal yang bisa dipakai sebagai pertimbangan dalam menentukan struktur modal diantaranya adalah struktur aset dan Tingkat pertumbuhan penjualan. Menurut Brigham (2011:188-190) perusahaan pada umumnya akan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini ketika melakukan keputusan struktur modal:

1. Struktur aset.

2. Stabilitas penjualan 3. Profitabilitas.

5.2 Penelitian Terdahulu

(11)

berpengaruh terhadap struktur modal. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada beberapa variabel yaitu variable likuiditas dan variabel struktur modal sebagai variabel dependennya. Dan sama – sama menggunakan analisis regresi linier berganda.

• Sudarno (2006) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan sektor infrastruktur,

utilitas, dan transportasi pada bursa efek jakarta. Variabel independen yang digunakan yaitu size, deviden, likuiditas, non debt tax, dan risiko bisnis dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa likuiditas dan non debt tax berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan size, deviden, dan resiko bisnis tidak berpengaruh signifikan. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada beberapa variabel yaitu variable likuiditas dan variabel struktur modal sebagai variabel dependennya. Dan sama - sama menggunakan analisis regresi linier berganda.

• Bram (2008) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap struktur modal emiten sector telekomunikasi periode 2000-2006: sebuah pengujian hipotesis pecking order. Hasil penelitiannya yaitu struktur aktiva dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Size berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

• Farah dan Aditya (2009) dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada industri manufaktur di BEI. Hasil penelitiannya yaitu profitabilitas, likuiditas, dan growth berpengaruh signifikan terhadap struktur modal yang diproyeksikan dengan total leverage, sedangkan size, tangibility, non debt tax shield, age, investment tidak signifikan. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada beberapa variabel yaitu variable likuiditas, profitabilitas dan variable struktur modal sebagai variable dependennya. Dan sama – sama menggunakan analisis regresi linier berganda.

(12)

• Trisna (2010) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal (studi perbandingan pada perusahaan aneka industri dan consumer goods periode 2007- 2009), mentode analisis regresi linier berganda dan uji beda (chow test), dengan variabel

independen yang digunakan yaitu pertumbuhan penjualan, struktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Hasil penelitiannya yaitu untuk perusahaan aneka industri, struktur aktiva dan ukuran perusahaan

berpengaruh positif signifikan, sedangkan profitabilitas dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh. Pada perusahaan consumer goods hasil penelitiannya adalah pertumbuhan perusahaan dan size berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh negative signifikan, dan struktur aktiva tidak berpengaruh.

• Holong (2011) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan LQ 45 periode 2005-2010. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa likuiditas, pertumbuhan

perusahaan, struktur aktiva, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan size tidak signifikan.

• Achmad (2012) dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, memperoleh hasil yaitu struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan size, operating leverage, pertumbuhan penjualan tidak signifikan. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada beberapa variabel yaitu variable likuiditas, profitabilitas dan variable struktur modal sebagai variable dependennya. Dan sama – sama menggunakan analisis regresi linier berganda.

• Bastian et al. (2012) dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan industri farmasi yang terdaftar di BEI. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa profitabilitas dan struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan size dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh. Sesuai dengan uraian dalam latar belakang masalah dan penelitian terdahulu, penelitian ini memiliki persamaan yaitu meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan objek perusahaan sektor transportasi karena merupakan sector yang penting dalam kegiatan perekonomian, dan juga penggunaan satu jenis sektor diharapkan agar penelitian lebih

(13)

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian selanjutnya yaitu struktur modal pada sektor transportasi dan enam variabel independen yang mempengaruhinya.

6. Metode Penelitian 6.1 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, data yang dikumpulkan dari laporan keuangan yang berada di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013-2017. Dimana data tersebut merupakan angka-angka yang disebut sebagai data sekunder yang nantinya diolah dan dinyatakan pada analisis yang mempengaruhi struktur modal. Faktor tersebut digunakan untuk menilai atau mengukur seberapa besar atau seberapa baik pengaruh struktur modal suatu perusahaan.

6.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang telah tercatat dalam laporan keuangan tahunan perusahaan sub sektor Tekstik dan Garmen yang telah tercatat di website resmi BEI www.idx.com. Data tersebut merupakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Laporan Keuangan Tahunan yang dipakai adalah pada akhir pembukuan tahun 2013, 2014, 2015, 2016, dan 2017

6.3 Populasi dan Sampel Penelitian

(14)

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013-2017 sebanyak 5 perusahaan.

6.4 Alat analisis Penelitian

alat analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah Uji Asumsi Klasik, Analisa Korelasi dan Uji Analisa Regresi .

6.5.1 Uji Asumsi Klasik • Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal ataukah tidak. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data harus berdistribusi normal. Namun, jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit maka dapat menggunakan metode non parametrik. Dalam uji ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan sebesar 0,05 atau 5% (Wiyono, 2011:149). Jadi, jika nilai signifikan > 0,05, maka data berdistribusi normal. Namun, jika nilai signifikan  0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini menggunakan plot probabilitas normal untuk menguji normalitas data yang diteliti.

Uji Heteroskedastisitas

(15)

probabilitas signifikan variabel independen di atas tingkat kepercayaan 5% maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2007:93).

Uji Autokorelasi

Ghozali (2007:95) menyatakan uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji statistic Durbin- Waston (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Angka D-W di bawah -2 berarti terjadi autokorelasi positif; (2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi; (3) Angka D-W di atas +2 berarti terjadi autokorelasi negatif.

6.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif terhadap variabel dependen dan seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian berkaitan dengan struktur aktiva, likuiditas dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di Bursa Efek Indonesia secara linier.

• Multikolinearitas

Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1

(16)

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1(0≤

R2≤1). Koefisien determinasi (R2) dapat di interprestasikan sebagai berikut:

(1) Jika nilai R2 mendekati 1, menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat; (2) Jika nilai R2 mendekati 0, menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin lemah.

Uji F - Statistik

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Untuk menguji kelayakan data ini digunakan uji statistik F, dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Taraf

signifikan α = 0,05; (2) Kriteria pengujian dimana p value < α berarti model layak untuk di uji, sedangkan apabila p value > α berarti model tidak layak untuk di uji.

Uji t (Hipotesis)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Dengan tingkat signifikan level 0,05 (α=5%). Kriterianya: (1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen; (2) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima.

Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

7. Sistematika Penulisan

(17)

Latar Belakang Masalah

Pada bagian ini memuat latar belakang permasalahan penelitian mengapa penulis ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan Tekstil dan Garmen .

Rumusan masalah

Pada bagian ini peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah.

Tujuan Penelitian

Pada bagian ini peneliti membuat tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah.

Hipotesa Penelitian

Pada bagian ini peneliti membuat Hipotesa Penelitian berdasarkan Rumusan Masalah.

Landasan Teori

Pada bagian ini peneliti menjelaskan secara keseluruhan bagaimana mengukur kinerja keuangan dengan menghitung rasio keuangan sesuai dengan rumus yang sudah ada dan bagaimana cara melihat nilai suatu perusahaan dengan pengukuran yang sudah ada.

Metode penelitian

Pada bagian ini peneliti menjelaskan bagaimana mengambil data yang sudah ada untuk dikelola atau dihitung, populasi dan sampel data yang diambil, dan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independent dan variabel dependent.

8. Daftar Pustaka

1) Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.

(18)

3) Kisman, Z.Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and Evidence.Transylvanian Review.Vol XXIV, No. 08,2016.

4) Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan 2013-2017 Subsektor Jasa Tekstil dan Garmen www.idx.co.id diakses 19 April 2018.

5) Taruna, Topowijono, Devi. 2014Administrasi Bisnis :Pengaruh Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan Penjualan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal. Malang,Universitas Brawijaya.

6) Abiprayasa,Muhammad, Linda. 2014. Analisis Akuntansi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Tekstil dan Garmen di BEI. Semarang :Universitas Negeri Semarang.

7) Selly. 2014. Ilmu & Riset Akuntansi: Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aset dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA).

8) Cindy. 2017. Ilmu dan Riset Manajemen : P engaruh Pertumbuhan Penjualan, Ukuran P erusahaan, Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). 9) Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

4. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

10)Horne, James C. Van and John M. Wachowicz, JR. 2007. Fundamentals

of Financial Management. Jakarta : Salemba Empat.

11)Sartono, R.Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Berdasarkan uraian di muka maka dapat diketahui bahwa interpretasi terhadap keistimewaan Yogyakarta oleh Pemerintah Pusat dalam berbagai rumusan dari sejumlah UU tersebut terletak

Dokazuje se B´ezoutov teorem, a u toˇcki 1.6 pokazujemo da polinom s realnim koeficijentima moˇze imati realne nultoˇcke i / ili parove konjugirano kompleksnih nultoˇcaka.. U toˇcki

terhadap keputusan pembelian produk minuman kemasan merek Bolesa dengan. pertanyaan setiap variabel (harga, distribusi dan merek) yang diajuhkan

Perbandingan antar kelompok perlakuan menunjukkan hasil bahwa peningkatan jumlah limfosit-T yang terbaik ditemukan pada pemberian komplemen EDM dan obat anti

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat

[r]

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga